Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Green Desain Pengembangan Produk

Dosen pengampu:

Shinta Prastika Kurniawan, ST.,MT.

Di susun oleh:

Ujang Yudha Prayoga (519175)

Sheyla Aprilia (519157)

Raharjeng Anggun A.F (519136)

Nabila Farfadz (519118)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai resensi buku ini dengan sebaik
mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, tidak
lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Prastika Kurniawan, ST.MT. selaku
dosen mata kuliah Manajemen Bisnis Industri.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penulis.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Malang, 03 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ........................................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian Green Design ................................................................................... 3
2.1.2 Pengertian Menurut Para Ahli ............................................................................ 4
2.1.3 Konsep Green Design ........................................................................................ 4

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengembangan Produk untuk Keberlanjutan Masa Depan ...................................... 7
3.2 Pengembangan Produk dan Sustainibilty ................................................................. 7
3.3 Contoh kasus Pengembangan Produk menggunakan Green Design ....................... 9
3.4 Hasil Pembahasan ................................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15
4.2 Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16


LAMPIRAN ..................................................................................................................... 16

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dilewati oeh garis khatulistiwa, sehingga matahari
menyinari Indonesia sepanjang tahun dengan suhu yang sangat stabil. Dalam
setahun,matahari melintasi garis ekuator sebanyak dua kali, sehingga secara otomatis
Indonesia akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan juga lembab. Indonesia
memilikidua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.Dengan memperhatikan kondisi
geografis tersebut dimana Indonesia merupakan negara tropis, maka energi alternatif matahari
sangat cocok diterapkan di Indonesia. Konstruksi bangunan juga harus memperhatikan unsur
penggunaan bahan atau material dan bentukbangunan yang mampu mengurangi penggunaan
lampu untuk pencahayaan, AC (Air Conditioner) untuk pendingin serta sistem pembuangan
yang baik.Tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup dan perubahan
iklim,khususnya dalam bidang arsitektur interior dan lingkungan, dalam beberapa
tahunbelakangan ini sangat meningkat. Gerakan hijau yang tengah berkembang pesat saat
initidak hanya bertujuan untuk melindungi sumber daya alam, tetapi juga untuk
diimplementasikan sebagai upaya efisiensi penggunaan energi serta meminimalisir kerusakan
lingkungan. Tentunya akan sangat bermanfaat apabila dilakukan secara merata, bersama dan
berkelanjutan. Wacana green design menjadi sangat penting belakangan ini terlebih disaat kita
semakin menyadari dampak kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat perilaku
manusiaterhadap alam yang kurang bijaksana. Hal yang paling dirasakan saat ini adalah
efekdari terjadinya pemanasan global (global warming). Suhu bumi yang semakin meningkat,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, menipisnya lapisan ozon, hujan asam,
naiknya permukaan air laut, menjadi hal-hal yang menandai efek global warming tersebut. Oleh
karena itu, eksplorasi maupun eksploitasi komponen-komponen sumber daya alam untuk
pembangunan, pembuatan produk, dan lain-lain harus seimbang dengan hasil ataupun produk
bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan. Prinsip pemeliharaan keseimbangan
lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya perubahan untuk mencapai kesejahteraan
manusia dan keberlanjutan fungsi alam semesta.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah dirumuskan untuk penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan Green Design?
b. Bagaimana pemilihan material ramah lingkungan menggunakan konsep Green Design?
c. Apa tujuan Green Design untuk pengembangan produk dalam meminimalisir limbah ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang di inginkan untuk menulis makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang Green design
b. Untuk memahami pemilihan material ramah lingkungan dengan menggunakan konsep
Green Design
c. Untuk mengetahui pengembangan produk dengan meminimalisir limbah menggunakan
Green Design.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pemahaman wawasan tentang Green Design.
b. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengembangan produk dengan mengurangi atau
meminimalisir limbah dengan menggunakan Green Design
c. Sebagai bahan belajar tentang konsep green desain dan pengembangan produk.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Green Design

