Anda di halaman 1dari 6

Abstrak

Keripik Bawang merupakan salah satu jenis keripik yang terbuat dari bahan
yang Tradisional dan juga bahan dasarnya menggunakan tepung terigu. Selain murah
keripik bawang ini disukai oleh kalangan masyarakat karena mudah untuk didapat.
Dan juga salah satu kelemahan dari Keripik Bawang ini yaitu tidak mengandung
protein. Sehingga perlu adanya kebutuhan gizi konsumen dengan cara diversifikasi
bahan. Selain itu bentuk dan jenis keripik bawang dikalangan masyarakat sangatlah
biasa-biasa dengan berbentuk bulat oval sehingga, perlu adanya kreativitas dalam
pembuatan keripik bawang tersebut, Bentuk kemasan dalam pembuatan keripik
bawang haruslah sangat menarik dan bentuk kemasan yang ekonomis, agar
konsumen ingin selalu membeli produk tersebut.
Keripik Bawang Lha-Lha Jeledos merupakan rencana bisnis dibidang
Keripik yang akan didirikan di Belitung. Latar belakang pertumbuhan penduduk yang
sangat pesat dan masih sedikitnya Keripik Bawang di Belitung. Hal ini mendorong
penulis ingin meneliti apakah Keripik Bawang Lha-Lha Jeledos mempunyai daya
tarik di Belitung. Bussines Model Canvas ini menggunakan metode Action Research
untuk mengetahui potensi pasar terutama dalam Customer Value.

Kata kunci: Keripik Bawang Merah dan Bawang Putih, Customer Segments dan
Value Proposition dari BMC

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keripik Bawang adalah makanan kering yang terbuat dari bahan dasar
tepung terigu dan tanpa bahan tambahan lain yang harus disiapkan dengan cara
menggoreng terlebih dahulu sebelum disajikan. Saat ini banyak keripik maupun
kerupuk yang ditawarkan kepada masyarakat sebagai makanan ringan atau snack
food. Keripik sebagai makanan ringan sudah banyak dikenal masyarakat, banyak
dijumpai dipasaran dengan berbagai merk, rasa dan bentuk. Jenis makanan ini
umumnya dikonsumsi sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan
atau sekedar dikonsumsi sebagai makanan kecil. Keripik disukai baik disegala usia
maupun tingkat sosial masyarakat. “Sangat banyak jenis keripik bila ditinjau dari segi
rasa, bentuk, dan asal daerahnya. Harga keripik di dalam negeri sangat bervariasi
tergantung pada kualitas rasa, pembungkusan dan jenis bahan baku yang digunakan”.
(Wahyono, Rudy, dan Marzuki 2010:36).
Dari hasil survei diperoleh informasi bahwa pedagang tepung terigu
mendapat pasokan sebagian besar berasal dari DKI Jakarta sekitar 81 persen.
Sisanya, dari luar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Provinsi Sumatera
Selatan sebesar 10,53 persen dan dari dalam wilayah sendiri. Tepung terigu
selanjutnya dijual ke dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 93,66
persen, sisanya ke wilayah sendiri. Pola Distribusi Berdasarkan hasil survei, pola
distribusi perdagangan tepung terigu dimulai dari distributor yang mendapat pasokan
dari produsen, untuk dijual lagi ke pedagang grosir sebesar 60 persen, dan sisanya ke
pedagang eceran. Perantara lainnya pada distribusi tepung terigu di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung melibatkan sub distributor, agen, sub agen, pedagang
grosir, dan pedagang eceran.
Secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi,
kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak
diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat
dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya
perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
( A. Effendi Sanusi, 2009 ).
Inovasi pembuatan keripik bawang adalah suatu ide untuk membuat produk
baru untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari keripik bawang yang telah ada di
masyarakat. Pengertian baru disini, mengandung makna bukan sekedar baru di
ketahui oleh pemikiran (cognitive), melaikan juga baru karena belum pernah diterima
secara luas oleh seluruh warga masyarakat setempat. Cara yang dilakukan adalah
mensubstitusikan tepung terigu dalam pembuatan keripik bawang dengan mencapur
bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengoptimalkan kualitas keripik bawang
dan untuk melakukan inovasi pada pembuatan Keripik Bawang. Hal ini dilakukan
sebagai langkah untuk memanfaatkan potensi sebagai sumber bahan pangan untuk
tujuan pangan dan inovasi produk. Dari Bisnis Model Kanvas yang telah dijabarkan,
maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “ Inovasi Pembuatan Keripik
Bawang“.
Rumusan Masalah
Berdasarkan alasan pemilihan judul yang telah dikemukakan maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan kualitas keripik bawang hasil inovasi,
Manakah keripik bawang hasil inovasi terbaik,Adakah perbedaan kesukaan
(preferensi) masyarakat terhadap keripik bawang hasil inovasi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kualitas keripik bawang, Untuk
mengetahui hasil inovasi keripik bawang terbaik, Untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan kesukaan (preferensi) masyarakat terhadap keripik bawang hasil inovasi,
Untuk mengetahui kandungan gizi khususnya kalsium, fosfor, dan vitamin C pada
keripik bawang hasil inovasi

