Tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian selain mengandung kadar karbohidrat tinggi juga
mengandung vitamin dan mineral. Jenis tanaman ini juga tahan terhadap suhu tinggi. Kandungan mineral/air yang
terdapat pada bahan pangan serealia, kacang-kacangan dan umbi membuat tidak dapat bertahan lama setelah
dipanen.
Bahan pangan setengah jadi dari beras yaitu kerupuk gendar, rengginang, tepung beras, bihun, dan beras instan.
b. Jagung
Pengolahan jagung menjadi bahan setengah jadi yaitu jagung pipil kering, beras jagung, tepung jagung/maizena,
dan jagung instan.
c. Gandum
Pengolahan gandum menjadi bahan setengah jadi yaitu whole oat, aneka pasta, dan tepung gandum/terigu.
d. Sorgum
Pengolahan sorgum menjadi bahan setengah jadi yaitu biji/beras sorgum dan tepung sorgum.
Pengolahan ubi jalar menjadi bahan setengah jadi yaitu pati ubi jalar, gaplek (irisan ubi kering), dan tepung ubi jalar
ungu.
b. Singkong/Ubi Kayu
Pengolahan singkong menjadi bahan setengah jadi yaitu kerupuk tette, keripik singkong, gaplek, tiwul instan, beras
singkong, tepung tapioka/pati, tepung singkong, dan tepung mokaf.
c. Talas
d. Kentang
Pengolahan kentang menjadi bahan setengah jadi yaitu tepung kentang dan kentang beku
Teknik Pengolahan
1. Fermentasi
2. Enzim
1. Gula Pasir
2. Garam Dapur
3. Cuka
4. Bawang Putih
5. Kunyit
6. Kluwak
b. Pengawet Sintetis (Bahan Tambahan Makanan )
Komponen yang terdapat dalam asap adalah senyawa antimikrobia dan komponen antioksidan.
#1. Perencanaan
#2. Pelaksanaan/Pembuatan
Bahan Beras, bumbu garam, bawang putih, terasi dikira-kira secukupnya, dan minyak goreng.
Alat : (a) Baskom, (b) panci, (c) dandang pengukus, (d) rice cooker, (e) centong kayu, (f) sutil spatula, (g) wajan
penggorengan, dan (h) ulekan.
Proses Pembuatan :
Tuang beras ketan berbumbu pada rice cooker, beri air lalu masaklah hingga matang.
Ambil satu sendok nasi dan bentuk pipih, lalu taruh di tampah.
Setelah nasi dibentuk pipih, susun di tampah dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.
Gorenglah rengginang kering dengan minyak yang banyak hingga merekah dan matang
#3. Penyajian/Pengemasan
b. Tempe
Bahan: Kacang kedelai 1 kg, ragi tempe 2 gram, dan air sesuai kebutuhan.
Alat: Panci, baskom, tampah/baki, bungkusan plastik/daun pisang, garpu untuk melubangi plastik berisi tempe.
Cuci kedelai sampai bersih kemudian rendam selama kurang lebih enam jam. Kedelai akan mengembang.
Proses Pembuatan
1. Bersihkan dan rendam kedelai dalam air selama semalam (24 jam).
2. Kupas kulit kedelai dengan meremas-remas hingga seluruh kulit ari kedelai terlepas, lalu cuci kedelai
hingga bersih lagi. Pastikan kulit ari kedelai terlepas dan kedelainya terbelah. Kedelai yang masih terbungkus kulit ari
tidak dapat terproses oleh ragi tempe dan akibatnya tempe yang dihasilkan akan busuk. Biji kedelai yang terbelah
akan menghasilkan tempe yang lebih padat.
3. Rebus kedelai hingga air mendidih. Matikan kompor dan tiriskan kedelai. Perebusan dimaksudkan untuk
melunakkan biji kedelai.
4. Bila kedelai rebus masih keras, rebus kembali kedelai hingga air mendidih. Buang air dan tiriskan kedelai.
5. Angkat kedelai yang sudah direbus dan dinginkan di atas tampah besar (nampan besar) hingga kedelai
dingin.
6. Pindahkan kedelai yang di tampah ke dalam baskom. Tambahkan ragi tempe dan aduklah hingga rata.
Dalam mengaduk hendaknya menggunakan sendok agar tempe yang dihasilkan tidak terkontaminasi bakteri.
7. Masukkan campuran kedelai ke dalam plastik atau daun pisang.
8. Kedelai yang sudah dibungkus plastik/daun, letakkan di tampah dan tutup dengan kain/handuk kecil.
9. Tempe siap dipasarkan. Ciri fermentasi yang berhasil sempurna, jika kedelai tertutup jamur putih secara
merata dan tempe berbau segar.
10. Setelah tempe jadi, segera bekukan/simpan di tempat yang dingin atau buka plastiknya karena proses
fermentasi masih berlanjut.
c. Kerupuk Tette
Bahan:
Alat:
2. Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Jagung Pipil dan Beras Tiwul Instan
a. Jagung Pipil
Bahan:
Alat:
Proses Pembuatan:
Perencanaan
Membuat tiwul instan sebagai makanan modern untuk melestarikan kuliner kearifan lokal khas Yogyakarta.
Pelaksanaan/Pembuatan
Persiapan
Proses Pembuatan
Pengawetan adalah proses yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk makanan. Terdapat berbagai metode
pengawetan yang dapat digunakan, dan salah satunya adalah pengawetan secara fermentasi dan penambahan enzim.
Proses ini tidak hanya memperpanjang umur simpan produk makanan, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dan rasa produk.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai fermentasi dan penambahan enzim sebagai contoh
pengawetan secara.
Beberapa contoh produk makanan yang dihasilkan melalui fermentasi antara lain tempe, yogurt, kefir, miso, dan anggur.
Proses fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri atau ragi, dan dapat berlangsung selama beberapa hari
hingga beberapa minggu, tergantung pada jenis produk dan bahan baku yang digunakan.
Manfaat Fermentasi
Pengawetan secara fermentasi memberikan beberapa manfaat, antara lain:
Meningkatkan nilai gizi: Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisi dalam makanan, seperti protein,
vitamin, dan asam amino. Contohnya, fermentasi kedelai menjadi tempe meningkatkan kandungan protein dan asam
amino dalam kedelai.
Memperpanjang umur simpan: Produk yang dihasilkan melalui fermentasi memiliki umur simpan yang lebih lama
dibandingkan dengan bahan mentahnya. Contohnya, yogurt dapat bertahan selama beberapa minggu dalam lemari
pendingin.
Meningkatkan rasa dan aroma: Proses fermentasi dapat menghasilkan rasa dan aroma yang unik dan kompleks.
Contohnya, fermentasi susu menjadi kefir memberikan rasa asam dan segar yang khas.
Penambahan enzim dapat dilakukan secara alami, dengan menggunakan sumber enzim dari buah, sayuran, atau hewan, atau
secara sintetis, dengan memproduksi enzim melalui teknologi rekayasa genetika. Proses ini memungkinkan enzim spesifik
untuk digunakan dalam pengawetan makanan sesuai dengan kebutuhan produk.
Manfaat Penambahan Enzim
Penambahan enzim dalam pengawetan makanan memberikan beberapa manfaat, antara lain:
Mempercepat proses reaksi kimia: Enzim dapat mempercepat pembentukan senyawa baru dalam makanan, sehingga
dapat memperpanjang umur simpan produk. Contohnya, enzim lipase dalam pengolahan keju dapat mempercepat proses
pematangan keju.
Memperbaiki tekstur dan rasa: Enzim dapat digunakan untuk memecah senyawa kompleks dalam makanan sehingga
menghasilkan tekstur dan rasa yang diinginkan. Contohnya, enzim papain dalam pengolahan daging dapat membuat
daging menjadi lebih lunak.
Memperbaiki nilai gizi: Enzim dapat meningkatkan kandungan nutrisi dalam makanan melalui proses perubahan kimia.
Contohnya, enzim protease dapat meningkatkan kadar protein dalam tepung gandum.
Tempe
Tempe adalah hasil fermentasi kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus. Proses fermentasi ini membuat protein
dalam kedelai menjadi lebih mudah dicerna dan meningkatkan kandungan asam amino, sehingga tempe menjadi sumber
protein yang baik bagi konsumen.
Keju
Pada proses pembuatan keju, enzim lipase digunakan untuk mempercepat pematangan keju dan memberikan rasa dan
aroma khas pada keju tertentu, seperti keju cheddar, parmesan, atau gorgonzola.
Bir
Proses fermentasi dalam pembuatan bir melibatkan ragi untuk mengubah gula menjadi alkohol dan gas karbon dioksida.
Proses ini memberikan rasa dan aroma yang khas pada bir, dan memperpanjang umur simpannya.
Tepung Sagu
Enzim amilase digunakan dalam proses pembuatan tepung sagu untuk memecah pati menjadi gula sederhana, sehingga
menghasilkan tepung sagu dengan tekstur yang lembut dan mudah larut dalam air.
3. Apa saja manfaat konsumsi produk makanan hasil fermentasi dan penambahan
enzim?
Produk makanan hasil fermentasi dan penambahan enzim dapat memberikan manfaat bagi kesehatan usus, meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh. Selain itu, produk makanan yang dihasilkan
dari fermentasi dan penambahan enzim juga dapat memberikan variasi rasa dan tekstur yang lebih menarik.
Dengan menggunakan fermentasi dan penambahan enzim sebagai contoh pengawetan secara, kita dapat melihat bagaimana
proses ini tidak hanya memperpanjang umur simpan produk makanan, tetapi juga memberikan manfaat gizi dan rasa yang
baik untuk konsumen. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai proses fermentasi dan penambahan enzim, industri
makanan dapat terus mengembangkan produk-produk inovatif yang aman, bergizi, dan lezat bagi konsumen. Semoga artikel
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pengawetan secara fermentasi dan penambahan enzim dalam
industri makanan.