BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM)
DIUSULKAN OLEH:
1. Pbriyanto
2. Isnawati
3. Syarifuddin
4. Ilham Albar Amiruddin
5. Wa Ania
UNIVERSITAS TERBUKA
BAUBAU
2019
RINGKASAN
A. Latar Belakang
Kelurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau sebelah barat
berbatasan dengan laut (Kelurahan Liwuto) sebelah utara berbatasan dengan jalan raya,
sebelah selatan berbatasan dengan laut (Kelurahan Waruruma), sebelah timur berbatasan
dengan jalan poros (Kelurahan Liabuku) sehingga kelurahan ini berada di muara
sungai ,yang menyebabkan adanya hutan manggrove yang rencananya akan dijadikan
pesona wisata. Ada tiga tempat wisata yang ingin dikembangkan Karang Taruna Harapan
Kita Kelurahan Lakologou yaitu Muara Lakologou, Permandian Bungi dan Air Terjun
Kogawuna. Tiga destinasi wisata ini jika sudah diolah dan ditata akan meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat
Mata pencaharian Penduduknya didominasi oleh petani dan Nelayan Terdiri dari 2
RW dan 9 RT dan dibagi menjadi lingkungan 3 lingkungan yaitu Bungi Topa dan
Umala. Pendidikan KK yang mendominasi oleh tamatan SD, sehingga sebagian besar
masyarakatnya yang berprovesi sebagai Nelayan, merantau ke wilayah papua untuk
mencari Ikan di sana. Berikut data sumber daya manusia Kelurahan Lakologou. Salah
satu hasil kebun petani adalah Tanaman Mete
Tanaman mete sangat sesuai ditanam di daerah kering seperti Di wilayah kebun
warga Kelurahan Lakologou kecamatan Kokalukuna Kota Baubau Provinsi Sulawesi
Tenggara. Tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan mempunyai toleransi
terhadap pH yang sangat luas dan dapat tumbuh dengan baik pada tanah pasir di
pantai maupun di tanah laterit yang khusus (Muljoharjo, 1990). Masyarakat Kelurahan
Lakologou juga menyambut baik usaha pengembangan tanaman ini. Berdasarkan data
luas areal dan produksi jambu mete di
Tanaman ini disamping berfungsi sebagai tanaman penghijauan juga mempunyai
nilai ekonomis. Tanaman mete yang menghasilkan biji mete merupakan produk utama
sedangkan buah semunya bagi pemelihara sapi diberikan kepada sapi peliharaannya
tetapi sebagian besar dibuang begitu saja sehingga dapat mengganggu lingkungan.
Daging buah jambu mete merupakan pembesaran tangkai buah sehingga disebut buah
palsu, sedangkan biji mete yang terletak di atasnya adalah merupakan buah yang
sebenarnya (Wills et al., 1998). Cairan atau sari buah semu jambu mete masih dapat
dimanfaatkan dan memberikan nilai ekonomis, sedangkan biji metenya dapat diolah
menjadi kacang mete. Sampai pada saat ini masyarakat di Kelurahan Lakologou belum
tahu cara memanfaatkan buah semu jambu mete, sedangkan pengolahan biji mete
menjadi kacang mete hanya ada pada beberapa kelompok tani.
Di Kelurahan Lakologou ada beberapa kelompok tani antara lain Kelompok
Wanita Tani dan Ibu PKK. Kedua kelompok tani tersebut sampai sekarang ini hanya
mengolah biji mete menjadi kacang mete. Mereka belum mengolah buah semu jambu
mete menjadi beberapa produk yang sebenarnya mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi. Apalagi saat musim panen, buah semu jambu mete hanya dimanfaatkan untuk
pakan ternak sapi dan jika berlimpah buah semu jambu mete dibuang begitu saja
sehingga merupakan limbah bagi lingkungan sekitar. Pada saat tim kami melakukan
penjajagan ke lapangan, kedua Kelompok Wanita Tani tersebut sangat antusias
menyambut rencana program iptek bagi masyarakat yang kami tawarkan terutama
melihat Ketua masing-masing kelompok yang ingin memajukan kelompok taninya agar
mampu membentuk usaha ekonomi mikro yang mandiri.
Pembuatan selai/jam, sari buah dan dodol adalah salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memanfaatkan buah semu mete dan gula lontar yang dihasilkan di
Kelurahan Lakologou tersebut. Pemanfaatan buah semu ini selain akan dapat menambah
pendapatan petani juga akan mengurangi limbah yang ditimbulkan oleh buah semu mete
tersebut. Jadi dengan memberikan masukan teknologi dan bantuan alat yang diperlukan
untuk pengolahan buah semu jambu mete dan gula lontar, diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani mete yang ada di sana.
Sampai saat ini Di Kelurahan Lakologou, baik Kelompok Tani dan Ibu PKK
belum mampu mengolah buah semu jambu yang menjadi hasil utama kebun mereka.
Padahal kalau mereka mampu memanfaatkan secara maksimal sebenarnya mereka bisa
mengolah buah semu jambu mete menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi
seperti selai/jam, abon dan dodol.
Untuk pengolahan biji mete menjadi kacang mete yang telah berlangsung di sana,
Kelompok Wanita Tani dan Ibu PKK hanya menggunakan alat-alat dalam jumlah
terbatas. Kemasan kacang mete yang telah ada hanya berupa kemasan plastik tanpa label,
padahal label dari sebuah kemasan sangatlah penting artinya, untuk menunjukkan
identitas barang yang dikemas seperti bahan baku, komposisi gizi dan tanggal
kadaluwarsa.
B. TUJUAN
Tujuan dari program ini antara lain:
1. Mewujudkan usaha pembuatan “Abon Mede” dengan berbagai sentuhan kreasi bentuk
yang unik sebagai alternatif wirausaha baru.
2. Terciptanya jaringan pemasaran produk “Abon Mede” secara luas.
3. Meningkatkan nilai gizi masyarakat.
D. KEGUNAAN
Kegunaan dari program kewirausahaan ini antar lain:
1. Meningkatkan nilai ekonomis Buah Jambu Monyet
2. Meningkatkan nilai gizi dan kesehatan masyarakat.
3. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam bidang pemanfaatan Buah Jambu monyet
(Anacardium occidentale) oleh mahasiswa sesuai dengan kreatifitas dan kemampuan.
4. Menambah penghasil mahasiswa melalui unit yang dikelola.
5. Mengasah mahasiswa untuk mencari peluang berwirausaha
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
Target luaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain yaitu:
1. Kelompok Ibu PKK Kelurahan Lakologou mampu mengolah hasil kebunnya yaitu
jambu mete menjadi selai/jam, abon dan dodol secara efektif dan efesien.
2. Melalui desain labelling yang menarik untuk kemasan produk-produk tersebut,
jangkauan pemasarannya diharapkan menjadi lebih luas dan menyebar serta bisa
menembus supermarket/swalayan.
3. Menciptakan usaha ekonomi mikro sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah Kota Baubau terutama Kelompok Wanita Ibu PKK Kelurahan
Lakologou dan Kelompok Tani.
b. Proses pembuatan selai/jam, abon dan dodol buah semu jambu mete sesuai dengan
teknologi yang benar
c. Penggunaan kemasan yang memenuhi persyaratan desain labelling, menyebabkan produk
menjadi lebih menarik dan kualitas produk dapat dijaga.
d. Dengan produksi meningkat, jumlah tenaga kerja yang diserap akan lebih banyak
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup orang lebih banyak
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Beranjak dari beberapa permasalahan seperti yang disebutkan di atas maka ada
beberapa solusi yang kami tawarkan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut
seperti a.l.:
3.1 Memperkenalkan cara pengolahan jambu mete menjadi selai/jam, abon dan dodol
dengan menggunakan cara dan teknologi yang tepat sehingga masyarakat di Daerah
Tianyar Barat tersebut mampu mengolah hasil kebun mereka sehingga nantinya
dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Adapun cara pengolahan buah semu jambu mete menjadi selai, abon dan dodol adalah
sbb.:
a. Selai/jam buah semu jambu mete
Bahan : buah semu jambu mete, gula, garam, asam sitrat, Na-benzoat
Peralatan :
kompor, timbangan, pisau, waskom, panci/cublukan, blender, teflon, sendok kayu,
botol selai
Cara pembuatan selai/jam buah semu jambu mete
Disortasi
Dicuci
Selai/Jam
b. Cara pembuatan abon jambu mete:
Bahan :
Jambu mete, daging ikan, minyak goreng, gula pasir, garam, jahe, lengkuas, daun salam,
daun jeruk, air kaldu, masako/MSG/penyedap rasa dan bumbu halus (bawang merah,
bawang putih, merica, dan ketumbar).
Peralatan :
kompor, cublukan, timbangan, waskom, pisau, kuali, batu ulek/blender, sendok kayu
Disortasi
Dicuci
Di suwir-suwir
Formula :
bumbu halus= 5 siung bawang merah, 7 siung bawang putih, 1sdm merica, 1 sdm
ketumbar, garam secukupnya, masako 1 bungkus
1 ibu jari jahe dikeprak
1 ibu jari lengkuas dikeprak
jambu mete suwir 0,5 kg
daging ikan rebus = 0,5 kg
80 cc air kaldu
3 sendok makan gula pasir
3 lembar daun salam dan 3 lembar daun jeruk
c. Dodol buah semu jambu mete
Bahan: jambu mete, air, gula kelapa, susu150ml, tepung ketan, santan
Peralatan : kompor, timbangan, pisau, waskom, panci, kain saring, teflon, sendok kayu,
kuali
Cara pembuatan dodol buah semu jambu mete
Disortasi
Dicuci
Pendinginan/ Dikemas
Formula :
- Santan 1 L
- Susu cair
- Gula kelapa 700 g
- Asam sitrat 3 g = 1 sendok teh
- Na-benzoat = 50 ppm = 0,05 g/L = seujung sendok teh
- CMC = 0,05% = setengah sendok teh
3.2. Memberikan bantuan peralatan produksi baik produksi jam, abon dan dodol seperti
alat pengepress berkapasitas 5 Kg dan blender sehingga masyarakat di Kelurahan
Lakologou lebih bersemangat dalam mengolah buah semu jambu mete. Adapun alat
yang kami sumbangkan adalah sbb.:
3.3. Memberikan bantuan kemasan dengan disain labelling baik untuk produk jam, abon,
dodol dan terutama adalah kacang mete yang telah mereka produksi. Fungsi label
amatlah penting dari sebuah produk. Dari label itulah kita akan mengetahui nama
produk, komposisi, berat bersih, produsen, tanggal kedaluwarsa dsb.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
2 Anggota 14 jam/minggu
3 Anggota 14 jam/minggu
A. Biaya
B. Jadwal Kegiatan
Bulan ke-
Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan bahan
dan alat
Produksi abon,
promosi dan
pemasaran
Evaluasi
pelaksanaan
Penyusunan
laporan akhir
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
Para peserta mengikuti kegiatan ini dengan sangat aktif. Mereka juga secara
langsung mempraktekkan cara pengolahan jambu mete menjadi selai, abon dan
dodol. Selama kegiatan berlangsung semua peserta diberi kesempatan langsung untuk
berdiskusi. Tanggapan peserta dalam mengikuti kegiatan ini adalah sangat baik dan
positif. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini dimana hal ini ditunjukkan dari
banyaknya pertanyaan selama diskusi berlangsung, mereka proaktif dan bersemangat
melakukan praktek pengolahan jambu mete.
Kegiatan demonstrasi dan praktek langsung sangat dirasakan manfaatnya oleh
semua peserta. Para peserta mendapat tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengolah jambu mete menjadi selai, abon dan dodol.
Melalui pemberian bantuan alat seperti alat pengepres buah dan blender sangat
membantu dalam meningkatkan produksi dan kualitas dari produk olahan jambu mete.
Pemberian bantuan alat pengepres buah akan meningkatkan kapasitas dalam menghasilkan
buah yang diperas/dipres. Sebenarnya, pengepresan buah yang telah direbus untuk
memperoleh sari buahnya bisa dilakukan dengan menggunakan kain saring secara
manual, namun dengan penggunaan kain saring tersebut, maksimal buah yang bisa
diperas hanya 1 kg untuk sekali peras. Dengan menggunakan alat pengepres yang kami
sumbangkan tersebut, para peserta mampu mengepress buah sebanyak 5 kg sekali pres.
Jadi penggunaan alat tersebut akan jauh lebih efesien dan produktif. Selain itu, pemberian
bantuan label kemasan mampu meningkatkan nilai/daya tarik dari masing-masing.