Anda di halaman 1dari 16

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

A.    PENGERTIAN
Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batang-
batang yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara
bersama-sama.
MACAM-MACAM KONSTRUKSI RANGKA BATANG 
1.      Konstruksi rangka batang tunggal 
Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan
yang setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara).

Contohnya

2.      Konstruksi rangka batang ganda


 BERANDA

Teknik Sipil
 HOME
 

 ABOUT US
 

 MEKANIKA REKAYASA










  

 KALKULUS









  

 FISIKA DASAR







  

 MEKANIKA BAHAN
 

 MEGA MENU

Rangka Batang
 February 24, 2017
 
 0 Comments
KONSTRUKSI RANGKA BATANG
A.    PENGERTIAN
Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batang-
batang yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara
bersama-sama.
MACAM-MACAM KONSTRUKSI RANGKA BATANG 
1.      Konstruksi rangka batang tunggal 
Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan
yang setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara).

Contohnya

2.      Konstruksi rangka batang ganda


Jika Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya.
akan tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara.
Contohnya
3.      Konstruksi rangka batang tersusun.
Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda
tingkatannya, dengan kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi
induk.
Dapat kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi induk,
sedang segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak.
Contohnya 

Alasan mengapa sebuah Kontruksi rangka batang pada umumnya adalah berbentuk segitiga,
antara lain :
1.      Karena bentuk segitiga adalah bentuk yang paling menyatu dibanding bentuk yang lain.
2.       Perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi lebih kecil dalam bentuk segitiga di
banding dari pada bentuk yang lain.
3.      Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis).
4.      Dan juga tidak menimbulkan tegangan didalam batang walaupun ada kesalahan ukuran
dalam pelaksanaannya
KESEIMBANGAN KONTRUKSI RANGKA
Sebuah Kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atau statis tidak tentu, yang dapat
ditentukan dengan suatu formula
S = 2K – 3
Dimana :
banyaknya batang  = (S)
banyaknya titik buhul = (K)
A dan B = konstanta
Catatan : jika      S > atau = 2K - 3  maka merupakan rangka batang statis tidak tentu
                          S < 2K – 3   maka merupakan rangka batang statis tertentu
Contoh :
Periksalah apakah kontruksi tersebut stabil atau tidak ?

Penyelesaian :
Banyak Batang = 13
Banyaknya titik Buhul k =8
S = 2k – 3
S = 2. (8) -3 = 13 (Sesuai) berarti kontruksi tersebut stabil.
METODE-METODE PERHITUNGAN GAYA BATANG PADA KONTRUKSI
RANGKA  BATANG 

1.      Metode kesetimbangan buhul ( cara analitis )


 konsep terpenting dalam metode ini, ialah :

1.      Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus
2.      Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan
3.      Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah membedakannya
dalam perhitungan kedepannya.
4.      Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-)
dilambangkan sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai tarik.
5.      Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik buhul
yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.
6.      Kemudian  lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya
batang maximum yang tidak diketahui pada titik buhul”
7.      Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua gaya-gaya
batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.
8.      Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif  (+) maka batang tersebut adalah batang tarik,
dan sebaliknya jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-)  maka batang tersebut adalah
batang tekan.
9.      Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda
sendiri bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.

Contoh perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul


         
Hitung gaya-gaya batang pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?

Penyelesaian :

Menghitung reaksi tumpuan


Σ MB = 0 ;      RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
                        Maka RA = 9 kN
                        Karena kontruksi simetris maka  RA = RB = 9kN

Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batangnya hanya
2 yang tidak diketahui

Kita mulai dengan mengambil titik A

Karena batang S1 sudah diketahui selanjutnya kita ambil titik D untuk mencari  S4 dan
S3.
Kita ambil titik C

Kita ambil titik F

2.      Metode ritter ( cara analitis )


Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada
keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila dipotong
pada sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan melakukan
keseimbangan gaya-gaya yang ada, demikian juga pada bagian kanan dari kontruksi tersebut.
Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :
1. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.
2.      Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya batang yang
tidak diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang tarik dan batang tekan. 
3.      Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya
sebuah gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak melewati 
 
4.      Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya-gaya
batang itu meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan.
5 .      Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+)
maka batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh bernilai negatif
(-) maka batang tersebut adalah batang tekan.

