Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH BAHAN BANGUNAN

STRUKTUR BAHAN BANGUNAN RANGKA DAN PONDASI

DOSEN PENGAMPU : LUKMAN, S.T., M.T.

KELAS A

KELOMPOK 4

LILYA ERVIYANA NEINAWATI 40030520650095


ARIFKA FARAH HUSNA 40030520650097
MUHAMMAD ALIF RIZAL SAPUTRA 40030520650101
GHANNY WIJAYA KUSUMA 40030520650105
MAHESA RAYHAN SYAHPUTRA 40030520650107
SHERIEN ALVARY PUTRI S 40030520650143

TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Struktur Rangka dan Agregat” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan
Bangunan. Kami juga menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap saran dan kritik untuk
membangun kesempurnaan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak
atas berkat bantuan dan dukungan dalam proses pembuatan makalah, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Terhormat Bapak Lukman S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Anggota kelompok dengan kerja sama yang kompak dan sukses berhasil
menyusun makalah ini.
3. Seluruh anggota kelompok yang banyak memberikan saran dan bantuan
hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengharap untuk


kedepannya, makalah kami dapat bermanfaat banyak bagi para pembaca serta
menjadi referensi untuk mahasiswa khususnya pada jurusan Teknik sipil mengeni
struktur bahan bahan bangunan rangka dan pondasi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Rangka.......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Rangka............................................................................3
2.1.2 Macam-Macam Rangka....................................................................3
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Rangka..................................................5
2.1.4 Elemen Elemen Rangka....................................................................6
2.1.5 Kombinasi Struktur Rangka dan Struktur Lain ...............................6
2.2 Pondasi.......................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Pondasi............................................................................8
2.2.2 Fungsi Pondasi Secara Umum..........................................................9
2.2.3 Ciri-Ciri Pondasi Secara Umum.......................................................9
2.2.4 Manfaat Pondasi..............................................................................12
2.2.5 Macam-Macam Pondasi Secara Umum..........................................14
2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi...............................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................26

3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan Bangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu barang


yang merupakan bakal untuk membangun rumah atau gedung dan sebagainya,
material (arti) bahan bangunan dapat didefinisikan salah satu elemen pokok yang
menentukan kualitas rumah, murah atau mahal, dan sederhana atau mewah. Bahan
bangunan juga dapat diartikan sebagai pemegang peranan penting dalam suatu
konstruksi bangunan seperti menentukan kekuatan, keamanan, keselamatan, dan
keawetan suatu bangunan.

Bahan bangunan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua yaitu, bahan


bangunan struktural dan bahan bangunan arsitektural. Bahan bangunan struktural
merupakan bagian yang berperan penting dalam kekokohan/kekuatan bangunan
menahan aksi mekanika dari gaya-gaya yang mungkin terjadi pada bahan
bangunan tersebut. Sedangkan bahan bangunan arsitektural dapat berupa
ornament atau bahan pelengkap yang diperlukan agar bangunan dapat digunakan
dengan nyaman dan optimal sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Bahan
bangunan struktural contohnya adalah batu bata, batu, semen, beton, kayu,
agregat, dsb. Sementara bahan bangunan arsitektural adalah seperti keramik, kaca,
pipa, dan sebagainya.

Pada zaman yang modern hampir di seluruh dunia mengutamakan


pembangunan. Struktur rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban
vertikal maupun beban horizontal, baik berupa beban tetap, beban hidup maupun
beban sementara (misalnya: gempa dan angin) ke tanah. Strukur rangka ini, untuk
bangunan bertingkat terdiri dari sistem lantai (plat dan balok) yang di topang oleh
kolom, untuk selanjutnya diteruskan ke pondasi.Suatu bangunan tentunya tidak
akan berdiri tanpa adanya suatu pondasi. Pondasi bangunan adalah konstruksi
yang paling penting pada bangunan karena pondasi berfungsi sebagai penahan
seluruh beban mati yang berada diatasnya dan gaya-gaya dari luar.
4

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari rangka dan pondasi?
b. Apa saja macam rangka dan pondasi?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan rangka dan pondasi?
d. Apa saja elemen yang digunakan pada rangka?
e. Apa fungsi dari pondasi?
f. Bagaimana kombinasi antara struktur rangka dan struktur lain?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari rangka dan pondasi
2. Mampu mengidentifikasi macam-macam rangka dan pondasi
3. Mampu memahami fungsi dari pondasi
4. Mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan dari rangka dan pondasi
5. Mampu memahami elemen yang terdapat pada struktur rangka
6. Mampu mengetahui kombinasi pada struktur rangka dengan struktur
lainnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rangka

2.1.1 Pengertian Rangka

Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara


gaya tarik bumi dan kekokohan; dan kontruksi rangka yg modern adalah hasil
penggunaan baja dan beton secara rasional dalam bangunan. Struktur rangka
bangunan berfungsi untuk meneruskan beban vertikal maupun beban
horizontal, baik berupa beban tetap, beban hidup maupun beban sementara
(misalnya: gempa dan angin) ke tanah.

Strukur rangka untuk bangunan bertingkat terdiri dari sistem lantai


(plat dan balok) yang di topang oleh kolom, untuk selanjutnya diteruskan ke
pondasi. Material yang digunakan bisa terbuat dari baja, beton bertulang atau
kayu untuk bangunan sederhana. Karena peranannya yang sangat vital bagi
berdirinya suatu bangunan, struktur rangka harus direncanakan dengan cermat
mengikuti kaidah-kaidah mekanika teknik dengan memperhatikan faktor
keamanan disamping faktor ekonomis.  Dalam struktur bangunan bertingkat
tinggi, struktur rangka merupakan grid persegi teratur yang terdiri dari
kolom vertikal dan balok horizontal yang dihubungkan disuatu bidang yang
menggunakan sambungan kaku.  

