Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN STUDY KASUS PEMANFAATAN BAHAN BAKU SINGKONG

SEBAGAI BAHAN UTAMA PEMBUATAN KERIPIK


“SING-XONG MADE IN LOVE”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu:
Vica Dian Aprelia Resti, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 06

Hilda Kristina (2281170015)


Dini Mashfufah (2281180007)
Yani Kurniasih (2281180004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu komoditi tanaman pangan yang penting adalah ubi kayu atau singkong
(Manihot esculenta). Ubi kayu merupakan komoditi tanaman pangan ketiga setelah padi
dan jagung. Ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak
kelebihan, misalnya saja pada saat cadangan makanan (padi-padian) mengalami
kekurangan, ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai sumber bahan pengganti padi dan
jagung karena ubi kayu merupakan tanaman yang tahan terhadap kekurangan air sehingga
masih dapat diproduksi di lahan kritis sekalipun dan cara penanaman ubi kayu yang
mudah.
Hafsah (2003) mengemukakan sebagian besar produksi ubi kayu di Indonesia
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (85 sampai dengan 90 persen),
sedangkan sisanya di ekspor dalam bentuk gaplek, chips, dan tapioka. Dalam bidang
pangan, pengolahan makanan semakin berkembang sehingga menghasilkan beragam
produk olahan yang beredar di pasaran. Selain itu, pola konsumsi masyarakat telah
mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari kecenderungan mereka dalam memilih
makanan yang praktis, ekonomis dan cepat tersedia untuk dikonsumsi.
Makanan ringan atau snack telah berkembang dengan pesat, baik jenisnya, citarasa
maupun kemasannya. Kini semakin banyak jenis makanan ringan yang muncul di pasaran
dengan berbagai bahan baku. Salah satu jenis makanan ringan yang cukup berhasil di
pasaran adalah keripik. Keripik singkong adalah makanan ringan yang dibuat dari irisan
tipis umbi singkong, digoreng, dengan diberi bumbu tertentu atau hanya diberi garam.
Pada pembuatannya singkong dikupas, dicuci bersih, kemudian diiris tipis-tipis (dapat
menggunakan alat pemotong atau slicer). Irisan singkong kemudian direndam dalam
larutan Natrium bisulfit 2000 ppm, atau dalam air garam. Kemudian singkong digoreng
dalam minyak yang panas. Setelah ditiriskan keripik singkong dapat langsung dikemas.
Berdasarkan pengalaman dari salah satu anggota kelompok kami dalam pembuatan
keripik singkong yang diminati masyarakat maka kami berpikir untuk meneruskan ide
usaha keripik singkong dengan berbagai varian rasa, tekstur yang renyah dan pengemasan
yang menarik. Untuk itu kami ingin membuat ide usaha dengan memanfaatkan singkong
dengan nama produk “Sing-xong made in love”.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada ide usaha pembuatan keripik
singkong “Sing-Xong made in love” yaitu dengan menggunakan metode wawancara,
dimana dalam metodenya kami melakukannya dengan wawancara dengan Bapak Gali
yang mempunyai usaha toko keripik “Keripik Bang Gali”. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui pengelolaan keripiknya, karakter pengusahanya dan strategi
pemasarannya.

C. Alasan Pengumpulan Data


Metode studi kasus secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang diamati
sebagai suatu kasus. tujuan penggunaan studi kasus ini tidak sekedar untuk
menjelaskan seperti apa obyek yang diamati, tetapi untuk menjelaskan bagaimana
keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi.
Dengan adanya pengumpulan data dengan studi kasus tersebut kami dapat
mengetahui ide rencana usaha kami yang berjudul pembuatan keripik singkong “Sing-
Xong made in love”. Pada studi kasus kami bisa mengetahui apakah ide usaha yang
telah kami rencanakan dapat di implementasikan atau tidak dan mengetahui kesulitan
atau hambatan yang terjadi pada ide usaha kami. Sehingga kami bisa mengambil jalan
keluar agar ide usaha kami dapat terwujud dan dalam studi kasus ini juga kami
menjalin kerjasama untuk dapat memasarkan dalam usaha yang akan kami buat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Data
Data yang diperoleh dengan teknik wawancara pada metode studi kasus yaitu
kami melakukan wawancara kepada pengusaha keripik singkong yang bernama bapak
Gali dengan mendatangi langsung toko keripik “Keripik Bang Gali”. Beliau
memproduksi berbagai macam keripik termasuk keripik singkong dan kaca. Motivasi
beliau dalam menjalani usaha keripik ini karena ingin mempunyai usaha mandiri, dan
juga sudah berpengalaman dalam bidang ini di bagian marketing dan bagian produksi
keripik selain itu bisa diterima dan dikonsumsi masyarakat . Untuk pembuatan keripik
pak Gali menggunakan teknik yang biasa dan dengan digoreng. Untuk ketahanan
keripik bisa 1 minggu dalam penyimpanan yang pas. Dalam pembuatan kue nya pak
Gali tidak langsung membuat sekaligus dalam produksi yang banyak tetapi melihat
stock yang ada. Menurut pak Gali untuk penjualan keripik di daerah perumahan akan
susah berkembang sehingga beliau menjualnya di tempat ramai seperti di pinngir
jalan.

