Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH

DISAIN PONDASI “PONDASI SUMURA

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD REZA (193110376)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITAS ISLAM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya


laporan laporan proposal mata pelajaran agama islam dengan : ”DINDING
PENAHAN TANAH”

Yang merupakan salah satu syarat ketentuan mata pelajaran agama islam di
Universitas Islam Riau. Selama melaksanakan pembuatan makalah dan dalam
menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan ,
petunjuk, dan saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan
laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak


menampilkan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak bagi perbaikan makalah ini dan menjadi masukan yang sangat berguna
dalam penyusunan makalah berikutnya.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membantu, meskipun dalam makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap kami harapkan.

Pekanbaru, 01 Juli 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan perkembangan serta pertumbuhan penduduk yang begitu pesat,


mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pembangunan, baik dalam pembangunan
sarana transportasi maupun sarana pelayanan umum lainnya. Adapun sarana-
sarana tersebut antara lain seperti kantor, pusat perbelanjaan, rumah sakit, rumah
tempat tinggal, jalan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak


alternatif desain struktur yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal ini
mendorong para perencana, pelaksana, dan pengawas pembangunan untuk
menindak lanjuti seberapa jauh konsep-konsep teknologi itu dapat di terapkan.
Dalam pembangunan khususnya pembangunan struktur pondasi.

Pondasi merupakan kontruksi yang menghubungkan suatu struktur dengan


tanah, dimana tanah sebagai penopangnya. Untuk membangun suatu struktur
bangunan perlu di rencanakan pondasi yang mampu menghubungkan suatu struktur
bangunan dengan tanah secara baik. Dan untuk memilih pondasi pondasi yang
memadai harus sesuai dengan kondisi tanahnya, sehingga pondasi tersebut cocok
untuk berbagai keadaan di lapangan.

Pada umumnya pondasi terbagi menjadi dua, yaitu pondasi dangkal yang
mana termasuk di dalamnya adalah pondasi telapak dan pondasi rakit. Dan pondasi
dalam yang mana termasuk di dalamnya termasuk pondasi tiang pancang, tiang bor,
pondasi sumuran dan pondasi strauss. Melalui skripsi ini penulis ingin
merencanakan penggunaan pondasi sumuran pada proyek pembangunan gedung
Apartement Riverside Malang.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran atau


alternatif perencanaan struktur pondasi dengan menggunakan struktur pondasi
sumuran. Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat merencanakan
struktur pondasi yang sesuai dengan data tanah yang diperoleh, sehingga
mendapatkan hasil yang sesuai berdasarkan hasil analisa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum Pondasi

Didalam ilmu teknik sipil pondasi dapat didefinisikan sebagai suatu struktur
atau lapisan tanah padat (keras) yang mempunyai daya dukung cukup dan berfungsi
sebagai penerus beban ke lapisan tanah dibawahnya, maka jelas pondasi sangat
penting untuk suatu system rekayasa yang harus mampu menjamin kestabilan
bangunan terhadap beban yang bekerja.

Untuk memilih pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu
cocok untuk keadaan tanah di lapangan dan apakah pondasi itu dapat diselesaikan
tepat waktu. Sebelum menentukan tipe pondasi yang akan digunakan, ada beberapa
factor yang dijadikan sebagai pertimbangan, antara lain : (Sardjono HS; 1991 : 7)

1. Fungsi bangunan atas

2. Besarnya beban dan beratnya bangunan atas yang bekerja

3. Keadaan tanah dasar dimana bangunan akan dibangun

4. Waktu dan biaya pekerjaan

Dalam perencanaan pondasi, untuk menghindari kegagalan fungsi pondasi maka


pondasi harus direncanakan berdasarkan data tanah yang aman, serta dapat
mendukung beban bangunan tanpa timbul penurunan yang berlebihan. Untuk
mengetahui letak atau kedalaman lapisan lapisan tanah padat dengan daya dukung
yang cukup besar, maka perlu dilakukan penyelidikan tanah.