Di saat perkembangan teknologi yang semakin maju, pola pikir manusia mengenai
lingkungan dan diri sendiri pun semakin berkembang. Krisis lingkungan global, pertumbuhan
ekonomi yang drastis namun timpang, meledaknya populasi dunia, meningkatnya jumlah limbah
dan sampah yang mencemari lingkungan, berkurangnya sumberdaya alam, menyebabkan
manusia mau tidak mau memikirkan ulang dampak dari berbagai aktifitas manusia. Manusia
mulai memikirkan dampak negative dari perkembangan teknologi dan peradaban yang banyak
mengeksploitasi lingkungan tanpa memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Pada akhirnya,
alam tidak lagi mampu menyeimbangkan diri, sehingga menyebabkan anomali pada cuaca,
suhu dan punahnya berbagai macam keanekaragaman hayati yang dimiliki Bumi.

Oleh karena itu, para peneliti mulai menggaungkan konsep teknologi ramah lingkungan dengan
harapan dapat meminimalisir dampak kerusakan lingkungan yang terjadi. Pada bidang
Arsitektur dan Desain, tercipta konsep Green Design sebagai tanggapan terhadap isu
lingkungan tersebut. Green Design memiliki konsep perancangan dari suatu produk atau hasil
teknologi yang berfokus pada minimalisasi dampak keberadaannya terhadap alam, dimulai dari
proses pembuatan hingga hasil produk yang tercipta.

Di beberapa negara, terminology Green Design telah berkembang dan memiliki beberapa sub-
konsep, yaitu: eco-design, environmental design, dan sustainable design. Pada konsep
sustainable design memiliki 3 pilar utama, yaitu: People, Planet, Profit. Penerapan filosofi ini
cukup luas, mulai dari skala mikro (obyek kecil yang digunakan sehari-hari) hingga skala makro
(bangunan, kota). Filosofi ini juga diterapkan pada: arsitektur, perencanaan dan perancangan
kota, arsitektur lansekap, desain grafis, desain produk, dunia industri hingga fashion.

3
2.1.2 Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Feylicia Wijaya (2019), prinsip dasar Green Design meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara
ramah lingkungan
2. Efisiensi energi: menggunakan/ membuat produk yang membutuhkan energi
yang minimal
3. Kualitas dan daya tahan: produk memiliki usia pakai yang Panjang.
4. Reuse & Recycle: Rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan
secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir
5. Renewability: Bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari
sumberdaya terbarukan, serta dapat diolah menjadi kompos.
6. Sehat: Produk tidak berbajaya bagi lingkungan serta penggunanya.

2.1.3 Konsep Green Design

1. MEMPERBANYAK BUKAAN

Yang dimaksud bukaan pada bangunan adalah pintu, jendela, taman dalam ruang, skylight
(jendela pada atap).

Gambar 2.1 : Contoh,Maksimalisasi bukaan pada suatu bangunan untuk mengurangi


penggunaan lampu.

4
2. PENGGUNAAN TANAMAN DALAM RUANG

Tanaman hijau alami telah terbukti mampu menyegarkan pandangan mata dan suasana
ruang secara keseluruhan. Dalam beberapa penelitian juga membuktikan bahwa peletakan
tanaman hijau dalam ruangan juga mampu meningkatkan produktifitas penghuni ruang.

Gambar 2.1 : Contoh, Maksimalisasi bukaan pada suatu bangunan untuk mengurangi
penggunaan lampu.

5
3.MENGGUNAKAN MATERIAL DAUR ULANG

Konsep daur ulang dengan mengolah kembali barang bekas yang tidak terpakai menjadi
barang dengan nilai fungsi guna yang baru, adalah suatu tindakan praktis dari kepedulian
terhadap lingkungan.

Gambar 2.3 : Contoh,Maksimalisasi bukaan pada suatu bangunan untuk mengurangi


penggunaan lampu.

