JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul ‘Hipotesis Penelitian’ dapat selesai.
Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
“Arsitektur Hijau”. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca secara khusus.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen yang
mengampu mata kuliah “Arsitektur Hijau”. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Arsitektur Hijau.......................................................................3
2.2 Penerapan Prinsip-prinsip Arsitektur Hijau .............................................3
2.3 konsep pengembangan arsitektur hijau pada kawasan perkantoraan........5
2.4 konsep pengembangan arsitektur hijau pada kawasan perdagangan ........9
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau merupakan suatu pendekatan perencanaan bangunan yang
berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur
hijau berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap,
interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya.
Menurut Siregar (2012), green architecture adalah gerakan untuk pelestarian
alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi (arsitektur ramah
lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat diinterpretasikan
sebagai sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik). Konsep green
building yang telah lama berkembang di negara maju dapat diterapkan untuk
mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaan.
Pada arsitektur hijau, pemanfaatan energi secara baik dan benar menjadi
prinsip utama. Bangunan yang baik harus memperhatikan pemakaian energi
sebelum dan sesudah bangunan dibangun. Desain bangunan harus mampu
memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
kondisi lingkungan yang sudah ada. Berikut ini desain bangunan yang
menghemat energi.
a) Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan
pencahayaan dan menghemat energi listrik.
b) Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi termal
sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat photovoltaic yang
diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah
menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari
untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
c) Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah.
Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu
otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang
dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
d) Menggunakan sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat
mengatur intensitas Achmad Fikri Mauludi, Anisa, Anggana Fitri
4
2) Aklimatisasi
Aklimatisasi menerapkan prinsip arsitektur hijau dengan membuat bangunan
dibuat tipis dan memanjang ke arah utara dan selatan. Bangunan dibuat tipis dan
memanjang bertujuan untuk memasukkan cahaya alami semaksimal mungkin ke
dalam bangunan, selain itu juga bisa digunakan untuk penghawaan yang alami.
6
Berikut adalah data aklimatisasi yang meliputi matahari dan angin dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Dari data aklimatisasi di atas maka didapat hasil terbaik untuk peletakkan
massa bangunan terbaik menurut matahari dapat di lihat pada gambar di bawah
ini. Karena bentuk massa bangunan sisi terpanjangnya menghadap ke utara dan
selatan sehingga panas pada bangunan akan merata dan bangunan akan terasa
menyehatkan dan tidak lembab. Selain itu pada bagian yang terkena matahari pagi
akan dibuat bukaan agar matahari pagi yang sehat masuk ke dalam bangunan.
Sedangkan pada saat sore hari akan memakai sun screen pada bukaan atau
ditanami tumbuhan untuk meredam cahaya matahari sore yang buruk.
Sedangkan peletakkan massa terbaik untuk green house dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Karena green house membutuhkan banyak sinar matahari
yang masuk kedalam bangunan.
Gambar di bawah adalah bukaan massa bangunan terbaik karena pada bukaan
tersebut terjadi pertukaran udara didalam bangunan.
7
3) Kebisingan
Area yang berwarna orange adalah area yang tenang, bisa digunakan untuk
menempatkan ruangan-ruangan yang bersifat privat. Sedangkan area berwarna
merah bisa ditempatkan ruangan-ruangan yang bersifat publik. Area yang terkena
bising akan direncanakan dengan menanam tanaman disekitarnya untuk meredam
bising yang akan masuk ke dalam bangunan.
4) Penzoningan
Zoning dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang menjelaskan bagian-
bagian yang bersifat publik, semi publik, semi privat, privat dan servis. Zoning ini
didapat dari hasil analisisanalisis yang telah dilakukan.
a. Publik, bersifat umum, bisa dipakai semua orang, mencakup ruang terbuka
hijau, parkir dan pedestrian.
b. Semi Publik, tidak sepenuhnya terbuka untuk umum seperti bangunan
pengelola dan bangunan pengembang.
8
c. Semi Privat, tidak terlalu khusus bisa ditempatkan sebagai green house dan
laboratorium alam.
d. Privat, khusus untuk orang tertentu yang berkepentingan seperti
laboratorium dan ruang peneliti.
e. Servis, pelayanan kegiatan servis mekanikal, elektrikal, utilitas dan gudang.
6) Utilitas bangunan
1. Sistem Pencahayaan
arena menerapkan konsep arsitektur hijau Penerapan Konsep Arsitektur Hijau
pada Kawasan perdagangan maka pencahayaan alami lebih diperbanyak
dibandingkan dengan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami didapat dari
membuat bukaan-bukaan yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 dari luas lantai
2. Pengkondisian Udara
Dalam sistem pengkondisian udara juga akan menerapkan pengudaraan secara
alami karena menerapkan konsep arsitektur hijau. Pengudaraan alami didapat
dengan cara membuat bukaan sebanyak mungkin dan selebar mungkin, tidak lupa
untuk membuat bukaan tersebut menjadi tempat pertukaran udara.
3. Pemimpaan Air Bersih
9
Sistem yang digunakan pada pembuangan air kotor dilakukan dengan proses
penetralisir limbah, dimana air kotor sebelum dibuang harus melalui bak control
dan penetral terlebih dahulu. Sedangkan sistem tanpa proses penetralisir limbah
dilakukan terhadap air kotor dari WC yang di buang ke septictank.
5. Pembuangan sampah
1) Pencapaian Tapak
Terdapat beberapa hal yang dapat diperoleh dari analisis pencapaian tapak,
diantaranya adalah:
10
(1) Main Entrance terdapat pada titik A : Akses masuk utama untuk menuju
tapak yang akan direncanakan dan dirancang pada wisata kopi.
(2) Side Entrance terdapat pada titik B : Akses masuk alternatif dengan akses
dari sisi lain dari tapak untuk memudahkan pencapaian pada tapak yang akan
direncanakan.
(3) Service Entrance terdapat pada titik C : Akses masuk untuk area yang
berhubungan dengan pelayanan pendukung kegiatan pada tapak.
Permasalahan tersebut diatasi dengan cara seperti yang terdapat pada tabel
berikut ini :
11
Solusi
Matahari Pagi (A) Pada sisi timur bangunan yang terkena sinar matahari dapat dilakukan
dengan cara memberikan selubung pada sisi bukaan untuk dapat
mengoptimalkan sinar matahari pagi.
Matahari Siang (B) Pada saat matahari siang,sisi atas bangunan yang terkena paparan
sinar matahari sebaiknya di berikan material yang mampu menyerap
sinar matahari atau dengan cara memberikan green roof pada atap
sehingga sinar matahari tidak langsung dapat masuk ke dalam
bangunan.
Matahari Sore (C) Pada sisi barat yang terkena sinar matahari sore dapat dilakukan
dengan cara memberikan vegetasi berupa pepohonan dan selubung
yang dapat mencegah serta meminimalisir cahaya matahari
sore untuk masuk ke dalam bangunan. Selain itu pada selubung
diberikan permainan bentuk selubung untuk mendapatkan
sentuhan permainan shading agar mendapatkan citra atau kesan pada
ruang.
4) Penzoningan
a. Publik, bersifat umum, bisa dipakai semua orang, mencakup ruang terbuka
hijau, parkir dan pedestrian.
b. Semi Publik, tidak sepenuhnya terbuka untuk umum seperti bangunan
pengelola dan bangunan pengembang.
c. Semi Privat, tidak terlalu khusus bisa ditempatkan sebagai green house dan
laboratorium alam.
d. Privat, khusus untuk orang tertentu yang berkepentingan seperti
laboratorium dan ruang peneliti.
e. Servis, pelayanan kegiatan servis mekanikal, elektrikal, utilitas dan gudang
12
Desain dan konstruksi bangunan yang hemat energi & penggunaan atap panel
fotovoltaik & green roof
b. Memanfaatk an Sumber Energi Alami
Merancang sirkulasi ruang luar yang dapat digunakan dengan baik untuk
pengguna
e. Meminimalkan sumber daya baru
c. Utilitas
1. Pemipaan Air Bersih
Dari beberapa dasar pertimbangan diatas dapat disimpulkan untuk analisis
jaringan air bersih yaitu untuk keperluan penggunaan air bersih
menggunakan air bersih dari mata air dari gunung yang ditampung dalam
sumur penampungan kemudian didistribusikan sesuai penggunan.
14
Sistem yang digunakan pada pembuangan air kotor dilakukan dengan proses penetralisir
limbah, dimana air kotor sebelum dibuang harus melalui bak control dan penetral terlebih
dahulu. Sedangkan sistem tanpa proses penetralisir limbah dilakukan terhadap air kotor dari WC
yang di buang ke septictank.
3. Pembuangan sampah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Brenda & Robert Vale (1991). Green Architecture Design for Sustainable Future.
London : Thames & Hudson.