B. Sintesis
Singkong (Manihot utilisima Pohl) merupakan salah satu makanan pokok yang
ada di Indonesia penghasil energi setelah padi. Singkong mempunyai banyak sebutan
antara lain adalah ubi kayu dan ketela pohon. Tanaman singkong berasal dari negara
Brazil. Singkong banyak ditanam di daerah-daerah berlahan kering dengan sistem
pengairan yang relatif kurang (Soetanto, 2001).

Umur simpan ubi kayu atau singkong segar relatif pendek, untuk itu singkong
diolah menjadi gaplek, tepung tapioka, oyek, tape, peuyeum, keripik singkong dan
lain-lain agar umur simpan lebih lama. Singkong sebagian besar komponennya adalah
karbohidrat, hal ini menyebabkan singkong disebut pengganti beras karena
mempunyai manfaat yang hampir sama yaitusumber energi. Singkong juga
mengandung lemak, kalsium, fosfor, zat besi serta vitamin B dan vitamin C (Koswara,
2013).

Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis makanan
craker yaitu makanan yang bersifat kering dan renyah dan kandungan lemaknya
tinggi. Renyah adalah keras mudah patah. Sifat renyah pada craker ini akan hilang
jika produk menyerap air. Olahan keripik merupakan salah satu produk pangan yang
banyak digemari oleh semua kalangan (Lestari, 2015).

Tekstur atau kerenyahan keripik merupakan unsur utama penilaian konsumen.


Keripik yang baik jika digigit akan renyah, tidak keras, tidak lembek dan tidak mudah
hancur. Selain itu unsur penampilan warna makanan juga menjadi parameter kualitas
penilaian oleh konsumen. Sistem pengukuran yang akurat dan rinci merupakan cara
dalam meningkatkan kontrol kualitas. Keripik yang baik yaitu rasa gurih, aroma
harum, tekstur kering dan tidak tengik, warna menarik dan bentuk tipis, bulat dan utuh
dalam arti tidak pecah (Putri, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas keripik menurut Marinih (2005), adalah:

1. Bahan dasar yang digunakan kualitasnya harus betul-betul baik sehingga


keripik yang dihasilkan akan baik pula.
2. Bahan pembantu, berupa minyak goreng dalam pembuatan minyak goreng
keripik harus baik, warnanya cerah dan tidak tengik. Fungsi dari minyak
goreng tersebut sebagai media untuk menggoreng yang sangat berpengaruh
pada keripik yang dihasilkan.
3. Pengaruh suhu penggorengan, berpengaruh terhadap hasil keripik. Pengaruh
suhu dilakukan dengan mengatur besar kecilnya api kompor, jika minyak
terlalu panas keripik akan cepat gosong.

C. Diagnosis
Berdasarkan data hasil wawancara yang telah kami peroleh dari penjual kripik
singkong. Pembuatan dan pemasaran produk merupakan hal yang sangat penting
dalam menjalankan suatu usaha. Oleh karena itu, Pembuatan kripik singkong harus
dilakukan secara benar agar menghasilkan kripik singkong yang renyah dan kaya akan
bumbu. Untuk pemasaran, seorang pengusaha harus kreatif. Salah satunya dalam
pemilihan nama produk dan pemilihan kemasan karena kemasan yang bagus dapat
menarik perhatian pembeli. Pemasaran yang akan dilakukan yaitu dengan cara
mempromosikan ke mahasiswa Untirta, sosial media, dan masyarakat di sekitar
rumah.
D. Prognosis
Berdasarkan hasil data yang kami peroleh dari dua narasumber, kreativitas usaha
dapat dikembangkan melalui dua aspek yaitu:

Produk
Produk “SIN-XONG MADE IN LOVE” ini sengaja dibuat dengan nama menarik
supaya pelanggan tertarik untuk mencobanya. Kami menyediakan varian rasa yaitu:
pedas, manis dan asin. Produk “SIN-XONG MADE IN LOVE” ini dikemas
menggunakan plastik agar tekstur tetap renyah kemudian kami beri label bertuliskan
nama produk olahannya.
Strategi Pemasaran Produk
Untuk pemasarannya yaitu dengan cara mempromosikan ke mahasiswa Untirta,
masyarakat di sekitar rumah, serta produk ini juga di publikasikan di media sosial
bahwa kami menerima pesanan.

E. Treatment
Berdasarkan hasil wawancara kepada penjual keripik yang sudah dilakukan,
diperoleh data maka kami dapat meihat peluang berwirausaha untuk mengenalkan
produk “SIN-XONG MADE IN LOVE”. Adapun langkah-langkah untuk
mengimplementasikan karakter berwirausaha adalah :

1. Memperkenalkan produk “SIN-XONG MADE IN LOVE”.


2. Menyediakan beberapa varian rasa pada ”SIN-XONG MADE IN LOVE”
3. Memilih target sasaran untuk pemasaran produk yaitu mahasiswa Untirta,
masyarakat sekitar rumah dan online.
4. Memiliki kemampuan manajerial kewirausahaan
5. Membuat produk dengan rasa yang khas dan mengedepankan kualitas.
6. Dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa.

F. FollowUp
Berdasarkan hal-hal yang telah dilakukan demi terlaksananya usaha “SIN-
XONG MADE IN LOVE”.yang kami buat, maka langkah-langkah yang dapat
kami lakukan kedepan guna menentukan keefektifan selama berwirausaha adalah
sebagai berikut:
1. Kami telah memilih nama produk yang unik untuk produk yang akan
dipasarkan, dengan nama “SIN-XONG MADE IN LOVE”. (Keripik
singkong yang dibuat dengan hati)
2. Kami akan mengedepankan cita rasa dan kualitas demi kepuasan
pelanggan.
3. Kami menawarkan produk “SIN-XONG MADE IN LOVE”.ini kepada
teman-teman di sekitar kampus FKIP Untirta dan sekitarnya. Kami juga
mempromosikan produk melalui social media dan masyarakat terdekat
dirumah masing-masing.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Singkong merupakan bahan makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Keripik singkong adalah makanan ringan yang dibuat dari
irisan tipis umbi singkong, digoreng, dengan diberi bumbu tertentu atau hanya
diberi garam. Dengan adanya “Sing-Xong" ini kami berharap masyarakat dapat
mengonsumsi makanan ringan yang telah diolah menjadi cemilan pelengkap dan
pendukung jenis makanan yang lain dengan cita rasa yang enak dan tidak
menghilangkan nilai gizi yang terdapat di dalam kandungan singkong serta
menghangatkan kebersamaan bersama keluarga dengan menghadirkan produk
yang dibuat dengan sepenuh hati. .
Dari pembuatan “Keripik Sin-Xong” ini dapat meningkatkan pemanfaatan
singkong terutama di daerah Banten dan dapat membuka peluang usaha bagi
masyarakat Banten. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada ide usaha
pembuatan “Keripik Sing-Xong” yaitu dengan menggunkan metode wawancara,
wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan keripik yang benar dan
strategi pemasarannya.

B. Saran
1. Ide usaha kami perlu kerjasama dengan perusahaan yang terkait dengan
bahan yang diperlukan agar dapat membantu dalam pengelolaan produk.
2. Kami harus mencari dan mempelajari mengenai pengelolaan produk melalui
referensi-referensi yang relevan.
3. Kami harus mencari inovasi agar produk kami menarik dan memiliki
kelebihan dengan produk jenis lain
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah, M.J. 2003. Bisnis Ubikayu Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Lestari, N. 2015. Pengaruh Substitusi Tepung Talas Terhadap Kualitas Cookies. Skripsi.
Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Universitas Negeri Padang.

Koswara, Sutrisno. 2013. Teknik Pengolahan Umbi-Umbian : Pengolahan Umbi Talas.


Modul. IPB. Bogor.

Soetanto. 2001. Pengolahan Singkong. Jakarta : Balai Pustaka dan Media Wiyata.

Marinih. 2005. Tugas Akhir D3 Jurusan Teknologi Boga dan Produksi : Pembuatan Keripik
Kimpul Bumbu Balado Dengan Tingkat Pedas Yang Berbeda. Universitas
Semarang. Semarang Hal: 1-2

Putri, Ariani. 2012.”Pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap loyalitas
konsumen”. Econo Sains. Vol.10. No.1.

Anda mungkin juga menyukai