Anda di halaman 1dari 5

WISATA MOROWALI UTARA

1. PANTAI UNGKEA
Pantai Ungkea terletak di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali
Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Pantai ungkea merupakan tempat rekreasi
pantai yang berjarak kurang lebih 35 km (sekitar 65 menit) dari Polres Morowali
Utara. Pantai Ungkea terkenal dengan pantainya yang landai dengan ombak
yang tenang.
Tiket masuk wisata Pantai Ungkea sangat terjangkau, dengan cukup
membayar Rp 10.000,- pengunjung sudah bisa sepuasnya untuk bermain dan
berenang di pantai yang memiliki air laut yang biru. Disana para pengunjung
bisa berenang, dan menikmati suasana pantai. Para pengunjung disini,
khususnya anak-anak biasa menghabiskan waktu ditepi pantai untuk mencari
keong, kerang maupun ikan-ikan kecil saat air laut sedang surut.
Tak lupa pula pengunjung Pantai Ungkea dapat menikmati beberapa
kuliner khas pinggir pantai seperti air kelapa muda dan santapan ikan bakar
segar.
2. BUKIT TELETUBIES
Bukit Teletubies ini terletak di Teluk Tomori. Dinamakan sebagai Bukit
Teletubies karena hamparan perbukitan yang hijau dan luas seperti pada serial
‘Teletubies’.
Saat berada di atas Bukit Teletubies ini, anda akan disuguhkan
pemandangan alam yang asri dan hijau.
Jika ingin berkunjung ke salah satu tempat wisata di Morowali Utara ini,
bisa menempuh perjalanan kurang lebih 56 menit dari Polres Morowali Utara
(sekitar 30 km) menggunakan kendaraan darat dan juga laut yang disebut
ketinting. Penyewaan ketinting ini hanya membutuhkan biaya sebesar
Rp50.000,- per orang.
Ketika sampai di pulau, dan hendak ke puncak Bukit Teletubies,
membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

3. Batu Payung
Batu Payung
merupakan tempat
wisata di Desa Gililana,
Pantai Tapuwaru,
Kecamatan Petasia,
Morowali Utara. Untuk
sampai di sana
membutuhkan waktu
sekitar ± 95 menit perjalanan dari Polres Morowali Utara dengan menggunakan
angkutan darat dan perahu. Disebut Batu Payung karena bentuknya menyerupai
payung.
Ketika air laut surut, maka Batu Payung ini tampak ke permukaan seperti
payung, memiliki ketinggian kurang lebih 25 meter.

4. Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Desa Koya


Taman Wisata Alam Hutan
Mangrove Desa Koya ini
merupakan ekosistem lahan
basah yang didominasi oleh
pepohonan mangrove yang
terletak di Kecamatan
Petasia, Kolonodale,
Morowali Utara.
Lokasinya cukup mudah dijangkau dengan transportasi laut (perahu).
Taman ini merupakan kawasan konservasi alam mangrove yang dimanfaatkan
untuk pariwisata dan rekreasi alam. Selain itu fungsinya sebagai tempat habitat
dan naungan bagi beberapa jenis satwa liar, dan juga untuk menahan abrasi
pantai di desa koya. Waktu tempuh sekitar 1 jam dari Polres Morowali Utara.
5. Mataruttung
Mataruttung ini merupakan air
terjun yang ada di Kecamatan Petasia,
Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Mataruttung ini merupakan air terjun
yang berada kawasan hutan tempatnya
desa Koya.
Air terjun ini terletak di sekitar 15-
25 menit menggunakan transport laut
(perahu) dari teluk tomori desa sebelah
timur Kota Kolonodale. Waktu tempuh
dari Polres Morowali Utara sampai ke
Pelabuhan sekitar 40 menit.
Mataruttung, memiliki jumlah air
terjun tidaklah banyak. Air terjun tertinggi
tingginya sekitar 45 meter. Ada air terjun yang tidak terlalu tinggi namun
pancurannya meluas membentuk cabang-cabang. Sekeliling air terjun ini akan
dihujani air terus menerus pada musim hujan. Namun saat musim kemarau
banyak air terjun yang mengering. Air terjun ini berada di kawasan hutan wisata
desa koya.

6. Situs Telapak Tangan Raja


Salah satu tempat bersejarah yang banyak mengundang misteri adalah
Situs telapak tangan raja. Situs ini terdapat di Kabupaten Morowali Utara,
Provinsi Sulawesi Tengah. Keunikan dari situs ini adalah adanya lukisan cap
tangan manusia berwarna merah darah, peninggalan zaman prasejarah.
Cap tangan itu tersebar di dinding-dinding tebing di tepi laut Desa Ganda-
ganda dan Desa Gililana. Ada beberapa objek yang tergambar, berupa telapak
tangan yg diyakini masyarakat sekitar sebagai telapak tangan raja terdahulu.
Lukisannya terlihat biasa saja, namun cukup menggambarkan bagaimana
sosok raja tersebut. Teknik lukisannya pun unik. Objek-objek tersebut dibuat
seperti disembur lalu ditandai dengan telapak tangan.
Hal yang menarik adalah warna merah tersebut juga tetap awet tahan lama
hingga saat ini. Padahal lukisan di tebing ini sering terkena air hujan dan terik
matahari namun warnanya tetap saja tidak pudar.
Karena itulah banyak orang menyebut lukisan yang ada di Situs Purbakala
ini sebagai lukisan cap telapak tangan raja. Yang mana warna merah tersebut
sebenarnya berasal dari pewarna alami. Waktu tempuh menuju situs ini kurang
lebih 40-45 menit dari Polres Morowali Utara.

7. DS
8. DS
9. SD
10. DS

Anda mungkin juga menyukai