Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1 Deskripsi Wilayah Perencanaan


Secara administratif Kecamatan Gandus merupakan bagian dari Kota
Palembang berjarak sekitar 9 km dari ibukota Provinsi Sumatera Selatan, kota
palembang merupakan salah satu Kota di Provinsi Sumatera Selatan. Secara
geografis, wilayah Kota Palembang terletak antara 2° 52’ sampai 3° 5’ Lintang
Selatan dan 104° 37’ sampai 104° 52’ Bujur Timur. Wilayah ini termasuk daerah
dataran yang relatif rendah dimana mempunyai variasi ketinggian wilayah antara
0 – 8 m di atas permukaan laut.
2.1.1 Kondisi Topografi
Kota Palembang sebagian besar merupakan dataran yang relatif ratadengan
variasi ketinggian antara 0–8 m diatas permukaan laut.dan daerah ini merupakan
daerah yang relative cukup rendah karena banyaknya wilayah rawa dan bukit-
bukit. ada karakter berbeda antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir di Kota
Palembang. Bagian wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi
yang relatif datar, dan sebagian besar tanah asli berada di bawah permukaan air
pasang maksimum Sungai Musi (+ 3,75 diatas permukaan laut) kecuali lahan-
lahan yang telah dibangun (dan akan dibangun) dimana permukaan tanah telah
mengalami penimbunan (dan reklamasi).
Di bagian wilayah Seberang Ilir yang dijadikan sebagai daerah
perencanaan ditemui adanya variasi topografi (ketinggian) dari 4 meter sampai 20
meter diatas permukaan lautdan ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro
dan lembah-lembah yang berkelanjutan dan tidak terdapat topografi yang terjal.
Sampai jarak sekitar 5 Km ke arah utara Sungai Musi kondisi topografinya relatif
menaik sampai pegunungan dan setelah itu semakin ke utara menurun kembali.
Dengan demikian dari aspek topografi pada prinsipnya tidak ada faktor pembatas
untuk pengembangan ruang yaitu berupa kemiringan atau kelerengan yang besar

