Anda di halaman 1dari 14

Nama : Alde Jania Azi Wona

Nim : 2123815005

Kelas :B

Uts : Bisnis Plan

JUDUL

Produksi dan pemasaran kripik singkong pedas manis dikota kupang

I. RINGKASAN JUDUL PROYEK


Keripik singkong merupakan produk olahan yang berbahan dasar singkong.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bahwa keripik singkong adalah produk
makanan ringan, dibuat dari umbi singkong (manihot exsculenta) diiris/dirajang,
digoreng dengan tanpa penambahan bahan makanan yang lain dan tambahan makanan
yang diizinkan. Keripik Singkong juga merupakan makanan ringan yang memiliki
kandungan gizi dan karbohidrat yang cukup baik. Keripik Singkong yang dihasilkan
adalah keripik singkong dengan kualitas terbaik (renyah, tidak berminyak dan memiliki
rasa pedas manis), dimana dalam proses pembuatannya menggunakan bahan baku umbi
singkong dengan kualitas baik dan proses pembuatan keripik singkong sangat mudah
yaitu mulai dari pemilihan bahan baku sampai pada proses pembuatan dan pemasaran.
Kegiatan produksi dan pemasaran keripik singkong rasa pedas manis ini pada bulan juni
2022. Tugas akhir ini dilaksanakan di Ruang Produksi Jurusan Manajemen Pertnian
Lahan Kering (MPLK), Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Kapasitas produksi keripik
singkong dalam plaksanaan tugas akhir yaitu 200 kg bahan baku dengan menghasilkan
463 kemasan keripik singkong dengan berat 100 gram per kemasan. Pemasaran keripik
singkong rasa pedas manis ditujukan kepada semua kalangan masyarakat, dengan
wilayah pemasaran di kampus Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan warga desa
Penfui Timur dengan harga 10.000/kemasan. Total biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan Tugas Akhir yaitu sebesar Rp. 2.316.000 dengan penerimaan Rp. 4.630.000,
analisis kelayakan sebesar Rp. 1,99 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp 1,99 akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,99 dan keuntungan sebesar 0,99
dengan demikian usaha produksi dan pemasaran keripik singkong ini layak diusahakan.

Kata kunci

Produksi, Pemasaran, Keripik Singkong, Rasa Pedas Manis

II. PENDAHULUAN
Singkong merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak
kelebihan. Misalnya saja pada saat cadangan makanan (padi-padian) mengalami
kekurangan, ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai sumber bahan pengganti karena
ubi kayu merupakan tanaman yang tahan terhadap kekurangan air sehingga masih dapat
di produksi dilahan kritis sekalipun dengan cara penanamannya yang mudah.
Ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan yang masih dapat diandalkan pada masa
paceklik sebagai sumber bahan makanan karena ubi kayu merupakan tanaman yang tahan
terhadap kekurangan air sehingga masih dapat diproduksi di lahan kritis cara penanaman
ubi kayu tergolong mudah sehingga banyak petani tetap memilih menanam ubi kayu.
Tujuan pengolahan ubi kayu adalah untuk meningkatkan keawetan ubi kayu sehingga
layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan ubi kayu untuk memperoleh nilai jual yang
tinggi di pasaran (Valentina, 2009).
Keripik merupakan makanan ringan berupa irisan tipis yang sangat popular di
kalangan masyarakat karena sifatnya yang renyah, gurih tidak terlalu mengenyangkan
dan tersedia dalam aneka rasa seperti asin, pedas dan manis. Keripik sangat peraktis
karena kering , sehingga lebih awet dan mudah disajikan kapanpun (Sriyono, 2012)
Berdasarkan hasil survei di UD Sima Indah memberikan informasi bahwa
pengambilan bahan baku ini dari pasar Oeba setiap minggu UD Sima Indah mampu
menghabiskan bahan baku sebanyak 100 kg, dengan hasil produksi kripik singkong rasa
pedas manis sebanyak 100 kemasan. Dari 100 kemasan kripik singkong ini dapat terjual
habis ± satu minggu. Dengan harga yang ditetapkan/kemasan Rp 5.000 dengan ukuran 80
gram, sehingga pemasukan setiap minggu dari kripik singkong rasa pedas manis ini
adalah Rp 500.000. UD Sima Indah biasanya menawarkan produk olahan kripik singkong
ke toko-toko dan mini market dengan harga perkemasan adalah Rp 5.000, akan tetapi
harga yang ditetapkan oleh UD Sima Indah dapat berubah-ubah. Biasanya pada hari raya
Natal dan tahun baru, harga produk kripik singkong rasa pedas manis akan naik karena
permintaan terhadap produk semakin banyak atau meningkat. Harga yang ditetapkan pas
hari raya adalah Rp 15000/kemasan. Kripik singkong rasa pedas manis merupakan ciri
khas yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat.
Dari hasil penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu peluang pasar
untuk produksi dan pemasaran kripik singkong sangat besar sehingga penulis tertarik
untuk melakukan usaha peroduksi dan pemasaran keripik singkong
Berdasarkan data tersebut dibuat analisis SWOT terhadap usaha produksi dan
pemasaran keripik singkong dimana.
1. Kekuatan (Strength) yakni proses produksinya sangat mudah dan
sederhana,serta membutuhkan modal kecil,dan untuk memproleh bahan
baku secara kontinyu dan kondisi segar perluh menjalin kerjasama yang
baik dengan petani.
2. Kelemahan (Weaknes) yakni bahan baku mudah rusak, tidak memiliki
tempat penyimpanan yang cukup luas, dan kurang disiplinnya tenaga kerja
3. Peluang (Opportunity yakni keripik singkong disukai oleh semua kalangan
masyarakat dan harga relatif terjangkau, dan banyaknya permintaan.
4. Ancaman (Thereaty) yakni banyak pesaing produk sejenis yang
dipasarkan karena pada waktu bersamaan ada produsen memasarkan
produk yang sejenis.
 Tujuan
Tujuan pelaksanaan proyek ini adalah:
 Mahasiswa mampu menerapkan cara produksi Keripik Singkong Rasa
Pedas Manis
 Melakukan kegiatan pemasaran Keripik Singkong Rasa Pedas Manis
 Menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan serta kelayakan usaha
produksi dan pemasaran Keripik Singkong Rasa Pedas Manis.
III. Tinjaun pustaka
Karakteristik Singkong (Manihot utilissima)
Salah satu komoditi tanaman pangan yang penting adalah ubi kayu. Ubi
kayu merupakan komoditi tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung.
Ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak
kelebihan, misalnya pada saat cadanga makanan (padi-padian) mengalami
kekurangan. Hafsah (2003) mengemukakan sebagian besar produksi ubi kayu
di Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (85 sampai
dengan 90 persen), sedangkan sisanya di ekspor dalam bentuk gaplek,
chips,dan tapioka.
Bumbu-bumbu merupakan bahan tambahan yang dicampur kedalam
adonan keripik singkong pedas manis dengan tujuan untuk meningkatkan
konsistensi, nilai gizi, cita rasa, serta menetapkan bentuk dan warna produk.
Sedangkan bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan kripik singkong
pedas manis seperti gula, garam, merica dan bawang putih. Penggunaan bahan
pembantu dapat berfungsi sebagai penegas cita rasa sekaligus bahan pengawet.
IV. METODE