Pemakaian pada sistem struktur rangka adalah kayu, baja, beton,


termasuk beton pra cetak. Semua bahan tersebut harus tahan terhadap gaya
tarik, tekan, puntir dan lentur. Saat ini bahan yang paling banyak digunakan
adalah baja dan beton bertulang karena mampu menahan gaya-gaya tersebut
dalam skala yang besar. Untuk bahan pengisi no-strukturnya dapat digunakan
bahan yang ringan dan tidak mempunyai daya dukung yang benar, seperti
susunan bata, dinding kayu, kaca.

3
6

2.1.2 Macam-Macam Beton

a. Rangka Baja

Struktur rangka baja terdiri dari balok induk, balok anak dan kolom
baja struktural yang digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam
struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit.
Karena baja struktural sulit dikerjakan pada lokasi (on-site), maka biasanya
dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi desain,
hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif cepat dan akurat.

Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api


yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara
drastis karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi
sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga
dibutuhkan.

Rangka baja paling efisien ketika balok induk dan balok anak
diletakkan pada grid yang beraturan. Ketahanan terhadap angin lateral atau
gaya gempa bumi membutuhkan penggunaan dinding geser (shear wall),
pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku dengan koneksi penahan
momen

b. Rangka Beton Bertulang

Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung sudah umum


dilakukan. Beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang antara lain:
kekuatannya menahan beban yang sangat tinggi, mudah dibentuk sesuai
kebutuhan, keawetannya, dan ketahanan terhadap api yang lebih baik dari
struktur baja (karena adanya selimut beton yang melindungi tulangan baja di
dalamnya).

Salah satu kekurangannya adalah bervariasinya kuat tekan beton yang


sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material pembentuknya
(aggregat, semen dan air), serta cara pengerjaannya. Oleh sebab itu, kontrol
kualitas beton biasanya cukup ketat baik dalam proses pengadukannya,
pengecorannya serta perawatan setelah dicor. Biasanya dalam spesifikasi
teknis suatu bangunan yang akan dilaksanakan, dipersyaratkan perlunya
pengujian mutu beton agar kuat tekan beton sesuai dengan yang
direncanakan.

Lokasi pembuatan beton dapat dilakukan pada site proyek, atau dapat
juga dengan memesan beton yang sudah jadi (ready mix). Proses
pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat, atau dapat
juga menggunakan beton precast (memesan sudah jadi sesuai dimensi yang
ditentukan). Ditinjau dari sistem penulangannya, dikenal beton bertulang
biasa dan beton prategang (prestressed).

c. Rangka Kayu

Penggunaan sistem rangka kaya biasanya terbatas pada bangunan yang


relatif tidak terlalu besar. Pemilihan material kayu saat ini lebih pada
pertimbangan aspek estetika karena tampilannya yang natural, walaupun saat
ini harga kayu melonjak cukup tinggi, karena semakin langkanya kayu dan
adanya isu lingkungan (terbabatnya hutan yang memberikan kontribusi besar
pada pemanasan global). Kayu juga banyak digunakan untuk pembuatan
rumah dengan sistem knock-down.

Sistem lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan
grid penopang terdiri dari kolom atau tiang untuk membentuk rangka struktur.
Menggunakan bagian-bagian struktural yang lebih besar tapi lebih sedikit
sehingga dapat membentangi jarak yang lebih panjang yang berarti lebih
hemat dalam biaya material dan pekerja. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian pada struktur rangka kayu:

• Rangka balok papan paling efektif untuk menahan beban sedang yang
terdistribusi merata sedangkan beban terpusat memerlukan rangka
tambahan.
8

• Ketika sistem struktural dibiarkan terekspos, perhatian harus


diberikan pada jenis dan mutu kayu yang digunakan, detail sambungan
khususnya pada koneksi balok-ke balok dan balok ke kolom dan kualitas
pekerjaan.

• Rangka balok-papan dapat digolongkan sebagai konstruksi kayu berat


jika strukturnya ditopang oleh dinding eksterior tahan api, serta anggota
bagiannya dan deknya memenuhi syarat minimal yang dispesifikasikan
dalam peraturan kode bangunan.

d. Rangka Bambu

Tersedianya bambu yang cukup melimpah di sebagian besar belahan


bumi dan sifat mekanisnya yang sangat baik (terutama kuat tariknya),
membuat bambu cukup menarik dijadikan sebagai bahan alternatif yang
murah untuk material bangunan, baik untuk rangka struktur utamanya, rangka
atap, dinding bahkan saat ini penelitian terus dilakukan terhadap penggunaan
bambu sebagai tulangan beton.

Kelebihan bambu adalah dapat diperbaharui, mudah tumbuh, relatif


lebih murah dari pada baja, dan memiliki kuat tarik yang mendekati kuat tarik
baja (200 – 400 Mpa). Salah satu kelemahan bambu adalah tidak meratanya
kekuatan bambu di ruas bawah dengan ruas atas (tergantung juga pada umur
bambu), diameter bambu yang bervariasi (tergantung jenis bambu) dan sifat
bambu yang mudah lapuk dan kembang-susutnya yang tinggi sehingga daya
lekatnya dengan beton dapat berkurang. Jadi teknik pengawetan bambu perlu
mendapat perhatian lebih jika ingin menggunakan bambu sebagai bahan
bangunan.