4. MENGOLAH SUMBER DAYA SECARA MANDIRI

Konsep Green Design akan lebih maksimal apabila suatu bangunan mampu mendapatkan
dan mengolah energi yang dibutuhkannya sendiri. Hal paling sederhana adalah dengan
penggunaan sel surya untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk peralatan elektronik
yang ada pada suatu bangunan.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengembangan Produk untuk Keberlanjutan Masa Depan

Pengembangan produk dan keberlanjutannya adalah kombinasi dan kondisi yang


penting mulai dari tahapan rancangan, pemilihan bahan baku, tipikal produk, sampah
produk. Banyaknya komponen yang dilibatkan mulai awal produk dikembangkan, proses
produksi, pemasaran, sampai pengolahan sampah sisa produksi. Karena banyaknya hal
yang dilibatkan dan setiap industri memilki karakteristik yang berbeda maka diperlukan
metodologi yang tepat untuk mengembangkan dan menerapkan produk yang lebih
berkelanjutan. Terdapat beberapa definisi yang terkait dengan Pengembangan Produk
Berkelanjutan (Sustainable Product Development ). Definisi awal dikeluarkan oleh Worlds
Commission on Environment and Development’s yaitu pada dasarnya produk berkelanjutan
adalah segala jenis produk yang diproduksi saat ini namun pemanfaatannya harus selalu
berkaitan dengan kebutuhan dimasa depan. Berdasarkan penelitian sebelumnya metode
SPD terbukti memberikan kontribusi besar pada keberlanjutan umur produk, dan
memberikan kemungkinan untuk sebuah produk memiliki umur yang lebih panjang dengan
melakukan berbagai treatment seperti recycle dan reuse.

Dengan demikian dengan perancangan awal pada proses SPD mampu menghemat
kebutuhan bahan baku dan proses, sehingga secara keseluruhan dapat menghemat biaya-
biaya pada industri manufaktur.

3.2 Pengembangan Produk dan Sustainability

Apabila diterjemahkan sustainability ini mempunyai arti berkelanjutan. Namun banyak para
ahli menyatakan bahwa adanya persamaan persepsi antara pengertian Sustainability
dengan Sustainability development

Para ahli mendefiniskan Sustainability dengan persepsi yang berbeda-beda. Pengertian


Sustainability development menurut Bruntland report (1987) dalam : ‘’sustainable

7
development is development that meets the needs of the present without compromising the
ability of future generations to meets their own 9 needs” atau bila diterjemahkan
pembangunan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus
mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya. Szekely
(2005) menyatakan bahwa sustainability adalah bagaimana membangun masyarakat dimana
ekonomi, sosial dan tujuan ekologi harus seimbang. Salah satu pendekatan yang paling
sering digunakan untuk mengukur corporate sustainability adalah pendekatan triple bottom
line.

Pendekatan tersebut melibatkan tiga dimensi yakni:

1. Environmental (lingkungan) Mengukur dampak pada sumber daya seperti udara,


air, emisi limbah.
2. Sosial Berhubungan dengan corporate governance, motivasi, insentif, keamanan
dan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, hak asasi manusia dan
perilaku etis.
3.Ekonomi Mengacu pada pengukuran pemeliharaan atau peningkatan
keberhasilan perusahaan sebagai contoh, teknologi dan inovasi, kolaborasi,
manajemen pengetahuan, pembelian, proses dan pelaporan sustainability.

