Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi
tinggi telah mengalami peningkatan.Potensi salah satu komoditas pangan yang
patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian
seperti singkong. Selama ini, di daerah - daerah pedesaan, para petani hanya
menjual singkong secara langsung tanpa mengalami proses pengolahan terlebih
dahulu. Sehingga harga jualnya sangat rendah dan tidak bisa memberikan
pendapatan lebih bagi para petani. Dengan mengetahui pemanfaatan dan produk-
produk apa saja yang dapat dihasilkan dari singkong tentu akan mendorong dan
memotivasi petani untuk memanfaatkan hasil pertaniannya agar memperoleh
penghasilan yang lebih tinggi. Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis
makanan yang enak dan juga bernilai gizi tinggi. Banyaknya produk olahan dari
singkong menjadi alasan utama mengapa singkong perlu dikembangkan dalam
pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat mengingat manfaat dan
kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri makanan. Banyaknya
manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong lebih
ditumbuhkembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong. Berbagai jenis
produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik
singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya
tape,  getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk produk awetan olahan
singkong dapat dijadikan produk tapioka dan turunannya, gaplek dengan produk
turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras singkong), serta tepung singkong
sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. ( Purba,
2012)
Dari berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk
yang cocok untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup
mudah, keripik singkong merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing lagi
bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan keripik singkong menjadi ikon
makanan khas Indonesia yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat.

1
Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya usaha kecil menengah yang
memproduksi keripik singkong.
Apabila ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong
mempunyai prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat
terjangkau konsumen bisa menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan
nikmat. Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya kripik singkong sebagai
makanan ringan yang lezat dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen
dan pasar terhadap kripik singkong di berbagai daerah terus meningkat.

Kerupuk Sanjai atau kerupuk singkong merupakan salah satu ikon wisata


kuliner dari Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, selain masakan rendang. Bagi para
wisatawan yang datang berkunjung ke kota ini tidak akan lengkap rasanya jika
tidak membeli penganan kerupuk sanjai sebagai buah tangan (oleh-oleh). Kerupuk
Sanjai merupakan jenis kerupuk yang terbuat dari singkong yang diiris atau
dipotong tipis. Setelah selesai dipotong, kemudian singkong dijemur sampai
kering agar mudah digoreng dan hasilnya renyah. Supaya hasil gorengan tidak
hambar, maka setelah singkong diangkat dari penggorengan dan didiamkan untuk
beberapa saat lalu ditaburi bumbu penyedap. Setelah proses ini selesai, maka
Kerupuk Sanjai telah siap disajikan untuk santapan keluarga maupun untuk dijual.
Biasanya penganan ini dijual di pasar-pasar yang terdapat di Kota Bukittinggi.
Para pedagang dapat berjualan dengan leluasa karena didukung oleh Pemerintah
Kota Bukittinggi yang sengaja membangun lokasi khusus di dalam pasar bagi
pedagang untuk berjualan aneka penganan terutama Kerupuk Sanjai. Selain di
Kota Bukittinggi, di beberapa kota seperti Kota Padang Panjang, Kota
Payakumbuh, dan Kota Padang juga dapat dijumpai pedagang yang menjual
Kerupuk Sanjai.
Kerupuk Sanjai yang dibuat oleh masyarakat Kota Bukittinggi memiliki rasa yang
enak dan renyah. Kelebihan ini tentu sangat berkaitan dengan proses pengolahan
yang baik dan pemilihan bahan baku yang tepat. Kelebihan lainnya, Kerupuk
Sanjai juga terkenal tahan dalam waktu yang cukup lama tanpa berubah rasanya.
Dalam pengolahan bahan hingga jadi penganan, para pembuat kerupuk
memerlukan waktu yang cukup panjang. Misalnya, dalam memilih bahan baku
(singkong) mereka memilih singkong dengan kualitas bagus yang sengaja
didatangkan dari berbagai tempat. Singkong ini kemudian diiris atau dipotong
2
tipis lalu dijemur di bawah terik mentari, sehingga kadar air yang ada di dalam
singkong dapat mengering.
Setelah dirasa cukup, singkong yang telah dijemur kemudian digoreng.
Biasanya proses penggorengan ini menggunakan sebuah wadah besar (kuali)
dengan minyak goreng yang bagus. Hal ini dilakukan, agar rasa kerupuk yang
digoreng tidak bercampur dengan bekas penggorengan yang lain dan hasil
gorengan pun terasa lebih renyah. Setelah kerupuk selesai digoreng, langkah
selanjutnya adalah membuat bumbu untuk kerupuk. Agar kerupuk yang digoreng
tidak terasa hambar, maka perlu dicampur dengan bumbu untuk menciptakan rasa
yang lezat.
Kerupuk Sanjai juga diolah dan disajikan dalam beberapa aneka rasa yang
berbeda. Para pembuatnya mengembangkan beberapa pilihan rasa, seperti rasa
asin, tawar, kombinasi asin dan manis, rasa pedas, serta kombinasi manis dan
pedas. Penyajian Kerupuk Sanjai dengan aneka rasa tersebut, tentunya akan
memberikan banyak alternatif pilihan bagi para pembeli.
Penganan Kerupuk Sanjai dapat dijumpai di beberapa lokasi di Kota
Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Lokasi tersebut antara lain di
daerah Biaro, Pasar Atas, Pasar Bawah, Pasar Padang Luar, dan Pasar Aur Kuning
di Kota Bukittinggi.

1.2 Kehidupan Kota Bukit Tinggi

1.2.1. Mata Pencarian

Saat ini, perekonomian kabupaten Agam dibentuk oleh


sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pertambangan, pariwisata 
dan industri. Kontribusi sektor-sektor tersebut cukup signifikan bagi kehidupan
sosial budaya masyarakat di kabupaten Agam dan hal ini juga disokong dengan
selesainya pembangunan tiga buah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
di Maninjau atau PLTA Maninjau dan dua buah PLTA di Batang Agam sebagai
salah satu sumber energi listrik. PLTA Maninjau I menghasilkan listrik 68 MW,
Maninjau II 39 MW, dan Maninjau III 16 MW. Sementara PLTA Batang Agam I
dan II masing-masing memproduksi listrik 10 MW

Sebagai mata pencaharian utama dari penduduk di kabupaten Agam


adalah pada bidang pertanian, dengan padi sebagai produk unggulan,[16] produksi

3
padi dari kawasan ini dapat mencapai 12.992 ton. Padi beserta sayuran
seperti kol, kentang, tomat, cabai, dan wortel merupakan komoditi pertanian yang
cukup dominan dan menjadi pemasok utama bagi kawasan lainnya. Kabupaten ini
telah memanfaatkan lahan untuk pertanian tanaman pangan ini sudah mencakup
sekitar 36% dari luas wilayahnya. Selain itu perkembangan komoditi sayuran
sangat didukung pula oleh kondisi fisik wilayah yang sebagian besar berada pada
daerah ketinggian.

Kabupaten Agam berpotensi pada sektor perkebunan, terutama dengan


komoditi andalannya, yaitu kelapa sawit. Nilai ekspor yang diperoleh dari kelapa
sawit cukup tinggi, karena permintaan akan kelapa sawit di pasaran internasional
juga cukup tinggi.
Selain itu di kabupaten Agam masih terdapat komoditi andalan lainnya
seperti kakao dan kopi. Tanaman lain yang menghasilkan produksi besar
adalah tebu dan kulit manis, walaupun volume produksinya tidak sebesar kelapa
sawit.
Sementara itu pengembangan perikanan selain dari hasil laut, adalah
pengembangan perikanan air tawar diantaranya ikan nila, juga terus ditingkatkan
terutama pada kecamatanTanjung Raya dan Lubuk Basung. Pembudidayaan
dengan pola intensif ini dilakukan melalui pembudidayaan ikan di Kolam Air
Tawar (KAT) 544,94 Ha, Kolam Jaring Apung (KJA) 595, Unit Keramba (KRB)
440 unit dan sawah (SWH) 37,70 Ha. Dan hasil produksi perikanan ini berpotensi
untuk diekspor, terutama dalam bentuk fillet ikan nila
Saat ini kegiatan pertambangan di kabupaten Agam belum dikelola dan
dikembangkan, padahal di dalam tanahnya tersimpan bahan galian strategis yang
belum tersentuh sama sekali. Di kawasan kabupaten Agam terindikasi zona
alterasi dan mineralisasi yang membawa mineral logam, endapan pasir besi serta
bahan galian industri lebih kurang 12 macam.

1.2.2. Pendidikan Kota Bukit Tinggi

Sejak zaman kolonialis Belanda, kota ini telah menjadi pusat pendidikan


di Pulau Sumatera. Dimulai sejak tahun 1872, dengan berdirinyaKweekschool
voor Inlandsche Onderwijzers (sekolah guru untuk guru-guru bumiputra) atau
dikenal juga dengan nama sekolah radja, yang selanjutnya berkembang
menjadi volksschool atau sekolah rakyat. Kemudian pada tahun 1912
muncul Hollandsch Inlandsche School (HIS), yang dilanjutkan dengan berdirinya
Sekolah Pamong Opleiding School voor Inlandsch Ambtenaren (OSVIA) tahun
1918. Pada tahun 1926 juga telah berdiri MULO di Kota Bukittinggi.

4
Pada masa awal kemerdekaan di kota ini pernah berdiri sekolah Polwan
dan Kadet serta sekolah Pamong Praja yang pertama di Indonesia.Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas dan FKIP Universitas Andalas
(sekarang Universitas Negeri Padang) juga pertama kali didirikan di kota ini
sebelum dipindahkan ke Kota Padang.
1.2.3. Tingkat Kesehatan

Kota Bukittinggi telah memiliki pelayanan kesehatan yang baik, kota


dengan luas relatif kecil ini telah memiliki 5 rumah sakit, yaitu 3 milik
pemerintah dan 2 milik swasta. Selain itu, juga didukung oleh 5 puskesmas, 6
puskesmas keliling, dan 15 puskesmas pembantu. Salah satu yang utama adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar, merupakan rumah sakit
umum milik pemerintah bertipe B dengan jumlah tempat tidur sebanyak 299.
Rumah Sakit Stroke Nasional yang terdapat di kota ini, merupakan rumah
sakit milik pemerintah dengan pelayanan khusus penyakit stroke, dan memiliki
jumlah tempat tidur sebanyak 124 buah. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit
khusus pengobatan stroke pertama di Indonesia dan ketiga di dunia. Selain itu
terdapat juga Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, sebuah rumah sakit swasta yang telah
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 136 buah.
Sementara itu untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, sampai
tahun 2009 terdapat delapan institusi pendidikan tenaga kesehatan di Kota
Bukittinggi. Dua institusi milik pemerintah (Poltekes) dan enam dikelola oleh
pihak swasta.

1.2.4 Kondisi Sosial Budaya.

Perkembangan penduduk Bukittinggi tidak terlepas dari berubahnya peran


kota ini menjadi pusat perdagangan di dataran tinggi Minangkabau. Hal ini
ditandai dengan dibangunnya pasar oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun
1890 dengan nama loods. Masyarakat setempat mengejanya dengan loih, dengan
atap melengkung kemudian dikenal dengan nama Loih Galuang.
Saat ini Bukittingi merupakan kota terpadat di Provinsi Sumatera Barat,
dengan tingkat kepadatan mencapai 4.400 jiwa/km². Jumlah angkatan kerja
sebanyak 52.631 orang dan sekitar 3.845 orang di antaranya merupakan
pengangguran.Kota ini didominasi oleh etnisMinangkabau, namun terdapat juga
etnis Tionghoa, Jawa, Tamil, dan Batak.
Masyarakat Tionghoa datang bersamaan dengan munculnya pasar-pasar di
Bukittinggi. Mereka diizinkan pemerintah Hindia-Belanda membangun toko/kios

5
pada kaki bukit Benteng Fort de Kock, yang terletak di bagian barat kota,
membujur dari selatan ke utara, dan saat ini dikenal dengan nama Kampung Cino.
Sementara pedagang India ditempatkan di kaki bukit sebelah utara, melingkar
dari arah timur ke barat dan sekarang disebut juga Kampung Keling.

