Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN KERJA

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI


2017

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor DISTRIK KAYUNI
Kabupaten Fakfak, Propinsi Papua Barat

A. LINGKUP PEKERJAAN
Secara Umum Komplek Bangunan ini merupakan bangunan baru yang akan dipergunakan
untuk menunjang fasilitas pelayanan kepada masyarakat di Distrik Kayuni.

B. TAHAPAN PELAKSANAAN
I.A PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Penyediaan Listrik dan Air Kerja Lapangan


Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Kantor Distrik di bangun kantor kerja
untuk sementara untuk tenaga Ahli ataupun ruang rapat sementara pada saat pelaksanaan agar
pengawasan serta pengecekan proyek selalu terkondisi. Kantor sementara ditempatkan didekat lokasi
pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan.
2. Dokumentasi
Bertujuan untuk bukti data oktentik kegiatan pekerjaan pelaksaan fisik, sehingga item dari
pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat dipertanggung-jawabkan.

II. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai
bangunan, penggalian, sehingga titik peil sesuai dengan gambar rencana.Ketentuan-ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar
sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok
disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
d. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan rabat beton (K100) dan urugan pasir.
2. Rabat Beton (Beton Cor Lantai Kerja) / Pasir Urug
Beton Cor Lantai Kerja / Pasir urug berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung
menyentuh tanah yang dalam pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton bersinggungan
dengan tanah sehingga karakteristik besi beton dan monolitnya antara beton dan besi bisa terganggu.
Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalan rata-rata lantai kerja : 5 cm, sedangkan pasir urug : 10
cm. Untuk pekerjaan lantai kerja dibuat dari beton mutu K-100 menurut NI-2, atau lebih kurang setara
dengan fc’ = 8,3 MPa menurut SKSNI-T15-1991.
A. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi
menjadi :

1. Pondasi Lajur (Pondasi Batu Kali)


Pondasi lajur adalah pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan
menyebarkannya ke dalam tanah. Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh
pondasi batu kali berasal dari beban-beban dinding ataupun lantai. Pondasi batu kali tidak
diperuntukan menerima beban terpusat dari struktur karena pondasi ini tidak bisa menerima gaya
lateral. Pondasi Batu Kali berasal dari batu gunung local yang dikombinasi dengan adukan
pasir semen dengan komposisi 1 : 4. Bentuk penampang melintang dari pon dasi ini berbentuk
trapezium, dengan ukuran yang varian baik lebar bawah ataupun lebar atas serta ketinggian
disesuaikan dengan spesifikasi dan standar yang ada dalam gambar bestek. Bagian atas diratakan
dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk pemasangan sloof diatasnya. Yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan batu kali adalah Sisi-sisi batu tajam tidak bulat, pertemuan antara
batu dengan batu harus diisi dengan spesi. Pemasangan Stek pengikat Batu kali dengan Sloof yang
dipasang setiap jarak 1 m memakai besi beton 10 mm atau 12 mm dengan panjang 40 D.

1
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

B. Pekerjaan Struktur Beton


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga kerja untuk produksi
serta pelaksanaan pekerjaan beton dan beton bertulang, termasuk uji kekuatan dan perawatannya,
yang akan meliputi antara lain :
Material pembentukan beton
Pengadaan beton
Baja tulangan
Pekerjaan beton bertulang
Perawatan beton
Uji kelayakan dan kekuatan beton

2. Pengadaan, Mutu dan Kinerja Beton


(a) Semua pekerjaan beton yang termasuk dalam lingkup spesifikasi ini berupa “site mixed
concrete” (dibuat ditempat), kecuali bila ditetapkan lain secara khusus dalam spesifikasi. Semua
pekerjaan beton memenuhi syarat-syarat SKSNIT15- 1991.
(b) Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi
campuran yang baik, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan.
Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
(c) Sebelum site mixed concrete, Pihak Kami dikan membuat adukan percobaan (trial mixes)
untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan kinerja seperti yang
diisyaratkan, untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat
dalam beberapa proporsi campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum.
(d) Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan
memberikan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang
memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam
acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya
air (bleeding) secara berlebihan.
(e) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan
dari segala kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
(f) Mutu beton untuk masing-masing elemen struktur bangunan memenuhi pada umumnya
kriteria dibawah ini, kecuali bila ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi :
Mutu beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa, artinya mempunyai kuat tekan
hancur karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diamater 150 mm dan tinggi 300
mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut diatas adalah lebih kurang setara dengan mutu beton
K-250, pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 250 kg/cm2 pada benda uji kubus
dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik adalah kuat tekan beton yang
sudah memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada sejumlah benda uji beton, baik itu
silinder maupun kubus, sesuai dengan SKSNI-T15-1991, atau NI-2-1971 dalam hal benda uji kubus.
Tulangan baja : BJTP-24, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh
sebesar 240 MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya baja
tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 400 MPa.

3. Bahan-Bahan
(a) Semen Portland
1. Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segara dengan tidak
ada tanda-tanda prahidrasi (proses pembatuan), dan yang memenuhi semua ketentuan dan kriteria
standar SII 0013-81 dan Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, atau ASTM-C150.
2. Semen disimpan di dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan
setinggi + 30 cm, dengan tumpukan kantong semen tidak melebihi sepuluh lapis.
3. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta dipakai sesuai urutan
pengirimannya.
(b) Pasir (agregat halus)
1. Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami
dari batu-batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan
yang disetujui oleh Direksi.

