Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Ilmu karena dengan

Rahmat dan HidayahNya,sehingga kami dapat menyelesaikan Metodelogi

Penelitian ini yang berjudul “ Pengaruh Limbah Tempurung Kelapa Sebagai

Penambah Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan Beton “ ini dengan tepat waktu.

Penyusunan Metodelogi Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas pada

mata kuliahmetodelogi penelitian Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi

Teknologi Pagaralam. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Asminah, M.M.,M.Kom Selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam.

2. Bapak Alharia Dinata,ST.MT selaku ketua Program studi Teknik Sipil.

3. Ibu Lily Endah Diansari,STP,M,Si selaku dosen pengampuh mata kuliah

metodelogi penelitian ini dan pembimbing yang telahmemberikan pengarahan,

petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun Metodelogi

Penelitian dan telah memberikan saran dan komentar pada Metodelogi

Penelitian yang dibuat untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Teknik Sipil di Sekolah Tinggi Teknologi

Pagar Alam yang telah memberikan ilmu dan wawasan selama peneliti

menempuh pendidikan.

5. Terima kasih terkhusus untuk kedua orang tua ku yang selama ini sudah

membesarkan mendidik tanpa lelah yang telah menuntun serta memberikan

nasehat dan juga motivasi selama ini sehingga terselesainya tugas akhir ini.

i
6. Terima kasih kepada seluruh keluarga ku yang selalu memberikan dukungan

kepada kami.

7. Terima kasih teman-teman seperjuangan angkatan 2017 program studi Teknik

Sipil yang telah membantu dalam menyelesaikan Metodelogi Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa Metodelogi Penelitianini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Pagaralam, 2019

Dewa Pranata

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................3
1.4 Tujuan......................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4
2.1 Definisi konstruksi Rangka Baja ................................................................4
2.2 Struktur .......................................................................................................6
2.3 Beban-Beban Pada Struktur Bangunan Bertingkat.....................................8
2.4 ETABS ........................................................................................................12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................14
3.1 Waktu Dan Tempat .....................................................................................14
3.2 Pengumpulan Data ......................................................................................14
3.3 Metode Analisis Data .................................................................................14
3.4 Analisis Struktur .........................................................................................15
3.5 Analisis Dan Pembahasan ..........................................................................28
3.6 Diagram Alir Penelitian ..............................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................31

iii
DAFTAR TABEL
Gambar .2.1 Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar
dengan periode ulang 500 tahun (SNI 03-1726-2012)...............................................11

iv
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR: 2.1 TAMPILAN ETABS ......................................................................13

v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, pembangunan gedung bertingkat merupakan salah satu solusi

untuk mengatasi pemasalahan kebutuhan bangunan infrastruktur. Kebutuhan

manusia akan bangunan bertingkat untuk berbagai aktivitas baik itu pendidikan,

industry, perkantoran dan lainnya semakin meningkat dari waktu ke waktu,

sementara jumlah laha yang tersedia semain terbatas terutama dikota-kota besar.

Gedung-gedung bertingkat dibangun digunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia.

Struktur baja meliputi sub struktur atau bagian dalam sebuah bangunan yang

terbuat dari baja struktural. Baja structural adalah bahan konstruksi baja aygn

dibuat dengan bentuk dengan komposisi kimia tertentu sesuai dengan spesifikasi

pada proyek tersebut.

Dengan perkembangan yang sangat pesat pada ilmu statika, membuat

perencanaan gedung bertingkat menjadi semakin aman sehingga perencanaan

dapat mendekati kondisi pada saat dilakukan pembangunan dilapangan. Selain

perkembangan ilmu statika, perkembangan informasi mengenai daerah-daerah

yang terpengaruh oleh gempa pada saat ini membuat daerah pagaralam menjadi

salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah gempa. Material baja menjadi

salah satu pilihan dalam elemen konstruksi saat ini.