1.3 Prospek Wirausaha

1.3.4 Pertanian.
a. Tanaman Pangan
Kota Bukit Tinggi merupakan penghasil padi terbanyak kedua setelah
Kota Solok . Produksi paling besar adalah padi sawah dengan luas panen
54.803 hektar, produksi 301.683 ton tiap tahun dan produktivitas rata-rata
55,05 kwintal/ hektar. Padi ladang, memiliki luas panen 282 hektar, produksi
857 ton, dan produktivitas rata-rata 30,39 kuintal/hektar. Berikut informasi
mengenai berbagai-macam komoditi tanaman pangan di kabupaten Agam
yang di tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

PRODUKSI
NO KOMODITI LUAS PANEN KU/HA
(TON)
1 PADI SAWAH 54.803 55,05 301.683
2 PADI LADANG 282 30,39 857
3 JAGUNG 7.994 39 ,36 31.467
4 UBI KAYU 1.072 169,00 18.109
5 KEDELE 4.105 13,45 5.521
KACANG
6 3.655 11,29 4.125
TANAH
7 KACANG HIJAU 247 10,42 257
8 UBI JALAR 6 126,00 75
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Barat, Tahun 2004

Tabel 3. Produksi komoditi tanaman pangan Kabupaten Agam

Kerupuk Sanjai atau kerupuk singkong merupakan salah satu ikon


wisata kuliner dari Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, selain masakan rendang.
Bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke kota ini tidak akan lengkap
rasanya jika tidak membeli penganan kerupuk sanjai sebagai buah tangan

6
(oleh-oleh). Kerupuk Sanjai merupakan jenis kerupuk yang terbuat dari
singkong yang diiris atau dipotong tipis. Setelah selesai dipotong, kemudian
singkong dijemur sampai kering agar mudah digoreng dan hasilnya renyah.
Supaya hasil gorengan tidak hambar, maka setelah singkong diangkat dari
penggorengan dan didiamkan untuk beberapa saat lalu ditaburi bumbu
penyedap. Setelah proses ini selesai, maka Kerupuk Sanjai telah siap disajikan
untuk santapan keluarga maupun untuk dijual.
Biasanya penganan ini dijual di pasar-pasar yang terdapat di Kota
Bukittinggi. Para pedagang dapat berjualan dengan leluasa karena didukung
oleh Pemerintah Kota Bukittinggi yang sengaja membangun lokasi khusus di
dalam pasar bagi pedagang untuk berjualan aneka penganan terutama Kerupuk
Sanjai. Selain di Kota Bukittinggi, di beberapa kota seperti Kota Padang
Panjang, Kota Payakumbuh, dan Kota Padang juga dapat dijumpai pedagang
yang menjual Kerupuk Sanjai.
Kerupuk Sanjai yang dibuat oleh masyarakat Kota Bukittinggi
memiliki rasa yang enak dan renyah. Kelebihan ini tentu sangat berkaitan
dengan proses pengolahan yang baik dan pemilihan bahan baku yang tepat.
Kelebihan lainnya, Kerupuk Sanjai juga terkenal tahan dalam waktu yang
cukup lama tanpa berubah rasanya.
Dalam pengolahan bahan hingga jadi penganan, para pembuat kerupuk
memerlukan waktu yang cukup panjang. Misalnya, dalam memilih bahan baku
(singkong) mereka memilih singkong dengan kualitas bagus yang sengaja
didatangkan dari berbagai tempat. Singkong ini kemudian diiris atau dipotong
tipis lalu dijemur di bawah terik mentari, sehingga kadar air yang ada di dalam
singkong dapat mengering.
Setelah dirasa cukup, singkong yang telah dijemur kemudian digoreng.
Biasanya proses penggorengan ini menggunakan sebuah wadah besar (kuali)
dengan minyak goreng yang bagus. Hal ini dilakukan, agar rasa kerupuk yang
digoreng tidak bercampur dengan bekas penggorengan yang lain dan hasil
gorengan pun terasa lebih renyah. Setelah kerupuk selesai digoreng, langkah
selanjutnya adalah membuat bumbu untuk kerupuk. Agar kerupuk yang
digoreng tidak terasa hambar, maka perlu dicampur dengan bumbu untuk
menciptakan rasa yang lezat.

7
Kerupuk Sanjai juga diolah dan disajikan dalam beberapa aneka rasa yang
berbeda. Para pembuatnya mengembangkan beberapa pilihan rasa, seperti rasa
asin, tawar, kombinasi asin dan manis, rasa pedas, serta kombinasi manis dan
pedas. Penyajian Kerupuk Sanjai dengan aneka rasa tersebut, tentunya akan
memberikan banyak alternatif pilihan bagi para pembeli.
Penganan Kerupuk Sanjai dapat dijumpai di beberapa lokasi di Kota
Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Lokasi tersebut antara lain di
daerah Biaro, Pasar Atas, Pasar Bawah, Pasar Padang Luar, dan Pasar Aur
Kuning di Kota Bukittinggi.
LUAS PANEN PRODUKSI
NO KOMODITI Kg/Pohon
(POHON) (KWINTAL)
1 ALPUKAT 1.317 66 873
2 BELIMBING 1.195 25 294
3 DUKU/LANGSAT 435 23 100
4 DURIAN 14.963 60 8.987
5 JAMBU BIJI 6.843 24 1.673
6 JAMBU AIR 6.665 6 390
7 SIEM/KEPROK 863 20 174
9 MANGGA 60.784 30 18.036
10 MANGGIS 383 34 129
11 NANGKA/CEMPEDAK 26.530 76 20.198
12 NENAS 1.627 2 29
13 PEPAYA 40.471 31 12.607
14 PISANG 433.095 9 37.871
15 RAMBUTAN 62.982 38 23.952
16 SALAK 4.380 9 409
17 SAWO 2.036 57 1.168
18 SIRSAK 315 28 87
19 SUKUN 17.487 59 10.336
20 MELINJO 65.754 58 38.383
21 PETAI 36.053 39 14.135
b. Tanaman Buah-buahan.

8
Buah-buahan merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten
Agam. Selain rambutan komoditi unggulan lainnya seperti pisang raja, pisang
susu, mangga, duku, durian, pepaya, dan melinjo yang secara umum buah-
buahan di Kabupaten Agam dibudidayakan oleh masyarakat umum.
Produktivitas yang tinggi dan terus meningkat tiap tahunnya menjadi salah
satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti komoditi durian yang
memiliki luas panen 14.963 pohon dengan produksi tiap tahunnya 8.987 ton
merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk pemenuhan
kebutuhan lokal bahkan hingga mancanegara. Berikut informasi mengenai
berbagai-macam komoditi tanaman buah-buahan di kabupaten Agam yang di
tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Barat, Tahun 2004

Tabel 4. Produksi komoditi buah-buahan kabupaten Agam

c. Tanaman Obat-obatan.
Daerah ini memiliki produktivitas tanaman obat-obatan yang cukup
tinggi. Tanaman obat-obatan yang menjadi unggulan adalah komoditi jahe,
laos/lengkuas, kunyit, temulawak, lempuyang, temuireng dan mulai
dikembangkan mengkudu. Kebutuhan tanaman obat-obatan ini ternyata sangat
tinggi. Bukan hanya untuk kedokteran tetapi juga untuk jamu-jamu tradisional
baik yang diproduksi secara masal oleh pabrik-pabrik modern maupun
diproduksi secara konvensional. Memang, jamu merupakan salah satu
peninggalan nenek moyang masyarakat jawa maka tradisinya pun tetap
melekat hingga kini. Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi
tanaman obat-obatan di kabupaten Agama yang di tampilkan dalam bentuk
tabel di bawah ini.

LUAS PANEN PRODUKSI


NO KOMODITI Kg/pohon
(Pohon) (Kg)
1 Jahe 7.576 1 4.087
2 Laos/Lengkus 4.828 1 3.774
3 Kencur 1.200 0 440
4 Kunyit 6.470 0 1.489

9
5 Temulawak 4.845 1 2.670
6 Lempuyang 4.035 2 8.347
7 Temuireng 2.514 0 720
8 Kejibeling 4 2 9
9 Temukunci 300 1 180
10 Mengkudu 100 0 30
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Barat, Tahun 2004

Tabel 5. Produksi komoditi tanaman obat-abatan Kabupaten Agam

d. Sayur-sayuran
Tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Agam juga cukup berpotensi.
Komotiditi ini selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga untuk
eksport. Peluang bisnis di bidang sayur-sayuran ini sangat besar terutama pada
jasa pengangkutan maupun pengolahan. Sebagian besar hasil komoditi dari
Kabupaten Agam di manfaatkan untuk masyarakat sekitarnya saja. Berikut
informasi mengenai berbagai-macam komoditi sayur-sayuran di kabupaten
Agam yang di tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

LUAS PANEN
NO KOMODITI Kg/pohon PRODUKSI (Kg)
(Pohon)
1 BAWANG MERAH 6 52,5 315
2 KOBIS 27 84 2.275
3 PETSA/SAWI 156 50,84 7931
4 KACANG PANJANG 366 33 12.151
5 CABE BESAR 350 33 11.504
6 CABE KECIL 1314 29,55 38830
7 TOMAT 10 57.40 574
8 TERUNG 60 59.45 3567
9 MENTIMUN 123 59,34 7299
10 KANGKUNG 3 44 132
11 BAYAM 19 10,58 201
12 MELON 101 190,4 19231
13 SEMANGKA 60 147,32 8839
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Barat, Tahun 2004

10
Tabel 6. Produksi komoditi sayur-sayuran Kabupaten Agam

1.3.5 Peternakan . 1
a. Penggemukan Sapi.
Kabupaten Agam juga mengunggulkan pengemukan sapi potong.
Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Agam memiliki peternakan sapi
potong ini. Peternakan sapi potong ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan daging tingkat lokal yaitu Kabupaten Agam dan sekitarnya. Namun
hingga saat ini belum ada industri yang bergerak pada pengolahan daging sapi,
seperti pengkalengan daging dan lain-lain. Pemasaran yang dilakukan masih
bertumpu pada memasarkan daging segar, sedangkan proses pengemasan
belum dilakukan. Ini menjadikan salah satu peluang investasi dan bisnis di
Kabupaten Agam, yaitu bisnis pengolahan daging sapi agar dapat dikemas dan
dipasarkan lebih luas.
b. Ayam Petelur.
Ayam petelur dari Kabupaten Agam dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pasar lokal, yaitu Kabupaten Agam dan sekitarnya. Namun
keberadannya juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pemenuhan kebutuhan telur di Daerah Istimewa Padang dan sekitarnya
c. Ayam Pedaging.

Populasi ayam pedaging dari Kabupaten Agam juga difungsikan untuk


memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional. Peluang bisnis pada peternakan
ayam pedaging ini cukup besar terutama pada pemasaran dan pengolahan lebih
lanjut.

