Anda di halaman 1dari 115

Apr

8
Studi Kasus Gizi Buruk

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih memprihatinkan. Pada
tahun 2005 jumlah anak 0-6 tahun adalah 27, 6 juta anak atau sekitar 12, 79 persen dari total
pendududk Indonesia. Hanya 25 persen yang terakses program peningkatan kesehatan, gizi
dan PAUD. Selain cakupan yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih
belum menyentuh kebutuhan tumbuh kembang anak . Rendahnya cakupan dan kualitas
penyelenggaraan program pengembangan anak usia dini mengekibatkan kondisi anak
Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukan dengan rendahnya derajat kesehatan, gizi
dan pendidikan.
Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukan dari prevelensi yang berkaitan dengan
kurang energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama kurang vitamin A, anemia,
kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000, keadaan gizi masyarakat menunjukan kemajuan
yang cukup berarti, terlihat dari menurunnya secara prevelensi penderita masalah gizi utama
(protein, karbohidrat) pada berbagai kelompok umur. Prevelensi anak balita kurang gizi pada
tahun 1989-2000 menurun dari 37,5 persen menjdi 24,6 persen. Akan tetapi sejak tahun 2000
sampai dengan 2005 prevelensi kuang gizi anak pada balita meningkat kembali menjadi 28
persen yang sekitar 8,8 persen diantarannya menderita gizi buruk. Rendahnya derajat
kesehatan, gizi dan pendidikan pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada anak yang
berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan, serta di wilayah
dengan penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang ditemui dilapangan pada anak yang kekurangan gizi?
2) Apa saja faktor penyebab gizi buruk pada anak?
3) Apa akibatnya bila anak kekurangan gizi?
4) Bagaimana cara mencegah agar anak tidak mengalami gizi buruk?

5) Adakah faktor pola makan terhadap anak yang mengalami gizi buruk?
6) Bagaimanakah peran lingkungan dalam menangani kasus gizi buruk ?

C. TUJUAN
1) Dapat mengetahui secara langsung anak yang mengalami gizi buruk.
2) Dapat mengetahui faktor penyebab gizi buruk.
3) Dapat akibat yang terjadi jika anak kekurangan gizi.
4) Mengetahui cara pencegahanya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. STUDI KASUS

foto anak ketika berusia 18 bulan

foto anak ketika berusia 8 tahun

foto anak ketika berusia 8 tahun


PROFIL ANAK
Nama

: Muhammad fathoni

Tempat,tanggal lahir : Banyuangi,03 maret 2005


Jenis kelamin

: Laki-laki

Semenjak dari dalam kandungan sang Ibu memang kurang mengkonsumsi makanan
yang bernutrisi karena pada waktu itu keluarga berangkat dari keluarga yang kurang
mampu sehingga berdampak pada janin yang dikandungnya ketika lahir.Tanda-tanda
melahirkan pun muncul ketika janin berusia tujuh bulan sehingga mengharuskan bayi untuk
keluar meskipun usia masih tujuh bulan,melahirkan pun di bantu dengan alat bantu vacuum.
Pada saat bayi keluarpun sang bayi tidak menangis seperti pada umumnya dengan
berat badan 1 kg 4 ons,pertumbuhan dan perkembangan bayi pun mulai ada peningkatan di
satu hingga tiga bulan beriktnya,sampai pada bulan ke empat usia bayi tidak mengalami
peningkatan baik pertumbuhan atau pun perkembangan .
Kondisi bayi yang kurus membuat sang bayi tidak dapat dapat tumbuh kembang sesuai
bayi pada umumnya hingga saat ini sang anak berusia delapan tahun,berbahasa dan
berbicara nya pun sulit.
Gizi adalah hal yang terpenting bagi perkembangan si anak. Dengan giziyang tercukupi
anak akan mampu berkembang secara optimal di masa-masa emasnya. Namun di Indinesia
tak luput pula dari masalah gizi buruk ini.
Banyaksekali hal yang berakar dari permasalah gizi yang tak berujung. Permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubunganantara pola makan anak terhadap

perkembangan gizi anak. Entah itu pola makananak sejak kecil, atau pola makan Ibu sejak
dalam masa kehamilan.
Pada tanggal 5 desember 2013 kami melakukan penelitian didesa sutojayan Kecamatan
pakisajikabupaten Malang.Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pola makan denganmasalah balita BGM (Bawah Gaeis Merah) yang ada di Desa Sutojayan
dan jenis penelitian kami adalah penelitian yang menggunakan metode wawancara,dokumen,
dan observasi. Hal yang kami lakukan dalampenelitian ini adalah
1) Menghitung Berat badan anak dan berat badan Ibu,
2)Mencari Penyebab permaslahan balita BGM menurut para orangtua
3) meneliti apasaja solusi yang sudah dilakuakan orangtua sejauh ini,
4) Pendapat orangtuatentang posyandu.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antarapola makan
anak dan pola makan Ibu saat hamil dengan pertumbuhan gizi anak.Pola makan yang
dibiasakan oleh orangtua adalah tonggak utama terjadinyapermaslahan tersebut, lepas dari
permasalah ekonomi penduduk. Karena meskipunterbilang keluarga miskin, bukan menjadi
suatu halangan untuk tetap kreatif dalammendidik anak. Saran yang dapat diajukan adalah,
bagi para orangtua hendaknyalebih kreatif dalam masalah mendidik anak, jangan hanya
berpangku tangan tanpausaha yang lebih baik
B.

FAKTOR-FAKTOR GIZI BURUK

Dari bagan di atas terlihat bahwa timbulnyaa masalah gizi kurang (buruk)
banyak faktor yang berpengaruh. Masalah gizi buruk pada umumnya terjadi pada
penduduk yang memiliki kehidupan sosial ekonomi miskin. Akar permasalahan dari
timbulnya kasus gizi buruk adalah krisis ekonomi yang meningkatkan kemiskinan
penduduk. Krisis ekonomi membuat daya jangkau penduduk untuk memenuhi
kebutuhan

semakin

buruk.

Kurangnya

pendidikan

dan

ketrampilan

juga

memperparah kemiskinan. Pokok permasalahan tersebut akan menyebabkan


penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan terutama penyediaan makanan dalam
keluarga sehingga mengakibatkan asupan makanan yang tidak mencukupi
kebutuhan

tubuh

baik

jenis

maupun

jumlahnya.

Kurangnya

pengetahuan

(pendidikan) dan ketrampilan ibu berpengaruh pada pola perawatan asuhan gizi dan
kesehatan sangat menentukan keadaan gizi anak dan juga sikap terhadap kondisi

kehamilan. Dimana keadaan ibu hamil dianggap biasa saja, yang seharusnya
membutuhkan asupan gizi yang mencukupi. Kelompok anak merupakan kelompok
yang rentan dimana dalam masa pertumbuhan membutuhkan asupan zat-zat gizi
yang mencukupi. Kondisi miskin juga berdampak pada akses terhadap pelayanan
kesehatan yang tidak terjangkau. Pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau dan
asupan gizi yang kurang akan mendorong munculnya penyakit infeksi. Asupan
makanan yang kurang dan penyakit infeksi yang berlangsung terus menerus akan
berakibat pada timbulnya masalah gizi kurang (buruk).
Faktor yang mendorong terjadinya gizi buruk merupakan faktor yang saling
berkaitan dengan semua aspek. Tidak hanya karena tidak tercukupinya asupan
makanan tetapi juga keadaan ekonomi sosial, kemiskinan dan sebagainya.
Menurut Bengoa (dikutip oleh Jullieffe, 1966) masalah gizi buruk (malnutrition)
merupakan hasil ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi (multiple
overlapping) dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya. Jadi
jumlah makanan dan zat-zat gizi tersedia bergantung pada lingkungan iklim, tanah,
irigasi dan penyimpanan, transportasi dan tingkat ekonomi penduduk. Disamping itu
budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam
keluarga dan pantangan makan bagi golongan rawan gizi.
Menurutnya ada 6 faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab
malnutrisi

yaitu

1.

Keadaan

Infeksi

Infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi.


Mekanismenya bermacam-macam baik sendiri-sendiri maupun bersamaan yaitu
a. penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorpsi
dan

kebiasaan

mengurangi

makanan

pada

saat

sakit

b. peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penyakit diare, mual /muntah dan
perdarahan

yang

terus

menerus

c. meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit (human


host)

dan

parasit

2.

yang

terdapat

dalam

Konsumsi

tubuh
Makanan

Konsumsi makanan secara langsung berpengaruh pada tercukupinya kebutuhan


asupan

gizi

3.

bagi

tubuh.

Pengaruh

Budaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap
makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi pangan. Dalam hal sikap
terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu dalam
masyarakat yang menyebabkan konsumsi makan menjadi rendah. Konsumsi
makanan yang rendah juga disebabkan oleh adanya penyakit terutama penyakit
infeksi saluran pencernaan. Disamping itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat
dan jumlah anak yang terlalu banyak akan berpengaruh pada asupan zat gizi dalam
keluarga. Konsumsi zat gizi keluarga yang rendah juga dipengaruhi oleh produksi
pangan.

Rendahnya

menggunakan
4.

produksi

teknologi

pangan

disebabkan

karena

pertanian

yang

bersifat

Faktor

petani

Sosial

masih

sederhana.
Ekonomi

Meliputi pendidikan, keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran),


keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi seks dan
geografis),

pekerjaan,

tergantung

pendapatan

pada

keluarga,

pasar

5.

pengeluaran,

dan

harga

variasi

Produksi

makanan
musim.
Pangan

Meliputi penyediaan pangan bagi keluarga (produksi sendiri atau membeli), sistem
pertanian
6.

dalam
Pelayanan

memproduksi
Kesehatan

dan

pangan.
Pendidikan

Pelayanan kesehatan dan pendidikan walaupun tidak secara langsungberpengaruh


pada masalah gizi.

Anak-anak padamasa usia nol hingga lima tahun harus mendapatkan nutrisi sesuai
dengankebutuhannya,

karena

kurangnya

salah

satu

unsur

saja

akan

membuat

pertumbuhanmereka terganggu. Contoh mudahnya saja zat besi. Apabila anak-anak


menerimaasupan makanan dengan tingkat kandungan zat besi yang rendah maka
berakibatkurangnya kemampuan kerja otak. Hasil penelitian terhadap 185 remaja Costa
Ricamenunjukkan bahwa mereka pada masa usia balita mengalami kekurangan zat besipada
nutrisisnya semasa lima tahun pertama dalam kehidupan mereka, tak pernahlulus tes daya
ingat dan daya kemampuan belajar, dan semakin besar kekurangan zatbesi pada nutrisi yang
diperolehnya pada usia hingga lima tahun, maka semakinburuk pula kondisinya bersamaan
dengan bertambahnya umur mereka (dalamMemperkuat Daya Tahan Tubuh Balita, 2007).
Pentinganya akan nutrisi yang terkandung dalam makanan si anak memangsangat
mempengaruhi perkembangan kognitif, fisik, dan perkembangan otak.Orangtua yang
hendaknya mengatur nutrisi apa saja yang terkandung dalam makanansi anak. Makanan yang
sehat tentu saja akan membuat tubuh mereka sehat dan aktifdalam melakukan apapun, cerdas
dalam berfikir, dan anak akan merasa bersemangatuntuk melakukan hal-hal positif. Namun
dalam kenyataannya masih banyak orangtuayang tidak tahu akan pentingnya unsur-unsur
yang terdapat dalam nutrisi makanan,atau bahkan mereka tidak peduli terhadap hal-hal
tersebut .
C . PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP POSTUR TUBUH ANAK
Tiap jenis zat makanan memiliki peran dalam pembentukan postur tubuh
manusia.Setiap makanan mengandung zat-zat yang berpengaruh dalampembentukan tubuh.
Tubuhmemerlukan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Suhardjo-Clara M.
Kusharto, 2010:1)Berbagai zat gizi yang diperlukantubuh dapat digolongkan ke dalam enam
macam yaitukarbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Keenam macam zat gizi tersebut memiliki fungsi masing-masing bagi tubuh.
Lemakmenduduki kedudukan tertinggi dalam tingkat penghasil energi. Disusul kemuudian
olehkarbohidrat dengan fungsinya sebagai penghasil energi dengan kuantitas yang lebih
sedikitdari

lemak.

Departemen

Gizi

dan

Kesehatan

menyebutkan

bahwa

karbohidratmenghasilkan energi sebanyak 4 kkal/gram (2010:30) dan lemak menghasilkan


energisebesar 9 kkal/gram (2010:46). Sementara protein berperan dalam proses
pembanguntubuh, produksi hormon serta enzim tubuh sangat tergantung pada ketersediaan
protein. Airberfungsi sebagai pelarut vitamin, sebagai katalisator, sebagai peredam benturan,

pengatur

tubuh,

serta

sebagai

pelumas.

Dan

mineral,

secara

umum,

memiliki

fungsipemeliharaan fungsi tubuh, menjaga keseimbangan asam-basa di dalam tubuh,


sertamengatur kerja enzim-enzim. Zat-zat gizi tersebut tentunya dibutuhkan tubuh hanya
dalamkadar tertentu. Jika berlebihan atau kurang maka akan memberikan dampak kurang
baikbagi metabolisme tubuh. Berdasarkan pertimbangan itu, tentunya kita harus
menjagakeseimbangan nutrisi dengan menjaga keseimbangan konsumsi makanan. tubuh. dr.
Sri Sukmaniah, SpGK menyatakan Jenis makanan harus lengkapmengandung sebagian
besar (sekitar 50 sampai 60 persen) bahan makanan sumberkarbohidrat seperti nasi putih,
nasi merah, roti, kentang, bihun, sereal, oatmeal, dansingkong. Sekitar 20 sampai 30 persen
bahan makanan sumber lemak seperti; minyak, susu,kelapa, lemak ayam dan lemak ikan.
Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan.Serta hindari makanan yang merangsang
lambung Anda seperti pedas dan asam yang akanberisiko terjadinya sakit maag karena dapat
merangsang produksi asam lambung jadiberlebihan . Semua zat tersebut akan bersinergi
dalam pertumbuhan dan pembentukan posturtubuh. Konsumsi air putih berpengaruh terhadap
pembentukan postur tubuh manusia. Airputih menjadi faktor yang tidak mungkin dipisahkan
dalam pembentukan postur tubuh.Sebagai katalisastor, tentunya ia akan membantu
melarutkan zat-zat gizi dan membantu penyerapannya ke dalam sel-sel tubuh. Dalam hal ini,
air putih juga berperansebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi metabolisme tubuh.
Sehingga jika Anda tidakminum air putih, maka Anda tidak dapat membakar kalori (islamdownload.net:2010). Tubuh akan mengadakan proses terhadap makanan yang masuk.
Makanan yangmasuk ke tubuh akan menjalanai proses pencernaan dan penyerapan. Jadi
dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan energi adalah cenergi dari makanan, yang kita
butuhkan untuk melakukan segala aktivitas tubuh. Namun,kita juga penting bagi kita untuk
selalu memperhatikan keseimbangan energi. Kelebihanmaupun kekurangan energi akan
menyumbang dampak bagi tubuh kita serta turut berperanbagi ketidaknormalan
perkembangan postur tubuh.
D. AKIBAT DARI KEKURANGAN GIZI
Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
a. Pada pertumbuhan anak :
1.berat badan tidak sesuai dengan umur
2.tinggi badan tidak sesuai dengan umu
3.berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
4.lingkar kepala dan lingkar lengan kecil

b. Pada perkembangan anak :


1.berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal
2.tingkat kecerdasan menurun
Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a)

Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan
protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.
Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering
diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik
terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami
pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan
kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar
Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut
standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi
kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak
atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat
badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya,
rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.Penyakit KKP pada orang dewasa
memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut
penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya
tampak pada daerah kaki.Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang kekurangan
kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang

disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau
tinggi.Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor
yaitu :

Gagal untuk menambah berat badan

wajah membulat dan sembap

Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut

Pertumbuhan linear terhenti

Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).

Diare yang tidak membaik

Dermatitis perubahan pigmen kulit

Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut

Penurunan masa otot

Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi

Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia

Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan
kematian.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi
secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi
susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau
asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya
nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang
berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan
hidup.Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein,
namun dalam batas tertentu ia masih menerima zat gizi sumber energi (sumber kalori)
seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein)
maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah
timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.Tanda-tanda yang sering dijumpai pada
pada penderita marasmus, yaitu:

Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu
lahir.

Wajahnya seperti orang tua

Kulit keriput,

pantat kosong, paha kosong,

tangan kurus dan iga nampak jelas.


Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu,
apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka
anak tersebut menjadi kurus-kering.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah
anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya
odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta
otot menjadi lemah.
b)

Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah
kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan,
terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi
penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya
disebut busung lapar).Tanda-tanda yang terjadi yaitu :

Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas

Badan kurus

Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut

Sekitar mata bengkak dan apatis

Anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.


Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak balita
di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala
besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).
E. CARA PENCEGAHAN KURANG GIZI PADA ANAK USIA DINI
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau
jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya
makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur

jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat
menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk: Dalam kasus ringan Cara mencegah
dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak2 sebenarnya cukup mudah yaitu dengan:
a) Memberikan makanan yang bergizi
b) Memberinya lebih banyakl makan / sering makan
c)

Memberikan penambahan vitamin dan zat-zat yang bernutrisi misalnya yang mengandung
zat besi,kalsium,vitamin,protein

d) Usahakan memberikan makanan 4 sehat 5 sempurna


MenurutMifta Novikasari seorang nutritionist memaparkan, penyebab anak susah
makankarena faktor makanan itu sendiri, gangguan pola makan, atau sakit. Anak-anak
cepatbosan dengan makanan mereka, malas mengunyah, dan pertumbuhan gigi. Anak-anak
dikenal suka menolak makanan tertentu atau memilih makanan yang inginmereka makan, itu
penyebab umum dari faktor anak susah makan, (K. Wahyu utami ).Dalam

situs

OkezoneUntuk menangggulangi hal tersebut perlu adanya suatusolusi yang konkret dan dapat
dilakukan dirumah, seperti: 1. Ikutsertakan anak dalam menyajikan makanan. Anak yang ikut
serta dalam penyajian makanan akan lebih semangat ketika waktu makan tiba.
2. Konsultasi ke posyandu atau puskesmas terdekat. Konsultasikan masalah anak susah
makan, karena kemungkinan besar ada faktor fisik yang mempengaruhi hal tersebut. Secara
umum, faktor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik. Faktor fisik
meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh
anak (enny sophia-medicastore).
3. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan. Dalam hal apapun anak butuh suasana
yang menyenangkan. Begitu juga dalam hal makanan. Dengan berbagai kreasi yang dapat
anda lakukan, misalnya menghidangkan makanan dengan aneka bentuk dan wadah yang
menarik. Tentu saja hindari gaya mengancam pada anak.
4. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan. Minuman rendah lemak maupun jus
buah segar memang penting untuk anak, namun bila anak terlalu banyak minum, tidak akan
ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak
(mayoclinic.com).
5. Selama waktu makan, minimalkan gangguan Gangguang yang dimaksud misalnya matikan
televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.

Ketika Ibu hamil, pola makan pun hendaknya di jaga. Makanlah makanan
yangbernutrisi guna menjaga kesehatan janin mulai dalam kandungan hingga lahir.
DalamBuletin PKH dinyatakan bahwa, gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi
untukpola makanan sehat. Hanya saja, adanya janin di kandungan mengharuskan ibu
hamilekstra

hati-hati

dapatmengakibatkan
kelainansistem

dalam
terjadinya

syaraf

pusat

mengkonsumsi.
keguguran,
bayi

Ibu

bayi

maupun

hamil
lahir

yang

kekurangan

prematur,

perkembangan

yang

gizi

kematian

janin,

tidak

normal

(Muslimahsetiawan, 2013:06). Jelaslah bahwa nutrisi ibu hamil sangat berpengaruh


terhadapperkembangan janin sebelum dan sesudah dilahirkan. Dampak tersebut juga
bisaterjadi sampai anak usia balita yang notabennya lahir prematur dan semakin
lamaperkembangan gizinya lambat. Hendaknya para orangtua memahami akan haltersebut
sehingga tidak terjadi kekurangan sedikitpun dalam kelahiran si anak. Dandasar dari
penyelesaian masalah tersebut adalah pengetahuan orangtua akan nutrisi-nutrisi penting
untuk si janin agar pola makan sehat dapat terjaga. Pola makan sehatberarti makan makanan
bervariasi dengan komposisi seimbang. Misalnya Lima porsi buah dan sayur dalam sehari.
Dua kuntum kecil brokoli dan segelas jus jeruk dapat dihitung sebagai satu porsi. Makanan
berserat, misalnya nasi, roti, pasta, dan sereal. Usahakan mengonsumsi satu porsi setiap kali
makan. Protein, seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
F.

PERAN LINGKUNGAN PADA ANAK YANG MENGALAMI KEKURANGAN GIZI


Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan mencegahpsicososial diperlukan
adanya perilaku penunjang dari para orangtua, ibu ataupengasuh dalam keluarga untuk selalu
memberikan makanan dengan gizi seimbangkepada balitanya (Departemen kesehatan dan
kesejahteraan sosial RI, 2000). Perilakumenunjang yang dimaksud tentu saja perilaku
orangtua yang syarat denganpengetahuan tentang perkembangan anak, termasuk pentingnya
nutrisi bagi anak. Didesa Sutojayan balita BGM 100% terlahir dari keluarga yang kurang
mampu,dan keluarga tersebut menerima Raskin (Beras untuk keluarga miskin). Kemiskinan
sangat identik dengan tidak tersedianya makan yangadekuat. Data Indonesia dan negara lain
menunjukkan bahwa ada hubungan timbalbalik antara kurang gizi dan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan penyebab pokokatau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak
malnutrisi berbanding terbalik denganpendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin
tinggi persentasi anak yangkekurangan gizi (ceria cemerlang,2013). Terlepas dari itu,
orangtua harus tetapmemperhatikan dan punya cara tersendiri untuk mengkondisikan agar
gizi anaksedikit banyak terpenuhi. Sebagai orangtua jangan hanya menerima dan diam saja
ketika anak kita terkena gizi buruk. Dan di sinilah peran Pemerintah untukmecerdaskan

masyarakat desa agar mereka memperhatikan bagaimana cara mendidikanak. Pola makan
tentu juga mempengaruhi perkembangan gizi. Di Desa Sutojayan ada salah satu orangtua
kurang memperhatikan pola makananak sehingga pola makan mereka tidak teratur.
Dinyatakan juga bahwa, pola makanyang salah satu studi "positive deviance" mempelajari
mengapa dari sekian banyakbayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang
gizi buruk, padahalorang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola
pengasuhananak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya
sendiridengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya
ASI,manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknyalebih
sehat (ceria cemerlang, 2013).Di desa sutojayan ini memang perlu adanya suatu kesadaran
atasperan orangtua untuk memerangi gizi buruk. Bagaimanapun juga orangtua adalahtonggak
utama untuk keberhasilan si anak.
Yang dapat dilakukakan Pemerintahan adalah mengadakan program untuk mencerdaskan
serta meluruskan cara pandangorangtua di desa-desa.Gizi buruk adalah masalahyang berakar
pada perekonomian penduduk sehingga sangat susah untuk di pecahkan. Setelah penelitian
yang saya lakukan berdasarkan sample, sebanyak lima balita BGM adalah balita yang lahir
dari keluarga miskin. Terlihat bahwakeluarga tersebut setiap bulannya rutin menerima Raskin
(beras untuk keluargamiskin) dari Pemerintah Kota. Namun tetap saja hal tersebut tidak boleh
dijadikansebuah alasan bahwa keluarga miskin tidak mampu menghidupi anak-anak
merekasehingga si anak terlantar begitu saja. Tidakkah semua orangtua wajib untuk
merawatanaknya, mendidik, dan tidakkah semua anak mempunyai hak agar dapat
hidupdengan layak?

DAFTAR PUSTAKA
http//islam-download.net:2010
wawancara pada kader posyandu ceria cemerlang
http//mayoclinic.com
Komarudin Hidayat,nutrisi ibu hamil jakarta;media citra.2000
Costa Rica,Memperkuat Daya Tahan Tubuh Balita, Bandung:cipta aneka.2007
Http//faktor-faktor pengaruh gizi buruk.
http//pengaruh makanan pada gizi anak usia dini
http//hubungan ibu hamil dengan gizi anak ketika lahir
http//peran orantua pada anak yang mengalami gizi buruk

Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan

Lihat komentar

Kumpulan Judul Blog Aprelia

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Apr
8
Antropobiologi : Kelahiran

KELAHIRAN
A. Pengertian Kelahiran
Kelahiran merupakan ahir dari kehamilan dan juga merupakan awal dari
kehidupan manusia.Pengertian lain adalah suatu proses keluarnya bayi dari rahim ibu
melalui vagina selama masa kehamilan kurang lebih 9 bulan 10 hari bagi kelahiran
normal dan kurang lebih 6 bulan atau 7 bulan bagi kelahiran prematur.