Beberapa keunggulan baja sebagai material konstruksi antara lain yaitu :

1
Menurut Setiawan (2008), keunggulan baja yaitu Mempunyai kekuatan

tinggi, sehingga dapat mengurangi ukuran struktur serta berat struktur. Hal ini

cukup memberikan keunggulan bagi struktur-struktur jembatan yang panjang.

Keseragama dan keawetan yang tinggi, tidak seperti halnya material

beton bertulang yang terdiri dari berbagai macam bahan penyusun, material

baja lebih seragam/homogen serta mempunyai tingkat keawetan yang jauh

lebih tinggi jika prosedur keperawatan dilakukan dengan benar.

Baja mempunyai perilaku yang cukup dekat dengan asumsi-asumsi yang

digunakan untuk melakukan analisis, sebab baja dapat berperilaku elastic hingga

tegangan yang cukup tinggi mengikuti hokum hooke. Momen inersia dari suatu

profil baja juga dapat dihitung dengan pasti sehingga memudahkan dengan

melakukan proses analisis struktur baja. Daktalitas baja cukup tinggi. Suatu

batang baja yang menerima tegangan tarik yang tinggi akan mengalami regangan

yang cukup besar sebelum terjadi keruntuhan (Setiawan, 2008).

Bangunan konstruksi baja memiliki kelebihan jika kita membandingkan

dengan bangunan konstruksi beton. selain konstruksi baja lebih cepat dalam

waktu pelaksaannya, ia juga mempunyai rasio yang kecil antara berat struktur

dengan daya dukung terhadap beban yang dipikul oleh struktur.

Selain keunggulan-keunggulan yang dimiliki dengan material baja, baja juga

mempunyai beberapa kekurangan, terutama dari sisi pemeliharaan. Konstruksi

baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air, secara periodik harus

dicat. Perlindungan terhadap cahaya kebakaran juga harus menjadi perhatian yang

serius, sebab material baja akan mengalami penurunan kekuatan secara drastic

2
akibat kenaikan temperature yang cukup tinggi, disamping itu baja juga

merupakan konduktor panas yang baik, sehingga nyala api dalam suatu bangunan

dapat menyebar dengan lebih cepat (Setiawan, 2008)

1.2 rumusan masalah

dari latar belakang tersebut, ada beberapa permasalahan yang akan di

bahas antara lain :

1. Menghitung berapa balok baja yang mampu menahan beban

2. Menghitung berapa kolom baja yang mampu menahan beban

1.3 Batasan masalah

Penelitian struktur baja dilakukan dengan batasan masalah pada:

1. Merencanakan perhitungan struktur baja pada kolom dan balok

2. Analisis struktur dengan menggunakan bantuan aplikasi Etabs

1.4 Tujuan

a. Memahami dan mendalami langkah-langkah dalam merencanakan

elemen-elemen struktur baja pada gedung bertingkat.

b. Mampu melakukan perhitungan struktur baja sehingga tercapainya

keamanan sesuai dengan peraturan.

1.5 Manfaat Penelitian

Untuk menhasilkan suatu bangunan yang memenuhi criteria kekuatan,

keselamatan, kenyamanan, keekonomian, serta umur rencana bangunan

struktur baja.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konstruksi Rangka Baja

2.1.1 Pengertian Konstruksi Rangka Baja

Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari

susunan batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana

setriap pertemuan beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul

dengan menggunakan alat penyambung (bout,paku keeling dan las lumer).

2.1.2 Penggunaan Konstruksi Rangka Baja

Penggunaan konstruksi rangka baja untuk bangunan sangat luas

sekali, sebagai contoh antara lain:

 Kuda-kuda ( kap spant )

 Ikatan angina

 Jembatan rangka

 Tiang transmisi ( untuk jaringan listrik tegangan tinggi )

 Menara air

 dll

2.1.3 Bentuk-Bentuk Baja Dalam Perdagangan

Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa bahan

batangan dan plat.Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil.

Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain :

 Profil baja tunggal

- Baja siku-siku sama kaki

4
- Baja siku-siku tidak sama kaki (baja T)

- Baja siku-siku tidak sama kaki (baja L)

- Baja I

- Baja canal

 Profil gabungan

- Dua baja L sama kaki

- Dua baja L tidak sama kaki

- Dua baja I

 Profil susun

- Dua baja I atau lebih

2.1.4 Sifat-Sifat Baja

Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuannya dalam berbagai macam

keadaan pembebanan atau muatan, terutama tergantung pada:

Cara peleburannya

Jenis dan banyaknya logam campuran

Proses yang digunakan dalam pembuatan

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Konstruksi Baja

Dibandingkan dengan konstruksi lain seperti beton atau kayu pemakaian baja

sebagai bahan konstruksi mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu:

# Keuntungan

 Bila dibandingkan dengan beton baja lebih ringan Baja lebih mudah

untuk dibongkar atau dipindahkan

 Konstruksi baja dapat dipergunakan lagi

5
 Pemasangannya relative mudah

 Baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik

# Kerugian

 Bila konstruksinya tervbaikar maka kekuatannya berkurang

 Baja dapat terkena karat sehingga membutuhkan perawatan

 Memerlukan biaya yang cukup besar dalam pengangkutan

 Dalam pengerjaannya diperlukan tenaga ahli dalam hal knstruksi baja.

Beberapa bahan/jenis alat penyambung baja

 Baut

 paku keeling

Jumlah plat yang disambung >5d (diameter bout ), serta

Sambungan paku digunakan pada konstruksi yang tetap, jumlah tebal

plat tidak boleh >6d ( diameter paku keeling )

 Las

2.2 Struktur

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi,

sloof, dinding, kolom, balok, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsip nya elemen

struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang

meliputi elemen tampak interior dan detail arsitektur sehingga membentuk satu

kesatuan setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi peranan

masing - masing.

6
2.2.1 Kolom

Kolom adalah elemen vertikal dari rangka (frame) struktural yang

memikul beban dari balok. Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan

susunan tulangnya, posisi beban pada penampang, dan panjang kolom dalam

hubungannya dengan dimensi lateral (Rozirwan,dkk, 2014).

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya

menahan beban aksial tekan vertikal. Sebagai bagian dari suatu kerangka

bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut, kolom menempati posisi

penting dalam sistem struktur bangunan

2.2.2 Balok

Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban tributary

dari slab lantai ke kolom penyangga yang vertikal. Pada umumnya elemen balok

dicor secara monolit dengan slab, dan secara struktural ditulangi di bagian bawah

atau dibagian atas. Balok juga berfungsi sebagai pengekang dari struktur kolom.

Pada balok berlaku pula panjang bentang teoritis l harus dianggap sama dengan

bentang bersih L ditambah dengan setengah panjang perletakan yang telah

ditetapkan. (Rozirwan, dkk, 2014).

Menurut ismail (2014) Balok berfungsi menahan kondisi pembebanan

yang rumit seperti tekuk atau lentur. Kombinasi gaya tekan dan gaya tarik disebut

lentur dan tegangannya tersebar tidak merata pada potongan melintang. Elemen-

elemen yang berkaitan pada struktur dihubungkan dengan balok. Kuat hubungan

struktural bertambah jika jaraknya diperbesar. Gaya lentur bertambah jika beban

pada balok berlebih sehingga pada daerah yang bertegangan tinggi terjadi aksi

7
sendi (balok patah dan terdapat sendi pada titik ini). Berdasarkan perencanaan

lentur ada beberapa macam bentuk balok beton bertulang, antara lain :

2.3 Beban-beban Pada Struktur Bangunan Bertingkat

Beban-beban pada struktur bangunan bertingkat, menurut arah bekerjanya

dapat dibagi menjadi dua, yaitu : (PPI, 1987)

1. Beban Vertikal (Gravitasi)

a. Beban mati (Dead Load).

b. Beban Hidup (Live Load).

c. Beban Air Hujan.