2.1.3 Kekurangan dan Kelebihan Rangka

Rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi


dan kekokohan; dan kontruksi rangka yg modern adalah hasil penggunaan
baja dan beton secara rasional dalam bangunan. Setiap macam rangka
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing misalnya:
a. Rangka Baja
Kelebihan dari rangka baja adalah :
- Mudah dibentuk dan disambung
- Tegangan Tarik tinggi
- Kuat dan tahan lama
Kekurangan dari rangka baja adalah :
- Rentan terkena karat
- Membutuhkan ahli untuk memasang
- Harga cenderung mahal
b. Rangka Beton Bertulang
Kelebihan dari rangka beton bertulang adalah:
- Kuat tekan beton bertulang relatif lebih tinggi dari bahan lain
konstruksi lain.
- Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air. Tidak
berkarat karena air dan pada kasus kebakaran dengan intensitas
rata-rata, struktur dengan ketebalan penutup beton tertentu
hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja.
- Struktur beton bertulang sangat kokoh.
- Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah
- Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan
lama dibandingkan dengan bahan lain. Normalnya sebuah
struktur beton bertulang dapat digunakan sampai jangka waktu
yang sangat lama dengan tidak kehilangan kemampuan
menahan bebannya. Hal tersebut karena hukum kimia proses
pemadatan semen yang semakin lama akan semakin membatu.
- Untuk bahan pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan
jembatan, dan semacamnya, beton bertulanglah pilihan paling
hemat biaya.
- Beton bertulang bisa dibuat dalam banyak bentuk untuk
beragam fungsi dan kegunaan, seperti bentuk pelat, balok. dari
10

bentuk sederhana seperti kolom hingga berbentuk atap kubah


yang rumit.
- Material beton bertulang bisa dibuat dari bahan-bahan lokal
yang murah seperti pasir, kerikil, dan air dan relatif hanya
membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja.
- Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi
beton bertulang lebih mudah dan cukup dengan tenaga
berkeahlian rendah.
Kekurangan dari rangka beton bertulang adalah:
- Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan
penggunaan tulangan tarik.
- Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama.
- Kualitas beton bertulang variatif bergantung pada kualifikasi
para pembuatnya
- Dibutuhkan bekisting penahan pada saat pengecoran beton
agar tetap di tempatnya sampai beton tersebut mengeras. Berat
beton sendiri sangat besar (2,4 t/m3), sehingga konstruksi
harus memiliki penampang yang besar.
- Diperlukannya penopang sementara untuk menjaga agar
bekisting tetap berada pada tempatnya sampai beton mengeras
dan cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri.
- Biaya bekisting reltif mahal hingga sepertiga atau dua pertiga
dari total biaya sebuah struktur beton.
- Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton
mengakibatkan beton bertulang menjadi berat. Ini akan sangat
berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang dimana
berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi
momen lentur.
- Bervariasinya sifat-sifat beton dan proporsi-campuran serta
pengadukannya.
- Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa kontrol
dengan ketepatan maksimal, berbeda dengan proses produksi
material struktur lain
c. Rangka Kayu
Kelebihan dari rangka kayu adalah:
- Merupakan bahan bangunan yang mudah dikerjakan oleh
tukang lokal
- Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara
fleksibel
- Dapat menampilkan kesan alami kerika diekspos
Kekurangan rangka kayu adalah:
- Mudah terbakar dan rentan terserang rayap
- Mengalami proses mengembang dan menyusut
- Bentang atap dengan kontruksi kayu sering kali terbatas karena
ukuran kayu dipasaran hanya 4M
d. Rangka Bambu
Kelebihan dari rangka bambu adalah:
- Mudah ditanam serta perawatan yang mudah
- Laju pertumbuhan yang cepat
- Memiliki daya tahan yang baik
- Harga murah
- Ramah lingkungan
- Mudah dibentuk
- Memiliki sifat elastis yang baik
Kekurangan dari rangka bambu adalah:
- Memiliki durabilitas yang rendah
- Mudah terbakar
- Kekuatan sambungannya sangat rendah
12

2.1.4 Elemen-Elemen pada Rangka

Struktur rangka merupakan suatu elemen linier yang berbentuk


struktur bagian atas bangunan, dimana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang elemen linier tersebut antara lain:

1. Bidang Momen 

Dengan mengetahui bidang momen pada balok dan balok portal maka
arsitek dapat merancang system struktur yang efisien dalam ukuran balok serta
mengetahui di  bagian  mana dari balok yang memerlukan tulangan
terbanyak. Tinggi  balok  sama dengan seperduabelah bentang

h = 1/12 x L

h = lebar atau tinggi balok

L= lebar bentang 

2. Struktur portal 
Ada   berbagai   macam   struktur   portal   yang   digunakan   dalam  
merancang struktur bangunan, antara lain:
a. Portal tunggal 1 bentang
b. Portal bertingkat 1 bentang
c. Portal majemuk 2 bentang
3. Struktur portal bertingkat 
Portal bertingkat dengan kantilever 1 bentang (2 perletakan)
4. Struktur pengaku (brance frame)
Struktur pengaku digunakan untuk menambah kekakuan struktur
bangunan khususnya dalam usaha melawan gaya lateral
Gaya lateral adalah gaya pada bangunan yang bersifat horizontal
dengan arah yang tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi. Struktur
pengaku pada arah tinggi bangunan atau arah memanjang bangunan tidak
selalu dipasang pada setiap trape atau tingkat tetapi dilakukan pada interval
tertentu.
Jenis-jenis pengaku dasar: 
a. Rangka bidang vertical dengan pengaku diagonal (diagonal
brancing)
b. Diagonal tunggal (single brancing)
c. Pengaku bentuk K(K brancing) bias dipasang pintu untuk sirkulasi
antar ruang
d. Pengaku bentuk tumit (knee brancing)
e. Pengaku voute . ada pembesaran balok didekat kolom
f. Pengaku penuh pada setiap lantai bidang vertical
g. Pengaku pada setiap 3 lantai
h. H.Pengaku K vertical pada sepanjang kolom 
i. I.Pengaku sepanjang balok arah horizontal
2.1.5 Kombinasi Struktur Rangka dan Struktur Lain

