Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang
Populasi manusia semakin meningkat dan pemenuhan kebutuhannyapun
meningkat, tidak hanya pemenuhan kebutuhan jasmani saja namun juga rohani.
Rekreasi sekarang menjadi kebutuhan rohani yang kebutuhan yang paling banyak
dicari, terlebih rekreasi yang bisa menjadi pemasukan asli daerah yang mempunyai
pariwisata yang menjadikan unggulan. Dalam hal ini terdapat beberapa daerah yang
mempunyai tempat yang berpotensi dan cukup bagus untuk dikembangkan menjadi
tempat pariwisata berbasis lingkungan, namun apabila tidak dikelola secara
maksimal hanya jadi wisata yang tersembunyi. Salah satu kota di Jawa Timur yang
dapat dikembangkan dalam segi pariwisata berbasis lingkungan adalah Kabupaten
Madiun.
Kabupaten Madiun merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
terkenal dengan industri kereta apinya. Pariwisata Kabupaten Madiun kurang
begitu terdengar gaungnya mengenai pariwisata, padahal terdapat topografi
Pegunungan Willis yang tentunya akan menyajikan pemandangan yang indah di
sekitar kaki Gunung Willis dengan kenampakan alamnya. Disekitar Wanawisata
Nongko Ijo terdapat fasilitas yang mendukung keberadaan wisata ini yaitu hutan
pinus, air terjun dan bumi perkemahan yang bisa menjadi penambah daya tarik bagi
wisatawan. Namun pada saat ini kunjungan wisatawan masih rendah. Tempat
wisata ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena terlihat dari
fasilitas pendukung yang kurang terawat seperti mainan anak, pengaman, area
parkir, meskipun fasilitas penunjang wisata telah tersedia seperti jalan aspal dan
musola. Lokasi Wanawisata Nongko Ijo memang agak jauh dari kota Madiun
sehingga minat pengunjung dan wisatawan berkurang.
B. Pembahasan
2.1 Ekowisata
Ekowisata merupakan suatu konsep yang mengkombinasikan kepentingan
industri kepariwisataan dengan para pencinta lingkungan. Para pencinta lingkungan
menyatakan bahwa perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup hanya dapat
tercapai dengan melibatkan orang-orang yang tinggal dan mengantungkan
hidupnya pada daerah yang akan dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata dan
menjadikan mereka partner dalam upaya pengembangan wisata tersebut. Istilah
“ekowisata” dapat diartikan pula sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah
terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan
budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat
lokal dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata
sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan
dampak yang negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat dan mampu
meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi.
Ekowisata pada saat sekarang ini menjadi aktivitas ekonomi yang penting
yang memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk mendapatkan pengalaman
mengenai alam dan budaya untuk dipelajari dan memahami betapa pentingnya
konservasi keanekaragaman hayati dan budaya lokal. Pada saat yang sama
ekowisata dapat memberikan generating income untuk kegiatan konservasi dan
keuntungan ekonomi pada masyarakat yang tingal di sekitar lokasi ekowisata.
Ekowisata dikatakan mempunyai nilai penting bagi konservasi dikarenakan ada
beberapa hal antara lain:
1. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan sosial-budaya masyarakat.
2. Memberikan nilai ekonomi bagi daerah yang mempunyai tujuan kegiatan
konservasi pada daerah yang dilindungi.
3. Memberikan nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk program
konservasi di daerah yang dilindungi.
4. Menimbulkan penambahan pendapatan secara langsung dan tidak
langsung kepada masyarakat disekitar lokasi ekowisata.
5. Dapat mengembakan konstituen yang mendukung konservasi baik tingkat
lokal, nasional dan internasional.
6. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan
7. Mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
2.2 Hutan Pinus Nongko Ijo
Hutan Pinus Nongko Ijo yang berada di lereng Gunung Wilis tepatnya di Dusun
Mbonromo, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur
adalah kawasan hutan pinus yang ada di bawah kaki gunung wilis yang merupakan
milik Perhutani. Wisata hutan pinus Nongko Ijo jika ditempuh dari Kota Madiun
hanya sekitar 40 menit perjalanan. Kawasan Hutan Pinus ini terletak di Hutan
Lindung di petak 28 RPH (Resort Pengelolaan Hutan). Pohon Pinus ditanam mulai
tahun 1981. Menurut pengelola Hutan Pinus, sejarah awal mula dinamakan
"Nongko Ijo" berawal dari cerita dahulu pada awal ditanam pohon pinus terdapat
pohon nongko hijau yang sangat besar yang tumbuh disekitar hutan. Wisata ini
cukup menarik wisatawan, meskipun dominan dengan wisatawan lokal.
2.3 Hutan Pinus Nongko Ijo sebagai Ekowisata
Barisan pohon pinus dan sejuknya udara memberikan daya tarik khusus bagi
pengunjung. Selain sebagai tempat wisata, Hutan Pinus Nongko Ijo yang baru
beroperasi sekitar bulan Juni tahun 2016 ini juga terdapat pemandangan yang
menarik di bawah lokasi hutan pinus, diantaranya, nampak dua mata air sungai yang
bertemu menjadi satu sungai antara Sungai Juweh dan Sungai Catur. Tempat ini
cocok dijadikan tempat berkemah karena dikelilingi pepohonan pinus sehingga
udara di sekitar menjadi sejuk. Fasilitas yang terdapat di dalam kawasan hutan pinus
ini antara lain lahan parkir, kamar mandi, musholla, warung makan serta spot foto
yang menarik wisatawan. Sehingga dengan adanya ekowisata hutan pinus Nongko
Ijo dapat meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja
sebagai petani. Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi ekowisata di
sekitar kawasan hutan pinus adalah membuka wisata edukasi tentang lingkungan
seperti proses produksi kopi, sedangkan untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar dapat menjual hasil perkebunan. Contoh hasil perkebunan yang
dapat dijual adalah kopi, durian, cengkeh serta berbagai macam buah-buahan.
Aspek-aspek tersebut menjadikan hutan pinus Nongko Ijo sudah sesuai untuk
dijadikan sebagai tempat ekowisata.

Anda mungkin juga menyukai