Anda di halaman 1dari 14

BAB V

KONSEP DASAR HIDRODINAMIKA

Tujuan Pembelajaran Umum :

1. Mahasiswa memahami prinsip dasar aliran dalam pipa,


2. Mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan berbagai macam alat ukur aliran dalam pipa.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. Mahasiswa mengerti klasifikasi aliran,


2. Mahasiswa memahami persamaan umum pengatur aliran dan penerapkannya dalam penyelesaian
kasus-kasus aliran pipa,
3. Mahasiswa mengerti cara pengukuran dan perhitungan debit yang mengalir dalam pipa

Dalam Hidrolika-1 ini hanya membahas tentang hidrodinamika dalam saluran pipa/saluran
tertutup saja, sedangkan aliran dalam saluran terbuka akan dibahas pada Hidrolika-2.

5.1 Klasifikasi Aliran Dalam Pipa


Berdasarkan tinjauan terhadap ruang dan waktu, maka aliran dalam pipa dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

Gambar 5.1. Klasifikasi aliran dalam pipa berdasarkan ruang dan waktu.

Hidrolika1 5-
1
Definisi dan ciri khas dari jenis aliran tersebut di atas, adalah :

 Aliran mantap (steady flow) : banyaknya air yang mengalir setiap saat adalah tetap.

 Aliran tak mantap (unsteady flow) : banyaknya air yang mengalir setiap saat adalah tidak
tetap, jenis aliran ini tidak dipelajari di level pendidikan D3.

 Aliran seragam yang mantap (steady uniform flow) : kecepatan partikel-partikel air di setiap
titik tinjauan sepanjang ruang adalah sama.

 Aliran berubah yang mantap (steady non-uniform flow) : kecepatan partikel-partikel air di
setiap titik tinjauan sepanjang ruang adalah tidak sama.

 Aliran berubah secara beraturan yang mantap (steady gradually varied flow) : kecepatan
partikel-partikel air di lokasi tinjauan tertentu adalah tidak sama secara teratur/lambat-laun.

 Aliran berubah secara tiba-tiba yang mantap (steady rapidly varied flow) : kecepatan
partikel-partikel air di lokasi tinjauan tertentu adalah tidak sama secara tiba-tiba.

5.2 Bilangan Reynolds, Aliran Laminer dan Turbulen

Bilangan Reynolds yang tidak berdimensi, merupakan perbandingan gaya-gaya inersia terhadap
gaya-gaya kekentalan.
V d  V d
Untuk pipa bundar yang penuh dialiri air, Bilangan Reynolds, Re   ............. (5.1)
 v
dimana : V = kecepatan rata-rata [m/detik]
d = diameter pipa [m]
 = kekentalan kinematik air [m2/detik]
 = kerapatan air [ kg/m3]
 = kekentalan dinamik air [kg/m.detik]

Berdasarkan nilai bilangan Reynolds dari aliran yang mengalir, maka aliran dalam pipa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

Gambar 5.2. Pembagian aliran dalam pipa berdasarkan bilangan Reynolds.


5.3 Debit

Hidrolika1 5-
2
Debit adalah banyaknya air yang mengalir tiap satuan waktu melalui setiap penampang
pipa/saluran. Debit diberi notasi Q dan dinyatakan dalam m3/detik, atau liter/detik.
Jumlah aliran air yang melalui suatu sistem/penampang persatuan waktu dapat dinyatakan dengan
tiga macam istilah seperti berikut :
 Q = Banyak air yang mengalir setiap satuan waktu,
 W = Berat air yang mengalir setiap satuan waktu,
 m = Massa air yang mengalir setiap satuan waktu,
Dari ketiga istilah ini yang paling mendasar adalah banyak air yang mengalir setiap satuan waktu, Q
yang mana dapat dihitung dari :
Q=AV ................................................................................................................ (5.2)
dimana : A = luas penampang aliran, dalam satuan m2.
V = kecepatan aliran, dalam satuan m/detik.
Q = debit aliran, dalam satuan m3/detik atau Liter/detik.

Hubungan antara W dan Q ádalah :


W  Q ................................................................................................................ (5.3)
dimana  ádalah berat jenis air, dan satuan dari W dapat diturunkan sedemikian :
W   Q = N/m3 x m3/detik = N/detik.

Hubungan antara m dan Q ádalah :


m  Q ................................................................................................................ (5.4)
dimana  ádalah rapat massa air, dan satuan dari m dapat diturunkan sedemikian :
m   Q = kg/m3 x m3/detik = kg/detik.

5.4 Persamaan Pengatur Aliran

5.4.1 Persamaan Kontinuitas

Jika kondisi aliran mantap (steady flow) dan tak-termampatkan (incompressible), maka
perubahan jumlah massa air persatuan waktu yang masuk dan yang keluar dalam ruang tilik
(control volume) yang dibatasi oleh penampang 1 dan 2 adalah konstan.

m1  m2
 Q1   Q2 ..............
Q  Q1  Q2
Q  A1  V1  A2  V2
......... (5.5)

Gambar 5.3. Massa aliran dalam ruang tilik yang dibatasi oleh penampang 1 dan 2.
5.4.2 Persamaan Energi

Hidrolika1 5-
3
Energi yang dimiliki aliran ada 3 macam, yaitu energi potensial, energi kinetik, dan energi
tekanan, dengan persamaan seperti berikut :
- Energi potensial, m  g  Z [N.m] .................................. (5.6)
2
- Energi kinetik, 2  m  V
1 [N.m] .................................. (5.7)
p
- Energi tekanan, m  g  [N.m] .................................. (5.8)

5.4.2.1 Energi total air yang mengalir

Energi total air dengan massa m (kg) adalah jumlah energi potensial, energi kinetik, dan energi
tekanannya.
2 p
m g Z  1
2  m V  m g   energi total [N.m] ........ (5.9)

5.4.2.2 Tinggi tekanan total air yang mengalir

Apabila persamaan energi total air yang mengalir kita bagi dengan m.g, maka akan diperoleh
tinggi tekanan total air yang mengalir, yaitu :
V2 p
Z    H  tinggi tekanan total [m] ...... (5.10)
2g 

Theorema Bernoulli, untuk aliran mantap (steady flow) dengan kondisi tidak terjadi turbulensi,
tidak terpampatkan (incompressible), dan tidak berotasi (irrotational), maka total tinggi tekanan
pada ruang tilik yang dibatasi oleh penampang 1 dan 2, adalah konstan. Seperti diperlihatkan
pada gambar berikut :

dengan :
H = tinggi total tekanan
H = tinggi tekanan yang
hilang
V = kecepatan aliran
p = tekanan
g = gravitasi bumi
Z = tinggi titik terhadap
datum

Gambar 5.4. Tinggi tekanan dalam ruang tilik yang dibatasi oleh penampang 1 dan 2.

Hidrolika1 5-
4
5.4.3 Persamaan Momentum

Laju perubahan momentum persatuan waktu dalam ruang tilik yang dibatasi oleh penampang 1 dan
2 , adalah sama dengan jumlah komponen gaya yang bekerja pada arah x.

 FX   2 Q2 VX 2  1 Q1 VX 1
karena aliran mantap (steady flow) dan
tak termampatkan (incompressible)
sehingga :
 Q  1Q1   2Q2 , maka :
 FX   Q VX 2  VX 1  .............. (5.11)

Gambar 5.5.. M.omentu.m .aliran dalam ruang tilik yang dibatasi oleh penampang 1 dan 2.

5.5 Aplikasi Persamaan Pengatur

5.5.1 Aliran dalam Pipa

Kasus 5.1 :
Air mengalir memalui pipa dengan tekanan 400 N/cm 2. Kekepatan aliran adalah 3,132 m/detik, dan
pipa berada 2,5 m diatas bidang persamaan. Dengan mengabaikan faktor gesekan, tentukanlah
tinggi tekan total dari aliran tersebut ?
Jawab :
- Tinggi pipa di atas bidang persamaan, Z = 2,5 m.
p 400 N / cm 2 400 kN / m 2
- Tinggi tekanan,    40 m
 10 kN / m 3
10 kN / m 3
V2 3,1322
- Tinggi kecepatan,   0,5 m
2g 2  9,81

Hidrolika1 5-
5
p V2
- Total tinggi tekanan, H = Z    2,5  40  0,5  43 m.
 2g

Kasus 5.2 :
Saluran pipa mempunyai diameter yang berubah-ubah secara perlahan dari 15 cm di A sampai 7,5
cm di B. Titik A berada 6 m di atas garis persamaan dan titik B berada 3 m. Kecepatan VA = 3,6
m/detik. Tentukan tekanan di B, jika tekanan pA = 100 kN/m2 ?

Jawaban :
- Luas penampang A, AA = 1
4  d A2   3,14  0,15 2  0,0177 m.
1
4

- Luas penampang A, AB = 1
4  d B 2  1 4  3,14  0,075 2  0,0044 m.
AA  VA  0,0177  3,6  14,4 m.
- Kecepatan aliran di penampang B, VB  
AB  0,0044
- Theorema Bernoulli :
VA2 pA VB 2 pB
ZA    ZB  
2g  2g 

6 
 3,6 2 
100
 3 
14,4 2 
pB
2 (9,81) 102 (9,81) 10
pB
6  0,66  10  3  10,57 
10
2
pB  30,9 kN / m .

Kasus 5.3 :
Banyaknya air yang mengalir melalui pipa vertikal yang memiliki panjang 1,5 m, diameternya
menyempit dari 15 cm di puncaknya sampai 7,5 cm di dasarnya, adalah 25 Liter/detik.
Tentukan perbedaan tekanan antara puncak dan dasae ?
Jawaban :
- Asumsi dasar pipa berada tepat di bidang persamaan, ZD = 0 m dan ZP = 1,5 m.
- Luas pipa di puncak, Ap  1
4  3,14  0,15 2  0,01766 m.
 dP2  1
4

- Luas pipa di dasar, AD  1 4  d D 2  1 4  3,14  0,075 2  0,00442 m.


Q 0,025
- Kecepatan aliran di puncak, V p    1,42 m / det ik
AP 0,01766
Q 0,025
- Kecepatan aliran di dasar, VD    5,66 m / det ik
AD 0,00422
- Theorema Bernoulli di puncak dan dasar pipa :

Hidrolika1 5-
6
VP 2 pP VD 2 pD
ZP    ZD  
2g  2g 

1,5 
1,42 2 
pP
 0 
 5,66 2 
pB
2 (9,81)  2 (9,81) 
pP pB
1,5  0,10277   0  1,6328 
 
p p  pD
 0,031 kN / m 2 .

5.5.2 Pengukuran Debit Aliran

5.5.2.1 Venturimeter

Alat ukur venturi digunakan untuk


mengukur debit yang mengalir pada
pipa. Bentuk paling sederhana alat
ukur venturi adalah tabung pendek
yang menyempit ke suatu tenggorok
yang sempit di tengah tabung.
Tabung manometer U atau pizometer
dapat dipakai untuk mengukur
perbedaan tekanan di ujung yang besar
dan di tenggorok. Apabila air mengalir
melalui alat ukur venturi, maka
kecepatan akan bertambah dan
tekanannya akan turun di bagian
tenggorok (Gambar).

Gambar 5.6. Alat pengukur debit venturimeter.

Theorema Bernoulli di titik 1 dan 2 :


P V2 P V2
Z1  1  2  Z2  2  2
 2g  2g
Karena bidang persamaan melalui titik 1 dan 2, maka : Z1 = Z2, sehingga :
P1 V2 2 P2 V2 2
  
 2g  2g
P1  P2 V2 2  V12
 ...................................... (a)
 2g
Persamaan Kontinuitas :
Q = A1 V1 = A2 V2
2 A2 2
V1  2
V2 2 ....................................... (b)
A1
Dengan mensubtitusikan pers. (b) ke dalam pers. (a), akan diperoleh :

Hidrolika1 5-
7
A 2 
V2 2   2 2 V 2 2 
P1  P2 A  V2 2  A2 2  2  2 2
  1   1    V2  A1  A2 
 2g 2g  A2  2 g  A1 2 
 1 
P1  P2
= h adalah perbedaan tinggi tekanan antara titik 1 dan titik 2. Jika alat ukur

kedudikannya horisontal, maka dapat dinyatakan dengan h, jadi :
A1
V2  2gh
A12  A2 2
Besarnya debit yang mengalir :
A1  A2
Q  A2  V2  2gh .......................................................... (5.12)
A12  A2 2
Q  C h
A1  A2
C  2g .......................................................... (5.13)
A12  A2 2

Jika C disebut dengan konstante alat ukur venturi, dan k adalah koefisien alat ukur venturi, maka
besarnya debit yang mengalir, adalah :
Q  Ck  h .......................................................... (5.14)

5.5.2.2 Orificemeter

Alat ukur orifice digunakan sebagai


pengukur debit yang mengalir pada pipa.
Bentuk paling sederhana alat ukur orifice
adalah berupa plat piringan yang
berlubang di tengah-tengahnya, sehingga
aliran yang melaluinya terjadi kontraksi.
Tabung manometer U atau pizometer
dapat dipakai untuk mengukur perbedaan
tekanan di ujung pipa bagian hulu dan di
hilir plat orifice. Apabila air mengalir
melalui alat ukur orifice, maka kecepatan
akan bertambah dan tekanannya akan
turun di bagian hilir plat (lihat Gambar).