Sistem rangka kaku murni tidaklah praktis untuk bangunan yang lebih
tinggi dari 30 lantai, untuk itu telah diterapkan berbagai system yang
menggunakan dinding geser di dalam struktur rangka untuk menahan beban
lateral. Untuk bangunan yang menggunakan system dinding geser yang
ketinggiannya diatas 500 kaki tidak akan praktis lagi untuk menahan beban
lateral. Kombinasi antara rangka kaku dan dinding geser menjadi tidak efisien
lagi diatass Ketinggian 40 lantai, karena banyak sekali diperlukan bahan
pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi bangunan akan meningkat
sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk (belt  truss) horizontal untuk
mengikat rangka ke inti yang kemudian dihubungkan dengan kolom eksterior.
Apabila inti geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang
menyalurkan tegangan-tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya
kolom-kolom ini akan berlaku sebagai strut untuk melawan lendutan dari inti,
artinya inti tersebut mengumpulkan gaya geser dan rangka sabuk meneruskan
gaya geser vertikal dan inti ke rangka fasade. Prinsip ini cukup ekonomis
untuk banguna dengan  ketinggian  mencapai  60 lantai.
14

2.2 Pondasi

2.2.1 Definisi Pondasi

Pondasi berasal dari kata foundation, dalam bahasa keseharian


masyarakat Indonesia pada umumnya menggunakan kata fondasi atau lebih
sering disebut pondasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:414)
yang menyatakan bahwa pondasi merupakan dasar bangunan yang kuat dan
biasanya terletak di bawah permukaan tanah tempat bangunan didirikan.
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari
struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa
terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Jadi, pengertian pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar
struktur bangunan (sub-structure) yang berfungsi meneruskan beban dari
bagian atas struktur bangunan (upper-structure) ke lapisan tanah yang berada
di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan
penurunan (settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.
Kegagalan fungsi suatu pondasi dapat disebabkan karena adanya
“Base-shear Failure“ atau penurunan yang berlebihan sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kerusakan structural pada kerangka bangunan atau
kerusakan lain seperti tembok retak, lantai pecah, pintu jendela yang sukar
dibuka.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari maka pondasi harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras / padat serta kuat. Untuk
mengetahui letak / kedalaman lapisan tanah keras maka perlu dilakukan
penyelidikan tanah
2.2.2 Fungsi Pondasi Secara Umum
Pondasi dalam suatu bangunan konstruksi mempunyai peranan
penting karena berfungsi sebagai penahan atau penopang beban bangunan
yang ada diatasnya untuk diteruskan ke lapisan tanah yang ada dibawahnya.
Untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh, pondasi suatu bangunan
harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan dalam pemilihan pondasi suatu bangunan ditentukan
berdasarkan jenis tanah, kekuatan dan daya dukung tanah dan beban
bangunan itu sendiri. Pada tanah yang memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil
dan memiliki daya dukung yang jelek, maka penentuan pondasinya juga harus
lebih teliti.
Fungsi Pondasi suatu konstruksi bangunan harus mampu menahan beban:

- Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah;


- Beban mati/dead load, atau berat sendiri bangunan;
- Beban hidup/live load, atau beban sesuai fungsi bangunan;
- Beban gempa;
- Beban angin;
- Gaya angkat air;
- Momen dan torsi.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung tahun 1983 adalah:
- Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
- Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
- Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
- Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Klasifikasi daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui
pengujian secara sederhana yaitu dengan cara diberi beban 5 kg pada tanah
berukuran 1 cm x 1 cm. Jika tanah tidak mengalami penurunan atau amblas
maka tanah tersebut diklasifikasikan sebagai tanah keras.
2.2.3 Ciri-Ciri Pondasi
Ciri-ciri umum pondasi adalah sebagai berikut:

- Dapat menahan beban-beban yang ada diatasnya, yaitu beban


konstruksi, beban hidup, beban angin, beban gempa dan lain
16

sebagainya sehingga bangunan tidak mengalami penurunan, keretakan


atau bahkan roboh.
- Terbuat dari bahan bangunan yang kuat, bagus dan awet sehingga tetap
dapat berfungsi dalam kurun waktu rencana pemakaian rumah.
- Tahan terhadap macam-macam organisme serta bahan kimia
berbahaya yang bisa merusak konstruksi bangunan.
- Jenis pondasi disesuaikan dengan kondisi tanah dan bangunan,
misalnya tanah lembek bisa menggunakan jenis pondasi cakar ayam,
rumah 1 lantai cukup menggunakan pondasi batu kali sedangkan
rumah 2 lantai perlu ditambahkan pondasi foot plat pada titik-titik
kolom utama.
- Ada penambahan faktor keamanan beban yang dapat ditanggung
pondasi, hal ini untuk mengantisipasi apabila dimasa depan ada
penambahan konstruksi bangunan dengan beban diluar perencanaan
sebelumnya sehingga bisa terancam bahaya keruntuhan.
- Jika menggunakan besi tulangan maka harus menggunakan selimut
beton yang cukup tebal agar tidak mengalami karat sehingga bisa
menimbulkan perlemahan struktur pondasi.
2.2.4 Manfaat Pondasi

Pondasi tak akan berdiri kokoh jika pengolahannya tidak bisa sesuai
dan tidak pas. Jenis, ukuran, dan kontruksi bangunan harus tepat dan di
sesuaikan dengan beban bangunan, kondisi tanah dan beberapa faktor lain
yang cukup berpengaruh. Mengapa? Sebab pondasi ini akan berguna sebagai
prasarana yang akan menghubungkan dan meneruskan beban yang ada di atas
permukaan tanah dengan gaya gaya lain yang akan bekerja ke tanah itu
sendiri. Berikut beberapa manfaat pondasi yang perlu kita ketahui:

- Menguatkan dan mempertahankan masa bangunan.


