OLEH:
MAULIDARMAWAN 184010434
SUNARSIH 184020248
2018
UNIVERSITAS PASUNDAN
Pengertian Taman Budaya
Kata “Taman” sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehar-hari. Jika mendengar
kata ini bayangan kita adalah sebuah tempat terbuka dengan berbagai macam tanaman dan
pepohonan yang menyenangkan untuk rekreasi. Taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa
Ibrani gan, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal
pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan.
Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut,
yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan.
Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bermain , bersantai dan sebagainya.
Ada berbagai macam taman sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang diwadahinya, seperti
Taman Nasional, Taman Bunga, Taman Safari, Taman Burung dan masih banyak yang lainnya
sesuai dengan apa yang ada didalamnya. Hal ini dilihat sebagai pandangan yang berbeda dari
segi memandang sebuah taman. Taman tidak hanya terbatas sebuah lahan terbuka yangberisi
tanaman dan pepohonan, namun juga aktivitas didalamnya yang diwadahi berpengaruh terhadap
fungsi suatu taman. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu
yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta
manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Sehingga dapat
dikatakan bahwa budaya adalah hasil dari aktualisasi diri manusia terhadap suatu lingkungan
kehidupannya, maka kebudayaan dapat beragam sesuai dengan aktualisasi diri masing-masing
dalam sebuah daerah.
Taman Budaya berdiri diawali dari munculnya sebuah gagasan, yang kemudian memiliki
peran besar terhadap lahirnya Taman Budaya. Gagasan itu 22 datang dari Ida Bagus Mantra,
Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu. Pada
sekitar awal tahun 1970an, saat beliau berkunjung ke beberapa negara diluar negeri menjumpai
pusat kebudayaan dan kesenian yang begitu maju dan hidup dengan didukung oleh sarana
prasarana yang sangat memadai seperti gedung pertunjukkan, galeri seni, teater terbuka, ruang
workshop, dan lain-lain yang sangat integratif. Hal tersebut telah memberikan inspirasi untuk
mendirikan pusat kebudayaan di seluruh propinsi di Indonesia sebagai “Etalase” seni budaya
yang ada di daerah.
Niat untuk mendirikan suatu pusat kebudayaan tersebut mendapat respon positif dari
berbagai pihak, melihat di Indonesia sangat banyak kebudayaan yang menarik dan perlu untuk
dilestarikan, salah satunya dengan menyediakan sebuah wadah kegiatan untuk pertunjukan
kebudayaan itu sendiri. Pada sejarah awalnya setelah melalui pengkajian yang cukup panjang,
termasuk dengan para budayawan, maka pada tahun 1978 dengan keluarnya SK Mendikbud RI
nomor 0276/0/1978 serta sesuai dengan masterplan Bappenas, saat itu direncanakan akan
dibangun Taman Budaya tipe A di 8 propinsi. Ada beberapa ketentuan yang diisyaratkan bahwa
Taman Budaya harus berlokasi di Ibu Kota Propinsi, memiliki luas areal 4 hektar, di tunjang
dengan 30 komponen unit bangunan, serta pengadaan tanah menjadi tanggung jawab daerah
setempat. Dari hal tersebut jelas bahwa Taman budaya berada dibawah naungan pemerintah
setempat dimana taman budaya ini didirikan.
Secara umum taman budaya adalah gabungan antara ruang terbuka dengan fasilitas
gedung pertunjukan sebagai sarana pertunjukan. Yang banyak dibahas adalah gedung
pertunjukan sebagai gedung teater atau pertunjukan lain. Seperti pengertian tentang Teater
adalah pertemuan bersama dari sekelompok orang untuk menyaksikan kinerja yang
direncanakan. Dengan kata lain pengertian tersebut menunjukkan bahwa fungsi dari ruang
pertunjukan adalah sebagai tempat bertemu dan berkumpul untuk menyaksikan suatu
pertunjukan atau pagelaran seni.
Sebagai unit pelaksana teknis dinas, Balai Pengelolaan Taman Budaya mempunyai fungsi
melaksanakan sebagian tugas pokok Dinas Pariwisata dan kebudayaan Pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pengembangan kesenian daerah tersebut dilaksanakan melalui berbagai macam
bentuk pengelohan materi seni daerah untuk menapatkan kualitas seni daerah yang lebih baik
melalui peningkatan motivasi, kreativitas berkesenian oleh para seniman, sanggar seni, sekolah,
instansi, organisasi maupun masyarakat luas.
Fungsi taman budaya salah satunya sebagai jendela budaya, memberikan peluang bagi
berbagai kesenian dan kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukkan disini. Selain sebagai sarana
pengenalan akan budaya yang ada sekaligus sebagai sarana melestarikan budaya yang
merupakan warisan para leluhur terdahulu. Dari peluang dan sarana yang tersedia, terdapat
berbagai kegiatan yang terwadahi didalam komplek taman budaya ini antara lain :
1) Pagelaran pentas
Pagelaran pentas termasuk dalam kategori pertunjukan yang dinamis atau bergerak.
Seni pertunjukan ini mengutamakan aspek ekspresi gerak dapat pula dipadukan dengan
iringan musik. Pertunjukan ini juga dimungkinkan terjadi interaksi antara pemain dengan
penonton secara langsung. Ada berbagai seni pertunjukan yang berbeda, beberapa
diantaranya:
a. Drama / teater
Drama atau teater merupakan pentas seni gerak dengan alur cerita yang mengangkat
suatu pesan atau pelajaran. Pentas ini mengutamakan aspek gerak dan suara untuk
menyampaikan maksud dan alur cerita tersebut.
b. Pentas musik
Pentas musik merupakan pertunjukan yang menekankan pada aspek suara / audio.
Pertunjukan musik ini membutuhkan ruangan dengan fungsi akustik lebih untuk
mendukung kualitas suara yang dihasilkan. Namun tidak menutup kemungkinan
juga diadakan di luar ruangan.
c. Pentas tari
Pentas tari merupakan pertunjukan yang menekankan pada ekspresi gerak yang
digabungkan dengan musik yang mengiringi. Pentas tari pada umumnya juga
mengangkat sebuah alur cerita yang ingin disampaikan.
2) Pameran
Kegiatan pameran merupakan kegiatan display hasil karya seni berbentuk 2 dimensi
maupun 3 dimensi. Pada umumnya pameran dapat dilakukan di dalam ruangan maupun
luar ruangan yang menekankan pada penataan atau layout yang mudah untuk dilihat serta
menarik. Karya yang dipamerkan pada umumnya adalah lukisan, patung, serta karya seni
lain yang dapat didisplay dan dinikmati secara aspek visual.
3) Workshop
Selain sebagai sarana mempertunjukkan berbagai karya dan hasil seni, kegitan lain
yang dapat diwadahi adalah kegiatan workshop atau sarasehan mengenai hasil karya yang
dipertunjukkan. Kegiatan ini pada umumnya diadakn sebagi kesempatan untuk interaksi
antara sesama seniman maupun antara seniman dengan masyarakat yang ingin bertukar
informasi serta pengetahuan, ataupun penjelasan langsung tentang karya seni yang
dihasilkan. Hal ini dapat sesuai dengan fungsi taman budaya selain sebagai sarana
mempertunjukkan kesenian dan kebudaayan juga sebagai sarana mengenal kesenian dan
kebudayaan secara lebih jauh salah satunya dengan langsung bertemu dengan para
narasumber.
Selain dari kegiatan utama sebagi tempat pergelaran dan pertunjukan tentunya
terdapat kegiatan lain sebagai pendukung dan merupakan rangkaian kegiatan sehingga
kegiatan utama dapat terlaksana dengan baik, kegiatan tersebut antara lain:
1) Administrasi
2) Kegiatan umum
Sebagai salah satu tempat tujuan wisata tentunya terdapat berbagai kegiatan
pendukung lain seperti makan, minum, istirahat, beribadah serta kegiatan umum
lainnya
Program kegiatan di dalam Taman Budaya dapat dibedakan berdasarkan tujuan dan
bentuk kegiatannya. Program kegiatan Taman Budaya berdasarkan tujuan, adalah :
a. Kegiatan pementasan, kegiatan yang menampilkan suatu karya seni yang memerlukan
suatu pertunjukan untuk menunjukan karakter karya seninya, seperti seni tari, seni
drama dan seni musik.
b. Pameran, suatu ajang memamerkan karya-karya seni untuk dilihat dan dinikmati
keindahanya.
c. Kegiatan studi seni budaya, merupakan kegiatan pelatihan dan pengembangan seni
budaya.
d. Kegiatan pengelolaan, merupakan kegiatan untuk melaksanakan oprasional Taman
Budaya.
e. Kegiatan penunjang, merupakan masalah pelayanan, promosi dan publikasi.
Taman Budaya berdiri diawali dari munculnya sebuah gagasan, yang kemudian memiliki
peran besar terhadap lahirnya Taman Budaya. Gagasan itu datang dari Ida Bagus Mantra,
Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikandan Kebudayaan pada waktu itu.
Pada sekitar awal tahun 1970-an, saat beliau berkunjung ke beberapa negara di luar
negeri menjumpai pusat kebudayaan dan kesenian yang begitu maju dan hidup dengan didukung
oleh sarana prasarana yang sangat memadai seperti gedung pertunjukkan, galeri seni, teater
terbuka, ruang workshop, dan lain - lain yang sangat integratif. Hal tersebut memberikan
inspirasi bagi dirinya untuk mendirikan pusat kebudayaan di seluruh provinsi di Indonesia
sebagai "etalase" seni budaya yang ada di daerah.
Tujuan didirikan Taman Budaya ini adalah sebagai pusat kebudayaan Jawa Barat atau
cagar budaya. Di tempat ini sering diadakan pertunjukkan di tempat pertunjukkan dan teater
terbuka. Lalu juga terdapat galeri seni yang menampilkan berbagai seni tradisional Jawa Barat.
Terdapat juga ruang workshop untuk berbagai kegiatan seni dan budaya. Setiap minggu di
tempat ini selalu ada pertunjukkan dan pagelaran seni serta budaya. Sedangkan setiap akhir tahun
pada malam pergantian tahun, Taman Budaya menyelenggarkan pertunjukan Bajidoran.
Gambar.2.1 Taman Budaya Jawa Barat Dago Tea House
b. Transportasi
Riung – Dago
Ciroyom – Ciburial
Stasion – Dago
c. Organisasi
Balai Pengelolaan Taman Budaya Dago Tea House dibawah Pemerintah Propinsi
Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
d. Jadwal Berkunjung
Balai Pengelolaan Taman Budaya buka setiap senin - minggu dari jam 08-00 s/d 17-
00 WIB.
e. Harga Tiket
Tiket masuk ke galeri Taman Budaya Rp.1000 Sedangkan di Teater Terbuka berkisar
antar Rp.10.000 s/d Rp.50.000 tergantung jenis acara yang di tampilkan di teater tertutup.
Secara umum para pelaku di dalam taman budaya dapat dibagi menjadi 3 (Sarwanto,
2014 : 23)
1. Pengunjung
Pengunjung merupakan salah satu pelaku utama dalam sebuah fasilitas, baik taman
budaya maupun yang lainnya. Setiap taman budaya tentunya di dalam
menyelenggarakan sebuah acara atau event ingin menarik perhatian para pengunjung
agar acara berjalan dengan meriah. Pengunjung dapat dibagi menjadi dua, yaitu
wisatawan lokal baik berasal dari masyarakat umum setempat maupun luar daerah,
serta wisatawan mancanegara yang berasal dari luar negeri.
2. Pengelola
Pengelola merupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab atas pengelolaan
taman budaya. Pengelola ini dapat berasal dari swasta ataupun pemerintahan apabila
taman budaya ini berada dibawah naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola
sendiri bertugas didalam pemberian ijin terkait adanya peminjaman tempat untuk
sebuah acara.
3. Penyelenggara / pengisi acara
Penyelenggara merupakan pihak yang hendak melakukan sebuah kegiatan di dalam
areal taman budaya. Penyelenggara dapat berasal dari pemerintahan, misalnya untuk
menggelar sebuah pagelaran seni dalam rangkaian acara ulang tahun kota, pihak
swasta, masyarakat umum, maupun seniman yang akan meminjam tempat untuk
menggelar acara seni dan budaya.
Sebagai unit pelaksana teknis dinas, Balai Pengelolaan Taman Budaya mempunyai fungsi
melaksanakan sebagian tugas pokok dinas pariwisata dan kebudayaan . sebagian tugas pokok
tersebut adalah :
a. Ruang pertunjukan
Ruang pertunjukan dapat berupa dalam ruangan maupun terbuka yang berfungsi
sebagai ruang untuk mempertunjukan karya seni 2 dimensi maupun 3 dimensi. Dari jenis
kegiatan yang ada, tempat untuk pemenentasan pun terdiri dari beberapa jenis, antara
lain:
a. Gedung Teater
Gedung atau ruang ini digunakan untuk seni pertunjukan dinamis, yang
menuntut adanya berbagai aspek, baik visual, audio, dan lighting. Pada ruang ini
terdapat stage / panggung untuk pementasan, serta tempat duduk untuk para
penonton. Gedung teater dapat berupa tertutup maupun terbuka.
Bentuk panggung dalam sebuah gedung teater atau pertunjukan ada tiga macam,
yaitu (Effendi : 2012).1)
1) Panggung arena
Panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton, biasanya berupa
pertunjukan teater yang bersifat tradisional.
Sumber : teaterku.wordpress.com
2) Panggung proscenium
Panggung jenis ini juga biasa disebut sebagai panggung dalam gedung,
penonton dalam panggung proscenium hanya bisa melihat dari arah
depan dengan jarak tertentu. Biasanya berupa seni pertunjukan modern.
Sumber : teaterku.wordpress.com
3) Panggung campuran
Bentuk-bentuk panggung yang merupakan campuran dari panggung arena
dan proscenium. Biasanya terdiri dari bentuk L, U, I, segi enam, segi lima,
atau setengah lingkaran.
Sumber : teaterku.wordpress.com
b. Galeri
Ruang ini digunakan untuk mempertunjukan atau memamerkan hasil karya
seni yang statis, atau tidak bergerak. Aspek visual sangat berperan penting dalam
ruangan ini. Di dalam galeri pada umumnya merupakan ruangan dengan etalase
yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat untuk memajang hasil karya tersebut.
Pengunjung dapat melihat hasil karya yang dipamerkan dengan jelas dan sangat
menarik sehingga penikmat tidak merasa kelelahan.
b. Ruang Pendukung
a. Office /kantor
Kantor merupakan tempat dimana para pengelola taman budaya melakukan
pekerjaannya. Serta melakukan persiapan-persiapan yang perlu untuk
menyelenggarakan acara di taman budaya.
b. Ruang ganti
Dalam ruang ini, para pengisi acara melakukan persiapan-persiapan sebelum
pentas, misalnya mempersiapkan kostum, rias, serta hal lain yang mendukung
performance mereka diatas panggung.
c. Ruang latihan
Ruangan ini digunakan untuk latihan-latihan pada hari regular, maupun untuk
glady risk sebelum pentas.
d. Ruang kontrol
Ruang control berfungsi untuk melakukan pengaturan cahaya, suara, dan
kebutuhan lain saat dilangsungkannya sebuah acara dipanggung. Ruang control
ini sangat berperan penting dalamkelangsungan sebuah acara.
e. Ruang workshop
Ruang workshop digunakan untuk ajang pertemuan antara para seniman atau
masyarakat untuk bertukar pikiran maupun gagasan dengan hal yang
berhubungan dengan seni atau acara yang akan digelar di taman budaya.
f. Perpustakaan
Dengan adanya perpustakaan dapat memberikan penambahan pengetahuan
tentang seni dan budaya kepada pengunjung, selain dengan pertunjukan seni dan
budaya yang digelar. Di perpustakaan memuat beberapa referensi yang berkaitan
dengan seni dan budaya.
g. Tempat suci
Tempat suci tentunya pasti ada dalam setiap fasilitas umum untuk menjaga
keselamatan aktivitas di taman budaya.
h. Toilet
Toilet merupakan fasilitas yang sudah umum dan sangat penting keberadaannya
di dalam fasilitas publik seperti taman budaya.
c. Ruang bebas
a. Lobby
Lobby merupakan area penyambut dalam sebuah gedung, lobby biasanya
merupakan ruang yang sedikit luas tanpa sekat yang dilengkapi dengan ruang-
ruang pendukung seperti informasi, dan toilet.
b. Cafeteria
Area cafeteria digunakan sebagai tempat untuk beristirahat sambil makan dan
minum, ataupun untuk mengobrol.
c. Taman terbuka
Area taman terbuka dapat digunakan untuk berkumpul-kumpul antara
pengunjung, menikmati suasana yang ada, ataupun berfoto-foto.
d. Area parkir
Area parkir merupakan area pertama yang dijumpai sebelum melakukan
aktivitas di taman budaya, area parkir merupakan tempat meletakan kendaraan
yang dibawa oleh pelaku kegiatan, baik pengunjung, pengelola, maupun
penyelenggara acara.
Taman Budaya Jawa Barat memiliki berbagai Macam fasilitas yang mendukung seperti :
b. Teater Taman
Selain teater utama, terdapat juga teater taman yang berukuran lebih kecil. Yang
dapat dinikmati sembari melihat keindahan taman di sini.
c. Galeri Pameran
Terdapat galeri di area teater yang sering digunakan sebagai tempat pameran seni
rupa, lomba dan diskusi. Galeri terdiri atas dua buah ruangan yaitu di depan dan di
belakang. Dahulu galeri ini dikenal dengan nama "Roemah Teh" yang sering dijadikan
tempat minum teh seperti nama tempat utamanya yaitu Dago Tea House atau Rumah Teh
Dago.
e. Perpustakaan
Pada bangunan utama juga terdapat perpustakaan untuk umum yang berisi koleksi
buku-buku seni dan budaya.
f. Cindera Mata
Di Taman Budaya juga terdapat berbagai cindera mata khas Jawa Barat, baik
kerajinan tangan, lukisan, wayang golek, dan juga cindera mata lainnya.
g. Boga Kuring
Di lantai atas gedung utama terdapat Cafe Boga Kuring. Dan berbagai sajian
makanan khas Sunda di sini seperti nasi liwet, sayur asam, lalapan, dan karedok. Tidak
ketinggalan minuman khas tradisional Sunda yaitu bandrek dan bajigur. Selain makanan
dan minuman khas Sunda, kemudian pengunjung dapat memesan berbagai jenis makanan
Eropa dan Chinese Food seperti beef steak, sandwich, salad, fish steak, chicken steak,
dan seafood. Harga makanan dan minuman di sini relatif murah. Harga nasi liwet porsi 2
orang sekitar Rp. 25.000,- serta bandrek dan bajigur sekitar Rp. 7.000,- per gelas. Selain
di lantai atas gedung utama, Pengunjung juga dapat menikmati santapan di pondok atau
saung dalam bahasa Sunda yang telah disediakan sambil lesehan menikmati panorama
yang indah.
Analisa SWOT
a. Strength ( Kekuatan )
Adalah kemampuan internal yang menonjol dari sebuah perusahaan secara relatif
dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
- Di bidang kesenian Jawa Barat lebih menonjol yakni dalam kesenian kemprung
bajidoran.
- Satu bulan sekali mengadakan acara.
- Fasilitas taman budaya sudah lengkap.
b. Weakness ( Kelemahan )
Adalah sifat – sifat dari suatu perusahaan yang cenderung mengurangi nilai – nilai
kompeten dan perbandingan dengan pesaing - pesaing lainnya.
- Kurang dikenal Taman Budaya Jawa Barat.
- Dalam promosi objek wisata selalu di satukan dengan website Dinas Pariwisata
Jawa Barat.
- Kurangnya penyebaran promosi.
- Pada hari-hari biasa pengunjung sepi.
c. Opportunity ( Peluang )
Adalah peluang yang ada dalam diri perusahaan atau peluang-peluang yang dimiliki
oleh perusahaan.
d. Threats ( Ancaman )
Adalah kejadian yang sangat mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian
tertentu bagi perusahaan.