Anda di halaman 1dari 15

Bagian 3

Pengolahan singkong di Indonesia

Di Indonesia, singkong merupakan salah satu produksi hasil pertanian yang besar. Hal ini
berdampak besar sehingga singkong mempunyai potensi bahan baku yang banyak diolah
menjadi berbagai produk pangan di Indonesia. Perkembangan pengolahan singkong di
Indonesia sudah mulai berkembang dengan berbagai olahan singkong menjadi bahan mkanan
yang bervariasi dengan cita rasa yang banyak diminati oleh masyarakat. Berdasarkan jenis
produk olahan, mulai dari raw material singkong dapat dibuat menjadi produk olahan
langsung maupun produk awetan.

Pengolahan singkong yang tepat jika dikembangkan dapat menjadi sesuatu makanan yang
bersaing melihat kegunaan, manfaat serta produksi singkong yang cukup besar. Pengolahan
ubi kayu menjadi beberapa produk olahan merupakan upaya untuk mendukung program
ketahanan pangan dan diversifikasi pangan serta menjadi salah satu solusi masalah
ketergantungan dan kelangkaan satu bahan pangan pokok. Ada beberapa pengolahan
singkong sebagai bahan makanan di Indonesia yaitu:

1. Singkong menjadi produk tepung tapioka


Di Indonesia pengolahan ubi kayu menjadi tepung Tepung tapioka ini sering digunakan
sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan seperti: bakso, pempek, cimol, cireng,
cilok, batagor dan sebagai bahan dasar pembuatan kue tradisional serta beberapa jenis
kerupuk dan berbagai makanan lainnya lain sebagainya.

2. Singkong menjadi produk tepung Mocaf


Singkong dapat diolah menjadi bahan makanan yaitu Tepung mocaf. Tepung Mocaf ini
dapat digunakan untuk pembuatan kue kering seperti nastar dan kastengel, serta kue basah
seperti kue lapir, brownies, sponge cake, bihun dan campuran produk lain.

3. singkong diolah menjadi keripik


Pengolahan singkong menjadi produk keripik diolah dengan digoreng. Pengolahan dimulai
dengan singkong dikupas lalu dibersihkan. Lalu dipotong atau diparut menggunakan alat.
Setelah itu cuci Kembali singkong yang telah dipotong. Selanjutnya rendam singkong
dengan garam dan baking soda diamkan beberapa menit (± 15 menit). Setelah proses
perendaman lalu penggorengan singkong, Setelah selesai taburi singkong dengan berbagai
varian rasa (balado, original, bon cabe, dan lain sebagainya)
4. Singkong diolah menjadi es krim
Beda hal dari jenis makanan olahan singkong lainnya, Singkong dapat diolah menjadi
eskrim. Hal ini terjadi diawali dari pembuatan tepung singkong. Setelah itu berhasil membuat
tepunng dari singkong dilakukan tahap pencampuran tepung singkong dengan bahan lain
untuk pembuatan eskrim. Lalu setelah semua produk dicampur dan diaduk lakukan tap
pengemasan dan pendinginan. Setelah selesai eskrim telah siap disajikan.

5. Singkong diolah menjadi nugget


Singkong dapat juga diolah menjadi nuget dengan cara pengolahannya singkong diparut lalu
di blender serta dicampur dengan bahan bumbu (bawang putih, bawang merah,telur ayam,
penyedap rasa dan bumbu lainnya. Setelah itu masukkan adonan kedalam Loyang lalu
kukus.
6. Singkong diolah menjadi makanan tradisional
Melihat banyaknya produksi singkong di Indonesia, banyak masyarakat Indonesia yang
membuat jenis-jenis makanan tradisional khas daerah yang berbahan dasar singkong seperti,
onde onde, gethuk, lemet dan berbagai jenis makanan lainnya yang diolah dengan cara
dikukus.
7. Singkong diolah menjadi kue
Kue berbahan dasar singkong ini disebut kue singkong caramel dengan campuran bahan
lainnya sehingga mengahasilkan

Produk olahan berbahan dasar singkong diatas merupakan makanan yang pengolahannya di
Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan pengolahan singkong sebagai dilakukan di
suatu negara lain atau secara global.
1. Produk makanan
Sebagian besar secara global, singkong diolah menjadi produk tradisional diolah dengan cara
dikeringkan, dipanggang atau difermentasi. Di afrika produk olahan singkong lebih besar
untuk dikonsumsi manusia. Sementara daunnya dimanfaatin untuk beberapa aplikasi
tradisional seperti yang dibuktikan di Asia, terutama di Indonesia. Di Afrika dan Brazil daun
juga diolah sebagai suplemen mineral eksperimental untuk bayi dan anak kecil. Sedangkan
untuk akarnya lebih banyak dimanfaatkan untuk pembuatan produk makanan serta bahan
dasar dan bahan pelengkap pembuatan makanan.
2. Produk pakan
Produk yang paling umum dikenal digunakan untuk pakan ternak diolah menjadi pellet
singkong kering. Pelet ada sebagai asli (lunak, tidak betekanan uap) atau pellet keras
(bertekanan uap). Selain itu daun singkong digunakan di Asia untuk produksi ikan di tingkat
rumah tangga kecil. Di Brazil, daun singkong dicampur dengan keripik singkong atau limbah
tepung untuk pakan ternak.Dan semua penggunaan singkong dalam pakan ternak dibahas
secara luas di beberapa negara.
3. Penggunaan industry
Industri yang memanfaatkan singkong pada dasaranya dapat dibagi menjadi : sektor pangan
dan non pangan.
 Industri pengolahan makanan di sektor pangan : produk roti dan kue, mie bihun, sup, saus, es
krim, yoghurt, minuman laktat, pudding, daging olahan, permen coklat,
permenkareat,pembuatan selai, buah kalengan, jus,minuman ringan, penambah rasa,
penambah warna, pengganti lemak untuk produk makanan, sumber protein alternatif,
pemanis dan lain sebagainya.
 Pengolahan singkong sektor non pangan
Singkong secara global dapat diolah menjadi kertas, karton, dan kayu lapis. Dalam industry
tekstil dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi pengisi dan pengaku dalam barang-barang
kulit. Dalam industry faemasi dan kimia dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan untuk
pembuatan lem, cat, sabun, deterjen, pemutih insektisida, bahan peledak, plastic
biodegrdabel, polyester. Alcohol industry, obat-obatan seperti vitamin C, vit B12, antibiotic,
sebagai bahan pembuat kosmetik dan agen pengolahan air. Dlam industry pakan dapat diolah
dan dimanfaatkan sebagai pengganti protein dan sumber karbohidrat.

Berdasarkan pengolahan dan pemanfaatan di Indonesia terhadap suatu negara atau secara
global. Di Indonesia singkong lebih memanfaatkan akar sebagai bahan membuat makanan.
Berdasarkan bahan makanan pengolahan di Indonesia dan secara global, Indonesia sudah
mulai berkembang dalam mengolah singkong sebagai bahan makanan dilihat dari pengolahan
makanan dengan berbagai jenis serta variasi makanan yang diolah masyarakat Indonesia yang
rasa dan bentuknya menarik. ini dapat membuat negara Indonesia mampu bersaing dalam
kancah pasar pasar global. Namun, hal ini masih menjadi awal masyarakat Indonesia untuk
lebih berkembang dalam mengolah singkong sebagai bahan makanan yang lebih unik,
menarik serta menjadi daya Tarik . masyarakat global. Berdasarkan sebagai pengolahan
bahan makanan pakan ternak di Indonesia memanfaatkan nya namun tidak menjadi
pengolahan yang utama serta pengolahan daung singkong dibuat untuk menjadi sumber
makanan sebagai sayuran. Namun jika dibandingkan dengan negara lain, pengolahan
singkong di Indonesia masih minim dan perlu lebih dikembangkan dan dimanfaatkan dalam
berbagai sektor. Karena di beberapa negara secara global sudah memanfaatkan serta
mengolah singkong dalam berbagai sektor dan pengolahannya beraneka ragam baik dalam
pengolahan bahan makanan

Bagian 4 :
Pengolahan Singkong sebagai
Makanan Tradisional di Indonesia

Makanan tradisional merupakan makanan, minuman, makanan jajanan serta bahan campuran
yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau
masyarakat Indonesia. Umumnya makanan tradisisonal diolah dari resep yang sudah dikenal
oleh masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal yang
memiliki citarasa yang sesuai dengan seleranya. Ada berbagai jenis makanan tradisonal
masyarakat Indonesia yang berbahan dasar singkong seperti :

1. Gethuk
Gethuk merupakan makanan tradisional Magelang, Jawa Tengah. Bahan baku untuk
membuat gethuk adalah singkong
Proses pengolahan: kupas singkong, cuci bersih, lalu dikukus. Setelah matang, singkong
ditaburi garam secukupnya, gula merah, gula putih , dan ditumbuk halus. Hasil tumbukan
diratakan ditambir atau nyiru. Siapkan Loyang sudah dialasi plastik lalu ratakan adonan dan
ditekan agar padat lalu pindahkan keloyang datar lal[u potong Setelah itu gethuk siap
dihidangkan dengan ditaburi kelapa parut

2. Geblek
Geblek merupakan makanan tradisional Magelang dengan bentuk bulat berwarna putih
bersih. Makanan ini berbahan dasar singkong yaitu tepung tapioka dengan bumbu bawang
yang digoreng dengan pengolahan singkong diparut. Proses pengolahan dimulai dengan
memarut halus singkong kemudian disiram dengan air. Lalu, singkong diperas dan sisihkan
air perasan selama 2 – 3 jam hingga pati singkong mengendap. Selanjutnya, pati singkong
yang telah mengendap diambil dan tambahkan bumbu seperti garam, bawang putih ataupun
parutan kelapa agar rasanya lebih gurih.Kemudian, diaduk rata dan tambahkan pati singkong.
campur-campur adonan sampai kalis dan bumbunya merata. Lalu, bentuk adonan singkong
menjadi cincin kecil kemudian kita satukan membentuk angka delapan. Setelah itu, baru kita
goreng sampai matang dan renyah

3. Onde onde

Onde-onde merupakan makanan tradisional yang berasal dari masyrakat Bugis-Makassar


yang wajib ada pada ritual syukuran. Cara pengolahan : campur tepung ketan dan tepung
mocaf, kemudian tuang air hangat sedikit-demi sedkiti sampai dibisa dibentuk dan diberi isi
gula merah yang dicampur dengan kelapa parut kemudian dibentuk bulat-bulatan, diberi
bunga wijen, kemudian digoreng dan onde-onde mocaf siap di hidangkan.

4. Combro

Combro merupakan makanan tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari singkong denga
noncom di dalamnya. Cara mengolahnya : Singkong parut di campur bersama kelapa parut,
garam dan gula didalam satu wadah. Lalu, tumis bawang merah dan bawang putih. Setelah
itu masukkan oncom, garam, merica, cabai rawit, daun bawang, dan penyedap secara
bersamaan. Lalu ambil adonan dengan ukuran 60 gram, pipihkan da nisi dengan adonan isi.
Lalu bentuk bulat lonjong lalu goreng dalam minyak panas.

5. Opak

Opak merupakan makanan tradisional yang berasal dari Sunda, Jawa Barat. Makanan ini
salah satu bahan pangan lokal berbahan ubi kayu yang dapat berfungsi sebagai makanan
ringan atau cemilan sehat pelengkap. Cara pengolahan : Ubi kayu dikupas, dicuci dan
dipotong sepanjang 10 cm, Setelah itu ubi kayu direbus selama 2.5 jam sampai matang,
Tumbuk ubi kayu yang sudah direbus tambahkan garam sebanyak 1 sendok nasi, Kemudian
cetak menjadi lembaran opak ukuran 60x 40 cm dengan alat giles , Setelah dicetak diletakan
di idik (tempat jemur), Lakukan penjemuran selam 1 hari, Kemudian disimpan dan di
embunkan agar teksturnya menjadi lembek, Opak yang sudah kering digunting kecilkecil
ukuran 2.5 x2,5 cm, Setelah digunting digoreng selama 5 menit kemudian diangkat dan
ditiriskan, Setelah ditiriskan, dicampur dengan bumbu aneka rasa (balado, jagung bakar,
jagung manis).

6. Lemet

Lemet adalah kue tradisional berbahan dasar singkong yang berasal dari daerah Gunung
Kidul. Lemet dibuat dengan singkong yang ditambahkan dengan parutan kelapa dan gula
aren. Cara pengolahannya : kupas singkong, cuci bersih , lalu parut, kemudian parut kelapa
muda. Setelah itu sisir gula merah, campurkan singkong, kelapa muda, gula merah, garam,
vanili, tepung kani, aduk rata. Kemudian, siapkan daun pisang, tuang sendok makan adonan
ke dalan daung pisang yang telah dipotong-potong. Lalu bentuk sesuai keinginan, panaskan
kukusan, masukkan lemet, kukus sekitar 30 menit.

7. Colenak/ tape bakar

Colenak atau tape bakar adalah makanan tradisional dari Bandung yang disantap dengan
dicocolkan gula jawa cair yang dicampurkan dengan parutan kelapa. Cara mengolahnnya :
pisahkan serat singkong yang ditengah lalu saring agar seratnya tidak tercampur. Kemudian,
bentuk tape singkong seperti segitiga dengan ukuran 35 gram. Setelah itu, Rebus gula merah,
gula putih, garam dan daun pandan sampai bahan larut. Lalu, Angkat lalu saring kemudian
rebus kembali lalu masukan kelapa parut, aduk-aduk hingga mendidih dan agak kering.
Kemudian, Panaskan pan atau Teflon beri sedikit mentega, panggang adonan yang sudah
dibentuk sampai berwarna kekuningan, sajikan dengan kelapa parut yang sudah dicampur
dengan gula tadi.

8. Sawut

Sawut merupakan makanan tradisional berbahan dasar singkong diparut kasar dengan rasa
yang manis yang bersal dari Jawa Tengah. Jika di dengar kata sawut artinya berantakan
karena secara fisik makanan ini disajikan seadanya saja. Cara mengolahnya: Dalam wadah,
campur singkong, gula merah dan garam, aduk rata. Kemudian dalam wadah lain campur
kelapa parut dan garam, aduk rata. Setelah itu, siapkan kukusan. Lalu kukus singkong hingga
matang, sembari kukus kelapa parut. Pastikan mengukus singkong dan kelapa parut dengan
wadah terpisah.lalu sajikan singkong dengan kelapa parut.

9. Keripik

Keripik singkong asalnya dari daerah Sulawesi selatan. Keripik singkong dibuat dari bahan
dasar singkong dengan proses pengolahannya dengan cara : Pengolahan singkong menjadi
produk keripik diolah dengan digoreng. Pengolahan dimulai dengan singkong dikupas lalu
dibersihkan. Lalu dipotong atau diparut menggunakan alat. Setelah itu cuci Kembali
singkong yang telah dipotong. Selanjutnya rendam singkong dengan garam dan baking soda
diamkan beberapa menit (± 15 menit). Setelah proses perendaman lalu penggorengan
singkong, Setelah selesai taburi singkong dengan berbagai varian rasa (balado, original, bon
cabe, dan lain sebagainya).

Berdasarkan jenis-jenis makanan tradisional yang diolah dengan berbahan dasar singkong di
Indonesia sudah mulai berkembang. Dimana, banyak masyarakat Indonesia mengolah
makanann tradisional dengan beraneka jenis dan variasi rasa yang menarik perhatian
masyarakat local maupun global. Hal ini terlihat ada beberapa makanan tradisional dengan
bahan dasar singkong dijual di pasar global.

Bagian 5
Perkembangan Industri Keripik Singkong di Indonesia

Keripik singkong merupakan salah satu makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar ubi
kayu dengan cara pengolahan digoreng. Keripik singkong ini juga banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia karena rasanya yang enak, renyah gurih serta tersedia aneka varian rasa
yang beragam.
Di Indonesia, keripik singkong sudah mengalami perkembangan. Hal ini dilihat dari banyak
jenis makanan ringan dan cemilan yang dibuat sebagai bisnis oleh masyrakat Indonesia
dengan berbagai varian rasa seperti : rasa original, rasa balado setan, rasa balado domlele
dumbo, keripik singkong pedas gila, keripik singkong pedas manis, keripik singkong kunyit,
keripik singkong asin, keripik singkong bawang putih dan banyak aneka rasa lainnya.
Aneka rasa ini dibuat dengan cara menambah bahan lain seperti: kunyit, bawang putih, lele
dumbo, garam, gula, dan bahan lainnya sesuai jenis varian yang diberikan pada keripik
singkong. Karena varian rasa yang dijual dipasaran telah beraneka ragam maka banyak
customer membeli keripik singkong ini customer dapat memilih sesuai keingan rasa.
Untuk menghasilkan produk singkong yang berkualitas, perlu adanya metode yang digunakan
dalam proses pembuatannya. Keripik singkong ini, telah menggunakan metode proses
pembuatannya dengan cara menggunakan teknologi dalam proses pembuatan keripik
singkong, teknologi yang digunakan berupa alat pemotong singkong. Sehingga hasil
pemotongan keripik singkong ini tipis dan sesuai ukuran dengan yang lainnya. Kemudian,
keripik singkong ini dapat di produksi dalam jumlah yang banyak serta proses nya tidak
memakan waktu yang lama meskipun produksinya banyak karena telah menggunakan
teknologi dalam proses pembuatannya.

Keripik singkong ini juga memberikan nama agar para customer tertarik untuk membelinya.
Dimana, jika nama dari produk yang dibuat perusahaan unik atau beda dari yang lain, Hal itu
membuat customer penasaran tentang produk tersebut serta ingin membeli untuk
menghilangkan rasa penasaran. Para pengusaha bisnis keripik singkong ini, memasarkan
produk mereka secara langsung dan tidak langsung (Online).
Pemasaran yang dilakukan secara langsung, dengan memasarkan nya dibantu oleh re-seller
ataupun langsung memasarkannya dengan menjual ke pasar.
Selain itu, dalam pemasaran telah banyak pengusaha bisnis keripik singkong ini
menggunakan website bisnis sendiri serta media pemasaran seperti yang dibantu oleh shoppe,
Lazada dan lain sebagainya.
Berdasarakan hal diatas, keripik singkong sudah mengalami perkembangan yang signifikan
serta cara pengolhan dan proses pembuatannya sudah mengalami perkembangan dengan
menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman.
Bagian 9
Peran Singkong pada Ketahanan
Pangan di Indonesia

Menurut UU No. 7 Tahun 1996, defenisi ketahanan pangan adalah kondisi


terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: tersedianya pangan secara
cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; aman; merata; dan terjangkau.
Ketersediaan pangan yang dapat dijangkau berbagai pihak mampu menjaga stabilitas
ekonomi nasional di tengah dinamika global. Maka dari itu, ketahanan pangan perlu menjadi
fokus untuk ditingkatkan dengan mewujudkan pangan yang berdaulat (food sovereignty) dan
mandiri (food resilience).
peran singkong pada ketahanan pangan di Indonesia masih dianggap sebagai pangan kelas
bawah (inferior), Namun kenyataannya ada beberapa masyarakat Indonesia yang
mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok yang dikombinasikan sebagai lauk pauk
seperti daging, ikan, dan sayur-sayuran sehingga tetap diperoleh gizi seimbang. Singkong
merupakan pangan yang kaya akan nutrisi dan kaya serat. Berdasarkan sumber gizi dan
mudah diperbaiki semua aspek produksinya (produktivitas dan perluasan), penerimaan
(modifikasi olahan) dan pembiayaan. Sehingga hal ini dapat menjadi alasan bahwa Singkong
adalah pilihan yang paling baik sebagai bahan pokok pangan serta mampu menjaga
ketahanan pangan di Indonesia.

Pemerintah juga ikut berperan pada perkembangan singkong sebagai ketahanan


pangan di Indonesia, Regulasi pemerintah terkait peran singkong pada ketahanan pangan di
Indonesia dari sisi pendanaan, Pemerintah menyediakan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dan kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dapat diakses oleh
pelaku sektor pertanian dengan bunga yang hanya sebesar 3 persen hingga akhir tahun 2022.
Selain itu, plafon kredit KUR pada tahun 2022 juga ditingkatkan hingga Rp373,17 triliun dan
plafon KUR Mikro (tanpa agunan tambahan) yang sebelumnya di atas Rp10 juta hingga
Rp50 juta, ditingkatkan menjadi di atas Rp10 juta hingga Rp100 juta. Pemerintah telah
meningkatkan plafon KUR menjadi sebesar Rp373,17 triliun pada tahun 2022 sehingga
Pemerintah Daerah atau Kementerian bisa menggunakan baik untuk pengadaan alsintan
maupun korporatisasi daripada pertanian,. KUR bertujuan untuk meningkatkan dan
memperluas pelayanan Bank kepada UMKM produktif, meningkatkan kapasitas daya saing
UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, serta
menanggulangi kemiskinan.

Pendanaan pembangunan pertanian berasal dari APBN baik yang bersumber dari rupiah
murni (Pemerintah Pusat/APBN, Dekon, Tugas Perbantuan). Pendanaan PHLN berupa
Pinjaman di Kementerian Pertanian diantaranya bersumber dari International Fund for
Agricultural Development (IFAD), World Bank (WB), sedangkan untuk Hibah berasal dari
Japan International Cooperation Agency (JICA), Food and Agriculture Organization (FAO),
dan Lembaga/organisasi internasional lainnya. Pinjaman Luar Negeri digunakan untuk
peningkatan kapasitas SDM Pertanian di area pengelolaan irigasi, pengembangan kemitraan
dengan pelaku usaha, peningkatan minat generasi muda di sektor pertanian, inovasi,
diseminasi dan hilirisasi hasil-hasil penelitian, serta pemanfaatan lahan sub optimal untuk
ketahanan pangan.

Kemudian, pemerintah juga mengadakan Program PEN di sektor pertanian yang dijalankan
pemerintah untuk penguatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Program ini bermanfaat dalam peran singkong dalam ketahanan pangan nasional yaitu :
pembangunan food estate berbasis korporasi dalam kerangka penguatan sistem pangan
nasional pengembangan korporasi petani dengan arah menuju sistem agribisnis hulu hilir
yang mengedepankan pemberdayaan petani.

Sedangkan dari aspek kelembagaan, upaya yang dilakukan Pemerintah adalah dengan
membentuk Badan Pangan Nasional melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun
2021. Lembaga ini diberikan kewenangan terkait pengelolaan cadangan pangan Pemerintah,
pelaksanaan kegiatan stabilisasi pasokan dan harga, penguatan sistem logistik pangan,
pengentasan wilayah rentan rawan pangan, pengembangan penganekaragaman pangan dan
pengembangan potensi pangan lokal. Penataan dan Penguatan kapasitas kelembagaan
Kementerian Pertanian dari pusat sampai ke daerah dilakukan dengan memperhatikan
Kebijakan pembangunan nasional, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah serta
peraturan perundangan terkait yang berlaku.
Selain itu, Pemerintah juga melakukan diversifikasi pangan lokal dengan
meningkatkan produksi jagung, sorgum, sagu, dan singkong melalui perluasan lahan dan
pembukaan area baru dalam rangka peningkatan produksi sebagai alternatif bahan pangan
impor.
Pemerintah juga mengembangkan berbagai kawasan sentra mandiri pangan berbasis
korporasi petani untuk meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi produksi pertanian melalui
Program Food Estate di beberapa wilayah yaitu Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa
Tenggara Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Papua, serta Program Closed Loop yang
telah dikembangkan di Sukabumi, Garut, dan Sikka. (EKON/dep/hpy)
Bukan hanya itu, regulasi pemerintah terhadap singkong juga mengadakan Permentan
tentang Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi. Pupuk bersubsidi yang berkaitan dengan
pengadaannya, penyalurannya, dan harganya, memiliki peran penting dalam meningkatkan
produktivitas komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional
Lumbung pangan (Food Estate) merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan
secara terintegrasi yang mencakup pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan di suatu kawasan berskala luas dengan menggunakan sistem industrial yang
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, organisasi dan manajemen modern
dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan lestari yang berwawasan lingkungan
dan kelembagaan yang kuat, serta dikelola secara profesional, didukung oleh sumberdaya
manusia yang berkualitas.
Dampak Keberhasilan pengembangan kawasan food estate berbasis korporasi petani akan
meningkatkan ketahanan pangan (food security) nasional dan optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya serta membuka peluang bisnis secara lebih rasional dan efisien, serta dikelola
dengan manajemen korporasi petani yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mewujudkan
sistem produksi pangan terhadap proyeksi produksi singkong yang maju, mandiri, dan
modern serta berkelanjutan. Dampak positif dari program ini pada proyeksisingkong , Food
estate ini infrastruktur terbangun dengan baik, irigasi mulai diperbaiki, ifrastruktur jlana juga
dibangun, Sedangkan dampak untuk masyrakat adalah lapangan pekerjaan dan pertumbunhan
ekonomi.
Namun, ada kasus tepatnya di daerah Kalimantan Tengah justru gagal dimana hamparan
kebun singkong yang layu, dimana usia singkong setahun lebih yang di tanam kerdil-kerdil
karena kurang gizi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan daripada pihak yang
bertanggungjawab akan hal ini. Dari hal ini perlu evaluasi ulang untuk memulihkan gagal
panen yang terjadi. Bukan hanya itu, di Kalimantan Tengah Program food estate dilakukan
diatas lahan PLG , sifat lahan gambut pada dasarnya basah. Dalam prakteknya pertanian di lahan
gambut dapat merusak ekosistem tanah apabila tidak memperhatikan kaidah-kaidah terhadap
lingkungan. Berdasarkan hal ini sebaiknya untuk mengadakan program food estate memperhatikan
karakteristik lahan gambut sehingga tidak menimbulkan resiko yang tidak di inginkan.
Kemudain dari sudut pandang masyarakat tentang Keberadaan food estate sangat tidak adil
dirasakan masyarakat, mulai dari awal masukknya tidak ada sosialisasi dan keterbukaan titik
koordinat terkait lahan food estate. Kedua, masyarakat adat atau masyarakat lokal digaji tidak sesuai
dengan biaya hidup yang tinggi, bahkan mereka tidak mendapatkan pelatihan tekonologi pertanian.
Padahal seharusnya perusahaan memfasilitasi masyarakat dalam program pertanian modern
berbasis teknologi. Sebaiknya program ini harus segera dibenahi tata kelolanya, agar tetap
mematuhi kaidah berwawasan lingkungan.
Berdasarkan kasus dampak negative yang terjadi maka pihak pemerintah perlu mengevalusai
Kembali tentang program yang dilakukan ini untuk keberjasilan dari program tersebut.

Bagian 11
Dampak Industri singkong
terhadap lingkungan

Contoh kasus terhadap industry singkong :

https://www.kompasiana.com/firman_seponada/54ffb271813311eb5dfa6f0c/kutukan-
industri-tapioka

Pada kasus yang terjadi di Lampung tepatnya di Gunung sugih terjadi isu gangguan
lingkungan akibat dua perusahaan yaitu PT Budi Sakura Starch dan Budi Acid Jaya. Dimana,
perusahaan ini membuang limbah di kolam penampungan yang kemudian merembes ke
sumur-sumur warga. Akibat perlakuan industri singkong dua perusahaan tersebut terjadi
beberapa dampak pada lingkungan sekitar seperti berikut :

1. Ekonomi

 Warga membeli sumber air bersih akibat sumur yang telah tercemar. Sehingga hal ini
memberikan dampak kerugian

 Belum ada rakyat sejahtera dari usaha ini karena diganjal kartel yang dibangun pengusaha
besar.

 Pemerintah daerah juga tidak memperoleh pendapatan signifikan dari sektor ini.

 tercemarnya sungai. Ikan, udang, dan keong mati dan punah karena tempat hidup mereka
sudah mengandung racun. Hal ini memberikan kerugian besar terhadap masyarakat.

2. Fisik kimia

 sianida yang terlarut dalam air sungai dan menguap ke udara. . Limbah cair mengandung
sianida itu dihasilkan dari proses pembuatan tapioka, mulai dari pencucian bahan baku
sampai proses pengendapan pati.

 Gejala penyakit akibat keracunan sianida, misalnya, tidak terlalu khas. Sehingga orang sering
menyepelekannya. Seperti, sakit kepala, sesak nafas, tubuh lemah, buang air kecil tidak
lancar. Penderitanya menyangka kena sakit biasa. Mereka tidak menyadari telah teracuni
bahan kimia berbahaya

 tercemarnya sungai. Ikan, udang, dan keong mati dan punah karena tempat hidup mereka
sudah mengandung racun. Warga pun tidak bisa lagi mengonsumsi sumber gizi yang
sebelumnya gampang diperoleh itu. Sungai juga sudah tidak boleh lagi untuk mandi,
mengairi sawah dan kebun, juga diminum ternak. Air limbah yang masuk tambak akan
membunuh ikan piaraan.
 Merosotnya kualitas sungai-sungai di Lampung, dapat dijelaskan dari sudut pandang ini.
Sungai yang dulunya besar dan berair bersih, sekarang banyak yang menciut dan kotor akibat
bahan kimia dari tepung tapioka

3. Sosial

 warga tidak bisa meminum air sumur karena tercemar

 Jalan-jalan provinsi, kabupaten, dan desa juga rusak berat dilindas truk-truk pengangkut
singkong. jalan yang dibikin hanya kuat menahan beban maksimal delapan ton, tetapi dipaksa
menyangga mobil bermuatan 25 ton. Dan, perbaikan jalan rusak itu anggarannya dari dana
publik. Bukan dari para pengusaha yang justru biang perusaknya.

 Warga terganggu karenaUdara yang dihirup warga akibat limbah dari pabrik mengeluarkan
aroma tidak sedap.

4. Biologis

 Dalam bidang biologis, lingkungan hidup rusak berat akibat pola monokultur ubi kayu yang
haus lahan. Akibatnya tanah menjadi kurus, tandus, dan berujung pada erosi

 sebagian masyarakat mengonversi ladang-ladang mereka menjadi kebun singkong.


Akibatnya, kawasan yang dulunya hutan berubah menjadi titik rawan longsor yang
melenyapkan sumber-sumber air. Berkurangnya hutan kemudian segera menyebabkan
sungai-sungai menjadi dangkal. Arusnya melemah akibat dibendung lumpur dan kekurangan
pasokan air menyusul menyusutnya mata-mata air. Sungai kekeringan pada musim kemarau.

5. Gangguan Kesehatan

 Nyamuk penyebar penyakit menular, seperti malaria, demam berdarah, dan chikungunya,
populasinya meledak. Hal ini disebabkan oleh air limbah dari pabrik.

 Aroma tidak sedap dari limbah pabrik dapat mengganggu gangguan pernapasan warga.

Saran :
Akibat dari isu lingkungan yang terjadi banyak gangguan yang dialami masyarakat dalam
berbagai bidang sektor seperti yang telah terjadi terkait isu lingkungan dari masalah diatas.
persoalan limbah industri ini akan semakin besar dan rumit. kelangsungan lingkungan hidup
tidak akan bisa terjamin. Sehingga masalah ini harus ditangani secepat mungkin. Untuk
perbaikan kedepannya sebaiknya pihak pemerintah lebih memperketat terkait syarat-syarat
dan pengawasan dalam izin industri. Sehingga, perusahaan industri singkong tidak
mengganggu aktivitas masyarakat.

Terkait kerugian yang dialami oleh warga, seharusnya dua perusahaan tersebut meminta maaf
dan memberikan ganti rugi terkait apa yang dialami oleh warga dan seluruh permintaan
warga akibat dampak dari perusahaan dipenuhi oleh pihak perusahaan. Kemudian mengenai
sumber air bersih, perusahaan membuat suatu sumur bor untuk dijadikan sebagai sumber air
bersih oleh warga. Terkait limbah dari industry sebaiknya pihak perusahaan lebih
memperhatikan peraturan limbah industry yang sudah dietatpkan dalam perizinan industry.

Anda mungkin juga menyukai