2. Beban Horizontal (Lateral).

a. Beban Gempa (Earthquake).

b. Beban Angin (Wind Load).

c. Tekanan Tanah dan Air Tanah

Selain beban-beban tersebut diatas, masih ada beban lain yang perlu

diperhitungkan, yaitu: (Soetoyo, 2000)

1. Beban temperatur

Beban akibat temperatur ini perlu diperhitungkan jika letak bangunannya

berada di daerah yang perbedaan temperaturnya sangat tinggi.

2. Beban Konstruksi (Construction Load).

Beban konstruksi ini timbul pada saat pelaksanaan pembangunan fisik

gedung.

8
Pada perencanaan konstruksi gedung Kampus Sekolah Tinggi Teknologi

Pagar Alam(STTP), beban-beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban

hidup, beban gempa, dan beban angin.

2.3.1 Beban Vetikal (Gravitasi)

1. Beban Mati

Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan yang bersifat tetap,

termasuk segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing), serta alat atau

mesin yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya (PPI,

1987).

Beban mati merupakan berat sendiri bangunan yang senantiasa bekerja

sepanjang waktu selama bangunan tersebut ada atau sepanjang umur bangunan.

Pada perhitungan berat sendiri ini, seorang analisis struktur tidak mungkin dapat

menghitung secara tepat seluruh elemen yang ada dalam konstruksi, seperti berat

plafond, pipa-pipa ducting, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam menghitung berat

sendiri konstruksi ini dapat meleset sekitar 15 % - 20 % (Soetoyo, 2000).

2. Beban hidup

Beban hidup adalah berat dari penghuni dan atau barang-barang yang

dapat berpindah, yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Sedangkan pada

atap, beban hidup termasuk air hujan yang menggenang (SNI 03-1727-1989)

Beban gravitasi pada bangunan yang berupa beban mati dan beban hidup

ini akan diterima oleh lantai dan atap bangunan, kemudian didistribusikan ke

balok anak dan balok induk. Setelah itu akan diteruskan ke kolom dan ke pondasi.

9
2.3.2. Beban Horezontal (Lateral)

1.Beban gempa

Beban gempa adalah besarnya getaran yang terjadi didalam struktur

rangka bangunan akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa. Pertama kali di

Indonesia ketetapan perencanaan gempa untuk bangunan dimasukkan dalam

Peraturan Muatan Indonesia 1970, lalu peraturan ini diperbaharui dengan

diterbitkannya Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung

1987.

Pada dasarnya ada dua metode Analisa Perencanaan Gempa, yaitu :

(Soetoyo, 2000)

a. Analisis Beban Statik Ekuivalen (Equivalent Static Load Analysis).

Analisis ini adalah suatu cara analisa struktur, dimana pengaruh gempa pada

struktur dianggap sebagai beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh

gempa yang sesungguhnya akibat gerakan tanah. Metode ini digunakan untuk

bangunan struktur yang beraturan dengan ketinggian tidak lebih dari 40 m.

b. Analisis Dinamik (Dynamic Analysis).

Metode ini digunakan untuk bangunan dengan struktur yang tidak beraturan.

Perhitungan gempa dengan analisis dinamik ini terdiri dari :

1. Analisis Ragam Spektrum Respons.

Analisa Ragam Spektrum Respons adalah Suatu cara analisa dinamik

struktur, dimana suatu model dari matematik struktur diberlakukan suatu

spektrum respons gempa rencana, dan berdasarkan itu ditentukan respons

struktur terhadap gempa rencana tersebut.

10
2. Analisa Respons Riwayat Waktu.

Analisa Respons Riwayat Waktu adalah suatu cara analisa dinamik

struktur, dimana suatu model matematik dari struktur dikenakan riwayat

waktu dari gempa-gempa hasil pencatatan atau gempa-gempa tiruan terhadap

riwayat waktu dari respons struktur ditentukan.

Tabel 2.1 Percepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah
Untuk Masing-Masing Wilayah Gempa.
Wil Percapata Percepatan puncak muka tanah A0 (‘g’)
a Puncak Tanah Tanah Tanah Tanah khusus
y batuan dasar keras sedang lunak
a (‘g’

gem
p
a
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan

2 0,10 0,12 0,15 0,20 evaluasi khusus

3 0,15 0,18 0,23 0,30 disetiap lokasi

4 0,20 0,24 0,28 0,34

5 0,25 0,28 0,32 0,36

6 0,30 0,33 0,36 0,38

Sumber : SNI 03-1726-2002

Gambar .2.1 Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan puncak


batuan dasar dengan periode ulang 500 tahun (SNI 03-
1726-2012).

11
2. Beban Angin

Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya

karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang). Beban angin ini

ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif

(isapan angin), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang bangunan yang

ditinjau (SNI 03-1727-1989)

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, besarnya


2
tekanan tiup angin ini harus diambil minimum 25 kg/m luas bidang bangunan

yang ditinjau. Sedangkan untuk di laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai
2
tekanan tiup angin ini diambil minimum 40 kg/m , serta untuk daerah-daerah di

dekat laut dan daerah-daerah lain dimana kemungkinan terdapat kecepatan angin

yang mungkin dapat menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari yang

ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung dengan rumus:


p = 16 kg/m² ................................................................................... (2.9)

2
Dimana: p = tekanan tiup angin (kg/m ).

V² = kecepatan angin (m/detik).

2.4 Etabs

Program ETABS merupakan program analisis struktur yang dikembangkan oleh

perusahaan software Computers and Structures, Incorporated (CSI) yang berlokasi

di Barkeley, California, Amerika Serikat. Berawal dari penelitian dan

pengembangan riset oleh Dr. Edward L. Wilson pada tahun 1970 di University of

12
California, Barkeley, Amerika Serikat, maka pada tahun 1975 didirikan

perusahaan CSI oleh Ashraf Habibullah.

Selain program analisis struktur ETABS ada beberapa program yang

dikembangkan oleh CSI diantaranya program SAP dan program SAFE. Program

SAP sendiri adalah program pertama kali yang dikembangkan oleh perusahaan

CSI. Program SAP, ETABS dan SAFE sudah dipakai dan diaplikasikan (teruji) di

lapangan oleh konstruktor-konstruktor di lebih dari 100 negara di dunia.

Gambar: 2.1 tampilan etabs

13
BAB III

METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat

Waktu dan tempat dilakukan di sekolah tinggi teknologi pagaralam (STTP)

3.2. Pengumpulan Data

3.2.1.1. Data Primer

Data primer diperoleh adalah gambar master plane, desain bangunan, serta

denah bangunan.

3.2.2 Data Sekunder

Adalah data-data penunjang data primer/utama penulisan ini, yang berupa

Data Pedoman peraturan yang digunakan dalam modifikasi perancangan gedung 5

lantai dengan menggunakan struktur rangka baja ini adalah sebagai berikut :

1. SNI03-2847-2002, digunakan sebagai pedoman perhitungan Struktur

dan pendetailan semua elemen struktur.

2. SNI03-1726-2012 , digunakan sebagai pedoman untuk perancangan

gempa yang bekerja dalam suatu struktur.

3. PPIUG 1987, digunakan sebagai pedoman pembebanan struktur.

4. Struktur diasumsikan terletak dalam zone gempa kuat (zona 5).

3.3 Metode Analisis Data

Menurut sifatnya, data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi 2

(dua), yaitu :

14
1. Data kuantitatif

Data yang berbentuk numerik, berupa data kententuan dan standar yang di

tetapkan dalam perencanaan pembangunan suatu gedung yang berhubungan

dengan perhitungan struktur.

2. Data kualitatif

Data yang tidak berbentuk numerik, baik berupa gambar desain bangunan

serta denah bangunan yang telah di rencanakan sendiri oleh penulis. Data yang

telah dikumpulkan kemudian diproses dan dianalisis. Analisis data dilakukan baik

secara kuantitatif maupun kulitatif. Analisa kuantitatif berupa perhitungan struktur

bangunan perencanaan gedung 5 lantai dengan menggunakan struktur rangka baja:

1. Perhitungan perencanaan dimensi kolom dan balok yang mampu

bekerja untuk menahan beban yag ada.