2.2.Pondasi Sumuran

2.2.1. Pengertian Pondasi Sumuran

Di dalam teknik pondasi sumuran mempunyai dua pengertian yang berbeda


maksudnya. Menurut penggunaan yang pertama, sumuran adalah sebuah bagian
struktur bawah tanah yang melayani penggunaan yang sama seperti telapak, yaitu
untuk meneruskan beban ke lapisan yang mampu mendukungnya tanpa bahaya
keruntuhan atau penurunan yang berlebih. Tetapi masih ada perbedaannya dengan
telapak, yaitu, perbandingan kedalaman pondasi terhadap lebar alas sumuran
biasanya lebih besar dari 4, sedangkan untuk telapak, perbandingan ini umumnya
kurang dari satu.

Menurut penggunaan kedua, sumuran ialah pendukung, biasanya dari beton


atau pasangan batu, bagi struktur atas jembatan. Sumuran bisasanya muncul di atas
permukaan tanah, dan umumnya muncul hingga di atas air hingga suatu ketinggian
di atas ketinggian air maksimum. Maka suatu sumuran dapat dianggap sebagai
suatu struktur di dalam dirinya sendiri. Untuk menghindari kehancuan, maka
pengertian tiang sumuran akan digunakan untuk mengartikan bagian di atas
pondasi.

Disebut sebagai pondasi sumuran karena bentuk pondasinya menyerupai


sumur. Pondasi ini merupakan landasan yang dibuat dengan dicor menggunakan
beton silinder dan diisi dengan batu belah.

Beton silinder yang digunakan pada jenis pondasi ini berukuran beragam.
Antara 80, 250, 300, 350, sampai 400 cm. Sedangkan kedalaman pondasi bisa
sampai delapan meter.

Karena ukurannya yang beragam dan kedalamannya yang cukup dalam, jenis
pondasi ini sangat cocok bangunan bertingkat. Selain itu, tidak semua karakteristik
tanah kedalamannya lebih dari tiga meter.
Tentu menggunakan jenis pondasi langsung pada kedalaman tanah kurang
dari tiga meter akan mengakibatkan pemborosan. Sebab, penggalian tanah akan
terlalu dalam.

Termasuk untuk lahan yang mengandung air permukaan dalam posisi cukup
tinggi, pondasi sumuran bisa menjadi solusi jitu. Penggunaan pondasi ini akan
membuat pembangunan pondasi pada jenis lahan ini menjadi lebih mudah. Sebab,
pekerja tidak perlu membuang air terus menerus.

Jika pondasi cakar ayam memiliki bentuk mencengkram ke tanah menyerupai


bentuk kaki ayam, berbeda dengan pondasi sumuran yang memiliki sejumlah
karakteristik sebagai berikut:

 Menggunakan pipa yang kemudian dicor menggunakan bahan beton.


 Menggunakan tambahan belahan batu sebagai isian area yang kosong.
 Pondasi yang menjadi peralihan antara pondasi dangkal dan tiang.
 Diaplikasikan di lapisan tanah dengan tingkat kedalamannya yang cukup
dalam.
 Umumnya digunakan pada bangunan yang berada di atas lapisan tanah
keras.
 Penggunaan pondasi cocok untuk tanah dengan karakteristik kedalaman 3-5
meter.
Untuk cara tersebut diatas dapat di laksanakan dengan dua cara yaitu :

1. Dengan cara menggali hingga kedalaman alas pondasi dan sumuran dibuat di
dalam lubang tersebut. Bila tanah dapat dipotong tegak tanpa terganggu
stabilitasnya maka kondisi sumuran ini dapat dilaksanakan tanpa casing,
sedangkan kondisi sebaliknya berarti perlu casing.

a.Tanpa casing

Pelaksanaan dilaksanakan dengan menggali lubang seperti sumuran sampai


lapisan yang ditetapkan dengan tenaga manusia. Kemudian lubang tersebut
diisi dengan material yang ditetapkan, beton cyclop.