Untuk lebih jelasnya coba kita lihat contoh berikut ini :

Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan tentukan sifatnya ?

Penyelesaian :

Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini hanya 2 gaya batang yang tidak
diketahui yaitu S1 dan S2.
Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1 terhadap titik A. 
 

3.      Metode cremona ( cara grafis )


Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang dengan cara grafis. Dalam
metode ini yang perlu kita kuasai ialah pemahaman konsep perhitungannya.  Dimana, agar
nantinya tidak membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model kontruksi yang
lebih sulit lagi .
Jadi, prinsip terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai berikut :
1.      Hitung terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.
2.      Namai tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah dikenali dalam perhitungan nantinya.
3.      Buat tanda pada tiap batang apakah batang tersebut merupakan batang tekan atau batang
tarik, dengan melihat lendutan akibat pembebanan yang diberikan.
4.      Dan terlebih dahulu jangan lupa membuat skala penggambarannya, agar tidak
membingungkan nantinya dalam menentukan arah penggambaran yang selanjutnya akan kita
lakukan.
5.      Mulailah melukiskan gaya batang, dimulai dari titik buhul yang maksimum besar gaya
batangnya hanya 2 batang yang tidak diketahui, yang biasanya kita mulai dari titik perletakan.
6.      Urutan dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum jam.
7.      Dan dalam menentukan besarnya gaya batang itu berprinsip bahwa, resultan seluruh gaya
luar dan gaya dalam=0.
8.      Dalam  melukisan arah gaya batang harus sejajar batang yang dihitung gayanya.
9.      Terakhir buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang agar kita bisa menarik kesimpulan
dalam perhitungan tersebut.

Berikut contoh soal untuk mempermudah pemahaman para kawan-kawan sekalian,

Hitunglah besar dan jenis gaya batang tersebut dengan cara ceremona ?

PENYELESAIAN :

Jadi untuk menentutkan batang tarik atau tekan kita bisa melihat lendutan yang terjadi karena
beban rangka batang tersebut
Kemudian kita namai tiap titik buhul, untuk memper mudah pengerjaan.

Baru kita tentukan urutan pengerjaan penggambaran yang akan kita lakukan.

Baru kita kerjakan sesuai urutan yang telah kita buat.


1.      Penggambaran kita mulai dari titik C, karena di titik C hanya 2 batang yang belum diketahui
yaitu S1 dan S2 . kita mulai penggambaran dari P1 sampai tertutup kembali searah jarum jam
penggambaran.

2.      Kemudian kita ambil titik D, karena batang S1 sudah diketahui dari titik C, hanya tinggal
batang S3 dan S4. Jadi, kita mulai penggambaran dari batang S1 sampai menutup kembali
searah jarum jam penggambaran.
3.      Kemudian ke titik E, seperti konsep awal dimulai searah jarum jam urutan penggambaran
nya sampai    tertutup kembali ke titik start. Untuk memperoleh batang S6 dan S5. 

4.      Kemudian ke titik A untuk memperoleh batang S10. Dimana disini kita dapatkan bahwa
batang S11=0 , karena di titik A tidak ada komponen gaya vertikalnya, hanya S11 saja.
5. Kemudian ketitik G unutk memperoleh batang S9 dan S7

6.      Kemudian ke titik B untul memperoleh  S8.


 7. Kemudian kita ke titik F

 8. Setelah setiap titik kita sudah bisa menyelesaikannya. Maka secara keseluruhan
pun kita akan paham dalam penyelesaiannya juga. Yang paling penting di ingat dalam
penggambaran itu hanya 2 batang yang tidak diketahui dan penggambarannya
searah jarum jam.
1. 1. METODE RITTER PADA KONSTRUKSI RANGKA BATANG JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI
2. 2. KONSEP METODE RITTER Konsep dasar dalam perhitungan besarnya gaya-gaya
batang pada kontruksi rangka batang statis tertentu dengan menggunakan Metode Ritter
adalah memutus konstruksi rangka batang tersebut menjadi dua bagian dengan
memotong batang-batangnya. Pemotongan batang-batang tersebut diupayakan
maksimal memotong maksimal 3 batang yang tidak bertemu dalam satu titik simpul.
Pemotongan tersebt dilakukan terhadap batang-batang yang akan dihitung besarnya
gaya-gaya batangnya. Perhitungan gaya-gaya batang ditentukan berdasarkan analisis
keseimbangan momen (∑M = 0). Batang yang terpotong dimisalkan sebagai batang tarik,
dimana apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai positif maka pemisalan tersebut
benar, sedangkan apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai negatif maka batang yang
dimisalkan adalah batang tekan.
3. 3. KONSEP METODE RITTER Kelebihan dari Metode Ritter dibandingkan metode-
metode yang telah dibahas sebelumnya adalah bahwa dengan metode ini dapat
melakukan perhitungan gaya-gaya batang langsung ke batang yang diinginkan tanpa
harus menghitung berurutan dari tepi kiri maupun kanan dari batang-batang pada
kontruksi rangka batang. Misalnya apabila diinginkan untuk menghitung besarnya gaya-
gaya batang pada bagian tengah kontruksi, maka gaya-gaya batang tersebut bisa
langsung dihitung.
4. 4. KONSEP METODE RITTER Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan
besarnya gaya-gaya batang pada konstruksi rangka batang dengan menggunakan
Metode Ritter adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa apakah konstruksi rangka batang
adalah struktur statis tertentu sehingga gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang
dapat diselesaikan secara statis tertentu. 2. Menentukan gaya-gaya reaksi yang ada
pada perletakan konstruksi rangka batang status tertentu dengan cara seperti pada
balok/gelar sederhana. 3. Gaya-gaya luar yang bekerja pada kontruksi rangka batang
didistribusikan pada tiap titik simpul. Apabila terdapat gaya luar yang bekerja pada
sebuah batang atau tidak tepat pada titik simpul, maka gaya tersebut harus
didistribusikan pada titik-titik simpul pada batang tersebut.
5. 5. KONSEP METODE RITTER Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan
besarnya gaya-gaya batang pada konstruksi rangka batang dengan menggunakan
Metode Ritter adalah sebagai berikut : 4. Menggambarkan potongan pada kontruksi
rangka batang statis tertentu yang kan dihitung gaya-gaya batangnya, yang sedapat
mungkin dilakukan pemotongan dengan memotong maksimal 3 buah batang (yang
belum diketahui besar gayanya). Apabila dilakukan perhitungan gaya batang untuk
seluruh batang pada suatu konstruksi rangka batang statis tertentu dengan bentuk yang
simetris, pemotongan dari bagian kiri dan kanan disarankan dengan pola yang sama. 5.
Menghitung besarnya gaya-gaya batang berdasarkan keseimbangan momen ∑M = 0 6.
Merekap besarnya gaya-gaya batang dalam bentuk tabulasi
6. 6. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Diketahui suatu
kontruksi rangka batang ABCDEFGH dengan batang vertikal dan batang horisontal
masing-masing sepanjang 4 m dengan gaya p1 = 1 ton, p2 = 2 ton, dan p3 = 1 ton.
Dengan menggunakan Metode Ritter, hitunglah besarnya gaya-gaya batang yang
bekerja pada kontruksi rangka batang tersebut. S1 S4 S8 S5 S9 S12 S13S10S6S2 S3
S11 C D E A B G HF 4m 4m 4m 4m 4m S7 P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton
7. 7. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER S1 S4 S8 S5 S9 S12
S13S10S6S2 S3 S11 C D E A B G HF 4m S7 P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton I I II II III III
VIII VIII IV IV VII VII VI VI V V RA = 2 Ton RB = 2 Ton Gambar Pemotongan Kontruksi
Rangka Batang
8. 8. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER

Anda mungkin juga menyukai