II-1
II-2
Luas wilayah Kelurahan Gandus ini adalah 3.250 Ha. Hampir 40 %,
daratan, 40% rawa, dan 20 sungai. Daratan dijadikan perumahan dan perkebunan,
sedangkan sebagian rawa dijadikan humo (sawah) dan sebagian lagi rawa berupa
semak belukar.Tapi sekarang ini sudah banyak rawa-rawa kosong ditimbun tanah
untuk dijadikan perumahan oleh para pengembang (pengusaha property). Jarak
Kecamatan Gandus dari pusat Kota Palembang lebih kurang 10 Km.
II-4
2.1.2 Kondisi Geografis
Kota Palembang terletak antara 2° 52’ sampai 3° 5’ Lintang Selatan dan
104° 37’ sampai 104° 52’ Bujur Timur. Pada tahun 2007 Kota Palembang dibagi
16 kecamatan dan 107 kelurahan. Pada tahun 2018 berdasarkan SK nomor
136/4123/BAK, terbentuk kecamatan Jakabaring yang merupakan pemekaran dari
kecamatan Seberang Ulu I dan Kecamatan Ilir Timur tiga yang merupakan
pemekaran dari kecamatan Ilir Timur II, sehingga saat ini wilayah administrasi
kota Palembang menjadi 18 kecamatan dan 107 kelurahan. Berdasarkan PP
Nomor 23 tahun 1988, luas wilayah kota Palembang adalah 400,61 Km2 / 40.061
ha, dimana Kecamatan Gandus memiliki luas terbesar dibandingkan kecamatan
lainnya (68.78 km2/17.17 %) dan kecamatan ilir barat II merupakan kecamatan
dengan luas wilayah terkecil (6.22 km 2 / 1.55 %).
Daerah Kecamatan Gandus terletak di pinggir sungai musi yang teridiri
dari 5 kelurahan dengan luas wilayah 6,878,00 Ha yang berbatasan dengan :
Sebelah Utara: Kecamatan Ilir Barat I dan Kabupaten Banyuasin
 Sebelah Barat: Kabupaten Banyuasin
Sebelah Timur: Kecamatan Ilir Barat II ;
Sebelah Selatan: Sungai Musi di Kecamatan Ulu I;.
Wilayah distribusi air minum PDAM Tirta Musi Kota Palembang terbagi
menjadi 2 wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir, sebagai mana Kota Palembang
yang dilalui oleh Sungai Musi yang membelah Kota menjadi 2 wilayah. Untuk
distribusi air minum di wilayah Seberang Ulu meliputi 5 wilayah Kecamatan yaitu
Kecamatan Jakabaring, Kertapati, Plaju, Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II.
Sedangkan untuk wilayah Seberang Ilir meliputi 13 Kecamatan yaitu Kecamatan
Alang-Alang Lebar, Bukit Kecil, Gandus, Ilir Barat I, Ilir Barat II, Ilir Timur I, Ilir
Timur II, Ilir Timur III, Kalidoni, Kemuning, Sako, Sematang Borang, dan
Sukarame.
2.1.3 Hidrologi, Klimatologi, dan Hidrogeologi
Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi
menjadi dua bagian besar disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kota
Palembang mempunyai 108 anak sungai. Terdapat 4 sungai besar yang melintasi
Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504
II-5
meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar
terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II).
Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-
rata 236 meter, Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai
Keramasan dengan lebar rata-rata 103 meter. Disamping sungai-sungai besar
tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya terletak di Seberang Ilir yang
berfungsi sebagai drainase perkotaan. Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar
berkisar antara 3-20 meter. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang dibangun
kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air
Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jika dilihat dari
jauhnya letak Kota Palembang dari muara sungai Musi di Laut Cina Selatan,
maka intrusi air laut tidak begitu berpengaruh.
Sedangkan dari klimatologi, musim yang terdapat di Kota Palembang
sama seperti umumnya yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia, hanya dikenal dua
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai
dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada
bulan Desember sampai Maret arus angin yang banyak mengandung uap air
berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan.
Palembang mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dimana pada tahun 2011
rata-rata berkisar antara 77 % (September) sampai 87 % (Januari-April dan
Desember).

2.2 Sarana dan Prasarana


2.2.1 Air Limbah
Sistem pembuangan limbah domestik di Kota Palembang terdapat
beberapa sistem sesuai dengan peruntukannya. Daerah permukiman yang
terstruktur menggunakan sistem tangki septik individual dan komunal, sedangkan
untuk permukiman yang tidak terstruktur penduduknya baru sebagian
menggunakan tangki septik individual, cubluk, masih banyak yang menggunakan
saluran sungai dan saluran irigasi sebagai pembuangan air limbah domestik. Air
II-6
bekas cucian, dapur dan kamari mandi disalurkan langsung ke saluran drainase,
kali dan saluran lainnya.
Timbulan air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air minum,
pada umumnya timbulan air limbah yang dihasilkan kurang lebih 70 % - 80 %
dari pemakaian air minum, pada saat ini pengolahan air limbah perumahan
menggunakan pola penanganan setempat atau ‘On Site System’ yang berdasarkan
Susenas tahun 2000 (BPS Sumsel Tahun 2001), Rumah Tangga yang memiliki
MCK sendiri sebanyak 6,10 %. Sistem setempat (on site) dominan berada di
kawasan perumahan, masing-masing rumah mengalirkan air limbah ke tangki
septik. Untuk perumahan dengan kapling relatif kecil (perumahan relatif padat)
disarankan dengan sistem terpusat atau komunal. Dimana pada saat ini air
buangan yang dihasilkan dapat diresapkan ke dalam tanah dengan menggunakan
unit septik-tank dan unit bidang resapan. Dibuang ke tangki dengan bidang
resapan, dibuang ke cubluk, dibuang ke sungai atau rawa. Berdasarkan hasil
analisis volume air limbah Kota Palembang pada tahun 2019 sebanyak 97.762
liter/detik (untuk jamban) dan 13.305 liter/detik (MCK).
2.2.2 Persampahan
Jumlah sampah secara kuantitas setiap harinya mengalami kenaikan, dan
pelayanan persampahan baru mencapai sekitar 38 % dari total sampah secara
keseluruhan untuk saat ini, Kota Palembang sudah memiliki tempat pembuangan
sampah (TPA) yang berada di kelurahan Sukajaya (Kecamatan Sukarame) dengan
luas 25 Ha (termasuk IPLT).
Jumlah sarana kebersihan dan pengelolaan sampah sudah cukup memadai,
hanya kondisi sarana yang perlu terus ditingkatkan kualitasnya seperti mengganti
sarana persampahan yang sudah rusak. Mengembangkan TPA ynag berada di
Desa Karya Jaya (Kecamatan Seberang Ulu I) dengan luas 40 Ha dengan sistem
yang dipakai Sanitary Land Fill, sehingga mengimbangi pertambahan penduduk
di masa yang akan datang. Dalam implementasinya pengembangan sistem
pengelolaan persampahan diprioritaskan untuk daerah-daerah yang belum
mendapat pelayanan dan daerah permukiman baru.
2.2.3 Drainase
II-7
Sistem drainase di Kota Palembang, telah diidentifikasi 19 sistem
drainase, sedangkan untuk wilayah dari seluruh drainase sebanyak 12 sistem
drainase ke Sungai Musi sementara 7 sistem ke utara ke besar Banyuasin melalui
Sungai Gasing, Sungai Kenten dan Saluran-Saluran yang dibangun disana. Sistem
drainase yang telah diidentifikasi tersebut adalah Sistem Borang, Sistem Sekanak,
Sistem Bendung, Sistem Lawang Kidul, Sistem Buah, Sistem Sriguna dan Sistem
Seberang Ulu, Sistem Gandus, Sistem Lambidaro, Sistem anak-anak Gasing,
Sitem anak-anak Kenten, Sistem S. Nyiur, Sistem S, Sistem Sungai Lais, Sistem
Kertapati dan Sistem Keramasan-Karya Jaya.
II-9
2.2.4 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Gandus dipengaruhi oleh
faktor alami maupun faktor non alami. Secara alami faktor yang mempengaruhi
penggunaan lahan di Kecamatan Gandus antara lain kemiringan tanah, jenis tanah,
curah hujan, kandungan air tanah dan sebagainya, sedangkan faktor non alami
yang mempengaruhi penggunaan lahan yaitu aktivitas yang terjadi di masyarakat,
mata pencaharian, jumlah penduduk, sebaran penduduk. Kondisi saat ini
menunjukkan kondisi / karakteristik penggunaan lahan di Kecamatan Gandus.
Dominasi penggunaan lahan di Kecamatan Gandus adalah untuk non persawahan
terutama untuk pertanian tanaman pangan dan tambak. Berikut tabel penggunaan
lahan di Kecamatan Gandus dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Kecamatan Gandus
Kelurahan Lahan Pertanian Lahan Untuk Non
Luas Lahan Luas Lahan Bukan Pertanian (Ha)
Sawah (Ha) Sawah (Ha)
Pulokerto 60 3236 450
Gandus 40 2485 410
Karang 5 15 167
Jaya
Karang 2 12 158
Anyar
36 Ilir 0 6 87
Jumlah 107 5754 1272
Sumber : Kecamatan Gandus dalam angka, 2018
Jenis penggunan lahan di Kecamatan Gandus dapat dibedakan menjadi
kawasan persawahan dan kawasan bukan persawahan salah satunya daerah rawa.
Masalah yang dihadapi dalam penggunaan lahan ini adalah konversi
lahan rawa (lahan basah) menjadi kegiatan non pertanian. Persoalannya adalah
perkembangan Kawasan perkotaan yang mengalih fungsikan lahan pertanian
sawah, rawa , dan diperkirakan akan semakin mempercepat perubahan lahan
menjadi lahan perkotaan.
II-10
2.3 Fasilitas dan Utilitas
2.3.1 Fasilitas
a. Jumlah Penduduk per Desa per Luas Wilayah
Jumlah rumah yang harus dibangun ini cukup banyak, hal ini sesuai
dengan fungsi Wilayah Kecamatan Gandus sebagai daerah pemukiman yang
ditunjang dengan masih tersedianya lahan-lahan kosong yang dapat dibangun
walaupun ada kendala fisiografi dalam pengembangan. Untuk jumlah
penduduk per desa dan luas wilayah (Hektar) dapat di tabel berikut :
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk per Desa dan Luas Wilayah
No Desa Luas Wilayah (Ha) Presentase
1 Pulokerto 403 18.64
2 Gandus 746 29.61
3 Karangjaya 6.427 16.25
4 Karanganyar 8.228 19.14
5 Tiga-Puluh- 13.008 16.36
Enam Ilir
Total 1.087 100.00
Sumber : Kecamatan Gandus dalam angka, 2021
b. Fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan permukiman yang
direncanakan. Di Kecamatan Gandus, fasilitas peribadatan yang tersedia adalah
Masjid dan Mushola. Fasilitas peribadatan di Kecamatan Gandus dapat dilihat
pada tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Gandus
No Tempat Peribatan Jumlah
di Kecamatan Gandus
1 Masjid 45 buah
2 Mushola 48 buah
Sumber : Kecamatan Gandus dalam Angka, 2021
II-11
c. Fasilitas Pendidikan
Semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Prasarana dan sarana
pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah
dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Fasilitas pendidikan di
Kecamatan Gandus terdiri dari SD, SMP, SMU, Pondok Pesantren, dan SLB.
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Gandus
No Fasilitas Pendidkan Jumlah
di Kecamatan Gandus
1 TK 30 Unit
2 SD/MI 24 Unit
3 SMP/MTS 16 Unit
4 SMU/MA 7 Unit
Sumber : Kecamatan Gandus dalam Angka, 2021

d. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan adalah segala sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kesehatan jasmani maupun rohani. Ada lima jenis fasilitas kesehatan
di Kecamatan Gandus, yaitu rumah sakit umum, puskemas, posyandu, klinik, dan
Apotek. Fasilitas kesehatan di Kecamatan Gandus dapat dilihat pada tabel 2.5 di
bawah ini.
Tabel 2.5 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gandus
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
di Kecamatan Gandus
1 Rumah Sakit 1 Unit
2 Poliknik / balai pengobatan 5 Unit
3 Puskesmas 1 Unit
5 Apotek 1 Unit
Sumber : Kecamatan Gandus Dalam Angka 2021
II-12
e. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Tersedianya fasilitas perdagangan dan jasa merupakan capaian kinerja
daya saing bidang di perdagangan jasa untuk meningkatkan ekonomi suatu
daerah. Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan suatu kebutuhan untuk
masyarakat dengan skala pelayanan regional dan lokal. Fasilitas atau fasilitas
tempat pemasaran perdagangan dan jasa tersebut terdiri dari Hotel, Penginapan,
Warung dan Restoran.
Adapun perincian jumlah fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di
Wilayah Perencanaan dapat di lihat pada Tabel 2.6 di bawah ini
Tabel 2.6 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis Fasilitas Keterangan
Jumlah Jumlah
(Unit) (Jiwa)
Fasilitas Pedagang dan jasa Pasar 3 -
Kios 388 -
Restoran 19 -
Mini Market 16 -
Hotel 20
Sumber : Kecamatan Gandus Dalam Angka 2
II-13
II-14
2.4 Aspek Teknis
Sistem produksi PDAM Tirta Musi berasal dari 6 (enam) unit Instalasi
Pengolahan Air (IPA), yakni IPA 3 Ilir, Karang Anyar, Ogan, Borang, Karang
Anyar 2, dan Poligon. Dari kelima IPA tersebut ada beberapa yang dilengkapi
dengan unit Intake berdasarkan namanya yakni, Intake Karang Anyar, Ogan dan
Borang. Bila dilihat dari wilayah pelayanan secara garis besar dibagi menjadi 2
(dua) wilayah pelayanan, yaitu wilayah Seberang Ilir meliputi wilayah pelayanan
Kecamatan Gandus, Ilir Barat I, dan Ilir Barat II, Bukit Kecil, Sukarame,
Kemuning, Alang-Alang Lebar, Sako Kenten, Sematang Borang, dan Kalidoni.
Wilayah pelayanan Seberang Ilir dilayani dari unit produksi 3 Ilir, Rambutan,
Borang, Poligon, dan Sistem Karang Anyar. Sedangkan di wilayah pelayanan
Seberang Ulu yang meliputi wilayah pelayanan Kecamatan Seberang Ulu I dan II,
Plaju dan Kertapati. Wilayah pelayanan Seberang Ulu dilayani dari Sistem IPA
Ogan. Seluruh sistem baik transmisi maupun distribusi menggunakan sistem
pemompaan penuh. SPAM Kota Palembang saat ini, untuk melayani air minum di
Kota Palembang dengan memanfaatkan sumber air baku dari 2 (dua) sumber yaitu
Sungai Musi dan Sungai Ogan. Untuk memanfaatkan sumber air baku dari 2 (dua)
sumber yaitu Sungai Musi dan Sungai Ogan. Untuk memanfaatkan sumber air
baku tersebut telah dibangun tiga bangunan intake. Dua bangunan intake (Intake
Karang Anyar dan 1 Ilir), memanfaatkan Sungai Musi sebagai sumber air baku
dan satu unit bangunan intake (intake ogan) dibangun untuk memanfaatkan air
baku dari Sungai Ogan.
2.3.1 Sistem Distribusi
Jumlah rata-rata produksi air minum PDAM Tirta Musi pada tahun 2014
sebesar 3602 liter/detik, dan jumlahnya meningkat menjadi 3874 liter/detik pada
tahun 2018. Sedangkan jumlah air distribusi PDAM Tirta Musi pada tahun 2014
adalah sebesar 3539 liter/detik, yang juga meningkat menjadi 3823 liter/detik pada
tahun 2018. Sama halnya dengan jumlah rata-rata air terjual yang juga mengalami
peningkatan dari 2703 liter/detik pada tahun 2014, menjadi 3122 liter/detik pada
tahun 2018.
II-15
Dengan demikian dapat diketahui jumlah rata-rata kehilangan air (NRW)
dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 836 liter/detik atau setara 23,61 % dari
jumlah air terdistribusi, tetapi sampai dengan tahun 2018 jumlahnya menurun
menjadi 701 liter/detik atau setara dengan 18,34 % dari jumlah air terdistribusi.
Tabel 2.1 Jumlah Produksi dan Distribusi di PDAM Tirta Musi Kota
Palembang

No Uraian Satuan Tahun m3/Tahun Liter/detik


Produksi Air m3 2014 113.586.758 3602
1
Minum m3 2015 116.573.591 3697
 
  m3 2016 118.278.054 3751
 
  m3 2017 119.034.713 3775
 
 
  m3 2018 122.183.077 3874
 
Distribusi Air m3 2014 111.602.488 3539
2
Minum
 
  m3 2015 114.739.988 3638
 
  m3 2016 116.480.842 3694
 
  m3 2017 117.443.014 3724
 
  m3 2018 120.572.088 3823
Sumber : PDAM Tirta Musi, 2022

Anda mungkin juga menyukai