Anda di halaman 1dari 15

BAB II

DISKRIPSI WILAYAH STUDI

2.1 KONDISI FISIK

2.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Sebagai ibukota propinsi Sumatera Selatan, letak Kota Palembang sangat strategis
karena berada di rute perdagangan Nasional maupun internasional. Hal ini didukung oleh letak
Kota yang dilalui oleh jalan lintas timur Sumatera yang juga merupakan jalan internasional
Asean dan Asian Highway. Letak Kota yang berdekatan dengan segitiga emas pertumbuhan
SIJORI (Singapura-Johor-Riau) membuat Kota Palembang mempunyai ruang akses dan
mobikitas yang tinggi dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan.

Kota Palembang yang memiliki luas wilayah 40,061 km2 atau 40.061 ha. Wilayahnya
membentang di sepanjang Sungai Musi yang membagi wilayah Kota Palembang menjadi dua
wilayah yaitu wilayah seberang ulu di bagian selatan dan wilayah seberang ilir di bagian utara.
Kedua bagian dihubungkan oleh jembatan Ampera di kawasan tengah kota, sedang di Barat
Laut dihubungkan oleh jembatan Musi II. Di beberapa bagian dalam kota lebar sungai Musi
mencapai 200 meter dan dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman.

Kota Palembang merupakan salah satu Pusat Kegiatan Nasional yaitu merupakan simpul
industri, perdagangan, jasa dan transportasi yang mempunyai keterkaitan dengan daerah
hinterland. Untuk itu maka dalam pengembangannya harus terintegrasi dengan daerah
sekitarnya, terutama daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Palembang. Secara
geografis wilayah Kota Palembang berbatasan langsung dengan beberapa desa dan kecamatan
di Kabupaten Musi Banyu Asin, Muara Enim dan Ogan Komering Ilir. Batas wilayah Kota
Palembang adalah sebagai berikut :
a. Batas sebelah Utara : Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten
Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Musi Banyuasin.
b. Batas sebelah Selatan : Desa Bakung Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan
Komering Ilir dan Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara
Enim.
c. Batas sebelah Timur : Desa Balai Makmur Kecamatan Musi Banyuasin I, Kabupaten
Musi Banyuasin.
d. Batas sebelah Barat : Desa Sukajadi Kecamtan Talang Kelapa Kabupaten Musi
Banyuasin.

Dilihat dari garis bujur dan lintangnya Kota Palembang berada pada posisi 104 0 37’ –
1040 52’ Bujur Timur dan 20 52’ – 30 05’ Lintang Selatan. Letak Kota Palembang dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Diskripsi Wilayah Studi


II - 1
Gambar 2. 1. Letak Kota Palembang

Diskripsi Wilayah Studi


II - 2
2.1.2. Keadaan Alam/Cuaca

Secara keseluruhan Kota Palembang terletak di daerah tropis yang berdekatan dengan
laut, sehingga iklim di daerah ini banyak dipengaruhi angin laut, akibatnya jumlah curah hujan
di Kota Palembang cukup tinggi berkisar antara 2.000 – 3.000 mm/tahun dengan curah hujan
tertinggi terjadi pada Bulan Oktober. Suhu udara di Kota Palembang cukup panas yaitu antara
23oC – 31,7oC sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 75% - 89% serta rata-rata
penyinaran matahari 45%. Musim kemarau terjadi antara Bulan April sampai September dan
musim hujan antara Bulan Oktober sampai Maret. Pada Bulan Januari – April angin bertiup ke
arah Barat Laut dan pada Bulan Mei – Desember ke arah Tenggara dengan kecepatan berkisar
antara 2,53 – 4,56 km/jam.

2.1.3. Topografi

Ketinggian Kota Palembang yang rata-rata hanya 12 meter di atas permukaan air laut
dan kedekatan jarak Kota Palembang dengan Selat Bangka menyebabkan Kota Palembang
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang mencapai ketinggian 3 sampai 5 meter.

Kondisi topografi Kota Palembang mempunyai karakter yang berbeda antara Seberang
Ulu dan Seberang Ilir, wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif
datar dan sebagian besar di bawah permukaan air pasang maksimum dengan ketinggian  3,75
meter di atas permukaan laut dan sebagian lagi berupa lahan yang telah mengalami
penimbunan dan reklamasi.

Pada bagian wilayah Seberang Ilir, topografi bervariasi antara 4 – 20 meter di atas
permukaan air laut. Sampai dengan 5 km ke arah Utara sungai Musi topografinya relatif menaik
dan setelah itu semakin ke Utara semakin menurun kembali.

2.1.4. Geologi

Secara umum batuan dasar yang membentuk kota Palembang adalah berupa lempung,
pasir lempung, napal dan napal pasiran. Batuan ini bersifat plastis teguh dan kedap air.

Keadaan stratigrafi wilayah ini terbagi atas 3 bagian, yaitu:


a. Satuan aluvial dan rawa terdapat di Seberang Ulu dan rawa-rawa di bagian Timur dan
Barat.
b. Satuan Palembang Tengah berupa batuan lempung dan lempung pasir yang kedap air
tersebar di bagian Utara, yaitu ke arah Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Muba)
dan di Selatan tersebar ke arah Indralaya (OKI) dan Gelumbang (Muara Enim).
c. Satuan Palembang Bawah tersebar di bagian dalam kota Palembang dengan arah
memanjang ke arah Barat Daya – Tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.

Sebagian besar jenis tanah di wilayah kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan
aluvial terutama di Seberang Ilir, sementara di Seberang Ulu terdiri dari tanah liat berpasir.

2.1.5. Hidrologi

Kota Palembang secara fisiografis memiliki karakteristik yang khas yaitu merupakan
daerah yang sebagian besar adalah rawa dan mempunyai banyak sungai. Pada Tahun 1992 di
Kota Palembang terdapat 108 sungai, tetapi pada tahun 1998 hanya tinggal 86 sungai, dari
sejumlah sungai tersebut hanya terdapat (5) lima sungai yang masih dapat dilayari :

Diskripsi Wilayah Studi


II - 3
a. Sungai Musi; panjang dalam kota = 15 km; lebar = 220 – 313 m,
b. Sungai Ogan; panjang dalam kota = 5 km; lebar 150 m,
c. Sungai Komering; panjang dalam kota = 2 km; lebar = 150 – 180 m,
d. Sungai Keramasan; panjang dalam kota = 4 km; lebar = 50 – 60 m,
e. Sungai Terusan, panjang dalam kota = 5 km; lebar 30 m.

Kota Palembang dibelah menjadi dua bagian besar oleh Sungai Musi, sementara anak-
anak Sungai Musi menjadikan Kota Palembang menjadi Kota Tepian Air. Anak-anak sungai
tersebut adalah Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Keramasan, Sungai Alur dan Sungai
Sriguna di Seberang Ulu, sementara di wilayah Seberang Ilir terdapat Sungai Lambidaro, Sungai
Sekanak, Sungai Bendung, Sungai Buah, Sungai Selincah, Sungai Batang, Sungai Gasing,
Sungai Kenten dan lain-lain. Kondisi topografi dan hidrologi yang sedemikian rupa,
menyebabkan wilayah kota Palembang secara umum banyak yang tergenang (37%) dan
tergenang musiman (15%) dengan kecenderungan terjadinya genangan/rawa yang lebih luas,
khususnya di wilayah Seberang Ulu.

Kondisi Tata Guna lahan di wilayah Kota Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Diskripsi Wilayah Studi


II - 4
Gambar 2. 2. Kondisi Tata Guna Lahan Kota Palembang

Diskripsi Wilayah Studi


II - 5
2.2. WILAYAH ADMINISTRASI

Berdasarkan PP No. 23/1988 tanggal 6 Desember 1988 secara administratif Kota


Palembang mengalami pemekaran luas yang berasal dari 9 (sembilan) desa dari Kecamatan
Talang Kelapa Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA), 1 (satu) desa dan 2 (dua) kelurahan dari
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kesembilan desa dari Kabupaten MUBA dimekarkan
menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu : Kecamatan Sako (4 desa) dan Kecamatan Sukarami (5
desa), sementara 1 (satu) desa dari Kabupaten OKI, masuk ke dalam administratif Kecamatan
Seberang Ulu I. Dengan demikian Kota Palembang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan serta 72
(tujuh puluh dua) kelurahan.

Seiring dengan perkembangan kota yang menuntut adanya pelayanan yang optimal,
maka melalui SK Gubernur KDH TK I Sumatera Selatan No. 783/SK/III/1995 tanggal 2 Oktober
1995, tentang “Pemekaran Kelurahan dalam Kota Palembang”, Kota Palembang dimekarkan
menjadi 100 (seratus) kelurahan dan 3 (tiga) desa yaitu 2 (dua) desa di Kecamatan Sako dan 1
(satu) desa di Kecamatan Seberang Ulu I.