2. Perhitungan luas rangka baja pada kolom dan balok yang mampu

bekerja.

3. Perhitungan dimensi dan luas tulangan plat baja.

3.4 Analisis Struktur

Dalam penyusunan proposal ini analisa dilakuan dengan cara manual untuk

mendapatkan dimensi balok dan kolom dan perhitungan pembesian selajutnya

dilakukan analisis dengan menggunakan program ETABS

3.4.1 Analisa Secara Manual

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisa struktur secara manual

adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data teknis

15
2. Perhitungan demensi balok, dalam tahapan ini demensi balok dihitung

berdasarkan betang balok dan jenis tumpuan yang di pakai.

3. Perhitungan plat atap

4. Perhitungan plat lantai

5. Perhitungan balok atap

6. Perhitungan balok lantai

7. Perhitungan kolom

8. Perhitungan portal

9. Perhitungan beban gempa

3.4.2 analisa dengan program ETABS

3.4.2.1 Tutorial ETabs

1. Membuka Program ETABS Nonlinier Versi 9

a. Klick start - All program - Computers and Structures – ETABS versi 9 Atau bisa

juga dengan mengeklik icon ETABS versi 9 2kali yang ada pada dekstop ( jika

icon berada di dekstop ).

b. Setelah di buka program ETABS versi 9, maka akan muncul kotak “ Tip of the

Day “ seperti pada gambar 5.1 , jika ingin memunculkan kotak itu setiap

pertama kali membuka program ETABS versi 9 maka hilangkan kode yang ada

pada kotak “Show Tips at Startup” , setelah itu klik OK untuk membuka lembar

kerja baru.

16
Gambar 3.1. “Tip of The day”

c. Kemudian klik New Model pada menu toolbar untuk membuka model kerja

baru, lihat gambar 5.2. Kemudian setelah keluar diaolog New Model klik No

untuk meneruskannya, lihat pada gambar 2.3

Gambar 2.2. “Menu File”

17
Gambar 2.3. “New Model Initialization”

3. Menentukan Material

Dalam sebuah bangunan terdapat elemen penyusun dari bangunan itu , dan

elemen itu mempunyai karakteristik berbeda – beda seperti baja dengan baja dan

juga bahan yang lainya. Untuk menentukan karakteristik dari material – material

tersebut langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Klik menu Define – Material Properties, lihat gambar 2.7

Gambar 2.7. “ Material Properties ”

b. Setelah mengeklik Material Properties , maka akan muncul kotak dialog

Define Materials , kemudian klik steel ( karena elemen struktur yang akan

dibuat itu dari baja ), kemudian klik Modify/Show Material, lihat pada Gambar

5.8.dan Gambar 2.9

18
Gambar 2.8. “ Define Material ”

Gambar 2.9. “ Material Property Data ”

c. Setelah mengisi karakteristik dari beton, sekarang mengisi karakteristik untuk

baja, yaitu dengan mengeklik pada Define Materials lalu klik Steel, kemudian

Modify. Kemudian mengisi Material Property untuk baja tulangan. Lihat

Gambar 2.10

Fy = … Mpa

Fu = … Mpa

19
Gambar 2.10. “ Material Property Data” untuk baja

Setelah selesai klik ok.

4. Menentukan Dimensi Balok dan Kolom

Setelah menentukan karakteristik untuk elemen strutur beton dan juga

baja, langkah berikutnya adalah menentukan dimensi balok dan kolom penyusun

struktur itu, langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Klik menu define , kemudian Farme section. Seperti pada Gambar 2.11

Gambar 2.11. “ Menu Define Frame Properties ”

20
b. Pada kotak dialog Define Frame Properties hapus semua Properties yang

sudah ada, agar tidak membingungkan dalam mencari Properties yang akan

dibuat. Kemudian klik Add Rectangular. Maka akan muncul kotak dialog

seperti pada Gambar 2.12

Gambar 2.12. “ Define Frame Properties ”

c. Setelah mengeklik Add Rectangular , kemudian mengisi data Section Name ,

Material dan Dimension untuk merencanakan dimensi balok ataupun kolom

yang akan dibuat.

