Anda di halaman 1dari 48

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN PENDERITA

CONGHESTIVE HEART FAILURE, HIPERTENSI STAGE II, DM2NO,


COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA, ACUTE KIDNEY INJURY DD
ACUTE ON CHRONIC RENAL FAILURE, ASIDOSIS METABOLIK DI
 

ANUGRAINI AYU PERTIWI, S.Tr.Gz


ASUHAN GIZI
Identitas Pasien
Nama Tn. G No. RM 01911756
Usia 66 tahun Bangsal Wisnumurti
Jenis Kelamin Laki-laki Tgl Masuk RS 12/11/2019
Tanggal Lahir 12/04/1953 Tgl Skrinning 12/11/2019
Agama Islam Diagnosa Medis Conghestive Heart Failure
Hipertensi Stage II ,
DM2NO, Community
Acquired Pneumonia, Acute
Kidney Injury DD acute on
Chronic Renal Failure,
Asidosis Metabolik
Pekerjaan tukang
becak
A. Skrining Gizi Menggunakan Form NRS-2002

  Skrining Skrining Usia >70 TOTAL


lanjut I Lanjut II tahun SKOR
SKOR 2 1 0 3
Jika = ≥3 berisiko malnutrisi
Jika = <3 tidak berisiko malnutrisi
Kesimpulan : pasien berisiko malnutrisi
B. Assessment
1. Identitas Pasien (CH. Riwayat Personal)
Kode
Jenis Data Data Personal
IDNT
CH.1.1 Nama Tn. G
CH.1.1.1 Umur 66 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Laki-laki
CH.1.1.2 Suku/Etnik Jawa
CH.1.1.7 Peran dalam Kepala Keluarga
Keluarga
  Diagnosis Medis Conghestive Heart Failure
Hipertensi Stage II , DM2NO,
Community Acquired Pneumonia,
Acute Kidney Injury DD acute on
Chronic Renal Failure, Asidosis
Metabolik
2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit (CH)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2 Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Sekarang :
1 hari SMRS pasien merasakan sesak napas. Nyeri
dada (-), mual (-), muntah(-), keringat dingin (-).
Pasien lalu berobat ke RS Beteshda Lempuyangan
dengan keluhan, sesak (+), batuk (+), demam (+)

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit DM (+) sejak 10 tahun yang lalu,
pasien mengeluh sesak yang dirasakan sudah
kurang lebih 1,5 tahun yang lalu dan menjadi parah
dalam 1 bulan terakhir akan tetapi tidak pernah
CH.2.1 memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter.

CH.2.1.5 Keluhan Pasien Sesak (+), PND/nafas pendek(+), batuk (+), demam
(+)
CH.2.1.8 Gastrointestinal Mual (-), Muntah (-), Nafsu makan menurun (+)
Imun/Alergi Tidak Ada Alergi Makanan
Makanan
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
CH.3.1 Riwayat Sosial Pekerjaan : tukang becak tapi sudah berhenti
Hidup bersama istri dan anak cucunya

Kesimpulan : pasien mengeluh sesak, nafas pendek, batuk dan demam


3. Berkaitan dengan Riwayat Makan (FH)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
FH.2.1 Riwayat Diet Makanan pokok : Nasi = 3x/hari @1 centong
(pola makan) di Lauk hewani : ayam 1x/hari @ 1 ptg, ikan laut 1x/hari @1 ptg, telur 1x/hari @ 1
Rumah sebelum butir (digoreng/dibakar)
sakit
Lauk nabati : tahu, tempe 3x/hari @1 ptg (digoreng)

Sayuran : sop 3x/hari (wortel @3 sdm, sawi @3 sdm, kol @4 sdm), bening bayam
(bayam) 2x/mgg @1 gls (bayam @5 sdm)

Buah : mangga, pepaya jarang konsumsi buah

Minum : teh manis 1x/hari @1 gls

Pisang goreng 1x/hari @1 ptg


Suka konsumsi makanan yang diawetkan sosis dan bakso
Sering membeli makanan diluar rumah
FH.2.1.1 Pemesanan Diet DJ2 DM 1700 kkal
FH.2.1.2 Pengalaman Diet Tidak pernahdiet khusus (makanan biasa)
FH.2.1.3 Lingkungan Makan sendiri
Makanan Sering membeli makanan dari luar terutama siang dan sore hari