Pada perkembangannya wilayah Kota Palembang mengalami pemekaran lagi dengan


dikeluarkannya Perda No. 23 Tahun 2000 yang telah diundangkan tanggal 11 Desember 2000
dalam Lembar Daerah Kota Palembang Tahun 2000 Nomor 25. Jumlah Kecamatannya
berkembang dari 8 (delapan) pecah menjadi 14 (empat belas) kecamatan. Kecamatan Ilir Timur
I menjadi Kec Ilir Timur I dan Kemuning, Kec. Ilir Timur II menjadi Kec. Ilir II dan Kalidoni, Kec.
Ilir Barat I menjadi Kec. Ilir Barat I dan Bukit Kecil, Kec. Ilir Barat II menjadi Kec. Ilir Barat II
dan Gandus, Kec. Seb. Ulu I menjadi Kec. Seb. Ulu I dan Kertapati dan Kec. Seb. Ulu II menjadi
Kec. Seb. Ulu II dan Plaju, sedangkan Sako dan Sukarami tidak mengalami perubahan.
Perubahan wilayah kecamatan ini juga mempengaruhi jumlah kelurahan untuk masing-masing
kecamatan.

Perkembangan pemekaran kota Palembang dapat dilihat dalam Tabel 2.1, sedangkan
Peta Administrasi Kota Palembang saat ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Tabel 2.1. Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi Kota Palembang


SK GUB/KDH TK.I
SUMSEL Perda No. 23 Tahun
Masa 1980-an awal PP No. 23/1988
No.783/SK/III/1995, 2000
No.
2 Okt 1995
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Nama Kec. Nama Kec. Nama Kec. Nama Kec.
Kel/Desa Kel/Desa Kel/Desa Kel/Desa
1. Seb. Ulu I 11 Seb. Ulu I 12 Seb. Ulu I 16 Seb. Ulu I 10
2. Seb.Ulu II 9 Seb. Ulu II 9 Seb. Ulu II 14 Seb. Ulu II 7
3. Ilir Timur I 12 Ilir Timur I 12 Ilir Timur I 17 Ilir Timur I 11
4. Ilir Timur II 11 Ilir Timur II 11 Ilir Timur II 17 Ilir Timur II 12
5. Ilir Barat I 9 Ilir Barat I 9 Ilir Barat I 12 Ilir Barat I 6
6. Ilir Barat II 10 Ilir Barat II 10 Ilir Barat II 12 Ilir Barat II 7
7. Sako 4 Sako 6 Sako 6
8. Sukarami 5 Sukarami 9 Sukarami 9
9. Kemuning 6
10. Kalidoni 5
11. Bukit Kecil 6
12. Gandus 5
13. Kertapati 6
14. Plaju 7
Total 6 Kec. 62 Kel. 8 Kec. 72 Kel. 8 Kec. 103 Kel. 14 Kec. 103 Kel.
Sumber : Monografi Kota Palembang, 1996 dan BPS, 2001

Gambar 2. 3. Wilayah Adminsitrasi Kota Palembang

Diskripsi Wilayah Studi


II - 6
2.3. DEMOGRAFI

2.3.1. Penduduk dan Penyebaran Penduduk

Berdasarkan hasil Susenas Tahun 2001 jumlah penduduk Kota Palembang sebesar
1.471.443 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 732.564 jiwa (49,78%) dan
perempuan sebesar 738.879 jiwa (50,21%) ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jika dilihat per kecamatan tampaknya
penduduk kota Palembang terakumulasi di kecamatan Ilir Timur II sebanyak 12,30% (180,952),
di kecamatan Sukarami sebesar 172.631 jiwa (11,73%), dan di kecamatan Ilir Barat I sebesar
119.004 jiwa (8,09%). Data jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya per kecamatan pada
Tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel 2.2, sedangkan data penyebaran dan kepadatan penduduk
tiap kecamatan pada tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel 2.3, dan Gambar 2.4.

Tabel 2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di Kota Palembang
Tahun 2001
Penduduk
No. Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Ilir Barat I 37.728 38.388 76.116
2. Ilir Barat II 79.662 80.067 159.729
3. Ilir Timur I 47.378 47.475 94.853
4. Ilir Timur II 59.308 59.736 119.044
5. Seberang Ulu I 44.221 47.119 91.340
6. Seberang Ulu II 90.176 90.782 180.952
7. Sako 51.675 51.198 102.873
8. Sukarami 86.254 86.377 172.631
9. Gandus 26.617 26.734 53.351
10. Kertapati 43.548 44.121 87.669
11. Plaju 45.634 45.608 91.242
12. Bukit Kecil 27.349 27.393 54.742
13. Kemuning 47.557 48.824 96.381
14. Kalidoni 45.457 45.063 90.520
Total 732.564 738.879 1.471.443
Sumber : BPS Kota Palembang, diolah dari Susenas 2001

Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan di
Kota Palembang 2001
Jumlah Kepadatan
Luas
No. Kecamatan Rumah Penduduk
(Km2) Penduduk
Tangga (jiwa/km2)
1. Ilir Barat I 6,22 14.972 76.116 12.229
2. Ilir Barat II 17,45 32.948 159.729 9.156
3. Ilir Timur I 10,69 19.030 94.853 8.873
4. Ilir Timur II 19,77 24.270 119.044 6.021
5. Seberang Ulu I 6,50 19.612 91.340 14.052
6. Seberang Ulu II 25,58 36.746 180.952 7.074
7. Sako 42,58 20.572 102.873 2.420
8. Sukarami 98,56 36.359 172.631 1.752
9. Gandus 68,78 10.997 53.351 776
10. Kertapati 42,56 17.733 87.669 2.060
11. Plaju 15,17 18.739 91.242 6.015
12. Bukit Kecil 9,92 12.310 54.742 5.518
13. Kemuning 9,00 19.699 96.381 10.709
14. Kalidoni 27,92 17.737 90.520 3.242
Total 400,70 301.697 1.471.443 3.673
Sumber : BPS Kota Palembang, diolah dari Susenas 2001

Diskripsi Wilayah Studi


II - 7
Gambar 2.4. Peta Kepadatan Penduduk di Kota Palembang

Diskripsi Wilayah Studi


II - 8
2.3.2. Pertumbuhan Penduduk dan Distribusi Usia

Pertumbuhan penduduk Kota Palembang dalam kurun waktu 1980 – 1990 rata-rata
sebesar 3,78% per tahun sedangkan dalam kurun waktu 1990 – 2001 turun menjadi 2,4%, jika
dilihat per kecamatan pola pertumbuhan penduduk di semua kecamatan mengalami penurunan
yang cukup besar, namun demikian tingkat pertumbuhan penduduk Palembang masih cukup
tinggi terutama jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk secara nasional sebesar
1,5% per tahun dan ditingkat propinsi Sumatera Selatan 2,36 per tahun.

Distribusi usia penduduk Kota Palembang di dominasi oleh usia muda hal ini bisa dilihat
dari jumlah penduduk berusia 0-14 tahun sebesar 453,884 jiwa atau 30,85% yang merupakan
jumlah penduduk terbesar dari total penduduk Kota Palembang. Jumlah penduduk usia
produktif di Kota Palembang berjumlah 1.125.854 jiwa atau sebesar 76,5%, sedangkan
kelompok usia tidak produktif yaitu penduduk yang berusia di bawah sepuluh tahun dan yang
berusia diatas 65 tahun berjumlah 345.589 jiwa atau sebesar 23,5%. Dilihat dari angka
ketergantungannya yaitu sebesar 48, jumlah ini masih relevan karena dari 100 orang usia
produktif harus menangung 48 orang usia tidak produktif. Data pertumbuhan penduduk dari
tahun 1990 sampai dengan tahun 2001 tiap kecamatan di Kota Palembang dapat dilihat pada
Tabel 2.4, sedangkan distribusi usia penduduk di Kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Tahun 1990 – 2001 di Kota Palembang


No. Kecamatan Th. 1990 Th. 2000 Th. 2001
1. Ilir Barat I 98.043 75.073 76.116
2. Ilir Barat II 196.328 157.578 159.729
3. Ilir Timur I 147.810 92.267 94.853
4. Ilir Timur II 143.038 117.343 119.044
5. Seberang Ulu I 175.873 90.119 91.340
6. Seberang Ulu II 237.418 178.509 180.952
7. Sako 50.937 101.427 102.873
8. Sukarami 90.247 170.297 172.631
9. Gandus - 52.707 53.351
10. Kertapati - 86.439 87.669
11. Plaju - 91.267 91.242
12. Bukit Kecil - 54.035 54.742
13. Kemuning - 95.083 96.381
14. Kalidoni - 89.275 90.520
Total 1.139.694 1.451.776 1.471.443
Sumber : BPS Kota Palembang