2
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

2. Agregat halus terdiri dari butir yang keras dan tajam. Butir-butir agregat bersifat kekal,
artinya tidak menjadi lapuk atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari atau
hujan.
3. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).
Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melaui ayakan 0.063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5% maka agregat dicuci dulu sebelum dipakai dalam pengadukan, dengan
metode pencucian yang disetujui oleh Direksi.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka raqam besarnya dan mempunyai
penyebaran gradasi butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku.
(c) Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)
1. Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu, sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-8- “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-
C33, dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat
kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan
mutu agregat untuk berbagai mutu beton, maka agregat kasar memenuhi ketentuan-ketentuan di
bawah ini.
2. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar tidak melebihi :
3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas batang tulangan, atau
1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau
1/3 dari tebal plat.
3. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai
penyebaran gradasi butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri dari
butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya
dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% berat agregat
seluruhnya. Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm.
Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat dicuci dulu sebelum digunakan dalam adukan
beton, dengan metode pencucian yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
4. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif
alkali.
(d) Gradasi butiran agregat halus dan kasar
susunan butiran agregat halus dan kasar untuk semua beton struktural diperiksa dengan
melakukan analisa ayakan, sesuai standar yang berlaku. Untuk itu ditetapkan susunan ayakan dengan
lubang-lubang persegi, dengan ukuran lubang dalam mm berturut-turut 31,5-16,0-8,0-4,0-2,0-1,0-
0,5-0,25 (ayakan ISO).Kecuali untuk beton yang dipakai pada lantai kerja.
(e) Air
1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa merusak beton dan/atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air yang lulus pengujian di laboratorium sebagai air tawar
yang dapat diminum.
2. Apabila terdapat keraguan mengenai air dianjurkan untuk mengirimkan contoh air ke
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu
mengandung zat-zat yang bisa merusak beton dan/atau baja tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebutkan diatas tidak dapat dilakukan, maka
dalam hal adanya keragu-raguan mengenai air, diadakan percobaan perbandingan antara tekanan
kekuatan mortar (semen dan pasir) dengan memakai air itu dan dengan memakai air minum. Air
tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortar dengan menggunakan air itu pada
umur 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air minum.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton diusahakan secermat-cermatnya dan
setepat-tepatnya, dengan sudah memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat kadar
air yang berbeda yang dikandung agregat di lapangan.
(f) Baja tulangan
1. Baja tulangan untuk beton struktural pada umumnya menggunakan baja tulangan ulir atau
deform (BJTD) dengan tegangan leleh 400 MPa, kecuali untuk tulangan kecil dengan diameter lebih
kecil 13 mm atau untuk tulangan spiral bisa digunakan baja tulangan polos (BJTP) dengan tegangan
leleh 240 MPa.
2. Semua baja tulangan beton struktural yang dipakai dalam pekerjaan ini memenuhi salah
satu dari syarat dan ketentuan berikut :
(a) Mutu dan cara uji baja tulangan beton SII 0136-84.
(b) Specification for deformed and plain billet-steel bars for concrete reinforcement ASTM-
A615.

3
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

(c) Specification for rail-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-
A616. Disamping itu terhadap baja tulangan dilakukan uji lengkung (bend test) dan hasil ujinya
memenuhi persyaratan uji lengkung untuk batang tulangan baja poros (axle-steel) ASTM-A617, mutu
400.
(d) Specification for axle-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-
A617.
(e) Standar specification for low-alloy steel deformed bars for concrete reinforcement ASTM-
A706.
Pemakaian baja tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas, mendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Baja tulangan deform/ulir yang mempunyai tegangan leleh melampaui 370 MPa boleh
dipakai asalkan tegangan lelehnya memberikan regangan awal leleh sebesar 0.35% dan baja tulangan
tersebut memenuhi salah satu syarat dan ketentuan dalam spesifikasi di atas serta mendapat
persetujuan Direksi.
4. Baja tulangan disuplai dari satu sumber (manufacture), akan dilakukan pengujian tarik baja
tulangan pada laboratorium yang disetujui Manajemen Konstruksi, berjumlah minimum 3 (tiga)
batang untuk setiap jenis percobaan, untuk besi yang diameternya diatas 13 mm dengan panjang +
100 cm untuk masing-masing. Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Direksi/Pengawas. Pengiriman contoh benda uji ke laboratorium
dilakukan bersama-sama Direksi/Pengawas.
5. Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan
Direksi. Hubungan antara baja tulangan yang satu dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran dan pemadatan beton, serta bebas dari kotoran
berminyak, tanah dan lain sebagainya. Hanya bila ditunjukkan dalam gambar dengan suatu tanda
khusus, baja tulangan boleh dilas dengan seijin Direksi. Dalam hal ini disertakan standar SII atau
ASTM mengenai baja tulangan, untuk keperluan laporan tentang sifat bahan guna memenuhi
prosedur pengelasan yang ditetapkan dalam “Structural welding code for reinforcing steel”
(AWSD1.4) dari Amerian Welding Society.
6. Penggunaan jaringan baja tulangan yang sudah jadi seperti steel wire-mesh dan sejenisnya
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. Bila disetujui oleh Direksi Konstruksi, maka jaringan
baja tulangan tersebut memenuhi ketentuan dan syarat dalam SII 0784-83 “Jaringan kawat baja las
untuk tulangan beton” atau “Specification for welded steel wire fabricated for concrete
reinforcement” ASTM-A185.
(g) Bahan campuran tambahan ( additives / admixtures )
Jika disetujui oleh Direksi, maka bahan campuran tambahan atau additives/admixtures boleh
dipakai. Bahan tambahan merupakan cairan, atau bubuk yang bisa ditambahkan ke dalam adukan
beton selama proses pencampuran/pengadukan, untuk memperbaiki sifat fisik dan/atau kimiawi
adukan beton (fresh concrete) maupun beton yang sudah mengeras (hardened concrete). Tujuan
penggunaan bahan tambahan yang dibenarkan dalam pekerjaan ini adalah untuk memenuhi salah satu
tujuan:
a. Perbaikan sifat adukan beton.
b. Meningkatkan mutu beton.
c. Meningkatkan workability tanpa menambahkan kadar air.
d. Mengurangi kadar air untuk meningkatkan mutu beton namun tidak mengurangi
workability beton.
e. Memperlambat setting awal untuk mengantisipasi transportasi yang jauh.
f. Mengurangi slump loss (kecepatan penurunan nilai slump).
g. Meningkatkan pumpability (kemudahan pemompaan).
h. Mengurangi panas hidrasi yang timbul, terutama pada proses pengecoran beton massa.
i. Membuat ekspansi volume untuk keperluan grouting.
j. Meningkatkan ketahanan anti korosi pada beton, terutama pada lingkungan yang agresif
seperti di bawah tanah atau di dekat laut.
k. Membuat beton kedap air.

