Anda di halaman 1dari 6

Konsep Programatik adalah konsep yang dikembangkan berkisar tentang

persoalan-persoalan yang pragmatis, yang diidentifikasi dari program


sebuah bangunan. Konsep ini dikenal sebagai tanggapan langsung dari
pemecahan masalah suatu proyek dan perancangannya. Jika Anda
dihadapkan pada sebuah perancangan, hendaknya perlu dikenali terlebih
dahulu permasalahan yang ada. Setelah itu, identifikasi lebih detail
kemudian mencari solusi desain dengan pemecahan dari berbagai
sumber. Hal inilah yang dimaksud dengan programatik atau tanggapan
langsung dari pemecahan masalah.
Di sinilah seharusnya arsitektur berperan. Bagaimana suatu bandar udara dapat
memprioritaskan kemudahan pengguna dibandingkan desain bandara itu sendiri. Dalam dunia
arsitektur, terdapat suatu konsep yang memprioritaskan aspek fungsional suatu bangunan dibandingkan
desainnya, yaitu Arsitektur Pragmatik. Konsep Arsitektur Pragmatik sebenarnya sudah menjadi hal
mendasar dalam setiap mendesain suatu bangunan. Pendekatan pragmatik adalah penyelesaian satu
atau beberapa masalah tertentu yang nyata dan terukur, misalnya iklim, keterbatasan lahan, dana,
waktu pembangunan, akses menuju bangunan tersebut, dan/atau konstruksi spesifik. Dimana konsep ini
sudah diterapkan di beberapa bandara Indonesia. Hal ini penting untuk diteliti, karena konsep arsitektur
pragmatik yang diterapkan pada bandar udara ini dapat menghasilkan suatu bangunan yang fungsional
terhadap seluruh aktivitas pengguna dari segi aspek pelayanan, kemudahan (kenyamanan), keamanan,
keselamatan hingga sirkulasi pengguna di dalamnya
Konsep yang menyelesaikan satu atau beberapa masalah tertentu yang nyata dan terukur, misal: iklim,
keterbatasan lahan, dana, waktu pembangunan, bahan bangunan dan/atau konstruksi spesifik.

Desain merupakan proses untuk menciptakan atau membuat obyek


baru. Desain dapat berarti juga sebagai hasil akhir dari proses kreatif yang
sudah melalui beberapa tahap, baik itu berwujud sebuah gambar maupun
obyek nyata.

Konsep desain dalam dunia arsitektur ini dapat diwujudkan baik dari
segi desain eksterior maupun desain interior dari bangunan tersebut. Konsep
desain lahir sebagai jawaban atas deskripsi, fungsi, dan tujuan dari sebuah
bangunan arsitektur.

Dari konsep desain ini akan melahirkan lagi sebuah desain nyata yang diliputi
oleh prinsip-prinsip desain dalam arsitektur yaitu, keseimbangan, irama, vocal
point, skala, proporsi, urut-urutan, dan unity atau kesatuan.

Konsep merupakan gagasan yang memadukan berbagai unsur ke


dalam suatu kesatuan. Suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus
bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks, dan keyakinan dapat
digabungkan bersama.

Suatu konsep harus mengandung kelayakan, ia menunjang maksud-maksud


dan cita-cita pokok suatu proyek dan memperhatikan karakteristik-
karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari setiap proyek.

Dalam proses perancangan konsep ini posisinya berada pada proses sintesa.
Yang dimana berarti sifat dan fungsi dari konsep itu sendiri dapat terlihat dari
bentuk bangunannya serta desainnya.

Desain merupakan proses untuk menciptakan atau membuat obyek


baru. Desain dapat berarti juga sebagai hasil akhir dari proses kreatif yang
sudah melalui beberapa tahap, baik itu berwujud sebuah gambar maupun
obyek nyata.

Konsep desain dalam dunia arsitektur ini dapat diwujudkan baik dari segi
desain eksterior maupun desain interior dari bangunan tersebut. Konsep
desain lahir sebagai jawaban atas deskripsi, fungsi, dan tujuan dari sebuah
bangunan arsitektur.

Dari konsep desain ini akan melahirkan lagi sebuah desain nyata yang diliputi
oleh prinsip-prinsip desain dalam arsitektur yaitu, keseimbangan, irama, vocal
point, skala, proporsi, urut-urutan, dan unity atau kesatuan.
Dalam dunia arsitektur, terdapat suatu konsep yang memprioritaskan aspek fungsional
suatu bangunan dibandingkan desainnya, yaitu Arsitektur Pragmatik. Konsep Arsitektur
Pragmatik sebenarnya sudah menjadi hal mendasar dalam setiap mendesain suatu bangunan.
Pendekatan pragmatik adalah penyelesaian satu atau beberapa masalah tertentu yang nyata
dan terukur, misalnya iklim, keterbatasan lahan, dana, waktu pembangunan, akses menuju
bangunan tersebut, dan/atau konstruksi spesifik. Dimana konsep ini sudah diterapkan di
beberapa bandara Indonesia. Hal ini penting untuk diteliti, karena konsep arsitektur pragmatik
yang diterapkan pada bandar udara ini dapat menghasilkan suatu bangunan yang fungsional
terhadap seluruh aktivitas pengguna dari segi aspek pelayanan, kemudahan (kenyamanan),
keamanan, keselamatan hingga sirkulasi pengguna di dalamnya.

Pragmatik merupakan kajian bahasa dalam komunikasi yang berusaha memahami


makna dalam kaitannya dengan situasi tutur (P. Ari Subagyo, 2010). Dalam pragmatik, latar
belakang pengetahuan apa pun yang diasumsikan dimiliki bersama oleh penutur maupun
pendengar, dan membantu pendengar menafsirkan apa yang dimaksudkan oleh penutur.
Menurut Leech pragmatik meneliti maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan)
dengan cara menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan
mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, bilamana, dan bagaimana
(Sari, 2014). Dicatat dari referensi jurnal ilmiah bahwa Pendekatan pragmatik dalam hal
arsitektur yaitu mempelajari suatu bangunan dengan melihat dalam ungkapan bentuk dan
makna yang diteliti berdasarkan fungsi (yunianti, 2015). Tidak hanya bentuk dan makna, dalam
jurnal milik Chairil, Amiuza, & Ridjal, Pragmatik merupakan salah satu dari tiga unsur semiotika
dalam membaca tata bahasa arsitektural. ketiga unsur tersebut adalah:

1. Sintaktik: mempelajari hubungan antara tanda-tanda tanpa melihat kenyataannya


(dimanfaatkan oleh ilmu matematika dan logika)
2. Semantik: menyelidiki hubungan antara tanda-tanda dengan kenyataannya,
hubungan antara tanda-tanda dengan designatun/significatum sekaligus dengan denotatumnya
(dijelaskan lebih terperinci pada segitiga semantiknya Charles Morris)
3. Pragmatik: menyuguhkan hubungan antara tanda-tanda dengan para pemakainya,
sehingga berisikan seluruh faktor psikologis dan sosiologis yang sekaligus berperan serta
sebagai tujuan dan sasaran. Menurut Charles Morris simbol berperan ganda (Chairil, Amiuza, &
Ridjal, 2015).
Aspek ini menguraikan dampak suatu bangunan terhadap perilaku pengguna bangunan
yang dikaitkan dengan bahasa. Aspek dalam Arsitektur meliputi;
1. Bentuk fisik Bangunan.
Bentuk arsitektur pragmatik dalam hal fisik bangunan lebih mengutamakan makna
fungsi daripada estetika. Elemen dekoratif yang digunakan pada bangunan pada pendekatan
pragmatik, tidak hanya menjadi fungsi estetis, tetapi menjadi unsur fungsional (M. Pinem,
2016). Bentuk fisik bangunan yang diperhitungkan dalam arsitektur pragmatik adalah; ukuran,
proporsi, jarak antar bagian, bahan, warna, dan sebagainya. Sebagai suatu sistem hal hal fisik
tersebut dapat diinterpretasikan (mempunyai arti dan nilai) dan memancing reaksi tertentu
dalam sebuah bangunan berdasarkan bahasa yang dihasilkan (T, C., Dariwu, & Rengkung, 2012).

Contoh Bangunan dengan Arsitektur Pragmatik

1.

Iglo merupakan sebuah bangunan yang dibuat dari salju balok dan dibentuk
menyerupai kubah sehingga dapat menampung banyak orang dan bisa
digunakan sebagai tempat tinggal. Umumnya iglo sendiri dibuat oleh orang-
orang yang tinggal berdekatan dengan es dan digunakan sebagai rumah
sementara atau tempat istirahat dari sebuah perburuan.
2.

Provinsi yang terletak pada bagian timur Indonesia ini masih sarat akan adat istiadat dan
kebudayaan. Salah satu kebudayaannya yang terkenal adalah rumah adat Honai, rumah
adat suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Ya, provinsi itu
adalah Papua.

Rumah Honai dari Papua ini memiliki bentuk bundar, atapnya terbuat dari jerami,
berdinding kayu dan berpintu mungil. Struktur bangunan terdiri dari dua lantai dengan
atap berbentuk kerucut. Lantai atas biasanya terdiri dari kamar-kamar dan berfungsi
sebagai tempat tidur. Sedangkan lantai bawah sebagai tempat beraktivitas, tempat
bersantai dan lain sebagainya.

Mengapa bentuk rumah Honai kecil? Bentuknya memang sengaja kecil dengan tinggi
sekitar 2,5 meter. Tujuan untuk menahan hawa dingin dari pegunungan Papua. Selain itu
pada bagian tengah-tengah rumah Honai ada tempat pembakaran api unggun yang
berfungsi sebagai penghangat.

Mengutip dari RomaDecade bagian paling bawah dari rumah Honai biasanya juga
berguna sebagai penyimpanan mumi atau jasad yang telah diawetkan. Fungsi lainnya
yaitu sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat perang, benda-benda warisan leluhur
serta simbol dari adat suku tersebut.

Dalam e-modul "Keberagaman di Sekitarku" rumah adat adalah hasil dari penggunaan peralatan dan
teknologi oleh kelompok masyarakat. Hal inilah yang kemudian menciptakan keunikan-keunikan pada
setiap rumah adat yang ada di Tanah Air, termasuk honai. Secara spesifik, rumah adat honai lahir dalam
kebudayaan suku Dani di Papua. Melansir buku elektronik "Rumah Adat Nusantara" suku Dani adalah
suku yang tinggal di lembah dan pegunungan di bagian tengah Papua. Wilayah tinggal suku Dani berada
di lembah Baliem atau Wamena, sementara suku Dani Barat atau suku Lani hidup di wilayah Pegunungan
Toli. Suku Dani merupakan salah satu suku di Papua yang menggantungkan hidupnya dari alam. Awal
mulanya, suku Dani tidak tinggal di honai, melainkan di bawah pohon-pohon besar. Namun, tinggal di
bawah pohon saja tidak bisa melindungi dari udara dingin, angin kencang, dan hujan deras.

Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Rumah Adat Honai Papua : Ciri Khas, Jenis, dan
Fungsinya", https://tirto.id/glUM

Rumah Sasak menggunakan gaya vernakular karena menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu dan
badek untuk dindingnya, jerami sebagai atapnya dan kotoran kerbau sebagai campuran pengeras lantai.

Menggunakan desain arsitektur vernakular juga dapat membuat rumah menjadi lebih ramah lingkungan. Jika
Anda ingin desain rumah yang unik, tidak ada salahnya memadukan desain arsitektur modern dan vernakular
untuk hunian Anda. Selamat mencoba!

Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa
rumah panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit
lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar kembali dengan jarak atap
1,5 - 2,0 meter dari tanah dan diameter 1,5 – 3,0 meter. Atap dan
bubungannya dibuat dari jerami atau alang – alang, dindingnya terbuat dari
anyaman bambu (bedek), lantainya menggunakan papan kayu dan bale
lumbung ini disangga oleh empat tiang yang terbuat dari tanah dan  batu
sebagai fondasi. Bagian atap dari bale lumbung merupakan suatu ruangan
yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari beberapa kepala keluarga.
Bentuknya berupa rumah panggung dimaksudkan untuk menghindari hasil
panen rusak akibat banjir dan serangan tikus.

Anda mungkin juga menyukai