Tabel 2.5. Distribusi Usia Penduduk di Kota Palembang Tahun 2001


Jumlah
No. Usia
Laki-laki Perempuan Total
1. 0–4 71.927 71.340 143.267
2. 4–9 82.471 67.697 150.168
3. 10 – 14 82.147 78.302 160.449
4. 15 – 19 87.935 94.128 182.063
5. 20 – 24 74.436 77.877 152.313
6. 25 – 29 60.877 77.290 138.167
7. 30 – 34 54.785 60.229 115.014
8. 35 – 39 51.729 53.672 105.401
9. 40 – 44 47.317 39.323 86.640
10. 45 – 49 34.486 36.712 71.198
11. 50 – 54 24.731 29.305 54.036
12. 55 – 59 17.081 16.231 33.312
13. 60 – 64 15.381 11.880 27.261
14. 65 – 69 11.374 10.281 21.655
15. 70 – 74 8.581 9.006 17.587
16. 75 + 7.306 5.606 12.912
Sumber : BPS Kota Palembang

Diskripsi Wilayah Studi


II - 9
2.3.3. Proyeksi Penduduk

Untuk periode ke depan, sejalan dengan semakin berkembangnya Kota Palembang, di


duga pertumbuhan penduduk terus akan mengalami kenaikan. Hal tersebut didasarkan pada
beberapa pertimbangan/asumsi sebagai berikut :
a. Semakin berkembangnya Kota Palembang dengan diikuti pemekaran kecamatan dari 8
(delapan) kecamatan menjadi 14 (kecamatan), akan menumbuhkan sentra-sentra kegiatan
pemerintah yang diikuti pemekaran kota kecamatan dengan multi fungsi yang melekat
padanya;
b. Tumbuhnya sentra-sentra pembangunan baru sejalan dengan pemekaran kecamatan yang
ada;
c. Otonomi daerah akan membuka peluang investasi yang lebih besar melalui peningkatan
kewenangan daerah dalam mendorong investasi di daerah;
d. Semakin berkembangnya Kota Palembang menjadi daya tarik bagi masyarakat yang ada di
daerah sekelilingnya (hinterland), hal ini ditunjang dengan kemudahan akses dan mobilitas
menuju Kota Palembang.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka proyeksi kedepan pertumbuhan


penduduk Kota Palembang akan semakin tinggi , lebih besar dari pada periode 1990 – 2001.

Prediksi pertumbuhan penduduk Kota Palembang menurut Kecamatan, Tahun 1999, 2004
dan 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.6. berikut ini. (data masih berbasis kecamatan lama).

Tabel 2.6. Pembulatan Prediksi Penduduk Kota Palembang Menurut Kecamatan,


Tahun 1999, 2004 dan 2009.
Prediksi Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
1999 2004 2009
1. Ilir Timur I 195.000 203.700 212.900
2. Ilir Timur II 288.500 328.700 374.400
3. Ilir Barat I 179.900 200.100 222.700
4. Ilir Barat II 123.200 134.100 145.800
5. Seberang Ulu I 242.600 274.200 310.000
6. Seberang Ulu II 186.400 203.300 221.700
7. Sukarami 153.000 186.200 226.500
8. Sako 95.200 118.600 147.800
Total Kota Palembang 1.463.800 1.648.900 1.861.800
Sumber : RTRW Kota Palembang Tahun 1999 - 2009

2.4. PEREKONOMIAN

2.4.1. Gambaran Umum

Memasuki tahun 2001, perkembangan perekonomian Indonesia secara nasional telah


menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah pada tahun 1997-1998 dihantam “badai” krisis
moneter yang sangat hebat. Pemulihan perekonomian itu ditandai dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,99 %, walaupun sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2000 sebesar 5,23%.

Pembangunan ekonomi di Kota Palembang pada rentang waktu 2 (dua) tahun terakhir ini
terlihat laju pertumbuhan ekonominya melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
juga bisa dilihat dari angka inflasi pada tahun 2001 yang masih cukup tinggi yaitu sebesar

Diskripsi Wilayah Studi


II - 10
15,15 %. Sehingga tahun 2001 masih merupakan tahun yang cukup berat bagi pemerintah kota
untuk meningkatkan laju pembangunan.

Kontribusi yang paling menonjol di Kota Palembang terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) adalah pada sektor industri pengolahan yang kontribusinya sekitar 34,98 %
dengan migas dan 27,31 % tanpa migas. Hal ini adalah salah satu usaha pemerintah dalam
membentuk kerangka kebijakan Agro Base Industry. Kondisi ini sangat memberi arti bahwa
proses industrialisasi diharapkan akan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja (Labour
Intensive) agar tenaga pengangguran termasuk pengangguran tersembunyi (Disguise
Unemployment) dapat terserap. Peningkatan pendapatan per kapita Kota Palembang tidak
seiring dengan makin meratanya tingkat pendapatan pemduduk dalam usaha mensejahterakan
penduduk baik di perkotaan maupun di pedesaan. Distribusi pendapatan dalam 2 (dua) tahun
terakhir menunjukkan makin melebarnya pemerataan pendapatan.