1.3.6 Industri.

a. Garment / Tekstil.
Industri garmen di Kabupaten Agam selain memiliki keragaman
produk juga letaknya tersebar diberbagai wilayah. Industri pakaian jadi di
Klaten menghasilkan produk yang berkualitas seperti kemeja, celana panjang
jean maupun casual, baju hangat, pakaian anak-anak, celana pendek, jaket,
seragam sekolah, dan lain-lain dalam berbagai bentuk, ukuran, dan model.

b. Sentra Cor Logam.


1

11
Industri logam cor ferro, khususnya untuk besi cor atau besi tulang,
pada awalnya berkembang di daerah-daerah yang dekat pabrik gula atau
perkeretaapian yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda. Dari produksi
untuk suku cadang pabrik gula dan kereta api tersebut kemudian berkembang
ke produk alat-alat rumah tangga, barang teknik, cinderamata, dan
perlengkapan bangunan. Sedangkan industri logam ferro pada mulanya
berkembang di sumatera dengan produksi gamelan atau perlengkapan upacara
dari kuningan, dan selanjutnya berkembang dengan menghasilkan produk-
produk seperti suku cadang kendaraan bermotor, komponen listrik, dan alat
pertanian. Dalam perkembangannya produk yang dihasilkan bervariasi dan
semakin maju seiring dengan pangsa pasar yang makin luas dan permintaan
serta kebutuhan konsumen yang makin beragam. Bahkan pada beberapa tahun
terakhir ini pertumbuhan industri kecil pengecoran logam makin meningkat
khususnya sejak industri tersebut melakukan kemitraan dengan industri
menengah dan besar dengan pola subcontracting khususnya dalam penyediaan
atau pembuatan suku cadang. Sentra Industri ini berkembang di daerah pasar
ateh dan bawah Produk Industri Cor Logam yang dihasilkan di kabupaten
Agam antara lain ; lampu gantung, lampu teplok, lampu meja, hiasan dinding,
alat rekayasa gergaji sirkel, dan beragam alat rekataya lainnya yang dihasilkan
untuk mendukung kebuhan alat pemotong kayu, pelumat tanah liat, alat press
genteng, komponen mesin tenun, komponen mensin diesel, velg mobil dll.
c. Industri Logam.
Kerajinan Pande Besi merupakan salah satu potensi unggulan di
Kabupaten pasaman. Produk utama UMKM ini adalah dalam bidang alat-alat
pertanian seperti cangkul, skop, sabit, palu, linggis, garpu, gembor, dan lain-
lain. Kedua adalah dalam bidang alat-alat rumah tangga seperti lampu,
kompor, tenpat kerupuk dan lain sebagainya. Pengrajin Pande besi di
Kabupaten pasaman tersebar di di kecamatan lubuk sikaping dan cubadak
d. Furniture / Mebel.
Produksi mebel di Kabupaten Agam semakin berkembang dan tumbuh
pesat seiring dengan permintaan yang meningkat dari dalam maupun luar
negeri, baik desain, konstruksi, corak maupun pewarnaannya. Sebagian
bahannya terbuat dari kayu, dan saat ini makin bervariasi karena bahan
bakunya tidak lagi semata-mata kayu jati tetapi juga mulai banyak
12
menggunakan kayu mahoni dan jenis lainnya, serta bahan logam. Pengusaha
furniture di Kabupaten Agam tersebar di beberapa wilayah, yakni di pasa ateh
dan pasa bawah dan termasuk aua kuning dan sekitar nya.

1.3.7 Bahan Tambang.


1 Batu Bara
Potensi Pengembangan Pertambangan Batu Bara yang terdapat di :
1)     Daerah Ombilin Kota Sawahlunto dengan cadangan ± 887.449.125 ton,
terukur 132.872.875 ton dan tereka 1.076.250 ton. Cadangan batu bara
tersebut termasuk cadangan yang layak tambang (mineable reserve) di wilayah
kuasa pertambangan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) – Unit
Pertambangan Ombilin (UPO) sebesar ± 106.875.000 ton (cadangan terbuka ±
4.177.000 ton dan cadangan tambang dalam ± 102.608.000).
2)     Daerah Kiliranjao, Kab. Sijunjung dengan cadangan ± 8.676.373 ton.
3)     Sawah, Kab. Sijunjung dengan cadangan 1.702.355 ton.
4)     Lubuk Tarab, Kab. Sijunjung dengan cadangan hipotetik 121.500 ton.
5)    Jujuhan, Sinamar di Kab. Sijunjung dengan cadangan terindikasi
65.750.000 ton.
6)     Lumpo IV Jurai (Kab. Pesisir Selatan) dengan cadangan hipotetik
926.525 ton.
7)     Penadah Pacung Soal (Kab. Pesisir Selatan) dengan cadangan terukur
2.319.188 ton.
8)     Tapan di Kab. Pesisir Selatan dengan cadangan 850.000 ton.
9)     Daerah Sulit Air, Air Luo, Timbulun, Alahan Panjang, dan Sungai
Abu di Kab. Solok dengan cadangan belum diketahui.

2.Emas
Potensi Pengembangan Pertambangan Emas yang terdapat di daerah :
1)     Kinadam (Pasaman) dengan cadangan ± 537 kg (kadar konsetrat)
2)     Balimbing, Bonjol, Silaping, Muaro Tambangan, Tamping, dan
Rao Mapat Tunggul di Kab. Pasaman cadangan belum diketahui.
3)     Manggani dan Pagadis di Kab. 50 Kota cadangan belum diketahui.

13
4)     Lubuk Selasih, talang Babungo, Sungai Abu, Sungai Sapek, Sungai
Batang Hari, Supayang, Blangsi di Kab. Solok dengan cadangan belum
diketahui.
5)     Sawah Tembangan, Sungai Dareh, Sungai Batang Hari Kab.
Dharmasraya.
6)     Mundam Sakti/Pelangki, Kab. Sijunjung.
7)     Salido dan Gunung Harun, Kab. Pesisir Selatan cadangan belum
diketahui.

3. Biji Besi
Potensi Pengembangan Pertambangan Bijih Besi, antara lain terdapat di
daerah :
1)     Paninggahan, Lubuk Selasih, Gunung Talang, Air Dingin Lembah
Gumanti dan Surian Kab. Solok.
2)     Bukit Batu Besi Kab. Tanah Datar,
3)     Palembayan Kab. Agam,
4)     Batu Manjulur Kab. Sijunjung,
5)     Bonjol Kab. Pasaman.

4. Pasir Besi
Potensi Pengembangan Pertambangan Pasir Besi, antara lain terdapat di :
1)     Daerah Pantai Sunur di Padang Pariaman dengan kadar besi 2 – 5% dan
ketebalan bervariasi antara 2 mm – 10 cm.
2)     Daerah Pasir Ganting Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan dengan
kadar besi 2 – 5% dan ketebalan 2 mm – 5 cm.
3)     Muara Batang Masang Gadang Kab. Pasaman Barat dengan kadar besi 3
– 7% dan ketebalan 2 mm – 10 cm.
4)     Daerah Katiangan Pasaman dengan kadar besi 3 – 5% dan ketebalan 2
mm – 10 cm.

5. Tembaga
Potensi Pengembangan Pertambangan Tembaga, antara lain terdapat di:
1)     Timbulun (Kab. Solok) dengan kadar Cu = 12%,
2)     Lubuk Selasih (Kab. Solok) dengan kadar Cu = 0,9 – 1,3%,
14
3)     Paninggahan X Kota Singkarak (Kab. Solok) dengan cadangan belum
diketahui,
4)     Sei. Pagu Kab. Solok Selatan dengan cadangan 5.000 ton (hipotetik) dan
kadar Cu = 0,20 – 0%.

6. Mangan
Potensi Pengembangan Pertambangan Mangan, antara lain terdapat didaerah
Kab. Solok (Bukit Sileh, Gunung Talang, Bali Bawah, Batu Bajanjang)
dengan cadangan belum diketahui. Terdapat pula di daerah Gunung Marapi
(Kab. Agam dan Tanah Datar).dengan cadangan hipotetik ± 100 ton.

7. Timah Hitam
Potensi Pengembangan Pertambangan Timah Hitam yang antara lain terdapat
di daerah :
1)     Tanjung Balit di Kab. 50 Kota dengan cadangan terukur ± 322.575 ton
dan tereka ± 287.250 ton.
2)     Lubuk Gadang (Kab. Solok) cadangan hipotetik ± 280.000 ton.
3)     Lubuk Selasih, Talang Kab. Solok cadangan belum diketahui.
4)     Sungai Pagu, Sangir Kab. Solok Selatan,
5)     Sumpu, Pamanongan, Sungai Alai Kab. Pasaman cadangan belum
diketahui.

1.4 Perumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan Usaha Kiripik Sanjai atau singkong ?

1.5 Tujuan Penelitian


1. Mengkaji pengembangan Usaha Kiripik Sanjai atau singkong

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Wirausaha dan Kewirausahaan

Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa


Indonesia, kita harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa
kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu
lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya
kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita
mengolah jiwa entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan
memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran
dan mengentaskan kemiskinan.
Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak,
keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting
untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.

2.1.1. Pengertian Kewirausahaan


Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu
Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan
kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis
pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus
Dagang”.
Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup
sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya
yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin.
Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka
melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (entrepreneurship)
adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang
bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan
lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk
membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and
Economic Development, New York : The Free Press, 1971).
16
Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai
adventurisme (berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking
(pencari kegentaran).
Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi
mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang
harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap masalah
kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat
dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti :
a. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru
b. Pekerjaan baru
c. Lingkungan kerja yang kreatif
d. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis
e. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)

2.1.2 Pengertian Kewirausahaan Secara Harfiah/Bahasa


Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan
akhiran an. Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya
daya upaya.
Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :
a. ZIMMERER
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan.
b. SAVARY
Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti
meskipun orang itu belum mengetahui guna ekonomisnya akan dijual.
c. ROBIN
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar
peluang/kesempatan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan melalui
inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.

17
d. INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi
pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

2.1.3 Pengertian Wirausaha


a. AHLI EKONOMI/EKONOM
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi
faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian.
b. PSIKOLOGI/AHLI KEJIWAAN
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan untuk
memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk
menampilkan kebebasan dirinya, di luar kekuasaan orang lain.
c. BUSINESSMAN
Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner,
pemasok, konsumen, atau seseorang yang diajak kerjasama.
d. GEDE PARMA
Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk menjadi
pelayan bagi orang lain.
e. J.A. SCHUMPETER
Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai
naluri untuk melibatkan materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti
benar mempunyai semangat/kemampuan dan pemikiran untuk
menaklukan cara berpikir lamban dan malas.

18
2.1.4 HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different)
(Drucker, 1959).
c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
e. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.

19
2.1.5 CIRI  - CIRI  DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
 Menurut Munawir Yusuf (1999), Ciri kewirausahaan yaitu:
a. Motivasi berprestasi
b. Kemandirian
c. Kreativitas
d. Pengambilan resiko (sedang)
e. Keuletan
f. Orientasi masa depan
g. Komunikatif dan reflektif
h. Kepemimpinan
i. Locus of Contro
j. Perilaku instrumental
k. Penghargaan terhadap uang.