4. Uji Mutu dan Kinerja Beton


a) Adukan percobaan ( trial mixes )
Pihak Kami sekurang-kurangnya dua minggu sebelum memulai pekerjaan beton membuat
adukan percobaan (trial mixes) dengan menggunakan contoh bahan-bahan beton (semen, agregat, air
dan bahan tambahan) yang akan digunakan nantinya, untuk menunjukkan bahwa campuran tersebut
memenuhi kriteria untuk mencaai mutu kerja kinerja beton yang diisyaratkan.

4
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

(b) Uji mutu dan kinerja beton


Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan
standar yang ada, Pihak Kami melakukan uji mutu dan kinerja beton, baik untuk campuran percobaan
maupun secara kontinyu selama proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, minimal
ada dua teks yang dilakukan.
1. Uji tekan hancur.
2. Uji slump.
Prosedur pengujian bak uji tekan maupun uji slump dilakukan berdasarkan peraturan yang
berlaku. Hasil dari pengujian ini segera diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk dievaluasi.
Jumlah dan prosedur pembuatan contoh benda uji sesuai dengan ketentuan dalam SKSNI-T15-1991,
dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dimana mutu beton
diperiksa pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari untuk setiap macam
adukan yang diambil contohnya
(c) Standar mutu ( Standar of Acceptance )
Pihak Kami akan membuat pengujian pendahuluan (trial test) atas benda uji silinder sejumlah
minimum 30 buah untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki, yang diuji pada umur beton 3 hari,
7 hari dan 28 hari. Trial test ini sudah dilaksanakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau
penunjukan Pihak Kami.

5. Pelaksanaan
(a) Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing)
Adukan beton yang dibuat setempat untuk volume kecil, memenuhi syarat syarat - sebagai
berikut :
1. Pelaksanan penakaran semen dan agregat dengan kotak-kotak takaran yang volumenya
sama sesuai hasil trial mixes dan disetujui oleh Direksi.
2. Banyaknya air untuk campuran beton sesuai dengan trial mixes, sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat kemudahan kerja (workability) yang sesuai dengan penggunaannya.
3. Adukan beton dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton (batch mixer), dimana
tipe dan kapasitasnya mendapatkan persetujuan Direksi .
4. Kecepatan pengadukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
5. Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit dibersihkan dulu dari sisa-sisa beton
lama sebelum dimulainya adukan beton yang baru.
(b) Lantai kerja
Lantai kerja pada umumnya dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-
T15-1991, atau lebih kurang setara dengan K-125 menurut NI-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa
kembali terhadap level ketinggian yang disyaratkan dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai kerja
pondasi dangkal/telapak, lantai kerja bisa dibuat dari beton mutu B0 menurut NI-2, atau lebih kurang
setara dengan fc’ = 8 MPa menurut SKSNI-T15-1991. Sebagai pedoman umum, beton dengan mutu
B0 (menurut NI-2) dapat dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 :
5. Namun demikian hal apapun, perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap
jumlah semen, tidak melampaui 8 : 1.
(c) Penggunaan beton
1. Beton secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan, dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi pengendapan agregat maupun bergesernya posisi tulangan atau acuan.
Pengecoran dilaksanakan secara kontinyu dalam satu elemen struktur atau diantara siar pelaksanaan
(construction joint) yang telah disetujui.
2. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum acuan/bekisting dan
pemasangan baja tulangan selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Manajemen konstruksi.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala
kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan dibasahi dengan air semen.
3. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang
diusulkan Pihak Kami dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi , dengan memperhatikan cara atau
urutan pengecoran terutama untuk volume pengecoran yang besar (beton massa), agar tidak terjadi
cold joint dan juga menghindari kemungkinan degradasi atau kerusakan beton akibat panas hindrasi
yang ditimbulkan. Untuk itu, sebelum pengecoran dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usaha
prosedur pengecoran yang optimum kepada Direksi, untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
4. Selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji,
dengan disaksikan persetujuan dari Direksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh

5
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

benda uji dan contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Direksi. Namun dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh)
buah untuk pengecoran dengan mutu beton yang sama, yang diambil minimal 1 buah benda uji setiap
5 m3 pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah
setiap 10 m3 pengecoran beton untuk volume pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk
silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
(d) Pemadatan beton
1. Selama pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan memakai vibrator, yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami
menyediakan vibrator dalam jumlah yang cukup untuk menjamin efisiensi pekerjaan tanpa adanya
penundaan. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat,
kebocoran acuan dan lain sebagainya, dihindarkan.
2. Beton pada umumnya dicor secara berlapis. Lapisan-lapisan ini masing - masing
dipadatkan, dan dijaga sedemikian rupa supaya mempunyai ikatan yang baik satu sama lain.
(e) Siar pelaksanaan ( construction joint)
Posisi dan pengaturan adanya siar pelaksanaan mendapat persetujuan Direksi. Namun secara
umum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Siar vertikal dalam dinding supaya dihindari.
2. Siar dibuat sesedikit dan sekecil mungkin, serta atas persetujuan Direksi. Sebelum
pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama (di tempat siar penyambungan) supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan cara
menyemprotkan air ke permukaan beton lama dan menyikatnya sampai bersih. Setelah permukaan
siar tersebut bersih, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin atau setara, atau
minimal air semen, sesuai dengan instruksi dan persetujuan Manajemen Konstruksi, merata ke
seluruh permukaan, untuk memperkuat ikatan antara beton lama dengan pengecoran selanjutnya.
(f) Perawatan beton (curing)
1. Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
panas matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan
cara menyemprotkan air atau menggenangkan air pada permukaan beton tersebut, atau dengan cara
lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing lebih dahulu diusulkan dan mendapatkan persetujuan
Direksi, sebelum proses pengerasan beton.
3. Untuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton
diperhatikan. Pihak Kami bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian dalam
melaksanakan pekerjaan curing ini.
(g) Pembengkokan dan penyetelan baja tulangan
1. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana
kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya
diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan
atau kotoran yang bisa mengurangi daya letaknya.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan
dalam SKSNI. Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-
alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
4. Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar,
dan sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut yang
sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi,
maka dapat dipakai ketentuan dalam peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dengan selimut beton
adalah jarak minimum yang terdapat antara permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap
permukaan beton yang terkecil atau terdekat untuk setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton.
Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan adalah :
Minimum
KONDISI
(mm)
A Seluruh beton yang di cor dan 75
berhubungan langsung dengan
tanah.
B Balok pondasi, pelat pondasi, poer 50
pondasi, pondasi diatas lantai kerja.
C Balok, kolom yang berhubungan atau 50
terkena langsung dengan cuaca.

6
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

D Balok, kolom yang tidak berhubungan 40


atau tidak terkena langsung dengan
cuaca.
E Pelat, dinding beton yang 40
berhubungan/ terkena langsung
dengan cuaca.
F Pelat, dinding beton yang tidak 25
berhubungan atau tidak terkena
langsung

5. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan
berubah tempatnya.
6. Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal yang umum dipakai dalam praktek,
seperti terbuat dari beton (dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor),
dengan jumlah minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja, atau seperti yang diinstruksikan
oleh Manajemen Konstruksi, dan tersebar merata.
7. Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang
penunjang, atau ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok beton
yang tinggi.
(i) Acuan pengecoran beton
a. Perlu sangat diperhatikan perencanaan kinerja beton yang dicor, agar bisa menunjang
kecepatan, keamanan dan kualitas pelaksanaan sistem acuan ini, terutama yang berhubungan denga
usaha keseragaman waktu setting beton , terlebih lagi bila digunakan admixture semacam retarder,
yang seringkali perlu diberikan untuk meningkatkan kinerja beton pada saat pengecoran. Kondisi
pengerasan beton yang tidak merata bisa mengakibatkan retak-retak atau pecahnya beton pada saat
pendongkarakan acuan ini.
b. Oleh sebab itu, minimal dua minggu sebelum pelaksanaan pengecoran, sudah menyerahkan
kepada Manajemen Konstruksi semua prosedur pelaksanaan pengecoran, lengkap dengan gambar
kerjanya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
c. Acuan beton menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar maupun yang diinstruksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Bila ditunjukkan dalam gambar, acuan dipasang sedemikian rupa sehingga
membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar.
d. Apabila acuan memikul beban-beban yang besar atau mempunyai bentang besar yang
bebas, maka membuat perhitungan dan gambar rencana yang khusus. Disamping kekuatan dan
kekauannya, stabilitas dari acuan juga diperhitungkan dengan baik.
e. Tiang-tiang acuan dari besi atau kayu dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan dapat
disetel dengan mudah dan dengan ketepatan yang baik. Tiang-tiang tidak boleh mempunyai lebih dari
satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang
acuan.
(j) Pembongkaran acuan
1. Pembongkaran acuan dilaporkan dan mendapat persetujuan Direksi, serta dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi
yang akan dibongkar acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.
2. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia segera
memberitahukan kepada Manajemen Konstruksi untuk meminta persetujuan Direksi mengenai cara
pengisian, perbaikan atau penutupannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut
dan biaya-biaya pengisian, perbaikan atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungan penyedia.
3. Bila beton yang keropos atau cacat tersebut diragukan mutunya, maka Direksi berhak untuk
meminta melaksanakan uji coba non destruktif seperti Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau kalau
dianggap perlu, mengadakan pengujian dengan melakukan core drilling pada bagian beton yang
benda ujinya gagal memenuhi syarat spesifikasi. Dalam hal ini, coring beton dilakukan oleh tenaga
ahli yang berpengalaman agar bisa didapat hasil coring yang baik, serta juga persiapan dan
pemotongan benda uji (hasil coring) yang memenuhi syarat, untuk bisa mendapatkan hasil uji mutu
beton yang obyektif. Ketentuan penerimaan atau lolos tidaknya hasil uji tekan dan uji lainnya yang
dianggap perlu dari specimen coring mengikuti peraturan beton Indonesia yang berlaku.
4. Acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai
umur dan kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan
bekerja padanya. Kekuatan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang bersangkutan.
Apabila untuk menentukan saat pembongkaran tidak dibuat benda-benda uji seperti ditentukan di
atas, maka acuan baru boleh dibongkar setelah beton berumur minimal 2 minggu. Khusus untuk
|
7
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

cetakan samping boleh dibongkar setelah beton berumur minimal 5 hari, kecuali bila dapat dibuktikan
sebaliknya atau bila diijinkan oleh Direksi.

C. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata


1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pemasangan dinding sisi dalam/luar bangunandan dinding
pembatas ruangan, pagar atau sesuai gambar.
1.1 Bahan-bahan
Bata Ringa, terbuat dari pasir sesuai dengan yang ada di pasaran lokal dengan persyaratan
yang ditentukan.
Adukan/spesi untuk seluruh dinding bata harus menggunakan campuran perekat semen
mortar.
Spesi khusus berupa “trassraam” dengan campuran 1semen : 3pasir, digunakan mulai
permukaan beton sloof sampai setinggi 30 cm di atas permukaan lantai, dinding KM/WC, Toilet
setinggi 210 cm di atas lantai.
1.2 Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata ringan yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata
harus putus sambungan dengan lajur di bawahnya.
2. Rangka pengaku berupa kolom praktis ukuran 15 x 15 cm dari beton bertulang campuran
1pc : 2ps : 3 kr dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 9 M2.
3. Kolom praktis dipasang di setiap kuda-kuda skor kayu dengan jarak 2M dan pada
pertemuan di sudut, meskipun tidak terlihat pada gambar.
4. Pada setiap jendela dan pintu dengan bentangan lebih dari 1.2 M harus dipasang balok latai,
meskipun tidak tertera dalam gambar.
5. Setiap selesai pemasangan batu bata, dinding harus dibersihkan dari spesi yang keluar
kesamping kanan-kirinya agar nampak bersih dan rapi.

D. Pekerjaan Plesteran dan Acian Dinding


1.1 Bahan-bahan
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih, dan bebas dari tanah liat, lumpur, dan tidak lebih
dari 3%, tidak terlalu banyak batu yang pipih.
2. Portland Cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dalam zak
yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8.
Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan. Disarankan
menggunakan setara semen Holcim, kantong 40 kg.
3. Air.
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam, dan
unsur organik lainnya.
4. Kawat Strimin
Penggunaan kawat streamin pada permukaan pertemuan beton dan tembok Bata Ringan yang
akan diplester untuk menghindari retakan halus.
1.2 Pelaksanaan
1.2.1 Umum
Pencampuran adukan untuk plesteran sebaiknya dilakukan dengan mesin (mixer).
Masukan setengah dari jumlah air untuk adukan lebih dahulu kedalam mixer, kemudian tambahkan
semen mortar dan air. Pengadukan tanpa mesin hanya boleh dilakukan, bilamana disetujui Direksi
Adukan harus selalu plastis, Aduk ulang (retempering) dengan penambahan air boleh dilakukan
sebagaimana diperlukan. Adukan yang berumur lebih lama dari 1½ jam sejak pencampurannya, tidak
boleh diaduk ulang dan tidak boleh digunakan lagi.
1.2.2 Pelaksanaan Plesteran
1.2.2.a Plesteran
Plesteran ke dinding :
a. Bersihkan permukaan dinding Bata ringan dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang merata dan ketebalan sesuai dengan yang
diisyaratkan maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala”
plesteran.

8
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

c. Plester setebal yang disyaratkan (10-15 mm). Ratakan dengan batang aluminium. Basahkan
terus selama  3 hari.
d. Seluruh plesteran dinding bagian bawah dibuat sponning sesuai tempat dan ukuran-ukuran
serta dicat DOF (lihat “pekerjaan cat”) seperti yang dinyatakan dalam gambar-gambar.
Plesteran permukaan beton
e. Bersihkan permukaan dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak-minyak cat, dan lain-lain
bahan yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air sehingga jenuh.
f. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan plester
sebelum acian mengering.
g. Ulangi “a” lalu pasangkan plester dalam ketebalan/perataan yang disyaratkan dalam
gambar.
h. Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai pekerjaan untuk acian.

E. PEKERJAAN PLAMBING

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Sistem pemipaan air bersih di dalam bangunan gedung (seperti ditunjukkan pada gambar
mekanikal), lengkap dengan katup penyetop (stop valve), elbow, sambungan-T, fitting dan
perlengkapan lain yang diperlukan.
b. Semua peralatan panel kontrol dan panel listrik yang diperlukan untuk menjalankan sistem
distribusi air bersih.
c. Semua alat plambing (fixture) yang direncanakan dipasang didalam bangunan, termasuk
fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
d. Sistem pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke jaringan
pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven dan sistem penunjangnya.
e. Sistem pemipaan air hujan yang ada didalam bangunan hingga ke jaringan pembuangan
di sekitar gedung, lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan.

1.2. Bahan Dan Peralatan


a. Pipa Air Bersih
Pipa distribusi air bersih yang ditanam di dalam tanah, dalam shaft dan di langit-langit,
maupun pipa cabang untuk distribusi air kesetiap alat plambing (fixture), terbuat dari pipa
Galvanis Iron Pipe (GIP) Medium A. Pipa yang terexpose langsung dengan sinar matahari
harus dilapisi cat atau pelindung.
b. Pipa air limbah, air kotor & air bekas.
Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) hingga ke pipa utama yang terletak
didalam shaft harus terbuat dari PVC kelas AW.
c. Pipa Vent
Pipa dan fitting untuk vent terbuat dari PVC kelas AW.
d. Pipa Air Hujan
Pipa untuk air hujan ven terbuat dari PVC kelas AW.
e. Semua pipa, fixture dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan, harus terbuat
dari kuningan dan dilapisi dengan cromium atau nickel.
f. Floor Drain
Semua lubang buangan dilantai (floor drain) terbuat dari plat stainless steel berlubang-
lubang, dilengkapi dengan water trap.
g. Clean Out
Semua clean out terbuat dari plat stainless steel dan dilengkapi dengan slot
h. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, alat plambing (fixture), dan peralatan-
peralatan yang akan dipasang pada instalasi, harus mempunyai tanda (merek) yang jelas
dari pabrik pembuatnya. Pipa, fitting, dan fixture yang tidak mempunyai (merek) tersebut
harus diganti atas tanggung jawab Pemborong.
i. Kemiringan/slope saluran air bekas dan air kotor tidak boleh kurang dari 1%, untuk
saluran air hujan tidak boleh kurang dari 0,5%.