B. Tanda-tanda kelahiran
Awal persalinan yang sesungguhnya ditunjukkan oleh satu atau lebih aeperti
tanda-tanda berikut ;

a. Kontraksi
Awal kontraksi yang berirama,teratur dan mungkin menyakitkan. Selama
kontraksi rahim terasa sakit dan keras,dimulai rasa seperti tertusuk dan mencapai
puncak kemudian menghilang seluruhnya,singkatnya rasa kontraksi seperti rasa
keram pada saat haid yang sangat luar biasa.
Sewaktu jarak kontraksi masih jauh rasa nyeri hanya ada pada bagian perut
atas,rasa nyeri semakin menjalar ke bagian perut bawah,lamanya kontraksi meningkat
dari 30 detik menjadi 90 detik,jarak waktu antar setiap kontraksi berkurang dari 20
menit menjadi 3-5 menit. Saat mulut rahim terbuka sempurna rasa nyeri yang sangat
hebat semakin kuat.
a) Tanda HIS palsu :
Tidak teratur ,tidak menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan lipatan paha
Tidak menyebabkan nyeri memancardari pinggang ke perut bagian bawah
Lama kontraksi pendek dan tidak terlalu kuat
Tidak bertambah kuat semakin bertambahnya waktu
Tidak ada pengaruh pembukaan mulut rahim
b) Tanda HIS kelahiran ;
Kontraksi yang berkala lama dan kuat
Kira-kira lamanya berkisar 45-75 detik
Kekuatan kontraksi semakin lama semakin kuat,jika kita menekan dinding perut
dengan telunjuk akan terasa perut mengeras
Interval kontraksi akan bertambah sering permulaan 10 menit sekali,kemudian
menjadi 2 menit sekali
Pecahnya kantung ketuban
Keluarnya bercak darah tetapi hal ini bukan petunjuk akurat ibu akan segera
melahirkan,namun ibu harus waspada dan segera pergi ke rumah sakit.
b. Pembukaan jalan lahir
Saat otot rahim mengerut ukuran rahim akan mengecil,sehingga kepala janin
terdorong kerarah jalan lahir.pembukaan mulut rahim biasanya dihitung dengan
satuan sentimeter (cm ),pembukaan ini akan dikatakan lengkap apabila sudah
mencapai pembukaan 10 cm. Berikut adalah tahapan dan waktu pembukaan jalan
lahir :
1. Tahap I laten :
Dimulai dari tanpa pembukaan 2 yang biasanya berlangsung 24-48 jam.
2. Tahap I aktif :

Dimulai dari pembukaan 3-10 yang berlangsung sekitar 7 jam pada persalinan anak
pertama.
3. Tahap II :
Pembukaan lengkap dan siap melahirkan
c. Keluarnya lendir berampur darah
Sejak terjadinya kehamilan secara alami mulut rahim akan tertutup oleh
semacam sumbat berypa lender kental yang tugasnya menjaga agar kehamilan dapat
terus berjalan serta melindungi janin dari kuman.
Pada tahap awal kelahiran inilah sumber lendir tadi terbuka dan keluar dari
vagina warnya merah muda,umumnya persalinan dimulai dalam 24 jam setelah tanda
awal tersebut.
a. Pecahnya kantong ketuban
Dalam beberapa kasus persalinan dimulai dengan kelurnya cairan tiba-tiba
dari vagina,caira ini disebut cairan amnion.hal ini terjadi karena selaput kantung
ketuban yang melindungi rahim dan tempat bayi tumbuh tiba-tiba pecah.

C. Macam- macam cara melahirkan


1.

Normal
Semua wanita normal dan mencukupi persyaratan untuk melahirkan secara
normal,dikarenakan untuk melahirkan anak selanjutnya lebih mudah dan juga fase
penyembuhannya lebih cepat. Berikut ini ada 4 macam cara melahirkan secara normal
:
a. Litotomi ( berbaring )
Ibu terlentang diatas tempat tidur dengan menggantungkan kedua pahanya pada
penopang kursi khusus untuk bersalin.
Kelebihan melahirkan litotomi adalah ;dokter dapat lebih laluasa membantu
proses persalinan,jalan lahir yang mengahadap ke depan sehingga dokter dapat mudah
mengujur perkembangan pembukaaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi
secara lebih akurat.
Kelemahan melahirkan litotomi adalah ; posisi terlentang akan membuat ibu sulit
mengejan karena gaya berat tubuh ibu yang Nerada di bawah dan sejajar dengan
posisi bayi,posisi ini dapat berakibat perineum (daerah diantara anus dan
vagina)meregang sehingga mempersulit proses kelahiran.akibatnya tekanan pada
pembuluh darah dapat meninggi dan menimbulkan perlambat peredaran darah baik
ibu.
b. Jongkok
Biasanya ibu berjongkok diatas bantala empuk yang berguna untuk menahan bayi
dan tubuh bayi.

Kelebihan melahirkan dengan berjongkok adalah merupakan posisi yang alami


karena memanfaatkan gaya grafitasi bumi sehingga ibu tidak mengeluarkan banyak
tenaga (mengejan).
Kelemahan melahirkan dengan berjongkok adalah selain berpeluang membuat
cidera kepala bayi posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan
pemantauan pembukaan dan tindakan persalinan.
c. Setengah duduk
Pada posisi ini ibu duduk dengan punggung bersandar bantal,kaki ditekuk,dan
paha dibuka kearah samping serta membuat ibu nyaman.
Kelebihan melahirkan dengan posisi setengan duduk adalah sumbu jalan lahir
yang perlu ditempuh janin untuk dapat keluar jadi lebih pendek,suplay oksigen dari
ibu ke janin juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan melahirkan dengan posisi setenganh duduk adalah

dapat

menimbulkan rasa lelah dan keluhan pungggung pegal,terlebih lagi jika proses
persalinan berlangsung lama.
Operasi Caesar
Dianggap peraktis dan tidak menyakitkan maka melahirkan dengan cara

2.

Caesar dianggap lazim.


1. Pengertian operasi Caesar
Adalah proses medis yang membantu kelahiran dengan menyayat dinding perut
(abdomen )dan dinding rahim (uterus ).dahulu operasi Caesar klasik yaitu dengan
sayatan membujurdari bawah tali pusar kearah tulang kemaluan.
2. Saat tepat melakukan operasi Caesar
Tepatnya jika ada masalah pada proses kelahiran yang bisa mengancam nyawa ibu
dan janin.misalnya bayi terlilit tali pusar,jalan lahir tertutup plasenta,dll.
3. Kekurangan operasi Caesar
Memerlukan waktu penyembuhan luka rahim yang lebih lama
Selama luka belum sembuh ibu akan merasa nyeri pada luka bekas operasi bahkan
sampai beberapa hari setelah operasi
Adanya parut luka rahim akan membatasi jumlah tindakan operasi sehingga jumlah
anaknya terbatas
Water birth ( melahirkan di air )
Cara ini merupakan metode baru untuk pilihan melahirkan,dalam proses

3.

kelahiran disini sterilisasi diperhatikam agar tidak mengakibatkan inveksi pada ibu
dan bayi.metode ini dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Water birth murni yaitu ibu masuk kekolam persalinan setelah mengalami pembukaan
2.

6.
Water birth emosion yaitu ibu hanya berada di kolam hingga masa kontraksi akhir

namun melahirkan dilakukan di tempat tidur.


A. Manfaat bagi ibu :

Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi elastic
Ibu tidak akan merasa kesakitan pada saat mengejan karena proses pembukaan jalan
lahir cepat.
b. Manfaat bagi bayi
Menurunkan resiko cidera kepala bayi
Metode ini memungkinkan IQ bayi lebi tinggi
Peredaran bayi akan lebih baik sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah
kelahiran
4. Kelahiran dibantu vacuum
a. Pengertian vacuum
Merupakan alat bantu persalinan berbentuk seperti sendok atau mangkok khusus
dari plastiknatau logam yang berfungsi menghisap agar bayi keluar dari mulut lahir
sedangakan indikasi pada nak misalnya jika kepala janin tertahan dibagian panggul
sehingga janin sulit untuk keluar
a) Syarat facuum
Tidak ada disproporsi kepala panggul,artinya panggul ibu tidak sempit atau anaknya
tidak terlalu besar
Pembukaan ibu harus lengkap
Ketuban ibu sudah pecah
Apabila dalam proses vacuum ternyata tidak bisa keluar kepala bayinya maka ibu
harus menjalankan operasi Caesar.
b) Dampak vacuum
Persalinan dalam proses ini tidak terlalu berdampak pada ibu,sedangkan bada bayi
resiko vacuum adalah terjadi luka atau lecet pada kulit kepala bayi,bisa pula terjadi
chepal hematoma artinya perdarahan yang tidak keluar diantara tulang-tulang
kepala kebiruan.kondisi ini biasanya akan hilang dalam waktu 1 minggu dan bisa jadi
perdarhanan infrainal ( perdarahan dalam otak ).
5. Operasi kebidanan
Setiap orang yang mengalami proses persalinan akan membutuhkan bantuan
orang lain,dahulu seorang dukun bayi,sekarang hal itu sudah dihapus walau pun
terkadang ada orang yang melahirkan di dukun bayi.
Seorang bidan yang telah memiliki keterampilan ini banyak didatangi
masyarakat guna memabantu ibu yang hendak malhirkan,disamping dapat
mengurangi bahaya kerusakan atau kematian ibu dan bayi,tetapi juga menggunakan
campur tangan .Tujuannya mengurangi peluang ibu menderita sakit yang serius atau
melahirkan meninggal dalam rahim.

D. Persiapan pra lahir


1. Kematangan janin dan rasio L-S
Cara termudah mengetahui seberapa jauh kehamilan adalah mencatat tanggal
periode haid,serta mengunjungi bidan atau dokter antar minggu ke 6-10
kehamilan.Pemeriksaan pinggul saat itu memungkinkan dokter memperkirakan lama
kehamilan dengan mendeteksi ukuran rahim dan jika masa haid nya berubah ubah
maka dengan menggunakan alat bantu yang disebut ultrason.
Cara menguji kematangan paru-paru bayi adalah jarum kecil yang didoring
masuk melalui kulit perutdan otot ibu didalam rahim.Apabila jarum, menembus
kantong

ketuban

sekitar

10

ml

cairan

maka

diambil

dan

dibawa

ke

laboratorium.disana aka nada 2 zat yang diproduksi didalam paru-paru yaitu lechitin
dan sphingomyelin diukur,apabila lechitin 2 kali lebih banyak dari sphingomyelin
didalam sampel bertai paru-[aru bayi cukup matang untuk bernafas.
2. Kepeluan ibu di rumah sakit
Menjelang saat yang diharapkan,calon ibu telah menyiapakan barang-barang
yang diperlukan,umumnya :
Piyama,kaos atau daster yang berkancing depan
Kaos kaki tebal dikawatirkan ibu akan kedinginan setelah melahirkan
Bra khusu menyusui
Jaket tidur
Sepatu tidur dan sabuk sanitari
Cream penghilang rasa nyeri pada putting susu
Dua buah gurita besar untuk mengencangkan perut setalah melahirkan
Sapu tangan ayau tissue,
Perlengkapan mandi ibu dan bayi
Pakaian bayi dan perlengkapannya

E. Tahap-tahap melahirkan
Apabila kondisi dan sikap mental ibu terhadap kelahiran bayi baik maka
proses kelahiran relative mudah.
Dengan adanya diafragma kita bisa melihat bagaimana proses bayi
dikeluarkan dari kapsul tempat tinggalnya yang dikendalikan oleh panas,bayi
kemudian melewati saluran lahir yang melengkung dan gelap serta didorong keluar ke
dunia.
1. Tahap pertama persalinan

Tahap pertama persalinan yaitu waktu sejak tersa kontraksi hingga Pembukaan
penuh dari leher rahim.
Dimulai adanya kontraksi,semakin lama kontraksi maka semakin kuat dan
lebih sering,tahap ini biasanya berlangsung antar 8-9 jam pada persalinan pertam dan
4 jam pada persalinan berikutnya.
Pada setiap kontraksi serabut otot rahim sedikit memendek sehingga sebuah
tarikan pada leher rahim,bagian yang paling lemah,ini karena bagian otot bagian
rahim paling tebal dan berkurang ketebalnnya dibagian bawah,leher rahim hanya
mengandung 10 % otot.
Penarikan leher rahim mula-mula memperpendek sampai tidak lagi
menggantung turun ke dalam vagina melinkan tertarik keatas,kemudian membuka
leher rahim pelan-pelansemakin melebar.Thap tenang berlangsung sampai leher rahim
mencapai lebar 2-3 jari ( 4-5 cm )yang berate leher rahim telah mencapai pembukaan
separuh penuh .
Selama tahap tenang kepala bayi melentur sehingga menyentuh dagu,dan
kepal bergerak lebih dalam arah leher rahim,sehingga leher rahim tertarik keatas dan
kantung ketuban masih utuh.
Disaat leher rahim terus membuka bayi mendorong lebih jauh kerah
pinggul,sehinnga menyebabkan tekanan pada kandung kencing dan punggung.periode
antara pembukaan 8 cm dan pembukaan penuh disebut transisi,selama tahap ini
kontraksi terasa kuat dan menyakitkan,juga pastinya ada keinginan untuk
mendorong,akan tetapi ibu tidak boleh melakukannya sebelum rahim terbuka.
Ketika rahim telah membuka sepenuhnya rahim dan vagina bersama-sama
membentk terusan melengkung yang dapat dilalui bayi,dibantu oleh kontraksi rahim
dan gerakan otot-otot ibu.
2. Tahap kedua persalinan
Pada tahap ini yang memegang peranan penting yaitu ibu,ibu harus membantu
mengeluarkan bayi dari saluran lahir,dari rahim hingga vagina,tahap ini berlangsung
sekitar 11 jam.
Pada tahap kedua ini ditandai dengan pecahnya kantong ketuban yang
meneybabkan keluarnya cairan dari vagina,pada saat yang bersama ibu merasakan
keharusan mendorong hal ini disebabkan jarena tekanan kepala bayi pada jaringan
tengah pingggul.

Pada setiap kontarksi rahim kepala bayi bergerak kebih dekat je celah vulva
dengan bantuan ibu mengejan,bagian atas kepala dapat dilihat dokter untuk membantu
proses persalinan,kepala terlihat membesar sedikitpada setiap kontraksi dan mengecil
pada setaiap dua kontraksi.
Pada ahirnya kepala muncul pada jalan masukvaginadan jaringan antara
vagina dan anus ( perineum ),konteraksi berikutnya mendorong bayi semakin turun ke
luar dan kepal mendorong jaringan vulva.
Dahi,

mata,

hidumg, pipi berturut-turut

mulai

terlihat,

bayi

akan

menghadapkan wajahnya kembali ke pinggul,Perubahan ini agar pundak bayi dan


bagian tubuh lainnya dapat meluncur keluar dari saluran lahir dengan mudah.
3. Tahap ketiga persalinan
Menunggu keluatnya uri ( plasenta ),uri terpisah dari dinding rahim ketika
bayi dilahirkan,dokter akan mempercepat pembersihan uri dengan member suntikan
obat bernama egometrine atau syntrometrine yang membuat rahim berkontraksi
dengan kua,suntikan ini diberikan pada saat bayi telah keluar tau pada saat bahu bayi
keluar.

F. Problematika Masa Melahirkan


1. Pendarahan lewat jalan lahir.
2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
3. Ibu tak kuat mengejan.
4. Ibu kejang.
5. Air ketuban keruh dan berbau.
6. Ibu gelisah.
7. Ibu merasakan sakit yang hebat

G. Perawatan Pasca Melahirkan


Terkadang seorang wanita sangat memperhatikan kondisi dirinya dan janinnya
ketika masih mengandung, namun hanya sedikit yang mengerti bahwa perawatan ibu
setelah melahirkan juga tidak kalah pentingnya.

1. Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh untuk merawat ibu setelah melahirkan:

Setelah melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan, ibu
harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kiri
atau ke kanan untuk mencegah thrombosis (pembekuan darah).

Ibu dan bayi ditempatkan pada tempat yang sama supaya terjalin kontak fisik dan
psikis (kejiwaan) yang erat.

Makanan yang dikonsumsi harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
Sangat tidak dianjurkan diet ketat ketika masih menyusui.Dalam menu sehari-hari
ditambah makanan yang merangsang produksi ASI seperti daun katuk dan daun
pepaya.

Karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak, ibu menyusui dianjurkan minum air
8-12 gelas sehari.

Ibu menyusui tentunya mengeluarkan tenaga yang tidak sedikit, apalagi terkadang ibu
harus terbangun malam karena bayi menangis dan meminta ASI. Oleh karena itulah
ibu menyusui membutuhkan istirahat dan tidur cukup supaya tenaganya pulih
kembali.,

Ibu hendaknya memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan atau kapan saja
ketika dirasakan ada keluhan yang mengganggu atau keluhan-keluhan setelah
melahirkan.

Jika ibu mengalami masalah ketika menyusui, hendaknya berkonsultasi pada tenaga
terlatih di pusat pelayanan kesehatan (misal di klinik,bidan,dll). Suami, keluarga, dan
orang-orang terdekat harus selalu memberi dukungan moral supaya ibu bisa melalui
masa-masa menyusui dengan baik.

2. Mengeluarkan darah /nifas


Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah
selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya
darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada harihari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses
yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah
sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan
deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas
tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang
masih lemah.

Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim, cairan ini
disebut lokia. Pada hari pertama dan kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau
lokia kruenta, berupa darah segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari
berikutnya keluar lokia sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir. Setelah satu
pekan, keluar lokia serosa yang berwarna kuning dan tidak mengandung darah.
Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih. Biasanya lokia
berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar
keluar) dan infeksi.

H. Perawatan Payudara Pasca Melahirkan


Sejak awal seseorang mulai hamil harus membersihkan puting susu dengan air
hangat dan kapas.setiap hari hal ini di lakukan untuk membersihkan kotoran yang
menempel pada putting susu,supaya pada waktu setelah lahir bisa keluar air susunya
dengan lancar.
Bagi seorang wanita, payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi
keberlangsungan perkembangan bayi yang baru dilahirkannya. Payudara memang
secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan. Tetapi bukan berarti
seorang wanita atau ibu tidak perlu merawat payudaranya.
1.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
3.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Langkah-langkah untuk merawat payudara:.


Siapkan alat dan bahan berikut
Baby Oil atau Minyak kelapa bersih
Gelas
Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
Dua buah handuk mandi bersih
Kapas
Handuk kecil atau washlap untuk kompres
Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.
Lakukan pengurutan payudara
Tujuan Perawatan payudara adalah
untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
untuk mengenyalkan punting susu supaya tidak muda lecet
untuk menonjolkan punting susu
untuk membentuk buah dada agar tetap bagus
untuk mencegah terjadinya penyumbatan
untuk memperbanyak produksi ASI
untuk mengetahui adanya kelainan sedak dini

I. Peran Suami Masa Melahirkan


Kehamilan bukan berarti segala sesuatunya yang mengurusi Anda sendiri.
Suami Anda,sebagai calon ayah juga harus ikut andil dan berperan dalam memberi
dukungan supaya masa kehamilan dan persalinan nantinya dapat berjalan dengan
lancar..
Dukungan suami dalam proses persalinan mampu memberikan efek pada si
Ibu yaitu dalam hal emosi. Emosi yang tenang akan menyebabkan sel-sel sarafnya
mengeluarkan hormon yang menyebabkan kontraksi pada rahim dan mempermudah
mengeluarkan bayi.
Selain itu, suami adalah orang paling dekat yang dapat memberikan rasa
nyaman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Selain
memberikan rasa nyaman dan tenang, dukungan dari suami juga mampu mengurangi
rasa sakit dan nyeri saat Anda melahirkan.
Dalam hal ini suami sangat berperan penting terhadap masa masa persalinan
isterinya, diantaranya yang biasa suami lakukan menjelang persalinan adalah:
1.

Memberikan semangat, dukungan dan menjaga agar ibu tetap menjaga tekhnik

pernafasan,
2. Memberikan bantuan fisik dengan menyangga ibu pada posisi yang telah dianjurkan
3.

dokter,
Memberikan dukungan dengan memegang tangan ibu saat ibu merasakan sakit,
*Mengurut dan mengelus punggung ataupun pinggang ibu untuk dapat mengurangi

4.

rasa nyeri yang ibu rasakan


Kehadiran suami yang senantiasa berada di dekat isterinya saat melahirkan akan

membangkitkan semangat dan tenaga isteri yang dirasakan isteri mulai menurun
5. Mencari tempat Persalinan

Referensi

http://www.google.com/tanda-tanda kelahiran_bayi dan anak.htm


------------------------1997.Kesehatan ibu dan anak.Jakarta:Departemen kesehatan dan JICA (japan
international cooporation agency)
Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan
Lihat komentar

2.
Apr
8
Antropobiologi : Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini

PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN


ANAK USIA 0-8 TAHUN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir. Sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal
1.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan


pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar beberapa anak berikut ini :

a.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik ( koordinasi motorik halus dan kasar )

b. Kecerdasan ( daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual )

c.

Sosioemosional ( sikap dan perilaku serta agama ) bahasa dan komunikasi yang
disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini

2. Ruang lingkup pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut :


a.

Infant ( 0-1 tahun ) masa bayi / kekanak-kanakan

b. Todder ( 2-3 tahun ) anak kecil


c.

Preschool / kindergarten children ( 3-6 tahun ) sebelum sekolah ( Taman kanakkanak )

d. Early Primary School ( SD kelas awal ) ( 6-8 tahun ) awal mula sekolah dasar

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan


a.

Perkembangan IPTEK dan Seni

1) Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan IPTEK ( Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ). Ilmu Pengetahuan merupaan hasil eksplorasi secara
sistem dan terorganisir mengenai alam semesta dan teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untk memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia secara individual ataupun
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat
menyalurkan dorongan berkreasi ( mencipta ) yang bersifat orsinil ( bukan tiruan )
dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan . seni membutuhkan
keindahan
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal yaitu :
1) Gambaran pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana
pendidikan serta komponen penunjang terselenggarannya pendidikan harus ditambah
2) Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Sebaran penduduk
seperti di gambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam hal penyediaan dan
penempatan guru
c.

Aspirasi masyarakat

Aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat khususnya aspirasi terhadap


pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan. Kesemuanya ini
mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan
d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok
masyarakat ( yang menganggap dirinya maju ) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya , kebudayaannya dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


a.

Faktor Teman Sebaya


Makin bertambah umur anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk
mengadakan hubungan-hubungan dengan teman sebayanya

b. Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi
menta dan moral mereka
c.

Media masa
Dengan adanya media masa seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan dengan pesat

d. Pendidikan
Baik pendidikan keluarga, pendidikan formal, disekolah maupun pendidikan di
masyarakat
1. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan Individu antara lain
a) Kondisi individu
Individu berkembang sangat dipengaruhi kondisi kesehatan fisik dan psikisnya.
Faktor hereditas ( keturunan ) dari mana individu itu berasal sangat menenutukan
perkembangannya
b) Kemampuan penyesuaian pribadi dan sosial individu
Kemampuan penyesuaian diri berkaitan dengan bagaimana individu itu menempatkan
diri dalam lingkungan. Jika individu itu dapat diterima di lingkungannya, akan
membuat perkembangannya optimal. Begitu pula sebaliknya jika anak ditolak oleh
lingkungannya

akan

menjadikan

anak

bermasalah

perkembangannya

D. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini

sehingga

menghambat

Menurut Montessori, pendidikan dimulai sejak bayi lahir. Oleh karena itu,
bayi pun harus dikenalkan pada benda-benda, orang-orang, suara yang ada di
sekitarnya. Bahkan, bayi juga harus diajak untuk bercakap-cakap dan bercanda agar
bayi dapat berkembang secara sehat dan normal.
Menurut Montessori, ada beberapa tahap perkembangan, yaitu:
1. Lahir - 3 tahun
Anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang telah mampu menyerap
pengalaman-pengalaman melalui sensorisnya.
2. 1 - 3 tahun
Memiliki kepekaan bahasa sehingga sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya
(berbicara-bercakap-cakap)
3. 2 - 4 tahun
Gerakan otot dapat dikoordinasi dengan baik (untuk hal yang rutin maupun semi
rutin), berminat pada benda-benda kecil, menyadari urutan waktu (pagi, siang, dan
malam).
4. 3 - 6 tahun
Peka untuk meneguhkan sensorisnya, memiliki kepekaan indrawi. Khusus pada usia
3-4 tahun lebih peka untuk menulis dan usia 4-6 tahun memiliki kepekaan untuk
membaca.
Sedangkan, LAVENGEVELD menyatakan bahwa tahap-tahap perkembangan
anak meliputi:
1. 3 -5 tahun
Masa pendidikan pendahuluan (menuruti dan meniru orang tua).
2. 3 - 6 tahun
Tahap Taman Kanak-kanak, yang hendaknya dicapai adalah
a. Berbahasa lisan (berbicara, bercerita)
b. Mengenal pola hidup keluarga (saya, keluarga, dan sekolah)
c. Menguasai keterampilan untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, menggosok gigi,
berganti pakaian, makan, dll).
d. Mengenal diri, keinginannya dan kehendaknya.
e. Mulai berkhayal (tidak dapat membedakan khayalan dan kenyataan).
3. Kelas I dan II SD
Membaca buku cerita yang ada ekspresi seninya. Mengumpulkan benda-benda kecil,
dan bermain dengan teman sebaya.

E. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini


Perkembangan fisik motorik meliputi perkembangan badan, otot kasar (gross
muscle) dan otot halus (fine muscle), yang selanjutnya disebut motorik kasar dan
motorik halus. Perkembangan badan, seperti telah di jelaskan di muka meliputi empat
unsur yaitu:
a.
b.
c.
d.

Kekuatan
Ketahanan
Kecekatan
Keseimbangan
Perkembangan motorik meliputi perkembangan otot kasar dan otot halus. Otot
kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun dari otot lurik. Otot ini
berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak, seperti
berjalan, berlari, melompat, menendang melempar, memukul, mendorong, dan
menarik. Oleh karena itu, gerakan tersebut di kenal dengan istilah gerakan dasar.
Perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan
fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh
yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, mengikat
tali sepatu, dan menggunting. Berbagai kegiatan pembelajaran seperti melipat dan
menggunting kertas dapat melatih motorikhalus anak. Demikian pula menggambar
bebas dengan kuas besar, kuas kecil, dan mewarnai mengembangkan otot-otot halus
pada jari tangan. Hal itu akan sangat bermanfaat untuk melatih jari anak agar bisa
memegang pensil dan belajar menulis di kemudian hari.
Menurut Gesell dan Ames (1940) serta lllingsworth (1983), perkembangan
motorik pada anak mengikuti delapan pola umum sebagai berikut.

a.

Continuity (bersifat kontinu), di mulai dari gerakan yang sederhana menuju ke yang

b.

kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak.


Uniform sequence (memiliki pola tahapan yang sama), semua anak memiliki pola
tahapan yang sama meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebut

berbeda
c. Maturity (kematangan), di pengaruhi oleh perkembangan sel saraf. Sel saraf telah
terbentuk saat anak lahir, tetapi proses mielinasinya masih terus berlangsung sampai
beberapa tahun kemudian. Demikian pula otot dan tulang sebagai alat gerak. Anak
tidak dapat melakukan suatu gerak motorik tertentu yang terkoordinasi sebelum
proses mielinasi tercapai.
d. Umum ke khusus, yaitu di mulai dari gerak yang bersifatumuk ke gerak yang bersifat
khusus. Gerakan secara menyeluruh dari badan terjadi lebih dahulu sebelum gerakan

bagian-bagianya. Hal ini di sebabkan karena otot-otot besar berkembang lebih dahulu
di bandingkan otot-otot halus.
e. Di mulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi. Anak lahir ke
dunia telah memiliki refleks, seperti menangis bila lapar, haus, sakit atau merasa tidak
enak. Refleks tersebut akan berubah menjadi gerak yang terkoordinasi dan bertujuan.
Misalnya orang dewasa tidak lagi menangis hanya karena lapar
f. Bersifat chepalo caudal direction, artinya bagian yang mendekati kepala berkembang
lebih dahulu dibanding bagian yang mendekati ekor. Otot pada leher berkembang
lebih dahulu dari pada otot kaki.
g. Bersifat proximo-distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh(tulang
belakang)berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh.otot dan saraf lengan
berkembang lebih dahulu dari pada otot jari. Oleh karena itu anak TK menangkap
bola dengan lengan, bukan dengan jari.
h. Koordinasi bilateral menuju crosslateral, artinya bahwa koordinasi organ yang sama
berkembang lebih dulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan,
contoh, pada saat anak TK melempar bola tenis, tangan kanan terayun, di sertai
ayunan kaki kanan. Berbeda dengan orang dewasa, justru kaki kiri yang maju, diikuti
ayunan tangan kanan.
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif
Tahapan dalam perkembangan intelektual (kognitif) yang dirumuskan oleh
piaget berhubungan dengan pertumbuhan otak. Menurut Piaget, otak manusia tidak
berkembang sepenuhnya hingga masa adolesen, bahkan otak laki-laki kadang tidak
berkembang sepenuhnya hingga masa dewasa awal.
Menurut Piaget, intelegensi adalah dasar fungsi hidup yang membantu
organism beradaptasi dengan lingkungan. Piaget juga mengemukakan bahwa
intelegensi adalah suatu bentuk keseimbangan yang menjedi kecenderungan semua
struktur kognitif. Piaget menekankan bahwa anak-anak bersifat aktif dan merupakan
penjelajah yang selalu ingin tahu. Piaget meyakini bahwa ketidakseimbangan antara
bentuk berpikir anak dan kejadian dalam lingkungan, memaksa anak membuat
penyesuaian mental yang membuatnya dapat menyelesaikan pengalaman baru yang
membingungkan dan kemudian menghasilkan keseimbangan kognitif.
Piaget mendeskripsikan anak sebagai seorang kontruktivis dimana jika mereka
ingin mengetahui sesuatu, mereka harus membangun pengetahuan tersebut sendiri.

Tahap-tahap

perkembangan

kognitif

menurut

Piaget

adalah

Piaget

mengidentifikasi empat periode utama dalam perkembangan kognitif, yaitu tahap


sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasi konkrit (711 tahun), dan tahap operasi formal (11 tahun keatas). Tahap pertumbuhan intelektual
akan menunjukkan tingkat kualitas yang berbeda dari fungsi dan bentuk kognitif yang
disebut tahap perkembangan Invarian, yaitu semua anak mengalami kemajuan melalui
tahap dalam urutan yang persis sama tanpa melewati suatu tahap.
Menurut Piaget, urutan tahap-tahap intelektual adalah tetap, namun dia
menemukan bahwa ada perbedaan individual yang besar pada tahun dimana anak
masuk dari suatu tahap tertentu. Rentangan pertumbuhan intelektual anak dipengaruhi
oleh factor budaya dan pengaruh lingkungan.
Tahap perkembangan anak usia dini menurut Piaget hanya berada pada tahap
Sensorimotor dan Praoperasional.
1) Tahap Sensorimotor ( 0-2 tahun)
Tahap sensorimotor yaitu tahap dimana anak berumur sejak lahir hingga
sekitar dua tahun. Pada tahap ini merupakan periode dimana bayi dapat
mengkoordinasikan input sensor dan kemampuan geraknya untuk membentuk skema
perilaku yang memungkinkannya bergerak dalam lingkungan dan mengetahui
lingkungannya.
Pada dua tahun pertama, bayi berkembang dari makhluk yang berkembang
dengan reflek dan dengan pengetahuan yang sangat terbatas. Piaget membagi periode
sensorimotor menjadi 6 sub tahap yang menggambarkan transisi bertahap dari
organism yang menggunakan reflek menjadi organism yang bercermin pada diri
sendiri.
2) Perkembangan Ketrampilan Memecahkan Masalah
Piaget memberi ciri pertama dalam hidup bayi sebagai tahap kegiatan reflek,
yaitu suatu periode dimana perilaku bayo terbatas pada latihan reflek yang alami,
menambahkan obyek baru ke dalam skema refleksif, dan menghantarkan reflek
kepada benda nyata. Pada tahap ini merupakan permulaan dari perkembangan
kognitif.
1.

Perkembangan Imitasi (Peniruan)


Piaget menemukan adanya adaptasi peniruan yang bermakna dimana bayi
tidak mampu meniru respon asli yang ditunjukkan oleh orang dewasa hingga usia 812 bulan. Pada usia 18-12 bulan terdapat peniruan yang tertunda, yaitu kemampuan

melakukan kembali perilaku yang telah lama dicontohkan karena mereka sedang
membangun mental simbolis, atau imajinasi dari perilaku contoh yang tersimpan dan
dimunculkan di lain waktu. Tetapi, menurut pendapat para ahli lainnya menyatakan
bahwa kapasitas untuk penundaan peniruan yang memungkinkan bayi untuk
menyusun, menyimpan, dan kemudian memunculkan kembali mental simbolis
ditunjukkan jauh lebih awal dari yang telah dikemukakan Piaget.
2.

Perkembangan Ketetapan Benda


Pada tahap ini merupakan suatu pemikiran bahwa benda tetap ada ketika
benda tersebut tidak lagi dapat terlihat oleh indera lainnya, tetapi karena pada bayi
usia 4-8 bulan sangat tergantung pada panca indera dan kemampuan motorik untuk
memahami suatu benda, maka ia akan berpikir bahwa suatu benda ada apabila dapat
diinderai.
Pada bayi usia 12-18 bulan, konsep ketetapan benda meningkat meskipun
belum lengkap, karena anak tidak dapat membuat kesimpulan secara mental yang
diperlukan untuk memahami pemindahan benda dengan cara yang tidak telihat.
Selanjutnya pada usia ini bayi mampu secara mental menggambarkan pemindahan
benda secara tak terlihat dan menggunakan kesimpulan mental untuk memandu
pencariannya terhadap benda yang telah lama menghilang.

3. Tahap praoperasional (2-7 tahun)


Pada saat anak memasuki tahap ini, anak telah mengalami peningkatan drastic
dalam perkembangan intelektualnya pada penggunaan symbol (kata dan imajinasi)
untuk menggambarkan benda, situasi, dan kejadian. Symbol merupakan sesuatu yang
mewakili sesuatu yang lain.
Piaget mendeskripsikan bahwa intelejensi praoperasional berfokus pada
keterbatasan anak dalam berpikir. Anak usia dini masih belum menguasai operasi
kognitif yang memungkinkan mereka untuk berpikir logis.
Pada tahap ini terdapat periode prakonseptual yang ditandai dengan
munculnya fungi simbolis, yaitu kemampuan membuat suatu hal mewakili sesuatu
yang lain. Pada periode ini terjadi pergeseran dari keingintahuan segala sesuatu
melalui tangan menuju kepada perenungan.
Bahasa merupakan bentuk yang paling jelas dari simbolisme yang
diperlihatkan anak kecil. Sebagian besar bayi mengucapkan kata pertama yang
bermakna pada akhir tahun pertama, dan sebelum usia 18 bulan bayi akan
menunjukkan tanda lain dari simbolisme, yaitu mengkombinasikan dua atau lebih

kata untuk membentuk kalimat sederhana. Perkembangan kognitif akan mendorong


perkembangan bahasa anak. Bayi pada masa pralinguistik dapat membentuk kategori
konseptual

jauh

sebelum

menggambarkannya. Tanda

mereka

kedua

dari

mempunyai
periode

awal

kata-kata

untuk

konseptual

adalah

berkembangnya bermain pura-pura.


3. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
a. Tahap perkembangan bahasa
Dilihat dari perkembangan umur yang dikaitkan dengan perkembangan
kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan ke
dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahap meraban (pralinguistik) pertama
Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi
menangis, menjerit, dan tertawa, seolah-olah menghasilkan tiap-tiap jenis yang
mungkin dibuat. Banyak pengamat menandai ini sebagai tahap bayi menghasilkan
segala bunyi ujaran yang dapat ditemui dalam segala bahasa dunia.
2) Tahap meraban (pralinguistik) kedua
Tahap ini disebut juga tahap kata omong kosong atau kata tanpa makna. Awal
tahap maraban kedua ini biasanya pada permulaan pertengahan kedua tahun pertama
kehidupan. Anak-anak tidak menghasilkan sesuatu kata yang dapat dikenal, tetapi
mereka seolah-olah mengatur ucapan-ucapan mereka sesuai dengan pola suku kata.
3) Tahap holofrastik (tahap linguistic pertama)
Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang
diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh sebagai rasa
untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. Anak menyatakan mobil dapat
berarti saya mau mobil-mobilan, saya mau ikut naik mobil bersama ayah, atau
saya mau minta diambilkan mobil mainan.

Karena terkadang muncul

kedwimaknaan dalam ujarannya, maka perlu diamati benar apa yang dilakukan anak
itu, barulah kita dapat menentukan apa yang dia maksudkan.
4) Ucapan-ucapan dua kata
Pada tahap ini pertama sekali diucapkan dalam rangkaian yang cepat.
Misalnya, anak-anak yang mengucapkan kucing dan papa mungkin menunjuk
kepada seekor kucing dan diikuti oleh jeda sebentar, lalu kepada papa. Maknanya
akan terlihat dari urutan kucing papa. Segera setelah itu anak-anak akan mulai

memakai ucapan-ucapan dua kata seperti baju mama, pisang nenek, saya mandi,
dan sebagainya.
5) Pengembangan tata bahasa
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai
bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai
menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe
kata secara berangsur-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan
perkembangan anak.
4.

Tata bahasa menjelang dewasa (tahap pengembangan tata bahasa lengkap)


Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa
yang lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat
sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan kongjungsi. Perbaikan dan
penghalusan yang dilakukan pada periode ini mencakup belajar mengenai berbagai
kekecualian dari keteraturan tata bahasa dan fonologis dalam bahasa terkait.

5. Kompetensi lengkap
Gaya bahasa mengalami perubahan dan semakin lancar serta fasih dalam
berkomunikasi. Keterampilan dan performansi tata bahasa terus berkembang kea rah
tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap
b. Teori pemerolehan bahasa anak
1)
Teori nativis
Teori ini menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
seseorang yaitu bawaan sejak lahir dan faktor biologis, bukan bukan bentukan. Bukti
mekanisme

bahasa

bawaan

mencakup

keseragaman

dan

keteraturan

dari

kecenderungan untuk menghasilkan suara. Apapun bahasa yang dipelajari anak-anak,


berkembang melalui urutan yang sama, mengoceh, mengucapkan kata pertama pada
usia satu tahun, menggunakan kombinasi dua kata pada pertengahan tahun kedua dan
menguasai peraturan tata bahasa pada usia empat atau lima tahun.
2)

Teori kognitif
Menurut pandangan ini bahwa perkembangan bahasa tergantung pada kemampuan
kognitif tertentu, kemampuan pengolahan informasi dan motivasi. Para ahli teori ini
berpendapat bahwa anak-anak berpembawaan aktif dan konstruktif, bahwa kekutan
internal lebih berpengaruh untuk kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, tes
hipotesis, dan usaha anak untuk menemukan peraturan ucapan-ucapan yang mereka
dengar.

3)

Teori empirisme atau behaviorisme


Aliran

empirisme

atau

behaviorisme

berpandangan bahwa

kemampuan

perkembangan berbahasa seseorang tidak ditentukan oleh bawaan sejak lahir


melainkan ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan sekitarnya. Jadi, menurut
aliran ini proses belajarlah yang sangat menentukan kemampuan perkembangan
bahasa seseorang.
c.

Pengaruh lingkungan terhadap bahasa


Lingkungan dimana seseorang tinggal sangat berpengaruh dalam perilaku
seseorang, misalnya bahasa. Dengan terbentuknya lingkungan yang baik akan
mempunyai pengaruh yang besar papa anak usia bicara, oleh karena itu hendaknya
lingkunganmasyarakat lebih mengutamakan lingkungan yang baik. Sebuah pepatah
mengatakan, anak bodoh jika dididik di lingkungan pandai, anak tersebut akan
menjadi pandai.
Banyak ahli teori berpendapat bahwa secara garis besar ibulah yang
membentuk lingkungan berbahasa secara dini. Untuk mengantisipasi menghadapi
lingkungan dalam era globalisasi, hendaknya pondasi anak itu dikuatkan di
lingkungan keluarga dulu, dengan bahasa yang baik dan agamis, sehingga begitu anak
keluar bergaul di lingkungan yang serba campuran sebagai kelompok, budaya dan
sebagainya, maka anak itu akan siap mengontrol diri.

4. Perkembangan Moral Anak Usia Dini


a. Pengertian Moral
Istilah moral berasal dari kata latin mos (Moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan,peraturan/ nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Seseorang dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang
tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok
sosialnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya,
terutama

dari

orang

tuanya.

Anak

memperoleh

nilai-nilai

moral

dari

lingkungannya,terutama dari orangtuannya. Dalam mengembangkan moral anak,


peranan orang tua sangatlah penting, terutama pada waktu anak masih kecil. Beberapa
sikap orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral
anak, diantaranya:

a)

Konsisten dalam mendidik anak


Ayah dan Ibu harus memiliki sikap dan perlakukan yang sama dalam melarang atau
membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang
dilarang apabila dilakukan kembali pada suatu waktu,harus juga dilarang apabila
dilakukan kembali pada waktu lain.

b)

Sikap orang tua dalam keluarga


Secara tidak langsung , sikap orang tua terhadap anak , sikap ayah terhadap ibu , atau
sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak, yaitu melalui
proses peniruan(imitasi). Sikap orang tua yang keras (otoriter)cenderung melahirkan
sikap disiplin pada anak, sedangkan sikap yang acuh tak acuh , atau sikap masa
bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan kurang
mempedulkikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki orang tua
adalah sikap kasih sayang, keterbukaan , musyawarah, (dialogis), dan konsisten.

a)

Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut


Orang tua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk disini panutan dalam
mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan iklim yang religious
(agamis), dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama
kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.

b)

Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma


Orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak jujur, maka
mereka harus menjauhkan dirinya dari perilaku berbohong atau tidak jujur. Apabila
orang tua mengajarkan kepada anak, agar berperilaku jujur , bertutur kata yang sopan,
bertanggung jawab atau taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan perilaku
yang sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya, dan akan
menggunakan ketidak konsisten orang tua itu sebagai alasan untuk tidak melakukan
apa yang diinginkan oleh orang tuanya, bahkan mungkin dia akan berperilaku seperti
orang tuanya.
c.

Proses perkembangan moral


Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu:

a) Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang
benar dan salah , atau yang baik dan yang baik dan yang buruk oleh orang tua, guru
atau orang dewasa lainnya. Disamping itu, yang yang paling penting dalam
pendidikan moral ini, adalah keteladanan dari orang tua , guru atau orang dewasa
lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.

b) Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah
laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kyai, artis atau
c)

orang dewasa lainnya).


Proses coba-coba (trial dan error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku
moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan
akan terus`di kembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau

celaan akan dihentikannya.


d. Penalaran Moral
Mengenai Penalaran moral, (Kohlberg, 1971 dalam C. Asri Budiningsih,
2001) mengungkapkan bahwa ada kesatuan antara penalaran moral dengan perilaku
moralnya. Dengan kata lain, batapapun bermanfaatnya suatau perilaku moral terhadap
nilai kemanusiaan, namun jika perilaku tersebut tidak disertai dan didasarkan pada
penalaran moral, maka perilaku tersebut belum dapat dikatakan sebagai perilaku
moral yang mengandung nilai moral. Suatu perilaku moaral dianggap memiliki niali
moral jika perilaku tersebut dilakukan secara sadar atas kemauan sendiri dan
bersumber dari pemikiran atau penalaran moral.
Penalaran moral merupakan faktor penentu yang melahirkan perilaku moral
(Kohlberg,1971 dalam C. Asri Budiningsih, 2001). Oleh karena itu, untuk
menemukan perilaku moral yang sebenarnya, kita hanya dapat mempelajarinya
melalui penalaran moral. Dengan mengukur tingkat penalaran moral anak usia dini,
pendidik akan dapat mengetahui tinggi rendahnya moral tersebut. Penalaran moral
menekankan pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan, dari pada sekedar arti
suatu tindakan, sehingga dapat dinilai apakah tindakan tersebut baik atau buruk
(Setiono,1982) .
5. Perkembangan Sosio Emosional Anak Usia Dini
Perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentrik, individual, ke
arah interaktif komunal. Pada mulanya anak bersifat egosentrik, hanya dapat
memandang dari satu sisi, yaitu dari dirinya sendiri. Ia tidak mengerti bahwa orang
lain bisa berpandangan berbeda dengan dirinya,maka pada usia 2-3 tahun anak masih
suka bermain sendiri. Selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan anak lain, mulai
bermain bersama dan tumbuh sifat sosialnya. Perkembangan sosial meliputi dua aspek
penting, yaitu kopetensi sosial dan tanggung jawab sosial. Kopetensi sosial
menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya
secara efektif. Misalnya, ketika temannya menginginkan mainan yang sedang ia

gunakan, ia mau bergantian. Adapun tanggung jawab sosial antara lain ditunjukkan
oleh komitmen anak terhadap tugas-tugasnya, menghargai perbedaan individual, dan
memperhatikan lingkungannya.
Emosi merupakan perasaan atau efeksi yang melibatkan perpaduan antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang terlihat. Minat, ketergantungan dan rasa muak
atau jijik mucul pada saat lahir, senyum sosial terlihat pada usia kira-kira 4 hingga 6
minggu. Kemarahan, keheranan dan kesedihan terjadi pada kira-kira usia 5 hingga 7
bulan, rasa malu terjadi pada kira-kira usia 6 hingga 8 bulan, rasa hina dan rasa
bersalah terlihat pada kira-kira usia 2 tahun. Pada dua tahun pertama orang tua dalam
keluarga, mempunyai peranan yang amat penting dan bersifat dominan dalam
mengembangkan aspek sosio-emosional anak. Seiring dengan bertambahnya usia
anak, maka perkembangan sosio-emosional dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dimana anak melakukan sosialisasi. Perkembangan emosional bagi anak merupakan
sesuatu yang penting, bahkan lebih penting dari sekedar perkembangan kognitif.
Para pakar telah menyakini bahwa IQ (kecerdasan otak) ternyata hanya
memberi kontribusi 20%, sedangkan yang lainnya adalah kecerdasan emosional (EQ),
menurut Goleman kecerdasan intelektual tak dapat bekerja dengan sebaik-baiknya
tanpa kecerdasan emosional. Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi
akan memiliki kemampuan sosial secara mantap, mudah bergaul, ramah, tidak mudah
takut atau gelisah dan bersikap tegas dalam mengungkapkan perasaan mereka.
Adanya sifat egoisentrisme yang tinggi pada anak disebabkaan anak belum
dapat memahami perbedaan perspektif pikiran orang lain. Menurut anak, orang lain
berpikir sebagaimana ia berpikir,hal itu ditunjukkan dari pola bermain pada anak.
Sampai usia tiga tahun anak lebih banyak bermain sendiri (soliter play), baru
kemudian mereka mulai bermain sejenis (parallel play), mulai bermain karena
melihat temannya bermain (on looking play) dan kemudian bermain bersama
(cooperative play).
Ada beberapa aspek perkembangan sosio-emosional yang perlu dikembangkan
pada anak usia dini.Belajar bersosialis diri, yaitu usaha mengembangkan rasa percaya
diri dan rasa kepuasan bahwa dirinya diterima dikelompoknya. Belajar berekspresi
diri, belajar mengekspresikan bakat, pikiran dan kemampuannya tanpa harus
dipengaruhi oleh keberadaan orang dewasa. Belajar mandiri dan berdiri sendiri lepas
dari pengawasaan orang tua atau pengasuh. Belajar bermasyarakat, menyesuaikan diri
dengan

kelompok

dan

mengembangkan

keterbukaan.

Belajar

bagaimana

berpartisipasi dalam kelompok, bekerja sama, saling membagi, bergiliran, dan


bersedia

menerima

aturan-aturan

kelompok.

Belajar

mengembangkan

daya

kepemimpinan anak. Maka keluargalah berperan penting untuk mendidik anak


tersebut.
Kemampuan sosio-emosional yang harus dikuasai anak usia 3-4 tahun adalah
sebagai berikut: anak dapat menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut, dan
sebagainya, bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik, membereskan mainan
setelah selesai bermain, sabar menunggu giliran dan antri, mengenal peraturan dan
mengikuti peraturan, mengerti akibat jika melakukan kesalahan, memiliki kebiasaan
yang teratur.
Kemampuan yang ingin dicapai dalam aspek pengembangan sosio-emosional
adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat, menghargai keragaman sosial dan budaya, serta mampu mengembangkan
konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki.
6. Perkembangan Seni Anak Usia Dini
Setiap manusia memiliki naluri keindahan, begitu juga anak-anak. Naluri
tersebut menjadi terarah atau tidak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak.
Pada anak usia prasekolah, kemampuan mereka dalam menangkap keindahan sedang
berkembang pesat. Sat melihat, mendengar, meraba, anak akan merasa kagum,
senang, bangga, dsb.
a. Tahapan Perkembangan Seni Anak
1) Mencoret
Secara garis besar, karakteristik tahapan mencoret ini adalah:
a) Anak usia 18 36 bulan
b) Anak-anak membuat coretan acak dan menjelajah peralatan dengan cara bermain
yang menyenangkan.
c) Penggambar menemukan dan menunjukkan objek-objek yang telah dikenalnya dalam
coretan acaknya dan memberikan nama.
2) Tahap Pra-Skematik
Pada tahap ini, anak mulai memahami simbol yang dibuatnya untuk menggambarkan
sesuatu tetapi gambarannya biasanya tidak sesuai dengan maksudnya. Karakteristik
pada tahap ini yaitu:
a) Terjadi pada usia 4 7 tahun.
b)
Warna digunakan tidak berdasarkan kenyataan dan anak-anak cenderung
menggunakan warna kesukaannya.

c) Gambar orang sederhana dengan ciri-ciri utama dengan badan yang kecil dan kepala
yang besar.
d) Menggambar dengan sinar-X. misalnya menggambar rumah, maka perabot rumah
juga akan terlihat.
3) Tahap Skematik
Saat anak pindah ke tahap ini, dia menggunakan garis, warna, dan ruanng untuk
membantu melukiskan ide-idenya pada objek dan orang-orang. Karakter anak yang
memasuki tahap ini ialah:
a)
b)
c)
d)

Dialami ana usia 7-9 tahun.


Anak-anak mempunyai skema tantang cara menggambar.
Menggunakan warna dengan realistik.
Sering menggunakan warna pilihan sebagai dasar pada peniruan pikiran dengan

warna yang tepat pada suatu benda.


e) Ketika menggambar orang sudah lebih proposional.
b. Musik dan Gerakan
Musik pada Anak Usia Dini
Interaksi anak dengan musik memberikan akibat yang positif dalam kualitas
hidup anak-anak. Anak-anak yang membuat kegaduhan dengan memnuat bunyibunyian yang kurang mengenakan bagi orang dewasa sedapatnya menyalurkan
energinya untuk bermain musik. Namun, jika berusaha mengetahui dengan
mendengarkan secara seksama, bunyi-bunyian tersebut pendidik dapat belajar
megenal dan mengapresiasi musik pada anak usia dini. Kegiatan musik dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:
a) Menyanyi
Anak-anak senang mencoba atau bereksperimen dengan suara dan bunyi-bunyi yang
mereka buat. Pendidik harus menangkap dengan penuh semangat kesenangan alamiah
dan antusias ini.
b) Mendengarkan
Mendengarkan musik secara hati-hati akan membantu anak memahami bagaimana
mendengarkan untuk dapat memahami lagu tersebut. Oleh karena itu sebaiknya
disediakan musik yang beragam. Pemilihan musik tersebut membawa dampak pada
suasana hati dan meningkatkan energi.
c) Irama
Kegiatan irama memberikan anak-anak kesempatan untuk menjelajah bunyi yang
teratur dan alunan suara musik. Contohnya dalam permaianan pok ame-ame.
d) Memainkan alat-alat musik

Anak-anak sebaiknya diberikan kesempatan untuk bermain ritmik dengan


menggunakan alat-alat musik seperti drum, triangle ataupun tamborin. Pada awalnya
akan terdengar sangat tidak beraturan, namun jika diberikan informasi dan diajarkan
tentang instrumen maka hal tersebut akan teratasi. Biarkan anak-anak mendengarkan
bunyi setiap alat dan bagaimana alat tersebut menghasilkan bunyi sehingga anak-anak
dapat mengidentifikasi bunyi dari setiap alat musik tersebut.
b. Tahapan Perkembangan Musik Anak
1. Sebelum Lahir
Bayi dalam kandungan dapat mendengar suara sejak 20 minggu setelah konsepsi.
a) 0 18 bulan
Saat dilahirkan bayi dapat mendengar suara yang tinggi dan mereka akan terkejut oleh
suara yang keras atau bunyi yang tiba-tiba.
b) 4 minggu
Mereka mengeluarkan suara lengkingan yang tinggi dan mulai menanggapi bunyi atau
c)
d)
e)
f)
g)

h)

suara.
3 bulan
Mereka dapat menanggapi musik dengan aktif.
20 minggu
Mulai mengenal suara yang dikenalnya.
6 bulan
Mereka mulai menirukan suara.
28 minggu
Mereka akan memandang ke arah bunyi dan mengucapkan beberapa bagian bunyi.
9 bulan
Mereka menanggapi lagu yang dikenal atau mengikuti pola melodi yang sudah
dikenal.
1 tahun
Mulai kehilangan kapasitas untuk mendengarkan suara yang melengking tetapi mulai
menemukan bunyi yang teratur dan menciptakan bunyi (membanting objek setiap
hari). Beberapa bayi mengucapkan kata pertamanya pada usia 8 bulan, beberapa
lainnya pada 18 bulan atau lebih. Menyanyi bersama-sama akan mempercepat proses

i)

ini
18 - 36 bulan
Perkembangan berbahasa dapat berkembang lebih lanjut melalui bernyanyi dan
meniru. Mampu membedakan keras-pelan, cepat-lambat. Mulai menyadari tempo dan
irama yang berbeda. Belajar kata-kata sederhana atau koordinasi memainkan alat
musik sederhana.

2. 3 5 tahun

Mencoba menyanyikan lagu yang lebih kompleks sehingga kemampuan berbahasa


meningkat. Mampu mempelajari gerakan yang lebih rumit dalam mengikuti musik.
3. 5 -7 tahun
Mengembangkan ingatan yang lebih pada musik dengan mengulang lagu dan pola dan
memahami konsep lagu yang sederhana. Mereka mampu memainkan alat musik
perkusi sederhana.
c. Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dengan musik
a. Musik membantu anak mengelola perasaan mereka.
b. Musik membantu perkembangan kognitif.
c. Musik membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mengembangkan keterampilan
motorik.
d. Musik membantu mengembangkan apresiasi pada warisan budaya bangsa.

F. Problematika Pendidikan dan perkembangan ana usia 0-8 tahun


G. Ragam Aktivitas, Sarana dan Media untuk Memicu Kecerdasan

Anak Usia 0-8 Tahun


1.

Anak Usia Dini


Anak usia dini merupakan individu yang unik dan menarik. Anak usia dini
disebut unik dikarenakan adanya lompatan perkembangan pada perkembangan anak.
Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education of Young
Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 8 tahun, yang tercakup
dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada keluarga,
pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD.
Anak usia dini juga cenderung beraktivitas melalui permainan dikarenakan
proses berpikirnya masih non verbal dan anak usia dini masih belum bisa
mengkonkritkan pesan. Adapun karakteristik yang ada pada anak usia dini antara
lain :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa bayi rasa inign
tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam jangkauannya kemudian
memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun anak sering membongkar pasang
segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak juga mula gemar bertanya
meski dalam bahasa yang masih sangat sederhana
2. Merupakan pribadi yang unik.

Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia dini, setiap
anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar, dan
sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga lingkungan. Untuk itu
pendidik perlu menerapkan pendekatan individual dalam menangani anak usia dini.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan
obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata
4. Masa paling potensial untuk belajar.
Masa itu sering juga disebut sebagai golden age atau usia emas. Karena pada
rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar
masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi mengisinya dengan hal-hal yang
dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
5. Menunjukkan sikap egosentris.
Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak
cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat dari perilaku anak
yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek sampai keinginannya
terpenuhi
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian anak akan
mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya. Sebagai pendidik
dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal ini.
Menurut Piaget dalam Suparno (2001), anak usia dini termasuk dalam tahapan
pra operasional. Tahapan ini dibedakan tahapan perkembangan kognitifnya menjadi
dua bagian: 1) umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis, 2)
umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif. Pada tahapan ini
anak cenderung berpola pikir simbolik.
Menurut Mashar (2011), anak usia dini disebut juga sebagai usia penjelajah
atau usia bertanya. Pendidik harus dapat memberikan stimulasi yang tepat agar anak
usia dini dengan berbagai macam karakter yang ada di dalam dirinya dapat
berkembang dengan optimal.
Pendidik akan menyiapkan anak usia dini sebagai generasi yang akan datang,
sehingga diperlukan kegiatan kegiatan yang tepat sehingga dapat menstimulasi

potensi anak dan juga perkembangan anak usia dini. Dengan adanya kegiatan atau
aktivitas yang bervariasi dalam lingkungan bermain maka anak usia dini akan
bermain sambil belajar.

2.

Kreativitas Pada Anak Usia Dini


Menurut Prather dan Gundry dalam Suharnan (2011), kreativitas sering
disebut berpikir kreatif (creative thinking) atau berpikir inovatif (innovative thinking).
Apabila dikaitkan dengan kemampuan seseorang maka kreativitas juga dapat
berkaitan dengan daya cipta. Menurut Buzan dalam Suharnan (2011), kreativitas juga
dapat disebut sebagai kecerdasan kreatif (creative intelligence); yaitu kemampuan
untuk menghasilkan gagasan gagasan baru yang menarik dan bernilai bagi pemecahan
suatu masalah. Produk yang dihasilkan dapat berupa hasil karya cipta yang inovatif.
Kreativitas juga sering dikaitkan dengan bagaimana cara seseorang
memecahkan suatu permasalahan dengan cara berpikirnya sendiri dan dapat
menghasilkan solusi yang baik. Pola berpikir kreatif ini juga dimiliki anak usia dini.
Pola berpikir kreatif dapat diasah melalui kegiatan kegiatan serta aktivitas yang
disuguhkan dan diberikan oleh lingkungan sekitar. Dalam hal ini yang berperan cukup
besar bagi perkembangan kreativitas anak usia dini adalah orangtua dan guru. Apabila
guru hanya memiliki maksimal 2 jam atau 180 menit selama satu hari dalam
membimbing anak usia dini, maka peran orangtua lah yang sangat dominan. Dua
aspek ini tidak dapat dipisahkan, orangtua perlu juga mempelajari tentang
karakteristik anak usia dini dan bagaimana cara menangani. Anak usia dini bukanlah
seorang dewasa kecil atau miniatur orangtua, sehingga orangtua tidak dapat serta
merta meminta anak agar berpikir sebagaimana pola pikir orang dewasa.
Pola berpikir anak usia dini yang masih bersifat simbolik ini harus sering
diasah dan distimulasi. Apabila anak usia dini sering mendapatkan rangsangan atau
stimulus yang tepat maka sinaps sinaps yang ada dalam batang otak mereka akan
semakin terhubung dan mereka akan semakin cepat memproses sebuah informasi baru
yang mereka dapatkan.
Seringkali pada saat anak usia dini melakukan kegiatan atau aktivitas yang
bersifat kreatif maka orang yang berada di sekelilingnya akan memberikan pelabelan
yang berkonotasi negatif anak nakal, anak banyak tingkah, anak hiperaktif dan
banyak lagi sebutan yang sebenarnya secara tidak langsung akan mematikan pola

berpikir kreatif anak usia dini. Ada baiknya dihindari penggunaan kata atau kalimat
yang berkonotasi negatif. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengungkapkan
kalimat yang sifatnya menenangkan dengan konotasi yang positif, misalnya seperti :
pakai suara yang lembut di dalam kelas untuk menghindari pemakaian kata jangan
berisik/jangan ribut, berjalan dengan perlahan untuk menghindari kalimat jangan
berlarian di dalam kelas, semua berteman semua bersahabat untuk menghindari
kalimat jangan bertengkar, dan masih banyak lagi contoh contoh kalimat yang tidak
mematikan pola berpikir kreatif seorang anak.
Pemberian reward juga perlu dalam menstimulus kreativitas anak usia dini.
Reward ini diberikan apabila mereka mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
differsity is unique . Kreativitas akan muncul dengan sendirinya apabila sering
dilatih dan distimulus.

3. Ragam Aktivitas Dan Media Yang Dilakukan Paud


Ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan oleh orangtua di
rumah ataupun guru di sekolah dalam meningkatkan kreativitas anak usia dini.
Kegiatannya antara lain : Jilid Buku Lucu, Finger Painting, Kreasi dengan Benang
dan Lukisan biji bijian.
Kegiatan atau aktivitas tersebut tidak perlu diberikan batasan yang terlalu
mengekang. Dalam pembahasan bab selanjutnya akan ditunjukkan bagaimana cara
membuat atau langkah langkah kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas anak
tersebut.
a.

Jilid Buku Lucu


Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kreatifitas anak usia dini adalah
Jilid buku lucu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
berbuat kreatif dan mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan motorik halus
anak dalam membuat karya karya kreatif.
Adapun alat alat yang perlu disiapkan antara lain : anak anak mempersiapkan
buku tulis yang akan mereka gunakan dalam membuat karya ini dan kertas putih,
daun kering/bunga kering atau biji-bijian kering, lem, cat air atau pewarna buatan, dan
deterjen. Kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Anak beserta guru mempersiapkan bahan yang akan digunakan
2. Masukkan deterjen ke dalam air kemudian kocok hingga berbusa

3. Masukkan cat air ke dalam permukaan busa


4. Letakkan kertas putih di atas permukaan air sesaat kemudian angkat dan keringkan
5. Setelah kertas tersebut kering, anak dapat menggunakan hasil karya mereka sebagai
sampul buku tulis yang telah disediakan, sebagai penguat anak dapat merekatkan
dengan lem
6.

Sebagai variasi anak dapat menggunakan bunga/biji kering sesuaikan dengan


kreativitas masing masing
Apabila tidak ada bahan bahan yang tersebut di atas, maka dapat diganti
dengan kertas kado, kardus bekas, plong, tali sepatu atau pita warna warni dan fotofoto. Cara pengerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Anak bersama guru mempersiapkan kertas dan karton yang telah di plong
2. Kertas kado digunting sesuai pola yang diinginkan
3.

Susun kertas yang sudah diplong bagian pinggirnya dan dilapisi bagian luarnya
dengan menggunakan kardus/karton yang sudah diplong

4. Jahit pinggiran karton/kardus dengan menggunakan tali sepatu atau pita warna warni
5. Tempelkan guntingan kertas kado pada bagian luar kardus/karton
6. Jilid buku lucu sudah selesai
b. Finger Painting (Lukisan Jari)
Kegiatan finger painting ini sangatlah mengasyikkan. Anak akan berkembang
kreativitasnya dan juga dapat mengembangkan motorik halusnya. Bahan bahan yang
perlu disiapkan antara lain : tepung kanji, tepung terigu, serbuk pewarna makanan, air
serta kertas gambar. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Anak beserta guru menyiapkan bahan bahan yang diperlukan
2. Guru memandu anak anak untuk membuat adonan terlebih dahulu sebelum membuat
finger painting
3.

Cara membuat bahan adonan : tepung kanji dan tepung terigu diaduk sampai rata.
Masukkan air aduk sampai rata sehingga adonan terlihat encer. Langkah selanjutnya
adonan dimasak hingga mendidih sambil diaduk terus hingga adonan mengental
seperti lem. Setelah itu, angkat dan dinginkan. Setelah dingin, guru dapat membantu
anak untuk membagi adonan dalam beberapa tempat untuk diberi warna sesuai
dengan kebutuhan anak.

4. Guru menyiapkan kertas gambar besar


5.

Anak mewarnai gambar menggunakan bahan adonan finger painting yang sudah
disediakan

c.

Kreasi Dari Benang


Kegiatan ini sederhana namun mengasyikkan. Tujuan dari kegiatan ini antara
lain : meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat kreatif, mengembangkan
kemampuan motorik kasar dan halus, dan mengembangkan apresiasi anak terhadap
kesenian.
Adapun bahan bahan yang butuh disiapkan adalah : benang kasur, pewarna,
air, serta kertas gambar. Langkah langkah kegiatan adalah :

1. Anak beserta guru menyiapkan bahan yang diperlukan


2. Guru memberikan contoh cara membuat adonan yang diperlukan, anak anak bekerja
sama untuk membuat adonan yang akan menjadi dasar warna dalam gambar yang
nanti mereka akan buat
3. Masukkan pewarna dalam air lalu diaduk rata
4. Masukkan benang sekitar 50 cm ke dalam cat buatan
5. Lipat kertas gambar menjadi dua bagian
6.

Masukkan benang tadi ke dalam lipatan kertas kemudian tekan setelah itu tarik
benang tersebut

7.

Di akhir kegiatan anak menceritakan tentang gambar yang mereka buat (benang
dimasukkan ke dalam adonan pewarna)

d. Lukisan Biji Bijian


Kegiatan ini meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Alat dan bahan bahan
yang digunakan antara lain : biji-bijian, kertas gambar, lem dan pensil. Langkah
langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Guru dan anak mempersiapkan bahan yang diperlukan
2. Guru menyiapkan kertas gambar
3.

Anak memberikan lem pada bagian bagian gambar serta menghias gambar dengan
menggunakan biji bijian tersebut sesuai kreativitas anak (kegiatan siswa sedang
menempelkan biji bijian pada gambar)

4. Bentuk Stimulasi yg Membuat Anak Cerdas


Stimulasi yang tepat untuk anak di masa tumbuh kembangnya dapat di
lakukan setiap hari. Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus
dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi
untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan akan diterima oleh

panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca
indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi
tersebut merupakan pelajaran baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa,
memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan
stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti
melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan
oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai
tingkat perkembangan yang optimal. Berikan stimulus mengikuti 8 kecerdasan.
Seorang ahli riset dari Amerika, Prof. Howard Gardener, mengembangkan model
kecerdasan multiple intelligence yang artinya bermacam-macam kecerdasan.
Menurut beliau, setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan
kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener
adalah

suatu

kumpulan

kemampuan

atau

keterampilan

yang

dapat

ditumbuhkembangkan.
Berikut dipaparkan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan
sesuai dengan prinsip multiple intelligence yaitu :
(1) Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa verbal
Diajak bercakap-cakap, Dibacakan buku cerita berulang-ulang, Menyanyi lagu anak(2)

anak, Dirangsang untuk berbicara dan bercerita


Logicalmathematical (kecerdasan logika-matematik) Permainan komputer,

Menyusun balok, Merangkai mainan, Menghitung mainan, Main Puzzle


(3) Visual spatial (kecerdasan visual)
Mengamati gambar, menyebutkan nama-nama dalam foto, Belajar melipat dan
menggambar, Bermain rumah-rumahan, Diajak permainan computer
(4) Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh)
Belajar berdiri satu kaki, Melatih jongkok, membungkuk, Belajar melompat, berlari,
melempar, menangkap, menari, Mengajak anak pada olah raga permainan
(5) Musical (kecerdasan musikal)
Mengajak anak mendengarkan musik, Mengajak anak bernyanyi, Memainkan alat
musik, Melatih anak mengikuti nada dan irama
(6) Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal)
Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda, Melatih anak
untuk meminjamkan mainan, Mengajak anak untuk bekerja sama membuat sesuatu
(7) Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal)
Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya, Melatih anak untuk belajar
mengungkapkan keinginan, Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita
(8) Naturalist (kecerdasan Naturalis)

Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot, Memelihara binatang, Wisata ke


hutan, pantai, sungai dan gunung, Mengamati bulan, langit dan bintang.

5. Rangsang Kecerdasan Dengan Mainan


a.

Susun Balok untuk Latih Kemampuan Otak Anak

b.

Pentingnya Memilih Mainan Sesuai Usia Balita


Saat bayi mulai bisa berinteraksi dengan sekitarnya, maka dia sudah memiliki
keinginan untuk bermain. Karena hasrat bermain ini sebenarnya adalah salah satu
caranya untuk belajar mengenai diri dan sekitarnya.
Itu mengapa, permainan yang kita berikan pada anak haruslah yang dapat
memicu perkembangan otak hingga membentuk kecerdasan optimal. Dan sebenarnya
tak perlu permainan yang jelimet untuk merangsang kecerdasan anak. Menurut Anita
Hairunnisa, dalam bukunya Kreasi Mainan Unik & Lucu Untuk Mengasah Bakat dan
Kecerdasan Buah Hati, setiap anak memiliki delapan potensi kecerdasan atau multiple
intelligences.
Semua kecerdasan ini pasti ada, hanya saja kadar atau tingkat dominasinya
berbeda-beda pada setiap anak. Oleh karena itu, penulis yang juga seorang
pendongeng ini percaya tak ada anak yang bodoh. Bahkan dari sebuah permainan, kita
bisa menemukan sekaligus merangsang potensi kecerdasan anak kita. Dan permainan
itu adalah :

a.

Kecerdasan bahasa (Word Smart)


Kecerdasan ini meliputi kemampuan anak dalam merangkai kata, baik dalam tulisan
maupun perkataan. Anak dengan kecerdasan bahasa yang tinggi akan lebih suka
dengan permainan seperti bercerita atau mendongeng, membaca buku, scrabble,
menulis, dan menyukai bahasa asing. Maka tak heran jika anak dengan kecerdasan

b.

bahasa akan lebih cepat dan sering berbicara, terutama dengan kata-kata baru.
Kecerdasan matematis (Logic Smart)
Anak dengan kecerdasan ini akan menikmati permainan komputer, bermain detektif,
teka-teki, atau proyek sains sederhana. Sebabnya, anak dengan kecerdasan matematis
yang tinggi akan memiliki konsep matematika, sains, dan pemecahan masalah yang

c.

baik karena melibatkan logika.


Kecerdasan spasial (Picture Smart)
Biasanya akan ditandai dengan suka berjalan-jalan dan menikmati pemandangan,
plus memilki ingatan yang kuat. Sebab segala yang menarik perhatiannya akan
disimpan dalam imajinasinya. Maka tak heran jika sering disebut sebagai si mata

super. Imajinasi dan daya ingat yang kuat akan membuatnya mengekspresikan ide
d.

dalam bentuk seni, desain, atau eksperimen.


Kecerdasan Musikal (Musical Smart)
Kecerdasan musikal meliputi kemampuan anak dalam mengapresiasi musik,
bernyanyi, memainkan alat musik, atau bahkan menikmati tayangan musikal.
Coba perhatikan apakah anak ikut bersenandung setiap kali orang-orang di sekitarnya

e.

bernyanyi? Jika iya, coba kenalkanlah dengan alat musik.


Kecerdasan Kinesitetik (Body Smart)
Ciri utamanya adalah lincah, gesit, dan cekatan maka kemampuannya dalam
melakukan segala sesuatu yang melibatkan tubuhnya akan sangat piawai dilakukan.
Olahraga, ketrampilan, seni tari, atau drama, adalah beberapa kegiatan yang
melibatkan kecerdasan kinestetik.
Ajak anak membuat seekor domba dari sebutir telur ayam yang direbus. Rekatkan
kapas, mata mainan pada telur rebus, serta hias menyerupai seekor domba lucu.

f.

Permainan ini melibatkan olah tubuhnya sehingga merangsang kecerdasannya.


Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan bersosialisasi. Mudah bergaul, memahami
pikiran, dan peka terhadap perasaan orang lain menjadi ciri dari anak yang dominan
kecerdasan interpersonalnya. Kita bisa merangsang kecerdasannya dengan mengajak
membuat wayang sumpit.
Caranya dengan menggunting gambar dari buku atau hasil gambar sendiri, lalu
tempelkan di atas karton dan potong mengikuti bentuk gambar. Ambil sumpit dan
tempelkan di bagian belakang gambar dan wayang sumpit pun siap dimainkan. Ketika
anak memainkannya dengan orang lain, itu akan menjadi media melatih kecerdasan

g.

interpersonalnya.
Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang dominan akan ditandai dengan
memahami diri sendiri, bisa mengekspresikan perasaan, keinginan, dan mengetahui
kemampuannya. Anak ini juga mampu menyemangati diri sendiri, mempunyai
kepercayaan yang tinggi serta menghargai dirinya sendiri.
Anita menyarankan kita bisa mengajaknya membuat boneka dari styrofoam. Bentuk
berbagai pola binatang atau orang menggunakan pensi, kemudian gunting, dan hiasi
pola tersebut untuk kemudian ditempelkan pada sedotan. Saat anak berhasil
menyelesaikan boneka pertamanya, ia akan merasa pintar dan percaya diri.

h.

Kepercayaan inilah yang nantinya akan menularkan keberanian lainnya.


Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Jika anak kita sangat menyukai segala hal yang berkaitan dengan alam dan aktivitas di
luar ruangan, maka kecerdasan yang dominan pada anak kita adalah nature smart. Itu

mengapa mengajaknya untuk berkenalan dengan binatang, tanaman, dan alam


semesta adalah hal-hal yang mampu menarik perhatiannya.
Ada empat hal yang menentukan kecerdasan seorang anak. Faktor genetik,
lingkungan, dan gizi memberi kontribusi yang seimbang dalam membentuk
kecerdasan. Sementara itu, kesehatan juga turut berperan, tutur Dr dr Tubagus
Rahmat Sentika SpA MARS.
Faktor genetik tentu tidak bisa diutak-atik. Hanya segelintir persen dari
populasi yang berada dalam kategori jenius dan mengalami keterbela kangan.
Sebagian besar termasuk cerdas.
Dengan begitu, orang tua sebetulnya tidak perlu berlebihan melakukan
stimulasi kecerdasan anak. Berikan stimulasi yang berdasar ilmiah. Jika
overstimulasi, terlalu banyak tugas, anak akan stres, tutur tim ahli Komisi
Perlindungan Anak Indonesia ini.
Orang tua, lanjut Tubagus, bertugas mengantarkan anak mencapai
perkembangan optimalnya. Jangan paksakan anak menggapai kejeniusan, sesuatu
yang muskil diraih tanpa modal gene tik. Sebaliknya, melatih kecerdasan pun harus
dibarengi dengan pengajaran etika.

6.

Aktivitas Bermain Dan Aneka Ragam Permainan Untuk Anak


a. Aktifitas Bermain
1. Asas-asas perkembangan anak
Asas perkembangan anak itu antara lain :
a) Perkembangan dipengaruhi oleh faktor keturunan (herodity) dan faktor lingkungan
b) Perkembangan adalah suatu proses yang teratur dan kontinu dan berkelanjutan
c) Tempo perkembangan tidak merata
d) Setiap anak mempunyai tempo perkembangan sendiri
e) Proses perkembangan seorang anak terdiri dari beberapa tahap
2. Alat permainan dan bermain di TK
a) Fungsi alat permainan/mainan
Alat permainan dan bermain (toys) yang dipersiapkan di tk hendaknya berfungsi
mendidik, memberi pemahaman dan melatih keterampilan serta pembiasaan
1. Peryaratan alat permainan
a.

Setiap alat permainan hendaknya menonjolkan fungsi yang sesuai dengan usia dan
taraf perkembangan anak

b. Ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak


c.

Aman dan tidak berbahaya bagi anak

d. Menarik baik warna maupun bentuknya


e.

Awet, tidak mudah rusak dan mudah pemeliharaannya

f.

Murah dan mudah diperoleh

g. Jumlahnya hendaknya mencukupi kebutuhan anak


h. Kualitas harus diperhatikan, jangan sampai ada bagian-bagian tajam
i.

Alat permainan harus dapat mendorong anak untuk melakukan penemuan-penemuan


baru dan melakukan berbagai eksperimen

2. Alat permainan/manipulatik
Permainan manipulatik merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan gerakan
dasar yang harus dikembangkan pada taman kanak-kanak
Alat-alat permainan manipulatik memberi kesempatan kepada anak-anak untuk :
a.

Menyesuaikan bentuk dan warna

b. Mengkombinasikan bentuk
c.

Mengkombinasikan warna

d. Melihat hubungan antara bentuk, ukuran, dan warna


e.

Membuka dan menutup, memsang, menyusun kembali

f.

Meronce

g. Menyusun set mainan


h. Tugas guru dalam pengaadaan alat-alat bermain
Memilih, mempersiapkan, mengatur alat-alat bermain yang dibutuhkan,
membimbing, menguasai, menjawab pertanyaan anak dan observasi merupakan
bagian dari tugas guru.

7. Merencanakan Pengaturan Lingkungan Bermain Ditaman Kanak-Kanak


Merencanakan dan mengatur lingkungan bermain didalam dan diluar kelas
penting dipahami guru tk seperti prinsip-prinsip pengaturan lingkungan dan aspekaspek lain yang perlu dipertimbangkan.
Pengaturan lingkungan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a.

Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yaitu : perkembangan fisik motorik,


kognitif,sosial emosional dan bahasa

b.

Dapat menstimulasi perkembangan anak dengan cara memberi kesempatan sebanyakbanyaknya kepada anak untuk eksplorasi, komunikasi aktif, interaksi sosial dan
koordinasi gerakan-gerakan motorik

c.

Tercipta rasa aman secara jasmani dan rohani

8. Memperkaya Permainan Diluar


Dengan menggunakan otot-otot kecil maupun otot-otot besar anak
memperoleh penguasaan atas tubuh mereka ketika bermain dihalaman tk, halaman
tempat bermain anak merupakan ruang terbuka yang memberikan banyak kesempatan
pada anak melatih keseimbangan dan koordinasi anggota tubuhnya.
9. Lingkungan Bermain Didalam Ruangan
Aspek-aspek sosial adari lingkungan bermain merupakan komponen penting
dalam merencanakan pengaturan lingkungan di daalam ruang ditaman anak-anak,
lingkungan didlam harus menyenangkan dan memberi rasa aman pada anak-anak oleh
karena itu, pengaturan lingkungan didalam di tata sedemikian rupa sehingga
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu anak serta membuat anak merasa nyaman
dan tenang.
10. Aktifitas Bermain Balok, Pasir Dan Air
Aktifitas bermain balok, bermain pasir dan air merupakan aktifitas bermain
yang digemari anak-anak dan banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan anak
secara totalitas
a. Bermain Balok
Saat bermain baalok anak-anak mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta
keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif
a) Belajar Melalui Bermain Balok
Balok dianggap sebagai alat bermain yang paling bermanfaat dan yang paling banyak
digunakan di tk maupun lembaga pendidikan prasekolah nilai dari membangun
dengan balok meliputi 4 aspek pengenbangan yaitu :
1. Fisik motorik
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan emosional

b) Peran Dan Tanggung Jawab Guru Dalam Permainan Balok


Berikut

beberapa

petunjuk

yang

dapat

membantu

guru

mengoptimalkan

pembelajaaran dalam permainan balok.


1.

Letakkan balok dalam rak terbuka dan dapat dijangkau anak-anak sehingga dapat
dikeluarkan dan dimasukkan kembali dengan mudah

2.

Sediakan jumlah unit balok yang cukup sesuai dengan jumlah anak yang
menggunakannya

3. Sediakan waktu yang cukup untuk bermain


4. Usahakan untuk bermain balok dilantai yang rata dengan alas karpret agar balok tidak
rusak atau menimbulkan suara yang keras dan mengganggu
5.

Guru dapat memberikan stimulasi yang menantang anak untuk mencipta dengan
balok-balok diantaranya dengan menyediakan alat-alat dan perlengkapan yang cukup
dan menarik minat anak dan jelas dalam memberikan instruksi.

b. Bermain Air Dan Pasir


a) Tahapan Bermain Pasir dan Air
Terdapat 3 tahap perkembangan bermain pasir dan air :
1. Tahap pertama
Pada tahap ini anak mengenal sifat-sifat pasir dan air, mereka menemukan bunyi titiktitik air hujan pada atap rumah dan bunyi pacaran air
2. Tahap kedua
Anak-anak mempergunakan pengalaman dan belajar mereka untuk suatu tujuan
3. Tahap ketiga
Anak-anak menyempurnakan hasil dari tahap-tahap sebelumnya.
b) Tujuan dan manfaat kegiatan bermain pasir dan air
Permainan air dan pasir sangat bermanfaat bagi perkembangan fisik, kognitif, sosial
aadan emosional anak.
c) Eksperimen dengan pasir
1. Membandingkan kapasitas pasur dan wadah
2. Membandingkan berat
3.

Dengn sendok semen anak-anak menyendok sebanyak-banyaknya pasir kering


kedalam ember-ember kecil mengangkutnya kesuatu tempat dan menuangkannya ke
atas kertas koran untuk membuat gunung.

d) Eksperimen dengan air


1. Tenggelam dan mengapung

2. Alat yang permanen seperti : clemek plastik, dan handuk, selang, bak pasir dan pel
lantai dll
3. Bahan yang harus dibeli
4. Alat yang dibuat sendiri

11. Aneka Ragam Permainan Anak


a. Bermain Terpimpin
Aktifitas permainan terpimpin yang dapat membantu guru menciptakan permainan
antara lain :
1. Permainan dalam lingkaran

Mencari teman

Permainan hadap, balik, bubar

Bola kurang, bola lebih

2. Permainan dengan alat

Mana sepatuku

Menncari sambungan

Bibocreng

Membuat bentuk-bentuk baru

3. Permainan dengan angka

Dengar dan lakukan

Kegiatan dengan waktu

Berbaris menurut angka

Bermain cocok-bobokkan

Cari sejumlah benda

4. Permainan dengan nyanyian

Bermain sepatu

5. Permainan bentuk lomba

Lomba lari menjepit bola

Bola dan papan

Angin puyuh

6. Permainan mengasah panca indera

Latihan mendengar dengan indera pendengaran

Bunyi musik
Benda jatuh

Latihan indera peraaba

Kasar-halus-lembut
Meraba dengan kaki

Latihan iindera penglihatan

Alatnya yaitu : papan dan benda-benda yang dapat digambar anak


Anak diperlihatkan benda-benda
Anak diminta menggambarkan benda yang baru dilihatnya dipapan tulis atau dikertas
gambar
Waktu maksimal untuk menggambar sekitar 15 menit

Latihan indera pengecap

Bahannya, yaitu gula, garam, kopi, jeruk, adam, cabe/saos,salak


Perkenalan macam-macam rasa dengan cara mencicipi bahan-bahan yang disediakan
Tutup mata anak lalu minta anak mencicipi bahan-bahan tersebut datu persatu dan
menyebutkan namanya atau rasanya
7. Permainan tanpa alat

Permainan menjala ikan

Kata polis ?

Makan buat apa ?

H. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pengembangan Kreativitas Anak


Usia 0-8 Tahun
1. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia
lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati.
Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan
benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu
anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan
jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai
bulatn yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang
terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini

cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau
segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari
unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

2. Nilai-Nilai Lingkungan sebagai Sumber Belajar


Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas bagi anak usia dini.
Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah
sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada
umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber
belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak
karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu
kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih
bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi
yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai
salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada
penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada
anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap
terpelihara.
Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak Kegiatan belajar
dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber
belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini

merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat
belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk
mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar.
Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas
dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta
intelektual.

3. Alam dan Lingkungan Sebagai Media Belajar


Pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan
menengah dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengisyaratkan
pentingnya kreativitas dalam mengembangkan pembelajaran. Alam adalah sumber
belajar yang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi, dikembangkan dan dijadikan
media pembelajaran yang menarik bagi siswa didik.
Alam mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, tentang nilai-nilai, tentang
kebaikan dan keburukan yang dikomunikasikan dengan bahasanya sendiri.
Perkembangan teknologi informasi yang makin pesat telah menggeser pola perilaku
anak yang lebih banyak dipengaruhi oleh media elektronik dibanding berelasi dengan
alam lingkungannya. Magnet televisi, game komputer, bermain-main dengan
handphone adalah keprihatinan mendalam yang terjadi pada anak-anak. Tanpa
disadari, telah begitu banyak yang terlewati oleh anak dari kearipan alam dan
lingkungan yang menjadi ruang hidup mereka.
Mengenalkan alam dan lingkungan, mengajarkan apa yang ada di dalamnya,
mendidik siswa untuk mencintai dan menanamkan kesadaran untuk menjadi manusia
yang bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungannya merupakan proses yang
harus ditempuh secara bertahap dalam PLH. Strategi dan metode pembelajarannya
sangat tergantung pada kebutuhan siswa dan karakeristik alam dan lingkungan dimana
sekolah berada.
Belajar di alam (Out bond) bagi siswa sekolah merupakan kegiatan
pembelajaran yang mendekatkan siswa terhadap alam dan lingkungan. Kalau
dilakukan sejak dini, bermain di alam ini merupakan pengalaman langsung yang akan
terinternalisasi dan membentuk pribadi yang cinta terhadap lingkungan.

Melakukan pembelajaran di alam, tentunya tidak selalu harus mahal dengan


mengunjungi tempat-tempat wisata alam, karena alam dan lingkungan di mana siswa
didik berada adalah juga media pembelajaran. Misalnya, dimulai dengan lingkungan
rumah dan sekolah, siswa dapat ditunjukkan berbagai masalah lingkungan serta
bagaimana seharusnya mereka tinggal dan memelihara lingkungannya. Yang paling
sederhana tentunya menanamkan pentingnya kebersihan dan penataan lingkungan
baik rumah maupun sekolah menjadi tempat yang menyenangkan buat mereka. Untuk
anak usia TK dan SD, minimal mereka diajarkan bagaimana cara membuang sampah
sehingga tertanam suatu kebiasaan sampai dewasa tentang begitu pentingnya
memelihara lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Demikian pula halnya
implementasi pendidikan lingkungan bagi siswa di kelas lanjutan, disesuaikan dengan
usia perkembangan, pendidikan lingkungan dapat dikembangkan dengan pengenalan
dan pemahaman terhadap berbagai persoalan lingkungan dalam skala yang lebih
besar.
Pendidikan lingkungan sebagai pendidikan untuk menumbuhkan sikap baru
terhadap komponen bumi seperti air, udara, hewan dan tumbuhan, menuntut
pemikiran yang lain dan menyeluruh yang merupakan kebalikan cara berpikir yang
lurus dan satu dimensi. Banyak aspek yang terintegrasi dalam pendidikan lingkungan
hidup, di mana anak diajak belajar dengan alam sebagai sumber sekaligus media
belajarnya.

4. Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini
sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa
lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau
buatan.
a.

Lingkungan Alam

Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya
alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan
dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini
akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya,

anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam


kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih
memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari
itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam,
dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam.
b. Lingkungan Sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas
jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini
yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan
pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
1.

Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.

2.

Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan


sekolah.

3.

Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal


dan sekolah.

4.

Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan
sekolah.

5.

Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.

6.

Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau
paling dekat dengan anak.
c.

Lingkungan Budaya

Di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada
juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek
seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya,

serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan
masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana
kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat
memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai
laboratorium belajar anak. Contohnya: Menari, Menyanyi, Menggambar, Melukisa,
dan lain-lain.

5. Pengertian Kreativitas
Menirut Supriadi (2001) memaparkan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sementara itu, Munandar (1999) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsurunsur yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan
pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Selain itu, menurut
pandangan ahli psikologis Horrace et al (Sumarno, 2003) dikatakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk menemukan cara-cara baru bagi pemecahan
problema-problema, baik yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, seni sastra atau
seni lainnya, yang mengandung suatu hasil atau pendekatan yang sama sekali baru
bagi yang bersangkutan, meskipun bagi orang lain merupakan suatu hal yang tidak
asing lagi. Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang sematamata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal.
Sebaliknya kreativitas mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut Guilford
pemikiran berbeda (divergent thinking). Pemikiran menyimpang dari jalan yang
telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi. Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Dalam dunia pendidikan yang terpenting kreativitas perlu dikembangkan.
Sehubungan dengan pengembangan kreativitas, terdapat empat aspek konsep
kreativitas (Rhodes, 1987) diistilahkan sebagai Four Ps of Creativity: Person,
Process, Press, Product. Utami Munandar (1999) menguraikan definisi tentang

kreativitas berdasarkan empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah
pribadi unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi
individu. Kedua proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsurunsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu
masalah, merupakan manifestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas
pemikiran anak. Ketiga pendorong (press), kreativitas dapat berkembang jika ada
press atau pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau
hasrat yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan
yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak yang
kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif.
Keempat produk (product), bahwa produk-produk kreativitas yang konstruktif pasti
akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari keunikan
individu, di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya
(faktor lingkungan dilain pihak). Dengan dorongan internal maupun eksternal untuk
bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif dengan sendirinya akan
muncul. Misalnya sebagai pendidik menghargai produk kreativitas anak dan
mengkomunikasikannya kepada yang lain dengan memamerkan karya anak, hal ini
akan menggugah minat anak untuk berkreasi.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif
yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Drevdal
(dalam Hurlock, 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan
sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas ini dapat berupa kegiatan
imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, mungkin
mencakup pembentukan polapola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya serta pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan
mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Bentuk-bentuk kreativitas mungkin
berupa produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat
prosedural atau metodologis. Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas
imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang
diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti
dan bermanfaat. Munandar (1995) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan,

informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang
bermakna dan bermanfaat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru
berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna
atau bermanfaat.
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus
sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas.
Kreativitas adalah salah satu potensi alamiah dalam diri anak yang harus
dikembangkan secara optimal.
Kreativitas dapat didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung
siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari
selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru,
menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh
kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan
Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan kreativitas
di dalam lingkungan, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mendongeng
Menggambar
Bermain alat musik sederhana
Bermain dengan lilin atau malam
Permainan tulisan tempel
Permainan dengan balok
Berolahraga
dan lain sebagainya.

6. Manfaat Kreativitas Pada Anak Usia Dini


Pentingnya pengembangan kreativitas ini memiliki empat alasan, yaitu:
a. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut
termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow
(Munandar, 1999) kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang
berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.
b. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk
menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini
masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut
untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut
jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Kreativitas yang

menuntut sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak
berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), asli (originality), menguraikan
(elaboration) dan dirumuskan kembali (redefinition) yang merupakan ciri berpikir
c.

kreatif yang dikemukakan oleh Guilford (Supriadi, 2001).


Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan

kepuasan kepada individu.


d. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
I.

BIMBINGAN DALAM PROSES PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


0-8 TAHUN

1) Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan bimbingan.


Menurut Myrick (dalam Muro & Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang
dapat dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan
krisis, remedial, preventif dan perkembangan.
Dalam pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bilamana ditemukan
adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera ditanggulangi, dan guru atau
pembimbing bertindak membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk
menyelesaikannya. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknikteknik
yang secara pasti dapat mengatasi krisis tersebut. Contoh : seorang anak menangis
ketika anak bermain di luar kelas karena tangannya berdarah dilempar batu oleh
teman sebayanya. Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan krisis akan
meminta anak untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang
telah melukainya. Bahkan mungkin guru atau pembimbing segera memanggil anak
yang telah bersalah tersebut untuk menghadap dan membicarakan penyelesaian
masalah yang telah dilakukannya.
Dalam pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan memfokuskan
bantuannya

kepada

upaya

penyembuhan

atau

perbaikan

terhadap

kelemahankelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini


adalah untuk menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi. Berbagai
strategi dapat digunakan untuk membantu anak, seperti mengajarkan kepada anak
keterampilan belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang belum dimiliki anak
sebelumnya.
Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan remedial untuk contoh
kasus di atas, akan mengambil tindakan mengajarkan anak keterampilan berdamai

sehingga anak dapat memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah


hubungan antar pribadi. Misal guru atau pembimbing meminta anak yang telah
melempar temannya dengan batu untuk meminta maaf atas perbuatannya, dan berjanji
untuk tidak mengulanginya. Mereka diminta untuk bersalaman dan bermain kembali.
Keterampilan berdamai yang diajarkan guru atau pembimbing kepada anak
merupakan keterampilan yang belum dimiliki kedua anak tersebut dan merupakan
kelemahan yang dapat memunculkan krisis terhadap keduanya.
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak dan mencegah terjadinya
masalah tersebut. Masalah-masalah pada anak taman kanak-kanak dapat berupa
perkelahian, pencurian, merusak, menyerang dan sebagainya. Pendekatan preventif
didasarkan pemikiran bahwa jika guru atau pembimbing dapat membantu anak untuk
menyadari bahaya dari berbagai aktivitas itu maka masalah dapat dihindari
sebaikbaiknya
Pendekatan preventif ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikan
informasi kepada anak tentang akibat dari suatu tindakan tertentu. Dalam contoh
kasus di atas, guru yang menggunakan pendekatan preventif akan mengajak anak
untuk mendengarkan cerita guru atau pembimbing yang memuat pesan untuk menjaga
atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang akan merugikan diri sendiri dan orang
lain dan belajar untuk bersikap toleran dan memahami orang lain.
Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan
proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan
perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan di taman kanak-kanak muncul
dari karakteristik dan permasalahan perkembangan anak didik, baik permasalahan
yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, maupun
bahasa. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan lebih berorientasi pada
pengembangan ekologi perkembangan anak didik, dengan kata lain bagaimana
menciptakan suatu lingkungan yang kondusif agar anak didik dapat berkembang
secara optimal.
Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari
pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak
didik untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran di taman kanak-kanak
dan di dalam kehidupan. Pendekatan perkembangan dipandang sebagai pendekatan
yang tepat digunakan dalam tatanan pendidikan sekolah karena pendekatan ini

memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan anak, kebutuhan dan minat,


serta membantu anak mempelajari keterampilan hidup (Myrick, 1993, dalam Muro &
Kottman, 1995 : 5).
Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial dan konseling. Di dalam pendekatan
perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan anak
didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan (guidance curriculum).
Pendekatan perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang
sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara anak didik dengan
lingkungannya. Pemikiran ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan
bimbingan, yaitu :
1.

Perkembangan adalah tujuan bimbingan; ini berarti bahwa petugas bimbingan atau
guru perlu memiliki kerangka berpikir dan keterampilan yang memadai untuk
memahami perkembangan anak didik sebagai dasar perumusan tujuan dan isi

2.

bimbingan.
Interaksi yang sehat merupakan iklim lingkungan perkembangan yang harus
dikembangkan oleh guru. Ini berarti bahwa guru perlu menguasai pengetahuan dan
keterampilan khusus untuk mengembangkan lingkungan perkembangan sebagai
pendukung sistem pelaksanaan bimbingan
Dalam pendekatan perkembangan tercakup juga pendekatan-pendekatan lain.
Pembimbing yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin
melakukan intervensi krisis, remedial, mengembangkan program pencegahan dan
menggunakan kurikulum bimbingan (guidance curriculum) yang komprehensif
(Baker, 1992; Myrick, 1993 dalam Muro & Kottman, 1995 : 5). Upaya bantuan yang
diberikan terarah kepada pengembangan seluruh aspek perkembangan yang mencakup
akademik (intelektual), sosial-pribadi, dan karir. (Reynolds, 1993 dalam Muro &
Kottman, 1995 : 5).
Dalam pendekatan perkembangan, perolehan perilaku yang diharapkan
terbentuk pada anak didik, dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan
menjadi dasar bagi pengembangan program bimbingan. Esensi strategi untuk
membantu mengembangkan dan menguasai perilaku yang diharapkan, terletak pada
pengembangan lingkungan belajar, yaitu lingkungan yang memungkinkan anak didik
memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. (Sunaryo Kartadinata, dkk, 1998 )

Di

dalam

lingkungan

belajar

dikembangkan

peluang,

harapan,

pemahaman,persepsi yang memungkinkan anak memperkuat dan memenuhi


kebutuhan dan motif dasar mereka, atau mungkin mendorongnya untuk mengubah
atau menyesuaikan kebutuhan dan motif dasar tersebut kepada perilaku dan nilai-nilai
yang berkembang di dalam lingkungan belajar. Di dalam konsep bimbingan
perkembangan, lingkungan belajar dirumuskan ke dalam konsep lingkungan
perkembangan manusia atau ekologi perkembangan manusia.

2) Prinsip-prinsip Bimbingan Perkembangan


Menurut Muro & Kottman (1995 : 50) bimbingan perkembangan adalah program
bimbingan yang di dalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak
Setiap anak membutuhkan layanan bimbingan perkembangan. Hal ini
didasarkan bahwa tidak ada individu yang tidak bermasalah. Layanan bimbingan
tidak hanya diperuntukkan bahwa anak bermasalah tetapi perlu menjadi upaya
bantuan yang diberikan untuk seluruh anak didik. Semua anak perlu memperoleh
pemahaman tentang dirinya, dan juga pemahaman tentang lingkungan di sekitarnya.
Bimbingan

dan

konseling

perkembangan

difokuskan

pada

upaya

membelajarkan anak.
Bimbingan perkembangan diarahkan untuk membantu tercapainya proses
pembelajaran anak. Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara
keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses
yang terpadu yang diarahkan agar terjadinya proses belajar pada diri anak.
2. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan
perkembangan.
Dalam jenjang pendidikan dasar khususnya taman kanak-kanak, guru selain
berperan sebagai pengajar juga berperan sebagai pembimbing dalam upaya membantu
tumbuh kembangnya anak. Guru memiliki peran strategis dalam membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam
menunjang proses belajar dan perkembangan yang terjadi.

3. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting


dalam bimbingan perkembangan.

Keberhasilan bimbingan perkembangan yang dilakukan guru tidak terlepas


dari seberapa jauh kurikulum bimbingannya diorganisasi dan direncanakan secara
matang. Layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk
membantu anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kurikulum
menekankan pada aspek kognitif, afektif dan perkembangan secara normal

4.

Program

bimbingan

perkembangan

peduli

dengan

penerimaan

diri,

pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement).


Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu anak
mengetahui lebih banyak tentang dirinya, menerima keadaan dirinya, serta memahami
kekuatan pada dirinya
5. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong
perkembangan (encouragement).
Metode encouragement diarahkan untuk :
a.
b.
c.
d.
e.

menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri,


percaya pada dirinya sendiri,
percaya akan kemampuan diri sendiri dan membangun penghargaan akan dirinya,
pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh,
memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan

anak,
f. memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki tempat dalam kelompok,
g. membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis
memungkinkan untuk sukses, h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan
asset yang dimiliki anak, dan
h. memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran

6.

Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang


akhir perkembangan yang definitif
Perkembangan anak merupakan suatu proses yang menjadi, artinya dalam
proses perkembangannya anak membangun dirinya sesuai dengan karakteristik dan
kemampuannya.

7.

Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari


konselor professional.

Keberhasilan program bimbingan perkembangan tidak terlepas dari kerjasama


seluruh pihak yang terlibat. Keefektifan pelaksanaan program bimbingan tidak
terlepas dari pemahaman, pengetahuan dan keterampilan konselor (pembimbing)
dalam melaksanakan program bimbingan.

8.

Bimbingan

perkembangan

peduli

dengan

identifikasi

awal

akan

kebutuhankebutuhan khusus dari anak.


Setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda,
identifikasi awal dalam pelaksanaan program bimbingan perkembangan perlu
dilaksanakan untuk menemukan dan memahami berbagai kebutuhan khusus yang
dimiliki anak. Bimbingan yang dilaksanakan perlu dirancang untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yang dimiliki anak didik.
9. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.
Bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak didik
belajar, tetapi juga mengarahkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuankemampuan yang dimilikinya

10. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak,


psikologi perkembangan dan teori-teori belajar
Bimbingan perkembangan merupakan konsep yang memperhatikan berbagai
ilmu lain yaitu psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar, dalam
aplikasinya bimbingan perkembangan akan berorientasi pada kerangka dasar dari
ilmu-ilmu yang mempengaruhinya.
11. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat urutan dan lentur
Bimbingan perkembangan bersifat fleksibel, disesuaikan dengan karakteristik
dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak didik. Bimbingan perkembangan
dilaksanakan secara terencana dan sistematis serta disesuaikan dengan kemampuan
anak didik.
Beranjak dari penjelasan tentang prinsip-prinsip bimbingan perkembangan
maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan perkembangan merupakan suatu upaya
bantuan yang dapat diberikan kepada anak didik yang dirancang dengan

memperhatikan berbagai kebutuhan, kemampuan, minat, dan masalah-masalah dalam


perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan
proses pendidikan khususnya di taman kanak-kanak.

3) Unsur-unsur Lingkungan Perkembangan


Pendekatan perkembangan menekankan faktor lingkungan perkembangan yang
perlu diperhatikan oleh guru atau pembimbing. Suatu lingkungan perkembangan
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik
mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan
berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak
didik.
2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan
kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam
pengembangan :
a.

relasi/kerjasama yang bisa menyentuhanak dan memungkinkan anak didik

mengembangkan kemampuannya
b. keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.

1) Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat
memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan
sepanjang

proses

bimbingan

berlangsung;

diagnosis

dilakukan

untuk

mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan


(reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
4) Struktur Program Bimbingan Perkembangan
Struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif menurut Muro
dan Kottman, (1995) dan Sara Champan, dkk. (1993) terdiri atas empat komponen,
yaitu:
1. Layanan dasar bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah layanan umum yang bersifat pengembangan


dan diperuntukkan bagi semua anak didik. Layanan ini terarah pada keterampilan
hidup dan pengembangan perilaku atau kompetensi yang harus dikuasai anak sesuai
dengan tugas perkembangannya. Layanan dasar ini merupakan inti dari program
bimbingan perkembangan.
Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi
pengembangan kompetensi anak serta kurikulum dirancang menggunakan material
dan sumber-sumber lainnya. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak
pengalaman pertama masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia
dan tahapan perkembangan anak.
Bidang bimbingan yang dapat dilakukan dalam layanan dasar bimbingan
khususnya pada anak taman kanak-kanak adalah bimbingan sosial pribadi.
Bimbingan sosial pribadi lebih terfokus pada upaya membantu anak didik
mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya yang menyangkut pemahaman tentang
dirinya, lingkungan sekitarnya, emosinya, maupun bimbingan menjadi individu yang
mandiri.
2. Layanan responsif
Layanan responsif adalah layanan yang diarahkan untuk membantu anak didik
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu baik masalah yang berkenaan
dengan masalah sosial-pribadi dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Isi dari
layanan responsif ini adalah hal-hal yang menjadi kepedulian anak dalam jangka
pendek yang terjadi dan dirasakan pada saat ini yang perlu mendapat intervensi
bimbingan. Layanan responsif ini mengandung layananlayanan yang bersifat
penanganan krisis, remediatif dan preventif.
Penanganan krisis dimaksudkan bahwa layanan responsif ini dilakukan untuk
menangani berbagai masalah yang muncul pada anak yang harus segera diatasi.
Remedial dilakukan dengan memberikan intervensi kepada anak didik yang mungkin
telah melakukan pilihan tindakan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalahnya.
Preventif dimaksudkan untuk memberikan intervensi kepada anak didik agar
mereka terhindar dari pilihan yang tidak tepat atau tidak memadai atau membawa
anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu.
Teknik pemberian layanan responsif dapat dimulai dengan mengamati anak didik
untuk mengidentifikasi masalah, bersama dengan guru dan orang tua membuat

program bantuan atau rujukan pada ahli lain dan melakukan pengawasan terhadap
kemajuan yang ditunjukkan anak didik.
3. Sistem perencanaan individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan yang dimaksudkan untuk
membantu anak didik merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan
dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual
adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan anak untuk memahami secara khusus tentang
perkembangan dirinya sendiri. Layanan ini pada dasarnya lebih bersifat individual
karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh
masing-masing anak didik. Tujuan utama dari komponen ini adalah membantu anak
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya secara proaktif.
Pembimbing dapat menggunakan berbagai nara sumber, informasi, dan kegiatan,
untuk seluruh anak dan membantu anak secara individual untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan perencanaan pribadi.
Melalui sistem perencanaan individual, anak dapat :
a) Mempersiapkan pendidikan, tujuan sosial-pribadi yang didasarkan atas pengetahuan
akan dirinya, informasi tentang sekolah, dan lingkungan masyarakatnya.
b) Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan
c)

jangka panjang.
Menganalisa apa kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian

tujuannya.
d) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
e) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
4. Pendukung sistem.
Komponen pendukung sistem (support system) adalah komponen yang secara
tidak langsung bermanfaat bagi anak didik. Komponen ini diarahkan pada pemberian
layanan dan kegiatan yang berkaitan dengan aspek manajerial yang mencakup antara
lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas,
kerjasama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan.

5) Evaluasi Bimbingan Perkembangan


Evaluasi program bimbingan perkembangan lebih diarahkan pada evaluasi
proses yang dilakukan dalam setiap langkah guna memperoleh umpan balik bagi
perbaikan kegiatan-kegiatan lanjutan. Trotter, 1991 (Muro & Kottman, 1995 : 61)
merekomendasikan pelaksanaan evaluasi contex-level untuk menunjukkan praktek

yang tengah berlangsung, karakteristik anak didik, keuangan, material, perlengkapan


dan sumber-sumber yang ada dalam pelaksanaan program. Melalui rancangan
evaluasi ini pembimbing dapat mengumpulkan data-data tentang implementasi aktual
tentang pelaksanaan program bimbingan yang sudah direncanakan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi program adalah :
1. Merumuskan pertanyaan.
Guru atau pembimbing merumuskan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan
aspek-aspek apa saja dalam program bimbingan perkembangan yang akan dievaluasi.
Pertanyaan tersebut perlu dikemas secara jelas dan menyeluruh sehingga semua aspek
program bimbingan dapat terevaluasi secara baik.
2. Menetapkan sasaran evaluasi.
Guru atau pembimbing perlu menetapkan siapa atau apa yang menjadi sasaran
evaluasi. Kejelasan sasaran ini akan mengarahkan proses evaluasi secara lebih baik.
Apakah sasaran evaluasi ini diarahkan pada pelaksanaan bimbingan, anak didik,
keuangan, atau yang lainnya.
3. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi adalah inti dari program evaluasi. Guru atau pembimbing dalam
tahap ini melaksanakan evaluasi sesuai dengan apa yang direncanakan.
4. Mengkaji tingkat keberhasilan pelaksanaan program
Setelah pelaksanaan program, guru atau pembimbing perlu mengkaji seberapa jauh
tingkat keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang dilaksanakan. Pengkajian
ini didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan.
5. Pengambilan keputusan
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian tingkat keberhasilan pelaksanaan program
merupakan langkah untuk mengambil suatu keputusan, apakah program yang telah
dilaksanakan itu cukup baik dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan atau perlu
dilakukan berbagai perbaikan-perbaikan. Pengambilan keputusan ini perlu dilakukan
untuk dapat lebih menyempurnakan program yang telah dilaksanakan
6. Melakukan pertimbangan kontekstual
Pelaksanaan program bimbingan tidak selamanya dapat berjalan sesuai dengan
harapan, hal ini mungkin terjadi karena situasi dan kondisi tempat pelaksanaan
program bimbingan dapat turut mewarnai pelaksanaan bimbingan itu sendiri. Oleh
karenanya pertimbangan kontekstual perlu dilakukan untuk lebih menunjang
efektivitas pelaksanaan bimbingan
7. Merumuskan rekomendasi
Rekomendasi dirumuskan untuk dilakukan tindak lanjut oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Program yang telah dievaluasi perlu ditindaklanjuti secara lebih baik
agar dapat menghasilkan program yang lebih bermutu. Rekomendasi yang disusun

secara jelas dan teratur berdasarkan langkah-langkah evaluasi yang sudah ditempuh
akan memberikan arahan yang lebih baik dalam upaya menyempurnakan program
yang dilaksanakan.
8. Melaksanakan tindak lanjut.
Berdasarkan rekomendasi yang telah disusun, guru atau pembimbing melakukan
proses tindak lanjut. Proses ini perlu dilakukan untuk menyempurnakan program
bimbingan yang telah ada sehingga dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Evaluasi proses dalam program bimbingan perkembangan melibatkan semua
pihak yang terlibat dalam aktivitas bimbingan, atau dengan kata lain, evaluasi ini
bukan hanya merupakan tanggung jawab guru atau pembimbing saja, tetapi personil
yang ada di taman kanak-kanak maupun pihak lain yang turut terlibat dalam
pelaksanaan program memiliki andil yang sama dalam upaya melakukan evaluasi
proses

bimbingan

perkembangan

yang

dilakukan

di

taman

kanak-kanak.

REFERENSI:

Yusuf, S. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Aisyah, Siti, dkk. Perkembangan dam Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Universitas
Terbuka.
Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini : dan Strategi Pengembangannya. Jakarta : Kencana

Rachmawati, Yeni & Euis Kurniawati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak.
Jakarta : Kencana
Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan
Lihat komentar

3.

Apr
8

Analisis Mikrotekstual dan Makrotekstual

I.
ANALISIS MIKROTEKSTUAL
Analisis mikrotekstual terhadap analisis wacana meliputi :
1. Aspek Gramatikal
Untuk menganalisis suatu iklan, bisa menggunakan aspek gramatikal yang memiliki 4
a.
a)
b)
c)
b.
a)
b)
c)
c.
a)
b)
c)
d)
e)
d.
2.
a.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
b.
a)
b)

c.
a)
b)
c)
d)
e)

jenis penanda, yaitu :


Pengacuan (referensi)
Pengacuan juga terdapat 3 macam, yaitu :
Pengacuan persona
Pengacuan demonstratif
Pengacuan komparatif
Penyulihan (substitusi)
Penyulihan juga dibagi menjadi 3, yaitu :
Substitusi nominal
Substitusi verbal
Substitusi frasal
Pelepasan (ellipsi)
Pelepasan memiliki fungsi, yaitu ;
Menghasilkan kalimat yang efektif
Mencapai nilai ekonomis
Mencapai aspek kepaduan
Mengaktifkan pikiran pembaca terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan
Kepraktisan berbahasa
Perangkaian (conjuction)
Menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain.
Aspek Lesikal
Aspek ini terdiri dari :
Repetisi (pengulangan) yang terdiri dari :
Repetisi epizeuksis
Repetisi tautotes
Repetisi anafora
Repetisi epistrofa
Repetisi simploke
Repetisi mesodiplosis
Repetisi epanalepsis
Repetisi anadiplosis
Sinonimi (padan kata) yang terdiri dari :
Sinonimi antara morfem (bebas) dengan merfom (terikat)
Sinonimi kata dengan kata yang terdiri dari :
Kata dengan frasa
Frasa dengan frasa
Klausa/kalimat dengan klausa/kalimat
Antonimi (lawan kata) yang terdiri dari :
Oposisi mutlak
Oposisi kutub
Oposisi hubungan
Oposisi hirarkial
Oposisi majemuk

d. Kolokasi (sanding kata)


e. Hiponimi (hubungan atas bawah)
f. Ekuivalensi kesepadanan atau paradigma
II.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

ANALISIS MAKROTEKSTUAL
Pemahaman konteks situasi dan budaya dalam wacana dapat dilakukan dengan
berbagai prinsip penafsiran dan prinsip analogi, yaitu :
Penafsiran personal
Penafsiran lokasional
Penafsiran temporal
Prinsip analogi
Prinsip inferensi
Diksi

III.

MENGANALISIS IKLAN DARI MEDIA CETAK DENGAN ANALISIS

MIKROTEKSTUAL DAN MAKROTEKSTUAL


Dibawah ini adalah sebuah contoh iklan dari media cetak yang dianalisis
dengan cara analisis mikrotekstual dan makrotekstual.

1. Analisis mikrotekstual
a.
GALERIA mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan persona dan
demonstratif.
b. MEMBACA PERISTIWA mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan
c.

demonstratif yang disebut pengacuan waktu


MEMBALIK KARTU, MEMBACA PERISTIWA mengandung aspek gramatikal

yaitu perangkaian (konjungsi) sebab-akibat


d. GALERIA, MEMBALIK KARTU, MEMBACA PERISTIWA dan MERAMAL
TAROT mengandung aspek gramatikal yaitu pelepasan karena dapat menarik
perhatian pembaca serta menghasilkan nilai ekonomis dalam pemakaian bahasa.
2. Analisis makrotekstual
a. MERAMAL TAROT mengandung prinsip penafsiran personal yaitu menawarkan
jasa dan mengungkapkan jati diri.
b. MEMBALIK KARTU, MEMBACA PERISTIWA mengandung prinsip temporal
yang menafsirkan kapan waktu terjadinya. Dan prinsip inferensi yang menyimpulkan
maksud dari penulis

c.

Seluruh kalimat yang ada di atas adalah memiliki pilihan kata yang cocok untuk
menggambarkan ungkapan yang dimaksud oleh penulis sehingga dapat dipahami oleh
pembaca.

1. Analisis mikrotekstual
a. MITSUBISHI mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan persona.
b. SPEKTAKULER mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan demonstratif.
c. HADIAH UNDIAN mengandung aspek gramatikal yaitu substitusi nominal dan
frasal. Juga mengandung perangkaian yaitu tujuan.
d. Semua kalimat yang ada di iklan tersebut mengandung aspek gramatikal yaitu
pelepasan karena memiliki nilai ekonomis dalam pemakaian bahasa serta menarik
perhatian pembaca.
2. Analisis makrotekstual
a. MITSUBISHI, SPEKTAKULER mengandung prinsip penafsiran personal yaitu
penawaran produk dan jasa.
b. MITSUBISHI mengandung prinsip penafsiran personal yaitu pengungkapan jati
c.

diri.
MITSUBISHI, SPEKTAKULER dan HADIAH UNDIAN mengandung
prinsip analogi, prinsip inferensi dan pilihan kata. Yang artinya iklan diatas untuk
membuat komunikasi antar penulis dan pembaca serta dengan pilihan kata yang tepat
dapat menarik perhatian pembaca.

IV.

MENGANALISIS IKLAN DARI MEDIA ELEKTRONIK DENGAN ANALISIS


MIKROTEKSTUAL DAN MAKROTEKSTUAL

1. Analisis mikrotekstual
a. PERFUME CHALLENGE WITH ATIKA mengandung aspek gramatikal yaitu
pengacuan persona, pengacuan demonstratif dan komparatif. Serta mengandung
pelepasan dan perangkaian.
b. DOWNY mengandung aspek lesikal yaitu repetisi epizeuksis
2. Analisis makrotekstual
a. DOWNY mengandung prinsip penafsiran personal yaitu penawaran produk dan
b.

pengungkapan jati diri.


PERFUME CHALLENGE WITH ATIKA mengandung prinsip penafsiran

temporal.
c. PERFUME CHALLENGE WITH ATIKA dan DOWNY mengandung prinsip
analogi, prinsip inferensi dan pilihan kata

1. Analisis mikrotekstual
a. MAGIC LEZAT mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan persona.
b. LEZAT mengandung substitusi verbal yang berarti ENAK
c. MAGIC LEZAT dan LEZATNYA MANGGIL mengandung aspek gramatikal
yaitu pelepasan karena memiliki nilai ekonomis dan kalimat yang efektif sehingga
menarik untuk dibaca.
2. Analisis makrotekstual
MAGIC LEZAT dan LEZATNYA MANGGIL mengandung prinsip penafsiran
persona yaitu penawaran produk dan pengungkapan jati diri. Juga mengandung
prinsip analogi, prinsip inferensi dan pilihan kata.

V.
MENGANALISIS GRAFITI DENGAN ANALISIS MIKROTEKSTUAL DAN
MAKROTEKSTUAL

1. Analisis mikrotekstual

a.

INDONESLANKSIA mengandung aspek gramatikal yaitu pengacuan persona dan

pengacuan komparatif.
b. AKU DINEGERIKU mengandung aspek lesikal yaitu sinonimi antara morfem
2.
a.
b.
c.

bebas dengan morfem terikat.


Analisis makrotekstual
INDONESLANKSIA dan AKU DINEGERIKU SENDIRI mengandung prinsip
penafsiran personal yaitu pengungkapan jati diri.
INDONESLANKSIA mengandung prinsip penafsiran personal yaitu sentimen
terhadap rival. Serta mengandung prinsip penafsiran lokasional.
INDONESLANKSIA, AKU DINEGERIKU SENDIRI dan P.L.U.R
mengandung
prinsip
inferensi
dan
diksi
REFERENSI:

Bahasa Indonesia dalam berbagai perspektif, Sri Pamungkas, 2012


Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan
Lihat komentar

4.

Apr
8

Studi Kasus Gizi Buruk

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih
memprihatinkan. Pada tahun 2005 jumlah anak 0-6 tahun adalah 27, 6 juta anak atau
sekitar 12, 79 persen dari total pendududk Indonesia. Hanya 25 persen yang terakses
program peningkatan kesehatan, gizi dan PAUD. Selain cakupan yang masih rendah,
program yang diselenggarakan itu masih belum menyentuh kebutuhan tumbuh
kembang anak . Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan program
pengembangan anak usia dini mengekibatkan kondisi anak Indonesia masih
memprihatinkan yang ditunjukan dengan rendahnya derajat kesehatan, gizi dan
pendidikan.
Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukan dari prevelensi yang berkaitan
dengan kurang energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama kurang
vitamin A, anemia, kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000, keadaan gizi
masyarakat menunjukan kemajuan yang cukup berarti, terlihat dari menurunnya
secara prevelensi penderita masalah gizi utama (protein, karbohidrat) pada berbagai
kelompok umur. Prevelensi anak balita kurang gizi pada tahun 1989-2000 menurun

dari 37,5 persen menjdi 24,6 persen. Akan tetapi sejak tahun 2000 sampai dengan
2005 prevelensi kuang gizi anak pada balita meningkat kembali menjadi 28 persen
yang sekitar 8,8 persen diantarannya menderita gizi buruk. Rendahnya derajat
kesehatan, gizi dan pendidikan pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada anak
yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan, serta
di wilayah dengan penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang ditemui dilapangan pada anak yang kekurangan gizi?
2) Apa saja faktor penyebab gizi buruk pada anak?
3) Apa akibatnya bila anak kekurangan gizi?
4) Bagaimana cara mencegah agar anak tidak mengalami gizi buruk?
5) Adakah faktor pola makan terhadap anak yang mengalami gizi buruk?
6) Bagaimanakah peran lingkungan dalam menangani kasus gizi buruk ?
C. TUJUAN
1) Dapat mengetahui secara langsung anak yang mengalami gizi buruk.
2) Dapat mengetahui faktor penyebab gizi buruk.
3) Dapat akibat yang terjadi jika anak kekurangan gizi.
4) Mengetahui cara pencegahanya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. STUDI KASUS

foto anak ketika berusia 18 bulan

foto anak ketika berusia 8 tahun

foto anak ketika berusia 8 tahun


PROFIL ANAK
Nama

: Muhammad fathoni

Tempat,tanggal lahir : Banyuangi,03 maret 2005


Jenis kelamin

: Laki-laki

Semenjak dari dalam kandungan sang Ibu memang kurang mengkonsumsi


makanan yang bernutrisi karena pada waktu itu keluarga berangkat dari keluarga
yang kurang mampu sehingga berdampak pada janin yang dikandungnya ketika
lahir.Tanda-tanda melahirkan pun muncul ketika janin berusia tujuh bulan sehingga
mengharuskan bayi untuk keluar meskipun usia masih tujuh bulan,melahirkan pun di
bantu dengan alat bantu vacuum.
Pada saat bayi keluarpun sang bayi tidak menangis seperti pada umumnya
dengan berat badan 1 kg 4 ons,pertumbuhan dan perkembangan bayi pun mulai ada
peningkatan di satu hingga tiga bulan beriktnya,sampai pada bulan ke empat usia
bayi tidak mengalami peningkatan baik pertumbuhan atau pun perkembangan .
Kondisi bayi yang kurus membuat sang bayi tidak dapat dapat tumbuh kembang
sesuai bayi pada umumnya hingga saat ini sang anak berusia delapan
tahun,berbahasa dan berbicara nya pun sulit.
Gizi adalah hal yang terpenting bagi perkembangan si anak. Dengan giziyang
tercukupi anak akan mampu berkembang secara optimal di masa-masa emasnya.
Namun di Indinesia tak luput pula dari masalah gizi buruk ini.

Banyaksekali hal yang berakar dari permasalah gizi yang tak berujung.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubunganantara pola
makan anak terhadap perkembangan gizi anak. Entah itu pola makananak sejak kecil,
atau pola makan Ibu sejak dalam masa kehamilan.
Pada tanggal 5 desember 2013 kami melakukan penelitian didesa sutojayan
Kecamatan pakisajikabupaten Malang.Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pola makan denganmasalah balita BGM (Bawah Gaeis Merah) yang
ada di Desa Sutojayan dan jenis penelitian kami adalah penelitian yang menggunakan
metode wawancara,dokumen, dan observasi. Hal yang kami lakukan dalampenelitian
ini adalah
1) Menghitung Berat badan anak dan berat badan Ibu,
2)Mencari Penyebab permaslahan balita BGM menurut para orangtua
3) meneliti apasaja solusi yang sudah dilakuakan orangtua sejauh ini,
4) Pendapat orangtuatentang posyandu.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antarapola
makan anak dan pola makan Ibu saat hamil dengan pertumbuhan gizi anak.Pola
makan yang dibiasakan oleh orangtua adalah tonggak utama terjadinyapermaslahan
tersebut, lepas dari permasalah ekonomi penduduk. Karena meskipunterbilang
keluarga miskin, bukan menjadi suatu halangan untuk tetap kreatif dalammendidik
anak. Saran yang dapat diajukan adalah, bagi para orangtua hendaknyalebih kreatif
dalam masalah mendidik anak, jangan hanya berpangku tangan tanpausaha yang lebih
baik
B.

FAKTOR-FAKTOR GIZI BURUK

Dari bagan di atas terlihat bahwa timbulnyaa masalah gizi kurang (buruk)
banyak faktor yang berpengaruh. Masalah gizi buruk pada umumnya terjadi
pada penduduk yang memiliki kehidupan sosial ekonomi miskin. Akar
permasalahan dari timbulnya kasus gizi buruk adalah krisis ekonomi yang
meningkatkan kemiskinan penduduk. Krisis ekonomi membuat daya jangkau
penduduk untuk memenuhi kebutuhan semakin buruk. Kurangnya pendidikan
dan ketrampilan juga memperparah kemiskinan. Pokok permasalahan
tersebut akan menyebabkan penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan

terutama penyediaan makanan dalam keluarga sehingga mengakibatkan


asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh baik jenis maupun
jumlahnya. Kurangnya pengetahuan (pendidikan) dan ketrampilan ibu
berpengaruh pada pola perawatan asuhan gizi dan kesehatan sangat
menentukan keadaan gizi anak dan juga sikap terhadap kondisi kehamilan.
Dimana keadaan ibu hamil dianggap biasa saja, yang seharusnya
membutuhkan asupan gizi yang mencukupi. Kelompok anak merupakan
kelompok yang rentan dimana dalam masa pertumbuhan membutuhkan
asupan zat-zat gizi yang mencukupi. Kondisi miskin juga berdampak pada
akses terhadap pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau. Pelayanan
kesehatan yang tidak terjangkau dan asupan gizi yang kurang akan
mendorong munculnya penyakit infeksi. Asupan makanan yang kurang dan
penyakit infeksi yang berlangsung terus menerus akan berakibat pada
timbulnya masalah gizi kurang (buruk).
Faktor yang mendorong terjadinya gizi buruk merupakan faktor yang
saling berkaitan dengan semua aspek. Tidak hanya karena tidak tercukupinya
asupan makanan tetapi juga keadaan ekonomi sosial, kemiskinan dan
sebagainya.
Menurut Bengoa (dikutip oleh Jullieffe, 1966) masalah gizi buruk (malnutrition)
merupakan hasil ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi (multiple
overlapping) dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan
budaya. Jadi jumlah makanan dan zat-zat gizi tersedia bergantung pada
lingkungan iklim, tanah, irigasi dan penyimpanan, transportasi dan tingkat
ekonomi penduduk. Disamping itu budaya juga berpengaruh seperti
kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga dan pantangan
makan bagi golongan rawan gizi.

Menurutnya ada 6 faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab


malnutrisi

yaitu

1.

Keadaan

Infeksi

Infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi.


Mekanismenya bermacam-macam baik sendiri-sendiri maupun bersamaan
yaitu
a. penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorpsi

dan

kebiasaan

mengurangi

makanan

pada

saat

sakit

b. peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penyakit diare, mual /muntah


dan

perdarahan

yang

terus

menerus

c. meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit


(human

host)

dan

parasit

2.

yang

terdapat

Konsumsi

dalam

tubuh
Makanan

Konsumsi makanan secara langsung berpengaruh pada tercukupinya


kebutuhan

asupan

3.

gizi
Pengaruh

bagi

tubuh.
Budaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap
terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi pangan.
Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan,
tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makan
menjadi rendah. Konsumsi makanan yang rendah juga disebabkan oleh
adanya penyakit terutama penyakit infeksi saluran pencernaan. Disamping itu
jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak
akan berpengaruh pada asupan zat gizi dalam keluarga. Konsumsi zat gizi
keluarga yang rendah juga dipengaruhi oleh produksi pangan. Rendahnya
produksi pangan disebabkan karena petani masih menggunakan teknologi
pertanian

yang

bersifat

sederhana.

4.

Faktor

Sosial

Ekonomi

Meliputi pendidikan, keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran),


keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi seks dan
geografis), pekerjaan, pendapatan keluarga, pengeluaran, harga makanan
tergantung

pada

pasar

5.

dan

variasi

musim.

Produksi

Pangan

Meliputi penyediaan pangan bagi keluarga (produksi sendiri atau membeli),


sistem
6.

pertanian

dalam

Pelayanan

Pelayanan

kesehatan

Kesehatan
dan

pendidikan

memproduksi
dan
walaupun

pangan.
Pendidikan
tidak

secara

langsungberpengaruh pada masalah gizi.


Anak-anak padamasa usia nol hingga lima tahun harus mendapatkan nutrisi
sesuai dengankebutuhannya, karena kurangnya salah satu unsur saja akan membuat
pertumbuhanmereka terganggu. Contoh mudahnya saja zat besi. Apabila anak-anak
menerimaasupan makanan dengan tingkat kandungan zat besi yang rendah maka
berakibatkurangnya kemampuan kerja otak. Hasil penelitian terhadap 185 remaja
Costa Ricamenunjukkan bahwa mereka pada masa usia balita mengalami kekurangan
zat besipada nutrisisnya semasa lima tahun pertama dalam kehidupan mereka, tak
pernahlulus tes daya ingat dan daya kemampuan belajar, dan semakin besar
kekurangan zatbesi pada nutrisi yang diperolehnya pada usia hingga lima tahun, maka
semakinburuk pula kondisinya bersamaan dengan bertambahnya umur mereka
(dalamMemperkuat Daya Tahan Tubuh Balita, 2007). Pentinganya akan nutrisi yang
terkandung dalam makanan si anak memangsangat mempengaruhi perkembangan
kognitif, fisik, dan perkembangan otak.Orangtua yang hendaknya mengatur nutrisi
apa saja yang terkandung dalam makanansi anak. Makanan yang sehat tentu saja akan
membuat tubuh mereka sehat dan aktifdalam melakukan apapun, cerdas dalam
berfikir, dan anak akan merasa bersemangatuntuk melakukan hal-hal positif. Namun
dalam kenyataannya masih banyak orangtuayang tidak tahu akan pentingnya unsurunsur yang terdapat dalam nutrisi makanan,atau bahkan mereka tidak peduli terhadap
hal-hal tersebut .

C . PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP POSTUR TUBUH ANAK


Tiap jenis zat makanan memiliki peran dalam pembentukan postur tubuh
manusia.Setiap makanan mengandung zat-zat yang berpengaruh dalampembentukan
tubuh. Tubuhmemerlukan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang. Menurut SuhardjoClara M. Kusharto, 2010:1)Berbagai zat gizi yang diperlukantubuh dapat
digolongkan ke dalam enam macam yaitukarbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air.
Keenam macam zat gizi tersebut memiliki fungsi masing-masing bagi tubuh.
Lemakmenduduki kedudukan tertinggi dalam tingkat penghasil energi. Disusul
kemuudian olehkarbohidrat dengan fungsinya sebagai penghasil energi dengan
kuantitas yang lebih sedikitdari lemak. Departemen Gizi dan Kesehatan menyebutkan
bahwa karbohidratmenghasilkan energi sebanyak 4 kkal/gram (2010:30) dan lemak
menghasilkan energisebesar 9 kkal/gram (2010:46). Sementara protein berperan
dalam proses pembanguntubuh, produksi hormon serta enzim tubuh sangat tergantung
pada ketersediaan protein. Airberfungsi sebagai pelarut vitamin, sebagai katalisator,
sebagai peredam benturan, pengatur tubuh, serta sebagai pelumas. Dan mineral,
secara umum, memiliki fungsipemeliharaan fungsi tubuh, menjaga keseimbangan
asam-basa di dalam tubuh, sertamengatur kerja enzim-enzim. Zat-zat gizi tersebut
tentunya dibutuhkan tubuh hanya dalamkadar tertentu. Jika berlebihan atau kurang
maka akan memberikan dampak kurang baikbagi metabolisme tubuh. Berdasarkan
pertimbangan itu, tentunya kita harus menjagakeseimbangan nutrisi dengan menjaga
keseimbangan konsumsi makanan. tubuh. dr. Sri Sukmaniah, SpGK menyatakan
Jenis makanan harus lengkapmengandung sebagian besar (sekitar 50 sampai 60
persen) bahan makanan sumberkarbohidrat seperti nasi putih, nasi merah, roti,
kentang, bihun, sereal, oatmeal, dansingkong. Sekitar 20 sampai 30 persen bahan
makanan sumber lemak seperti; minyak, susu,kelapa, lemak ayam dan lemak ikan.
Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan.Serta hindari makanan yang
merangsang lambung Anda seperti pedas dan asam yang akanberisiko terjadinya sakit
maag karena dapat merangsang produksi asam lambung jadiberlebihan . Semua zat
tersebut akan bersinergi dalam pertumbuhan dan pembentukan posturtubuh.
Konsumsi air putih berpengaruh terhadap pembentukan postur tubuh manusia.
Airputih menjadi faktor yang tidak mungkin dipisahkan dalam pembentukan postur
tubuh.Sebagai katalisastor, tentunya ia akan membantu melarutkan zat-zat gizi dan

membantu penyerapannya ke dalam sel-sel tubuh. Dalam hal ini, air putih juga
berperansebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi metabolisme tubuh. Sehingga
jika Anda tidakminum air putih, maka Anda tidak dapat membakar kalori (islamdownload.net:2010). Tubuh akan mengadakan proses terhadap makanan yang masuk.
Makanan yangmasuk ke tubuh akan menjalanai proses pencernaan dan penyerapan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan energi adalah cenergi dari makanan, yang
kita butuhkan untuk melakukan segala aktivitas tubuh. Namun,kita juga penting bagi
kita untuk selalu memperhatikan keseimbangan energi. Kelebihanmaupun kekurangan
energi akan menyumbang dampak bagi tubuh kita serta turut berperanbagi
ketidaknormalan perkembangan postur tubuh.
D. AKIBAT DARI KEKURANGAN GIZI
Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
a. Pada pertumbuhan anak :
1.berat badan tidak sesuai dengan umur
2.tinggi badan tidak sesuai dengan umu
3.berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
4.lingkar kepala dan lingkar lengan kecil

b. Pada perkembangan anak :


1.berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal
2.tingkat kecerdasan menurun
Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a)

Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau


karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit
energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam
periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi
begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan
belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan.
Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang
pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka
akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).

Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :


a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan
menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau
gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus
(kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan
kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang
tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna
kemerahan.Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis :
oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan,
kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah
kaki.Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang
kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi
protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake
karbohidrat yang normal atau tinggi.Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai
pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :

Gagal untuk menambah berat badan

wajah membulat dan sembap

Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut

Pertumbuhan linear terhenti

Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).

Diare yang tidak membaik

Dermatitis perubahan pigmen kulit

Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut

Penurunan masa otot

Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi

Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia

Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir
dengan kematian.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan
bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi
tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi,
sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya
walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat
arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena
kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan
dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat
diperlukan

untuk

kelangsungan

hidup.Penderita

marasmus

yaitu

penderita

kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia


masih menerima zat gizi sumber energi (sumber kalori) seperti nasi, jagung,
singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi
sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya
penyakit KEP lain yang disebut marasmus.Tanda-tanda yang sering dijumpai pada
pada penderita marasmus, yaitu:

Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.

Wajahnya seperti orang tua

Kulit keriput,

pantat kosong, paha kosong,

tangan kurus dan iga nampak jelas.


Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah
lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan
kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada
sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai

dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit
mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.

b)

Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO).
Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena
kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut.
Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut
menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).Tanda-tanda yang terjadi
yaitu :

Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas

Badan kurus

Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut

Sekitar mata bengkak dan apatis

Anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.


Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak
balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu
hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).
E. CARA PENCEGAHAN KURANG GIZI PADA ANAK USIA DINI
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan.
Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya,
misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas
akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi
kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadangkadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan
vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah
pada anak, termasuk: Dalam kasus ringan Cara mencegah dan mengobati masalah
kekurangan gizi pada anak2 sebenarnya cukup mudah yaitu dengan:

a) Memberikan makanan yang bergizi


b) Memberinya lebih banyakl makan / sering makan
c)

Memberikan penambahan vitamin dan zat-zat yang bernutrisi misalnya yang


mengandung zat besi,kalsium,vitamin,protein

d) Usahakan memberikan makanan 4 sehat 5 sempurna

MenurutMifta Novikasari seorang nutritionist memaparkan, penyebab anak


susah makankarena faktor makanan itu sendiri, gangguan pola makan, atau sakit.
Anak-anak cepatbosan dengan makanan mereka, malas mengunyah, dan pertumbuhan
gigi. Anak-anak dikenal suka menolak makanan tertentu atau memilih makanan
yang inginmereka makan, itu penyebab umum dari faktor anak susah makan, (K.
Wahyu utami ).Dalam

situs OkezoneUntuk menangggulangi hal tersebut perlu

adanya suatusolusi yang konkret dan dapat dilakukan dirumah, seperti: 1. Ikutsertakan
anak dalam menyajikan makanan. Anak yang ikut serta dalam penyajian makanan
akan lebih semangat ketika waktu makan tiba.
2. Konsultasi ke posyandu atau puskesmas terdekat. Konsultasikan masalah anak
susah makan, karena kemungkinan besar ada faktor fisik yang mempengaruhi hal
tersebut. Secara umum, faktor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan
faktor fisik. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun
terdapatnya infeksi dalam tubuh anak (enny sophia-medicastore).
3. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan. Dalam hal apapun anak butuh
suasana yang menyenangkan. Begitu juga dalam hal makanan. Dengan berbagai
kreasi yang dapat anda lakukan, misalnya menghidangkan makanan dengan aneka
bentuk dan wadah yang menarik. Tentu saja hindari gaya mengancam pada anak.
4. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan. Minuman rendah lemak
maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila anak terlalu banyak
minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat
yang bisa masuk ke perut anak (mayoclinic.com).
5. Selama waktu makan, minimalkan gangguan Gangguang yang dimaksud misalnya
matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
Ketika Ibu hamil, pola makan pun hendaknya di jaga. Makanlah makanan
yangbernutrisi guna menjaga kesehatan janin mulai dalam kandungan hingga lahir.
DalamBuletin PKH dinyatakan bahwa, gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi
untukpola makanan sehat. Hanya saja, adanya janin di kandungan mengharuskan ibu
hamilekstra hati-hati dalam mengkonsumsi. Ibu hamil yang kekurangan gizi
dapatmengakibatkan terjadinya keguguran, bayi lahir prematur, kematian janin,
kelainansistem syaraf pusat bayi maupun perkembangan yang tidak normal
(Muslimahsetiawan, 2013:06). Jelaslah bahwa nutrisi ibu hamil sangat berpengaruh
terhadapperkembangan janin sebelum dan sesudah dilahirkan. Dampak tersebut juga
bisaterjadi sampai anak usia balita yang notabennya lahir prematur dan semakin

lamaperkembangan gizinya lambat. Hendaknya para orangtua memahami akan


haltersebut sehingga tidak terjadi kekurangan sedikitpun dalam kelahiran si anak.
Dandasar dari penyelesaian masalah tersebut adalah pengetahuan orangtua akan
nutrisi-nutrisi penting untuk si janin agar pola makan sehat dapat terjaga. Pola makan
sehatberarti makan makanan bervariasi dengan komposisi seimbang. Misalnya Lima
porsi buah dan sayur dalam sehari. Dua kuntum kecil brokoli dan segelas jus jeruk
dapat dihitung sebagai satu porsi. Makanan berserat, misalnya nasi, roti, pasta, dan
sereal. Usahakan mengonsumsi satu porsi setiap kali makan. Protein, seperti daging,
ikan, telur, dan kacang-kacangan.
F.

PERAN LINGKUNGAN PADA ANAK YANG MENGALAMI KEKURANGAN


GIZI
Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan mencegahpsicososial
diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orangtua, ibu ataupengasuh dalam
keluarga untuk selalu memberikan makanan dengan gizi seimbangkepada balitanya
(Departemen kesehatan dan kesejahteraan sosial RI, 2000). Perilakumenunjang yang
dimaksud tentu saja perilaku orangtua yang syarat denganpengetahuan tentang
perkembangan anak, termasuk pentingnya nutrisi bagi anak. Didesa Sutojayan balita
BGM 100% terlahir dari keluarga yang kurang mampu,dan keluarga tersebut
menerima Raskin (Beras untuk keluarga miskin). Kemiskinan sangat identik dengan
tidak tersedianya makan yangadekuat. Data Indonesia dan negara lain menunjukkan
bahwa ada hubungan timbalbalik antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan
merupakan penyebab pokokatau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi
berbanding terbalik denganpendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin
tinggi persentasi anak yangkekurangan gizi (ceria cemerlang,2013). Terlepas dari itu,
orangtua harus tetapmemperhatikan dan punya cara tersendiri untuk mengkondisikan
agar gizi anaksedikit banyak terpenuhi. Sebagai orangtua jangan hanya menerima dan
diam saja ketika anak kita terkena gizi buruk. Dan di sinilah peran Pemerintah
untukmecerdaskan masyarakat desa agar mereka memperhatikan bagaimana cara
mendidikanak. Pola makan tentu juga mempengaruhi perkembangan gizi. Di Desa
Sutojayan ada salah satu orangtua kurang memperhatikan pola makananak sehingga
pola makan mereka tidak teratur. Dinyatakan juga bahwa, pola makanyang salah satu
studi "positive deviance" mempelajari mengapa dari sekian banyakbayi dan balita di
suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk, padahalorang tua mereka
semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhananak berpengaruh

pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiridengan kasih sayang,
apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI,manfaat posyandu dan
kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknyalebih sehat (ceria
cemerlang, 2013).Di desa sutojayan ini memang perlu adanya suatu kesadaran
atasperan orangtua untuk memerangi gizi buruk. Bagaimanapun juga orangtua
adalahtonggak utama untuk keberhasilan si anak.
Yang dapat dilakukakan Pemerintahan adalah mengadakan program untuk
mencerdaskan serta meluruskan cara pandangorangtua di desa-desa.Gizi buruk adalah
masalahyang berakar pada perekonomian penduduk sehingga sangat susah untuk di
pecahkan. Setelah penelitian yang saya lakukan berdasarkan sample, sebanyak lima
balita BGM adalah balita yang lahir dari keluarga miskin. Terlihat bahwakeluarga
tersebut setiap bulannya rutin menerima Raskin (beras untuk keluargamiskin) dari
Pemerintah Kota. Namun tetap saja hal tersebut tidak boleh dijadikansebuah alasan
bahwa keluarga miskin tidak mampu menghidupi anak-anak merekasehingga si anak
terlantar begitu saja. Tidakkah semua orangtua wajib untuk merawatanaknya,
mendidik, dan tidakkah semua anak mempunyai hak agar dapat hidupdengan layak?

DAFTAR PUSTAKA
http//islam-download.net:2010
wawancara pada kader posyandu ceria cemerlang
http//mayoclinic.com
Komarudin Hidayat,nutrisi ibu hamil jakarta;media citra.2000
Costa Rica,Memperkuat Daya Tahan Tubuh Balita, Bandung:cipta aneka.2007
Http//faktor-faktor pengaruh gizi buruk.
http//pengaruh makanan pada gizi anak usia dini
http//hubungan ibu hamil dengan gizi anak ketika lahir
http//peran orantua pada anak yang mengalami gizi buruk

Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan


Lihat komentar

5.

Apr
8
Perkembangan Sosial Pada Masa Anak-anak Akhir dan Remaja

Perkembangan Sosial Pada Masa AnakAnak Akhir Dan Remaja


I. MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan
tuntutan
sosial.
Menjadi
orang
yang
mampu
bersosialisasi (sozialed), memerlukan tiga proses. Dimana masing-masing proses
tersebut terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga
kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut
Hurlock (1996) tiga proses dalam perkembabangan sosial adalah sbb:
1. Berprilaku dapat diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku
yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus
mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan
prilakunya sehingga ia bisa diterima sebagain dari masyarakat atau lingkungan sosial
tersebut.
2. Memainkan peran di lingkungan sosialnya.
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan
seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi
tuntutan yang diberikan kelompoknya.
3. Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang
menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia
berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial
tempat mereka menggabungkan diri.
II. ESENSI SOSIALISASI PADA ANAK
Sikap anak-anak terhadap orang lain dalam bergaul sebagian besar akan
sangat tergantung pada pengalaman belajarnya selama tahun-tahun awal kehidupan,
yang merupakan masa pembentukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. Maka ada empat faktor yang mempengaruhinya :
Pertama, kesempatan yang penuh untuk bersosialisasi adalah penting bagi
anak-anak, karena ia tidak dapat belajar hidup bersosialisasi jika kesempatan tidak
dioptimalkan. Tahun demi tahun mereka semakin membutuhkan ksempatan untuk
bergaul dengan banyak orang, jadi tidak hanya dengan anak yang umur dan tingkat
perkembangannya sama, tetapi juga dengan orang dewasa yang umur dan
lingkungannya yang berbeda.
Kedua, dalam keadaan bersama, anak tidak hanya harus mampu
berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, tetapi juga harus
mampu berbicara tentang topik yang dapat dipahami dan dapat menceritakannya
secara menarik kepada orang lain. Perkembangan bicara merupakan hal yang
terpenting bagi perkembangan sosialisasi anak.

Ketiga, anak akan belajar bersosialisasi jika mereka mempunyai


motivasi untuk melakukannya. Motivasi ini sangat bergantung pada tingkat
kepuasaan yang diberikan kelompok sosialnya kepada anak. Jika mereka
memperoleh kesenangan melalui hubungan dengan orang lain, mereka akan
mengulangi hubungan tersebut.
Keempat, metode belajar yang efektif dengan bimbingan yang tepat adalah
penting. Dengan metode coba ralat, anak akan mempelajari beberapa perilaku yang
penting bagi perilaku sosialnya.
III. MASA KANAK-KANAK AKHIR
Akhir masa anak-anak (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga
tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir
anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial
anak.
Permulaan masa akhir anak-anak ditandai dengan masuknya anak ke kelas
satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar
dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami situasi Pra Sekolah.
Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi sebagian anak
terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak
mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh
karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan
bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap,
prilaku dan nilai bagi anak.
Tibanya akhir masa anak-anak sulit untuk diketahui secara tepat kapan
periode ini berakhir, karena kematangan seksual sebagai kriteria yang digunakan
untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas timbulnya tidak selalu sama pada
setiap anak. Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan kematangan seksual.
Biasanya anak laki-laki mengalami masa anak-anak lebih lama dibandigkan anak
perempuan. Secara umum anak perempuan masa akhir anak-anak berlangsung antara
usia 6 13 tahun berarti rentang waktunya sekitar 7 tahun. Sedangkan bagi anak
laki-laki berlangsung antara 6 16 tahun, berarti rentang waktu sekitar 8 tahun.
IV. PERKEMBANGAN SOSIAL AKHIR MASA ANAK-ANAK
A. Sosialisasi Dengan Anggota Keluarga
Ketika seseorang memasuki usia akhir masa anak-anak maka biasanya para
orang tua mulai memberikam waktunya yang lebih sedikit. Menurut suatu
investivigasi tentang banyaknya waktu yang digunakan orang tua bersama anak,
maka waktu yang dihabiskan oleh orang tua untuk mengasuh, mengajar, berbicara
dan bermain dengan anak-anak yang telah memasuki masa akhir kurang dari setengah
waktu yang dihabiskan ketika anak masih lebih kecil (Hill & Stafford, 1980). Pada
umumnya anak-anak pada masa akhir, lebih diarahkan dalam mengerjakan tugastugas sederhana secara sendiri. Misalnya pekerjaan-pekerjaan membersihkan kamar,
membersihkan dapur, dll. Selain dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti itu
menyebabkan interaksi dengan orang tua menjadi berkurang.
Perubahan-perubahan pada kehidupan orang tua seperti, kedua orang tua yang
bekerja, perceraian, single parent, sangat mempengaruhi hakekat interaksi orang
tua dengan anak pada masa akhir anak-anak. Ketika tuntutan pengasuhan mulai
berkurang biasanya para ibu akan lebih memilih kembali karir atau memulai suatu
kegiatan baru. Hal ini menyebabkan waktu yang harusnya lebih diberikan untuk

membimbing dan mengasuh anak malah digunakan untuk kegiatan pengembangan


karir khususnya bagi para ibu.
B. Sosialisasi Di Sekolah
Akhir masa anak-anak sering disebut sebagai usia berkelompok, (gang)
karena pada masa ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman
dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok di
sekolahnya. Ia merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi
puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara kandung atau melakukan kegiatan
dengan angota keluarga. Anak ingin bermain bersama teman-teman sekolahnya dan
akan merasa kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya tersebut.
Sosialisasi anak di sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interest dan
aktvitas bersama. Hubungan persahabatan dan hubungan peer group di sekolah
bersifat timbal balik dan biasanya diantara sesama anggota kelompok ada saling
pengertian, saling membantu, saling percaya dan saling menghargai serta menerima
satu sama lain.
C. Sosialisasi Dengan Teman Sebaya
Selama masa pertengahan dan akhir, biasanya anak lebih banyak meluangkan
waktunya dalam berinterkasi dengan teman sebaya. Dalam suatu investivigasi,
diketahui bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak berinteraksi dengan teman
sebayanya sebanyak 40 persen pertahun (Baker & Wright, 1951). Episode bersama
teman sebaya berjumlah 299 hari sekolah.
Apa yang dilakukan bersama teman-temannya? dalam suatu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana aktivitas anak, diketahui bahwa
umumnya anak-anak masa akhir melakukan kegiatan olahraga, jalanjalan, permainan dan sosialisasi yang merupakan kegiatan yang paling
sering dilakukan. Pada saat mereka melakukan kegiatan biasanya anggota kelompok
terdiri dari teman yang sama jenis kelaminya daripada diantara anak-anak yang
berbeda jenis kelaminnya.
Pada masa akhir anak-anak mereka telah menjalin persahabatan dengan
teman sebaya dan mulai memasuki usia gang, yaitu usaha yang pada saat
itu kesadaran sosial berkembang pesat dan telah menjadi pribadi sosial yang
merupakan salah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini.
Gang pada masa kanak-kanak merupakan suatu kelompok yang spontan dan
tidak mempunyai tujuan yang diterima secara sosial. Gang merupakan usaha anak
untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhan mereka.
Gang memberikan pembebasan dari pengawasan orang dewasa. Dalam hal ini ada
beberapa ciri gang pada masa akhir anak-anak, yaitu:
Gang merupakan kelompok bermain
Anggota gang terdiri dari jenis kelamin yang sama
Pada mulanya terdiri dari tiga atau empat anggota, tetapi jumlah ini meningkat
dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya minat pada olahraga.
Gang anak laki-laki lebih sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak
perempuan.
Kegiatan gang yang populer meliputi permainan dan olahraga, pergi ke bioskop dan
berkumpul untuk bicara atau makan bersama.
Gang mempunyai pusat tempat pertemuan, biasanya yang jauh dari pengawasan
orang-orang dewasa.

Sebagian besar kelompok mempunyai tanda keanggotaan; misalnya anggota


kelompok memakai pakaian yang sama.
Pemimpin gang mewakili ideal kelompok dan hampir dalam segala hal lebih unggul
daripada anggota-anggota yang lain.
D. Efek dari Keanggotaan Kelompok
Keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada
anak-anak, diantaranya adalah:
Menjadi anggota geng seringkali menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan
penolakan terhadap standar orang tua, sehingga akan memperlemah ikatan emosional
antara kedua pihak.
Permusuhan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas. Hal ini
disebabkan karena anak perempuan mencapai masa puber lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki. Sehingga anak perempuan akan tampil lebih dewasa dibanding anak
laki-laki.
Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak
yang berbeda sehingga sering terjadi prasangka dan diskriminasi berdasarkan pada
perbedaan rasial, agama dan sosial ekonomi.
Seringkali bersikap kejam terhadap anak-anak yang tidak dianggap sebagai anggota
geng. Banyaknya rahasia yang ada diantara anggota geng dimaksudkan untuk
menjauhkan anak yang tidak disenangi.
V. REMAJA AWAL
Masa remaja awal atau masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang
ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahaptahap lain dalam rentang kehidupan. Umumnya usia remaja awal ini berkisar antara
12 sampai dengan 14 tahun. Ciri-ciri yang penting pada masa puber adalah sbb:
Masa remaja awal merupakan masa tumpang tindih.
karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa
remaja. Sehingga perilaku yang ditampilkan agak sukar untuk dibedakan.
Masa remaja awal merupakan periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangngan
manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua
sampai empat tahun.
Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan yang sangat pesat ini akan menimbulkan dampak pada
anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam
beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau
kehilangan sifat-sifat baiknya yang sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini
merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini
sebagai masa negatifistik kedua.
Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder
mulai berkembang, seperti mulai tumbuhnya rambut pubis, perubahan suara. Pada
anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.

VI. PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA


Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu
mulai terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama
atau dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
A. Kelompok Teman Sebaya
Percepatan perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan
seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial.
Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin hubungan
yang erat dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok anak-anak
untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas kelompok
anak sebelum pubertas adalah bahwa kelompok tadi terdiri daripada jenis kelamin
yang sama. Persamaan sex ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan
yang berhubungan dengan perasaan identifikasi yang mempersiapkan pengalaman
identitasnya. Sedangkan pada masa puber anak sudah mulai berani untuk melakukan
kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan.
Selama tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki
keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, teman-teman atau tetangga seringkali
adalah anggota kelompok remaja. Biasanya kelompoknya lebih heterogen daripada
kelompok teman sebaya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa remaja
cenderung memiliki suatu campuran individu-individu dari berbagai kelompok.
Interaksi yang semakin intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam
kelompok dengan kohesi yang kuat maka akan berkembanglah iklim dan normanorma kelompok tertentu. Namun hal ini berbahaya bagi pembentukan identitas
dirinya. Karena pada masa ini ia lebih mementingkan perannya sebagai anggota
kelompok daripada mengembangkan pola pribadi. Tetapi terkadang adanya paksaan
dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk keyakinan diri.
B.Melepas dari orang tua
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah temanteman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah
mulainya pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah
dengan ikatan sosial pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak
pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya:
Perbedaan standar perilaku
Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno
sedangkan dirinya dianggap modern. Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau
menyesuaikan diri dengan perilakunya yang modern.
Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak memungkinkan
mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya.
Seperti pakaian, sepatu, accecoris,dll. Pada usia ini ia paling tidak suka jika
diperintah mengerjakan pekerjaan di rumah.
Prilaku yang kurang matang
Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja mengabaikan
tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya. Pelarangan dan
menghukum membuatnya benci kepada orang tua.
Masalah palang pintu

Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan. Seperti


waktu pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan lawan
jenis.
Metode Disiplin
Jika metode disiplin yang diterapkan orang tua dianggap tidak adil atau kekanakkanakan maka remaja akan memberontak. Pemberontakan terbesar dalam keluarga
terjadi jika salah satu orang tua dominan daripada lainnya. Hal ini menyebabkan pola
asuh cenderung otoriter.
Di Indonesia perkembangan remaja masih ada keterbatasannya. Di satu sisi
walaupun ingin melepas dari orang tua namun pada kebanyakan remaja awal masih
tinggal bersama orang tua. Selain itu juga secara ekonomik masih bergantung kepada
orang tua. Mereka juga belum bisa kawin, secara budaya hubungan seksual tidak
diperkenankan sesuai dengan norma agama dan sosial, meskipun mereka sudah bisa
mengadakan kencan-kencan dengan teman lain jenis. Mereka berusaha mencapai
kebebasan dalam berpacaran. Mereka mempunyai kecenderungan yang sama untuk
menghayati kebebasan tadi sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Hal ini berarti
sebagai tanda kedewasaan, mereka mulai mengorbankan sebagian besar hubungan
emosi mereka dengan orang tua mereka dalam usaha menjadi anggota kelompok
teman sebaya.
Menurut Maccoby (1984) sistem hubungan orang tua dan anak dalam keluarga
berubah dari hubungan regulasi menjadi hubungan yang coregulasi., dimana dalam
hal ini orang tua telah makin memberikan kebebasan untuk menentukan sendiri pada
anak. Hal ini bukan berarti menghalangi hubungan yang koperatif antara orang tua
dan anak-anaknya. Biasanya komunikasi yang terjalin dengan ibu jauh lebih dekat
daripada dengan ayah. Komunikasi dengan ibu meliputi permasalahan sehari-hari,
sedangkan permasalahan dengan ayah perasaan remaja dalam hidup di masyarakat.
Pada anak wanita pelepasan ini agak lebih sukar hal ini disebabkan adanya
interaksi antara sifat kewanitaanya dengan nilai-nilai masyarakat di sekelilingnya. Di
Indonesia khususnya dalam masyarakat Jawa anak wanita diharapkan untuk mencintai
orang tua dan keluarga dalam arti yang lebih,misalnya merawat, memelihara dan
bertanggung jawab terhadap rumah dan keluarga. Namun demikian bukan berarti
bahwa anak wanita tidak mempunyai kesempatan yang sama dalam masyarakat.
Dalam masa remaja awal ini , keinginan untuk melepaskan diri dari orang
tua dengan maksud untuk menemukan dirinya sendiri. Menurut Erikson ditinjau dari
perkembangnan sosial menamakan proses ini sebagai mencari identitas diri, yaitu
menuju pembentukan identitas diri ke arah individualitas yang mantap dimana hal ini
merupakan aspek penting dalam perkembangan diri menuju kemandirian.
Usaha remaja awal dalam mencapai origininalitas juga sekaligus
menunjukkan pertentangan terhadap orang dewasa dan solidaritas terhadap teman
sebaya. Prinsip emansipasi memungkinkan bahwa kedua gerak antara menuju
kemandirian dengan ketergantungan dengan orang tua menimbulkan jarak antar
generasi (generation gap).
Jarak antar generasi yang dimaksudkan disini bukan berarti bahwa tidak ada
hubungan baik. Memang pada kenyataannya pada usia anak seperti ini orang tua
sering tidak mengerti melakukan hal-hal yang tidak seperti mereka harapkan.
Biasanya pada saat ini mulai muncul bibit-bibit pertentangan antara anak dan orang
tua. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan pendapat antara anak dan orang tua antara
lain penampilan, pemilihan teman, jam pulang sekolah yang tidak tepat, kurang

hormat terhadap orang yang lebih tua, dll. Memang pada saat ini remaja lebih
progresif dibandingkan orang tuanya.
KESIMPULAN
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosial,
memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki sikap yang
positif terhadap kelompok sosialnya.
Perkembangan sosial akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak
ke kelas satu SD. Pada masa ini biasanya orang tua akan memberikan hanya sedikit
waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi di sekolah pada umumnya
terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama, lebih banyak meluangkan waktu untuk
teman sebaya dan mulai membentuk hub. peer group (geng) lebih cenderung dengan
teman perempuan.
Perkembangan sosial pada masa remaja (pudertas) merupakan masa yang
unik, masa pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis
anak. Pada masa ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai
menjalin hubungan dengan teman-teman laki-lakinya dan mengadakan kencan-kencan
(dating). Anak lebih mementingkan teman dari pada keluarga dan mulai timbul
banyak pertentangan dengan orang tua. Mereka umumnya belum bekerja dan masih
belum mampu menafkahi dirinya sendiri.
Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan
anak sampai ia mampu untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk
untuk dirinya (dewasa). Tetapi tidak dengan bersikap otoriter terhadap anak, supaya
anak merasa lebih nyaman dan tidak takut untuk menceritakan konflik-konflik yang
terjadi selama masa perkembangannya.

REFERENSI
Hurlock, Elizabeth, B., Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 2006.
Hurlock, Elizabeth, B., Perkembangan Anak, Erlangga, Jakarta, 1993.
Santrock, Life Span Development, Boston: McGraww Hill College, 2003.
Monks, F.J Konoeks, AMP., Haditono, SR., Psikologi Perkembangan Dalam Berbagai
Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000.
Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan
Lihat komentar

6.
Apr
8
Pembelajaran Berbasis Proyek

Pengertian Pembelajaran Berbasis


Proyek
Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
Kata proyek berasal dari bahasa latin proyektum yang artinya maksud
tujuan,rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti merancang, merencanakan,
dengan maksud dan tujuan tertentu, yaitu mempunyai planning yang baik di dalam
kegiatan tahunan dan sebagainya.
Metode proyek adalah cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar pada
siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan
memimpin pikiran serta pekerjaannya.
Tujuan Metode Proyek
Tujuan dari pembelajaran berbasis proyek yaitu mengaktifkan anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar serta membiasakan anak untuk berinteraksi kepada
lingkungan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk mau
bekerja dan secara produktif menemukan berbagi pengetahuan. Guru hanya
mengamati dan memantau jalannya kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Pendekatan dalam Metode Proyek
Ada beberapa pendekatan dalam mencapai pembelajaran berbasis proyek, antara lain :
1.Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan pembelajaran proyek ini didukung oleh teori belajar konstruktivisme.
Teori belajar ini berdasarkan pada ide bahwa anak didik dapat membangun
pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalaman. Pendekatan pembelajaran proyek
ini dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang
dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal.
Mereka akan memahami bahan kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan, dan alami.
2. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemperolehan berbagai konsep
pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri
melalui sejumlah proses, seperti mengamati, mencari, dan menemukan.
3. Pendekatan Children Centre
Pendekatan pembelajaran proyek ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran
bertitik tolak pada aktivitas anak. Anak didik memiliki kemampuan sendiri melalui
berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta
mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan, srta nilai-nilai yang
telah diperolehnya.
Referensi : Fidian Armstrong ~ Tutorial Dan Variasi Blog
Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan
Lihat komentar

7.
Apr
8

Kemagnetan menggunakan metode proyek

KEMAGNETAN
A.

PENGERTIAN MAGNET
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magntis lthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain.
Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam.
Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet.
Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi
oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang rendah oleh magnet.

A.

SIFAT-SIFAT MAGNET

1.

Kutub-kutub Magnet
Semua magnet memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Magnet memiliki dua tempat yang gaya
magnetnya paling kuat. Daerah ini disebut kutub magnet. Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara (U)
dan kutub selatan (S). Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S. N merupakan
kutub utara magnet itu (singkatan dari north yang berarti utara) sedangkan S kutub selatannya
(singkatan dari south yang berarti selatan).
Magnet dapat berada dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk yang paling sederhana berupa
batang lurus. Bentuk lain yang sering kita jumpai misalnya bentuk tapal kuda (ladam) dan jarum. Pada
bentuk-bentuk ini, kutub magnetnya berada pada ujung-ujung magnet itu. Gambar C1 memperlihatkan
berbagai bentuk magnet yang sering kita jumpai.

Gambar 1. Berbagai bentuk magnet.


Jika dua buah magnet saling didekatkan, magnet pertama akan mengerjakan gaya pada magnet
kedua, dan magnet kedua mengerjakan gaya kepada magnet pertama. Gaya magnet, seperti halnya gaya
listrik, berupa tarikan dan tolakan. Jika dua kutub utara didekatkan, maka keduanya tolak-menolak.
Dua kutub selatan juga saling menolak. Namun, jika kutub selatan didekatkan pada kutub utara, maka
kedua kutub ini akan tarik-menarik. Sehingga kita dapat membuat aturan untuk kutub magnet: kutub
senama tolak-menolak, dan kutub tak senama tarik-menarik.

Gambar 2 Kutub magnet yang berbeda saling menarik

Gambar 3. Kutub magnet yang sejenis saling menolak


Kutub-kutub magnet selalu berpasangan yaitu kutub utara dan kutub selatan. Selama bertahuntahun para ilmuwan mencoba mendapatkan satu kutub saja yang ada pada sebuah magnet. Jika sebuah
magnet dipotong menjadi dua, ternyata hasilnya berupa dua magnet yang lebih kecil dan masingmasing tetap memiliki kutub utara dan selatan. Seperti halnya Gambar C3.

Gambar 4. Magnet yang dipotong-potong


2.

Medan Magnet
Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya magnet
tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja. Gaya-gaya magnet juga timbul di sekitar magnet. Daerah
di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut medan magnet. Garis gaya magnet dapat
digambarkan dengan cara menaburkan serbuk besi pada kertas yang diletakkan di atas magnet. Jika
pada suatu tempat garis gaya magnetnya rapat, berarti gaya magnetnya kuat. Sebaliknya jika garis gaya
magnetnya renggang, berarti gaya magnetnya lemah.

Gambar 5. Diagram garis gaya magnet dapat dibuat sesuai pola serbuk besi yang terjadi.

Gambar 6. Garis medan magnet Utara-Selatan.


Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan listrik, garis gaya magnet dapat
menggambarkan medan magnet. Namun tidak seperti garis gaya listrik yang dapat berawal dan

berakhir pada satu muatan listrik, garis gaya magnet tidak ada awal dan akhirnya. Garis gaya magnet
membentuk lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan. Jadi, medan magnet adalah daerah di
sekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet, digambarkan oleh garis gaya magnet yang menyebar
dari kutub-kutub magnet. (Sudibyo, Elok, dkk. 2008: 204-206)
3.

Bahan Magnetik dan Bahan Nonmagnetik


Benda dapat digolongkan berdasarkan sifatnya. Kemampuan suatu benda menarik benda lain
yang berada di dekatnya disebut kemagnetan. Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain
dibedakan menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda bukan magnet. Namun, tidak semua benda
yang berada di dekat magnet dapat ditarik. Oleh karena itu sifat kemagnetan benda dapat digolongkan
menjadi:

a.

Bahan magnetik (feromagnetik), yaitu bahan yang dapat ditarik magnet dengan kuat. Contoh: besi,
baja, besi silikon, nikel, kobalt.

b.

Bahan non magnetik

1) Paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik lemah oleh magnet.


Contoh: alumunium, magnesium, wolfram, platina dan kayu

2) Diamagnetik, yaitu bahan yang ditolak oleh magnet.


Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada yang mudah
dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat magnet, tetapi setelah menjadi
magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk membuat
magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet
sifat kemagnetannya mudah hilang. Oleh karena itu, besi digunakan untuk membuat magnet
sementara.
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, magnet dapat dibedakan menjadi empat tipe:
a.

Magnet Permanen Campuran


Sifat magnet tipe ini adalah keras dan memiliki gaya tarik sangat kuat. Magnet permanen
campuran dibagi menjadi:

a.

Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dengan almunium

b.

Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dengan nikel

c.

Magnet ticonal, dibuat dari campuran besi dengan kobalt

b.

Magnet Permanen Keramik


Tipe magnet ini disebut juga dengan magnadur, terbuat dari serbuk ferit dan bersifat keras serta
memiliki gaya tarik kuat.

c.

Magnet Besi Lunak


Tipe magnet besi lunak disebut juga stalloy, terbuat dari 96% besi dan 4% silicon. Sifat kemagnetannya
tidak keras dan sementara.

d.

Magnet Pelindung
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi, 5% tembaga, dan 1%
mangan. Magnet ini tidak keras dan bersifat sementara.

Berdasarkan penggolongan magnet buatan diatas serta kemampuan bahan menyimpan sifat
magnetnya, kita dapat menggolongkan bahan-bahan magnetic ke dalam magnet keras dan magnet
lunak. Sebagai contoh bahan-bahan magnet keras ialah baja dan alcomax. Bahan ini sangat sulit untuk
dijadikan magnet. Namun demikian, setelah bahan tersebut menjadi magnet, bahan-bahan magnet keras
ini akan dapat menyimpan sifat magnetiknya relative sangat lama. Karena pertimbangan atau alas an
itulah bahan-bahan magnet keras ini lebih banyak dipakai untuk membuat magnet tetap (permanen).
Contoh pemakaiannya adalah pita kaset dan kompas. Bahan-bahan magnet lunak, misalnya besi dan
mumetal, jauh lebih mudah untuk dijadikan magnet. Namun demikian, sifat kemagnetannya bersifat
sementara atau mudah hilang. Itulah sebabnya, bahan-bahan magnet lunak ini banyak dipakai untuk
membuat electromagnet (magnet listrik). (Budi Prasodjo, 2007: 242-243)
B.

CARA MEMBUAT MAGNET


Pada dasarnya memagnetkan suatu bahan (besi, baja, nikel, kobalt, atau campuran) adalah
mengatur posisi kutub magnet elementernya, misalnya batang besi digosok dengan magnet yang kuat.
Posisi magnet elementer semula tidak teratur, saat digosok magnet yang kuat, magnet elementer akan
berputar dan kutub-kutub magnet elementer yang senama akan menghadap kesatu arah. Akibatnya,
batang besi atau baja tersebut akan menjadi magnet.
Beberapa cara membuat magnet antara lain:

1.

Membuat Magnet dengan Cara Menggosok

Gambar 7. Ujung terakhir gosokan menjadi kutub selatan


Besi yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikan magnet. Caranya besi digosok dengan
salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada
besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah.
2.

Membuat Magnet dengan Cara Induksi

Gambar 8. cara membuat magnet dengan induksi


Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi dan baja
diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan
terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu
arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.
Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang selalu
berlawanan dengan kutub magnet penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan
ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi kutub utara atau
sebaliknya.
3.

Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik

Gambar 9 Membuat magnet dengan arus listrik


Selain dengan cara induksi, besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan arus listrik. Besi
dan baja dililiti kawat yang dihu- bungkan dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi
dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini menyebabkan
magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet
dan dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Magnet yang demikian disebut magnet listrik
atau elektromagnet.
Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub magnet yang terbentuk
bergantung pada arah arus ujung kumparan. Jika arah arus berlawanan jarum jam maka ujung besi
tersebut menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika arah arus searah putaran jarum jam maka ujung besi
tersebut terbentuk kutub selatan. Dengan demikian, ujung A kutub utara dan B kutub selatan atau
sebaliknya.
C.

CARA MENGHILANGKAN SIFAT KEMAGNETAN


Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika:

1.

Magnet dipanasakan hingga berpijar atau dibakar


Pemanasan pada magnet menyebabkan sifat kemagnetannya berkurang atau bahkan hilang.
Hal ini terjadi karena tambahan energi akibat pemanasan menyebabkan partikel-partikel bahan
bergerak lebih cepat dan lebih acak, maka sebagian magnet elementernya tidak lagi menunjuk arah

yang sama seperti semula. Bahkan setiap benda di atas suhu tertentu sama sekali tidak dapat dibuat
menjadi magnet.
2.

Magnet dipukul atau ditempa hingga bentuknya berubah atau rusak


Magnet yang mengalami pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet
elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak
searah. Magnet-magnet elementer yang tadinya segaris (searah) menjadi berarah sembarangan,
sehingga benda kehilangan sifat magnetiknya.

3.

Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang
sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan
arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet
elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.
Besi mudah kehilangan sifat kemagnetnnya, sedangkan baja sukar kehilangan kemagnetannya. Hal
itu disebabkan magnet-magnet elementer dalam besi lebih mudah berputar dibandingkan dengan
magnet elementer dalam baja. Baja lebih sukar dijadikan magnet. Kemagnetannya bersifat tetap.
Kemagnetan besi bersifat sementara karena susunan magnet-magnetelementernya mudah menjadi ajak.
Contoh kasus hilangnya sifat kemagnetan yaitu pita kaset dibuat dari bahan magnet keras sehingga
merupakan magnet permanen. Walaupun demikian selalu dianjurkan bagi pengendara mobil untuk
mengeluarkan kaset dari tape mobil dan menyimpannya di tempat yang terlindung dari sengatan
matahari. Intruksi ini adalah untuk menghhindari pita kaset kehilangan sifat-sifat magnetiknya karena
sengatan matahari. Jika pita kaset kehilangan sifat magnetiknya, kaset tersebut akan rusak dan tidak
dapat lagi menghasilkan musik yang merdu di telinga
Setelah kita dapat membuat magnet tentu saja ingin menyimpannya. Agar sifat kemagnetan
sebuah magnet dapat tahan lama, maka dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi)
yang dipasang pada kutub magnet. Pemasangan angker bertu- juan untuk mengarahkan magnet
elementer hingga membentuk rantai tertutup. Untuk menyimpan dua buah magnet batang diperlukan
dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub magnet yang berlawanan. Jika berupa magnet U
untuk menyimpan diperlukan satu angker yang dihubungkan pada kedua kutubnya. Kita sudah
mengetahui benda magnetik dapat dijadikan magnet. Sebaliknya magnet juga dapat dihilangkan
kemagnetannya. (Wariyono, 2009)
Sebuah magnet cenderung berkurang sifat magnetiknya karena kutub-kutub bebas di dekat ujungujung magnet tolak-menolak dan mengacaukan garis gaya dari magnet-magnet elementer. Untuk
menyimpan magnet batang agar tidak kehilangan sifat kemagnetiknya, dapat dilakukan cara berikut:

1.

Menyimpan magnet batang secara berpasangan dengan kutub-kutub tidak sejenis saling
berseberangan. Tutup kedua ujung pasangan magnet dengan sepasang besi lunak, yang bertindak
sebagai penyimpan. Magnet-magnet elementer dari magnet diarahkan hingga membentuk rangkaian
tertutup.

2.

Menjauhkan dari medan listrik.

3.

Jangan memanaskan. (Kanginan, 2002)

D.

TEORI MAGNET ELEMENTER


Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer.
Prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer yang tidak beraturan menjadi
searah dan teratur. Sebuah kapur jika dibagi menjadi bagian-bagian yang sangat kecil. setiap bagian itu
masih mempunyai sifat kapur. Demikian pula magnet, jika dibagi-bagi, setiap bagian magnet masih
mempunyai dua jenis kutub magnet, yaitu kutub utara magnet (U) dan kutub selatan magnet (S).
Berdasarkan kenyataan itu, dikembangkanlah teori magnet yang disebut teori magnet elementer.
Dalam teori ini dikatakan bahwa sifat magnet suatu benda (besi atau baja) ditimbulkan oleh
magnet-magnet kecil dalam benda tersebut yang disebut magnet elementer. Suatu benda akan bersifat
magnet jika magnet-magnet elementernya mempunyai arah yang cenderung sama dan tidak
mempunyai sifat magnet jika magnet-magnet elementernya mempunyai arah acak (sembarang). Pada
besi magnet, elementernya menunjuk arah yang sama. Antar magnet elementer tersebut terdapat gaya
tolak-menolak dan gaya tarik-menarik. Akan tetapi, di bagian ujung magnet hanya terdapat gaya tolakmenolak.
Itulah sebabnya pada ujung-ujung magnet terdapat gaya magnet paling kuat, sedangkan bagian
tengahnya lemah. Pada besi bukan magnet, magnet-magnet elementernya mempunyai arah acak atau
sembarang Karena arahnya acak, gaya tarik-menarik dan tolak-menolak antar magnet elementer saling
meniadakan. Itulah sebabnya pada besi bukan magnet tidak terdapat gaya magnet (sifat magnet).
Benda-benda yang magnet elementernya mudah diatur arahnya dapat dibuat menjadi magnet.
Namun, magnet ini kemagnetannya tidak awet. Magnet yang demikian disebut magnet lunak.
Sebaliknya, ada benda yang sulit dijadikan magnet. Namun, setelah menjadi magnet. kemagnetannya
awet. Magnet yang demikian disebut magnet keras. (http://www.addthis.com/bookmark.php)

E.

KEMAGNETAN BUMI

1.

Bumi Sebagai Medan Magnet


Telah diketahui bahwa sebuah magnet batang yan tergantung bebas akan menunjuk arah tertentu.
Pada bagian ini, kita akan mengetahui mengapa magnet bersikap seperti itu. Pada umumnya sebuah
magnet terbuat dari bahan besi dan nikel. Keduanya memiliki sifat kemagnetan karena tersusun
oleh magnet- magnet elementer. Batuan-batuan pembentuk bumi juga mengandung magnet
elementer. Bumi dipandang sebagai sebuah magnet batang yang besar yang membujur dari utara ke
selatan bumi. Magnet bumi memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan selatan. Kutub utara magnet
bumi terletak di sekitar kutub selatan bumi. Adapun kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar
kutub utara bumi. Magnet bumi memiliki medan magnet yang dapat memengaruhi jarum kompas
dan magnet batang yang tergantung bebas.
Gambar G1. Letak magnet bumi menyimpang terhadap utara-selatan geografis.
Medan magnet bumi digambarkan dengan garis-garis leng- kung yang berasal dari kutub selatan
bumi menuju kutub utara bumi. Magnet bumi tidak tepat menunjuk arah utara-selatan geografis.
Penyimpangan magnet bumi ini akan menghasilkan garis-garis gaya magnet bumi yang menyimpang
terhadap arah utara-selatan geografis.

2.

Deklinasi dan Inklinasi

Jika kita perhatikan kutub utara jarum kompas dalam keadaan setimbang tidak tepat menunjuk
arah utara dengan tepat. Penyim- pangan jarum kompas itu terjadi karena letak kutub-kutub magnet
bumi tidak tepat berada di kutub-kutub bumi, tetapi menyimpang terhadap letak kutub bumi. Hal ini
menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi mengalami penyimpangan terhadap arah utara-selatan
bumi. Akibatnya penyimpangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut terhadap arah
utara-selatan bumi (geografis). Sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah
utara-selatan geografis disebut deklinasi (Gambar G2). Pernahkah kamu memerhatikan mengapa
kedudukan jarum kompas tidak mendatar. Penyimpangan jarum kompas itu terjadi ka- rena garis-garis
gaya magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang horizontal). Akibatnya, kutub utara
jarum kompas me- nyimpang naik atau turun terhadap permukaan bumi. Penyimpangan kutub utara
jarum kompas akan membentuk sudut terhadap bidang datar permukaan bumi. Sudut yang dibentuk
oleh kutub utara jarum kompas dengan bidang datar disebut inklinasi (Gambar G3). Alat yang
digunakan untuk menentukan besar inklinasi disebut inklinator. (Amrulloh, 2009)

Gambar10. Deklinasi dan Inklinasi

Referensi

(http://www.addthis.com/bookmark.php)

Diposkan 8th April 2014 oleh diane aan


Lihat komentar

Mengenai Saya

Arsip Blog

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai