Anda di halaman 1dari 33

TUGAS BESAR SI-3212 STRUKTUR BAJA

SEMESTER II 2017/2018

DESAIN STRUKTUR GUDANG RANGKA BAJA


BERDASARKAN SNI 1729-2015 TENTANG PERSYARATAN BAJA
STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG

Dosen :
Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D.

Asisten :
Febriadi Prasetyo 15014030

Disusun Oleh :
Handini Yuniarti 15015136
Thifa Auliadewinta 15015152

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Besar sebagai berikut:

Judul : DESAIN STRUKTUR GUDANG RANGKA BAJA


Dosen : Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D.
Penyusun : Handini Yuniarti – 15015136
Thifa Auliadewinta – 15015152
telah diperiksa dan memenuhi ketentuan serta layak untuk dinilai sebagai syarat
kelulusan mata kuliah SI – 3212 STRUKTUR BAJA Semester II tahun ajaran
2017/2018

Bandung, April 2018

Dosen Asisten

Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D. Febriadi Prasetyo


NIP 131579575 NIM 15014030

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya tugas besar yang berjudul “Desain Struktur Gudang Rangka
Baja” dapat diselesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Tugas besar yang disusun berdasarkan pengumpulan data dan studi
literatur tentang desain struktur baja bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah SI – 3212 Struktur Baja di Institut Teknologi Bandung.
Dalam menyelesaikan tugas besar ini, kami telah mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1) Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D.selaku dosen mata kuliah SI-
3212 Struktur Baja Institut Teknologi Bandung yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian tugas besar
2) Kak Febriadi Prasetyo selaku asisten tugas besar yang telah
memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas besar.
3) Kedua orang tua kami, atas doa, bimbingan dan motivasi dalam
penyelesaian karya tulis.
4) Teman-teman kami, atas kerjasama, doa, dukungan, serta semangat.
Dalam penyusunan tugas besar ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas besar ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Sekian dan terima kasih.

Bandung, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ...................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 5


1.2 Tujuan ............................................................................................ 5
1.3 Referensi ........................................................................................ 6
1.4 Metodologi .................................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 8

BAB II ......................................................................................................... 8
pemodelan struktur ...................................................................................... 9

2.1 Model Struktur .............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembangunan suatu struktur perlu diperhatikan komponen
struktural dan non struktural penyusunnya. Agar dapat tercapai struktur yang
stabil, kokoh dan kaku maka diperlukan komponen struktural berupa kolom,
balok, dan pelat yang dapat bekerja sama dengan baik.
Perhitungan dimensi dan ukuran tiap komponen struktural perlu dilakukan
untuk mencapai kerja sama yang baik antar komponen tersebut. Dimesi dan
ukuran tersebut mengacu pada standar SNI serta ditentukan berdasarkan faktor
beban, seperti faktor beban mati (Dead Load), faktor beban hidup (Live Load),
faktor beban hujan, dan faktor-faktor lainnya.Untuk mendapatkan dimensi dan
ukuran komponen yang aman dan optimum, dilakukan berbagai analisis desain.
Struktur bangunan yang terbuat dari beton diberi tulangan baja yang
berfungsi memperkuat struktur, terutama dalam menahan tegangan tarik. Hal
tersebut dikarenakan beton tidak dapat menahan tegangan tarik, namun baik
dalam menahan tegangan tekan. Dalam hal ini, beton dan baja berkerja sama agar
dapat menjadi struktur yang kuat. Diperlukan desain ukuran dan jumlah tulangan
baja agar tulangan yang diberikan memeberikan hasil yang optimum.
Pada tugas besar ini, akan dirancang sebuah struktur bangunan kantor 2
lantai. Dalam laporan ini akan dipaparkan penentuan dimensi dan ukuran setiap
elemen dan komponennya beserta analisis terhadap beban-beban dan gaya-gaya
dalam yang bekerja, sehingga kantor yang dirancang merupakan sebuah struktur
yang aman dan sesuai dengan kriteria desain dan standar yang berlaku.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Besar Struktur Baja ini adalah
sebagai berikut
1. Menentukan ukuran dan bentuk penampang balok, pelat, dan kolom yang
diperlukan pada setiap komponen struktur kantor

5
2. Menentukan gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap komponen struktur
kantor
3. Menentukan kemampuan layan struktur

1.3 Referensi
Desain bangunan rangka baja dalam tugas besar ini mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut.
SNI 1729-2015 :Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
SNI 1726-2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
PPI 1983 : Peraturan Pembebanan Indonesia 1983 untuk Gedung

6
1.4 Metodologi
Metodologi pengerjaan tugas besar ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. 1 Flowchart Metodologi

7
1.4.1 Data Beban
Data beban apa saja yang akan dipertimbangankan dalam pendesainan struktur
1.4.2 Input Data Material
Memasukkan data spesifikasi material yaitu, berat unit volume material, modulus
elastisitas, tegangan leleh, tegangan ultimit, dan poisson’s ratio.
1.4.3 Input penampang
Memasukkan penampang apa yang digunakan untuk struktur kolom, kuda-kuda,
bracing, dan gording.
1.4.4 Desain Struktur
Tahap ini dilakukan penggambaran struktur gudang rangka baja dengan jumlah
portal dan jarak antar kolom yang telah ditentukan.
1.4.5 Perhitungan gaya dalam
Perhitungan gaya dalam yang diakibatkan oleh beban yang sudah diinput
sebelumnya
1.4.6 Cek kapasitas
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan apakah kapasitas struktur lebih besar dari
kapasitas beban struktur. Apabila memenuhi, desain telah selesai. Namun apabila
belum terpenuhi, perlu dilakukan desain ulang.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I Pendahuluan
Pada bab ini, dibahas mengenai latar belakang, tujuan, referensi yang digunakan,
metodologi, dan sistematika penulisan tugas besar ini.
BAB II Pemodelan Struktur
Pada bab ini, dijelaskan pemodelan struktur dimulai dari pemodelan struktur,
pemilihan material baja disertai spesifikasinya, memasukkan profil yang
digunakan pada penampang kolom, bracing, gording, dan kuda-kuda, dan pada
tahap penggambaran struktur, dijelaskan langkah menggambar struktur mulai dari
pengaturan grid, menggambar kolom dan kuda-kuda, menggambar bracing, dan
menggambar gording
BAB III
BAB IV

8
BAB II
PEMODELAN STRUKTUR

2.1 Model Struktur


Desain gudang dengan rangka baja memiliki spesifikasi bangunan sebagai berikut:
Tinggi kolom : 7.5 m
Tinggi atap : 2.5 m
Jarak antar kolom : 15 m
Jumlah portal : 5 buah
Jarak antar portal :4m

2.2 Material Baja


Spesifikasi material baja yang digunakan sebagai berikut:
Berat unit volume material : 7850 kg/m3
Modulus Elastisitas : 200000 Mpa
Tegangan Leleh : 240 Mpa
Tegangan ulitimit : 410 Mpa
Poisson’s Ratio : 0,3

Gambar 2. 1 Spesifikasi Material Baja

9
2.3 Section Properties
Section Properties yang digunakan pada preliminary komponen struktur
sebagai berikut:
Penampang kolom : profil H
Penampang bracing : profil siku/angle
Penampang gording : profil kanal
Penampang kuda-kuda : profil wide flange

Gambar 2. 2 Section Properties Kolom

2.4 Penggambaran Struktur


Penggambaran struktur dilakukan dengan menggunakan aplikasi
SAP2000, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik menu File > New Model
2. Klik template Grid Only
Grid dibuat dengan jarak sesuai spesifikasi bangunan yang telah ditentukan.
Pengaturan dilakukan pada menu Define > Coordinate System/Grid >
Modify/Show System > Grid System Data. Pengaturan x,y,z grid data adalah
sebagai beikut.

10
Gambar 2. 3 Pengaturan Grid

3. Menggambar kolom dan kuda-kuda


Atur mode penampilan menjadi “xz view” karena penggambaran struktur akan
dilakukan pada bidang x-z, adapun pada sumbu y berupa penggandaan portal
dengan jarak antar portal 4 m.

Penggambaran struktur dilakukan dengan menggunakan icon draw frame


cable yang terletak pada menubar di sebelah kanan. Dilakukan pengaturan
Properties of Object, atur section sesuai dengan ketentuan. Misalkan untuk
kolom, section : Kolom (gabungan section profil H); sedangkan untuk kuda-
kuda, section : Kuda-Kuda (gabungan section I-Wide Flange).

11
Gambar 2. 4 Menggambar Kolom

Gambar 2. 5 Menggambar Kuda-Kuda

4. Membagi frame menjadi beberapa bagian


Untuk menggambar bracing, maka frame harus dibagi menjadi beberapa
bagian sesuai kebutuhan bracing yang akan dibuat. Membagi frame menjadi
beberapa joint dapat dilakukan dengan menu edit > edit lines > divided
frames.

12
Gambar 2. 6 Membagi Frames
Setelah terbagi menjadi beberapa joint, maka dilakukan penggambaran
bracing dengan menggunakan icon draw frame cable, dan section: bracing seperti
yang telah didefinisikan sebelumnya.

Gambar 2. 7 Menggambar Bracing

5. Penggandaan Portal
Agar penggambaran dilakukan secara efisien, kolom, kuda-kuda, dan bracing
yang telah dibuat dapat digandakan, yaitu sebanyak 5 buah. Penggandaan
dapat dilakukan pada menu Edit > Replicate (Ctrl+R). Terlebih dahulu,

13
select/block bagian yang akan digandakan, kemudian masukkan jarak antar
portal.

Gambar 2. 8 Penggandaan Portal

Gambar 2. 9 Hasil Penggandaan Portal

6. Menggambar Gording
Penggambaran gording dengan menggunakan icon draw frame cable, dan
section: gording seperti yang telah didefinisikan sebelumnya.

14
Gambar 2. 10 Menggambar Gording
Setelah itu, dilakukan duplikasi gording sebanyak 5 buah, dengan
menggunakan menu Edit > Replicate

Gambar 2. 11 Penggandaan Gording


Penggambaran struktur gudang rangka baja selesai. Modeling struktur seperti
gambar dibawah ini.

15
Gambar 2. 12 Struktur Gudang Rangka Baja

7. Mengatur pembebanan momen aksial

16
BAB III
PEMBEBANAN

3.1 Beban Mati


Beban mati terdiri dari dead load (DL) dan super imposed dead load
(SIDL). Untuk Beban mati (DL) diperoleh dari software SAP, dengan melakukan
assignment dead load secara otomatis. Langkah yang dilakukan adalah Define
Load Pattern > Self Weight Multiplier; untuk Dead Load di set = 1
Beban SIDL yang berkerja adalah beban atap sebesar 10 kg/m2.
Pengaturan beban SIDL juga dilakukan pada menu Define Load Pattern > Add
New Load Pattern.

Gambar 3. 1 Beban Mati pada SAP

3.2 Beban Hidup


Beban hidup yang diinput pada struktur merupakan beban hidup akibat air
hujan serta beban terpusat berupa pekerja dan pemadam kebakaran.
a. Beban Hujan
Tabel 3. 1 Beban Hujan
Beban Hujan
o
18.435
Kemiringan atap (α)
0.322 rad
2
Beban Hujan 25.252 kg/m

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑝
𝛼 = tan−1 (1 )
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
2

17
2.5
𝛼 = tan−1 ( ) = 18.435𝑜 = 0.322 𝑟𝑎𝑑
7.5

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 = (40 − 80𝛼) 𝑘𝑔/𝑚2


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 = (40 − 80 × 18.435) = 25.252 𝑘𝑔/𝑚2

3.3 Beban Angin


Beban angin dihitung melalui koefisien hisap dan tiup. Adapun
perhitungannya sebagai berikut:
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝑖𝑢𝑝 (𝑎) = 0.02 × 𝛼 − 0.04
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝑖𝑢𝑝 (𝑎) = 0.02 × 18.435 − 0.04 = 0.329

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝑖𝑢𝑝 (𝑏) = 0.4

𝑃 = 40𝑘𝑔/𝑚 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 < 5𝑘𝑚)

- Beban angin tiup pada atap


𝑃𝑥 = 𝑃 × 𝑎 × cos 𝛼
𝑃𝑥 = 40 × 0.329 × cos 18.435𝑜 = 12.473 𝑘𝑔/𝑚

𝑃𝑧 = 𝑃 × 𝑎 × sin 𝛼
𝑃𝑧 = 40 × 0.329 × sin 18.435𝑜 = 4.158 𝑘𝑔/𝑚

- Beban angin hisap pada atap


𝑃𝑥 = 𝑃 × 𝑏 × cos 𝛼
𝑃𝑥 = 40 × 0.4 × cos 18.435𝑜 = 15.179 𝑘𝑔/𝑚

𝑃𝑧 = 𝑃 × 𝑏 × sin 𝛼
𝑃𝑧 = 40 × 0.4 × sin 18.435𝑜 = 5.060 𝑘𝑔/𝑚

18
Tabel 3. 2 Beban Angin

Beban Angin
Koefisien Tiup (a) 0.329
Koefisien Hisap (b) 0.4
P 40
Beban angin tiup pada atap
Px 12.473 kg/m
Py 4.158 kg/m
Beban angin hisap pada atap
Px 15.179 kg/m
Py 5.060 kg/m

3.4 Beban Gempa


Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah
gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6
dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah ini didasarkan atas
percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda
ulang 500 tahun. Dalam Tugas Besar ini, asumsi pembangunan gudang dilakukan
di Kota Jakarta. Perhitungan beban gempa dilakukan sebagai berikut:
1. Kategori resiko bangunan

Gambar 3. 2 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk


Beban Gempa

19
Berdasarkan SNI 1726-2012 hal.14, kategori risiko bangunan untuk
gudang penyimpanan = 1.

2. Faktor keutamaan gempa

Gambar 3. 3 Faktor Keutamaan Gempa


Berdasarkan SNI 1726-2012 hal.15, faktor keutamaan gempa dengan
risiko 1, I = 1.

3. Jenis tanah
Jenis tanah diasumsikan kelas situs SD (tanah sedang).

Gambar 3. 4 Klasifikasi Situs Tanah

4. Nilai sS dan s1

Gambar 3. 5 Peta gempa Indonesia, Ss

20
Gambar 3. 6 Peta gempa Indonesia, S1
Berdasarkan peta gempa Indonesia pada SNI 1726-2012, kota Jakarta:

Ss = digunakan Ss = 0.7 g

S1 = digunakan S1= 0.3 g

5. Faktor Fa dan Fv

Gambar 3. 7 Faktor Fa dan Fv


Berdasarkan SNI 1726-2012, untuk tanah SD:

21
Fa = 1.24 (interpolasi dengan Ss=0.5 dan Ss=0.75)
Fv = 1.8

6. Nilai sms dan sm1


𝑠𝑚𝑠 = 𝐹𝑎 × 𝑠𝑠 = 1.24 × 0.7 = 0.868
𝑠𝑚1 = 𝐹𝑣 × 𝑠1 = 1.8 × 0.3 = 0.54

7. Nilai sds dan sd1


2 2
𝑠𝑑𝑠 = × 𝑠𝑚𝑠 = × 0.868 = 0.579
3 3
2 2
𝑠𝑑1 = × 𝑠𝑚1 = × 0.54 = 0.36
3 3

8. Nilai T0 dan Ts
𝑠𝑑1 0.36
𝑇0 = 0.2 × = 0.2 × = 0.124
𝑠𝑑𝑠 0.579
𝑠𝑑1 0.36
𝑇𝑠 = = = 0.622
𝑠𝑑𝑠 0.579

Tabel 3. 3 Beban Gempa

Beban Gempa
I 1
Jenis Tanah SD
Ss 0,7
S1 0,3
Fa 1,24
Fv 1,8
Sms 0,868
Sm1 0,54
Sds 0,579
Sd1 0,36
T0 0,124
Ts 0,622

22
Spektrum Respon Desain
0.700

Percepatan Respon Spektra, Sa (g)


0.600

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.000
0 0.5 1 1.5 2
Periode, T (detik)

Grafik 3. 1 Spektrum Respon Desain

3.5 Kombinasi Pembebanan


Struktur atau komponen struktur harus dirancang hingga kekuatan
desainnya sama atau melebihi beban terfaktor maksimum yang mempengaruhi
beban struktur. Kombinasi pembebanan sesuai syarat SNI1727:2013 adalah
sebagai berikut:

Gambar 3. 8 Kombinasi Pembebanan SNI

23
Kombinasi pembebanan yang diaplikasikan di SAP adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Kombinasi Pembebanan

COMBO DL Lr R Ex Ey W
1 1.4
2 1.2 0.5
3 1.2 0.5
4 1.2 1.6 0.5
5 1.2 1.6 0.5
6 1.2 0.5 1
7 1.2 0.5 1
8 1.2 1 0.3
9 1.2 1 -0.3
10 1.2 -1 0.3
11 1.2 -1 -0.3
12 1.2 0.3 1
13 1.2 -0.3 1
14 1.2 0.3 -1
15 1.2 -0.3 -1
16 0.9 1
17 0.9 1 0.3
18 0.9 1 -0.3
19 0.9 -1 0.3
20 0.9 -1 -0.3
21 0.9 0.3 1
22 0.9 -0.3 1
23 0.9 0.3 -1
24 0.9 -0.3 -1
25 ENV
Dimana ENVELOPE adalah kombinasi dari pembebanan Combo 1 hingga
Combo 24. Lakukan pendefinisian beban dengan langkah sebagai berikut:
1. Buatlah perletakan
Drag semua titik perletakan > Assign > Joint > Restraint > Pilih perletakan jepit