9
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

j. Pompa
1) Jenis pompa yang digunakan untuk mentransfer air dari ground reservoir menuju
tower air adalah centrifugal pump.
2) Pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan pada satu alas (single bed plate)
dan dipasang sesuai petunjuk pabrik, diberi pondasi apung (tebal kira-kira 100 mm)
dan peredam getaran, sedemikian rupa sehingga benar-benar tidak meneruskan
getaran atau noise ke sekelilingnya.
3) Spesifikasi pompa :
Pompa Transfer Air Bersih
Jenis : Centrifugal Pump
Cap. x T. Head : 5,0m3/jam, H=15 meter.
M.Output : 0,75 kW / 380 V / 3Ø / 50 Hz x 2900 Rpm .
Jumlah : 2 set (masing-masing set 2 unit pompa)
Sistem kendali : Paralell – Alternate Operation
4) Pompa harus dilengkapi dengan:
- Panel kontrol
- Katup satu arah/non return valve/check valve
- Gate valve
- Strainer
- Foot valve pada ujung pipa hisap
- Sambungan-sambungan fleksibel
- Peredam getaran
- Pengontrol ketinggian permukaan air, untuk pengoperasian pompa bekerja dan
berhenti secara otomatis bila permukaan air didalam tower air (water tank) atau
ground reservoir mencapai ketinggian tertentu.
- Perlengkapan lain yang standar
k. Pemborong harus menyediakan dan memasang peralatan listrik yang diperlukan, seperti
panel dan peralatan kontrol yang lain, sedemikian sehingga sistem ini dapat bekerja secara
singkron dan efisien. Motor pompa harus memenuhi standar PUIL dan tahan terhadap
kondisi setempat.
l. Semua pompa harus dicat secara khusus dan dilakukan oleh pabrik pembuatnya.
m. Pompa yang dapat digunakan harus mempunyai kurva pemakaian daya yang paling
menguntungkan dalam keadaan beban partial, tanpa mengalami overload.

1.3. Perancangan
a. Distribusi air bersih secara umum menggunakan sistem gravitasi. Air diambil dari bak
penampungan air hujan (Groundtank) berkapasitas efektif 2x25 meter kubik pada masing-
masing sisi toilet/lavatory..
b. Air yang diambil dari saluran drainase talang atap yang disalurkan menuju bak
penampungan air hujan. Air yang masuk ke dalam bak penampungan harus terlebih dulu
difilter dari pasir atau partikel-partikel yang terbawa aliran air.
c. Air bersih yang ditampung dalam bak penampungan air (ground tank) selanjutnya
ditransfer menuju tower air (water tower). Air bersih ditransfer menggunakan 2 unit
pompa, masing-masing bekerja bergantian atau salah satu berfungsi sebagai cadangan jika
pompa utama mengalami kerusakan. Sistem pompa ini akan bekerja secara otomatis bila
permukaan air di dalam tangki atas mencapai ketinggian tertentu.
d. Tangki atas ( berkapasitas efektif 4,0 m3 ) dan memiliki ketinggian minimal 4,0 meter
dari titik +0,00 bangunan). Air bersih selanjutnya didistribusikan secara gravitasi ke setiap
unit alat plambing yang membutuhkan air bersih.
e. Water tower harus dilengkapi dengan instalasi pipa peluap dan kuras yang dihubungkan
ke saluran air buang/hujan, dilengkapi gate valve dan saringan serangga.

10
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

1.4. Pemasangan
a. Pelaksanaan pemasangan direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran bagian-
bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada ijin tertulis dari pengawas.
Gambar-gambar pemasangan akan dibuat secara rinci oleh pihak kami pada saat
penyambungan struktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat
letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang diperlukan untuk jalur-jalur pipa. Pihak
kami bertanggung jawab atas ukuran/dimensi dan lokasi lubang-lubang tersebut dan
apabila perlu harus melakukan pembobokan/penambahan tanpa tambahan biaya.
b. Pihak kami bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat.
Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh pihak
struktur atas petunjuk pihak Mekanikal.
c. Selama pemasangan berlangsung, harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah tanah, debu, kotoran dan lain-lain masuk kedalam pipa.
d. Semua sambungan yang berhubungan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus
menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin digunakan belokan-belokan jenis long
radius. Belokan-belokan jenis short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi
setempat tidak memungkinkan penggunaan belokan jenis long radius, dan pemborong
harus memberitahukan hal ini kepada pengawas. Fitting atau alat-alat lain yang akan
menimbulkan tekanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
e. Penggantung/penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan yang
kuat dan kokoh, dilengkapi dengan konstruksi baja bila memang diperlukan.
f. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat
menie atau cat penahan karat.
g. Setiap cabang utama yang masuk ke setiap lantai harus dilengkapi dengan katup penyetop
(stop valve/gate valve) yang diletakkan sedemikian rupa hingga mudah dioperasikan.
h. Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaan-pekerjaan yang
diselesaikan oleh pihak lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi sistem plambing,
maka pemborong sistem plambing bertanggung jawab atas peralatan-peralatan dan
pekerjaan tersebut.
i. Semua sambungan / cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal
1%.
j. Pada instalasi pemasangan floor drain, harus dilengkapi dengan leher angsa.
k. Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama di luar
bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
l. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis flashing sleeves. Flens dari sleeves tersebut harus
menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat Flashing Sleeves.
m. Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air karena akan diisi dengan gasket atau media
lain yang secara umum dipakai.
n. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga
agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan
ekspansi pipa oleh perubahan temperatur.
o. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter.
p. Penggantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh
digunakan.
q. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan
baut tembok (Ramset Bolt).

