KELAS A
KELOMPOK 4
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Struktur Rangka dan Agregat” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan
Bangunan. Kami juga menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap saran dan kritik untuk
membangun kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak
atas berkat bantuan dan dukungan dalam proses pembuatan makalah, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Terhormat Bapak Lukman S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Anggota kelompok dengan kerja sama yang kompak dan sukses berhasil
menyusun makalah ini.
3. Seluruh anggota kelompok yang banyak memberikan saran dan bantuan
hingga makalah ini dapat terselesaikan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Rangka.......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Rangka............................................................................3
2.1.2 Macam-Macam Rangka....................................................................3
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Rangka..................................................5
2.1.4 Elemen Elemen Rangka....................................................................6
2.1.5 Kombinasi Struktur Rangka dan Struktur Lain ...............................6
2.2 Pondasi.......................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Pondasi............................................................................8
2.2.2 Fungsi Pondasi Secara Umum..........................................................9
2.2.3 Ciri-Ciri Pondasi Secara Umum.......................................................9
2.2.4 Manfaat Pondasi..............................................................................12
2.2.5 Macam-Macam Pondasi Secara Umum..........................................14
2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi...............................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Rangka
3
6
a. Rangka Baja
Struktur rangka baja terdiri dari balok induk, balok anak dan kolom
baja struktural yang digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam
struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit.
Karena baja struktural sulit dikerjakan pada lokasi (on-site), maka biasanya
dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi desain,
hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif cepat dan akurat.
Rangka baja paling efisien ketika balok induk dan balok anak
diletakkan pada grid yang beraturan. Ketahanan terhadap angin lateral atau
gaya gempa bumi membutuhkan penggunaan dinding geser (shear wall),
pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku dengan koneksi penahan
momen
Lokasi pembuatan beton dapat dilakukan pada site proyek, atau dapat
juga dengan memesan beton yang sudah jadi (ready mix). Proses
pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat, atau dapat
juga menggunakan beton precast (memesan sudah jadi sesuai dimensi yang
ditentukan). Ditinjau dari sistem penulangannya, dikenal beton bertulang
biasa dan beton prategang (prestressed).
c. Rangka Kayu
Sistem lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan
grid penopang terdiri dari kolom atau tiang untuk membentuk rangka struktur.
Menggunakan bagian-bagian struktural yang lebih besar tapi lebih sedikit
sehingga dapat membentangi jarak yang lebih panjang yang berarti lebih
hemat dalam biaya material dan pekerja. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian pada struktur rangka kayu:
• Rangka balok papan paling efektif untuk menahan beban sedang yang
terdistribusi merata sedangkan beban terpusat memerlukan rangka
tambahan.
8
d. Rangka Bambu
1. Bidang Momen
Dengan mengetahui bidang momen pada balok dan balok portal maka
arsitek dapat merancang system struktur yang efisien dalam ukuran balok serta
mengetahui di bagian mana dari balok yang memerlukan tulangan
terbanyak. Tinggi balok sama dengan seperduabelah bentang
h = 1/12 x L
L= lebar bentang
2. Struktur portal
Ada berbagai macam struktur portal yang digunakan dalam
merancang struktur bangunan, antara lain:
a. Portal tunggal 1 bentang
b. Portal bertingkat 1 bentang
c. Portal majemuk 2 bentang
3. Struktur portal bertingkat
Portal bertingkat dengan kantilever 1 bentang (2 perletakan)
4. Struktur pengaku (brance frame)
Struktur pengaku digunakan untuk menambah kekakuan struktur
bangunan khususnya dalam usaha melawan gaya lateral
Gaya lateral adalah gaya pada bangunan yang bersifat horizontal
dengan arah yang tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi. Struktur
pengaku pada arah tinggi bangunan atau arah memanjang bangunan tidak
selalu dipasang pada setiap trape atau tingkat tetapi dilakukan pada interval
tertentu.