- Komponen utama sebuah bangunan.
- Tameng untuk mencegah pergeseran.
- Penahan jika terjadi penyesuaian bentuk tanah.
- Tameng atas gangguan unsur kimiawi.
- Membantu menahan pergerakan air.
2.2.5 Macam-Macam Pondasi
a. Pondasi Dangkal ( Shallow foundation )

Adalah pondasi yang jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah
adalah kurang atau sama dengan lebar pondasi, meskipun kedalaman pondasi
adalah – 5,00 m tetapi kalau ukuran pondasinya adalah 5,00 m x 5,00 m maka
pondasi tersebut digolongkan dengan Pondasi Dangkal.

Pemakaian pondasi dangkal biasanya untuk bangunan rumah tinggal


dan gedung bertingkat biasa dengan beban bangunan tidak besar dan biasa
disebut Pondasi Langsung ( Spread Footing ) yaitu dengan memperlebar
bagian bawah kolom atau dinding bangunan, sehingga beban bangunan
disebarkan (spread) menjadi desakan yang lebih kecil daripada daya dukung
tanah yang diijinkan

 
                                     Beban bangunan
                         A  = ----------------------------
f

                                   Daya dukung tanah


A = Luas pondasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk Pondasi langsung :

- Dasar pondasi harus terletak dibawah lapisan tanah yang mengandung


humus / bahan organik atau tumbuh-tumbuhan
- Kedalaman tanah urug, yaitu menyangkut kestabilan tanah
- Kedalaman tanah yang dipengaruhi sifat retak-retak atau kembang
susut
- Letak dan kedalaman pondasi bangunan lama yang berdekatan, agar
tidak saling mengganggu
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diatas maka kedalaman
dasar pondasi langsung di Indonesia biasanya diletakkan antara 0,60 m
sampai 3,00 m dibawah muka tanah. Pondasi langsung menurut konstruksinya
dibagi menjadi 4 macam yaitu :
18

1. Pondasi menerus( Continuous footing )

Digunakan untuk bangunan rumah tidak bertingkat, seluruh beban


umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi
menerus sepanjang dinding bangunan. Untuk bangunan kecil diatas tanah
yang baik, pondasi menerus dinding dinding setengah bata cukup diletakkan
pada kedalaman 60 – 80 cm dibawah muka tanah, sedang yang satu bata 80 –
100 cm dari muka tanah. Untuk konstruksinya cukup dari pasangan batu,
lebar dasar pondasi umumnya dibuat tidak kurang dari dua setengah kali tebal
tembok. Diatas pondasi pasangan batu perlu dipasang balok Sloof beton
bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan
beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban beban agak berat atau
karena daya dukung tanah kecil maka digunakan pondasi jalur pelat beton
bertulang   

Dapat digunakan pada tanah yang seragam. Ciri-ciri pondasi menerus


adalah:

- Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;


- Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;
- Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;
- Untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah
diperlebar menjadi pelat.
2. Pondasi telapak ( Individual footing )

Digunakan untuk menumpu kolom bangunan , tugu / menara, tangki


air, pilar jembatan, cerobong asap dsb, pada umumnya berbentuk bujur
sangkar atau persegi panjang.

 Pada pondasi ini digunakan beberapa anggapan praktis bahwa :

- Plat pondasi adalah kaku sempuma, tidak akan melengkung karena


beban konstruksi dan tetap merupakan bidang lurus
- Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi berbanding
langsung dengan penurunannya
- Tegangan tarik yang mungkin timbul pada tanah diabaikan
                       P
         σ  = ------- ton /m 2

                                            A
                   
                                             A = luas pondasi

3. Pondasi Kaki gabungan ( Combined footing )

Digunakan pada kolom bangunan, dimana jarak kolom terlalu dekat


sehingga pondasinya digabung menjadi satu. Jika letak kolom bangunan dekat
sampai batas tanah yang dimiliki seperti pada Rumah Toko didaerah
pertokoan / pusat kota, karena harga tanah mahal maka rumah dibangun
bertingkat dan selebar mungkin sampai batas tanah seluruhnya. Pada keaaan
ini ruangan yang tersedia tidak cukup untuk membuat pondasi telapak yang
sentris utnuk mendukung masing-masing kolom bangunan sehingga harus
dibuat pondasi gabungan. Bentuk pondasi Kaki gabungan :

-   Bentuk Persegi panjang


Digunakan jika kolom bangunan dengan beban yang agak kecil dan
ruangannya terbatas
- Bentuk Trapesium
Digunakan bila ruangan disebelah kolom dengan beban besar terbatas,
maka bentuk persegi panjang tidak dapat digunakan karena batas tanah
tersebut sehingga pondasi dibawah kolom diperlebar menjadi bentuk
trapesium
- Bentuk Strap Footing
Bentuk ini terbentuk pada 2 buah kolom bangunan dengan pondasi
kaki tersendiri yang dihubungkan dengan balok penghubung (Strap
footing) sehingga kedua pondasi bekerja bersama-sama sebagai
pondasi gabungan. Untuk itu balok penghubungnya harus cukup kuat
memikul momen yang terjadi.
20

- Pondasi Strap footing biasa digunakan pada lapisan tanah yang relatif
padat dengan dengan daya dukung tanah yang cukup besar sehingga
luas pondasi yang diperlukan agak kecil    
4. Pondasi tapak (square footing). 

