Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI FASAD BANGUNAN

KLENTENG ENG AN KIONG


KOTA MALANG

DOSEN PENGAMPU:
DR. IR. LALU MULYADI, MT
SRI WINARNI, ST., MT

DISUSUN OLEH:
1. SANG AYU MADE IZZA RIECHA M. 1622048
2. BAIQ RENY WULANDARI 1622044
3. RANGGA P. KURNIAWAN 1622107
4. TERESA YESI 1622038

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR S-1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
1. DEFINISI FASADE BANGUNAN
Fasade bangunan merupakan elemen penting dalam penyampaian dari fungsi,
makna serta suatu masa dari kebudayaan saat bangunan itu berdiri. Ketidakseragaman
fasade bangunan dapat menyebabkan memburuknya kualitas visual kawasan dan lunturnya
identitas suatu kelompok bangunan.

2. DEFINISI KLENTENG
Klenteng atau kelenteng (bahasa Hokkian: 廟, bio) adalah sebutan untuk tempat
ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya.
Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan
sebagai penganut agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya sering dianggap
sama dengan tempat ibadah agama Konghucu. Di beberapa daerah, klenteng juga disebut
dengan istilah tokong. Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada
saat menyelenggarakan upacara.

Kelenteng adalah istilah “generic” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur
Tionghoa, dan sebutan ini hanya dikenal di pulau Jawa, tidak dikenal di wilayah lain di
Indonesia, sebagai contoh di Sumatera mereka menyebutnya bio; di Sumatera Timur
mereka menyebutnya am dan penduduk setempat kadang menyebut pekong atau bio; di
Kalimantan di orang Hakka menyebut kelenteng dengan istilah thai Pakkung, pakkung
miau atau shinmiau. Tapi dengan waktu seiring, istilah ‘kelenteng’ menjadi umum dan
mulai meluas penggunaannya.

3. FUNGSI KLENTENG
Pada mulanya, klenteng adalah tempat penghormatan pada leluhur “Ci” (rumah
aduh) atau dewa, masing-masing marga membuat “Ci” untuk menghormati para leluhur
mereka sebagai rumah abuh.

Klenteng bagi masyarakat Tionghoa tidak hanya berarti sebagai tempat ibadah saja.
Selain Gong-guan (Kongkuan), Klenteng mempunyai peran yang sangat besar dalam
kehidupan komunitas Tionghoa dimasa lampau.

4. LOKASI KLENTENG ENG AN KIONG

Klenteng Eng An Kiong terletak di Jalan R.E.


Martadinata 1 Malang, Provinsi Jawa Timur,
atau tepatnya berdampingan dengan Pasar
Besar Malang, di kawasan Kota Lama Malang.
5. BANGUNAN KLENTENG ENG AN KIONG

Menurut salah seorang yang bekerja di lingkungan klenteng ini, En An Kiong


mempunyai makna “istana keselamatan dalam keabadian Tuhan”. Klenteng ini
merupakan klenteng Tri Dharma, yaitu diperuntukkan bagi penganut agama Buddha, Tao
dan Khonghucu.

Klenteng ini masih beruntung karena memiliki bangunan yang luas dengan
didukung halaman yang cukup luas, bila dibandingkan dengan keberadaan sejumlah
klenteng lain di sejumlah kota di Indonesia. Sebut saja, klenteng Boen San Bio di
Tangerang dan klenteng Po An Kiong di Solo. Kedua klenteng tersebut terhimpit
bangunan komersial di tengah-tengah lingkungan yang padat dan tidak memiliki halaman
sama sekali.

6. MENGKAJI OBJEK VISUAL ARSITEKTUR DENGAN 4 METODE


a. Kanjian Visual
b. Wawancawa
c. Sketsa Peta Kognitif
d. Terjemahan Foto

Anda mungkin juga menyukai