Tahapan proses produksi Keripik singkong

 Proses Produksi

Proses tahapan pembuatan Keripik Singkong sebagai Berikut:

a. Persiapan Alat dan Bahan


Sebelum melakukan proses produksi, maka perlu menyiapkan alat-alat yang harus
dipakai dalam pembuatan keripik singkong. Peralatan yang digunakan dibersihkan
dari segala bentuk kotoran serta dipastikan bahwa alat yang digunakan beroperasi
dengan baik.
b. Pengadaan Bahan baku singkong
Bahan baku yang digunakan adalah umbi singkong yang masih segar dan terlihat
tanah menempel pada kulit, utuh tidak terpotong dan tidak berkayu serta tidak
menimbulkan warna hitam pada bagian umbi. Sebelum pengupasan kulit bahan baku
singkong ditimbang terlebih dahuluh untuk mengetahui berat dari singkong dan juga
untuk menghitung penyusutan produk keripik singkong. Berat bahan baku sebelum
dikupas sebanyak 40 kg.
c. Pengupasan Kulit
Pengupasan kulit singkong tujuannya untuk memisahkan kulit dengan umbi
singkong. Pengupasan dilakukan secara manual dan menggunakan pisau yang tajam.
Setelah pengupasan kulit, singkong ditimbang untuk mengetahui berapa banyak
penyusutan dari bahan baku sebelum dikupas dan berapa banyak umbi singkong yang
telah dikupas.jumlah bahan baku setelah dikupas 38 kg, jumlah penyusutanya
sebanyak 2 %.
d. Perajangan/pengirisan
Singkong yang sudah bersih dilakukan perajangan dengan ketebalan 3 mm. Hal
ini bertujuan untuk menghasilkan keseragaman serta terkait kerenyahan pada saat
dilakukan penggorengan. Peralatan yang digunakan untuk mengiris (rajang) singkong
yaitu alat perajang yang dilengkapi dengan pisau yang tajam. Setelah diiris atau
dirajang singkong ditimbang lagi untuk mengetahui penyusutan umbi singkong
setelah dikupas kulitnya dengan bahan setelah diiris. Jumlah bahan setelah diiris
sebanyak 30 kg, jadi jumlah penyusutan sebanyak 8 %.
e. Pencucian
Irisan singkong yang sudah diiris kemudian dicuci sebanyak dua kali, Setelah
dicuci ditiriskan sampai benar benar kering sehingga memudahkan dalam proses
penggorengan.
f. Grading
Grading bertujuan untuk memisahkan singkong yang telah dirajang sesuai ukuran
kecil, sedang, dan besar. Tujuannya untuk mendapatkan keseragaman ukuran pada
saat penggorengan. Grading dilakukan secara manual menggunakan tangan.
g. Penggorengan
Singkong yang telah dicuci dan tiriskan kemudian digoreng dengan minyak yang
telah dipanaskan terlebih dahulu dengan api sedang berwarna biru, tujuannya agar
singkong dapat masak merata serta tidak mengalami kegosongan.
h. Penirisan minyak goreng
Penirisan minyak bertujuan agar minyak yang terkadang dalam keripik singkong
menjadi berkurang sehingga memudahkan dalam proses pencampuran bumbu halus.
i. Pendinginan
Tahap pendinginan bertujuan agar produk tersebut benar-benar kering sehingga
produk dapat bertahan lebih lama dan lebih mudah dalam melakukan pencamuparan
bumbu. Setelah pendinginan keripik yang sudah jadi ditimbang untuk mengetahui
selisi atau penyusutan dari bahan baku sebelum dikupas sampai dengan hasil keripik.
Jumlah penyusutan 22 %, dan jumlah keripik singkong 8.000 gram ( 8 kg ).
j. Pencampuran bumbu halus
Singkong yang sudah di tiriskan dari minyak selanjutnya disimpan kedalam
baskom dan dicampurkan dengan bumbu halus yaitu gula halus dan balado. Tujuan
pencampuran bumbu yaitu agar keripik singkong memiliki rasa yang enak sehingga
menarik daya beli konsumen.
k. Penimbagan, pengemasan, dan pemasangan label
Keripik singkong pedas manis yang sudah dicampur dengan bumbu kemudian
ditimbang dan diukur 100 gram setelah itu dikemas dalam plastik polipropylen dan
dipasang label. Tujuan pengemasan dan pemasangan label adalah melindungi produk
dari kerusakan fisik dan kontaminasi, serta label sebagai media informasi dari
perodusen ke konsumen mengetahui produk yang dipasarkan.
l. Pemasaran
Produk keripik singkong rasa pedas manis yang sudah dikemas dan kemudian
dipasarkan atau dijual dikonsumen dengan harga Rp. 10.000 dengan berat 100 gram.

V. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

 Target
Wilayah pemasaran adalah daerah atau area yang ditunjukan dalam proses
pemasaran suatu komoditi.Wilayah pemasaran kripik singkong yang diproduksi
akan dipasarkan di wilayah kota kupang dan sekitarnya. Segmentasi pasar yang
menjadi sasaran adalah semua kalangan masyarakat dikarenakan kripik singkong
rasa pedas manis banyak digemari, selain cita rasanya juga harga yang terjangkau,
sedangkan pasar sasaran dalam usaha kripik singkong adalah seluruh konsumen,
terutama kelompok dosen, pegawai dan mahasiswa di lingkungan Kampus
Politeknik Pertanian Negeri Kupang dikarenakan dekat dengan lokasi usaha,
selain itu produk juga dipasarkan di sekitar area matani targetnya anak kos-kosan.
1. Faktor Geografis : Wilayah (Liliba dan matani ).
2. Faktor Demografis
 Usia : Anak-anak sampai dewasa
 Jenis Kelamin : Pria dan wanita
.
 Luaran
Bentuk luaran dari hasil kegiatan produksi dan pemasaran kripik singkong terdiri
dari:
Kapasitas : 40 kg
Dimensi : 50 x 50 x 80 cm
Berat : 100 gram
Model pisau : 2 macam
Power : 1,5 hp
Mesin ini berfungsi untuk ranjang singkong .

VI . ALAT ANALISI YANG DIGUNAKAN DALAM BISNIS

1) Analisis swot
 Strength:
 Keripik singkong sudah terkenal menjadi camilan rendah lemak dan enak. 
 Produk keripik singkong memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan.
 Memiliki beragam varian rasa.
 Keripik singkong renyah karena takaran penggorengan yang pas.
 Bahan baku singkong mudah ditemukan di pasaran.
 Weakness:
 Sering diterima dalam keadaan hancur karena keripik tipis dan renyah. 
 Masa kadaluwarsa yang singkat.
 Belum memiliki desain kemasan yang menarik. 
 Pemasaran masih pada sekitaran warung-warung kecil dan toko kelontong
 Opportunity:
 Bisa memperluas pasar dengan menitipkan pada toko kelontong dan
beragam warung kecil. 
 Keripik singkong memiliki banyak peminat. 
 Peminat keripik singkong datang dari segala kalangan.
 Menjadi opsi cemilan atau oleh-oleh.
 Threats:
 Banyak kompetitor yang akan bermunculan. 
 Tersedia beragam produk substitusi keripik singkong. 
 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis menggunakan teknologi
produksi yang lebih canggih. 
 Bersaing dengan banyak produk sejenis namun harga lebih murah. 
2) Analisis kelayakan
Analisis kelayakan dapat di hitung sebagai berikut :
a) Biaya usaha
 Biaya Tetap
Biaya Tetap untuk 7(VII) kali produksi.

Biaya tenaga kerja untuk 1 kali produksi Rp. 56.000


Total biaya tetap untuk 7 kali produksi Rp. 392.000

 Biaya Variabel
Biaya Variabel untuk 7(VII) kali produksi.