Gambar 2.1: Peroses Pondasi Sumuran tanpa casing

b. Dengan casing yang diambil

Penggalian dilakukan secara bertahap, yaitu casing diturunkan seperlunya


kemudian tanah di dalam casing digali, kemudian casing diturunkan seperlunya
kemudian tanah di dalam casing diturunkan lagi dan tanah digali lagi, begitu
seterusnya sampai mencapai kedalaman yang diinginkan. Sesudah itu
dilakukan pengisian lubang dengan beton atau cyclop sambil menarik ke atas
casingnya. Demikian seterusnya hingga casing ke luar lagi dari lubang.
Gambar 2.2
: Proses Pondasi Sumuran dengan Cassing Diambil

c. Dengan casing yang ditinggal

Umumnya casingnya terbuat dari beton buis (beton sumuran), sehingga casing
ini berfungsi juga sebagai bagian struktur. Beton buis ini diturunkan dengan
cara menggali tanah di bagian dalam buis, dan beton buisnya diturunkan
sampai mencapai elevasi yang ditetapkan, secara bertahap. Kemudian lubang
diisi dengan material yan ditetapkan, misalnya beton cyclop. Proses
pelaksanaan jenis pondasi ini terkadang sudah harus menghadapi air tanah.
Gambar 2.3 : Proses Pondasi Sumuran dengan Cassing Ditinggal

2. Dengan penggunaan caisson, yakni sebuah corong atau kotak yang dibenamkan
hingga posisi yang diinginkan, yang kemudian akan merupakan bagian luar
sumuran. Biasanya untuk pondasi sumuran dalam air. Prosedur ini dikenal
sebagai metode udara tertekan yang memungkinkan pembersihan gangguan –
gangguan di bawah pinngiran caisson dan memudahkan pembersihan bagian
bawah

3.Galian. Penggunaan metode ini membawa resiko dan bahaya bagi


kesehatanpekerja, karena itu sedapat mungkin ditinggalkan.
Gambar 2.4 : Potongan melintang caisson terbuka

(a). Jenis mengapung (b). Proyek

Keuntungan yang di peroleh dari pemakaian tiang sumuran ini adalah :

1. Tidak adanya getaran sehingga cocok untuk pekerjaan pada daerah yang
padat penduduk.

2. Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter
yangbesar dan juga untuk tiang yang panjang dapat dilakukan dengan
mudah.

3. Diameter biasanya lebih besar dari pada tiang pracetak dan daya dukung
tiap tiang juga lebih besar sehingga tumpuan dapat di buat lebih kecil.

4. Pengaruh yang di timbulkan terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.


5. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

6. Tanah dapat diperiksa dan dicocokan dengan data laboratorium.

7. Tiang dapat dipasang sampai kedalaman yang direncanakan, dengan


diameter besar dan dapat dilakukan pembesaran pada ujung bawahnya jika
tanah dasar berupa lempung atau batu lunak. Adapun dampak dan kerugian
yang dapat di peroleh apabila menggunakan

pemakaian tiang sumuran adalah :

1. Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang yang berada dibawah air
kualitasnya setelah selesai lebih rendah dari tiang pracetak. Disamping itu,
pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.

2. Ketika beton dituangkan, di khawatirkan adukan beton akan bercampur


dengan runtuhan tanah. Oleh karena itu beton harus di tuangkan dengan
seksama setelah penggalian di lakukan.

3. Walaupun penetrasi sampai tanah pendukung pondasi dianggap telah


terpenuhi kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna
karena adanya lumpur yang tertimbun di dasar.

4. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton sehingga
biaya yang di butuhkan jaga cukup besar.

5. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena dapat mengurangi
mutu beton tersebut.

6. Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa
pasir.