Jenis-jenis pengaku dasar:
a. Rangka bidang vertical dengan pengaku diagonal (diagonal
brancing)
b. Diagonal tunggal (single brancing)
c. Pengaku bentuk K(K brancing) bias dipasang pintu untuk sirkulasi
antar ruang
d. Pengaku bentuk tumit (knee brancing)
e. Pengaku voute . ada pembesaran balok didekat kolom
f. Pengaku penuh pada setiap lantai bidang vertical
g. Pengaku pada setiap 3 lantai
h. H.Pengaku K vertical pada sepanjang kolom
i. I.Pengaku sepanjang balok arah horizontal
2.1.5 Kombinasi Struktur Rangka dan Struktur Lain
Sistem rangka kaku murni tidaklah praktis untuk bangunan yang lebih
tinggi dari 30 lantai, untuk itu telah diterapkan berbagai system yang
menggunakan dinding geser di dalam struktur rangka untuk menahan beban
lateral. Untuk bangunan yang menggunakan system dinding geser yang
ketinggiannya diatas 500 kaki tidak akan praktis lagi untuk menahan beban
lateral. Kombinasi antara rangka kaku dan dinding geser menjadi tidak efisien
lagi diatass Ketinggian 40 lantai, karena banyak sekali diperlukan bahan
pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi bangunan akan meningkat
sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk (belt truss) horizontal untuk
mengikat rangka ke inti yang kemudian dihubungkan dengan kolom eksterior.
Apabila inti geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang
menyalurkan tegangan-tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya
kolom-kolom ini akan berlaku sebagai strut untuk melawan lendutan dari inti,
artinya inti tersebut mengumpulkan gaya geser dan rangka sabuk meneruskan
gaya geser vertikal dan inti ke rangka fasade. Prinsip ini cukup ekonomis
untuk banguna dengan ketinggian mencapai 60 lantai.
14
2.2 Pondasi
Pondasi tak akan berdiri kokoh jika pengolahannya tidak bisa sesuai
dan tidak pas. Jenis, ukuran, dan kontruksi bangunan harus tepat dan di
sesuaikan dengan beban bangunan, kondisi tanah dan beberapa faktor lain
yang cukup berpengaruh. Mengapa? Sebab pondasi ini akan berguna sebagai
prasarana yang akan menghubungkan dan meneruskan beban yang ada di atas
permukaan tanah dengan gaya gaya lain yang akan bekerja ke tanah itu
sendiri. Berikut beberapa manfaat pondasi yang perlu kita ketahui:
Adalah pondasi yang jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah
adalah kurang atau sama dengan lebar pondasi, meskipun kedalaman pondasi
adalah – 5,00 m tetapi kalau ukuran pondasinya adalah 5,00 m x 5,00 m maka
pondasi tersebut digolongkan dengan Pondasi Dangkal.
Beban bangunan
A = ----------------------------
f
A
A = luas pondasi
- Pondasi Strap footing biasa digunakan pada lapisan tanah yang relatif
padat dengan dengan daya dukung tanah yang cukup besar sehingga
luas pondasi yang diperlukan agak kecil
4. Pondasi tapak (square footing).
Digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil, juga
pada lapisan tanah yang tidak homogen, atau jika terdapat lensa - lensa tanah
lunak pada lapisan tanah yang agak padat. Sehingga bila menggunakan kaki
pondasi yang terpisah untuk masing-masing kolom bangunan, jumlah luas
dari pondasi-pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan sehingga
akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas
bangunan.
Jika ada pondasi yang berdiri diatas bagian tanah yang lemah dan
dapat menimbulkan penurunan setempat yang lebih besar dan akan
mengakibatkan terjadi penurunan yang tidak merata pada seluruh bangunan,
juga jika beban bangunan pada kolom bangunan cukup besar sehingga juga
akan lebih praktis kalau menggunakan pondasi plat. Untuk beban - beban
kolom bangunan yang tidak besar, maka plat pondasi dapat dibuat sama tebal
pada seluruh bangunan, tetapi jika beban -beban kolom bangunan cukup
besar, maka pada tempat - tempat dibawah kolom, plat pondasi harus
dipertebal, penebalan dapat keatas maupun kebawah. Untuk hitungan plat
pondasi, prinsip hitungan sama dengan perhitungan atap bangunan, hanya
dibalik dengan menganggap tumpuan ada diatas, sedang dibawah terdapat
beban berat yaitu desakan tanah pada plat pondasi tersebut.
