Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ACUAN PERANCAH PADA KONSTRUKSI SIPIL


(Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Acuan Dan Perancah 1)

Disusun Oleh:
Nama : Musthofiyatun Nissa
Kelas : 1 Konstruksi Sipil 1
Nim : 2201321006

Progam Studi Konstruksi Sipil


Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022/2023
Kata pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahim,
Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
berkat rahmat dan karunia-Nya, dan maha suci Engkau yang telah memberi kemudahan dalam
menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah, “Acuan dan Perancah 1” sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang
telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh dengan cahaya yaitu
Agama Islam.

Walupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, penulis sebagai manusia biasa yang
tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan bimbingan dan kritik dari
berbagai pihak, dengan harapan penulis dapat menyempurnakan segala kesalahan dan
kekurangan dari makalah ini.

Bekasi,23 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Perancah atau scaffolding..............................................................................................2
2.2 Fungsi Perancah................................................................................................................................3
2.3 Acuan Perancah Pada Konstruksi Sipil..............................................................................................3
2.4 Jenis Perancah...................................................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................................11
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang sekarang ini, bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton
merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran semen, air,
pasir, dan agregat kasar,  yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi. Pada awalnya
beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan
mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Beton merupakan bahan bangunan  yang hanya dapat menahan gaya tarik namun tidak
dapat menahan gaya tekan. Untuk menghasilkan bangunan yang maksimal, beton tersebut
haruslah dapat menahan gaya tarik dan tekan. Dalam perwujudan hal tersebut, maka beton
perlu ditambahkan tulangan agar dapat menahan gaya tekan, sehingga beton dapat
berfungsi dengan maksimal. Dengan ditambahkannya tulangan beton tersebut dinamakan
Beton Bertulang.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu
yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form Work yang berupa
cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi untuk
mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya sebagai
bangunan pembantu. Acuan Perancah bersifat sementara yang harus kuat   dan kokoh,
namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga
dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang
tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang
cukup tentang acuan dan perancah.

1.2 Rumusan Masalah


Mengetahui apa saja acuan perancah pada konstruksi sipil.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perancah atau scaffolding

Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan


bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai
ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work
platform sementara.

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan bangunan
besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung
logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia
seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.

Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan
suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada
pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan
scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu
proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi
waktu pemasangan scaffolding.

Ada tiga type dasar :

 Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi
dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-
kerangka dan outriggers
 Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
 Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang
manusia

Struktur Formwork
 Bagian Acuan: Cetakan, Gelagar balok, Gelagar utk cetakan lantai/ pengaku cetakan
balok, Papan penjepit cetakan.
 Bagian Perancah: Tiang perancah, Baji, Landasan.

v
2.2 Fungsi Perancah

- Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan
kerja terjamin.
- Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari
jatuhnya bahan atau alat.

2.3 Acuan Perancah Pada Konstruksi Sipil

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama
beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Keruntuhan pada konstruksi
bekisting dan scaffolding terkadang terjadi akibat bekisting dan scaffolding tidak mampu
menahan beban – beban yang bekerja. Untuk menghindari hal tersebut maka konstruksi
bekisting dan scaffolding harus direncanakan mampu menahan beban beban yang bekerja.
 Sistem Konvensional / Tradisional,
Acuan perancah sistem sederhana biasanya digunakan satu kali pakai. Bahan yang
digunakan dapat berupa bahan organis, bahan buatan, dan / atau gabungan
keduanya.
 persyaratan bekisting?
 Kuat, Kokoh/Stabil, Mudah dibongkar, Ekonomis, Tidak berubah bentuk, Tidak bocor.

A. Acuan Perancah Pada Jembatan

vi
B. Acuan Perancah Pada Bendungan

vii
C. Acuan Perancah Pada Waduk

viii
D. Acuan Perancah Pada Bangunan Air

E. Acuan Perancah Pada Jalan

F. Acuan Perancah Pada Saluran Drainase

ix
2.4 Jenis Perancah

1. Perancah Andang.
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila
pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam - macam perancah
andang:
 Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.
Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang
tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m
menggunakan perancah tiang.
 Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya
memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada
perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan
panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai
pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu
ada yang pakai 2 atau 3 pasang.
 Perancah andang besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah
dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak
kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan
3cm.

2. Perancah Tiang.

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah


tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada
3 macam:

a. Perancah tiang dari bambu.

x
Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik
pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:

 Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.

 Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali


tanpa merusak bambu.

 Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

3. Perancah Menggantung

Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,


pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah
digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.

4. Perancah Dolken

xi
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya
digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah
berdiameter 6 – 10 cm.

5. Birdcage Scaffold

 Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers,
Transoms and Braces

 Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.

 Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari scaffold
platform

6. Cantilever Scaffold

xii
 Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya

 Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi
sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga

7. Suspended Scaffold

 Suspended scaffold ditopang dari atas

 Tidak ada penyangga dari bawah  Digunakan pada bukaan yang tinggi

 Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m

 Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings

 Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah

xiii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga dapat
mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut
harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang
acuan dan perancah

3.2 Saran

Meski saat ini sudah muncul berbagai jenis scaffolding modern, penting bagi Anda
untuk tetap memperhatikan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Selain itu, untuk memastikan bahwa bangunan tersebut kokoh dan kuat, pastikan bangunan
tersebut memiliki sertifikat laik fungsi atau SLF. Dengan begitu, bekerja di ketinggian akan
membuat Anda makin aman karena keandalan bangunan gedung sudah teruji kualitas dan
kelaikannya.
Oleh karenanya, memiliki sertifikat K3 dan melakukan pelatihan K3 terlebih dahulu menjadi hal
yang penting dan harus Anda jalani. Pilihlah tempat pelatihan K3 yang berkompeten di
bidangnya dan mampu mencetak tenaga ahli dengan sumber daya manusia yang andal.

xiv
Daftar Pustaka

[1] N. Yasin, “Kekuatan Dan Kebutuhan Perancah Bingkai/Frame Scaffold Pada Konstruksi
Gedung,” J. Ilm. Desain Konstr., vol. 18, no. 2, pp. 212–218, 2019, doi:
10.35760/dk.2019.v18i2.2574.
[2] T. Rachman, “perancah polyurethane yang sangat sesuai untuk teknik jaringan MIUR,”
Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., pp. 10–27, 2018.
https://www.e-jurnal.com/2014/11/pengertian-scaffolding.html
https://surabaya.proxsisgroup.com/jenis-perancah-dan-fungsinya/

xv

Anda mungkin juga menyukai