2.3 persyaratan pondasi sumuran


Sesuai dengan karakteristik pondasi, tentu jenis pondasi ini tidak bisa
digunakan untuk semua bangunan. Pondasi sumuran dapat digunakan jika
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

 Daya dukung pondasi mesti lebih besar dari beban yang dipikul.
 Penurunan yang terjadi mesti sesuai batas yang toleransi. Yakni sebesar 1
inchi atau 2,45 cm.
 Tanah keras berada sekitar 3 meter. Biasanya jika menggunakan plat kaki
atau pondasi langsung jatuhnya justru tidak hemat karena galian terlalu
dalam.
 Jika permukaan air pada tanah agak tinggi, penggunaan konstruksi beton
akan sulit karena mesti dilakukan pemompaan air dan dibuang ke lubang
galian. Maka pondasi sumuran merupakan pilihan tepat.

2.3.1 Kelebihan Pondasi Sumuran

Setelah mengenal apa dan bagaimana karakter pondasi ini, sudah bisa
dibayangkan apa kelebihannya jika dibanding dengan jenis pondasi lain.
Diantaranya:

1. Pondasi lebih dalam

Jika kamu sedang mencari pondasi dalam, pondasi ini dapat menjadi alternatif
yang bisa anda coba. Penerapannya pun lebih mudah karena selain tanpa alat
berat, materialnya juga bisa dikondisikan.

Bahkan jika lebih banyak material batu untuk mengisi bagian dalam pondasi,
hal tersebut masih bisa dilakukan.

2. Tidak memerlukan alat berat

Tanpa memerlukan alat berat, kamu bisa mendapatkan pondasi kokoh dengan
jenis sumuran seperti ini. Tentu saja jenis pondasi ini merupakan solusi terbaik
jika lokasi bangunan sulit dijangkau alat berat.

3. Harga lebih ekonomis


Pondasi sumuran jika ditinjau dari segi harga tergolong ekonomis. Biaya
pembangunan dapat ditekan. Sebab, kamu tidak memerlukan alat berat serta
tiang pancang. Di beberapa daerah pun penggunaan pondasi ini juga dinilai
sangat ekonomis.

4. Kedalaman tiang dapat divariasikan

Pondasi sumuran juga lebih fleksibel. Sebab penggunaan kedalaman tiang


dapat divariasikan dengan diameter sehingga dapat dilakukan pembesaran
pada ujung bawah. Hal ini menguntungkan jika dasar tanah berjenis lempung,
berlumpur, bahkan berbatu lunak.

5. Tidak menimbulkan getaran

Berbeda pada pengerjaan pondasi bored pile, pengerjaan pondasi sumuran


termasuk yang minim polusi suara. Sebab, tanpa adanya penggunaan alat
berat, ritme getaran ketika pengerjaan dapat dikurangi. Tentu saja hal ini cocok
diterapkan di lingkungan padat penduduk.

2.3.2 Kekurangan Pondasi Sumuran

Hanya saja, meski memiliki banyak kelebihan. Jenis pondasi ini juga bukanya
tanpa kekurangan. Berikut beberapa kekurangan pondasi sumuran:

1. Pemasangan bergantung pada cuaca

Proses pemasangan pondasi tipe ini begitu bergantung pada cuaca. Apabila
musim hujan, maka pengerjaannya harus dihentikan terlebih dahulu. Sebab,
tanah akan lebih lunak sehingga penggalian pun lebih sulit.

Hal ini akan berdampak pada kurang pasnya kekuatan pondasi karena tidak
memiliki tulangan.

2. Lebih sensitif pada kepadatan tanah

Jika ingin menggunakan pondasi sumuran, lebih baik perhatikan kepadatan


tanah terlebih dahulu. Sebab ketika melakukan pengeboran kepadatan tanah
akan terganggu. Jika karakter tanah adalah berkerikil dan berpasir, maka risiko
longsor akan terjadi.

3. Tanah kemungkinan longsor

Adanya proses pengeboran pada pembangunan pondasi suuran menyebabkan


tanah mudah runtuh. Tanah yang bisa runtuh dapat terjadi jika tidak dilakukan
pencegahan terlebih dahulu. Apabila abai dalam memasang casing, maka
pondasi pun akan sulit untuk diselesaikan.

4. Boros bahan

Meskipun dari segi peralatan lebih simple, namun pembuatan pondasi ini juga
memerlukan bahan ekstra. Misalnya jika diameter tiang pancangnya cukup
besar, maka material beton pengisinya haruslah lebih banyak.

2.3.3 Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan

Bentuk pondasi sumuran terbilang beragam sesuai dengan beban yang


direncanakan. Karena itu ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan
sebelum memilih pondasi. Berikut contoh tampang pondasi sumuran yang
umumnya digunakan:

 Segiempat
 Lingkaran/octagonal ganda
 Sumuran ganda
 Bentuk D ganda
 Lingkaran tunggal

Metode yang bisa kamu pertimbangkan dalam membangun pondasi satu ini pun
ada beragam caranya. Diantaranya:

 Jika tanah tidak rata, maka diperlukan casing agar tidak terjadi longsor.
Namun jika tanah rata dan stabil, penggunaan casing tidak perlu
diterapkan.
 Kamu bisa menggunakan caisson atau corong yang dibuat dengan cara
membenamkannya sampai posisi yang dikehendaki. Nantinya bagian
tersebut akan menjadi bagian luar pondasi. Penggunaan metode ini
umumnya dilakukan untuk pondasi yang terbenam di air.
 Pelaksanaan pembangunan dapat menggunakan alat berat maupun
tanpa alat berat.

Jadi yang namanya pondasi itu tidak hanya pondasi cakar ayam ya. Meski jenis
pondasi ini sangat familiar, tetapi ada daerah tertentu yang tidak cocok
menggunakan pondasi ini. sehingga perlu jenis pondasi lainya, salah satunya
adalah pondasi sumuran.

2.4 Alasan mengunakan Pondasi Sumuran

Ada beberapa alasan pondasi sumuran digunakan dibandingkan pondasi


dangkal yaitu:

 Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan pondasi plat
kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian
tanahnya terlalu dalam dan lebar)
 Bila air dipermukaan tana terletak tinggi, konstruksi pada pelat beton akan
sulit dilaksanakan karena air harus di ppompa keluar lubang galian.
Ada
beberapa metode pelaksanaan pondasi dilapangan, salah satunya adalah metode
dengan menggunakan cincin. Dengan metode ini sumuran terdiri dari pipa / cincin-
cincin besar yang terbuat dari beton biasa atau beton bertulang dan biasa dikenal
sebagai gorong-gorong. Tebal cincin umumnya 812 cm. Ukuran garis tengah
bagian dalam cincin bervariasi antara 70-150 cm. Ukuran yang digunakan
tergantung kebutuhan luas dasar pondasi hasil perhitungan beban bangunan dan
kekuatan tanah.

Ada pipa/cincin beton pada siap pakai dengan ukuran tinggi -+ 100cm dengan
garis tengah bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik tergantung pada
kedalaman tanah kerasnya. Cincin beton dapat pula dibuat sendiri. Bila dibuat
sendiri, sebaiknya dinding bagian bawah dibuat runcing untuk memudahkan
penurunan pipa kedalam tanah.

2.5 Cara Pembuatan Pondasi Sumuran

Berikut adalah langkah-langkah memasang pondasi sumuran :

1. Pembersihan area pengerjaan

2. Gali tanah sedalam 30-50cm masukkan cincin pertama. Letakkan dengan


benar (jangan miring agar tidak terjadi penjepitan)

3. Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin
perlahan-lahan melesak menusuk
4. Bila tanah berair, air dibuang keluar (dipompa)

5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan pasir
yang di padatkan setebal 5-10cm, lalu kemudian diisi dengan cyclopen dan
batu kali dimana cyclopen adalah beton yang menggunakan batu-batu besar
atau puing bangunan (pecahan beton) untuk meminimalkan area permukaan
dan menghemat pemakaian semen.

6. Untuk bangunan-bangunan yang ringan sumuran cukup diisi dengan pasir


padat.

7. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof. Dibeli pembesian untuk
mengikat sloof.

Ada metode lain yang digunakan dalam penggunaan pondasi sumuran.


Metode ini tetap menggunakan cincin beton sebagai sumurannya. Berikut adalah
langkah-langkahnya:

1. Bersihkan area pengerjaan

2. Gali tanah dengan diameter 60-80cm seperti menggali sumur dengan


kedalaman 2-3 m (sesuai dengan perencanaan. Namun pada keadaan
tertentu pondasi ini dapat mencapai 8 meter)
3. Cincin beton dimasukkan secara perlahan dan pertahankan tetap dalam
keadaan vertical

4. Isilah cincin beton dengan menggunakan campuran beton cyclopen (siklup)


dan batu kali

5. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk
mengikat sloof.

Pondasi jenis ini digunakan bila pembangunannya jauh sehingga tidak


memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang. Walaupun
lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain
boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil
cor beton ditempat yang dalam.

Kelebihan:

 Alternatif pengginaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak
dimungkinkan pengangkutan tiang pancang
 Tidak diperlukan alat berat B
 iaya lebih murah untuk tempat tertentu

Kekurangan:

 Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (karena batu
dan adukan dilempar/dituang dari atas)
 Pemakaian bahan boros
 Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan)
 Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam
penggalinya.
Pondasi tiang bor atau kaison adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat atau
konbinasi bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang relatif
besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering terbagi-
bagi dalam ruangan-ruangan. Pondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak
beton dibuat dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan
dengan penggalian tanah. Pondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban
besar yang harus melaalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah
pendukung yang kuat. Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat
berat. Dalam tiap-tiap pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan
yang tidak bias dilakukan. Berikut ini akan cara pelaksanaan pekerjaan pembuatan.
Tipe-tipe kaison dibagi menurut cara pembuatannya, yaitu :
1. Kaison terbuka (open caisson)
2. Kaison pneumatic (pneumatic caisson)
3. Kaison apung (floating caisson)

2.6 Daya Dukung Pondasi Sumuran

2.6.1 Ditinjau dari daya dukung bahan

Qd=σ bahan × A tiang

Dimana: σ bahan=teganganijin bahan


Atiang =luas penampangtiang pondasi sumuran

a. Untuk dinding sumuran (fc’ : 30 Mpa)


Qd1 ¿ ( 0,85 × f c ' ) × ( 1/4 × π × D 2 ) −¿2¿

¿ ( 0,85 ×300 ) × ( 1 /4 × π ×90 2) −( 1/4 × π × 40 2) ¿ 1301137,5 kg


¿ 1301,137 ton
b. Untuk beton cyclop (fc’ : 18 Mpa)
Qd2 ¿( 0,85× f c ' ) ׿ 2)

¿ ( 0,85 ×180 ) × ( 1 /4 × π × 402 ) ¿ 192168 kg ¿ 192,168 ton


Jadi daya dukung berdasarkan kekuatan bahan adalah :
Qdbahan = Qd1 + Qd2
= 1301,137 + 192,168
= 1493,305 ton