24
Gambar 3. 9 Input Perletakan
2. Definisikan Pola Beban
Klik menu Define > Load Patterns. Lalu masukkan Load Pattern yang
didefinisikan adalah seperti gambar berikut:

Gambar 3. 10 Input Load Pattern


3. Definisikan respon spektra
Klik menu Define > Functions > Response Spectrum. Ganti Function Type
menjadi NEHRP 97. Masukkan damping ratio 5%, lalu input Sds = 0,7 dan Sd1 =
0,3. Maka diperoleh respon spektra seperti gambar.

25
Gambar 3. 11 Input Respon Spektra
4. Definisikan kasus beban
Klik menu Define > Load Cases. Lalu input beban sesuai gambar berikut

Gambar 3. 12 Input Load Casses


Lalu klik Modify pada beban gempa. Untuk beban Earthquake X dan Y bedakan
U, U1 untuk Earthquake X dan U2 untuk Earthquake Y. Lalu masukkan nilai
Scale Factor dengan cara sebagai berikut:
𝑆𝐷𝑆 × 𝐼
𝑆𝐹 =
𝑅
Dimana:
Sds = 0,579 × 9,81 × 1000 (hasil perhitungan subbab 3.4)
I = 1 (faktor kepentingan)
R = 3,5
Sehingga diperoleh SF bernilai 1621,92.
Input parameter tersebut seperti gambar dibawah ini:

26
Gambar 3. 13 Input Load Case Gempa
5. Definisikan Kombinasi Beban
Kombinasi beban yang diaplikasikan di SAP terdapat di awal pembahasan.
Berikut adalah salah satu contoh input kombinasi pembebanan COMBO 12 di
SAP

Gambar 3. 14 Contoh Kombinasi Beban

27
Gambar 3. 15 Hasil 25 Kombinasi Beban

3.6 Hasil Perhitungan Beban pada Tributary Area


Berikut adalah gambar struktur atap yang diberi pembebanan dari luar dengan
setiap warna akan diberikan beban yang berbeda dan tributary area yang berbeda
pula.
A 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 F

4 1 2 3 4 5 6 4 6 5 4 3 2 1 4

B 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 G

3 1 2 3 4 5 6 3 6 5 4 3 2 1 3

C 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 H

2 1 2 3 4 5 6 2 6 5 4 3 2 1 2

D 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 I

1 1 2 3 4 5 6 1 6 5 4 3 2 1 1

E 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 J

Gambar 3. 16 Jenis pembebanan struktur atap


Perhitungan beban tributary area perlu dikonversi menjadi beban garis dengan
luas tributary atap sesuai gambar dibawah:

28
Gambar 3. 17 Tributary Area Atap
Perhitungan luas tributary adalah sebagai berikut:
1. Hitung panjang sisi atas
Panjang sisi atas adalah sisi miring kuda-kuda sehingga diperoleh panjang sisi
atas 7,905694 m.
2. Hitung luas segitiga
Alas segitiga adalah panjang sisi atas dibagi 7 elemen, sehingga diperoleh alas
1,1294 m. Dengan alas segitiga adalah panjang sisi atas dan tinggi segitiga sama
dengan 0,5 alas segitiga karena sudut dalam segitiga adalah 45°.
Hitung luas dengan rumus segitiga, sehingga diperoleh:
𝐿 = 0,5 × 1,1294 × 0,5647 = 0,3189 𝑚2
3. Hitung luas trapesium
Alas bawah trapesium adalah jarak antar kuda-kuda, alas atas trapesium adalah
alas bawah trapesium dikurangi 2 tinggi segitiga, dan tingggi trapesium adalah
setengah alas segitiga.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Perhitungan Luas Atap
Perhitungan Luas Atap
Panjang Sisi Atas 7.9057 m
Bidang Segitiga
Alas 1.1294 m
0.5 Alas 0.5647 m
Tinggi Segitiga 0.5647 m
Luas 0.3189 m2
Bidang Trapesium
Alas Bawah 4m
Alas Atas 2.8706 m
Tinggi Trapesium 0.5647 m
Luas 1.9399 m2

Sementara, dilakukan perhitungan pembebanan tributary area sengan cara sebagai


berikut:
1. Hitung luas tributary

29
 Kuda-kuda luar, luas tributary yaitu 1 segitiga.
 Kuda-kuda dalam, luas tributary yaitu 2 segitiga.
 Gording dalam dan tengah, luas tributary yaitu 2 trapesium
 Gording luar, luas tributary yaitu 1 trapesium
2. Hitung panjang bentang
 Panjang bentang kuda-kuda adalah 1,1294 m (panjang alas segitiga)
 Panjang bentang gording adalah panjang gording yaitu 4 m
3. Beban SIDL
𝑃𝑆𝐼𝐷𝐿 × 𝐴 10 × 𝐴
𝑞𝑆𝐼𝐷𝐿 = =
𝐿 𝐿
4. Beban hujan
𝑃ℎ × 𝐴 25,252 × 𝐴
𝑞ℎ = =
𝐿 𝐿
5. Beban Angin Tiup
Hitung beban angin hisap untuk arah X dan Z
𝑃𝑤𝑡,𝑥 × 𝐴 1,188 × 𝐴
𝑞𝑤𝑡,𝑥 = =
𝐿 𝐿
𝑃𝑤𝑡,𝑧 × 𝐴 0,396 × 𝐴
𝑞𝑤𝑡,𝑧 = =
𝐿 𝐿
6. Beban Angin Hisap
Hitung beban angin hisap untuk arah X dan Z
𝑃𝑤ℎ,𝑥 × 𝐴 15,179 × 𝐴
𝑞𝑤ℎ,𝑥 = =
𝐿 𝐿
𝑃𝑤ℎ,𝑧 × 𝐴 5,06 × 𝐴
𝑞𝑤ℎ,𝑧 = =
𝐿 𝐿
Lakukan perhitungan untuk semua jenis elemen. Diasumsikan angin dari
arah kiri, kuda-kuda dan gording kiri tertiup, sehingga beban yang diinput adalah
beban angina tiup dengan arah X bernilai positif dan Z bernilai negatif.
Sementara struktur di bagian kanan terhisap sehingga beban yang diinput adalah
beban angin hisap arah X dan Z berniali positif. Gording tengah akan mengalami
beban angin hisap dan tiup, jadi beban hisap dan tiup dijumlahkan. Perhitungan
pembebanan tributary terdapat pada tabel sebagai berikut:

30
Tabel 3. 6 Pembebanan Tributary Area
Beban Angin Tiup Beban Angin Hisap
Luas Tributary Panjang Bentang Beban SIDL (sb Z) Beban Hujan (sb Z)
Jenis Arah X Arah Z Arah X Arah Z
m2 m kg/m kg/m kg/m kg/m kg/m kg/m
kuda2 luar kiri 0.318877551 1.129384879 2.823462197 7.129818299 0.335368109 0.11178937
kuda2 dalam kiri 0.637755102 1.129384879 5.646924393 14.2596366 0.670736219 0.22357874
kuda2 luar kanan 0.318877551 1.129384879 2.823462197 7.129818299 4.285714286 1.428571429
kuda2 dalam kanan 0.637755102 1.129384879 5.646924393 14.2596366 8.571428571 2.857142857
gording dalam kiri 3.879784412 4 9.699461031 24.49311871 1.152092602 0.384030867
gording luar kiri 1.939892206 4 4.849730516 12.24655935 0.576046301 0.192015434
gording tengah 3.879784412 4 9.699461031 24.49311871 1.152092602 0.384030867 14.72274669 4.90758223
gording dalam kanan 3.879784412 4 9.699461031 24.49311871 14.72274669 4.90758223
gording luar kanan 1.939892206 4 4.849730516 12.24655935 7.361373344 2.453791115

Berikut adalah gambar struktur hasil pembebanan:

Gambar 3. 18 Struktur Hasil Pembebanan

31
DAFTAR PUSTAKA

Surahman, Adang.20xx.Struktur Baja.Bandung:Penerbit ITB


SNI 1729-2015:Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
SNI 1727-2013: Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain
SNI 1726-2012: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
PPI 1983: Peraturan Pembebanan Indonesia 1983 untuk Gedung

32

Anda mungkin juga menyukai