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian :
1.Memberikan gambaran analisis ilmiah terkait bisnis model canvas yaitu digunakan
untuk menghasilkan pendapatan atas pengoperasian dalam suatu bisnis sehingga
dapat bertahan dalam suatu usaha.
2. Membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam apa yang menjadi kebutuhan
konsumen dan apakah ide bisnis cukup untuk menjawab kebutuhan konsumen
3. Penulis mendapatkan data dan informasi baru yang dapat dijadikan bahan untuk
memantapkan konsep bisnis.
4. Membantu penulis dalam menetapkan costumer segment dan value proportision
yang tepat sehingga mempermudah untuk mengeksekusi bisnis agar dapat diterima
dimasyarakat luas

METODELOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang akan dilakukan di
Belitung. Selain itu Belitung juga memiliki beberapa sumber data yang dapat diolah
sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan rise dan
mencoba untuk merintis usaha Keripik Bawang Lha-Lha Jeledos. Maka untuk
melengkapi penelitian ini maka akan dilakukan pengumpulan data dan analisa data
seperti yang dijelaskan. Penelitian di Belitung sudah dilaksanakan pada bulan Januari
sampai Febuari, sedangkan penelitian di Bogor masih menggunakan data dan
eksperimen pembuatan keripik bawang dengan substitusi tepung terigu. Keripik
Bawang Lha-Lha Jeledos dilaksanakan di Belitung eksperimen dilakukan di rumah,
dikarenakan agar lebih mudah dalam proses pembuatan dan dapat dilakukan dengan
tenang , tidak terbatas oleh waktu dan prosesnya dilakukan dengan optimal. Setiap
kegiatan usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu ialah mengukur
kemampuan terhadap lingkungan / pesaing.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk
mendeskripsikan model bisnis Keripik Bawang Lha-Lha Belitung. Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya
maupun dalam peristilahannya (Kirk dan Miller dalam Moleong (2013)). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case study (studi kasus).
Pengumpulan Data
Untuk melakukan penelitian ini, maka saya menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:
Wawancara
Dalam teknik ini maka saya melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung pada
calon konsumen terkait dengan Keripik Bawang Lha-Lha Jeledos. Hal ini digunakan
untuk mengetahui antusiasme dan minat calon pangsa pasar. Dengan begitu kita akan
dapat mengetahui keinginan konsumen. Selain konsumen, maka akan melakukan
juga wawancara kepada pelaku bisnis guna untuk mengetahui tahap-tahap apa saja
yang akan dilakukan ataupun dihindarkan untuk memulai binis. Karena itu semua
berguna bagi daya kembang usaha ini.
Observasi
Teknik ini biasanya dilakukan dengan terjun kelapangan langsung untuk
mendapatkan data pendukung yang lebih akurat, yaitu untuk mengobservasi potensi-
potensi para pesaing dan supplier dari rencana bisnis cemilan Keripik Bawang Lha-
Lha Jeledos.
3.3.2 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode action
research dengan Business Model Canvas awal terhadap target calon konsumen.
Menurut Stephen Corey (1953) action research merupakan proses yang dibuat oleh
para peneliti yang mencoba untuk mempelajari masalah secara Scientific agar mereka
mendapatkan panduan, koreksi, serta evaluasi atas keputusan dan tindakan mereka
sendiri. Secara ringkas, tahapan dalam action research, yang terdiri dari diagnosing.

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Penelitian Business Model Canvas dengan judul rencana “ Keripik Bawang


Lha-Lha Jeledos yang telah penulis lakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Mei menghasilkan data hasil dari responden sekitar 30 orang Responden dan dengan
berdasarkan dengan kategori dibawah ini :

Anda mungkin juga menyukai