2.6.2 Terhadap kekuatan tanah


qc
Tabel 4.2 Nilai rata-rata N dari konversi N= pada tiap lapisan tanah
4

Kedalaman Nilai qc Fr(%) Harga Jenis Tanah


(m) (kg/cm2) N
O,60 5,00 6,00 1.25 Lempung

0,80 5,00 6,00 1,25 Lempung


1,00 5,00 6,00 1,25 Lempung

1,20 8,00 5,00 2,00 Lempung

1,40 6,00 6.67 1,50 Lempung

1,60 6,00 6,67 1,50 Lempung

1,80 5,00 6,00 1,25 Lempung

2,00 5,00 6,00 1,25 Lempung

2,20 5,00 6,00 1,25 Lempung

2,40 8,00 5,00 2,00 Lempung

2,60 8,00 5,00 2,00 Lempung

2,80 20,00 2,50 5,00 Lanau berlempung

3,00 20,00 2,50 5,00 Lanau berlempung

3,20 30,00 1,67 7,50 Lanau berpasir

3,40 100,00 2,50 25,00 Lanau berpasir

3,60 125,00 2,00 31,25 Pasir berlanau

3,80 150,00 6,67 37,5 Butirab halus sangat kuat


Daya
dukung ultimit (combined pile)
Qu = Qp + Qs – Wp
Qu = (40 x Nb x Ap) + (0,1 x N x As ) – Wp
Dimana:
Qu = Kapasitas ultimate tiang (ton)
Nb = Nilai NSPT dari pada elevasi dasar tiang,
Ap = Luas penampang dasar tiang (m2)
As = Luas selimut tiang (m2)
N = Nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang
Wp = Berat pondasi (ton)
Daya dukung ijin tiang
qu
Qa =
SF
Dimana :
SF = safety factor (faktor keamanan) untuk bangunan permanen
pengendalian normal, yaitu situasi yang paling umum, kondisi tanah
bervariasi dan tidak tersedia data pengujian tiang = 2,5 (lihat tabel 2.2).
(sumber : Manual pondasi tiang 3, hal 10)
a. Daya dukung ujung tiang (End Bearing Pile)
Qp = (40 . Nb) x Ap
= 40 x 25 x 0,5024
= 502,4 ton
b. Daya dukung selimut tiang (friction pile)
N = Nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang

(1,25 × 6 ) + ( 2 ×3 ) + ( 1,5 ×2 ) + ( 5 ×2 ) +7,5+25


¿
15

Qs = 0,1 x N x As
= 0,1 x 3,93 x 7,28
= 2,861 ton

c. Berat sendiri pondasi sumuran


Wp =¿2))× Dfxbj b . bertlng+ ¿2)
× Dfxbj b . cyclop =

( 1 /4 ×3,14 × ( 0 , o 92 −0,42 ) ) × 2,9× 2,4+ ( 1 /4 ×3,14 × 0,4 2) × 2.9 ×2,2


= 4,352 ton
Daya dukung ultimate tiang (combined pile)
Qu = Qp + Qs – Wp
= 502,4 + 2,861 – 4,352
= 500,909 ton
Qu
Qa =
SF

500,909
=
2,5
= 200,363 ton

2.7 contoh Soal


Contoh Soal 1 (Merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang)

Suatu pier (sumuran) yang menerima beban


sebesar 100 ton dimasukkan dan dicepit (socket) kedalaman batuan (rock) seperti
gambar.

Lapisan tanah (soil) sangat lunak (geseran = 0), Apabila diketahui :

1. Er/Ec = 0,5
2. Poisson ratio rock = soil = 0,25
3. Q allowable (rock) =200 kg/cm2
4. δ allowable = 4 kg/cm2
5. σ beton ijin = 350 Kg/cm2
6. Sudut geser batu dengan beton = 270
Rencanakan kedalaman (L) sumuran (pier) tersebut diatas dan tentukkan
pula besarnya kekuatan tarik tiang pada kedalaman tersebut apabila menerima
beban tarik akibat socket.
Penyelesaian :
 Langkah 1. Menentukan perkiraan diameter pondasi

Q 100000 kg
D=

√ =


( π4 ) ( 0,25) fc ( π4 ) ( 0,25 ) 350 kg /cm 2

Diameter pondasi (D) = 38,146 cm

 Langkah 2. Menghitung panajang L1


Diasumsikan tegangan diujung tiang pondasi = 0
Dimana L1 = l1 & D = 2a, sehingga lmax = l1 = Ptotal/ Π 2a τall
Dapat ditulis, L1 = 100000 Kg/ Π 38, 146 cm 4Kg/cm2
= 208,612 cm ≈ 209 cm

 Langkah 2. Menghitung panajng L


Diasumsukan dahulu panjang tiang pancang yang masuk dalam lapisan
batuan adalah = L2 = 80 cm. (y = 80 cm)
Menghitung tegangan lapisan batuan dikedalaman y = 80 cm.

