BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak pekerja konstruksi dan masyarakat umum tidak begitu
memperhatikan penggunaan batu bata pada sebuah konstruksi bangunan. Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa semua jenis batu bata adalah sama. Namun
jika diperhatikan lagi, setiap jenis batu bata memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing yang setiap kekurangan dan kelebihannya itu bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan bangunan yang berkualitas.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, maka bertambah
pula inovasi dan kreasi baru dalam batu bata. Mulai dari bahan dan cara
pembuatannya pun bermaca-macam. Setiap produk yang dihasilkan dari inovasi
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, setiap melakukan
konstruksi bangunan harus memilih bahan bangunan yang sesuai dengan jenis dan
manfaat bangunan tersebut, agar dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas
dan ekonomis.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih
jenis batu bata yang mungkin akan digunakan dalam sebuah konstruksi bangunan.
Selain itu juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi
bagi pembaca.
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
1
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
BAB II
Berikut adalah jenis-jenis batu bata yang sering digunakan dalam sebuah
konstruksi bangunan, baik itu digunakan sebagai dinding maupun yang lainnya :
1) Bata Ringan
a) Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan, halus,
dan memiliki tingkat kerataan yang baik.
b) Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan
menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah
pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen
ini hanya dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan
seperti pemasangan batako.
c) Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8–10 cm.
d) Kelebihan dinding bata hebel/celcon:
i. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan.
ii. Pemasangan lebih cepat.
iii. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9–12.
iv. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
e) Kekurangan dinding bata hebel/celcon:
i. Harga relatif lebih mahal.
ii. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
iii. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam
jumlah m3.
2) Bata Merah
a) Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar.
Tidak semua tanah liat bisa digunakan, hanya yang terdiri dari kandungan
pasir tertentu.
b) Umumnya memiliki ukuran : panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, tebal 3-5
cm.
c) Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
d) Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah
semen dan pasir ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
3
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang
sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan
perbandingan 1:4 hingga 1:6.
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI
1982 adalah sebagai berikut:
1) Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
2) Ukuran standar
Menurut SII-0021-78
Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm
Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm
Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm
Menurut NI-10-1978
Panjang : 240 mm
Lebar : 115 mm
Tebal : 52 mm
Penyimpangan ukuran yang diperbolehkan menurut NI-10-1978
Panjang maximal : 3 %
Lebar maximal : 4 %
Tebal maximal : 5 %
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
4
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
3) Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan
tekan yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas
kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata
yang diuji.
4) Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih)
menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian
sebagai berikut :
1) Uji serap air
Pengujian ini dilakukan dengan cara bata diambil acak dalam keadaan
kering mutlak kemudian direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan
air. Maka persentase berat air yang terserap dalam bata dibandingkan berat bata
adalah indeks angka serap air pada bata. Bata merah atau batu bata diangap baik
jika penyerapan airnya kurang dari 20%.
2) Uji kekerasan
Uji kekerasan bata dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan
bata, jika goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan
bata anda kurang baik.
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
5
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
4) Uji bunyi
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
6
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
BAB III
A. PROFIL PABRIK
Pabrik ini telah memproduksi batu bata sekitar belasan tahun yang lalu.
Pabrik ini didirikan oleh ibuk Nani beserta suaminya, tanah pabrik ini bukan milik
ibuk Nani tapi tanah milik masyarakat lain yang disewakan, sistem penyewaannya
yaitu, jika mendapatkan bata sebanyak 5000 buah maka untuk sewa tanah
sebanyak 1000 buah bata.
Dipabrik ini, proses pengadukan bahan menggunakan kerbau yang disewa
kepada orang lain, uang sewanya sebanyak Rp 30.000,- dari 1000 bata yang
dihasilkan. Semenjak pabrik batu bata ini berdiri, yang mengerjakan proses
pencetakan hanya Ibuk Nani beserta suaminya,dalam artian tidak ada karyawan
lain yang membantu. Semua proses pekerjaan pembuatan bata masih secara
manual tanpa ada menggunakan mesin.
c. Air
d. Abu padi
e. Sekam Padi
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
8
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
Alat :
a. Kerbau
c. Cangkul
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
9
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
e. Plastik
Plastik ini berpungsi untuk menutupi batu bata yang sudah di cetak dan
hujan. Batu bata yang baru saja di cetak bila terkena air hujan bisa
f. pengiris
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
10
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
Berfungsi untuk mengiris tanah liat yang berlebih pada saat mencetak
bata.
g. Gerobak
ke tempat pencetakan.
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
11
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
Lubang adukan
3. Proses pencetakan
e. bata yang telah selesai dicetak diberi abu supaya tidak lengket dengan bata
lain pada saat pengeringan. kemudian dibawa ke tempat pengeringan dan
disusun rapi.
Proses pencetakan
a. Setelah dicetak, kemudian batu bata yang masih basah di susun memanjang
dan melebar sesuai kapasitas tempat.
b. Setelah disusun batu bata tersebut di angin-anginkan untuk di keringkan,
proses pengeringan waktunya sekitar 1 bulan bila keadaan cuaca panas, tapi
jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu lebih lama.
Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah
patah.
c. Usahakan bata yang di keringkan jangan terlalu terkena sinar matahari
karena akan membawa dampak negatif bagi kualitas bata
Tempat pengeringan
5. Proses Pembakaran Bata
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
13
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
a. Setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut
dibakar selama 2 minggu waktunya siang-malam disebuah ruangan ,atau di
sebut Open batu bata yang ruang pembakarannya bisa menampung 5.000 –
10.000 bata. Bahan bakarnya berupa sekam.
b. Setelah itu batu bata disusun, lalu diberi sekam padi. Apabila sekam habis
maka sekam ditambah terus sampai bata masak.
c. Batu bata benar-benar sudah masak apabila abu hitam dari pembakaran
sekam sudah naik ke atas.
Tempat pembakaran
6. Pendinginan Bata
Pendinginan bata di lakukan selama 1 minggu dan di susun di tempat yang
teduh kemudian bata siap di perjual belikan.
Pendinginan
C. IDENTITAS MESIN
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
14
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
D. PRODUKSI
Dalam satu hari pabrik ini bisa menghasilkan 200-500 bata dengan 1 orang
pekerja. dengan ukuran dan dimensi :
Panjang : 21 cm
Lebar : 11,5 cm
Tebal : 5 cm
E. PEMASARAN
Dari segi pemasaran, batu bata ini masih dipasarkan di toko-toko terdekat
dan sekitar daerah Solok. Karena usaha batu bata ini masih kecil-kecilan, jadinya
pemasarannya cuma dalam cangkupan lokal.
Untuk pemasaran, pelanggan bisa langsung datang kepabrik tempat
pencetakan. Biasanya orang toko bangunan datang sendiri menjeput bata dengan
menggunakan truk. Harga satu buah bata jika dijemput ke pabrik adalah
Rp 450,00. Sedangkan di toko seharga Rp 600.,00 – Rp 700,00/buah
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
15
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
Kelebihan :
a. Bata yang di hasilkan padat.
b. Kualitas bata lebih kuat dan lebih bagus di pasaran.
c. Tingkat keutuhan bata cukup besar karena kepadatan bata yang lumayan
maximum.
d. Batu bata lebih tahan bakar, oleh sebab itu lebih baik dipakai pasangan
batu bata jika membuat struktur tahan api,
e. Tembok batu bata lebih mudah dibuat tinggi, karena bata lebih ringan
f. Bahan batu bata mudah didapat,sehingga ongkosnya lebih murah.
Kekurangan :
BAB IV
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
16
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Batu bata adalah batu buatan yaang terbuat dari tanah yang melalui cetakan
berbentuk balok yang kemudian dibakar sehingga mengeras dan dapat
digunakan sebagai material penyusun dinding.
2) Fungsi dari batu bata pada umumnya sebagai material penyusun dinding.
3) Jenis-jenis batu bata yang sering digunakan dalam suatu konstruksi bangunan
adalah bata merah dan bata ringan. Masing-masing dari jenis batu bata tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan.
4) Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982
adalah sebagai berikut:
a. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
b. Ukuran standar
Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm
Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm
Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm
c. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar
kekuatan tekan yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas
250. Kelas kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal
dari 30 buah bata yang diuji
d. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih)
menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
5. Agar dapat mengetahui kualitas batu bata, maka ada beberapa hal yang harus
diuji dari batu bata tersebut. Uji yang biasa dilakukan adalah uji serap air, uji
kekuatan, uji bentuk dan ukuran, uji bunyi dan uji kandungan garam.
6. Kualitas batu bata harus yang baik dan matang pembakarannya, yang harus di
perhatikan juga persediaan bata dan tatacara mamasang juga harus lebih
diperhatikan.
B. SARAN
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
17
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
18
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata
http://civil.blogspot.com/2013/10/makalah-bata-merah.html
http://blogspot.com/2014/06/cara-membuat-batu-bata-secara-manual.html
http://blogspot.com/2012/12/makalah-bangunan-batu-bata.html
http://zulfatahahmad.blogspot.com/2013/05/bat-bata.html
www.dalimunthe.com/2010/05/cara-proses-pembuatan-batu-bata.html
LAMPIRAN
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
19
Lab oratorium Sipil
Politeknik Negeri Padang
DOKUMENTASI KEGIATAN
Kelompok v
IA DIII Teknik Sipil
20