Harga Total
Satua
No Uraian Volume Satuan Biaya
n
(Rp) (Rp)
1. Singkong 200 Kg 2.500 500.000
2. Minyak 12 Liter 25.00 300.000
Goreng 0
3. Minyak 8 Liter 5.000 40.000
Tanah
4. Gula 2 Kg 22.00 44.000
Halus 0
5. Bumbu 4 Kg 60.00 240.000
Balado 0
6. Sabun 2 Bungk 5.000 10.000
Cuci us
7. Plastik 10 Pak 60.00 600.000
Kemasan 0
8. Kertas 3 Pak 40.00 120.000
Stiker 0
9. Transpor 7 - 10.00 70.000
tasi 0
Total biaya Variabel selama 7 kali Produksi 1.924.000

b) Total Biaya ( TC)


TC = Biaya tetap + biaya variabel
= 392.000+1.924.00
= Rp. 2.316.000
c) Harga Pokok Produksi (Hpp)
Biaya produksi per 100 gram yang dikenakan pada usaha produksi dan pemasaran
keripik singkong dapat dihitung sebagai berikut:

= Rp 5.002 ./kemasan 100 gram


d) Harga Jual ( P)
P = HPP + (100 % x HPP )
= Rp. 5.002+ ( 100% x Rp. 5.002
= Rp. 10.004 dibulatkan menjadi Rp. 10.000
e) Penerimaan dan Keuntungan
 Penerimaan
= Rp. 10.000 x 463 kemasaan/100 gr
= Rp. 4.630.000
 Keuntung
= Rp. 4.630.000-Rp. 2.316.000
= Rp. 2.314.000
f) Analisis Kelayakan Usaha
Analisis R/C usaha produksi dalam pemasaran keripik singkong diperoleh:
R/C = TR/TC
R/C ratio = Rp. 4.630.000/Rp. 2.316.000
= 1,99
Artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1,99 akan
menghasilkan penerimaan sebesar 1,99 dan keuntungan sebesar 0,99 dengan
demikian usaha Produksi dan Pemasaran Keripik singkong ini layak
diusahakan.

VII. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal Rencana Produksi dan Pemasaran Keripik Singkong.

Pelaksanaan kegiatan
Des Mei Juni
No Jenis kegiatan
2021
2022 2022
4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survey Pasar
2 Penyediaanbahan Baku
3 ProsesProduksi
4 PemasaranProduk
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Bella Puspita dan Nyimas Artina.2017.Analisis Pengendalian Internal Terhadap Sistem


Informasi Akuntansi Persediaan Pada PT.Sriwijaya Baja Sakti Palembang:STIE Palembang

BSN (Badan Standarisasi Nasional) 1995. SNI 01-0222-1995 Tentang Bahan Tambahan
Makanan.Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Hal. 1-138.

Danang, S. 2013. Metode Penelitian Akuntansi : PT. Refika. Bandung

Hafsah,M.J.2003. Bisnis Ubi Kayu Indonesia.Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Kotler,Amstrong. 2004.Prinsip-Prinsip Pemasaran,Erlangga,Jakarta

Masyhuri.1994.”Dampak GATT Terhadap Perekonomian Indonesia Khususnya di Sektor


Pertanian dan Strategi Agribisnis untuk Menghadapinya.” Agro Ekonomi 4.2: 31-39.

Manullang, M, 2002. Pengantar Bisnis : Gadjah Mada University Pers. Yogyakarta.

Purba.2012. Potensi Singkong atau Ubi Kayu dalam pengembangan Usaha dan
Meningkatkan Pendapatan yang Memiliki Nilai Tambah.Di akses 29 Mei 2018.

Prasasto. 2007. Aspek Produksi Keripik Singkong. http://wordpress.com.

Salima, E. 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf. Penerbit Andi.


Yogyakarta.

Suparmoko. M. 2001. Ekonomi Publik Untuk Keuangan Dan Pembangunan Daerah Edisi
Pertama. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Sriyono. (2012). Konsep Cara Produksi Pangan Yang Baik (CPPB) Pada Proses
Pembuatan Keripik Daun Singkong Rasa Paru Di UKM “Icha Snack” Sidomulyo, Penggung,
Boyolali. 1–37. https://eprints.uns.ac.id/35736

Siagian, P S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia: Bumi Aksara. Jakarta


Valentina,O.2009.Analisis Nilai Tambah ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik
Singkong Di Kabupaten Karanganyar.Surakarta:Universitas Sebelas Maret.


 

Anda mungkin juga menyukai