Gambar 5.7. Alat pengukur debit orificemeter.

Theorema Bernoulli di titik 1 dan 2 :

Hidrolika1 5-
8
P1 V2 2 P2 V2 2
Z1    Z2  
 2g  2g

Karena bidang persamaan melalui titik 1 dan 2, maka : Z1 = Z2, sehingga :


P1 V2 2 P2 V 2 2
  
 2g  2g
P1  P2 V2 2  V12
 ...................................... (a)
 2g
Persamaan Kontinuitas :
Q = A1 V1 = A2 V2
2 A2 2
V1  2
V2 2 ....................................... (b)
A1
Dengan mensubtitusikan pers. (b) ke dalam pers. (a), akan diperoleh :
 A2 2 2 
V2   2 V 2 
2

P1  P2 A  V2 2  A2 2  2  2 2
  1   1    V2  A1  A2 
 2g 2g  A2  2 g  A1 2 
 1 
P1  P2
 h adalah perbedaan tinggi tekanan antara titik 1 dan titik 2. Jika alat ukur

kedudikannya horisontal, maka dapat dinyatakan dengan h, jadi :
A1
V2  2gh
A12 2
 A2
Besarnya debit yang mengalir :
A1  A2
Q  A2  V2  2gh .......................................................... (5.15)
A12 2
 A2
Q  C h
A1  A2
C  2g .......................................................... (5.16)
A12  A2 2

Jika C disebut dengan konstante alat ukur orifice, dan k adalah koefisien alat ukur orifice, maka
besarnya debit yang mengalir, adalah :
Q  Ck  h .......................................................... (5.17)

5.5.2.3 Tabung Pitot

Pitot berupa dua pipa yang menyatu dalam


satu tabung dan bentuknya melengkung
seperti huruf L, yang kegunaannya untuk
menentukan perbedaan tinggi tekanan ”h”.

Hidrolika1 5-
9
Ujung pipa yang tercelup ke dalam air pipa pertama menghadap ke samping arah aliran dan ujung
pipa kedua menghadap/ menantang arah aliran sehingga kecepatan dapat ditangkap oleh pipa kedua
tersebut, Sedang perbedaan tinggi tekanan pizometrik dan tinggi tekanan total dapat di baca pada
ujung pipa bagian atas.

Gambar 5.8. Alat pengukur kecepatan aliran Pitot.


Dengan menggunakan theorema Bernoulli di titik A yang jauh dari ujung tabung, titik B tepat
berada di ujung luar tabung dan titik C yang berada di dalam tabung pitot, dengan menyamakan
tinggi tekanan stagnasi atau tinggi tekanan total kita memperoleh :
Tinggi tekanan total di titik A = Tinggi tekanan total di titik B = Tinggi tekanan total di titik C, yaitu
:
pA VA2 pB V 2 pC

  B   H
 2g  2g 
p p p
karena A  B  C dan VA  VB  V
  
V2
 H
2g
V  2g H
Jika Cp adalah koefisien alat ukur Pitot, maka kecepatan aliran pipa :
V  Cp 2g H ................................................................................................. (5.18)
Sedangkan debit aliran seperti biasa didapatkan dari persamaan Q = V A

5.6 Contoh Soal

Soal 5.4 :
Luas ujung yang besar dan tenggorok dari alat ukur vnturi adalah masing-masing 10 cm 2 dan 5 cm2.
Jika alat ukur tekanan menunjukkan perbedaan 3 cm.Hg, hitunglah volume air yang mengalir
melalui alat ukur tersebut setiap menit dengan asumsi koefisien debit adalah 0,98 ?
Jawaban :
- Tinggi perbedaan tekanan,

h
 Hg a   h   133,42  9,81  3  37,8 cm.kolom air
Hg
a 9,81
- Volume air yang mengalir secara teoritis,
Qteo 
A1 A2
 
2g h 
10  5  
2  9,81  37,8  1572,3 cm3 / det ik
A12  A2 2
10 2   5 2
- Volume air yang mengalir secara actual,
Qact = k Qteo = 0,98 (1572,3) = 1541 cm3/detik = 1541*10-3 = 1,541 Liter/detik.
Qact = 60 (1,541) = 92,46 Liter/menit.