Setelah silinder telah terletak pada posisi akhir, maka dalamnya har-us
dibersihkan dan dicor dengan campuran beton biasa atau beton cyclop yaitu
campuran beton dengan. batu - batu blondos dengan perbandingan 70 %
campuran beton : 30 % batu blondos, beton ini dimaksudkan sebagai
pemberat silinder
c. Pondasi Tiang
- Fungsi tiang:
Bila lapisan pendukung pondasi tiang terdiri dari lapisan yang keras
seperti batuan, lapisan pasir atau kerikil yang sangat padat maka, daya
duVung tiang hampiT selurulinya beTasal dari tahanan ujung tiang yang
disebut Point bearing pile
- Material :
1. Tiang beton
Adalah tiang pancang yang terbuat dari bahan beton bertulang yang
dapat berbentuk pejal ( massive ) atau berlubang ( hollow ). Tiang beton yang
akan digunakan tidak boleh ada yang keropos, harus berbentuk seperti yang
disyaratkan dan tidak boleh dinaricang sampai beton berumur 40 hari setelah
pengecoran. Bila tiang akan akan diangkat atau digeser, tiang tersebut harus
didukung pada. titik seperempat panjangnya. Bila diperlukan penyambungan
maka memperpanjang tiang dapat dilaksanakan sbb: Beton kepala tiang
dipotong sehingga tinggal besi – besi tulangan dengan panjang sama dengan
40 kali diameter dari tulangan
2. Tiang baja
Adalah tiang pancang yang terbuat dari bahan baja yang bentuknya
dapat berupa profil atau pipa. Kebanyakan penampang tiang pancang baja
berbentuk profil H, karena terbuat dari beban baja maka kekuatan tiang ini
sangat besar sehingga dalam transport dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya fatal, seperti halnya pada tiang pancang beton precast. Jadi pemakaian
tiang pancang baja ini akan sangat berguna bila diperlukan tiang pancang
yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.
3. Tiang Kayu
Tiang kayu harus mempunyai selisih tidak kurang darl ukuran
millimeter antara diameter pada pangkal dan diameter ujungnya. Setiap tiang
harus diatur dengan panjang tertentu agar mempunyai kepala tiang yang baik
setelah dipancang.
4. Tiang komposit
Adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang
bekerja bersama - sama sehingga merupakan satu tiang, berupa kayu dengan
beton atau baja dengan beton
Tiang ini terdiri tiang paricang kayu untuk bagian bawah muka air
tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Tiang kayu diletakkan dibawah
karena kayu akan awet bila selalu terendam oleh air atau sama sekali tidak
terendam oleh air, sehingga tiang kayu selalu terletak dibawah muka air
tanah. Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang
pancang ini menenma gaya horizontal yang permanen
1. Pipa dengan sumbat beton yang dicor terlebih dahulu pada Ujung
bawah pipa baja dipancang dalam tanah dengan Drop hammer sampai
pada tanah keras
2. Setelah pemancangan sampai. pada kedalaman yang telah
direncanakan, pipa dimasuki pipa profil baja H dan terus ditumbuk
dengan Drop hammer sambil pipa. ditarik lagi kcatas sedikit schingga
terjadi bentuk beton seperti bola
3. Setelah itu bang baja profif H dimasukkan dalam pipa sampai
bertumpu pada bola beton, dan pipa ditarik keluar darl tanah
4. Rongga disekitar tiang baja profil baja H diisi dengan kerikil atau
pasir
2. Pondasi caisson;
d. Pondasi Sumuran
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena
factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih
mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
f. Pondasi Bored Pile
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu beton sebagai bahan
utama konstruksi sangat diperhatikan penggunaanya. Untuk menghasilkan beton
dengan kekuatan yang baik diperlukan perbandingan bahan penyusun yang tepat.
Selain itu, untuk menghasilkan bangunan yang kokoh dan tepat guna, pemilihan
jenis beton haruslah cermat juga tepat. Sebelum mengaplikasikan beton, beton
harus diuji terlebih dahulu kekentalanya, salah satunya dengan menggunakan
slump test.
Agregat kasar terdiri dari batu kerikil yang biasanya diambil dari batu
gunung, batu sungai (batu kali), hasil sampingan proses penambangan dan agregat
halus terdiri dari pasir. Bahan perekat agregat adalah semen. Sedangkan yang
termasuk bahan jadi agregat adalah beton, campuran beraspal dan beton aspal.
30
DAFTAR PUSTAKA
Beton Precast. “Definisi dan Fungsi Slump Test Beton”. Diakses dari
https://betonprecast.com/slump-testbeton/#:~:text=Slump%20test
%20beton%20adalah%20pengujian,mencapa i%20kuat%20tekan
%20beton%20rencana pada tanggal 7 Desember 2020.
31
Nji, Lauw Tjun. “Gradasi : Agregat Kasar”. Diakses dari
https://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi--agregat-kasar.html pada 8
Desember 2020.
Rais, Muhammad Zain. 2015. “Bahan Struktur dalam Teknik Sipil”. Diakses dari
http://blog.unnes.ac.id/muhammadzainrais/2015/11/18/bahan-
strukturdalam-teknik-sipil/ pada tanggal 7 Desember 2020.
32
33