FH.4.1 Pengetahuan Dulu dalam jangka waktu yang sudah lama pernah mendapatkan konseling
tentang makanan mengenai diet DM, tetapi dalam waktu dekat ini belum pernah. Edukasi dilakukan
dan gizi oleh dokter tentang penggunaan gula murni dan makanan yang manis-manis
Kesimpulan :
Pasien sudah pernah mendapatkan edukasi mengenai
DM dalam jangka waktu yang sudah lama oleh dokter
tentang pembatasan penggunaan gula murni dan makanan
yang manis tetapi belum pernah mendapat edukasi kembali
dalam waktu yang dekat, namun pasien masih
mengonsumsi teh manisdi rumah, masih suka konsumsi
makanan yang diawetkan seperti sosis.
a. SQFFQ

 
Protein Karbohidrat
Energi (kkal) Lemak (gr)
(gr) (gr)

Asupan Oral 1030,65 57,95 45,41 137,37


Kebutuhan 1782 37,23 49,5 296,89
% Asupan 57,83% 155,65 % 91,73 % 46,14 %
  Kurang Diatas Kurang Kurang
Kebutuhan

Kesimpulan :
Berdasarkan kebiasaan makan pasien sebelum masuk RS,asupan
protein pasien lebih, asupam lemak yang normal. Sedangkan asupan
energi, karbohidrat, pasien kurang.
b. Recall 24 Jam
 
Lemak Karbohidrat
Energi (kkal) Protein (gr)
(gr) (gr)

Asupan Oral 410,41 15,96 10,73 123,16


Kebutuhan (standar 1782 37,23 49,5 296,89
RS)

% Asupan 23,03 % 42,86 % 21,67 % 41,48 %


  Kurang Kurang Kurang Kurang

Kesimpulan :
Berdasarkan kebiasaaan makan pasien (Recall 24 jam), asupan
energi, protein, lemak, karbohidrat, natrium pasien kurang.(WNPG,
2004).
4. Pengukuran Antropometri (AD)
Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
AD.1.1 TB/Panjang Badan 155,17 cm (Estimasi dengan ULNA
21,9 cm)
AD.1.2 Berat Badan 49,65 kg (BBI)
  Perubahan Berat -
Badan
  LLA 24,6 cm
  Status Gizi 80,13 % (underweight) (WHO-
Berdasarkan LLA NCHS)

Kesimpulan :
Status pasien diukur menggunakan persentil LLA dengan hasil
Pasien memiliki status gizi underweight dengan kategori persen <70%
(WHO-NCHS).
5. Pemeriksaan Fisik/Klinis (PD)
Kode Data Fisik/Klinis Hasil
IDNT
PD.1.1.1 Penampilan Lemah, Compos Mentis
Keseluruhan
PD.1.1.5 Sistem Pencernaan Mual (+), Muntah (-) Nafsu makan
menurun (+)
PD.1.1.6 Kepala dan Mata -
PD.1.1.9 Vital Sign Keluhan : sesak, batuk
Tekanan Darah TD = 188/78 mmHg (N=<130/85 mmHg)
Nadi 88×/menit (N=60-100x/menit)
Suhu
36,5oC (N=36oC-37oC)
Respirasi
24-28x/menit (N=20-30x/menit)

Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik/klinis pasien lemah/CM. Untuk vital
sign yaitu tekanan darah tinggi, nadi, suhu dan respirasi pasien
dinyatakan normal (tidak ada gangguan). Pasien mengeluh sesak, batuk.
Sistem pencernaan mual.
6. Pemeriksaan Biokimia (BD)
Kode Data Biokimia Hasil Nilai Ket.
IDNT Rujukan
BD.1.1.1 Ph 7,315 7,35-7,45 Rendah
BD.1.1.3 pCO2 25,5 mmHg 35-45 Rendah
BD.1.1.4 pO2 119 mmHg 80-95 Tinggi
BD.1.2.1 BUN 73,3 mg/dL 6-20 Tinggi
BD.1.2.2 Creatinin 9,72 mg/dL 0,7-1,2 Tinggi
BD.1.2.5 Natrium 125 mmol/L 136-145 Rendah
BD.1.2.6 Klorida 97mmol/L 98-107 Rendah
BD.1.2.7 Kalium 4.58 mmol/L 3,5-5,10 Normal
BD.1.5.2 GDS 223 mg/dL 80-140 Tinggi
BD.1.10.1 Hemoglobin 8,5 g/dL 13-18 Rendah
BD.1.11.1 Albumin 2,21 3,97-4,94 Rendah
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pasien mengalami hipoalbumin,
hiponatremia, hiperglikemia, gangguan fungsi jantung. Nilai PCO2 dan
HCO3 rendah menunjukkan adanya asidosis metabolik. Peningkatan nilai
BUN dan creatinin menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal
7. Terapi Medis (CH)
Kode Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan
IDN makanan
T