Peningkatan PDRB Kota Palembang lima tahun kebelakang memang mengalami


peningkatan yang cukup berarti, tetapi keadaan ini dikhawatirkan tidak berlangsung lama,
karena terlihat pada tahun 2001 peningkatan PDRB tidak begitu besar. Pada Tahun 2001 PDRB
Kota Palembang berdasar harga berlaku dengan migas berjumlah Rp. 11.119.173 juta,
sedangkan pada tahun 2000 berjumlah 9.384.849 juta atau naik sekitar 16,32 %. PDRB Kota
Palembang atas dasar berlaku tanpa migas pada tahun 2001 berjumlah Rp. 9.384.849 juta atau
naik sebesar 15,24 % dibanding pada tahun sebelumnya (2000) yang sebesar Rp. 8.143.703
juta.

Secara riil berdasarkan harga konstan, PDRB Kota Palembang dengan migas pada tahun
2001 sebesar Rp. 3.378.471 juta atau meningkat sekitar 4,99 % dibandingkan tahun 2000
sebesar Rp. 3.217.978 juta atau dilihat dari perkembangannya dari tahun 1993 naik sebesar
40,24 %. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas pada tahun 2001 naik 5,14
% menjadi sebesar Rp. 3.021.984 juta dibandingkan tahun 2000 sebesar Rp. 2.874.236 juta,
Jika dilihat perkembangannya dari tahun 1993 PDRB Kota Palembang atas dasar harga konstan
meningkat sebesar 41,32 persen, yang artinya tiap tahun berkembang rata-rata 5,16 % per
tahun. Secara lengkap PDRB Kota Palembang atas dasar harga belaku dan harga konstan tahun
1997 s/d 2001 dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.

Tabel 2.7. PDRB Kota Palembang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (juta) Tahun 1997 – 2001
Tahun
No. Lapangan Usaha
1997 1998 1999 2000 2001
1.
Pertanian 30.445 44.080 56.304 67.032 79.948
2.
Pertambangan & Penggalian - - - - -
3.
Industri Pengolahan 1.748.214 2.839.422 3.155.915 3.885.170 4.472.798
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih 70.023 90.201 112.352 140.895 177.034
5.
Bangunan 273.611 325.294 351.508 416.879 474.578
6.
Perdagangan, Hotel & 1.022.672 1.450.950 1.687.683 2.035.615 2.453.836
Restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi 630.690 809.501 1.119.946 1.310.419 1.580.415
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 445.738 632.089 690.755 649.327 740.699
Perusahaan
9. Jasa - Jasa 448.926 618.335 766.610 984.723 1.139.865
PDRB dengan Migas 4.670.319 6.809.872 7.941.073 9.487.060 11.119.173
PDRB tanpa Migas 4.238.830 6.189.483 7.169.264 8.143.703 9.384.849
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang , 2001

Diskripsi Wilayah Studi


II - 11
Tabel 2.8. PDRB Kota Palembang Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha (juta) Tahun 1997 – 2001
Tahun
No. Lapangan Usaha
1997 1998 1999 2000 2001
1. Pertanian 19.701 20.083 21.438 21.759 22.085
2. Pertambangan & Penggalian - - - - -
3. Industri Pengolahan 1.160.633 1.093.760 1.131.430 1.158.676 1.181.850
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 57.797 61.888 70.960 75.270 81.178
5. Bangunan 196.998 135.874 119.762 126.682 129.738
6. Perdagangan, Hotel & 698.916 682.162 761.205 822.208 888.753
Restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi 500.818 335.284 375.859 438.900 486.649
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 328.472 262.109 249.940 238.508 241.215
Perusahaan
9. Jasa - Jasa 337.768 332.580 327.320 335.975 347.003
PDRB dengan Migas 3.301.103 2.923.740 3.057.914 3.217.978 3.378.471
PDRB tanpa Migas 3.031.876 2.652.629 2.732.771 2.874.236 3.021.984
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang , 2001

2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur dalam kebijakan pembangunan yang


dilakukan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung
merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Gambar 2.5. Pertumbuhan Ekonomi


Bagi daerah, indikator ini merupakan
15
pegangan untuk mengetahui dan menilai
pertumbuhan
10
keberhasilan pembangunan yang telah dicapai
Prosentase

0 dan untuk menentukan arah pembangunan


-5 dimasa yang akan datang.
-10

-15
Pertumbuhan ekonomi Kota Palembang
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Tahun
tahun 2001 meningkat dibandingkan tahun

Sumber : PDRB Kota Palembang , 2001 sebelumnya walaupun tidak terlalu signifikan, hal
ini bisa dilihat dari laju pertumbuhan PDRB harga
konstan yang meningkat 4,99 % dengan migas dan 5,14 % tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi
Kota Palembang tahun 1995 s/d tahun 2001 dapat dilihat pada Gambar 2.6. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kota Palembang tersebut lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi Propinsi Sumatera Selatan dan pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 4,11 %
dengan migas dan 4,95 % tanpa migas untuk Propinsi Sumatera Selatan dan sebesar 3,32 %
dengan migas dan 3,98 % tanpa migas untuk pertumbuhan ekonomi nasional yang berdasar
laju pertumbuhan harga konstan.

2.4.3. Struktur Ekonomi.

Struktur perekonomian Kota Palembang masih didominasi oleh sektor industri


pengolahan. Hal ini dapat dilihat dari sumbangan sektor industri pengolahan yang pada tahun
2001 sekitar 40,23 % dengan migas dan 29,18 % tanpa migas. Konstribusi ini menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2000 yang sekitar 40,95 % dengan migas dan 31,21 % tanpa
migas. Walaupun begitu kondisi ini masih menunjukkan bahwa program pemerintah dengan
Agro Base industry dalam perekonomian Kota Palembang masih berjalan. Sektor perdagangan,

Diskripsi Wilayah Studi


II - 12
hotel dan restoran memberikan kontribusi terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan
dengan kontribusi sebesar 22,07 % dengan migas dan 26,15 % tanpa migas. Lebih jelasnya
struktur perekonomian Kota Palembang tahun 2001 dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan 2.7.

Jasa-jasa Jasa-jasa
10% Pertanian
Angkut Kuangan 11% Pertanian
1% Keuangan
7% Angkut 1%
14% Tambang 8%
0% 14% Tambang
0%

Dagang Industri
36% Industri
26% Listrik 28%
Bangunan Listrik Dagang
4% 2% Bangunan 3%
31%
4%

Gambar. 2.6. Struktur Ekonomi Kota Gambar. 2.7. Struktur Ekonomi Kota
Palembang dengan Migas Palembang tanpa Migas

2.4.4. Laju Inflasi

Laju inflasi secara keseluruhan ditingkat produsen diseluruh sektor ekonomi tahun 2001
sebesar 11,64 % dengan migas dan 9,61 % tanpa migas, laju inflasi tersebut lebih rendah
dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,53 % dengan migas dan 8 % tanpa migas.
Secara sektoral, inflasi tertinggi terjadi di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
yaitu sebesar 25,94% disusul kemudian sektor pertanian sebesar 17,51 %. Data laju inflasi
sektoral si Kota Palembang pada tahun 2001 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Laju Inflasi Sektoral di Kota PalembangTahun 1997 – 2001


Tahun
No. Lapangan Usaha
1997 1998 1999 2000 2001
1. Pertanian 11,84 42,03 19,66 17,30 17,51
2. Pertambangan & Penggalian - - - - -
3. Industri Pengolahan 11,94 72,35 7,45 20,21 12,87
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,82 20,30 8,63 18,22 16,51
5. Bangunan 11,90 72,37 22,60 12,12 11,16
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 12,77 45,36 4,24 11,67 11,52
7. Pengangkutan dan komunikasi 8,76 91,72 23,41 0,20 8,77
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 12,00 36,45 36,95 -6,43 25,94
Perusahaan
9. Jasa - Jasa 9,61 39,89 25,97 25,14 12,08
PDRB dengan Migas 11.30 64,63 11,49 13,53 11,64
PDRB tanpa Migas 11.30 66,89 12,43 8,00 9,61
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang , 2001

2.5.5. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita penduduk Kota Palembang pada tahun 2001 berdasarkan harga
berlaku dengan migas sebesar Rp. 6.283.662,-. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dibandingkan dengan tahun 2000 dengan pendapatan perkapita sebesar Rp.
5.433.339,- atau berarti telah mengalami penambahan sebesar Rp. 850.323,-. Sedangkan
berdasarkan harga berlaku tanpa migas, pendapatan per kapita Penduduk Kota Palembang pada
Tahun 2001 sebesar Rp. 5.256.014,- atau meningkat sebesar Rp. 633.974,- dibanding tahun
2000 dengan pendapatan per kapitanya Rp. 4.622.040,-.