Pondasi yang dimana beban yang disalurkan disebarkan melalui lebar


telapak pondasi. Intensitas beban yang diteruskan ketanah haruslah lebih kecil
dari daya dukung tanah yang diizinkan. 

5. Pondasi  plat ( Mat footing/Raft footing )

Digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil, juga
pada lapisan tanah yang tidak homogen, atau jika terdapat lensa - lensa tanah
lunak pada lapisan tanah yang agak padat. Sehingga bila menggunakan kaki
pondasi yang terpisah untuk masing-masing kolom bangunan, jumlah luas
dari pondasi-pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan sehingga
akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas
bangunan.

Jika ada pondasi yang berdiri diatas bagian tanah yang lemah dan
dapat menimbulkan penurunan setempat yang lebih besar dan akan
mengakibatkan terjadi penurunan yang tidak merata pada seluruh bangunan,
juga jika beban bangunan pada kolom bangunan cukup besar sehingga juga
akan lebih praktis kalau menggunakan pondasi plat. Untuk beban - beban
kolom bangunan yang tidak besar, maka plat pondasi dapat dibuat sama tebal
pada seluruh bangunan, tetapi jika beban -beban kolom bangunan cukup
besar, maka pada tempat - tempat dibawah kolom, plat pondasi harus
dipertebal, penebalan dapat keatas maupun kebawah. Untuk hitungan plat
pondasi, prinsip hitungan sama dengan perhitungan atap bangunan, hanya
dibalik dengan menganggap tumpuan ada diatas, sedang dibawah terdapat
beban berat yaitu desakan tanah pada plat pondasi tersebut.

b. Pondasi sumuran ( silinder )


Pondasi sumuran digunakan pada lapisan tanah keras yang tidak
terlalu dalam. Di Indonesia type pondasi ini banyak digunakan karena
pelaksanaannya sederhana, tidak diperlukan peralatan khusus dan murah.

Pondasi sumuran dapat dibuat jadi ( precast ) berupa sekmen – sekmen


beton bertulang atau dicor setempat selama pekerjaan berlangsung sampai
kedalaman / ketinggian yang diperlukan. Pondasi sumuran dapat dibuat
sampai kedalaman lebih kurang 15 meter tergantung pada jenis tanah diatas
lapisan keras tadi. Untuk kondisi lapisan tanah lembek / lepas dan muka air
tanah tinggi diperlukan penyanggah atau kaison terbuka agar dinding galian
tanah tidak runtuh.Pondasi sumuran sepertl halnya pondasi langsung, harus
diletakkan pada kedalaman yang tidak terpengaruh oleh penggerusan.

 B. Cara pembuatan pondasi

Bila silinder / sumuran dibuat dalam bentuk potongan ( seksi - seksi ),


setelah pengecoran seksi - seksi, maka sekurang - kurangnya perlu berselang
7 hari sebelum membuka acuan / bekisting dan berselang 14 hari sebelum
seksi perlama diturunkan. Setelah pengecoran seksi berikutnya maka
berselang 3 hari acuan dapat dibuka dan penurunan dapat dilakukan

Silinder - silinder harus diturunkan secara tegak sempuma dan bagian.


Dalam silinder digali pada waktu berlangsungnya penurunan. Bila tepi dasar
silinder diturunkan pada batuan.

Setelah silinder telah terletak pada posisi akhir, maka dalamnya har-us
dibersihkan dan dicor dengan campuran beton biasa atau beton cyclop yaitu
campuran beton dengan. batu - batu blondos dengan perbandingan 70 %
campuran beton : 30 % batu blondos, beton ini dimaksudkan sebagai
pemberat silinder

c. Pondasi Tiang

Pondasi tiang pada umumnya digunakan untuk :


22

- Lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam dari permukaan


tanah (daya dukung / qc lebih dari 150 kg/cm2)
- Meneruskan beban terpusat yang besar
- Menahan beban horizontal yang besar
- Menghindari penggerusan/scouring
- Konstruksi yang peka terhadap perbeclaan penurunan
Type pondasi tiang

Type pondasi tiang dikelompokkan berdasarkan fungsi tiang, material


dan cara pelaksanaannya.

- Fungsi tiang:
Bila lapisan pendukung pondasi tiang terdiri dari lapisan yang keras

seperti batuan, lapisan pasir atau kerikil yang sangat padat maka, daya
duVung tiang hampiT selurulinya beTasal dari tahanan ujung tiang yang
disebut Point bearing pile 

- Material :
1. Tiang beton

Adalah tiang pancang yang terbuat dari bahan beton bertulang yang
dapat berbentuk pejal ( massive ) atau berlubang ( hollow ). Tiang beton yang
akan digunakan tidak boleh ada yang keropos, harus berbentuk seperti yang
disyaratkan dan tidak boleh dinaricang sampai beton berumur 40 hari setelah
pengecoran. Bila tiang akan akan diangkat atau digeser, tiang tersebut harus
didukung pada. titik seperempat panjangnya. Bila diperlukan penyambungan
maka memperpanjang tiang dapat dilaksanakan sbb: Beton kepala tiang
dipotong sehingga tinggal besi – besi tulangan dengan panjang sama dengan
40 kali diameter dari tulangan

2. Tiang baja

 Adalah tiang pancang yang terbuat dari bahan baja yang bentuknya
dapat berupa profil atau pipa. Kebanyakan penampang tiang pancang baja
berbentuk profil H, karena terbuat dari beban baja maka kekuatan tiang ini
sangat besar sehingga dalam transport dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya fatal, seperti halnya pada tiang pancang beton precast. Jadi pemakaian
tiang pancang baja ini akan sangat berguna bila diperlukan tiang pancang
yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

Kelemahan tiang pancang baja ini adalah terhadap karat ( korosi ).