11
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

r. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak
antara dua lantai (tingkat).
s. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi dulu dengan cat menie atau cat
penahan karat, jenis Zink Chromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
t. Semua pipa dari besi/baja yang dilapisi dengan tar (tar coated) harus dicat dengan dua
lapis shellac dan dua lapis cat minyak (oil paint).
u. Semua pipa-pipa yang terlihat (exposed) dan tidak dilapisi chromium atau nickel harus
dapat dikenali dengan memberi cat yang warnanya berbeda-beda, seperti yang diminta
perencana.

1.5. Pengujian dan Disinfeksi


a. Pengujian
1) Setelah pipa selesai dipasang, seluruh sistem air bersih, harus diuji dengan tekanan
sebesar 10 kg/cm2 selama paling kurang 24 jam untuk air bersih, dan 4 kg/cm2 untuk
air kotor dan air bekas serta dilakukan tes rendam selama 3 (tiga) hari untuk pipa air
kotor dan bekas tanpa mengalami kebocoran.
2) Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang
sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut.
3) Pihak kami akan menguji semua motor yang telah terpasang pada beban normal dan
menyerahkan data pengujian kepada direksi untuk disimpan sebagai arsip pemberi
tugas.
4) Apabila Pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau sesuatu bahan dari instalasi, maka
Pihak kami akan mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/ pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan pemilik atau wakilnya.
5) Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal/rusak tersebut harus dengan pipa
atau bahan baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
b. Disinfeksi
1) Pihak kami akan melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
2) Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine dengan dosis sebesar 50
ppm (part per million) ke dalam sistem pipa dengan cara yang disetujui oleh Pemberi
tugas.
3) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
4) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses disinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam tersebut diatas.

1.6. Standard Merk


Sebagai standard kualitas yang dipergunakan untuk peralatan dan bahan adalah :
- Pipa GIP : Setara Bakrie, PPI, Spindo
- Pipa PVC : Wavin,
- Fitting, elbow, reducer : Rucika, Pralon
- Valve & connection : Kitz, Toyo, Kitazawa
- Pompa air : Ebara, Grundfos
kecuali ditunjukkan pada spesifikasi, merk-merk lain tidak disarankan.

F. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1.1. Kabel Penerangan dan Conduit
a. Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang

12
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua
sistem dan peralatan.
b. Syarat kabel instalasi tegangan rendah (sampai 600 V)
1) Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin) kecuali untuk perelatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.
2) Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded).Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 sqmm ,
kecuali untuk pemakaian kotrol pada remote cotrol yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan 1,5 sqmm.
3) Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi
didalam bangunan dari jenis NYA, NYY, NYM, dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
4) Semua kabel dalam bangunan harus berada didalam konduit (tubing) atau dipasang
diatas cable tray/cable rack dan diklem/diikat dengan pengikat kabelsesuai dengan
kebutuhan.
5) Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam
bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel
maksimum adalah sebesar 40% .
6) Untuk penerangan, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm 2.
menggunakan NYM jika dipasang diatas plafon. Kabel yang terpasang pada dak beton
menggunakan jenis NYA di dalam pipa PVC 5/8", atau disesuaikan dengan kabel
yang dipakai.
1.2. Kabel Tanah Tegangan Rendah
a. Kabel tanah tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sesuai kabel instalasi yang ditanam langsung
di dalam tanah.
b. Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm keatas harus berurat banyak dan dipilin.
Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 sqmm, kecuali untuk
pemakaian kotrol pada sistem remote cotrol yang kurang dari 30 m panjangnya, bisa
menggunakan ukuran 1,5 sqmm. Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah
(direct burrial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan
pipa air, kabel telekomunikasi, dan kabel tegangan menengah 20kV.Apabila diperlukan
penyambungan kabel didalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus
(jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system. Penyambungan kabel
dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode
penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga
diperoleh hasil penyambungan yang handal, tahan terhadap kelembaban, mempunyai
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
1.3. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak
a. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus
diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik
cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukan dalam gambar. Kabel yang digunakan
dalam kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM atau NYA yang
diletakan di dalam konduit PVC (tubing white conduit).Luas penampang kabel NYM yang
digunakan minimum 2,5 sqmm (kapasitas hantar maksimal 20A).
b. Stop kontak tunggal & ganda 1 phase yang dipakai adalah tipe pasang rata (flush
mounting) 250 Volt, 10 Amp.
c. Stop kontak 3 phase jenis panel mounted socket, dengan 1 kutub netral, dan 1 kutub
ground, memiliki arus pengenal 32 Amp, 380-415 Volt.
d. Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250 V, 10 Ampere, single
gang, double gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 125 cm di atas lantai.
e. Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab menggunakan jenis WD (Water Dich).

13
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

1.4. Splice/ percabangan


Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan didalam pipa konduit.
Sambungan atau percabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau kotak
sambung, yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada panel
harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektrik dengan solderless connector jenis
tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat percabangan atau sambungan
konektor harus dihubungkan dengan konduktor-konduktor dengan baik sedemikian sehingga
semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa
lepas oleh getaran.Setiap kabel turun menuju armatur harus malalui kotak sambung/doos.
Penyambuangan antara kabel catu dengan kabel dari armatur dilakukan melalui blok terminal
yang ditempatkan didalam kotak tersebut.
1.5. Kabel Kontrol
Ditempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, stater dan
peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab, dengan rating tegangan sampai 600V.
Ukuran koduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum2,5 sqmm untuk panjang
lebih dari 30m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol,
dengan pertimbagan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
1.6. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished
cambric dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja,
dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut aturan
yang berlaku atau pabrik pembuatnya.
1.7. Pemasangan Kabel
1. Pemasangan mendatar (horizotal)
a. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel harus dipasang
dalam koduit, dengan ketentuan-ketentuan pemasangan konduit sebagai berikut :
1) Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-langit
(plafond).
2) Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak
berplafond (exposed ceilling).Untuk pemasangan pipa konduit dipermukaan plat
beton, konduit harus dilengkapi pendukung-pendukung yang dicat anti karat.
3) Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan
kabel harus delakukan dengan jari-jari lengkung tidak boleh kurang dari syarat-
syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
b. Kabel Daya Penghubung Antar Panel
1) Kabel-kabel daya diruang exposed ceilling diletakkan didalam konduit yang
ditanam di plat lantai, sedangkan untuk ruangan yang berplafon, kabel dilewatkan
diatas cable tray, diklem pada cable tray dengan pita besi yang dicat anti karat.
2) Harus digunakan sekrup-sekrup yang digalvanisir dengan ring-ring dari fibre
diantara pita besi dengan cable tray. Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur
yang direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan
penggantung/ penyangga besi yang diklem ke pelat beton.
3) Untuk keperluan pemasangan kabel, kontraktor harus menyediakan sendiri
peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan
lainya, baik untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal. Peralatan
penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel
tersebut.
c. Kabel Daya dari Panel Daya AC ke Motor-motor AC
1) Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan didalam konduit metal
tahan karat.Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
foktor pengisian 40%. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor,
kabel ditarik ke terminal motor melalui flexible conduit yang juga tahan karat.
14
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambung dengan cara sedemikian rupa sehingga benar-benar kedap air.
Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
2) Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit flesibel
serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada direksi, MK atau Pengawas
untuk disetujui.
d. Pemasangan di Dalam Dinding (vertikal)
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang vertikal tertanam didalam
dinding harus diletakan didalam konduit sesuai yang disyaratkan dengan ukuran
minimum 20mm.
e. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel dalam konduit pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang pipa
konduit.
1) Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan adalah
type NYA atau NYM, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5
mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam pipa PVC 5/8", atau diameter pipa
konduit disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
2) Untuk penerangan dan stop kontak biasa yang dipasang pada dak beton, kabel
yang dipergunakan adalah type NYA, penampang kabel minimum yang dapat
dipakai adalah 2,5 mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam pipa PVC 5/8"
atau diameter pipa konduit disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
3) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui dinding
dapat memakai pipa PVC. Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
4) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos,
tee doos) dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan
dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai skrup. Sedang untuk
penyambungan di dalam beton harus memakai terminal box metal.
5) Pemasangan pipa kabel-kabel di atas plafon harus disusun rapih dan harus diklem/
diikat dengan kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabel-
kabel tidak diperkenankan langsung diklem pada konstruksi bangunan.
6) Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC.
7) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak di dalam doos harus
memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau
setara yang dapat disetujui oleh direksi). Las dop dari bahan porselin tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
8) Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus dipasang sampai di atas
plafond, dilengkapi kotak sambung.
9) Semua instalasi pengabelan harus dipasang didalam conduit, baik yang dipasang
rak kabel (trunking) maupun yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
10) Kode warna isolasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL :
- Fasa 1 : Merah
- Fasa 2 : Kuning
- Fasa 3 : Hitam
- Netral : Biru
11) Grounding : Hijau - Kuning.
1.8. Stop Kontak dan Saklar
a. Peralatan instalasi tegangan rendah
Meliputi pengadan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-
kotak tarik (pull box), kabinet/panel daya, kabel,konduit, rak kabel, alat-alat bantu, dan

15
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan
dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
b. Kotak-kotak (doos) Outlet.
1) Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar
lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi
delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus terpasang
dengan baik dan benar.
2) Ukuran
Setiap box outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya ditempat yang diperlukan.
Setiap kontak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran konduit, sesuai
dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
3) Tipe tahan Cuaca (Watherproof type)
Kotak-kotak outlet ditempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yangdiberi
gasket tahan cuaca.
- Tempat-tempat yang kena sinar matahari
- Tempat-tempat yang kena hujan
- Tempat-tempat yang kena minyak
- Tempat –tempat yang kena udara lembab
- Tempat-tempat yang ditunjuk gambar
4) Outlet Pada Permukaan Khusus
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok
beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sesi-sesi tegak.
c. Saklar dan Stop-kontak
1) Bahan doos
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding
dan receptacle outlet harus berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal. Dan 11,9 cmx11,9cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk
lebih dari dua peralatan.
2) Cara pemasangan
- Saklar-saklar (saklar biasa atau grid switch) harus dari jenis rockermechanism
dengan rating minimum 10A/250V.
- Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok/dinding, kecuali
ditentukan lain pada gambar.
- Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140cm
diatas lantai yang sudah selesai.
- Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos yang sesuai dengan sambungan,
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
- Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110cm atau 30cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan
petunjuk direksi, MK atau Pengawas.
3) Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral, pentanahan) dengan
rating minimum 16A/220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan
PUIL dan diberi saluran pentanahan.
4) Pendukung dan pengikat
Kotak-kotak plat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap.
5) Stop Kontak 1 phase yang dipakai adalah yang dipasang rata (flush Mounting) 250V,
10 A.
6) Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai, atau sesuai dengan kondisi lapangan.
7) Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding

16
METODE PELAKSANAAN KERJA
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISTRIK KAYUNI
2017

8) Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250V, 6 Ampere, single
gang, double gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 150 cm di atas lantai.
9) Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis WD (Water Dich)
10) Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari bahan metal
yang mempunyai terminal grounding, dipasang pada kedalaman tidak kurang dari 3,5
cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop kontak yang rapi. Junction Box
harus mempunyai terminal grounding.

C. PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan ini secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai
Pekerjaan Pembangunan Kantor Distrik Kayuni. Methode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat
pada saat pelaksanaan nanti. Tentu saja didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang
disesuaikan dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih terinci lagi akan
dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti. Mudah-mudahan uraian ini dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan proyek ini.

Fakfak, 24 April 2014


PT. SAMAPRIMA JAYA

Sarta Sutisna, ST
Kepala Cabang

17

Anda mungkin juga menyukai