Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI KUALITAS RUANG PAMER

MUSEUM SENI: SEBUAH STUDI OBSERVASI


Oleh:
Polniwati Salim
Fakultas Seni dan Desain
Bina Nusantara University
Jl. KH. Syahdan no. 9, Kemanggisan Jakarta Barat 11480
Polni@ymail.com

Ringkasan
Keberadaan museum di era globalisasi sudah semakin menjanjikan karena semakin banyak turis
maupun non turis memiliki kesadaran budaya. Latar belakang penelitian ini adalah fenomena
masyarakat luas yang terlihat kesadaran untuk berkunjung ke museum, terlihat pada akun sosial media
masyarakat jaman sekarang yang semakin marak. Ruang pamer museum merupakan sebuah wadah
aktivitas yang dilakukan pengguna dalam museum yang berfungsi sebagai elemen utama visualisasi,
ruang sebagai program, ruang sebagai susunan tata letak, dalam sebuah museum. Sering
ditemukannya ruang pamer yang tidak sesuai harapan dan lemahnya interaksi museum terhadap
pengunjung, kegagalan kepuasan pengunjung terhadap ruang pamer dapat menjadi kendala
menurunnya minat untuk datang kembali. Uraian di atas menegaskan bahwa aspek desain ruang
pamer masih menjadi masalah besar yang banyak ditemukan dalam konteks desain sebuah museum.
Oleh karena itu, studi ini bermaksud menggali kembali berbagai permasalahan dalam ruang pamer
museum.
Metode yang digunakan adalan dengan teknik pengamatan dan pendokumentasian serta analisa
interior objek penelitian, dipadukan dengan studi literature, diharapkan penelitian ini memberikan
kontribusi pada teknik perancangan museum sebagai sebuah ruang publik, yang ergonomis dan
interaktif menyenangkan bagi pengunjung. Melalui studi kualitatif, penulis melakukan studi observasi
dan wawancara untuk mengkaji kualitas desain interior ruang pamer museum dengan studi kasus
sebuah museum seni kontemporer. Secara khusus, studi ini ingin menggali berbagai kelemahan
fasilitas ruang pamer museum dengan studi observasi, dan dijadikan sample pada penelitian
selanjutnya. Dengan desain ruang pamer yang baik dan menarik pada sebuah museum, diharapakan
akan semakin menaikkan minat para pengunjung dan kesadaran masayarakat mengeksplorasi isi
museum semakin meningkat.

Kata Kunci: Ruang Pamer, Museum, Interior, Kontemporer.

Abstract
The existence of museums in the era of globalization is increasingly promising because more
and more tourists and non-tourists have cultural awareness. The background of this study is a
phenomenon of the wider community that shows awareness to visit the museum, seen in the social
media accounts of today's society which are increasingly prevalent. The museum exhibition room is a
place of activity carried out by users in the museum which functions as the main element of
visualization, space as a program, space as an arrangement of layout, in a museum. Often found
showrooms that do not match expectations and weak museum interaction with visitors, the failure of
visitor satisfaction to the showroom can be an obstacle to the decline in interest in coming back. The
description above confirms that the design aspect of the showroom is still a big problem that is found in
the context of the design of a museum. Therefore, this study intends to explore the various problems in
the museum showroom.
The method used is the technique of observing and documenting and analyzing the interior of the
research object, combined with a literature study. It is hoped that this research will contribute to the

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 23


design techniques of the museum as a public space, which is ergonomic and interactive fun for visitors.
Through qualitative studies, the authors conducted observation and interview studies to examine the
quality of interior design of museum showrooms with case studies of a museum of contemporary art. In
particular, this study wants to explore various weaknesses of museum showroom facilities with
observation studies, and be sampled in subsequent studies. With the design of a good and attractive
showroom in a museum, it is hoped that it will increase the interest of the visitors and public awareness
of exploring the contents of the museum is increasing.