 Ciri dan Karakteristik Wirausahaan Tangguh:


a. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam
berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung
resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan.
c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan
perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian intern.
d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat
kerja serta pemupukan permodalan.
e. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
f. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja
keras, energik ddan memiliki inisiatif.
g. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
h. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

20
i. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
j. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa
depan.
k. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

2.1.6 PERAN WIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL


Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun
eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi
tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan
diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang
wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari
kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang
disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional
menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap
naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya
perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap
menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena
tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan
wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
a. Menciptakan lapangan kerja
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
d. Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal dan keahlian)
e. Meningkatkan produktivitas nasional.

21
2.1.7 Tujuan Kewirausahaan
a. Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas
b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang
tangguh
c. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.

2.1.8 Sasaran Kewirausahaan


a. Instansi pemerintah
b. Pelaku ekonomi
c. Generasi muda

2.1.9 Asas Kewirausahaan


a. Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif
b. Kemampuan berkarya dengan mandiri
c. Menciptakan etika bisnis yang sehat
d. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistemmatis,
termasuk keberanian mengambil risiko

2.1.10 Manfaat Kewirausahaan


a. Mengurangi pengangguran
b. Sebagai generator pembangunan
c. Sebagai suri tauladan di masyarakat
d. Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien.

2.1.11 Proses kewirausahaan


Proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan digambarkan oleh By
Grove sebagai berikut :

22
Keterangan :
 Innovation/inovasi
Faktor personal adanya inovasi untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu:
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Faktor pengalaman dalam berwirausaha
c. Keinginan dalam menanggung risiko
d. Sifat penasaran pribadi
e. Faktor pendidikan

 Triggering Event/pemicu
Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia wirausaha
yaitu:
a. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha
b. Keberanian menanggung risiko
c. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri
d. PHK dan tidak ada pekerjaan lain

23
e. Faktor usia

 Implementation/pelaksanaan
Faktor personalia yang mendorong adalah:
a. Komitmen tinggi dalam berwirausaha
b. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam
berwirausaha
c. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu
utama didalam berwirausaha

 Growth/pertumbuhan
Faktor organisasi yang mendorong adalah:
a. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua
perencanaan dan pelaksanaan operasional berjalan produktif
b. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha
c. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak didalam
berwirausaha
d. Adanya produk yang dibanggakan

2.2 Membangun Visi dan Misi Usaha

2.2.1. MENYUSUN VISI PERUSAHAAN


Seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi, menggerakkan dan
menjadi panutan bagi pengikutnya, maka dia harus memiliki gambaran
masa depan berikut bagaimana mencapainya yang terkonsep secara baik
yang biasanya dituangkan dalam bentuk visi dan misi. Begitu pula seorang
wirausaha (yang pada akhirnya bisa juga menjadi pemimpin) hendaknya
memiliki visi dan misi, minimal untuk mengarahkan dan menggerakkan
diri sendiri (yang dalam perkembangannya untuk perusahaan) sehingga
mampu meraih keberhasilan dalam bisnis. Untuk itu, bagian ini akan
membahas mengenai apa dan bagaimana visi dan misi terutama untuk
usaha atau perusahaan.

24
1. Pengertian Visi
Visi dapat didefinisikan sebagai pandangan atau gambaran jauh
kedepan kearah mana tujuan dan kegiatan akan dibawa. Visi juga dapat
didefinisikan sebagai sesuatu (cita-cita) yang ideal yang akan dicapai.
Sedangan visi perusahaan dapat didefinisikan sebagai pernyataan singkat,
padat dan memberi inspirasi untuk menjadikan perusahaan menjadi seperti
apa dan untuk mencapai kemajuan seperti apa dimasa datang.

2. Tujuan Penetapan Visi Perusahaan


Bagi organisasi ataupun perusahaan visi memegang peranan yang
sangat penting karena visi itu akan menggerakkan dan selalu menciptakan
peluang untuk berbuat sehingga dapat melahirkan perubahan atau
dinamika kearah yang lebih baik.
Bagi perusahaan penetapan visi bertujuan untuk :
a. mencerminkan sesuatu yang akan dicapai organisasi / perusahaan
b. memiliki orientasi pada masa depan organisasi / perusahaan.
c. menimbulkan kpmitmen tinggi dan seluruh jajaran dan lingkungan
organisasi / perusahaan.

25
d. menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi / perusahaan.
3. Kriteria Penetapan Visi Perusahaan
Agar visi lebih bermakna bagi organisasi atau perusahaan, maka
dalam penetapan visi sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
a. dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi / perusahaan.
b. dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran organisasi /
perusahaan.
c. berwawasan jangka panjang.
d. memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi /
perusahaan.
e. memungkinkan pencapaian tujuan organisasi / perusahaan
f. terpusat pada organisasi / perusahaan agar dapat beroperasi.

2.2.2 MENYUSUN MISI PERUSAHAAN


1. Pengertian Misi
Misi adalah tindakan atau pengarahan langkah untuk
merealisasikan visi. Misi berfungsi sebagai upaya mewujudkan cita-cita
dan landasan kerja yang harus diikuti, didukung, dan dilaksanakan. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan visi, setiap induvidu, organisasi ataupun
perusahaan harus mempunyai misi yang jelas dan relevan dengan visi
yang telah ditetapkan.
2. Perumusan Misi Perusahaan
Perumusan misi dalam organisasi atau perusahaan dapat dilakukan
dengan cara berikut ini :
a. melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya pegawai
perusahaan, masyarakat, mitra kerja, akademisi dan birokrasi.
b. menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang
ada agar memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatan
dengan lebih baik dan biaya efisien.
c. menilai lingkungan yang berfungsi untuk menentukan apakah misi
organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan
eksternal.

26
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi
perusahaan antara lain:
a. produk / jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen.
b. kualitas produk / jasa yang dibutuhkan masyarakat.
c. produk / jasa yang dibutuhkan masyarakat.
d. calon konsumen yang akan dilayani.
3. PENGEMBANGAN VISI DAN MISI
Sesuai dengan penjabaran diatas bahwa visi dan misi adalah
berbeda. Perbedaan visi dan misi secara sederhana dapat dikatakan bahwa
misi adalah apa yang terbaik yang dilakukan setiap hari sedangkan visi
adalah seperti apa kondisi masa depan dengan menjalankan misi. Dalam
penyusunannya, visi untuk perusahaan baru atau usaha kecil menguraikan
tujuan pada tingkat tinggi dan hendaknya sesuai dengan tujuan dari
pendiri bisnis. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa visi hendaknya
menyatakan gambaran lengkap tentang bisnis yang diinginkan oleh
pendirinya seperti pertumbuhan bisnis, nilai-nilai yang diperjuangkan,
pekerja, kontribusinya terhadap lingkungan masyarakat dsb.
Pengembangan visi biasanya bertumpu pada kecenderungan perubahan
yang diharapkan terjadi atas permasalahan tersebut.
Sedangkan misi hendaknya berupa pernyataan tentang strategi
bisnis yang digunakan dan dikembangkan berdasarkan prespektif
pelanggan serta hendaknya sesuai dengan visi bisnisnya. Misi yang baik
hendaknya merupakan jawaban atas tiga pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang dilakukan ?
Pertanyaan ini bukan semata-mata menjawab apa yang akan
ditawarkan secara fisik kepada para pelanggan tetapi kebutuhan apa
(kebutuhan sebenarnya dan atau kebutuhan psikologis) yang akan
terpuaskan kalau pelanggan membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Masalahnya pada saat memutuskan membeli suatu
produk, para pelanggan memiliki banyak alasan seperti
pertimbangan ekonomis, logistik dan faktor emosi. Oleh karena itu,
dalam mengembangkan misi selain melalui ujud fiksi produk dapat
juga diarahkan pada faktor non-fisik seperti : faktor ekonomis,
emosi, psikologis dll.
27
2. Bagaimana melakukannya ?
Pertanyaan ini lebih menekankan pada persoalan teknis dari bisnis.
Jawaban atas pertanyaan ini hendaknya menyertakan produk atau
jasa secara fisik dan bagaimana dijual dan dikirim kepada pelanggan
serta hendaknya sesuai dengan kebutuhan mana yang akan
terpuaskan dengan membeli produk atau jasa tersebut.
3. Untuk siapa melakukannya ?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat vital karena akan sangat
membantu dalam fokus pemasarannya. Perlu disadari bahwa tidak
setiap orang merupakan pembeli potensial karena mereka akan
dibatasi oleh faktor demografi dan geografi. Oleh karena itu pada
saat penyusunannya akan baik bila ditetapkan dahulu karakteristik
demografis (umur, pendapatan dll.) dan geografis terhadap pasar
yang akan dimasuki sehingga untuk pengembangannya bisa
dilakukan melalui penambahan kelompok pelanggan atau perluasan
area pemasarannya. Pertimbangan selanjutnya dalam penyusunan
misi bahwa banyak bisnis yang akan mempunyai banyak kelompok
pelanggan yang membeli dengan berbagai alasan. Dalam kasus ini,
satu misi dapat menjawab masing-masing pertanyaan untuk masing-
masing kelompok pelanggan sehingga misi dalam konteks yang
lebih luas dapat dikembangkan. Misi hendaknya jangan
membelenggu perkembangan bisnis karenanya apabila kondisi
persaingan mengalami perubahan, maka misi perlu diubah dan
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi.

2.3 Menganalisa Peluang Usaha

2.3.1 Kemampuan Mengambil Resiko dalam Peluang Usaha


Wirausaha harus mau dan mampu mengambil resiko yang telah
diperhitungkan dengan matang dan selanjutnya resiko usaha dapat di
identifikasikasi sebagai berikut :
a. Keahlian mengambil resiko dalam usaha
b. Resiko yang diambil sebelumnya
c. Resiko pertengahan usaha

28
d. Resiko dan inisiatif dalam usaha
e. Resiko usaha yang diasuransikan
f. Resiko usaha yang tidak diasuransikan
g. Resiko dalam persaingan usaha
h. Resiko dalam keuangan usaha
i. Resiko dalam pemasaran produk
Kemampuan wirausaha di dalam mengambil resiko akan
ditingkatkan oleh :
a. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses
b. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut tujuan
usaha/bisnis
c. Kemampuan untuk menilai resiko secara realistis
d. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan
usaha/bisnisnya
Prosedur-prosedur untuk menganalisis sebuah situasi resiko
didalam usaha/bisnis, sebagai berikut :
a. Tujuan dan sasaran usaha
Dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan
mantap atau tidak ada pertumbuhan sama sekali.