ND.6 Captopril Menurunkan tekanan darah Menghindari makanan tinggi


tinggi kalium

  Furosemid Mengobati penumpukan Menghindari makanan tinggi


cairan karena gagal jantung Kalium dan Magnesium

  Amlodipin Menurunkan tekanan darah Menghindari makanan tinggi


kalium

PCT Mengobati nyeri dan demam Hindari makanan tinggi Kalium

Inj Cefoperazone Obat antibiotik menangani infeksi Menghindari konsumsi produk


susu dan kalium
  Inj Albumin Meninhkatkan nilai albumin Menghindari konsumsi teh hijau
dan makanan atau minuman
tinggi kalsium

  Metadopromide Obat anti muntah Diminum 30 menit sebelum


makan

Natrium Bikarbonat Menurunkan kadar asam dalam Menghindari konsumsi susu dan
tubuh, pH darah yang rendah produk susu
(asidosis)
C. Diagnosis Gizi
12 November 2019

Domain Intake (NI)


NI.2.1. Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya
kemampuan konsumsi energi ditandai oleh asupan recall 24 jam kurang
dari 80% kebutuhan (energi 410,41 kkal (23,03%, protein 15,96
gram(42,86%), lemak 10,23 gram (21,62%), KH 123,16 gram (41,48%)

NI 3.2 Kelebihan asupan cairan berkaitan dengan gagal jantung ditandai


oleh penggunaan obat diuretika dan diagnosa CHF
NI.5.3 Penurunan kebutuhan protein berkaitan dengan gangguan fungsi
ginjal ditandai oleh nilai BUN 73,3 mg/dL, creatinin 9,72 mg/dL yang
meningkat dan diagnosa AKI dd acute on CRF

Domain Clinis (NC)


NC.2.1 Gangguan utilisasi zat gizi karbohidrat berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin ditandai oleh peningkatan kadar glukosa 223
mg/dL dan diagnosa DM2NO
D. Intervensi Gizi
NP – 1.1 Preskripsi Diet : DJ II DM RP 1700 RG
1. Bentuk : Lunak
2. Rute : Oral
3. Tujuan :
a.Memenuhi asupan makan hingga ≥ 50% kebutuhan
b.Membantu mengurangi sisa hasil metabolisme
c.Mengendalikan kadar gula darah
4. Prinsip/syarat Diet
a.Energi sesuai kebutuhan
b.Protein 0,75 gram/kgBBI
c.Lemak 25 % dari total energi
d.Karbohidrat cukup
e.Cairan dibatasi, 600 mL
f.Natrium dibatasi, 2.300 mg
g.Prinsip 3J (Jadwal, Jenis Jumlah)
4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan Energi (PERKENI)
BMR = 30 kkal x BBI
= 30 kkal x 49,65 kg
= 1485 kkal
Koreksi faktor aktifitas = 10% x BMR
= 10 % x 1485 kkal
= 148,5 kkal
Koreksi faktor usia = 10% x BMR
= 10% x 1485 kkal
= 148,5 kkal
Koreksi faktor BB = 20% x BMR
= 20% x 1485 kkal
= 297 kkal
Kebutuhan energi = BMR + faktor aktifitas – faktor usia -
faktor BB
= 1485 + 148,5 – 148,5 + 297
= 1.782 kkal
Kebutuhan Protein Kebutuhan Karbohidrat
Protein = 0,75 gram x 49,65 kg Karbohidrat = Total energi – (Energi protein +
= 37,23 gram Energi lemak)
Kebutuhan Lemak = 1782 kkal – (142,92+413,1)
Lemak = 25% x total energi = 1782 kkal – 556,02 kkal : 4
= 25% x 1782 kkal : 9 = 981,801 kkal : 4
= 45,9 gram = 296,89 gram

e.Cairan = 0,5 mL x Kg BBA x 24 jam


= 0,5 x49,65 kg x 24 jam
= 595,8 mL/hari

f.Natrium= 2.000 mg/hari


(Krause)
5. Terapi Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian

ND.2.1 Nutrisi enteral


ND.2.1.1 Komposisi : DJ2 DM 1700 kkal RP 40 RG
ND.2.1.4 Frekuensi : 3x makan utama, 3x selingan
ND.2.1.6 Rute : Oral
ND.2.1.8 Site Care : Wisnumurti
Implementasi Diet Rumah Sakit

  Energi Protein Lemak Karbohidrat

Standar Diet RS 1841,5 42,1 53,3 304,6


Infus - - - -
Kebutuhan/Planning 1782 37,23 49,5 296,89

%Standar/Kebutuhan 103,33 % 113,08 % 107,67 % 102,59 %

Kesimpulan :
Makanan dengan standar RS telah memenuhi kebutuhan pasien >mencapai
80%.
6. Rekomendasi Diet
Waktu Standar Diet Rumah Sakit Rekomendasi Standar Diet
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Makan Pagi Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Minyak =5g Minyak =5g
Selingan Pagi Bihun goreng = 100 g Bihun goreng = 100 g
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Makan Siang
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Buah = 125 g Buah = 150 g
Minyak = 7,5 g Minyak = 7,5 g
Selingan Siang Kentang rebus = 200 g Kentang rebus = 200 g
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Makan Malam
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Buah = 125 g Buah = 150 g
Minyak = 7,5 g Minyak =5g
Snack Malam Singkong rebus = 200 g Singkong rebus = 200 g
Nilai Gizi
Energi (kkal) 1841,5 1798,1
Protein (g) 42,1 37,6
Lemak (g) 53,3 53,3
KH (g) 304,6 285,5
7. Edukasi Gizi

E.1.1 Tujuan Edukasi


Memberikan edukasi dan informasi kepada keluarga dan pasien
mengenai pentingnya asupan untuk menunjang kesehatan dan
kualitas hidup pasien
Penegakan 3 J pada diet DM

E.1.2 Prioritas Modifikasi


Pemberian diet DJ II DM 1700 RP RG dalam bentuk lunak
(bubur nasi) untuk memenuhi kebutuhan pasien
 
8. Kolaborasi

RC.1.4 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, yaitu :


1. Dokter terkait penanngung jawab pasien
2. Perawat terkait pemberian obat
3. Pramusaji terkait pergantian diet di billing system dan buku less
pramusaji
9. Rencana Monitoring dan Evaluasi
  Hal yang Waktu Target
diukur Pengukuran
Antropometri
Awal dan akhir
LILA Tidak ada perubahan
pengamatan

Biokimia Hemoglobin, Albumin


Natrium, Kalium, BUN,
Sesuai jadwal pemeriksaan Mendekati normal
Creatinin, Klorida,
GDS
Fisik/Klinik
Kondisi umum, tekanan
Mendekati normal (-)
darah, nadi, suhu,
Setiap kali pemeriksaan sesak, mual (-), muntah
respirasi, sesak, mual,
(-)
muntah

Asupan zat
gizi
Asupan energi, protein, ≥ 50% asupanTidak ada
Setiap hari dan setiap kali
lemak, karbohidrat, penumpukan cairan pada
makan
natriumcairan tubuh
E. Monitoring dan Evaluasi
a. Antropometri

Waktu LLA (cm) %LLA Status Gizi


12/11/2019 24,6 80,13% Underweight

15/01/2019 24,6 80,13% Underweight

Dari tabel diatas diketahui bahwa LLA pasien tidak mengalami perubahan
yaitu 24,6 cm dan untuk % LLA tetap yaitu 80,13 % dengan kategori status gizi
underweight (WHO-NCHS). Belum ada peubahan LLA karena perubahan LLA
linier 3 bulan sekali.
b. Biokimia
Nilai
Pemeriksaan Satuan Hasil Pengamatan
Normal
12/11 13/11 13/11 14/11 15/11 16/11
Hemoglobin g/dl 13,0 – 8,5 5,7 -
18,0 g/dl - - -
Albumin g/dl 3,4-5 g/dl 2,21 - - - - -
Natrium mmol/L 136-145 125 - -
mmol/L 136 141 141

GDS mg/dl 60-180 223 - - - 179


-
mg/dl
BUN mg/dl 8-23 73,3 82,3 27,2 27,2 -
-
mg/dl
Creatinin mg/dl 0,7-1,20 9,72 9,17 3,31 3,31 - -
mg/dl
Kalium mg/dl 3,5-5,10 4,58 4,32 3,29 3,29- - -
mg/dl
Klorida mg/dl 98-107 97 95 107 107 - -
mmol/L
Phospat mg/dl 2,7-4,5 - - 7,0 - - -
Anorganik mg/dl
pH 7,35-7,45 7,31`5 - - 7,41 7,41 -
PO2 mmHg 80-105 119 - - 105,4 105,4 -
PCO2 mmHg 35-45 22,5 - - 29,2 29,2 -
HCO3 Mmol/L 22-26 11,3 - - 18,9 18,9 -

Dari hasil monitoring pemeriksaan biokimia, kadar Hb pasien pada awal pengamatan
sudah rendah hingga hari akhir pengamatan. Pada catatan dokter psien butuh transfusi
darah, akan tetapi belum mendapatkan tindakan tranfusi.
Kadar albumin yang rendah dari awal hingga akhir pengamatan, menunjukkan masih
terjadinya hipoalbumin, akan tetapi sudah mendapatkan tindakan pemberian injeksi
albumin unuk membantu meningkatkan nilai albumin. Kadar GDS pasien sudah
mendekati normal (turun).

Kadar BUN dan kreatinin masih tinggi, menurut Kossovky dkk menyebutkan
perburukan fungsi ginjal pada pasien gagal jantung kongestif disebabkan oleh banyak
faktor seperti pertambahan usia, kadar kreatinin serum awal diatas normal, tekanan
darah sistolik rendah, diabetes mellitus dan hipertensi.
• Kadar natrium sudah mencapai batas normal. Kadar natrium
bisa rendah ketika cairan dan natrium dalam tubuh tidak
seimbang, bisa karena terlalu banyak cairan dalam tubuh
atau karena kadar natrium dalam tubuh tidak cukup. Kadar
natrium yang rendah bisa terjadi karena salah satunya karena
faktor masalah jantung, ginjal, dan hati. Masalah jantung
(seperti gagal jantung kongesif), gagal ginjal, atau penyakit
hati dapat mempengaruhi kerja ginjal dan hati. Masalah ini
mengakibatkan kadar natrium dalam darah menjadi rendah
(Hewitt, dkk 2017).
c. Fisik/Klinis
Pemeriksaan Fisik Hasil Pengamatan
15/11 16/11
12/11 13/11 14/11

Tingkat kesadaran CM CM CM CM CM

Lemah Membaik Membaik Membaik


Tampak lemah Lemah

Sesak Sesak Sesak berkurang Tidak sesak Tidak sesak


Sesak berkurang

Mual Mual Mual berkurang Mual Mual


Mual berkurang berkurang berkurang

- Muntah - Muntah -
Muntah

Kongjungtiva Pucat Pucat - - -


pucat
Pusing - - - Pusing -
Pemeriksaan Batas
Satuan Hasil Pengamatan
Klinis Normal

12/11 13/11 14/11 15/11

Tekanan
120/80 mm/Hg 188/78 190/100 188/100 184/97
Darah
75
Nadi 60-100 x/menit 88 103 80
22
Respirasi 20-24 x/menit 24-28 20 20

Suhu 36-37 O
C 37,2 36,8 36 36,2
Berdasarkan fisik/klinis diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan pasien dari
awal masuk hingga berjalannya monitoring masih dalam keadaan compos
mentis, kondisi lemah sudah mulai membaik, sesak sudah tidak ada, mual,
muntah, dan pusing mulai berkurang.

Dari data vital sign diatas dapat diketahui bahwa keadan klinis pasien yaitu nadi
dan respiras yang masih normal, suhu yang mulai turun menandakan sudah
tidak lagi demam. Sedangkan untuk tekanan darah pasien tinggi. Namun
beberpa hari kemudian, tekanan darah pasien bertahap semakin menurun.
Tekanan darah yang semakin menurun dikarenakan adanya pemberian obat
penurun tekanan darah tinggi.
Pemeriksaan tekait tanda tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu juga menunjukkan hasil yang baik. Kestabilan tanda-tanda vital ini
dipengaruhui terapi medis berupa obat yang diberikan. Tekanan darah pasien
dari awal pengamatan hingga akhir pengamatan terus menuju nilai normal.
Sedangkan, suhu tubuh pasien selama dirawat di RS masuk dalam keadaan
demam dan sudah tidak demam pada hari kedua dan ketiga. Suhu masuk dalam
kategori normal antara 36-36,5 ˚C
d. Asupan Makan
Parameter
Asupan
Nilai Gizi
Energi Protein Lemak
KH (gram) Na (mg)
(kkal) (gram) (gram)
1311/201
Asupan 264,98 21,24 5,78 48,95 70,2
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 14,86 % 57,05 % 11,67 % 16,88 % 3,51%
14/11/201
Asupan 312,44 11,83 3,45 83,81 80,5
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 17,53% 31,77% 7,51% 28,23% 4,02%
15/10/201
Asupan 135,76 6,46 3,98 63,56 86,3
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 7,61% 17,35% 8,67% 21,40% 4,31%
Rata-rata Asupan 237,72 13 4,40 65,44 79,03
Kebutuhan 1782 37,23 45,9 296,89 2000
%Asupan 13,34% 34,91% 9,58% 22,04% 3,95%
Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan
Keterangan
kurang kurang kurang kurang Kurang

Untuk asupan makan pasien berada dibawah target yaitu > 50%, rata-rata
asupan energi 237,72 kkal (13,34%%), protein 13 gram (34,91%%), lemak 4,40
gram (9,58%%), karbohidrat 65,44 gram (22,04%) dan natrium 79,03 mg
(3,95%). Pada hari pertama, pasien belum bisa menghabiskan makanan nya
seperti hari sebelumnya. Namun pada hari kedua mengalami peningkatan karena
sudah tidak lagi merasa mual dan tidak muntah, kemudian pada hari ketiga
kembali menurun di mana pasien merasa mual dan muntah lagi jika konsumsi
makanan, hal ini menyebabkan psien mengalami penurunan kemampuan konsum
energi da zat gizi lain. Tindakan yang sudah dilakukan yaitu pemberian obat anti
mual sebelum makan oleh dokter untuk mengurangi rasa mual tersebut.
Pembahasan
Pada hari pertama kasus yaitu tanggal 13 November 2019 pasien
diberikan diet saat dilakukan monitoring pasien tidak mampu
menghabiskan makanan yang diberikan karena pasien mengaku merasa
mual dan muntah.

Pada tanggal 14 November 2019, pasien masih tetap diberikan diet


yang sama. Pada hari itu pasien menghabiskan 1/4 semua makanan
yang diberikan dengan jumlah asupan energi 312,44, protein 31,77 gr,
lemak 3,45 gr, dan karbohidrat 83,81 gr.

Pada hari berikutnya yaitu tanggal 15 November 2019, pasien


masih tetap diberikan diet yang sama.Pada hari itu saat dilakukan
monitoring asupan pasien, pasien kembali tidak mampu menghabiskan
makanan yang diberikan dikarenakan mengalami muntah dan mual lagi.
Rata-rata asupan makan pasien untuk energi 13,34% (kurang),
protein 34,91% (kurang), lemak 9,58% (kurang), karbohidrat 22,04%
(kurang). Hal ini dikarenakan pasien masih mengalami rasa mual dan
muntah sehingga menurunkan nafsu makanan pasien.

e. Recana Tindak Lanjut


Memberikan diet pasien yaitu DJ2 DM 1700 kkal RP 40 RG
kemudian memberikan makanan lunak sesuai dengan kemampuan
pasien.
Asupan Cairan
Waktu Input (cc) Output IWL UOP Balance
Monitoring (cc) Cairan