p total 2Vc μ y
σ=
[ 0,25 π D2 ]
exp
[ 1−V c + [ 1+V r ]
Ec a
Er ]
( 2 )( 0,25 ) ( tan 270 ) 80 cm
σ y=
{ 100000 kg
0,25 π (38,146 cm)
2
exp
} [
1−0,25+
1 38,146 cm2
0,4 ]
kg
σ y =87,5 ×0,77=62,982 ¿ 200 kg / cm2 (Q allowable rock ) .(ok )
cm 2
 Langkah 3. Melakukan cek terhadap tegangan geser antara batuan
dengan beton
σy=l 2 1
[(
τ = 1−
σ max )
P total
]
π 2 al 2

Dimana harga σmax = Ptotal/0,25ΠD2

Sedangkan σy= l/2 adalah = σy ; dan harga 2a = D, sehingga harga


tegangan gesernya dapat dihitung sebagai berikut :

kg

[( ) ]
τ = 1−
62,982

87,5
cm2
kg
cm
2
100000 kg
1
π 38,146 cm 80 cm

τ =2,92 kg/cm2 <4 kg /cm2 (δ allowable) .(ok )

Jadi panjang L = L2 yaitu panjang tiang pondasi – sumuran yang masuk


kedalam lapisan batuan dapat diambil = 80 cm.
BAB lll
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa :


1. Daya dukung pondasi sumuran lebih besar dari beban yang harus ditahan. Ini
berarti pondasi sumuran memenuhi untuk digunakan. pada tipe 1 didapat Qa =
313,323 ton > Pu = 245,071 ton, tipe 2 didapat Qa = 200,363 ton > Pu = 125,424
ton, dan tipe 3 didapat Qa = 200,735 ton > Pu= 19,296 ton.
2. Pada hasil perhitungan penulangan pile cap untuk tulangan tarik menggunakan
tulangan D19 – 200 dan untuk tulangan tekan menggunakan tulangan D10 –
250, sedangkan untuk sumuran menggunakan tulangan pokok 28 D 25 dan
tulangan spiral Ø 10 – 50.
3. Untuk penulangan pondasi sumuran, digunakan tipe pondasi 1. Berdasarkan hasil
analisa perhitungan digunakan diameter pondasi, tulangan pokok, jumlah tulangan
pokok, jarak antar tulangan pokok, diameter tulangan spiral dan jarak tulangan
spiral yang sama (satu tipe), yaitu diameter 1 meter. Dengan tulangan pokok 28 D
25 dan tulangan spiral Ø 10 – 50. Hal ini dikarenakan distribusi tegangan beban
yang harus diterima tiang sumuran dari hasil perhitungan apabila direncanakan
dimensi dan tulangan sama, memenuhi untuk digunakan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diuraikan sebagai dasar pertimbangan dalam


merencanakan struktur pondasi antara lain sebagai berikut :
 Dalam merencanakan pondasi sebaiknya mempertimbangkan jenis pondasi
yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Pemilihan jenis pondasi bergantung
pada kondisi tanah pondasi, beban yang harus didukung dan biaya pembuatan
pondasi.
 Data tanah yang akan diselidiki sebaiknya menggunakan data hasil pengujian
laboratorium supaya diperoleh data – data parameter tanah yang selanjutnya
digunakan untuk mendapatkan analisa yang lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo,H.C. 2002. Teknik Pondasi 1. Beta Offset:Yogjakarta.
Pamungkas, A., dan Erni, H. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. Andy Offset:
Yogyakarta
Peck, R.B., W.E. Hanson., T.H. Thornburn. 1966. Teknik Fondasi. Gadjah Mada
University: Yogyakarta.
Sardjono.H.S. 2011. Analisis dan Perancangan Fondasi II.Sinar Wijaya: Surabaya.
Sardjono. H.S. 1984. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1.Sinar Wijaya: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai