Anda di halaman 1dari 5

Soal BB :

1. Apa yang dimaksud beton, berikan 2 contoh komposisi penggunaan bahan bangunan untuk
pasangan (spesi) dan beton
2. Dampak apa yang terjadi apabila penggunaan air pada beton terlalu banyak dan kurang
3. Terangkan apa yang dimaksud bahan kimia tambahan pembantu beton dan sebutkan klasifikasi
sesuai tujuan pemakaiannya
4. Terangkan apa yang dimaksud beton, obk, om, dan S pada persyaratan beton
5. Uraikan apa yang dominan berpengaruh terhadap mutu kuat tekan beton
6. Terangkan :
- Sifat Baja ringan
- Tegangan yg sangat dibutuhkan baja ringan
- Ukuran ketebalan dan penggunaan baja ringan
7. Sebutkan kelebihan rangka atap baja ringan dibandingkan dengan rangka atap dari kayu
8. Semen (pc)

Jawab :

1. -Beton didefinisikan sebagai campuran dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, dan air dengan atau tanpa
menggunakan bahan tambah (admixture atau additive). DPU-LPMB memberikan definisi tentang
beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk
massa padat (SNI 03-2847-2002).
Campuran pasir dengan bahan bangunan semen dan batu split untuk beton.
-Campuran untuk beton umumnya yang digunakan adalah 1 : 2 : 3 (semen : pasir : batu split).
Akan tetapi untuk bangunan yang membutuhkan struktur khusus, maka campuran betonnya 1 :
1,5 : 2,5 (semen : pasir : batu split).
Apabila campuran pasir dengan bahan bangunan semen tidak sesuai, misalnya untuk pasangan
bata trasraam (bata yang di dalam tanah) campurannya dirubah menjadi 5 atau 6 : 1, maka air
dari dalam tanah akan meresap ke dalam dinding, sehingga permukaan dinding akan terlihat
basah/lembab.
2. Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen,
yang juga berfungsi sebagai pelumas antara butiran-butiran agregat agar dapat dikerjakan dan
dipadatkan. Proses hidrasi dalam beton segar membutuhkan air kurang lebih 25% dari
berat semen yang digunakan, tetapi dalam kenyataan jika nilai faktor air semen kurang dari
35% beton segar tidak dapat dikerjakan dengan sempurna sehingga setelah mengeras
beton yang dihasilkan menjadi keropos dan memiliki kekuatan yang rendah. Kelebihan air dari
proses hidrasi diperlukan untuk syarat-syarat kekentalan (consistency) agar dapat dicapai
suatu kelecakan (workability) yang baik. Kelebihan air ini selanjutnya akan menguap atau
tertinggal di dalam beton sehingga menimbulkan pori-pori (capillary poreous) di dalam
beton yang sudah mengeras
3. Chemical admixture
(ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu
pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah
kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya.

waktu untuk pemadatan untuk menghindari


cold joints
 dan menghindari dampak  penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Bahan
tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama menunda waktu initial dan final setting
dari adukan beton segar, dan mempertahankan workability beton pada cuaca panas, pada umumnya
digunakan jika :
 pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga memerlukan waktu
pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton normal
lokasi batching plant yang cukup jauh
kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar
pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan kehilangan kelembaban lebih
cepat
proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu setting beton yang lebih lama
diperlukan Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan permukaan  beton
(sealing dan troweling) tidak boleh terburu-buru karena proses initial setting dan bleeding yang lebih
lambat dari beton normal, supaya memastikan proses  bleeding sudah sepenuhnya selesai sebelum
dilakukan penutupan permukaan beton (sealing dan trowelling). Efek dari penggunaan retarding
admixture yang perlu diwaspadai, antara lain :
 beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam  beton
beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat walaupun menyebabkan waktu
setting yang lebih lambat memperbesar resiko susut  pengeringan dan rangkak yang lebih tinggi c.
 
Tipe C
 Accelerating Admixtures
adalah bahan tambah yang berfunsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal
beton. Bahan ini digunkan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat
pencapaian kekuatan beton.
 
Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan tujuan utama mendapatkan kekuatan awal
yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan, misalkan  jika elemen struktur beton yang diperlukan
untuk segera dibebani oleh pekerjaan  berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida terlarut dalam beton keras yang
disyaratkan, tidak boleh terlewati -- karena beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu setting yang lebih cepat
dan curing yang dilakukan harus sesempurna mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan
lebih tinggi. Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga:
1) Larutan garam organic
2) Larutan campuran organic
3) Material miscellaneous
 Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pada daerah-
daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium klorida.
Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.
 Admixture
yang mempercepat proses pengerasan atau pertumbuhan kekuatan pada umur dini dari beton.
 Admixture
ini sebenarnya tidak mempunyai efek tertentu terhadap setting time sekali pun demikian, dalam
praktek, setting time juga  berkurang. Yang biasa digunakan sebagai
accelerator
: Calcium Chlorida (CaCl 2 ) CaCl 2 mungkin bertindak sebagai katalisator di dalam proses hidrasi C3S dan
C 2 S atau berfungsi sebagai pereduksi sifat alkalinitas dari larutan sehingga mempercepat hidrasi silikat.
Dengan menggunakan CaCl 2 proses hidrasi C 3A diperlambat , tetapi proses hidrasi normal dari semen
tidak berubah. CaCl 2 dapat ditambahkan untuk digunakan bersama semen tipe III (rapid hardening) dan
juga semen biasa/
Ordinary Portland Cement
(tipe I). CaCl 2 tidak boleh digunakan dengan semen yang mempunyai kandungan alumina yang tinggi.
Jumlah CaCl 2 yang ditambahkan pada campuran harus dikontrol secara hati-hati. Asumsi : Penambahan
1 % CaCl 2 (terhadap massa semen) mempengaruhi kecepatan  pengerasan seperti kenaikan temperatur
sebesar 6º C. Penambahan 1- 2% CaCl 2 umumnya cukup. CaCl 2 harus terdistribusi secara seragam pada
campuran di larutkan pada air pencampur. Pengaruh CaCl 2 menurunkan daya tahan terhadap serangan
sulfat terutama untuk campuran kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko reaksi alkali
 – agregat bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada  beton bertulang menjadi besar
dengan adanya ion chlorida Cl pada campuran.
 Accelerator
yang tidak mempunyai resiko ini:
Calcium formate. d.
 
Tipe D “
Water Reducing and Retarding Admixtures
adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan  beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. Jenis bahan
tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air  pengaduk yang diperlukan pada beton
tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses
pengikatan awal dan  pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah
semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini  berbentuk cair sehingga
dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai
berat air total pada beton.

4. s = spasi pusat ke pusat suatu benda, misalnya tulangan longitudinal, tulangan


transversal, tendon, kawat atau angkur prategang, mm, Pasal 10-12, 17-21, Lampiran
obk =
obm=

5. Kandungan semen Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan, maka akan
dihasilkan konstruksi beton bertulang yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus
dengan kekuatan konstruksi beton.

Kandungan Air Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton yang dihasilkan semakin
jelek. Walaupun di dalam pengerjaan konstruksi beton ringan, jika air yang digunakan banyak, konstruksi
beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. Kuncinya gunakan air sesedikit
mungkin, hanya agar campuran konstruksi beton bisa dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan
di-finishing).

Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen (FAS) Semakin tinggi perbandingan
campuran air dan bahan material semen maka konstruksi beton malah semakin jelek. Untuk
meningkatkan mutu konstruksi beton rumah harus mengurangi perbandingan air dan bahan material
semen.

Faktor air dan bahan material semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat
bahan material semen. Jika air kita simbolkan dengan W, dan bahan material semen kita simbolkan
dengan C maka rumusnya adalah FAS= W / C, dimana berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis
bahan material semen adalah 3150 kg/m3 (disyaratkan American Standard Testing and Material).

Agregat (Pasir dan koral) Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus
akan tetapi kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan
beton akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama. Sebaliknya
jika beton terdiri dari koral yang banyak, konstruksi beton akan menjadi kasar akan tetapi kekuatannya
mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasirnya lebih banyak.

6. - Baja ringan tidak sama dengan baja. Baja cenderung berat dan cukup padat. Untuk baja ringan
dengan kualitas tinggi, dua karakteristik utama atau dua sifat utamanya justru adalah ringan dan
tipis. Namun, jangan khawatir dengan kualitas baja ringan karena rata-rata kualitas baja ringan
yang baik akan setara dengan baja konvensional. Baja ringan biasanya digunakan untuk rangka
atap. Rangka atap dengan baja ringan akan mempermudah proses konstruksi dan juga perakitan
rumah. Satu hal lagi yang perlu diketahui tentang karakteristik baja ringan adalah tentang
kekuatan tarikannya. Kekuatan tarikan baja ringan adalah sekitar 550 Mpa. Hal ini cukup
mengejutkan mengingat baja ringan cukup tipis. Kekuatan tarikan baja ringan masih melebihi
kekuatan tarikan baja biasa. Baja biasa hanya mempunyai kekuatan tarikan sebesar 300 Mpa
saja.

7. Ringan dan Mudah Dipasang

Seperti namanya, berat atap baja ringan hanya ± 9 kg / m2.

Sifatnya yang ringan memudahkan kita untuk memasang rangka atap, sehingga dapat menghemat biaya
penyewaan tukang dan menghemat waktu.

Rangka atap baja juga memiliki sistem sambungan yang mudah.

Kamu bisa menyambungnya dengan baut besi, sekrup, keling, ataupun dengan cara las.

2. Kuat dan Tahan Lama

Walaupun ringan, atap baja jenis terbaru ini sangat kuat, lho!

Materialnya tidak akan berkarat dan tahan menghadapi cuaca ekstrem, sehingga bisa melindungi
rumahmu dengan maksimal.
Kualitas bahannya sudah disempurnakan hingga tahan lebih lama dibandingkan dengan atap kayu yang
mudah keropos dan atap baja konvensional yang mudah mengarat.

Walaupun terlihat ringan dan lebih tipis dari baja biasa, materialnya tidak mudah memuai dan
menyusut.

3. Mudah Dibentuk dan Disambung

Setiap orang pasti memiliki rumah impian tersendiri, tapi terkadang susah dikabulkan karena desainnya
yang cukup rumit.

Atap baja ringan bisa menjadi solusinya.

Baja ringan dapat dengan mudah dipotong dan dibentuk mengikuti bentuk rangka atap yang kita
inginkan.

Setelah terpasang, atap baja ringan bisa disambungkan dengan jenis atap lainnya menggunakan material
penghubung baja.

4. Tegangan Tarik Tinggi

Atap baja ringan lebih lentur dari jenis atap lainnya.

Kelenturan rangka atap sangat penting karena semakin besar tegangan tarik atap, semakin banyak
energi yang bisa diserap.

Tidak seperti baja konvensional, tegangan tarik atap baja ringan terbilang tinggi.

Tegangan tariknya berkisar sekitar 550 Mpa.

Tegangan tarik ini lebih tinggi dibandingkan dengan atap baja konvensional yang hanya memiliki
tegangan tarik sekitar 300 Mpa.

5. Dapat Didaur Ulang

Sisa atap baja ringan yang sudah terpakai bisa digunakan lagi untuk bagian lain konstruksi rumahmu
karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.

Kamu juga bisa membongkar materialnya dengan cara dilelehkan dan dibentuk menjadi salah satu
bahan bangunan atau bahkan fondasi rumah.

Menggunakan atap baja ringan juga mendukung program pemerintah dalam menghemat penggunaan
kayu di negeri kita.

Dengan menghemat kayu, kita dapat menghentikan penebangan pohon dan membantu melestarikan
hutan dan lingkungan di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai