PEMBUATAN PEYEUM
NAMA KELOMPOK ;
ANDRE N P.
ADE H.
AI SITI .
AMANDA FAZRIN.
ANCI S.
SMPN 2 BANJAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas
kulitnya. Pada dasarnya tapai adalah makanan matang setelah melalui proses
kukus atau rebus. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa,
yang basah dan lunak; dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung
tanpa mengalami kerusakan. Tapai kering populer di daerah Priangan utara
(Purwakarta dan Subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini
(dikenal sebagai peuyeum gantung, karena diperdagangkan dengan digantung.)
Pusat penghasil tapai yang lainnya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
3. Tapai Ketan
Sama halnya seperti Tapai singkong, namun Tapai Ketan menggunakan
bahan dasar ketan. Tapai Ketan biasanya diberi warna untuk membuat aroma
dan tampilannya lebih menarik. Namun Tapai Ketan tetap memiliki proses
pembuatan yang sama dengan Tapai Singkong atau peyeum.
pH
pH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme. Setiap mikroorganisme mempunyai pH minimal,
maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal
untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0
atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat.
Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien
yang dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrient makro dan
nutrient mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C
didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat, unsur N didapat
dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur
mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace
element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.
Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan
minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk ragi
berkisarantara 25-30ºC dan temperature maksimal antara 35-47ºC.
Beberapa jenis ragi dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur selama
fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature
mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan ragi juga
mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperature yang terlalu
tinggi akan menonaktifkan ragi. Pada temperature yang terlalu rendah
ragi akan menjadi tidak aktif.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Tapai_singkong
https://id.wikipedia.org/wiki/Tapai
http://www.resepnasional.com/cara-membuat-tape-ketan-putih-manis/
http://bionomipa.blogspot.co.id/2015/04/indikator-28-respirasi-
anaerob.html
http://biologi-indonesia.blogspot.co.id/2013/09/penjelasan-tentang-
respirasi-anaerob.html