CH.2.1.5 Keluhan Pasien Sesak (+), PND/nafas pendek(+), batuk (+), demam
(+)
CH.2.1.8 Gastrointestinal Mual (-), Muntah (-), Nafsu makan menurun (+)
Imun/Alergi Tidak Ada Alergi Makanan
Makanan
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
CH.3.1 Riwayat Sosial Pekerjaan : tukang becak tapi sudah berhenti
Hidup bersama istri dan anak cucunya
Sayuran : sop 3x/hari (wortel @3 sdm, sawi @3 sdm, kol @4 sdm), bening bayam
(bayam) 2x/mgg @1 gls (bayam @5 sdm)
FH.4.1 Pengetahuan Dulu dalam jangka waktu yang sudah lama pernah mendapatkan konseling
tentang makanan mengenai diet DM, tetapi dalam waktu dekat ini belum pernah. Edukasi dilakukan
dan gizi oleh dokter tentang penggunaan gula murni dan makanan yang manis-manis
Kesimpulan :
Pasien sudah pernah mendapatkan edukasi mengenai
DM dalam jangka waktu yang sudah lama oleh dokter
tentang pembatasan penggunaan gula murni dan makanan
yang manis tetapi belum pernah mendapat edukasi kembali
dalam waktu yang dekat, namun pasien masih
mengonsumsi teh manisdi rumah, masih suka konsumsi
makanan yang diawetkan seperti sosis.
a. SQFFQ
Protein Karbohidrat
Energi (kkal) Lemak (gr)
(gr) (gr)
Kesimpulan :
Berdasarkan kebiasaan makan pasien sebelum masuk RS,asupan
protein pasien lebih, asupam lemak yang normal. Sedangkan asupan
energi, karbohidrat, pasien kurang.
b. Recall 24 Jam
Lemak Karbohidrat
Energi (kkal) Protein (gr)
(gr) (gr)
Kesimpulan :
Berdasarkan kebiasaaan makan pasien (Recall 24 jam), asupan
energi, protein, lemak, karbohidrat, natrium pasien kurang.(WNPG,
2004).
4. Pengukuran Antropometri (AD)
Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
AD.1.1 TB/Panjang Badan 155,17 cm (Estimasi dengan ULNA
21,9 cm)
AD.1.2 Berat Badan 49,65 kg (BBI)
Perubahan Berat -
Badan
LLA 24,6 cm
Status Gizi 80,13 % (underweight) (WHO-
Berdasarkan LLA NCHS)
Kesimpulan :
Status pasien diukur menggunakan persentil LLA dengan hasil
Pasien memiliki status gizi underweight dengan kategori persen <70%
(WHO-NCHS).
5. Pemeriksaan Fisik/Klinis (PD)
Kode Data Fisik/Klinis Hasil
IDNT
PD.1.1.1 Penampilan Lemah, Compos Mentis
Keseluruhan
PD.1.1.5 Sistem Pencernaan Mual (+), Muntah (-) Nafsu makan
menurun (+)
PD.1.1.6 Kepala dan Mata -
PD.1.1.9 Vital Sign Keluhan : sesak, batuk
Tekanan Darah TD = 188/78 mmHg (N=<130/85 mmHg)
Nadi 88×/menit (N=60-100x/menit)
Suhu
36,5oC (N=36oC-37oC)
Respirasi
24-28x/menit (N=20-30x/menit)
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik/klinis pasien lemah/CM. Untuk vital
sign yaitu tekanan darah tinggi, nadi, suhu dan respirasi pasien
dinyatakan normal (tidak ada gangguan). Pasien mengeluh sesak, batuk.
Sistem pencernaan mual.
6. Pemeriksaan Biokimia (BD)
Kode Data Biokimia Hasil Nilai Ket.
IDNT Rujukan
BD.1.1.1 Ph 7,315 7,35-7,45 Rendah
BD.1.1.3 pCO2 25,5 mmHg 35-45 Rendah
BD.1.1.4 pO2 119 mmHg 80-95 Tinggi
BD.1.2.1 BUN 73,3 mg/dL 6-20 Tinggi
BD.1.2.2 Creatinin 9,72 mg/dL 0,7-1,2 Tinggi
BD.1.2.5 Natrium 125 mmol/L 136-145 Rendah
BD.1.2.6 Klorida 97mmol/L 98-107 Rendah
BD.1.2.7 Kalium 4.58 mmol/L 3,5-5,10 Normal
BD.1.5.2 GDS 223 mg/dL 80-140 Tinggi
BD.1.10.1 Hemoglobin 8,5 g/dL 13-18 Rendah
BD.1.11.1 Albumin 2,21 3,97-4,94 Rendah
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pasien mengalami hipoalbumin,
hiponatremia, hiperglikemia, gangguan fungsi jantung. Nilai PCO2 dan
HCO3 rendah menunjukkan adanya asidosis metabolik. Peningkatan nilai
BUN dan creatinin menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal
7. Terapi Medis (CH)
Kode Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan
IDN makanan
T
Natrium Bikarbonat Menurunkan kadar asam dalam Menghindari konsumsi susu dan
tubuh, pH darah yang rendah produk susu
(asidosis)
C. Diagnosis Gizi
12 November 2019
Kesimpulan :
Makanan dengan standar RS telah memenuhi kebutuhan pasien >mencapai
80%.
6. Rekomendasi Diet
Waktu Standar Diet Rumah Sakit Rekomendasi Standar Diet
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Makan Pagi Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Minyak =5g Minyak =5g
Selingan Pagi Bihun goreng = 100 g Bihun goreng = 100 g
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Makan Siang
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Buah = 125 g Buah = 150 g
Minyak = 7,5 g Minyak = 7,5 g
Selingan Siang Kentang rebus = 200 g Kentang rebus = 200 g
Nasi = 100 g BBN = 300 g
L.Hewani = 30 g L.Hewani = 30 g
Sayur A = 100 g Sayur A = 100 g
Makan Malam
Sayur B = 25 g Sayur B = 25 g
Buah = 125 g Buah = 150 g
Minyak = 7,5 g Minyak =5g
Snack Malam Singkong rebus = 200 g Singkong rebus = 200 g
Nilai Gizi
Energi (kkal) 1841,5 1798,1
Protein (g) 42,1 37,6
Lemak (g) 53,3 53,3
KH (g) 304,6 285,5
7. Edukasi Gizi
Asupan zat
gizi
Asupan energi, protein, ≥ 50% asupanTidak ada
Setiap hari dan setiap kali
lemak, karbohidrat, penumpukan cairan pada
makan
natriumcairan tubuh
E. Monitoring dan Evaluasi
a. Antropometri
Dari tabel diatas diketahui bahwa LLA pasien tidak mengalami perubahan
yaitu 24,6 cm dan untuk % LLA tetap yaitu 80,13 % dengan kategori status gizi
underweight (WHO-NCHS). Belum ada peubahan LLA karena perubahan LLA
linier 3 bulan sekali.
b. Biokimia
Nilai
Pemeriksaan Satuan Hasil Pengamatan
Normal
12/11 13/11 13/11 14/11 15/11 16/11
Hemoglobin g/dl 13,0 – 8,5 5,7 -
18,0 g/dl - - -
Albumin g/dl 3,4-5 g/dl 2,21 - - - - -
Natrium mmol/L 136-145 125 - -
mmol/L 136 141 141
Dari hasil monitoring pemeriksaan biokimia, kadar Hb pasien pada awal pengamatan
sudah rendah hingga hari akhir pengamatan. Pada catatan dokter psien butuh transfusi
darah, akan tetapi belum mendapatkan tindakan tranfusi.
Kadar albumin yang rendah dari awal hingga akhir pengamatan, menunjukkan masih
terjadinya hipoalbumin, akan tetapi sudah mendapatkan tindakan pemberian injeksi
albumin unuk membantu meningkatkan nilai albumin. Kadar GDS pasien sudah
mendekati normal (turun).
Kadar BUN dan kreatinin masih tinggi, menurut Kossovky dkk menyebutkan
perburukan fungsi ginjal pada pasien gagal jantung kongestif disebabkan oleh banyak
faktor seperti pertambahan usia, kadar kreatinin serum awal diatas normal, tekanan
darah sistolik rendah, diabetes mellitus dan hipertensi.
• Kadar natrium sudah mencapai batas normal. Kadar natrium
bisa rendah ketika cairan dan natrium dalam tubuh tidak
seimbang, bisa karena terlalu banyak cairan dalam tubuh
atau karena kadar natrium dalam tubuh tidak cukup. Kadar
natrium yang rendah bisa terjadi karena salah satunya karena
faktor masalah jantung, ginjal, dan hati. Masalah jantung
(seperti gagal jantung kongesif), gagal ginjal, atau penyakit
hati dapat mempengaruhi kerja ginjal dan hati. Masalah ini
mengakibatkan kadar natrium dalam darah menjadi rendah
(Hewitt, dkk 2017).
c. Fisik/Klinis
Pemeriksaan Fisik Hasil Pengamatan
15/11 16/11
12/11 13/11 14/11
Tingkat kesadaran CM CM CM CM CM
- Muntah - Muntah -
Muntah
Tekanan
120/80 mm/Hg 188/78 190/100 188/100 184/97
Darah
75
Nadi 60-100 x/menit 88 103 80
22
Respirasi 20-24 x/menit 24-28 20 20
Suhu 36-37 O
C 37,2 36,8 36 36,2
Berdasarkan fisik/klinis diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan pasien dari
awal masuk hingga berjalannya monitoring masih dalam keadaan compos
mentis, kondisi lemah sudah mulai membaik, sesak sudah tidak ada, mual,
muntah, dan pusing mulai berkurang.
Dari data vital sign diatas dapat diketahui bahwa keadan klinis pasien yaitu nadi
dan respiras yang masih normal, suhu yang mulai turun menandakan sudah
tidak lagi demam. Sedangkan untuk tekanan darah pasien tinggi. Namun
beberpa hari kemudian, tekanan darah pasien bertahap semakin menurun.
Tekanan darah yang semakin menurun dikarenakan adanya pemberian obat
penurun tekanan darah tinggi.
Pemeriksaan tekait tanda tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu juga menunjukkan hasil yang baik. Kestabilan tanda-tanda vital ini
dipengaruhui terapi medis berupa obat yang diberikan. Tekanan darah pasien
dari awal pengamatan hingga akhir pengamatan terus menuju nilai normal.
Sedangkan, suhu tubuh pasien selama dirawat di RS masuk dalam keadaan
demam dan sudah tidak demam pada hari kedua dan ketiga. Suhu masuk dalam
kategori normal antara 36-36,5 ˚C
d. Asupan Makan
Parameter
Asupan
Nilai Gizi
Energi Protein Lemak
KH (gram) Na (mg)
(kkal) (gram) (gram)
1311/201
Asupan 264,98 21,24 5,78 48,95 70,2
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 14,86 % 57,05 % 11,67 % 16,88 % 3,51%
14/11/201
Asupan 312,44 11,83 3,45 83,81 80,5
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 17,53% 31,77% 7,51% 28,23% 4,02%
15/10/201
Asupan 135,76 6,46 3,98 63,56 86,3
9
Kebutuha
1782 37,23 45,9 296,89 2000
n
%Asupan 7,61% 17,35% 8,67% 21,40% 4,31%
Rata-rata Asupan 237,72 13 4,40 65,44 79,03
Kebutuhan 1782 37,23 45,9 296,89 2000
%Asupan 13,34% 34,91% 9,58% 22,04% 3,95%
Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan
Keterangan
kurang kurang kurang kurang Kurang
Untuk asupan makan pasien berada dibawah target yaitu > 50%, rata-rata
asupan energi 237,72 kkal (13,34%%), protein 13 gram (34,91%%), lemak 4,40
gram (9,58%%), karbohidrat 65,44 gram (22,04%) dan natrium 79,03 mg
(3,95%). Pada hari pertama, pasien belum bisa menghabiskan makanan nya
seperti hari sebelumnya. Namun pada hari kedua mengalami peningkatan karena
sudah tidak lagi merasa mual dan tidak muntah, kemudian pada hari ketiga
kembali menurun di mana pasien merasa mual dan muntah lagi jika konsumsi
makanan, hal ini menyebabkan psien mengalami penurunan kemampuan konsum
energi da zat gizi lain. Tindakan yang sudah dilakukan yaitu pemberian obat anti
mual sebelum makan oleh dokter untuk mengurangi rasa mual tersebut.
Pembahasan
Pada hari pertama kasus yaitu tanggal 13 November 2019 pasien
diberikan diet saat dilakukan monitoring pasien tidak mampu
menghabiskan makanan yang diberikan karena pasien mengaku merasa
mual dan muntah.
Diagnosa pasien yaitu asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya kemampuan
konsumsi energi ditandai oleh asupan recall 24 jam kurang dari 80% kebutuhan (energi 410,41
kkal (23,03%, protein 15,96 gram(42,86%), lemak 10,23 gram (21,62%), KH 123,16 gram
(41,48%). Kelebihan asupan cairan berkaitan dengan gagal jantung ditandai oleh penggunaan
obat diuretika dan diagnosa CHF. Penurunan kebutuhan protein berkaitan dengan gangguan
fungsi ginjal ditandai oleh nilai BUN 73,3 mg/dL, creatinin 9,72 mg/dL yang meningkat dan
diagnosa AKI dd acute on CRF. Gangguan utilisasi zat gizi karbohidrat berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin ditandai oleh peningkatan kadar glukosa 223 mg/dL dan diagnosa
DM2NO
Re-assesment
• Berdasarkan re-assessment antropometri, status gizi pasien dari persen
LLA masih tetap 80,13% yang masuk dalam kategori underweight.
• Berdasarkan re-assessment biokimia, hasil pemeriksaan laboratorium
GDS dari awal masuk sampai pasien pulang sudah mendekati normal.
Sedangkan BUN dan kreatinin masih tingg
• Berdasarkan re-assessment klinik/fisik, keadaan pasien kondisi umum
kondisi pasien mulai membaik. Tekanan darah masih berada dalam batas
normal, nadi suhu dan respirasi dalam batas normal, sesak mulai
berkurang, muntah dan pusing berkurang.
• Berdasarkan re-assessment asupan makan pasiend.Rata-rata asupan
energi 237,72 kkal (13,34%), protein 13 gram (37,23%), lemak 4,40
gram (9,58%), karbohidrat 65,44 gram (22,04%) dan natrium 79,03
mg (3,95%)
TERIMAKASIH