29
b. Meneliti alternatif resiko
Langkahnya adalah mengadakan survey atas berbagai alternatif
yang harus ditentukan secara terperinci, sehingga semua biaya
usaha/bisnis dapat ditelaah secara benar dan obyektif.
c. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif
d. Taksiran resiko usaha
Tugas wirausaha di dalam pengambilan resiko adalah sebagai
berikut :
a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang
b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi
permintaan konsumen
c. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan
konsumen
d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil
e. Mengumpulkan informasi usaha
f. Mengurangi resiko usaha
Unsur-unsur dalam mengurangi resiko usaha yaitu :
a. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha,
peluang, dan kekuatan perusahaan.
b. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme
untuk melaksanakan strategi usaha.
c. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk
mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
d. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara
mengolah keadaan usaha demi keuntungan .
2.3.2 Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Agar dapat menjalankan usahanya dengan baik dan mendapatkan
hasil yang maksimal, maka seorang wirausahawan harus dapat berpikir
positif dan kreatif dengan cara :
a. Optimis artinya keyakinan bahwa usaha yang dijalankan dapat
dilaksanakan
b. Mau menerima ide-ide baru di dalam dunia usaha atu bisnis
c. Adanya kemauan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak
d. Berani mengambil resiko
30
e. Bersemangat tinggi dan pantang menyerah dalam menghadapi
tantangan
f. Bekerja keras dan disiplin
Keberhasilan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
a. Faktor manusia
b. Faktor keuangan
c. Faktor organisasi
d. Faktor permodalan
e. Faktor perencanaan
f. Faktor menejemen
g. Faktor pajak dan asuransi
h. Faktor fasilitas pemerintah
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha
b. Sikap mental yang positif dalam berusaha
c. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
d. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
e. Inovatif dan kreatif
f. Keunggulan dalam menjalankan usaha
g. Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha
h. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien
i. Pengembangan diri
j. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan
Ada delapan anak tangga yang dapat digunakan oleh seorang
wirausaha untuk mencapai puncak karier dan mengembangkan
profesinya :
a. Mau bekerja keras
b. Bekerjasama dengan orang lain
c. Penampilan yang baik
d. Yakin
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah ilmu pengetahuan
31
g. Ambisi untuk maju
h. Pandai berkomunikasi
Dalam melakukan usaha ada dua kemungkinan yaitu kegagalan
dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima
kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa
sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan
merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan
pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa bila mengalami kegagalan. Ia
akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang
menjadi harapannya. Biasanya setelah mengalami kegagalan sekali, ia
gunakan pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa.
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah
sebagai berikut:
a. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
b. Kurang berambisi
c. Tidak disiplin
d. Pendidikan yang tidak cukup
e. Sikap selalu menunda-nunda
f. Kesehatan terganggu
g. Kurang tekun
h. Kepribadian yang negatife
i. Tidak jujur
j. Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
2.3.3 Mengembangkan Ide dan Peluang Usaha
 Tujuan mengembangkan ide dan peluang usaha
Seorang wirausaha sebenarnya mempunyai kemampuan
mengembangkan ide dan peluang usaha secara kreatif, sistematis, dan
logis demi untuk memperkecil resiko usahanya. Untuk membentuk proses
pengembangan ide, wirausaha didalam perusahaannya perlu memberikan
kebebasan dan dorongan kepada karyawannya, agar mereka berani
mengembangkan ide-ide dan peluang usahanya.
Untuk itu wirausaha perlu memberikan kebijaksanaan yang akan
membantu para karyawan yang mempunyai inovasi dan kreativitas yang

32
tinggi. Adapun cara wirausaha dalam mengembangkan ide dan peluang
usaha pada produk atau jasa untuk memperkecil resiko usahanya, yaitu
sebagai berikut :
a. Pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen
b. Pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan
permainan
c. Pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber produksi
d. Mencegah konsumen dari kebosanan dalam pembelian dan
penggunaan produk.
e. Pembuatan desain, model, corak, warna produk yang disenangi
konsumen
 Langkah-langkah pengembangan ide dan peluang usaha
Untuk mengurangi adanya resiko di dalam pengembangan ide
usahanya, ada cara untuk mengatasinya yaitu sebagai berikut :
a. Menguraikan pengembangan ide dan peluang usahanya kepada
para karyawan di dalam perusahaan
b. Memilih tempat dan waktu yang tepat untuk mengemukakan ide
pengembangan usahanya kepada para karyawannya
c. Mengemukakan ide pengembangan usaha setahap demi setahap
kepada para karyawan di dalam perusahaan
Selanjutnya agar wirausaha lebih memahaminya, dibawah ini
dimut langkah-langkah cara pengembangan ide dan peluang usaha demi
memperkecil resiko usaha.
a. Langkah pertama tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha
tersebut.
b. Langkah kedua tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide
usaha tersebut.
c. Langkah ketiga upayakan agar setiap karyawan di dalam
perusahaan memahami pengembangan ide usaha tersebut.
d. Langkah keempat coba buat dan laksanakan sitem pencatatan
prestasi pengembangan ide usaha tersebut.
e. Langkah kelima berikan penghargaan kepada karyawan agar
prestasi pengembangan ide usaha menjadi obsesi.

33
f. Langkah keenam upayakan agar para karyawan perusahaan,
memahami perannya dan berikan kesempatan untuk terlibat
dalam pengembangan ide usaha dalam peningkatan prestasi
perusahaan.
Sukses usaha atau bisnis wirausaha sebenarnya tergantung pada
pemanfaatan peluang usaha, sumberdaya uang, pengembangan ide, para
pelanggan, dan waktu yang digunakannya. Begitu juga di dalam proses
manajemen usaha yang wirausaha jalankan didalam pengembangan ide
usahanya, meliputi :
a. Strategi usahanya
b. Pengelolaan orang dan pemanfaatan peluang usahanya
Untuk mengembangkan ide usaha, diperlukan adanya fakta, data,
dan angka. Fakta, data, dan angka untuk strategi usaha, akan
memungkinkan wirausaha untuk mengambil keputusan mengenai
pengembangan ide dan pemanfaatan peluang usahanya dalam rangka
memperkecil resiko usahanya, antara lain adanya :
a. Pengembangan usaha
b. Penambahan pengembangan produk atau jasa
c. Perluasan dan peningkatan saluran penjualan
d. Perluasan dan penambahan pabrik
e. Peningkatan manfaat produk atau jasa dan modelnya diminati
konsumen.
2.3.4 Menggali Peluang Usaha
Cara mengidentifikasi peluang usaha dan bisnis yang ada dapat
dicari dengan bekerja keras, ulet, dan percaya kepada kemampuan sendiri.
Peluang usaha akan membuahkan hasil yang memuaskan apabila digali
dengan baik. Untuk menggali kreatif diantaranya :
a. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa
dilaksanakan
b. Harus menerima gagasan-gagasan baru dalam dunia usaha dan
bisnis
c. Harus bertanya kepada diri sendiri
d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain
e. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi
34
f. Pandai berkomunikasi
2.3.5 Mengidentifikasi Peluang Usaha
Seorang wirausaha yang kreatif, sebelum memulai jenis usaha,
akan mengetahui dan mempelajari jenis-jenis usaha yang akan diketahui.
Dengan begitu akan diperoleh gambaran, sehingga akan menjamin proses
pencapaian tujuan.
Mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan
menyimak bidang hasil usaha pokok yaitu kedudukan pasar, profitabilitas,
sumber daya manusia, keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan
pengembangan usaha.
Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :
a. Belajar ilmu menejemen usaha
b. Meminta jasa konsultasi manejemen
c. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha
Dengan tersedianya informasi ekstern dan informasi intern, maka
wirausahawan dapat mengetahui :
a. Di mana ada peluang ( opportunity )
b. Apa saja yang mengancam usaha ( threat )
c. Adakah kelemahan yang dapat mendukung usaha untuk
mencapai sasaran
d. Apakah kelemahan ( weakness ) yang membatasi atau
menghambat kemampuan mencapai sasaran
2.3.6 Pemanfaatan peluang usaha secara kreatif dan inovatif
a. Mengembangkan kreatifitas dalam usaha
Kreatifitas adalah kemampuansebuah proses yang dapat dikembangkan
dan ditingkatkan. Kemampuan dan bakat wirausahawan adalah
merupakan dasar, serta ditambah ilmu pengetahuan di dalam
mengembangkan kretifitasnya.
b. Mengembangkan inovatif dalam usaha
Inovatif adalah suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya
produk/jasa ke arah yang lebih baik produktif.

35
2.4 Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang
tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga
saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003). Studi kelayakan
bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian
layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang
akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial
benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam
arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit.
Ha ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003)

2.4.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Umar (2003), belum ada keseragaman mengenai aspek bisnis apa
yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Beberapa aspek yang
perlu diteliti adalah :
a. Aspek Pemasaran (Pasar)
Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada bisnis atau
usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang
dihasilkan. Pada dasarnya, analisis aspek pemasaran (pasar) bertujuan untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, pangsa pasar
dari produk bersangkutan, kondisi persaingan antara produsen dan siklus
hidup produk.
b. Aspek Keuangan
Dari sisi keuangan, suatu usaha dikatakan sehat, apabila dapat memberikan
keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban keuangan.
Kegiatan pada aspek keuangan ini, antara lain penghitungan perkiraan
jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan
pengadaan harta tetap. Dipelajari juga struktur pembiayaan yang paling
menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan lewat
pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Hasil analisis
keuangan akan digunakan untuk mengkomunikasikan keadaan rencana
keuangan dengan pihak yang berkepentingan.

36
c. Aspek Teknis (Produksi)
Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan apakah yang diperlukan dan
bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal
umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi,
pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling
menguntungkan.
d. Aspek Manajemen
Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yang
terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha,
jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang
dibutuhkan.

2.4.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis


Manfaat studi kelayakan bisnis (Umar, 2003) adalah :
a. Pihak Investor. Calon investor memiliki kepentingan langsung terhadap
keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan keselamatan atas modal yang
ditanamnya.
b. Pihak Kreditor. Pihak Bank sebagai pemberi pinjaman perlu mengkaji
ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, misalnya mengenai
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
c. Pihak Manajemen. Pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan
bisnis yang dibuat, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan
dari modal sendiri, serta rencana pendanaan dari investor dan kreditor.
d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat. Penyusunan studi kelayakan bisnis
memperhatikan dan membantu kebijakan pemerintah dalam prioritas yang
akan dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Dalam penyusunan studi kelayakan
bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan
ditimbulkan terhadap perekonomian nasional.

37
2.5 Contoh Wirausaha Yang Sudah Berhasil
Contoh Wirausaha yang Berhasil dan Sukses dari Bisnis Bakso Raket

Gambar 1. Mie ayam bakso raket panggang keju


Peluang usaha bakso memang sudah umum dilakukan oleh banyak
orang dan hampir di setiap tempat kita bisa temukan warung bakso.
Namun jika mencari contoh wirausaha bakso yang berhasil dan sukses dan
omsetnya puluhan juta, tentu tidak mudah ditemukan. “Bakso raket”
begitulah orang menyebutnya. Bakso raket merupakan salah satu usaha
bakso yang telah sukses membangun bisnis kuliner hingga beromset
ratusan juta.
Contoh wirausaha ini adalah Afiani Puspitasari, wanita muda
pemilik usaha bakso raket yang memulai bisnis bakso dilandasi keinginan
untuk mempunyai sebuah usaha kuliner. Meskipun ia tak punya latar
belakang boga dan minim pengalaman dalam bisnis kuliner ia pun
memulai usaha bakso ini. Bakso dipilih sebagai usahanya karena justru
sudah banyak orang yang melakoni usaha tersebut. Tetapi Afiani mencoba
memodifikasi bakso yang sudah umum dipasarkan.
Hasil eksperimennya menghasilkan bakso yang tidak berbentuk
bulat seperti bakso umumnya, namun berbentuk gepeng tak beraturan.
Dari bentuknya tersebut sang ibu nyeletuk nama bakso raket. Dari situlah
akhirnya ia menamakan bakso raket sebagai nama produknya. Awalnya

38
produk baksonya ini disukai oleh anggota keluarganya dan ia pun semakin
yakin untuk membuka usaha bakso.
Contoh wirausaha ini, modal usaha awalnya hanya Rp 500.000
saja ia mulai menjalankan usaha bakso. Modal tersebut dipergunakan
membeli bahan baku membuat bakso. Afiani pun membuka warung bakso
raket di gerai sparepart yang dikelola ayahnya di Rambutan Jak-Tim.
Dalam menjalankan usahanya Afiani gencar melakukan promosi, salah
satunya dengan membagikan voucher gratis makan bakso di warungnya.
Voucher itu dibagikan di kantor dekat rumahnya. Respon
pengunjung saat itu cukup bagus dan terkesan dengan bentuk bakso yang
aneh. Pada bulan pertama omset usaha bakso mencapai Rp1.3 juta rupiah.
Meski demikian, perjalanan dari Contoh wirausaha bakso Afiani tidaklah
berjalan mulus, di tahun 2010 tidak hanya usaha bakso yang surut namun
juga usaha sparepart ayahnya. Ia berusaha keras agar usaha baksonya tetap
bisa eksis.
Banyak yang berkata “Sarjana UI kok menjadi tukang bakso”
mengingat statusnya yang lulusan UI. Perubahan pun dilakukan, bekas
tempat usaha sparepart ayahnya dirombak dan direhab total. Dengan
modal Rp 4 juta hasil pinjaman dari saudara. Dengan perombakan ini
ternyata punya hasil yang bagus, omsetnya meningkat menjadi Rp 1.5 juta
sehari.
Bagi Afiani kunci keberhasilan Contoh wirausaha bakso ini
terletak pada kebersihan, pelayanan, serta brand yang lebih terlihat &
menarik perhatian. Selain itu Afiani juga memiliki varian produk bakso
yang beragam misalnya Bakso Raket Panggang madu, Bakso Raket
Panggang keju, Mie Ayam Bakso Raket Panggang keju dll.
Di Tahun 2011 usaha bakso raket Afiani pindah ke PGC (Pusat
Grosir Cililitan), meski demikian usahanya tetap dicari pelanggan.
Meski di awal-awal bulan omsetnya menurun namun di bulan-
bulan berikutnya meningkat kembali. Selain pindah lokasi Bakso Raket
membuka cabang di Jl. Raya Tanjung Barat. Dengan penambahan cabang
ini maka omsetnya pun semakin bertambah. Kini Afiani bisa memperoleh
omset lebih dari 100 juta perbulan.

39
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi Wirausaha

Gambar 2. Peta Kabupaten Agam

Kabupaten Agam terletak pada koordinat 00º01'34"– 00º28'43" LS dan


99º46'39"–100º32'50" BT dengan luas 2.232,30 km², atau setara dengan 5,29%
dari luas provinsi Sumatera Barat yang mencapai 42.297,30 km². Kabupaten ini
dilalui wilayahpegunungan yang terbentuk dari 2 jalur basin, yaitu Batang
Agam di bagian utara dan Batang Antokan di bagian selatan. Pulau Tangah dan
pulau Ujung adalah 2 pulau yang ada di kabupaten Agam dengan luas masing-
masing 1 km². Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan :
 Sebelah utara : Kabupaten Pasaman dan pasaman barat
 Sebelah timur : Kabupaten limapuluh kota
 Sebelah selatan : Kabupaten Padang Pariaman
 Sebelah barat : Kabupaten Samudera Hindia

Berdasarkan topografinya, Kabupaten Kabupaten Agam memiliki garis pantai


sepanjang 43 km dan sungai berukuran kecil yang bermuara di Samudera
Hindia, seperti Batang Agam, dan Batang Antokan. Di kabupaten ini
menjulang 2 gunung, yaitu gunung Marapi di kecamatan

40
Banuhampu dan gunung Singgalang di kecamatan IV Koto yang masing-
masing memiliki tinggi 2.891 meter dan 2.877 meter. Selain itu, membentang
pula sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, yaitu danau Maninjau yang
memiliki luas 9,95 km².
Kabupaten Agam memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu
antara 0 meter sampai 2.891 meter di atas permukaan laut dengan gunung
Marapi di kecamatan Banuhampu sebagai titik
tertinggi. Topografi bagian barat kabupaten ini relatif datar dengan kemiringan
kurang dari 8%, sedangkan bagian selatan dan tenggara relatif curam dengan
kemiringan lebih dari 45%.
Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kabupaten Agam
mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 25 °C dan maksimum
30 °C. Tingkat curah hujan di kabupaten Agam mencapai rata-rata 3.200 mm
per tahun, dimana daerah sekelilinggunung lebih tinggi curah hujannya
dibanding daerah pantai. Sedangkan kecepatan angin minimun di kabupaten
ini adalah 4 km/jam dan maksimum 20 km/jam.
Lebih dari 38,1% luas kabupaten ini, atau sekitar 85 km² merupakan
daerah yang masih ditutupi hutan lebat. Hutan-hutan tersebut, selain menjadi
cadangan persediaan air, merupakan suaka bagi berbagai hewan yang dilindungi,
di antaranyaharimau Sumatera, rusa, kijang, siamang, dan berbagai
jenis burung seperti burung kuau, burung muo, burung ketitiran, burung pungguk,
dan burung balam.
Wirausaha Keripik Sanjai berada di Kota bukit Tinggi, dimana lokasinya
sangat menunjang untuk berwirausaha dibidang pertanian,
Wilayah Kabupaten Agam memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan
musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan temperatur antara 28-30
derajad celcius dan kecepatan angin rata-rata berkisar 20-25 km/jam. Sedangkan
rata-rata curah hujan di kabupaten Agam tahun 2006 sebesar 275 mm.

A. Kondisi Lahan.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Agam Tahun 2006 sebagai berikut :
 Lahan sawah seluas 33.467 ha
 Lahan Pemukiman seluas 19.938 ha
 Lahan perladangan seluas 6.312 ha,
 Lahan Hutan negara seluas 1.450 ha
 Lahan Kolam / rawa seluas 201 ha
 Lahan usaha lain seluas 4.188 ha

41
Dengan penggunaan lahan tersebut Kabupaten Agam sampai sekarang
masih menjadi penyangga pangan khususnya padi untuk kabupaten sekitarnya
dan juga untuk tingkat Sumatera Barat. Kondisi ini harus tetap dipertahankan
hingga dimasa mendatang. Untuk mempertahankan Agam sebagai penyangga
bahan makanan padi perlu ada monitoring yang berkesinambungan dan
penetapan tata ruang daerah yang bernuansa ramah lingkungan serta mendapat
pengawasan yang ketat sehingga tidak terjadi dilema antara kepentingan
ekonomi dan lingkungan . Seiring dengan perkembangan keadaan, terdapat
perubahan penggunaan dari lahan pertanian ke non pertanian.

3.2 Gagasan Usaha


Gagasan usaha sebaiknya disesuaikan dengan kepribadian kita, yang kita
sukai, sesuai dengan panggilan jiwa kita. Ada dua petunjuk praktis untuk
memunculkan gagasan usaha, yang pertama menghadiri berbagai pameran,
seminar, workshop/lokakarya dan lain-lain serta mencoba untuk mengambil
pelajaran dari semua itu. Yang kedua, apa yang dikenal dengan ATM (Amati,
Tiru gagasannya, dan Modifikasi produknya)
Langkah – langkah dalam menyeleksi gagasan Usaha :
Langkah 1 : menetapkan beberapa gagasan usaha yg akan diukur atau
dianalisa. Yaitu usaha Keripik Sanjai, Wash Car, Kolam
Pemandian Ngalau dan Harau, Keripik Emping Melinjo.
Langkah 2 : menetapkan indikator untuk menilai gagasan usaha.
Langkah 3 : menetapkan skala atau skor untuk tiap gagasan usaha.
Misalnya 3,5,7, dimana skor 3 untuk menunjukkan keadaan
paling rendah dan skor 7 yang paling kuat.
Langkah 4 : menjumlahkan semua skor dan memilih gagasan usaha yang
skornya paling tinggi.

3.3 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam membuat makalah ini adalah data primer dan
sekunder, yang bersifat kualitatif.
Data primer merupakan data yang diambil atau diperoleh secara langsung melalui
:

42
a. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan
sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.
b. Pengukuran Fisik
Pengambilan data melalui pengukuran fisik maksudnya adalah meninjau
secara langsung kondisi lapangan yang akan dijadiakan sebagai tempat
wirausaha.
Data sekunder merupakan dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari
lembaga-lembaga yang terkait dan studi pustaka. Pengambilan data melalui
dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen
diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

3.4 Proses Analisis Data


Proses analisa data dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.
3.4.1 Analisis kuantitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap
fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan
indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol –
symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang
berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol
angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam
suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu
masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di
perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat
dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum
berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan
berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya

43
yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur
dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut
“data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke
tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian
kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan
menguji teori-teori yang timbul.

3.4.2 Analisis kualitatif


Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk
penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik
analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus
perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan
suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.
Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha Keripik
Sanjai dengan menggunakan Analisis SWOT.
Mengambil keputusan bisa juga dilakukan dengan menganalisis peluang
dan ancaman dari ingkungan eksternal dan juga menganalisis kekuatan dan
kelemahan dari lingkungan internal. Metode yang menganalisis lingkungan
eksternal dan internal dengan metode analisis Swot yaitu menganalisis kekuatan
(Streagth), kelemahan (weakness), kesempatan atau peluang (oppottunity) dan
ancaman (threat).

i. Analisis lingkungan eksternal


Perusahaan untuk mengambil keputusan strategi bisnisnya bisa melakukan
analisis lingkungan eksternal yaitu dengan mengamati kekuatan lingkungan
makro meliputi demografis, ekonomi, politik, hukum, teknologi, social dan
budaya dan juga pelaku lingkungan mikro yang utama yaitu pelanggan, pesing,
saluran distribusi, pemasok yang memperoleh laba di pasar, Dengan begitu
diharapkan perusahaan dapat mengikuti perkembangan dan kecenderungan yang
berlaku sehingga dapat menentukan peluang dan ancaman yang timbul.

44
1. Peluang/opportunity
Tujuan utama perusahaan mengadakan pengamatan adalah untuk
melihat/menangkap peluang baru. Peluang pemasaran yaitu suatu
kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.

Gambar 2. Matrik peluang

Keterangan :
 Peluang yang terbaik adalah pada kotak 1 sehingga manajemen
harus merencanakan untuk mengejar peluang tersebut
 Peluang pada kotak 2 dan 3 harus diamati kalau daya tarik atau
kemungkinan suksesnya meningkat maka perlu dipertimbangkan.
 Kotak 4 terlalu kecil kalau dipertimbangkan
2. Ancaman ( Threat )
Sebagian perkembangan dalam lingkungan eksternal merupakan ancaman
bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat
kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan
mengurangi penjualan dan laba.

45
Gambar 3. Matrik kemungkinan
Keterangan :
 Kotak 1 : Ancaman Utama
Ancaman yang dapat benar – benar merugikan perusahaan dan
kemungkinan terjadinya besar. Untuk ancaman seperti ini
perusahaan perlu menyiapkan langkah – langkah penyelamatan yang
menjelaskan perubahan yang harus dilakukan perusahaan menjelang
dan selama terjadi ancaman.
 Kotak 2 dan 3 tidak perlu rencana penyelamatan namun perlu
diamati kalau menjadi lebih serius.
 Kotak 4 sangat kecil dan dapat diabaikan.
Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi
perusahaan dapat dijabarkan daya tarik keseluruhan ada 4 kemungkinan
yaitu :
1) Bisnis ideal
Peluang utamanya besar dan ancaman utamanya kecil
2) Bisnis spekulasi
Peluang utamanya maupun ancaman utamanya besar
3) Bisnis matang
Apabila peluang utama maupun ancaman utamanya kecil
4) Bisnis sulit
Apabila peluangnya kecil dan ancaman utamanya besar
46
ii. Analisis lingkungan internal
Selain mengetahui peluang yang menarik dilingkungan perusahaan juga
memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk sukses dalam peluang tersebut. Setiap
unit bisnis perlu dinilai kekuatan dan kelemahan secara periodik yaitu dengan
mengkaji kompetensi pemasaran, keuangan, produksi dan organisasi perusahaan.
Setiap faktor dinilai apakah merupakan kekuatan utama,kekuatan
sampingan ,faktor netral ,kelemahan sampingan atau kelemahan utama. Setiap
perusahaan harus menelaah beberapa proses dasar seperti penciptaan produk
baru, bahan baku sampai barang jadi. Prospek penjualan, pesanan – pesanan
sampai uang diterima, problem pelanggan sampai waktu penyelesaian dst. Setiap
proses menciptakan nilai dan memerlukan kerjasama antar bagian . Kadang –
kadang suatu bisnis gagal bukan karena masing – masing bagiannya tidak
memiliki kekuatan yang dibutuhkan melainkan karena bagian – bagian tidak
bekerja sama sebagai tim.