13/11/2019 500 1500 500 1,04 -1500


13/11/2019 500 1.500 500 1,04 -500
14/11/2019 1400 300 500 1 +600
15/11/2019 800 900 500 0,75 -600
• Berdasarkan hasil monitoring asupan cairan dapat diketahui bahwa pada
tanggal 14 November 2019 terdapat penumpukan cairan yaitu cairan yang
masuk lebih banyak daripada cairan yang keluar (I > O). Sedangkan pada
tanggal 13 November dan 16 November tidak ada penumpukan cairan
yaitu jumlah cairan yang keluar lebih banyak dibandingkan cairan yang
masuk ke tubuh (O > I).
• Pengawasan natrium dan retensi cairan dapat meningkatkan kerja jatung.
Intake cairan berlebih dapat menurunkan konsentrasi natrium pada cairan
tubuh sehingga dapat terjadi low salt syndrome (hiponatremia).
Hiponatremia yang berat dapat menimbulkan kematian pada pasien gagal
jantung kongesif. Pemenuhan cairan dibatasi untuk mengurangi gejala
sesak, dikarenakan terjadi penurunan kemampuan untuk mengeluarkan air
dalam tubuhnya (Agustina dkk, 2007).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil skrinning pasien menggunakan form NRS 2002 dengan hasil skor yaitu
3, maka pasien dikategorikan pasien beresiko. Diagnosa medis pasien Congestive Heart Failure
Class III , HT ST II, DM2NO, Community Acquired Pneumonia, Acute Kidney Injury
Diagnosa Deferensial Acute on Chronic Renal Failure, Asidosis metabolik. Berdasarkan
pengkajian gizi antropometri, status gizi pasien dari persentil LLA adalah 80,13% masuk dalam
kategori Underweight. Berdasarkan pengkajian gizi biokimia, hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan mengalami peningkatan nilai BUN dan kreatinin, hiperglikemi, asidosis
metabolik. Berdasarkan pengkajian gizi fisik/klinis pasien tampak lemah/CM , pasien mengeluh
batuk,sesak. Sedangkan pengkajian gizi untuk SQFFQ asupan makan pasien yaitu energi
57,83%, protein155,65%, lemak 91,78% dan karbohidrat46,18% dan saat recall 24 jam, asupan
pasien defisit yaitu energi 23,03%, protein 42,56%, lemak 21,67%, dan 41,48%.

Diagnosa pasien yaitu asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya kemampuan
konsumsi energi ditandai oleh asupan recall 24 jam kurang dari 80% kebutuhan (energi 410,41
kkal (23,03%, protein 15,96 gram(42,86%), lemak 10,23 gram (21,62%), KH 123,16 gram
(41,48%). Kelebihan asupan cairan berkaitan dengan gagal jantung ditandai oleh penggunaan
obat diuretika dan diagnosa CHF. Penurunan kebutuhan protein berkaitan dengan gangguan
fungsi ginjal ditandai oleh nilai BUN 73,3 mg/dL, creatinin 9,72 mg/dL yang meningkat dan
diagnosa AKI dd acute on CRF. Gangguan utilisasi zat gizi karbohidrat berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin ditandai oleh peningkatan kadar glukosa 223 mg/dL dan diagnosa
DM2NO
Re-assesment
• Berdasarkan re-assessment antropometri, status gizi pasien dari persen
LLA masih tetap 80,13% yang masuk dalam kategori underweight.
• Berdasarkan re-assessment biokimia, hasil pemeriksaan laboratorium
GDS dari awal masuk sampai pasien pulang sudah mendekati normal.
Sedangkan BUN dan kreatinin masih tingg
• Berdasarkan re-assessment klinik/fisik, keadaan pasien kondisi umum
kondisi pasien mulai membaik. Tekanan darah masih berada dalam batas
normal, nadi suhu dan respirasi dalam batas normal, sesak mulai
berkurang, muntah dan pusing berkurang.
• Berdasarkan re-assessment asupan makan pasiend.Rata-rata asupan
energi 237,72 kkal (13,34%), protein 13 gram (37,23%), lemak 4,40
gram (9,58%), karbohidrat 65,44 gram (22,04%) dan natrium 79,03
mg (3,95%)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai