Anda di halaman 1dari 19

ARSITEKTUR HIJAU

KONSEP ARSITEKTUR HIJAU


PADA KAWASAN PERDAGANGAN DAN PERKANTORAN
OLEH
KELOMPOK

MAULANA IBRAHIM (E1B120044)


DIRZAN KAHAR (E1B120066)
MUH.FARHAN HAMID (E1B120074)
MUH.ALIF MANGULUANG (E1B120076)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul ‘Hipotesis Penelitian’ dapat selesai.
Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
“Arsitektur Hijau”. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca secara khusus.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen yang
mengampu mata kuliah “Arsitektur Hijau”. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kendari, 28 April 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Arsitektur Hijau.......................................................................3
2.2 Penerapan Prinsip-prinsip Arsitektur Hijau .............................................3
2.3 konsep pengembangan arsitektur hijau pada kawasan perkantoraan........5
2.4 konsep pengembangan arsitektur hijau pada kawasan perdagangan ........9
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Arsitektur hijau (green architecture) yaitu arsitektur yang berwawasan


lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global
alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy efficient), pola
berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach) (Jimmy
Priatman, 2002).
Menurut Siregar (2012), green architecture adalah gerakan untuk pelestarian
alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi (arsitektur ramah
lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat diinterpretasikan
sebagai sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik). Konsep green
building yang telah lama berkembang di negara maju dapat diterapkan untuk
mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaan.
Menurut Abimanyu Takdir Alamsyah green architecture adalah tema
rancangan arsitektural atau produk pewujudan karya arsitektur yang berwawasan
lingkungan, peduli terhadap kelestarian alam, mendukung keberlanjutan atau
mengutamakan konservasi lingkungan, mengupayakan efisiensi material maupun
penggunaan energi dalam skala lokal atau global, bersifat holistik baik secara
ekologis maupun antropologis, dalam konteks arsitektural maupun aspek lain
yang berkaitan dengannya. Menurutnya, green architecture adalah sebutan bagi
arsitektur yang membumi, cerminan hasil pemikiran arsitektural atau setiap karya
arsitek, baik secara konseptual maupun secara naluriah, apabila ia peduli kepada
tempat dimana ia hidup, baik secara ekologis maupun antropologis sebagai suatu
kesatuan unum inse bukan unum ordinis (Anisa, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:
(1) Apa pengertian arsitektur hijau?
(2) Apa saja prinsip dalam arsitektur hijau?
(3) Bagaimana konsep pengembangan arsitektur hijau pada Kawasan
perkantoran?
(4) Bagaimana konsep pengembangan arsitektur hijau pada Kawasan
perdagangan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
(1) Untuk mengetahui pengertian arsitektur hijau.
(2) Untuk mengetahui prinsip – prinsip dalam arsitektur hijau.
(3) Untuk mengetahui bagaimana konsep pengembangan arsitektur hijau pada
kawasan perkantoraan.
(4) Untuk mengetahui bagaimana konsep pengembangan arsitektur hijau pada
kawasan perdagangan.
3

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau merupakan suatu pendekatan perencanaan bangunan yang
berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur
hijau berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap,
interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya.
Menurut Siregar (2012), green architecture adalah gerakan untuk pelestarian
alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi (arsitektur ramah
lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat diinterpretasikan
sebagai sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik). Konsep green
building yang telah lama berkembang di negara maju dapat diterapkan untuk
mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaan.

2.2 Prinsip – prinsip arsitektur hijau


Ada beberapa fungsi hipotesis yaitu :Prinsip-prinsip Arsitektur Hijau menurut
Brenda dan Robert Vale (1991) dalam Green Architecture Design fo Sustainable
Future:
1) Conserving Energy (hemat energi)

Pada arsitektur hijau, pemanfaatan energi secara baik dan benar menjadi
prinsip utama. Bangunan yang baik harus memperhatikan pemakaian energi
sebelum dan sesudah bangunan dibangun. Desain bangunan harus mampu
memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
kondisi lingkungan yang sudah ada. Berikut ini desain bangunan yang
menghemat energi.
a) Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan
pencahayaan dan menghemat energi listrik.
b) Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi termal
sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat photovoltaic yang
diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah
menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari
untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
c) Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah.
Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu
otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang
dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
d) Menggunakan sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat
mengatur intensitas Achmad Fikri Mauludi, Anisa, Anggana Fitri
4

Satwikasari SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020 | 157


cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
e) Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan,
yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
f) Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan
oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi
g. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

2) Working with Climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)


Working with Climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Pendekatan green architecture bangunan berdaptasi dengan lingkungannya, hal ini
dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungan sekitar ke
dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara :
a) Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
b) Menggunakan sistem air pump dan cross ventilation untuk
mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
c) Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim.
d) Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup
untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

3) Respect for Site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan)


Perencanaan mengacu pada interaksi antar bangunan dan tapaknya. Hal ini
bertujuan keberadaan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut :
a) Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti
bentuk tapak yang ada.
b) Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan
mendesain bangunan secara vertikal.
c) Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.

4) Respect for User (memperhatikan pengguna bangunan)


Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai
yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5) Limitting New Resources (meminimalkan sumber daya baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada
dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur
bangunan dapat digunakan kembali untuk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6) Holistic
5

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas


menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu
secara parsial akan lebih mudah menerapkan prinsipprinsip tersebut. Oleh karena
itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
2.3 Konsep pengembangan arsitektur hijau pada kawasan perkantoran

Arsitektur hijau merupakan konsep yang berusaha untuk meminimalkan


dampak negatif yang ditimbulkandalam pemakaian bahan bangunan, energi, serta
ruang pembangunan terhadap lingkungan alam. Konsep biasa disebut arsitektur
berkelanjutan.
Perkantoran bertingkat tinggi memerlukan desain yang
memaksimalkanpenggunaanenergialam, tetapitetapramahkerja. “Pembangunan
Gedung perkantoran yang sangat cepat tanpa bereaksi terhadap iklim dan
lingkungan sekitarnya telah menghasilkan pemborosan energi, yang kemudian
menguras alam dan mencemari lingkungan. Ada beberapa Gedung pencakar langit
perkantoran yang menyadarinya dan ada pula yang masih sangat minim dalam
mewujudkan bangunan ramah lingkungan.” Pentingnya prinsip Gedung Hijau
antara lain: agar dapat menghemat penggunaan energi, dapat meminimalisir
penggunaan material baru yang menimbulkan dampak tertentu, berefektif
mengurangi limbah air dan limbah lainnya.
1) Sirkulasi dalam Site
Sirkulasi ini menerapkan konsep arsitektur hijau yang bertujuan untuk
mengurangi kendaraan yang masuk ke dalam site, maka dibuat sirkulasi
kendaraan hanya berada disatu titik yaitu dibagian depan dan sisanya adalah
sirkulasi untuk pejalan kaki.

2) Aklimatisasi
Aklimatisasi menerapkan prinsip arsitektur hijau dengan membuat bangunan
dibuat tipis dan memanjang ke arah utara dan selatan. Bangunan dibuat tipis dan
memanjang bertujuan untuk memasukkan cahaya alami semaksimal mungkin ke
dalam bangunan, selain itu juga bisa digunakan untuk penghawaan yang alami.
6

Berikut adalah data aklimatisasi yang meliputi matahari dan angin dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Dari data aklimatisasi di atas maka didapat hasil terbaik untuk peletakkan
massa bangunan terbaik menurut matahari dapat di lihat pada gambar di bawah
ini. Karena bentuk massa bangunan sisi terpanjangnya menghadap ke utara dan
selatan sehingga panas pada bangunan akan merata dan bangunan akan terasa
menyehatkan dan tidak lembab. Selain itu pada bagian yang terkena matahari pagi
akan dibuat bukaan agar matahari pagi yang sehat masuk ke dalam bangunan.
Sedangkan pada saat sore hari akan memakai sun screen pada bukaan atau
ditanami tumbuhan untuk meredam cahaya matahari sore yang buruk.

Sedangkan peletakkan massa terbaik untuk green house dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Karena green house membutuhkan banyak sinar matahari
yang masuk kedalam bangunan.

Gambar di bawah adalah bukaan massa bangunan terbaik karena pada bukaan
tersebut terjadi pertukaran udara didalam bangunan.
7

3) Kebisingan

Area yang berwarna orange adalah area yang tenang, bisa digunakan untuk
menempatkan ruangan-ruangan yang bersifat privat. Sedangkan area berwarna
merah bisa ditempatkan ruangan-ruangan yang bersifat publik. Area yang terkena
bising akan direncanakan dengan menanam tanaman disekitarnya untuk meredam
bising yang akan masuk ke dalam bangunan.
4) Penzoningan
Zoning dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang menjelaskan bagian-
bagian yang bersifat publik, semi publik, semi privat, privat dan servis. Zoning ini
didapat dari hasil analisisanalisis yang telah dilakukan.

a. Publik, bersifat umum, bisa dipakai semua orang, mencakup ruang terbuka
hijau, parkir dan pedestrian.
b. Semi Publik, tidak sepenuhnya terbuka untuk umum seperti bangunan
pengelola dan bangunan pengembang.
8

c. Semi Privat, tidak terlalu khusus bisa ditempatkan sebagai green house dan
laboratorium alam.
d. Privat, khusus untuk orang tertentu yang berkepentingan seperti
laboratorium dan ruang peneliti.
e. Servis, pelayanan kegiatan servis mekanikal, elektrikal, utilitas dan gudang.

5) Bentuk massa bangunan

Bentuk massa bangunan yang menerapkan konsep arsitektur hijau adalah


bangunan tipis dan memanjang, oleh sebab itu mengambil bentuk persegi panjang.
Bentuk ini dimaksud untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi.
Bentuk massa bangunan tersebut dapat dilihat pada gambar di atas.

6) Utilitas bangunan
1. Sistem Pencahayaan
arena menerapkan konsep arsitektur hijau Penerapan Konsep Arsitektur Hijau
pada Kawasan perdagangan maka pencahayaan alami lebih diperbanyak
dibandingkan dengan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami didapat dari
membuat bukaan-bukaan yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 dari luas lantai
2. Pengkondisian Udara
Dalam sistem pengkondisian udara juga akan menerapkan pengudaraan secara
alami karena menerapkan konsep arsitektur hijau. Pengudaraan alami didapat
dengan cara membuat bukaan sebanyak mungkin dan selebar mungkin, tidak lupa
untuk membuat bukaan tersebut menjadi tempat pertukaran udara.
3. Pemimpaan Air Bersih
9

Dari beberapa dasar pertimbangan diatas dapat disimpulkan untuk analisis


jaringan air bersih yaitu untuk keperluan penggunaan air bersih
menggunakan air bersih dari mata air dari gunung yang ditampung dalam
sumur penampungan kemudian didistribusikan sesuai penggunan.
4. Pemimpaan Air kotor

Sistem yang digunakan pada pembuangan air kotor dilakukan dengan proses
penetralisir limbah, dimana air kotor sebelum dibuang harus melalui bak control
dan penetral terlebih dahulu. Sedangkan sistem tanpa proses penetralisir limbah
dilakukan terhadap air kotor dari WC yang di buang ke septictank.

5. Pembuangan sampah

Sampah ditampung dalam suatu tempat penampungan dan dibedakan


menjadi sampah organik dan non organik. Sampah non organik dibuang ke
tempat penampungan sementara sebagian sampah organik dapat didaur ulang,
sisanya dibuang ke tempat penampungan akhir sampah. Sedangkan sampah
organik dapat diolah kembali menjadi kompos untuk keperluan pupuk tanaman.

2.4 Jenis-jenis Hipot pengembangan arsitektur hijau pada kawasan


perdagangan

1) Pencapaian Tapak

Terdapat beberapa hal yang dapat diperoleh dari analisis pencapaian tapak,
diantaranya adalah:
10

(1) Main Entrance terdapat pada titik A : Akses masuk utama untuk menuju
tapak yang akan direncanakan dan dirancang pada wisata kopi.
(2) Side Entrance terdapat pada titik B : Akses masuk alternatif dengan akses
dari sisi lain dari tapak untuk memudahkan pencapaian pada tapak yang akan
direncanakan.
(3) Service Entrance terdapat pada titik C : Akses masuk untuk area yang
berhubungan dengan pelayanan pendukung kegiatan pada tapak.

2) Sirkulasi pada tapak

Sirkulasi ini menerapkan konsep arsitektur hijau yang bertujuan untuk


mengurangi kendaraan yang masuk ke dalam site, maka dibuat sirkulasi
kendaraan hanya berada disatu titik yaitu dibagian depan dan sisanya adalah
sirkulasi untuk pejalan kaki.
3) Aklimatisasi
Sinar Matahari terhadap tapak sangat menentukan letak bukaan dan fasad pada kawasab
dengan memperhatikan efek panas terhadap kenyamanan. Berikut analisa pergerakan matahari
pada gambar

Berdasarkan arah lintasan matahari, maka dapat diketahui bahwa :

a. Matahari pagi : Pada pukul 06.00 – 10.00


b. Matahari siang : Pada pukul 11.00 – 14.00
c. Matahari sore : Pada pukul 15.00 – 18.00

Permasalahan tersebut diatasi dengan cara seperti yang terdapat pada tabel
berikut ini :
11

Solusi

Matahari Pagi (A) Pada sisi timur bangunan yang terkena sinar matahari dapat dilakukan
dengan cara memberikan selubung pada sisi bukaan untuk dapat
mengoptimalkan sinar matahari pagi.

Matahari Siang (B) Pada saat matahari siang,sisi atas bangunan yang terkena paparan
sinar matahari sebaiknya di berikan material yang mampu menyerap
sinar matahari atau dengan cara memberikan green roof pada atap
sehingga sinar matahari tidak langsung dapat masuk ke dalam
bangunan.

Matahari Sore (C) Pada sisi barat yang terkena sinar matahari sore dapat dilakukan
dengan cara memberikan vegetasi berupa pepohonan dan selubung
yang dapat mencegah serta meminimalisir cahaya matahari
sore untuk masuk ke dalam bangunan. Selain itu pada selubung
diberikan permainan bentuk selubung untuk mendapatkan
sentuhan permainan shading agar mendapatkan citra atau kesan pada
ruang.
4) Penzoningan

a. Publik, bersifat umum, bisa dipakai semua orang, mencakup ruang terbuka
hijau, parkir dan pedestrian.
b. Semi Publik, tidak sepenuhnya terbuka untuk umum seperti bangunan
pengelola dan bangunan pengembang.
c. Semi Privat, tidak terlalu khusus bisa ditempatkan sebagai green house dan
laboratorium alam.
d. Privat, khusus untuk orang tertentu yang berkepentingan seperti
laboratorium dan ruang peneliti.
e. Servis, pelayanan kegiatan servis mekanikal, elektrikal, utilitas dan gudang
12

5) Penerapan konsep arsitektur hijau pada Kawasan perdagangan


Penerapan konsep arsitektur hijau pada kawasan perdagangan beberapa
penerapannya pada ruangan atau lantai yang akan di bangun. Berikut dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :
a. Hemat energi

Desain dan konstruksi bangunan yang hemat energi & penggunaan atap panel
fotovoltaik & green roof
b. Memanfaatk an Sumber Energi Alami

Menggunakan kaca E-Glazing pada bukaan jendela.


c. Menghadapu Keadaan Tapak pada Bangunan

Memperhatkan kondisi tapak dengan merancang bangunan yg mengikuti


bentuk lahan
13

d. Memperhatik an Pengguna Bangunan

Kebutuhan lingkungan hijau dengan memberikan tanaman yang dapat


menahan panas matahari di sekitar jalan maupun bangunan.

Merancang sirkulasi ruang luar yang dapat digunakan dengan baik untuk
pengguna
e. Meminimalkan sumber daya baru

Mengurangi bahan material pada bangunan yang dapat merusak lingkungan,


dengan menggunakan bambu pentung dan kayu untuk konstruksi.

c. Utilitas
1. Pemipaan Air Bersih
Dari beberapa dasar pertimbangan diatas dapat disimpulkan untuk analisis
jaringan air bersih yaitu untuk keperluan penggunaan air bersih
menggunakan air bersih dari mata air dari gunung yang ditampung dalam
sumur penampungan kemudian didistribusikan sesuai penggunan.
14

2. Pemimpaan Air kotor

Sistem yang digunakan pada pembuangan air kotor dilakukan dengan proses penetralisir
limbah, dimana air kotor sebelum dibuang harus melalui bak control dan penetral terlebih
dahulu. Sedangkan sistem tanpa proses penetralisir limbah dilakukan terhadap air kotor dari WC
yang di buang ke septictank.

3. Pembuangan sampah

Sampah ditampung dalam suatu tempat penampungan dan dibedakan


menjadi sampah organik dan non organik. Sampah non organik dibuang ke
tempat penampungan sementara sebagian sampah organik dapat didaur ulang,
sisanya dibuang ke tempat penampungan akhir sampah. Sedangkan sampah
organik dapat diolah kembali menjadi kompos untuk keperluan pupuk
tanaman.
15

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penerapan konsep arsitektur hijau di kawasan perdagangan dan Kawasan


perkantoran dapat membuat bangunan terasa lebih sehat, nyaman dan tidak terlalu
banyak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Penerapan konsep
arsitektur hijau ini juga membuat inovasi pengelolaan air limbah dan
memanfaatkan air hujan. Selain itu juga mengurangi sampah dengan mendaur
ulang sampah organik menjadi pupuk yang bisa digunakan dan dijual.
16

DAFTAR PUSTAKA

Brenda & Robert Vale (1991). Green Architecture Design for Sustainable Future.
London : Thames & Hudson.

Karyono Tri Harso (2010). Green Architecture : Pengantar Pemahaman


Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta : Rajagrafindo Perkasa.

Kurdi Aserani (2010). Tanaman Herbal Indonesia : Cara Mengolah dan


Manfaatnya

Prawibawa P. D. L dan Santoso R. H (2018). Konsep Arsitektur Hijau sebagai


Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tanjungan Surabaya. 12702-
31337-PB

Anda mungkin juga menyukai