PENDAHULUAN
Memaknai suatu hal dengan baik dan benar maka perlu dibahas secara runtut,
tentunya dimulai dengan makna secara bahasa. Pariwisata merupakan sebuah kata
yang dalam makna bahasa terbagi dari dua suku kata, pertama adalah Pari dan
kedua Wisata (Yoeti 1996, dalam Suryadana 2015). Pari bermakna banyak,
berkali-kali, berputar-putar, lengkap sedangkan wisata bermakna perjalanan,
bepergian.
Menurut (Gunn 1995 dalam Vanny 2015) komponen dasar pariwisata terdapat
empat poin :
1. Atraksi yakni sebuah daya tarik yang tiap destinasi wisata berbeda-beda
karakteristiknya
2. Akomodasi adalah bagaimana suatu tempat wisata memberikan fasilitas
yang diperlukan umumnya oleh pengunjung sehingga mereka merasa tidak
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pribadi, semisal tempat makan,
fasilitas umum (WC umum, mushola, tempat belanja, dan semisalnya)
3. Transportasi merupakan unsur penting yang tidak mungkin lepas dari baik
atau tidaknya lokasi wisata tersebut. Karena hanya dengan transportasi
wisatawan dapat sampai pada destinasi wisata yang hendak dituju
4. Alat-alat pendukung keamanan suatu lokasi wisata, misalnya air bersih
sebagai sumber kehidupan, pengelolaan limbah yang baik sehingga tidak
mengotori lokasi wisata dan penerangan (listrik) yang bisa mempermudah
kegiatan wisatawan disana
Keempat unsur tersebut apabila terpenuhi maka kemungkinan besar lokasi ini
dapat menarik banyak minat wisatawan untuk berkunjung ke lokasi wisata
tersebut. Namun hal tersebut tidak mudah dijalankan dan dikelola dengan baik
secara berkelanjutan. Perlu sinergi dan integritas tinggi dari berbagai komponen
baik masyarakat lokal, pemerintah, bahkan pengunjung wisata tersebut.
Kerjasama dari pihak penyedia jasa (masyarakat lokal & pemerintah) dengan
wisatawan perlu dibina sehingga sinergi di antara keduanya menciptakan sistem
simbiosis mutualisme yakni saling memberikan keuntungan satu sama lain.
Wisata kebun teh secara sekilas adalah wisata alam di daerah pegunungan
yang menyuguhkan wisata asri nan sejuk, namun jika kita berfokus pada
pembangunan berkelanjutan maka tidak hanya pemandangan kebun teh saja yang
dapat disajikan bagi wisatawan, namun wisata edukasi, wisata sejarah dapat
menjadi opsi tambahan guna mengoptimalkan potensi yang dimiki. Tentunya
konsep tersebut dapat diterapkan jika merujuk bagaimana konsep pembangunan
berkelanjutan yang berorientasi wisata, sehingga tujuan jangka panjangnya bukan
hanya mendatangkan banyak wisatawan, namun memberikan sedikit ilmu yang
kelak bisa dimanfaatkan di daerah lain yang memiliki karakteristik yang sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teh (Camelia sinesis) tumbuh subur pada wilayah dengan ketinggian sekitar
800-1100 Mdpl. Membutuhkan curah hujan yang tinggi, per tahun mencapai 2500
mm dan suhu berkisar antara 18 - 30 ºC. Pohon teh memiliki akar tunggang yang
panjang dengan akar cabang yang sedikit dan kebanyakan tidak panjang. Teh
adalah tanaman berdaun tunggal yang duduknya di tangkai hampir berseling.
Bunga teh termasuk bunga tunggal yang keluar dari ketiak daun pada cabang dan
ujung batang, berbiji 3 dalam buahnya namun ada kalanya mengandung 4 - 5 biji
dalam buahnya. Buah tersebut berwarna putih dan berubah coklat jika sudah tua
(Wibowo, 2009).
2.3 Pariwisata
Pariwisat merupakan kawasan industri yang sangat potensial. Pariwisata
merupakan industri terbesar kedua setelah pertambangan minyak bumi. Pariwisata
dalam sebuah negra atau perkotan berkontribusi besar terhadap perekonomian,
utamany merupakan daerah yang banyak dikunjungi wistawan. Hal tersebut
dikarenakan kontribusi pariwisata memiliki daya tarik tersendiri bagi pelancong
dunia. wisatawan yang datang bertujuan untuk berwisata memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat.(Hanas dan Sasmita,
2012).
Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang
menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek, sosiologis,
psikologis, ekonomis, ekologis dan sebagainya. Aspek yang mendapat perhatian
paling besar dan hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap penting
ialah aspek ekonomisnya.