3.5 Flow chart

Gambar 3. Alur penyusunan maka

47
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Uraian Wirausaha

4.1.1 Keripik Sanjai

Asal Usul Singkong


Asal usul singkong kian hari kian banyak di kembangkan di seluruh
nusantara di karenakan tehnik budidaya singkong di anggap paling mudah
dan juga singkong merupakan salah satu umbi yang sangat mudah di
aplikasikan ke berbagai olahan makanan
Selain umbinya yang sangat bermanfaat ternyata ada khasiat kulit
singkong yang sangat berguna untuk kesehatan bahkan bisa juga kulit
singkong ini di jadikan makanan untuk cemilan kita dengan rasa yang sangat
lezat.
Dengan adanya  khasiat kulit singkong dan umbi yang bisa di manfaatkan
ke berbagai olahan makanan inilah maka singkong sangat di galakakkan,
Bukan hanya sngkong biasa yang banyak di tanaam oleh petani melainkan
kini tehnik budidaya singkong sudah mengalami kemajuan dengan di
temukannya bibit singkong unggul atau yang biasa di sebut dengan nama
singkong gajah atau singkong mukibat yang ukuran umbi singkongnya bisa
mencapai 50kg per pohon dengan kata lain bisa 10 kali lipat dari hasil
singkong biasa .
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan
keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik
pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik
dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik
singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah
singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki banyak
serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong adalah
singkong, garam, bawang putih, air kapur sirih, air dan minyak goreng. Tahap-
tahap pembuatan keripik singkong adalah sebagai berikut :

48
1.        Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari memanen
singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang tidak
terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras
dibandingkan singkong yang muda.
2.    Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan  dari kulit
arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa
kemudian dicuci hingga bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong
tersebut di iris - iris. Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal
dan horizontal, menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata
agar tidak keras.
3.    Bawang putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke
dalam air,dan ditambahkan sedikit air kapur sirih.
4.    Kemudian irisan singkong dimasukkan ke dalam air yang
sudahdibumbui lalu direndam ( sekitar setengah jam atau semalaman agar
bumbunya meresap). Setelah itu ditiriskan, singkong yang telah direndam
tersebut dikeringkan hingga benar - benar kering tanpa terkena sinar matahari
secara langsung.
5.    Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk
ke tahap penggorengan. Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan
pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak
untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
6.    Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna
kecoklatan), keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk
ketahap berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses
ini tidak boleh sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar
kemasan tertutup dengan benar. ( Adijaya, 2012)

Prosedur Kerja atau Cara Kerja


A.      PROSES PEMBUATAN KRIPIK SINGKONG MISDA (AMIS
LADA)
a.   Pengambilan kripik singkong
Kripik singkong biasanya terdapat dikebun atau ladang
b.    Pengupasan singkong

49
Setelah sudah mendapat kan singkong di kebun /ladang, singkong lalu di
kupas kulit nya, kulit dan singkong nya di pisah kan untuk mempermudah
proses pencucian
c.    Pencucian singkong
Setelah singkong dikupas dan sudah terpisah dari kulit nya, singkong
dicuci hingga bersih pencucian singkong dilakukan dengan cara di gosok
atau diskat sampai benar-benar bersih dan higenis
d.          Pemotongan singkong
Setelah proses pencucian sudah selesai kini tinggal proses pemotongan,
potong singkong tipis-tipis untuk mempermudah masak saat proses
penggorengan
e.           Penggorengan singkong
Tahap selanjutnya penggorengan, setelah singkong di potong tipis-tipis
lalu goring singkong hingga berwarna kuning ke emasan, penggorengan
dilakukan kira-kira selama 3-5 menit

B.       PROSES PEMBUATAN BUMBU KRIPIK SINGKONG


a)         Bahan-bahan untuk membuat bumbu kripik singkong
           8 siung bawang putih
           Cabai merah secukup nya
           2 sendok makan gula pasir
           1,5 sendok teh garam
           Gula merah ¼ kg
           Air asam secukupnya
b)        Proses penghalusan bumbu
Setelah bumbu terkumpul, bumbu di halus kan hingga benar-benar
halus.
c)         Proses pemasakan bumbu
Masukan air asam kira-kira 1 liter kedalam wajan,tungu hingga
panas,setelah air asam itu sudah panas lalu masukan gula putih dan
gula merah,masukan bumbu yang sudah di haluskan aduk bumbu
hingga mengental sehingga mempermudah bumbu melekat  dengan
kripik
50
C.PROSES PENCAMPURAN KRIPIK DAN BUMBU DALAM
PEMASAKAN

  Bumbu yang sudah di masak di campurkan dengan kripik


  Aduk-aduk kripik hingga merata
  Lalu tiriskan hingga dingin kurang lebih 10 menit

D.      PROSES PENGEMASAN KRIPIK KEDALAM BUNGKUS PLASTIK

Setelah kripik di tiriskan lalu kripik tersebut di masukan kedalam


plastic yang sudah di sediakan  kalau mau di jual tidak apa-apa
kripik singkong di titip kan ke warung-warung atau toko-toko
terdekat

Tujuan dan Manfaat Ekonomi Usaha

Tujuan dari pengembangan usaha ini adalah menciptakan suatu usaha


yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, memberikan kesempatan kepada
warga sekitar untuk bekerja sehingga dapat membantu dalam mengurangi tingkat
pengangguran di wilayah sekitar lokasi usaha, dan memberikan fasilitas bagi
masyarakat.
Manfaat pengembangan usaha yang dilakukan Keripik Singkong adalah
masyarakat dapat melakukan kegiatan usaha kecil di bidang usaha oleh –oleh
khas minang, yaitu dengan memanfaatkan tenaga orang untuk membuat keripik
dan serta untuk meningkatkan pendapatan perorangan di sekitar usaha keripik.

4.1.2 Wash car / Cuci Mobil dan Motor

Usaha cuci motor dan mobil adalah salah satu usaha yang relative tidak
beresiko tinggi. Apalagi dengan jumlah sepeda motor atau mobil seperti ini
makin bertambah, ditambah cuaca yang sering berubah dan budaya orang-orang
di sekitar , maka membuka bisnis jasa cuci motor dan mobil merupakan
alternative yang cukup menjanjikan.

51
Tempat usaha cuci mobil dan motor ini berada di Aua Kuning kota Bukit
Tinggi , yang mana untuk memenuhi kebutuhan airnya sangatlah cukup dan
berada dipinggir jalan raya.
Fasiltas usaha yang dimiliki adalah pompa air, kompresor, drum air,
sponge, kanebo, sikat, semir ban, lap dan lain-lain. Dan untuk kenyamanan para
pelanggan Wash Car ini menyediakan tempat tunggu yang dilengkapi dengan
warung kecil.

4.1.3 Kolam Pemandian Umum Ngalau Dan Harau

Desa Ponggok saat ini telah dikembangkan menjadi desa wisata air,
mengingat Kabun memiliki potensi air yang melimpah. Di Desa kabun terdapat
beberapa sumber mata air yang teraliri lansung dari pegunungan. Pada setiap
tempat ini dapat dijumpai pemandangan alam yang indah serta air yang jernih,
didukung dengan suasana pedesaan yang asri maka sangat sesuai jika desa ini
dikembangkan menjadi sebuah desa wisata.
Selain dikembangkan untuk daerah wisata, sumber air yang melimpah
dimanfaatkan oleh wirausahawan untuk membuat kolam renang pemandian
umum ngalau dan harau. Ketika saat-saat liburan atau weekend banyak anak-anak
yang berlibur sekaligus berolahraga renang di kolam renang cokro.
Fasilitas di kolam renang pemandian harau dan ngalau ini adalah tempat
penyewaan ban, seluncuran air, tempat bermain anak-anak, dan kolam renang
untuk anak-anak dan dewasa.

4.1.4 Keripik Emping Melinjo

Bukit Tinggi adalah salah satu kabupaten yang terletak di antara


Payakumbuh dan padang Panjang. Selain terkenal sebagai salah satu lumbung
padi di Provinsi Sumatera barat, Bukit Tinggi juga memiliki produk unggulan
lain, yaitu emping melinjo.
Sentra produksi keripik emping melinjo di Bukit Tinggi terletak di Desa
Melayu, Kecamatan Lubuk Siaping. Dari ibu kota kabupaten, melayu berada
sekitar 25 kilometer ke arah Kumpulan. Cukup mudah untuk menemukan lokasi
sentra pembuatan keripik emping melinjo ini, letaknya cukup strategis berada di
pinggir sebelah kiri Jalan Raya Lintas Sumatera Padang Medan

52
Tempat produksi tersebut dibuat semi permanen dari anyaman bambu
serta berlantai tanah membuat emping melinjo menjadi kegiatan sehari-hari para
warga.
Hampir di seluruh pinggir jalan Desa Melayu, berjejer anjang berukuran 1
m x 1 m. Anjang tersebut dipakai untuk menjemur melinjo yang sudah
digepengkan. Kegiatan produksi emping melinjo di daerah ini memang masih
dilakukan secara rumahan atau home industry. Para perajin masih mengandalkan
anggota keluarga inti untuk membuat emping. Kalau pun mempekerjakan
karyawan, biasanya mereka hanya merekrut tetangga sendiri.

4.2 Pengambilan Gagasan Usaha

Berikut ini adalah tabel “Survey Analisis Gagasan usaha” dari beberapa macam-
macam usaha di kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat yang dinilai dari parameter
indikator penilaiannya
Nilai
Indikator Usaha
No Usaha Usaha Kolam Usaha
Penilaian Wash
Pemancingan Renang Emping
Car
Ketersediaan
1 7 7 7 6
bahan usaha
Kapasitas
2 8 7 7 5
persaingan usaha
3 Omzet per tahun 8 6 7 5
Permintaan
4 8 5 6 5
konsumen
Usaha ini sesuai
5 6 5 6 5
dengan minat anda
Usaha ini sesuai
6 5 4 3 2
dengan bakat anda
Usaha ini sesuai
7 5 4 5 3
dengan skill anda
Usaha ini sesuai
8 6 5 4 3
dengan hobi anda
9 Usaha ini dapat 7 4 3 6

53
mencapai tujuan
anda
Usaha ini sesuai
10 dengan 4 5 5 4
pengetahuan anda
Anda merasa yakin
11 7 3 4 5
dengan usaha ini
Anda mencintai
12 6 2 4 3
usaha ini
Faktor modal tidak
13 8 4 4 5
menjadi kendala
Keluarga dan
14 orang dekat 8 5 6 7
membantu
Jam kerja bisa
15 7 4 5 6
diatasi
Faktor resiko bisa
16 7 4 3 6
diatasi
Anda merasa puas
17 7 3 5 4
dengan usaha ini
Peralatan dan
18 7 3 4 5
mesin dapat diatasi
Anda punya
19 pembimbing untuk 5 5 5 5
usaha ini
Jumlah skor 126 85 93 90

Tabel 9. Survey analisis gagasan usaha

Berdasarkan hasil survey penilaian gagasan usaha (tabel 9) yang masih bisa untuk
dipertahankan adalah usaha Keripik Sanjai

4.3 Analisis Kelayakan Usaha

54
Analisis kelayakan pengembangan usaha oleh Keripik Sanjai di Kota
Bukit Tingii dikaji menggunakan analisis keuntungan dan analisis SWOT.
Peubah-peubah yang dibahas disesuaikan dengan kondisi usaha Keripik Sanjai

4.3.1 Analisis Keuntungan


Modal usaha berasal dari tabungan pemilik yang sebelumnya
mendapatkan warisan sebuah toko yang kemudian di jual. Untuk keuntungan
yang diperoleh dapat dilihat dari aneka menu, seperti harga nasi, lauk, sambel dan
aneka pelengkap lainnya.
Dalam berwirausaha tujuan yang paling utama ialah memperoleh
keuntungan. Untuk menanam singkong, rata-rata petani mengeluarkan modal kerja
sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam. Setelah 9 bulan sampai 1
tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong segar. Kalau disaat panen harga
singkong Rp 500,00 per kg, petani akan memperoleh pemasukan sebesar Rp
5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900% dari modal kerja dalam kurun
waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang cukup baik. Pendapatan
mereka dari singkong memang sangat besar prosentasenya, namun secara nominal
petani singkong tidak akan dapat hidup dari komoditas tersebut. Itulah sebabnya
harus ada suatu pemanfaatan singkong menjadi produk dengan nilai jual yang
lebih  tinggi, salah satunya adalah dengan membuat usaha keripik singkong.
Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai
bahan utamanya juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain dalam proses
pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga diperlukan
biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam  proses pembuatan
keripik dengan asumsi singkong yang digunakan sebesar 500 kg per produksinya.

Peralatan yang digunakan untuk produksi.


No Jenis Alat Jumlah Harga Usia
(Unit) (Rp/unit) Usaha (th)
1 Penggorengan 2 50.000 5
2 Pisau 10 10.000 5
3 Kompor gas 2 200.000 5
4 Sarung tangan 2 5.000 1
5 Plastik 20 5.000 -

b.    Bahan baku  yang digunakan dalam sekali proses produksi.

55
No Nama bahan baku Jumlah(kg) Harga (Rp)
1 Garam 10 1.000/kg
2 Bawang putih 10 15.000/kg
3 Minyak goring 100 7 .000/kg
4 Kapur sirih 4 20.000/L

c.    Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.


Jumlah tenaga kerja
No TKDK TKLK
Pria Wanita Pria Wanita
3 - 4 2
                   Keterangan :
                   TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga
                   TKLK : Tenaga kerja luar keluarga
                   Upah tenaga kerja :
                          Pria                     : Rp.  30.000/ HKP
                          Wanita               : Rp.  30.000/HKP
                          Jam kerja            : 4-6 jam/hari

d.   Harga hasil produksi.


No Satuan Harga(Rp)
1 1 5. 000

2.3.1 Analisis usaha


Diasumsikan dalam satu kali proses produksi rata - rata dihasilkan
1000  bungkus keripik dengan harga produk Rp 5.000,00 per
bungkus. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan setiap pekerjaan selesai
dilakukan. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai
berikut :
1. Biaya Variabel
Jumlah @(Rp) Total(Rp)
TLKL 4 35.000 140.000
Bawang putih 10 kg 15.000 150.000
Garam 10 kg 1.000 10.000
Minyak goreng 100 kg 7.000 700.000
Plastik 10 pack 5.000 50.000

56
Kapur sirih 4 kg 20.000 80.000
Total 1.130.000

      2. Biaya Tetap


Nama Alat Jumlah @ (Rp) Umur Total (Rp)
Ekonomis setelah
Penyusutan
per tahun
Kompor gas 2 buah 200.000 5 400.000
Penggorengan 2 buah 50.000 5 10.0000
Sarung tangan 2 buah 5.000 1 100.00
Pisau 10 buah 10.000 4 100.000
TKDK 4 35.000 - 140.000
Total 750.000

     3. Total Biaya


         Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap 
                           = Rp 1.130.000,00 + Rp 750.000,00
                           = Rp 1.880.000,00
     4. Penerimaan Kotor
         Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
                                      = 1000 x Rp 5.000,00
                                      = Rp 5.000.000,00
     5. Pendapatan Bersih
         Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor –  Total biaya
                                       = Rp 5 000.000,00  – Rp 1.880.000,00
                                       = Rp 3.120. 000,00
     6. Pendapatan Keluarga
         Pendapatan Keluarga = Pendapatan bersih + Biaya tetap
                                           = Rp 3.120.000,00 + Rp 750.000,00
                                           = Rp 3.870.000,00

    Keuntungan dari hasil produksi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan


usaha tani selanjutnya karena dari keuntungan yang diperoleh, setelah dapat
mencukupi kebutuhan hidup masih ada uang yang tersisa yang dapat digunakan untuk
pengembangan usaha tani selanjutnya.  Dengan asumsi bahan baku singkong yang
digunakan dalam proses produksi sebesar 500 kg diperoleh keuntungan sekitar Rp

57
3.120.000,00. Sehingga jika 1 hektar tanah dapat menghasilkan 10 ton singkong,
maka keuntungannya adalah Rp 62.400.000,00. Dengan usaha keripik ini, tentu akan
diperoleh keuntungan yang lebih besar yang dapat meningkatkan penghasilan petani
dibandingkan jika hanya menjual singkong secara langsung.                 

4.3.2 Analisis SWOT


Berikut ini adalah analisis SWOT untuk Pemancingan 1000 :
a. Strengths / Kekuatan
 Warga sekitar menyukai Keripik Singkong
 Harga merakyat
 Konsep tempat usaha perorangan
 Menggunakan konsep Coba dulu
 Mudah di akses
 Memiliki website dan forum pribadi
 Bebas bahan pengawet
Hal yang dilakukan setelah analisis
 Mengutamakan bebas bahan pengawet
 Mengelola dengan baik website dan forum
 Menonjolkan konsep Inovasi Baru dan variasi
 Mempertahankan harga merakyat
b. Weakness / Kelemahan
 Banyak Pesaing
 Masih belum ada Brand

Hal yang dilakukan setelah analisis


 Menjadikan pesaing sebagai motivasi
 Membuat brand yang unik
c. Opportunities / Kesempatan
 Dengan daya inovatif dan kreatif usaha ini memiliki kesempatan besar
untuk menguasai pasar.

58
 Belum banyak tempat penjualan keripik sanjai mempunyai fasilitas
lengkap dan temapat pembuatan lansung keripik sanjai .
 Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar
Hal yang dilakukan setelah analisis
 Merekrut tenaga kerja dari warga sekitar
 Selaru merawat dan mengutamapaka tempat pembuatan keripik sanjai
secara lansung
 Mempertahankan konsep yang inovatif dan variatif
d. Threats / Ancaman
 Ketika musim hujan sangat sulit mendapatkan singkong dari pemasok
 Banyak pesaing yang mengikuti konsep yang telah kita buat.
Hal yang dilakukan setelah analisis
 Mempertahankan pengunjung dengan inovasi baru.

No Variabel yang Kekuatan skor kelemehan skor Selisih


mempengaruhi skor
Masyarakat
umum (Lubuk
Sikaping,Paya Bergantung
1 Segmen Pasar 2 1 1
kumbuh,Padan hari libur
g dan
sekitarnya)
Mudah
2 Lokasi 2 - 1 1
dijangkau
Mudah
3 Bahan Baku 2 Musiman 1 1
didapat
4 Tenaga Kerja Tersedia 2 - 1 1
Belum
menggunakan
5 Teknologi Tersedia 2 1 1
teknologi
modern
6 Pesaing Sebagai 2 Terdapat 1 1
motivasi banyak tempat

59
usaha Keripik
Sanjai
Daya tarik Kurang
7 Fasilitas 2 1 1
pengunjung perawatan

TOTAL 14 7 7

Tabel 11. Kekuatan Vs kelemahan Keripik Sanjai

No Variabel yang Peluang skor ancaman skor Selisih


mempengaruhi skor
Popular di Berebut
1 Segmen Pasar kalangan 4 dengan 2 2
masyarakat pesaing
Mudah
2 Lokasi 4 - 0 4
dijangkau
Mudah Musiman/
3 Bahan Baku 4 4 0
didapat Hujan
4 Tenaga Kerja Tersedia 4 - 4 0
Belum
menggunakan
5 Teknologi Tersedia 4 2 2
teknologi
modern
Terdapat
Sebagai
6 Pesaing 4 banyak tempat 4 0
motivasi
pemancingan
Daya tarik Kurang
7 Fasilitas 3 3 0
pengunjung perawatan

TOTAL 27 19 8

Tabel 12. Peluang Vs ancaman Keripik Sanjai

60
Rekapitulasi skor :
(Tabel 11) Kekuatan : 14 Kelemahan : 7 Kekuatan yang masih ada :7
(Tabel 12) Peluang : 27 Ancaman : 19 Peluang yang masih ada : 8
Kekuatan > kelemahan = 14 > 7 Peluang > Ancaman = 28 > 20
Dengan demikian usaha “Keripik Sanjai” tersebut masih layak untuk dibuka dan
kembangkan lebih baik lagi.

61
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan yaitu:
1. Dalam analisis survey penilaian gagasan usaha, usaha yang masih bisa
untuk dipertahankan dan kembangkan adalah usaha Keripik Sajai
2. Dengan kondisi lapangan yang sangat menguntungkan untuk
menunjang usaha Keripik Sanjai, membuka peluang dan kekuatan yang
kuat seperti bahan baku yang mudah didapatkan, lokasi yang mudah
dijangkau, fasilitas yang dapat menarik pengunjung, dan
pengorganisasian yang cukup baik.

5.2 Saran

1. Dengan potensi lingkungan dan kondisi yang cukup menunjang


banyak usaha-usaha yang dapat dibuka dan dikembangkan,
namun karena kurangnya fasilitator yang menunjang banyak
usaha yang kurang layak unutk dipertahankan.

62
DAFTAR PUSTAKA

Cabang Dinas Pertanian Kota Bukit Tinggi. 1998. Laporan Tahunan Statistik
Pertanian. Bukit Tinggi.

Dinas Pertanian. 1997. Laporan Tahunan statistik Pertanian .

http://www.google.com/Sentra-Emping-Klaten-Emping-Berkembang-Berkat-Usaha-
Sumini (1) - Kontan Online.html

http://www.google.com/Analisa Usaha Cuci Mobil dan Motor Sendiri - Analisa Bisnis


dan Usaha.htm

http://www.google.com/peluang usaha Keripik Sanjai, buka-usaha.com.htm

http://www.google.com/Keripik Sanjai.htm#.Us3ia6OEb2Y

http://fromhendra.blogspot.com/2013/02/makalah-usaha-keripik-singkong.html

http://cer4a.blogspot.com/2014/02/makalah-usaha-pembuatan-kripik-singkong.html

file:///C:/Users/lenovo/Downloads/Documents/Kabupaten%20Agam%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm

63

Anda mungkin juga menyukai