8
3.3 Contoh Kasus Pengembangan Produk menggunakan Konsep Green
Design

PENERAPAN GREEN DESIGN PADA DESAIN RADIO KAYU (MAGNO RADIO) KARYA
SINGGIH KARTONO

Salah seorang seorang desainer lokal yang telah mendunia dengan karyanya yaitu radio
Magno adalah Singgih Kartono. Singgih menciptakan dan menjual produk-produk dari kayu
dengan bentuk yang sederhana dengan merk Magno Radio. Dengan radionya, Singgih
memberi kita alternatif tentang produk yang menimbulkan respons emosional.
Ciri khas produk radio Magno adalah materialnya yang menggunakan kayu sonokeling,
mahoni, sengon dan pinus. Singgih menggunakan material kayu karena kayu merupakan
material yang luar biasa, dimana kita bisa menemukan 3 hal utama, yaitu hidup,
keseimbangan, dan batas. Kayu merupakan material yang soulful dan Singgih yakin tiap
orang memiliki perasaan seperti itu. Kayu juga mengajarkan kita tentang keseimbangan.
Kalau kita cermati, material kayu merupakan perpaduan harmonis antara 2 hal yang
kontradiktif (keras-halus, kuat-lemah dan sebagainya). Kayu juga mengajarkan tentang
batas, karena sekuat apapun kayu, dia akan hancur juga oleh alam. Dengan desainnya
yang kontemporer, radio Magno terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. Personal radio tipe WR01A-2B Dengan bentuk kotak kecil dengan dua buah
knob untuk tunner , pegangan, dan antena. Untuk jenis ini, tidak terdapat
display gelombang seperti yang ditemui pada radio pada umumnya dengan
tujuan melatih kepekaan penggunanya. Radio ini memiliki dua kombinasi warna
dari dua jenis kayu yang berbeda. Kayu sonokeling yang berwarna gelap
menjadi sisi depan personel radio ini, dan sisanya didominasi oleh kayu mahoni
yang berwarna terang.

2. Tipe WR03-CUBE/4B Sesuai namanya cube maka radio ini berbentuk kubus
tanpa sudut lancip.Tipe WR03-RECT/4B Bernama rect , berasal dari kata
rectangular (persegi panjang) memiliki ukuran lebih panjang. Berbeda dengan
personal radio, tipe radio meja ini memiliki tiga knob, antena, dan tentunya
display gelombang.

9
Singgih Kartono telah menerapkan prinsip-prinsip keberlangsungan (sustainability) dalam
bidang desain dengan memperhatikan faktor lingkungan, atau lebih dikenal sebagai
konsep eco-design atau Green Design.
Dalam mengembangkan produk radio kayu Magno, Singgih menekankan fungsi produk
dengan memperhatikan unsur-unsur reducing, reusing, dan recycling dengan selalu
mempertimbangkan pelestarian lingkungan.

Apa yang dilakukannya telah memberikan kontribusi penting kepada pemberdayaan


kearifan lokal, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan ekonomi rakyat yang dapat
diperinci sebagai berikut:

a. Reducing
Penggunaan kayu yang berlebihan memang berpotensi merusak alam. Untuk itu Singgih
menerapkan 2 prinsip dasar dalam berproduksi dengan material kayu. Prinsipnya less
wood more works yaitu menggunakan kayu seminimal mungkin namun bisa memberikan
lapangan kerja sebanyak mungkin. Sistem produksi craft dan high design product
memberikan peluang tersebut. Dalam 1 tahun perusahaannya menebang 2 pohon untuk
tiap perajin yang bekerja di sana.

b. Reusing
Memanfaatkan sisa limbah hasil produksi produknya menjadi bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk lainnya. Sehingga pemakaian material kayu tersebut dilakukan
seefisien mungkin.

c. Recycling
Pemakaian material kayu tersebut secara langsung sudah memenuhi aspek ini karena
kayu adalah material alami yang mudah terurai dan tidak membahayakan lingkungan.
Victor Papanek menyatakan dalam bukunya The Green Imperative, 1995, bahwa ekologi
dan keseimbangan lingkungan merupakan dasar bagi kehidupan manusia di atas
permukaan bumi ini. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan desain, dikenal istilah green
design yang berarti dalam mendesain, seorang desainer harus melakukan pendekatan
desain produk yang mempertimbangkan dampak produk tersebut terhadap lingkungan.
6.

10
1. Pemilihan Material atau Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan untuk produk Radio Magno adalah kayu, yaitu
jenis sonokeling, mahoni, sengon dan pinus. Kayu dari jenis-jenis pohon tersebut
memerlukan waktu yang lama untuk bisa ditebang dan diambil kayunya sebagai
bahan baku produk, konstruksi dan sebagainya. Di satu sisi, penggunaan kayu
termasuk aman bagi manusia dan lingkungan. Akan tetapi di sisi lain penggunaan
kayu secara terus menerus dan berlebihan akan menyebabkan kerusakan
lingkungan.

2. Proses Pembuatan atau Manufakturing

Perusahaan Magno Radio memperkerjakan 33 karyawan, yang seluruhnya berasal


dari warga desa setempat. Dengan jumlah karyawan tersebut, perusahaan ini
mampu memproduksi 200 unit setiap bulan dengan proses yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia. Proses ini tentunya dapat meminimalkan
penggunaan energi (listrik) sehingga kadar polusinya pun tidak mencemari
lingkungan. Limbah kayu yang tidak terpakai dimanfaatkan untuk bahan baku
membuat produk-produk lain seperti: stationery, kaca pembesar, permainan gasing,
dan lain-lain.

3. Pengemasan atau Packaging

produk Pengemasan Kemasan produk ini terdiri dari, 2 buah panel kayu balsa
didirikan pada kedua sisinya, kemudian dibungkus dengan kertas kardus dan diikat
dengan karet. Kemasan tersebut berbentuk kotak (menyesuaikan dengan bentuk
fisik radio, didalamnya dilengkapi dengan petunjuk pemakaian dan penyimpanan.
Penggunaan kayu sebagai kemasan juga akan menjadi pertanyaan apakah
penggunaan material tersebut dapat dikompensasi dengan penanaman bibit kayu
seperti yang telah disebut diatas.

11
4 . Produk Jadi

Produk Radio Magno dibuat dengan desain yang sederhana dan mengarah ke
bentuk persegi. Singgih membuat produk radio Magno dengan semangat edukasi,
yaitu bagaimana user harus melatih feeling-nya. Misalkan menemukan stasiun
radio tanpa panduan skala gelombang, mengenali semua bagian dengan cara
lebih intuitif (menghapus hampir semua grafis), bagaimana mereka lebih berhati-
hati (bisa pecah karena jatuh), dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan akan
muncul relasi emosional antara produk dan pemakainya. Singgih percaya bahwa
produk itu bukan objek, dia juga mahluk dan bereaksi atas aksi yang kita berikan.
Manusia yang terpelihara kepekaannya akan bisa merasakan fenomena yang
sangat halus ini.

5. Pengangkutan atau Pengiriman Produk

Proses pengiriman barang tentunya memiliki kontribusi dalam menyumbang polusi


karena terjadinya pembakaran energi baik dengan menggunakan transportasi darat
(mobil), air (kapal) maupun udara (pesawat). Produk radio Magno memiliki segmen
pasar luar negeri yaitu Amerika, Jepang, dan Eropa. Oleh karena itu pengiriman
barang mau tidak mau harus dilakukan dengan menggunakan pesawat udara atau
kapal.

6. Pembuangan

Apabila sebuah produk sudah tidak digunakan kembali karena rusak atau memang
sudah usang, maka harus dipikirkan juga bagaimana penanganannya agar tidak
mengotori bumi. Produk magno radio ini sebagian besar menggunakan material
alam yaitu kayu, oleh karena itu kayu akan terurai (degradable) secara alami pada
saat tidak lagi digunakan. Dalam desain Magno Radio ini, Singgih Kartono justru
ingin membangun emosi pengguna agar memperlakukan radio tersebut dengan
baik sehingga dapat bertahan lama.

12
3.4 Hasil Pembahasan

Pengembangan produk dan sustainability mengenai Green Design


Setelah kami melaksanakan presentasi hasil diskusi kami, ada beberapa tanggapan yang
disampaikan oleh kelompok pembahas maupun bukan kelompok pembahas. Tanggapan
yang disampaikan berupa pertanyaan yang diajukan kepada kami. Kami telah merangkum
nya , diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kriteria bahan material yang ramah lingkungan ?

Kriteria bahan material ramah lingkungan yang pertama adalah tidak beracun, sebelum
maupun sesudah digunakan, untuk contoh bahan material tidak beracun adalah segala
bahan material non kimia seperti tanah, kayu, air, dan lain-lain. Kriteria yang kedua yaitu
dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan,
contoh untuk bahan material ini adalah sama seperti pada kriteria pertama yaitu bahan
material non kimia. Kriteria ketiga yaitu dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam
arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut contohnya
adalah bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan. Kriteria yang keempat
yaitu bisa didapatkan dengan mudah dan dekat contohnya yaitu bahan-bahan material
tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat
energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan. Kriteria yang
kelima yaitu bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami contohnya
yaitu kayu, kayu merupakan bahan material yang degradable dimana pada saat tidak
digunakan, ia akan terurai secara alami.

2. Apa saja hambatan yang didapatkan untuk pengembangan produk Green


Material?
Penerapan Green Design pada Desain Radio Kayu (Magno Radio) Karya Singgih Kartono.
Dalam contoh kasus tersebut bahan utama untuk pembuatan produk radio adalah kayu.
kayu merupakan bahan material yang ramah lingkungan. Namun, kayu baru bisa ditebang
ketika telah mencapai umur yang cukup, umur yang cukup untuk kayu yang akan ditebang
bisa mencapai puluhan tahun, ini merupakan salah satu penghambat untuk
pengembangan produk green design, kemudian saat ini juga banyak terjadi kebakaran
lahan, dimana kebakaran lahan ini akan mempengaruhi kualitas kayu yang akan digunakan

13
untuk pembuatan produk tersebut, ini juga merupakan hal yang bisa menghambat
pengembangan produk dengan konsep Green Design.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut Feylicia Wijaya (2019), prinsip dasar Green Design meliputi aspek-aspek
diantaranya Low-impact material yaitu memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara
ramah lingkungan, Efisiensi energy seperti menggunakan atau membuat produk yang
membutuhkan energi yang minimal, Kualitas dan daya tahan berarti produk memiliki usia
pakai yang Panjang, Reuse & Recycle Rancangan produk harus mempertimbangkan
pemanfaatan secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir, Renewability adalah
Bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumberdaya terbarukan, serta dapat diolah
menjadi kompos, Sehat yang artinya Produk tidak berbahaya bagi lingkungan serta
penggunanya.

4.2 Saran

Saran yang dapat diterapkan didalam sebuah industri Manufaktur adalah


menerapkan konspe Green Design yang memiliki konsep :
a. Memperbanyak area bukaan.
b. Memberikan tanaman didalam ruangan.
c. Menggunakan material daur ulang.
d. Mengolah Bahan bahan secara mandiri.

15
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Binus.ac.id/Malang.(11 juni 2020).ApakahituGreenDesign. Diakses pada tanggal


01 Desember 2021. https://binus.ac.id/malang/2020/06/green-design-apakah-itu/

BappedaKab.Buleleng.(30 mei 2017)


Pembangunanekonomidalamkonseppembangunanberkelanjutan. Diakses pada tanggal
02 Desember 2021.
https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pembangunan-ekonomi-
dalam-konsep-pembangunan-ekonomi-dalam-konsep-pembangunan-berkelanjutan-68

Strucutrehome.DesainInterior.Diakses pada tanggal 01 Desember 2021.


Sumber: https://structhome.com-anchordeco.com

Structurehome.Desaininterior.Diakses pada tanggal 01 Desember 2021.


Sumber: https://structhome.com-anchordeco.com

Structurehome.Desaininterior.Diakses pada tanggal 01 Desember 2021.


Sumber: http://collectiftextile.com/vetements-recycles/roomisti.com

Lampiran

Jurnaldesaininterior.(2016). KajianmuatanGreenDesignpadaDryleafBoard.
Diakses pada tanggal 02 Desember 2021.
https://iptek.its.ac.id/index.php/jdi/article/view/1909

16

Anda mungkin juga menyukai