RANCANGAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2020-2050
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah dewan perwakilan rakyat daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
5. Dinas adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup yang menjadi kewenangan daerah.
6. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan dan
kersejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
7. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
-4-
18. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu
kawasan yang dibatasi oleh titik tinggi dimana air berasal dari air hujan
yang jatuh, terkumpul dan mengalirkan air hujan tersebut melalui sungai
yang ada dalam kawasan tersebut.
19. Sub Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat Sub DAS adalah
bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui
anak sungai ke sungai utama.
38. Kearifan lokal adalah nilai - nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola
lingkungan hidup secara lestari.
39. Masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan
pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan
hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi,
politik, sosial, dan hukum.
40. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
41. Instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah seperangkat kebijakan
ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap
orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup.
42. Ancaman serius adalah ancaman yang berdampak luas terhadap
lingkungan hidup dan menimbulkan keresahan masyarakat.
43. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
44. Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi
teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan.
BAB II
TUJUAN, DAN SASARAN
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Peraturan daerah tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan
Hidup bertujuan:
a. menjamin kepastian hukum dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
b. menjamin Kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
lingkungan hidup;
c. mewujudkan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana;
d. mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup;
-8-
Bagian Kedua
Sasaran
Pasal 3
Sasaran dari peraturan daerah tentang rencana perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yakni:
a. terjaganya kualitas lingkungan hidup yang memberikan daya dukung bagi
pembangunan berkelanjutan melalui pengendalian perencanaan dan/atau
kerusakan lingkungan, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati, serta
pengendalian perubahan iklim;
b. terjadinya keseimbangan dan fungsi ekosistem dan keberadaan sumber
daya alam untuk kelangsungan kehidupan melalui unit ekosistem
DAS/Sub DAS dan sumber mata air; dan
c. terjaganya daya dukung dan daya tampung pada setiap ruang ekosistem.
BAB III
KEDUDUKAN, MASA BERLAKU, DAN EVALUASI RPPLH
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 4
(1) RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam RPJPD dan RPJMD,
yang materi muatannya berkenaan dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
(2) RPPLH menjadi dasar penyusunan RPPLH kabupaten/kota dalam wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bagian Kedua
Jangka Waktu
Pasal 5
Jangka waktu berlakunya RPPLH daerah yaitu 30 (tiga puluh) tahun, mulai
dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2050.
-9-
Bagian Ketiga
Evaluasi
Pasal 6
(1) RPPLH sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dapat dievaluasi 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
(2) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian hasil, kemajuan, dan
kendala yang dihadapi guna perbaikan RPPLH.
(3) Evaluasi dilakukan dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepastian hukum.
BAB IV
PENETAPAN IKLH
Pasal 7
(1) Dalam rangka pengendalian pelaksanaan RPPLH ditetapkan IKLH daerah.
(2) IKLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan hinga kategori baik.
(3) Pencapaian IKLH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
secara bertahap.
BAB V
SISTEMATIKA
Pasal 8
(1) RPPLH disusun dengan sistematika, sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Peran dan Posisi RPPLH
c. Tujuan dan Sasaran
d. Prinsip RPPLH
Bab II. Kondisi dan Indikasi Daya Dukung dan Daya Tampung
a. Kondisi geografis
b. Kondisi topograf
c. Kondisi hidrologi
d. Kondisi klimatologi
e. Tanah dan lahan
f. Sumber daya mineral
g. Kependudukan
h. Potensi bencana alam
i. Potensi sumber daya alam
-10-
BAB VI
KOORDINASI DAN KERJASAMA
Bagian Kesatu
Koordinasi
Pasal 9
(1) Gubernur melaksanakan koordinasi pelaksanaan RPPLH.
(2) Gubernur dapat melimpahkan wewenang koordinasi kepada pimpinan
organisasi perangkat daerah di bidang lingkungan hidup.
Bagian Kedua
Kerjasama
Pasal 10
Dalam rangka pelaksanaan RPPLH, Gubernur dapat melakukan kerjasama
dengan pemerintah daerah lain, pihak ketiga, dan dunia usaha.
-11-
BAB VII
MONITORING DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Monitoring
Pasal 11
(1) Gubernur melaksanakan monitoring pelaksanaan RPPLH dalam rangka
melihat capaian IKLH yang telah ditetapkan.
(2) Gubernur dapat menugaskan pimpinan organisasi perangkat daerah di
bidang lingkungan hidup untuk melakukan monitoring.
Bagian kedua
Pelaporan
Pasal 12
(1) Pimpinan organisasi perangkat daerah di bidang lingkungan hidup
menyampaikan laporan kepada gubernur, minimal 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.
(2) Gubernur menyampaikan laporan kepada Pemerintah.
(3) Tata cara penyampaian laporan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENBGAWASAN
Pasal 13
(1) Gubernur melakukan pembinaan dalam rangka pelaksanaan RPPLH.
(2) Pembinaan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam
bentuk:
a. sosialisasi;
b. pemberian petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan; dan
c. pendidikan dan pelatihan.
Pasal 14
(1) Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
RPPLH.
-12-
BAB IX
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 15
(1) Masyarakat memiliki kesempatan berpartisipai dalam pelaksanaan
RPPLH.
(2) Partisipasi masyarakat dilakukan, dalam bentuk:
a. pengawasan;
b. pemberian usul, saran, dan pendapat;
c. pendampingan tenaga ahli;
d. bantuan teknis; dan
e. penyampaian informasi atau laporan adanya perilaku merusak
lingkungan hidup.
BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 16
(1) Pembiayaan penyelenggaraan RPPLH bersumber dari APBD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah, dana dekonsentrasi APBN, partisipasi
masyarakat.
(2) Kalangan dunia usaha dapat mengalokasikan dana untuk membiayai
pelaksanaan RPPLH daerah.
BAB XI
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Sanksi Administratif
Pasal 17
(1) Gubernur menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan, jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran
terhadap izin lingkungan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. paksaan pemerintahan;
-13-
Bagian Kedua
Hak Gugat Pemerintah Daerah
Pasal 18
(1) Pemerintah daerah berhak mengajukan gugatan ganti rugi dan/atau
tindakan tertentu terhadap usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
(2) Hak gugat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya dapat digunakan
apabila terjadi kerugian lingkungan hidup, sebagai akibat dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
(3) Hak gugat pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Hak Gugat Masyarakat
Pasal 19
(1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class
action) untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan
masyarakat, apabila mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.
(2) Hak gugat masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai ketentuan peratutran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat
Hak Gugat Organisasi Lingkungan Hidup
Pasal 20
(1) Organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk
kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2) Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terbatas
pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya
tuntutan ganti rugi.
-14-
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
(1) Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, seluruh peraturan
perundang-undangan tingkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
daerah ini.
(2) Rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan sebelum ditetapkan
peraturan daerah ini, harus disesuaikan secara bertahap paling lama 3
(tiga) tahun sejak berlakunya peraturan daerah ini.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
-15-
Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 2020
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,