Kawasan pariwisata merupaakan suatu kawasan yang memiliki fungsi
utama untuk pariwisata dan memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
serta mempunyai pengaruh penting pada aspek yang termuat dalam UU No 10
Tahun 2009 Suatu kawasn wisata perlu adanya pengelolaan dimana ditujukan
untuk melindungi tata nilai area dikembangkn. Sarana akomodsi, SDM, produk
jasa, Kepempinan, Produk dan kemasan yang merupakan tata nilai suatu wisata
Perencanaan pariwisata merupakan peranan yang sangat penting bagi
pengembangan dalam suatu wilayah. Berkembang dan mjunya suatu derah dapat
dilihat dari keberlangsungan kegiatan pariwisata(Hanas dan Sasmita, 2012). Suatu
kabupaten atau kota yang mampu mengelola potensi pariwisata secar mksimal
akan meraup keuntungan ekonomis yang besar bagi derah tersebut. Pembangunan
sektor kepariwisataan juga akan berpotensi meenjadi multy playing efect terhadap
pembangunan sektor lainnya. Implikasi bawan membangun pariwisata juga akan
membangun sektor ekonomi masyarakat, industri kreatif, infrstruktur, mengurangi
pengangguran, dll.
Menurut Salah Wahab (Salah,2003) dalam bukunya “Tourism
Management” pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan
kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Aspek
ekonomi pariwisata berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang langsung
berkaitan dengan kegiatan pariwisata, seperti usaha perhotelan, tansportasi,
telekomunikasi, bisnis eceran, dan penyelenggaraan paket pariwisata(Rahma dan
Handayani, 2013).
Sumber devisa terpenting dan mampu memberikan sumbangsih bagi
pembangunan merupakan sektor pariwisata. Produk wisata konvensional mulai
banyak ditinggalkan dan wisatawan beralih kepada produk wisata yang lebih
menghargai lingkungan, alam, budaya dan atraksi secara spesial. Kepuasan
wisatawan tidak lagi bersandar pada keindahan alam dan kelengkapan fasilitas
wisata melainkan juga pada keleluasaandan intensitas interaksi dengan lingkungan
dan masyarakat lokal(Susyanti dkk., 2014).
Pengembangan sektor pariwisata juga sapat ditunjukkan untuk meningkatkan
kualitas hidup an kesejahteraan masyarakat serta dapat memberikan manfaat
terhadap pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dengan mengembangkan
bidang pariwisata tentunya dapat berkontribusi positif terhadap penyelenggaranya
pemerintahan di wilayah pariwisata itu berada. Sektor pariwisata akan berhasil
jika memenuhi tiga faktor utama yaitu tersedianya objek dan daya tarik
wisatawan, adanya fasilitas sarana prasarana yang mendukung, dan dengan
adanya fasilitas kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Masyarakat sekitar perkebunan juga memiliki peranan yang sangat penting
dalam keberhasilan sektor pariwisata, masyarakat memiliki peranan yang sangat
penting dalam kebesaran pengembangan pariwisata. Tanpa adanya dukungan
masyarakat pengembangan pariwisata tersebut kurang maksimal. Peran
masyarakat dapat terlihat dari banyaknya wwarung, kios, penginapan, dan toko
disekitar tempat wisata yang mampu menjadi icon atau daya tarik masyarakat.
Bikan hanya itu dengan adanya masyarakat perekonomian tempat pariwisata
dibuka juga menjadi meningkat, mempermudah wisatawan dalam memenuhi
kebutuhan dalam bidang tertentu.
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah masyarakat di sekitar kebun teh, seperti pedagang,
wisatawan, dan petugas wisata Kebun Teh Gunung Gambir, Jember.
1) Teknik wawancara
Dalam mengambil data di lapangan terkait potensi Kebun The Gambir, Jember
maka teknik yang digunakan pertama kali adalah teknik wawancara. Tujuan dari
teknik ini adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari
narasumber yang terpercaya (Mahardika, 2014). Dalam hal ini, narasumber yang
dimaksud adalah wisatawan, pedagang, dan petugas di Kebun Teh tersebut.
2) Teknik Observasi
3) Dokumentasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam kegiatan observasi ini adalah
analisis data secara kualitatif. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data
wawancara, observasi langsung ke lapangan, dan dokumentasi akan dijelaskan
lebih lengkap dengan metode deskripsi runtut dalam laporan ini.
BAB IV
Jumlah produksi teh setiap tahunnya bisa naik turun tergantung banyaknya
pemetikan daun teh yang dipanen. Banyak sedikitnya daun teh berkaitan erat
dengan proses peeliharaan tanaman teh. Selain itu tergantung pada iklim dan
cuaca yang juga mempengaruhi banyak sedikitnya daun teh yang dipanen setiap
harinya. Keberadaan Perkebunan Teh Gambir memberi dampak pada kehidupan
masyarakat sekitar perkebunan yang paling jelas terlihat adalah terserapnya tenaga
kerja perkebunan dari warga Desa Gelang sekitar perkebunan. Secara umum di
Perkebunan Teh Gunung Gambir memperlihatkan adanya beberapa variasi,
tergantung dimana kehidupan itu berada. Demikian pula didalam perkebunan ini
terdapat variasi keadaan sosial-ekonomi penghuninya, tergantung pada status
pekerjaanya. Dalam masing-masing status pekerjaannya akan berpengaruh pada
status upah dan akan membawa konsekuensi terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat sekitar Perkebunan Teh Gambir Desa Gelang Kecamatan Sumber
Baru Kabupaten Jember.