Diskripsi Wilayah Studi


II - 13
Berdasarkan harga konstan dengan migas, pendapatan per kapita penduduk Kota
Palembang naik sebesar Rp. 64.859,- dari Rp 1.809.624 pada tahun 2000 menjadi Rp.
1.874.483,- pada tahun 2001. Apabila subsektor migas dikeluarkan, pendapatan per kapita
penduduk Kota Palembang naik sebesar Rp. 61.554,- dari Rp. 1.647.986 pada tahun 2000
menjadi Rp. 1.709.540,- pada tahun 2001.

Jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita Propinsi Sumatera Selatan, pendapatan
per kapita penduduk Kota Palembang tidak berbeda jauh, untuk pendapatan per kapita Propinsi
Sumatera Selatan berdasar harga berlaku dengan migas sebesar Rp.6.778.602,- lebih tinggi
dibanding Kota Palembang (Rp. 6.283.662,-.), sedangkan tanpa migas sebesar Rp. 4.344.089,-
lebih rendah dibandingkan Kota Palembang (Rp. 5.256.014,-).

Untuk pendapatan perkapita Propinsi Sumatera Selatan berdasar harga konstan dengan
migas sebesar Rp. 1.856.686,- lebih rendah dibanding Kota Palembang (Rp. 1.874.483,-),
sedangkan tanpa migas sebesar Rp. 1.473.239,- lebih rendah dibandingkan Kota Palembang
(Rp. 1.709.540,-).

Diskripsi Wilayah Studi


II - 14
AB II .................................................................................................................................. 1
diskripsi wilayah studi ................................................................................................................................... 1
2.1 Kondisi Fisik ...................................................................................................................................... 1
2.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah .................................................................................................... 1
2.1.2. Keadaan Alam/Cuaca ......................................................................................................................... 3
2.1.3. Topografi ............................................................................................................................................ 3
2.1.4. Geologi ............................................................................................................................................... 3
2.1.5. Hidrologi ............................................................................................................................................ 3
2.2. WILAYAH ADMINISTRASI ........................................................................................................... 6
2.3. Demografi .......................................................................................................................................... 7
2.3.1. Penduduk dan Penyebaran Penduduk ................................................................................................. 7
2.3.2. Pertumbuhan Penduduk dan Distribusi Usia ...................................................................................... 9
2.3.3. Proyeksi Penduduk ........................................................................................................................... 10
2.4. PEREKONOMIAN .......................................................................................................................... 10
2.4.1. Gambaran Umum ............................................................................................................................. 10
2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................................................................... 12
2.4.3. Struktur Ekonomi. ............................................................................................................................. 12
2.4.4. Laju Inflasi ........................................................................................................................................ 13
2.5.5. Pendapatan Per Kapita ....................................................................................................................... 13
Gambar. 2.6. Struktur Ekonomi Kota Palembang dengan Migas23 ............................................................. 15
Gambar. 2.7. Struktur Ekonomi Kota Palembang tanpa Migas 23 ............................................................. 15

Gambar 2. 1. Letak Kota Palembang ..................................................................................................... 2


Gambar 2. 2. Kondisi Alam Kota Palembang ........................................................................................ 5
Tabel 2.1. Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi Kota Palembang ................................ 6
Gambar 2. 3. Wilayah Adminsitrasi Kota Palembang ........................................................................... 6
Tabel 2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di Kota Palembang Tahun
2001 ................................................................................................................................. 7
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan di Kota
Palembang 2001 ............................................................................................................... 7
Gambar 2.4. Peta Kepadatan Penduduk di Kota Palembang .................................................................. 8
Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Tahun 1990 – 2001 di Kota Palembang .................................... 9
Tabel 2.5. Distribusi Usia Penduduk di Kota Palembang Tahun 2001 ............................................. 9
Tabel 2.6. Pembulatan Prediksi Penduduk Kota Palembang Menurut Kecamatan, Tahun
1999, 2004 dan 2009. ..................................................................................................... 10
Tabel 2.7. PDRB Kota Palembang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(juta) Tahun 1997 – 2001 ............................................................................................... 11
Tabel 2.8. PDRB Kota Palembang Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(juta) Tahun 1997 – 2001 ............................................................................................... 12
Gambar 2.5. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................................... 12
Tabel 2.9. Laju Inflasi Sektoral di Kota PalembangTahun 1997 – 2001 ........................................ 13

GAMBAR. 2.6. STRUKTUR EKONOMI KOTA PALEMBANG DENGAN MIGAS23

GAMBAR. 2.7. STRUKTUR EKONOMI KOTA PALEMBANG TANPA MIGAS 23

Diskripsi Wilayah Studi


II - 15

Anda mungkin juga menyukai