Bila tiang baja memerlukan penyambungan karena kurang panjang maka
tiang penyambung harus sama dengan yang disambung dan harus selalu
dilindungi dengan cara dicat dsb.

3.  Tiang Kayu

          Tiang kayu harus mempunyai selisih tidak kurang darl ukuran
millimeter antara diameter pada pangkal dan diameter ujungnya. Setiap tiang
harus diatur dengan panjang tertentu agar mempunyai kepala tiang yang baik
setelah dipancang.

4. Tiang komposit

   Adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang
bekerja bersama - sama sehingga merupakan satu tiang, berupa kayu dengan
beton atau baja dengan beton

- Tiang kayu dengan beton

Tiang ini terdiri tiang paricang kayu untuk bagian bawah muka air
tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Tiang kayu diletakkan dibawah
karena kayu akan awet bila selalu terendam oleh air atau sama sekali tidak
terendam oleh air, sehingga tiang kayu selalu terletak dibawah muka air
tanah. Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang
pancang ini menenma gaya horizontal yang permanen

- Tiang baja dengan beton


24

    Disini tiang baja profil H terletak diatas menumpu pada sumbat


beton

1. Pipa dengan sumbat beton yang dicor terlebih dahulu pada Ujung
bawah pipa baja dipancang dalam tanah dengan Drop hammer sampai
pada tanah keras
2. Setelah pemancangan sampai. pada kedalaman yang telah
direncanakan, pipa dimasuki pipa profil baja H dan terus ditumbuk
dengan Drop hammer sambil pipa. ditarik lagi kcatas sedikit schingga
terjadi bentuk beton seperti bola
3.  Setelah itu bang baja profif H dimasukkan dalam pipa sampai
bertumpu pada bola beton, dan pipa ditarik keluar darl tanah
4.  Rongga disekitar tiang baja profil baja H diisi dengan kerikil atau
pasir

d. Pondasi Dalam (Deep Footing)


1. Pondasi tiang pancang. 

Beban dan bobot disalurkan dengan mekanisme pergeseran antara


tanah dan pondasi (tiang), dan dukungan dari lapisan tanah keras pada
kedalaman tertentu. Pile adalah komponen penerus beban yang berbentuk
panjang dan vertical. Pile dapat terbuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau
kombinasi diantaranya, tergantung dari berat beban yang dipikul.

2. Pondasi caisson;

 yaitu jenis Pondasi Dalam yang mempunyai diameter tiang yang


besar. Pondasi yang berupa konstruksi sumuran vertikal yang mencapai tanah
keras. Bilamana bangunan terletak pada tanah yang berpasir dan letak tanah
keras pada lapisan yang dalam, maka tipe pondasi ini perlu dipertimbangkan.
Dengan kata lain, sumuran sebenarnya merupakan kolom pada sub struktur
yang berfungsi mendukung beban dari upper struktur dan melaluinya beban
akan disalurkan ke tanah.
Pondasi Setempat. Dibuat pada bagian yang terpisah (dibawah kolom
pendukung/ kolom struktur, tiang, dan sebagainya), juga biasa digunakan
pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan
sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah
dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan. Ciri pondasi
setempat:

- Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter;


- Pondasi dibuat hanya di bawah kolom;
- Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof,
tidak digunakan untuk mendukung beban.

Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:

- Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.


- Pondasi telapak “voetplat”, dibuat dari konstruksi beton bertulang
berbentuk plat persegi.
- Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman
tanah keras, kemudian di isi adukan beton tanpa tulangan dan batu-
batu besar.
- Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak
dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan
dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu
dengan atapnya.
- Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1
meter.

Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:

- Pasangan bata yg disusun bertangga;


- Pasangan batu kali;
- Cor beton tidak bertulang;
- Batu alam yang dibentuk menjadi lunak
26

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi

a. Pondasi Batu Kali

Kelebihan dari pondasi batu kali adalah:

- Pelaksanaan pondasi mudah.


- Waktu pengerjaan pondasi cepat.
- Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa).

Kekurangan dari pondasi batu kali adalah:

- Batu belah di daerah tertentu sulit dicari.


- Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi
pertama).
- Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah
bertingkat.
b. Pondasi Tapak (Foot Plat) 

Kelebihan dari pondasi tapak adalah:

- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.


- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja).
- Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih
handal daripadapondasi batu belah.
- Biaya pembuatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan
pembuatan pondasi jenis lainnya.
- Tidak perlu menggali tanah terlalu dalam, cukup menggali sampai
menemukan tanah keras saja.
- Bisa digunakan untuk menahan beban bangunan yang mempunyai 1
hingga 4 lantai.
- Proses pengerjaannya cukup sederhana dan lebih mudah dibandingkan
dengan pondasi lain apabila proses pengecoran dilakukan langsung di
lubang galian.
- Daya dukungnya sangat baik dan tahan lama.
Kekurangan dari pondasi tapak adalah:

- Apabila pembuatan pondasi dibuat di luar lubang galian pondasi, maka


waktu pembuatannya dapat berlangsung lama karena pondasi harus
dibuat menggunakan cetakan terlebih dahulu.
- Diperlukan waktu cukup lama untuk menunggu beton kering agar
dapat dipindahkan ke posisi lobang pondasi.
- Pengerjaannya tidak bisa sembarangan sehingga harus dilakukan oleh
orang ahli atau orang yang telah memahami ilmu struktur, segi
pembesian, dan desain penulangan pondasi.
- Waktu pengerjaan pondasi harus lebih dini dibandingkan dengan
pengerjaan bangunan karena membutuhkan waktu pengeringan selama
28 hari sebelum dapat digunakan.
c. Pondasi Pelat beton lajur 

Kelebihan dari pondasi pelat beton lajur adalah:

- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.


- Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat
kolom strukturnya.
- Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding
pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun
gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain.

Kekurangan dari pondasi pelat beton lajur adalah :

- Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan


lebih lama).
- Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton
kering/ sesuai umur beton).
- Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
- Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah
dilakukan galian tanah.
28

d. Pondasi Sumuran

Kelebihan dari pondasi sumuran adalah:

- Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan


bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
- Tidak diperlukan alat berat.
- Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

Kekurangan dari pondasi sumuran adalah:

- Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol


(Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas).
- Pemakaian bahan boros.
- Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
- Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah
dalam menggalinya.
e. Pondasi Tiang Pancang

Kelebihan dari pondasi tiang pancang adalah:

- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.


- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada
sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan
oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.

Kekurangan dari pondasi tiang pancang adalah:

- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena
factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih
mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
f. Pondasi Bored Pile

Kelebihan dari pondasi bored pile adalah:

- Volume betonnya sedikit.


- Biayanya relative murah.
- Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras.

Kekurangan dari pondasi boed pile adalah:

- Diperlukan peralatan bor.


- Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.
- Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos,
karena unsur semen larut oleh air tanah.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu beton sebagai bahan
utama konstruksi sangat diperhatikan penggunaanya. Untuk menghasilkan beton
dengan kekuatan yang baik diperlukan perbandingan bahan penyusun yang tepat.
Selain itu, untuk menghasilkan bangunan yang kokoh dan tepat guna, pemilihan
jenis beton haruslah cermat juga tepat. Sebelum mengaplikasikan beton, beton
harus diuji terlebih dahulu kekentalanya, salah satunya dengan menggunakan
slump test.

Disamping beton, terdapat agregat yang merupakan material dominan dalam


konstruksi kogkrit. Dalam suatu campuran, terdapat hubungan yang erat antara
agregat dengan bahan perekat (ditambah air) sehingga ada saling keterkaitan
antara keduanya. Agregat tanpa bahan perekat tidak akan menjadi ikatan yang
kuat, begitu juga sebaliknya.

Agregat kasar terdiri dari batu kerikil yang biasanya diambil dari batu
gunung, batu sungai (batu kali), hasil sampingan proses penambangan dan agregat
halus terdiri dari pasir. Bahan perekat agregat adalah semen. Sedangkan yang
termasuk bahan jadi agregat adalah beton, campuran beraspal dan beton aspal.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. “Teknologi Bahan (Agregat) Bagian 2”. Diakses dari


http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-agregat-bagian-
2.html pada tanggal 8 Desember 2020.

Anonim. 2014. “Agregat: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi dan Gradasi”. Diakses


dari https://www.ruang-sipil.com/2019/09/agregat.html#comment-form
pada tanggal 8 Desember 2020.

Anonim. “Makalah Eprints UMS”. Diakses dari


http://eprints.ums.ac.id/60033/4/3.BAB%202.pdf pada tanggal 7
Desember 2020.
Anonim. “Makalah Eprints UNY”. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/66406/5/04.%20BAB%20II.pdf pada tanggal 7
Desember 2020.
Anonim. “ Apa Saja Macam Kelas Beton dan Mutu Beton Serta Penggunan”.
Diakses dari https://anekabangunan.com/apa-saja-macam-kelas-dan-
mutubeton-serta-penggunaanya/ pada tanggal 7 Desember 2020.

Beton Precast. “Definisi dan Fungsi Slump Test Beton”. Diakses dari
https://betonprecast.com/slump-testbeton/#:~:text=Slump%20test
%20beton%20adalah%20pengujian,mencapa i%20kuat%20tekan
%20beton%20rencana pada tanggal 7 Desember 2020.

Hadi H, M. “Parameter dan Standard Lengkap Agreagt Kasar untuk Beton”.


Diakses dari https://www.ilmubeton.com/2018/06/parameter-dan-
standardlengkap-agregat_30.html pada tanggal 7 Desember 2020.

Hizrian, 2017. “Pengertian Agregat dan Klasifikasinya”. Diakses dari


https://medium.com/@hizrian/pengertian-agregat-dan-
klasifikasinya342a92049a98 pada tanggal 8 Desember 2020.

31
Nji, Lauw Tjun. “Gradasi : Agregat Kasar”. Diakses dari
https://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi--agregat-kasar.html pada 8
Desember 2020.

Rais, Muhammad Zain. 2015. “Bahan Struktur dalam Teknik Sipil”. Diakses dari
http://blog.unnes.ac.id/muhammadzainrais/2015/11/18/bahan-
strukturdalam-teknik-sipil/ pada tanggal 7 Desember 2020.

Suharjanto, Gatot. 2011. Bahan Bangunan dalam Peradaban Manusia: Sebuah


Tinjauan dalam Sejarah Peradaban Manusia. Humaniora. 2(1): 814-821.

32
33

Anda mungkin juga menyukai