Input data profil balok B1 ( 250 x 400 mm ), lihat pada Gambar 2.13

Gambar 2.13. “ Rectangular Section ”

21
d. Untuk profil balok klik Beam pada Design Type pada kotak dialog

Reinforcement Data. Kemudian masukan data Concreate Center to Rebar

Center ( tebal selimut beton ), untuk Top dan Bottom diisi 0,004m seperti pada

Gambar 2.14

Gambar 2.14. “ Reinforcment Data ”

Untuk menentukan profil balok – balok yang lain menggunakan langkah –

langkah yang sama seperti langkah – langkah yang ada diatas.

e. Untuk profil kolom, masukan Sections Name , Material dan Dimension untuk

merencanakan dimensi kolom yang kita inginkan.

Input data profil kolom K1 ( 250 x 500 mm ). Lihat Gambar 2.15

22
Gambar 2.15. “ Rectangular Sections ”

f. Kemudian klik Reinforcment, lalu isi data sebagai berikut ini :

1) Desidn Type ( Jenis Desain ) = Column

2) Cover to Reba Center ( Selimut Beton )

3) Number of Bars in 3-dir ( Jumlah tulangan arah sumbu 3 )

4) Number of Bars in 2-dir ( Jumlah tulangan arah sumbu 2 )

5) Bar Size ( Ukuran tulangan )

Bisa dilihat pada Gambar 2.16.

23
Gambar 2.16. “ Reinforcement Data ”

Untuk menentukan profil kolom - kolom yang lain menggunakan langkah –

langkah yang sama seperti langkah – langkah yang ada diatas.

16. Analisis Struktur

Setelah semua pengaturan pada setiap elemen selesai, sekarang masuk

pada tahap Analisis Struktur, langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Pilih Analyze pada menu bar, kemudian klik Set Analysis Option. Seperti pada

Gambar 2.45.

24
Gambar 2.45. “ Menu Set Analysis Option ”

b. Pada kotak dialog Analysis Options , berikan Check semua pada Building

Active Degrees of Freedom dan juga Chek pada Dynamic Analysis, dengan

mengabaikan efek P- ( deformasi akibat gempa ). Setelah selesai klik OK,

seperti pada Gambar 2.46.

Gambar 2.46. “ Analysis Options ”

c. Setelah itu klik Analysis lalu pilih Run Analysis, seperti pada Gambar 5.47.

25
Gambar 2.47. “ Menu Run Analysis ”

d. Setelah selesai mengeklik Run , kemudian akan tampil gambar seperti pada

gambar 2.48.

Gambar 2.48. “ Gambar Setelah di klik Run ”

3.4.2.2 Hasil Analisa Dengan Program Etabs

Setelah dimensi balok didapat maka dilakukan analisa struktur dengan

bantuan program ETABS, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Menyiapkan main window

26
Gambar 3.2 main windows
2. Input data.

Gambar 3.3 Cara Infut Data Pada Program Etabs

Dalam tahapan ini data-data yang akan dipakai adalah :

- Property batang, dalam langkah ini memasukan dimensi balok dan

kolom.

- Menentukan jenis tumpuan

- Menentukan pembebanan

- Menyiapkan perintah analisa struktur

- Desain struktur beton

3. Output data

27
Setelah input data selsai maka data yang didapat berupa kombo 1, gaya

momen, gaya aksial.

Gambar 3.4. “ 3-d View Deformed Shape (Combo 1) ”

Gambar 3.5. “ Moment 3-3 Diagram (Combo 1)


3.5 Analisis dan Pembahasan

Dari analisis dan pembahasan penyusunan skripsi ini di buat berdasarkan

hasil analisis dan perhitungan. Tahap – tahap pada analisis dan perhitungan

perencanaan pembangunan gedung kelas di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi

Pagar Alam (STTP) yaitu dengan cara melakukan identifikasi terhadap gaya-gaya

yang bekerja, dan dilanjutkan dengan menganalisis dimensi kolom dan balok yang

mampu berkerja untuk menahan beban yang ada, menganalisis luas tulangan

28
kolom dan balok, serta menganalisis dimensi dan luas tulangan plat. Sehingga

hasil yang didapat sesuai dengan yang ingin dicapai oleh penulis.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Berdasarkan diagram alir dibawah penyusunan skripsi ini di buat

berdasarkan tahapan tahapan. Tahap pertama pada perencanaan pembangunan

gedung kelas di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam (STTP) dengan

identipikasi masalah yang ada dilapangan, dalam hal ini masalah yang di dapat

adalah adakah kebutuhan infra struktur pada kampus demi menunjang

kelangsungan dan kemajuan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam

(STTP) Pada study kasus saat ini mahasiswa mengalami kekurangan kelas dalam

kegiatan belajar mengajar.

Dari masalah yang ada di lapangan tersebut maka penulis langsung

melakukan studi kasus yang berhubungan dengan masalah tersebut guna untuk

mendapatakan solusi yang tepat. Dalam hal ini msalah yang akan di angkat adalah

analisis struktur pada perencanaan pembangunan gedung kelas di Sekolah Tinggi

Teknologi Pagar Alam ( STTP ).

Pada perencanaan struktur gedung kelas di Kampus Sekolah Tinggi

Teknologi Pagar Alam (STTP) ini penulis merencanakan sendiri untuk design

gambar rencana sebagai data primer dan didukung oleh data sekunder yang valid

sampai pada menganalisis perencanaan gedung tersebut dengan metode yang

benar. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat dibawah ini :

29
Mulai

Studi
Literatur
Identifikasi dan Pengumpulan
Data

Data Primer Data Sekunder


-Gambar denah -SNI Struktur
rencana -SNI Gempa
-PPIUG
Pembebanan

Pengolahan Data -zona gempa 5

Analisis
Struktur
Runing Etabs

Analisis Hasil Penelitian

OK

Selesai
Selesai

Gambar 3.6 Diagram Alir Penelitian

30
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, agus. 2008 “Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD”

Berdasarkan SNI 03-1729-2002 : Erlangga

https://atad.vn/id/pengenalan-struktur-baja/ (Diakses Pada Tanggal 11 Desember

2019.Pukul 18:40)

Pradipta, ken. 2017. “studi perbandingan inelastic antara system rangka terbreis

konsentris khusus dengan sistem rangka terbreis tertahan tekuk pada

struktur baja bertingkat”. skripsi. Universitas khatolik parahyangan.

http://panasbumisolimink3ll.blogspot.com/2016/05/pengertian-konstruksi-rangka-

baja.html (Diakses Tanggal 19 Januari 2020, Pukul 18.30)

SNI S-05-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari

Besi/baja)

SNI diatas bisa anda search atau cari di google, atau pun anda bisa membelinya.

ref: feri82.blogspot.co.id

Rozirwan, dkk 2014 “Perencanaan Struktur Gedung Asrama Mahasiswa

Universitas Sriwijaya Palembang Dengan Penahan Lateral Kombinasi

Sistem Rangka Pemikul Momen Dan Dinding Struktural” Jurusan Teknik

Sipil, Vol. 2, No. 1,Hal 125 Universitas Sriwijaya.

Ismail, 2014 “Analisis Kinerja Struktur Atas Gedung 7 lantai Dengan Variasi

Dimensi dan Lokasi Shearwall Studi Kasus Konsep Kondominium Hotel”

Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 1, Hal 198, Universitas Sriwijaya.

http://ceritaengineer.blogspot.com/2014/12/software-etabs-software-analisis.html

(Diakses pada tanggal 21 januari 2020, pukul 12.00)

31

Anda mungkin juga menyukai