Keywords: Showroom, Museum, Interior, Contemporar

A. PENDAHULUAN digunakan untuk penelitian maupun hanya


Latar Belakang untuk sekedar dilihat demi kesenangan.
Seiring perkembangan jaman modern ini, Museum merupakan tempat untuk
masyarakat telah disuguhi dengan segala memamerkan, mengumpulkan, melestarikan,
kemudahan teknologi yang sangat modern merawat, mendokumentasi benda-benda
dan kompleks. Namun dalam segala bersejarah maupun memperkenalkan benda-
kelebihan teknologi tersebut tetap membawa benda unik kepada umum. Tidak hanya
manusia untuk tetap berinteraksi secara fisik benda-benda kuno, tetapi juga benda
dan eksistensi masa benda, jadi tidak hanya modern yang memiliki nilai seni tinggi
terpaku pada teknologi. Di bidang seni dan misalnya.
desain, salah satu contoh adalah museum, Menurut A. C. Parker seorang ahli
yang dewasa ini sudah terlihat lebih dilirik SHUPXVHXPDQ $PHULND ´6HEXDK 0XVHXP
eksistensinya oleh kalanagan masyarakat dalam pengertian modern adalah sebuah
baik menengah maupun menengah ke atas. lembaga yang secara aktif melakukan tugas
Dewasa ini banyak museum yang sudah PHQMHODVNDQ GXQLD PDQXVLD GDQ DODPµ
terlihat modern dan sarat akan teknologi Sedangkan definisi dari konservasi adalah,
mutahir, namun ada pula museum yang merupakan usaha pemeliharaan, perawatan,
masih mengandalkan sistem operasional perbaikan, pencegahan dan penjagaan
sumber daya manusia. benda-benda koleksi dari penyebab
Definisi museum menurut Douglas A. kerusakan. Benda yang dipamerkan di
$OODQ ´0XVHXP GDODP SHQJHUWLDQ \DQJ museum merupakan suatu media untuk
sederhana terdiri dari sebuah gedung yang mengiformasikan masa lampau kepada kita,
menyimpan kumpulan benda-benda untuk terutama generasi muda sekarang yang tidak
SHQHOLWLDQ VWXGL GDQ NHVHQDQJDQµ )DVLOLWDV bersamaan hidup dengan generasi tua pada
yang dibutuhkan adalah sebuah tempat masa lampau (Rumansara, 2013).
bangunan atau gedung yang didalamnya Museum sendiri memiliki tujuan
tersimpan benda benda yang dapat pelestarian yakni agar masyarakat tidak

24 | Volume 5 Edisi 2, 2018


melupakan atau tidak mengenal lagi jelas mengenai benda yang dipajang,
kekayaan budaya mereka sendiri. Salah satu koordinasi setiap objek yang ditampikan
upaya yang harus dilakukan adalah dengan ruang lingkup pamer cukup
memberikan pembelajaran tentang museum informative atau tidak bagi pengunjung yang
kepada generasi muda. Sebelum menikmati karya.
kemerdekaan, museum didirikan untuk Pada masa kini, museum tidak lagi
kepentingan pelestarian kebudayaan, hanya sebagai tempat untuk memamerkan
memperkenalkan kebudayaan kepada rakyat. karya seni, namun museum pun telah
Sementara pendirian museum setelah memperbolehkan ruang publik di dalamnya
kemerdekaan adalah untuk kepentingan dipergunakan untuk acara kegiatan
pelestarian dan pengembangan warisan kemasyarakatan, seperti acara seminar,
budaya juga sebagai sarana pendidikan bedah buku, demi mengasah intelektual dan
nonformal. Selain tujuan pelestarian diatas, kepekaan masyarakat terhadap eksistensi
museum juga sebagai sarana informasi museum serta yang terpenting adalah
kepada masyarakat seperti yang disebutkan museum tidak terkesan eksklusif hanya
oleh Rumansara, bahwa generasi muda untuk kalangan orang tertentu saja atau
sekarang dapat menggali informasi untuk sebagian kecil masyarakat.
mengenai koleksi benda benda jaman (Khoirnafiya, 2012). Tidak jarang terlihat
dahulu. bahwa museum dijadikan tempat untuk
Permasalahan yang dialami oleh berlangsungnya beberapa event acara,
museum milik negara pada umumnya yaitu seperti bedah buku, peluncuran buku, dan
bersikap pasif dengan mengandalkan lain sebagainya. Hal ini menambah daya
anggaran pemerintah yang terbatas, pada tarik museum dan masyarakat pun akan
kewajiban terhadap perawatan dan lebih terdorong untuk berkunjung ke
penyimpanan koleksi. Permasalahan pada museum.
pengelolaan museum swasta berbeda, dana Dalam ruang galeri seni juga terlihat
tidak mengandalkan anggaran pemerintah, bagaimana koleksi disusun sedemikian rupa
dan biasanya mereka memiliki komunitas untuk mengangkat isu terbaru seusai masa
yang menaungi museum tersebut, sehingga kini. Penyusunan koleksi seni baik berupa
perawatan berkala pun lebih terjamin. Selain lukisan, art work, instalasi, dan lainnya
perawatan koleksi museum, yang perlu sangat penting dalam sebuah ruang pamer.
dipertimbangkan dalam sebuah kesuksesan Kendala atau masalah yang harus
museum adalah pertimbangan sirkulasi diperhatikan dan sering dijumpai di area
pengunjung yang baik, sistim informasi yang pamer museum adalah :

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 25


Sirkulasi ruang pamer yang memadai system display, pencahayaan dan sirkulasi
dan mendukung kegiatan pengunjung dalam yang baik. Analisa terhadap beberapa aspek
menikmati karya seni interior mengenai kelebihan dan kekurangan
Bagaimana sebuah ruang pamer dalam yang terdapat pada ruang pamer.
museum tersebut memberikan kepuasan dan Metode penelitian yang akan
menarik untuk dikunjungi kembali oleh digunakan adalah metode kualitatif dan
masyarakt khalayak ramai baik pecinta seni kuantitatif, dengan metode pengempulan
maupun yang hanya sekedar berkunjung. data juga dilakukan dengan dua tahap.
B. METODE PENELITIAN Tahap pertama adalah pengumpulan data
Metode penelitian yang akan digunakan sekunder melalui berbagai sumber pustaka
adalah metode kualitatif dengan melakukan seperti buku, jurnal artikel, sumber online,
studi pustaka, studi lapangan dan interview. koran serta laporan penelitian yang berkaitan
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui dengan topik penelitian yakni mengenai
informasi yang berkaitan dengan ruang pamer. museum, tata pajang dan sirkulasi.
Sedangkan studi lapangan akan dilakukan Dilanjutkan dengan pengumpulan data
untuk mengobservasi bagian interior ruang primer yakni observasi secara langsung ke
pamer tersebut. objek penelitian guna mengetahui secara
Studi pustaka yang dilakukan adalah mencari langsung keseluruhan ruang pamer , peneliti
data yang relevan dengan topik penelitian, juga melakukan interview dengan beberapa
yaitu mengenai kriteria ruang pamer yang pengunjung. Untuk melihat desain interior
baik dalam hal pencahayaan yang museum yang berada di Amerika Serikat,
dibutuhkan, penghawaan, material yang The Museum of Modern Art, sebagai
digunakan, warna maupun standard dimensi museum kontemporer dengan koleksi
serta ergonomic dalam ruang pamer atau lukisan modern kontemporer adalah yang
gallery. terbaik dan telah menjadi ikon di New York.
Objek penelitian yang diambil adalah Alur Penelitian:
sebuah museum seni kontemporer berlokasi
di 11 West 53 Street New York, Amerika
Serikat yaitu The Museum of Modern Art
yang disingkat MoMA, museum yang telah
berdiri sejak tahun 1929 dan didirikan oleh
beberapa penggagas seni di New York.
Survey pada objek penelitian dilakukan guna
mengobservasi keberadaan ruang pamer di
dalam museum tersebut terkait dengan

26 | Volume 5 Edisi 2, 2018


inspirasi kepada masyarakat.
Dengan membuat pameran dari
koleksi seni modern dan kontemporer yang
luar biasa dan terbaik di dunia, MoMA
didedikasikan untuk mengkomunikasikan
antara masa lalu dan masa kini, baik yang
sudah mapan, maupun yang masih
eksperimental. Misi MoMA adaah untuk
membantu pengunjung memahami dan
menikmati seni zaman kini (MoMA, 2011).
Lokasi Museum juga sangat strategis dan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
mudah dijangkau, di pusat perkotaan dan di
Salah satu aspek ruang yang penting dalam
jalan raya yang memang mudah ditemukan.
menunjang berkembangnya seni dan
Jika diamati dari luar, gedung museum
terpeliharanya para seniman dalam
MoMA tampak seperti gedung perkantoran.
melestarikan ide kreatif dan karya seni
The Museum of Modern Art menempati
adalah museum. Dalam museum terdapat
enam lantai dimana lantai pertama adalah
area ruang pamer yang dapat disebut juga
lobby, ruang penitipan, Sculpture Garden,
galeri. Galeri seni memiliki tujuan dalam
kemudian di lantai dua dimanfaatkan untuk
memelihara dan melestarikan seni dengan
ruang pamer, café, toko buku dan toko
fokus terutama pada seniman dan para
souvenir. Lanjut lantai tiga, empat, lima dan
penikmat seni.
enam adalah ruang gallery. Jam orperasional
Objek penelitian yang diambil adalah
The Museum of Modern Art adalah hari
sebuah museum seni kontemporer berlokasi
Minggu hingga Kamis pukul 10.30 hingga
di 11 West 53 Street New York, Amerika
pukul 17.30, sedangkan Jumat pukul 10.30
Serikat yaitu The Museum of Modern Art
hingga 20.00. Dibuka pada tahun 1929,
yang disingkat MoMA, museum yang telah
museum ini terus berkembang bersamaan
berdiri sejak tahun 1929 dan didirikan oleh
dengan koleksi koleksi seni kontemporernya
beberapa penggagas seni di New York.
hingga menjadi museum terbesar dan
Museum seni ini adalah museum
terbaik di dunia.
contemporary art yang terbaik di negara
Memamerkan karya masterpiece dunia
Paman Sam. MoMA memiliki koleksi seni
dan selalu memiliki pameran yang terus
dari jaman abad ke 18 hingga abad modern,
berkembang dan kekinian, Museum of
menjadi tempat untuk memancing
Modern Art juga telah menjadi ikon dari
kreativitas pengunjung, dan memberi

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 27


New York. Dalam setahun terdapat 2.8juta bila tidak ada akrivitas di escalator tersebut.
pengunjung yang menikmati karya seni Terdapat pula fasilitas layar LCD untuk
arsitektur, desain, karya lukisan, pahatan, pentunjuk area ruang ruang di dalam
photografi, buku buku ilustrasi, film dan museum, yang sangat membantu para
lukisan cetak di dalam Museum of Modern pengunjung.
Art ini. Ruang Pamer Museum
Galeri atau ruang pamer pada sebuah
Lobby museum yang berada di lantai
museum adalah ruangan atau gedung tempat
satu sangatlah luas untuk menampung
memamerkan benda atau karya seni. Galeri
pengunjung sebelum masuk ke ruang
seni sendiri dapat dibagi menjadi tradisional
pmaeran koleksi dan terdapat counter
art galeri dimana galeri dipajang di selasar
pembelian tiket masuk di sebelah kiri area
ataupun lorong panjang, dan modern art
lobby. Pada saat event, lobby akan penuh
galeri atau kontempore galeri yaitu galeri
dengan antrian di counter tiket yang
dengan perancangan desain yang modern.
membeli tiket baik secara langusng mupun
Kita juga mengenal yang disebut dengan
penukaran tiket online. Sebelah kanan area
private galeri yakni galeri yang dimiliki oleh
lobby adalah ruang penitipan barang yang
perorangan, dan public art galeri atau galeri
biasa ramai pada saat musim dingin dimana
milik pemerintah (Sari, 2012).
pengunjung museum akan menitipkan baju
Pameran yang diadakan pada sebuah
dingin mereka sebelum masuk ke ruang
museum terkadang bersifat tetap dimana
gallery. Pencahayaan terlihat sangat memadai
koleksi dipamerkan tanpa ada batas waktu
karena sinar matahari bisa masuk ke dalam
dan jumlah dapat bertambah kapan saja,
ruangan melalui kaca clear glass pada lobi.
maupun bersifat temporer atau sementara
Sirkulasi dibuat dengan baik, dan signage
dalam arti pameran diadakan dalam batas
juga mudah terlihat sehingga pengunjung
waktu tertentu. Koleksi dalam museum pun
tidak akan cacat arah saat masuk dari pintu
dapat terlihat perbedaannya antara galeri
utama museum ini.
pribadi yang memamerkan hasil karya
Berkaitan dengan dukungan teknologi,
pribadi dan tidak diperjualbelikan, dengan
The Museum of Modern Art terlihat
galeri umum yakni galeri yang memamerkan
mendukung efisiensi dan efektivitas layanan
hasil karya seniman seniman dan
museum. Museum menerapkan system
pengunjung museum dapat membeli hasil
eskalator yang memiliki teknologi sensor,
karya para seniman tersebut.
yang berarti akan lebih menghemat listrik

28 | Volume 5 Edisi 2, 2018


The Museum of Modern Art masuk seperti untuk pengamat, karya seni maupun
dalam kategori museum kontemporer yang pendukung dan aksesories. Ruangan ditata
bersifat campuran dimana terdapat koleksi sedemikian yang memiliki sirkulasi cukup
yang permanen maupun yang mengikuti baik tanpa mengganggu pengunjung yang
trend kekinian pada saat ini. Terdapat pula ingin menikmati karya seni di dinding
karya yang memang dapat dibeli oleh maupun installation pada ruang tengah.
pengunjung serta terdapat pula master piece
yang hanya dapat dinikmati pengunjung dan
dijaga ketat oleh bagian keamanan.

gambar 2. Sudut Ruang Pamer


(sumber : Polni, 2018)

gambar 1. Area Pamer Pada lantai tiga terdapat ruang pamer


(sumber : Polni, 2018) dengan tajuk photography, dipamerkan
Gambar di atas adalah contoh sebuah sejarah photography sepanjang abad.
area pamer atau galeri di The Museum of Gambar diatas adalah salah satu sudut area
Modern Art yang terletak di lantai 2. pajang koleksi foto. Teknik display dibuat
Dinding berwarna abu finishing cat dinding, dalam bentuk bingkai geomteris seolah foto
dipertemukan dengan lantai parket berwarna di dalam foto. Dengan jarak pandang sesuai
kayu coklat. Pada dinding ruang galeri ukuran tubuh manusia baik asia maupun
dipajang karya seni yang berkaitan dengan non-asia, area ini cukup nyaman pada saat
instalasi manusia melayang, dikaitkan pengunjung coba melihat foto secara detail.
dengan wire dari atas track lampu. Ruangn Pencahayaan hanya mengandalkan general
ini terlihat terorganisir dengan baik sangat lighting dalam ruangan, sengaja tidak terdapat
bersih dan bebas sirkulasi untuk para direct light pada kotak pajang foto
pengunjung. Terlihat dari unsur unsur dikarenakan koleksi foto tidak baik bila
terkena paparan sinar lampu secara

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 29


langsung.
Gambar diatas adalah ruang pamer di
lantai 2, terlihat semua didesain dengan
sangat simple dan modern. Ruang menurut
konsep teknis terbagi dua yakni ruang luar
dan dalam, yang masing masing memiliki
penangan khusus. Area pajang diatas
memiliki konsidi visual yang bersih dan
tertata. Dinding plafon serta tinggi display
semua telah disesuaikan dengan ergonomic
gambar 3. Aktivitas Pengunjung dalam Galeri dan fleksibilitas pada pameran seni
( Sumber : Polni, 2018)

Gambar di atas memperlihatkan


interior ruang pamer lukisan yang dipajang
dengan teknik display menggantung dari
plafon. Dengan wire yang memiliki
ketebalan 3mm, dikaitkan pada plafond dan
frame lukisan, bagian bawah diberi pemberat
seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Dengan tata letak susunan lukisan seperti
gambar di atas, pengunjung tidak
menemukan kesulitan dan arah pada saat
Gambar 15. Sistem Pencahayaan Ruang Pamer
menikmati karya lukisan. Kesan bersih dan (sumber : polni, 2018)

lapang membuat pengunjung nyaman dan Gambar diatas memperlihatkan sistem


bebas bereksplorasi di dalam ruang pamer pencahayaan yang digunakan pada karya di
ini. galeri yang berada pada The Museum of
Modern Art ini adalah penggunaan lampu
sorot yang diterapkan pada rel yang ditanam
di dalam design ceiling. Track light tersebut
diatur sedemikian rupa sehingga dapat
mengakomodasi cahaya untuk karya-karya
seni pada ruang pamer sekaligus menerangi
ruangan. Dengan memakai standar tingkat
Gambar 4. Area Pajang yang Bersih lux diatas, maka penggunaan tiap lampu
(Sumber : Polni, 2018)
maksimum adalah 75 watt.

30 | Volume 5 Edisi 2, 2018


Pencahayaan yang ada dalam galeri positif. Museum yang sering dicitrakan
dengan intensitas yang cukup, akan GHQJDQ LVWLODK ´NXQR WXD NRWRU EHUGHEX
memberikan kenyamanan pandang bagi GDQ SDQDVµ VHFDUD SHUODKDQ SHUOX GLJHVHU
pengamat dalam mengapresiasi suatu PHQMDGL ´PRGHUQ PXGD EHUVLK GDn
benda seni. Sebaliknya dalam segi GLQJLQµ 0XVHXP RI 0RGHUQ $UW EHUKDVLO
konservasi, benda seni diharapkan sesedikit membangun persepsi museum yang hangat
mungkin mendapat cahaya untuk menjaga dan menarik untuk dikunjungi oleh semua
kelestarian benda seni. kalangan. Dari bentuk fasade bangunan yang
Aspek lain yang perlu diperhatikan di transparan memberikan kesan modern dan
dalam tatanan ruang pamer adalah masalah bersih. Material clear glass digunakan
ketinggian ruang, karena ketinggian ruang sebagai dinding dan pintu masuk The
membawa dampak dan efek psikologis Museum of Modern Art.
terhadap pengunjung secara umum dan pada D. KESIMPULAN
koleksi secara khusus. Permainan tinggi Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi
rendah ruang akan membawa perbedaan ruang pamer di museum kontemporer
pengalaman dan rasa pada pengunjung. The melalui sebuah observasi lapangan dan
Museum of Modern Art menerapkan ceiling wawancara dengan pengunjung. Terlihat
rata tanpa permainan pada ruang galeri, beberapa kekurangan maupun kelebihan di
namun untuk area lobi terdapat ketinggian dalamnya. Secara spesifik, studi ini berhasil
plafon yang cukup tinggi memberikan kesan memperoleh deskripsi tentang ruang pamer
megah dan tinggi. Pada Galeri biasa akan pajang objek dalam museum kontemporer,
menerapkan perbandingan bidang alas dan yang bersisi lukisan, instalasi, photography,
tinggi yang proporsional guna memberikan karya seni, dan lain sebagainya. Selain itu,
kesan riil pada pengunjung. Biasa dengan sirkulasi dan pencahayaan yang diterapkan
proporsi ruang yang plafon lebih besar dalam museum terkait dengan kualitas objek
daripada luas bidang lantai, maka kesan yang yang ingin dipamerkan cukup baik dan
didapat adalah pengunjung merasa lebih lega menunjang aktivitas pengunjung museum.
dan ruangan pun menjulang tinggi dan Kepuasan pengunjung terhadap museum
besar. dan antusiasme masyarakat terhadap
Chen, Mak, dan Li (2013) museum kontemporer ini juga teridentifikasi
menyebutkan peran penting reputasi untuk melalui observasi peneliti selama survey
membangun persepsi kualitas layanan. beberapa hari di dalam museum.
Pengelola museum perlu membangun Secara umum pengunjung tidak akan
kembali citra negatif museum menjadi mengalami kesulitan menemukan The

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 31


Museum of Modern Art dan di dalam ruang Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan
gallery museum kontemporer ini terlihat Desain No.1, Bandung.
semua serba tertata dengan rapi dan bersih,
6 3 6ZDVWLND ´*DOHUL 6HQL 5XSD
membuat para pengunjung merasa puas
Kontemporer di YogyakartDµ KDO
dengan fasilitas layanan museum ini seperti
arsitektur dan kemegahan bangunan serta
kelengkapan koleksi termasuk kemudahan
dalam memilih koleksi yang ingin dilihat.
E. DAFTAR PUSTAKA
$ 6XVDQWR ´3HQJDUXK 3HQFDKD\DDQ $ODPL
Terhadap Kenyamanan Pandang dan
Konservasi Benda Seni pada Galeri
0XVHXP $IIDQGL <SJ\DNDUWDµ -XUQDO
Tatanan Arsitektur, Vol 3, No.2, 2009,
Yogyakarta.

Appleton, I. Building for The Performing


Arts : A Design and Development
Guides. United Kngdom, 2008.

Chen, Y., Mak, B., dan Li, Z. (2013),


´4XDOLW\ GHWHULRUDWLRQ LQ SDFNDJH
tours: The interplay of asymmetric
LQIRUPDWLRQ DQG UHSXWDWLRQµ Tourism
Management 38 (2013) 43-54.

D. Ancilla, S. Mayang Sari, J.F. Poillot


´3HUDQFDQJDQ ,QWHULRU $UWV &HQWHU
GHQJDQ 3HQGHNDWDQ 5XDQJ )OHNVLEHOµ
JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2,
(2016) 413-422 413

Natasya Yuni Maharani, S.Ds, M.T.,


´3HQJHPEDQJDQ $OXU 6LUNXODVL 6LVWHP
Display dan Pencahayaan Pada
%DQGXQJ &RQWHPSRUDU\ $UW 6SDFHµ

32 | Volume 5 Edisi 2, 2018

Anda mungkin juga menyukai