Soal 5.5 :

Hidrolika1 5-
10
Alat ukur venturi akan dipasang pada saluran pipa dengan diameter 30 cm. Aliran maksimumnya
adalah 1092 m3/jam dan tinggi tekanannya 4,6 m.kolom air. Hitunglah diameter minimum
tenggorok supaya tidak terjadi tinggi tekanan negatif ?
Jawaban :
- Luas penampang pipa, A1  1
4  d1 2  1
4  3,14  0,3 2  0,0707 m 2 .
- Debit aliran melalui pipa, Q = 1092 m3/jam = 1092/(60*60) = 0,303 m3/detik.
- Tinggi tekanan di tenggorok tidakboleh negatif, atau tinggi tekanan boleh turun sampai 0,
untuk hal ini di ambil
p2
 0 m.kolom air.

p1
dan  4,6 m.kolom air.

 p1  p 2   4,6
- Beda tinggi tekanan, h  m.kolom air.

- Jika koefisien alat ukur, K = 1, maka debit yang mengalir adalah :
A1 A2 A1 A1
Q 2g h  2g h  2g h
2
A1  A2 2
 A12  A2 2   A1 
2
     1
 A2 
 2   A2 
- Sekarang dengan memasukkan harga tersebut di atas, maka :

Hidrolika1 5-
11
A1
Q  2g h
2
 A1 
   1
 A2 
0,0707
0,303  2 * 9,81 * 4,6
2
 A1 
   1
 A2 
0,0707 2 * 2 * 9,81 * 4,6
0,303 2  2
 A1 
   1
 A2 
2
 A1 
   6,01
 A2 
2
 0,0707 
   6,01
1  d 2
 4 2 

4 * 0,0707
 6,01  2,4515
3,14 d 2 2
4 * 0,0707
 d22
3,14 * 2,4515
d 2  0,1917 m  19,17 cm.

Soal 5.6 :
Saluran pipa dengan diameter 25 cm akan diukur debitnya dengan menggunakan alat orifice yang
mempunyai lubang 10 cm. Alat pengukur tekanan yang dipasang di sebelah atas orificemeter
menunjukkan tekanan 200 kN/m2 dan yang dipasang di sebelah bawahnya menunjukkan 100 kN/m 2.
Hitunglah debitnya dengan mengambil koefisien alat ukur orifice = 0,7 ?
Jawaban :
- Diameter pipa, d1 = 25 cm = 0,25 m
- Luas penampang pipa, A1  1
4  d12  1
4  3,14  0,25 2  0,0491 m 2 .
- Diameter lubang alat orifice, d2 = 10 cm = 0,10 m
- Luas penampang pipa, A2  1
4  d22  1
4  3,14  0,10 2  0,0079 m 2 .
- Pembacaan alat ukur tekanan di sebelah atas, p1 = 200 kN/m2.
- Tinggi tekanan, h1 = p1/a = 200/10 = 20 m.kolom air.
- Pembacaan alat ukur tekanan di sebelah bawah, p2 = 100 kN/m2.
- Tinggi tekanan, h2 = p1/a = 100/10 = 10 m.kolom air.
- Perbedaan tinggi tekanan, h1-2 = (p1 – p2)/y = 20 – 10 = 10 m.kolom air.
- Koefisien alat ukur orifice, K = 0,7
- Debit aliran

Hidrolika1 5-
12
0,7  0,0491 0,0079 
Q
K A1 A2
 
2g h   2  9,81 10  
A1 2  A2 2  0,0491 2   0,0079  2
 0,078 m 3 / det ik
 78 Liter / det ik .

Soal 5.7 :
Tabung pitot dipakai untuk mengukur banyaknya air yang mengalir melalui pipa dengan diameter
30 cm. Air naik sampai setinggi 35 cm di atas garis sumbu pipa dalam tangkai vertikal tabung pitot.
Apabila kecepatan rata-rata air itu 0,7 dari kecepatannya di sumbu dan koefisien tabung pitot itu 1,
hitunglah debit yang mengalir melalui pipa dalam satuan Liter/detik ?
Jawaban :
- Koefisien tabung pitot, Cp = 1
- Diameter pipa, d = 30 cm = 0,30 m
- Luas penampang pipa, A  1 4  d 2  1 4  3,14   0,30  2  0,07065 m 2 .
- Tinggi cairan dalam tabung Pitot di atas garis sumbu pipa, h = (35 – 30/2) = 20 cm = 0,20 m
- Kecepatan di pusat pipa, VC  C p 2 gh  1 2 * 9,81 * 0,2  1,98 m / det ik
- Kecepatan rata-rata aliran, Vr = 0,7 Vr = 0,7*1,98 = 1,386 m/detik
- Debit aliran, Q = A Vr = 0,07065*1,386 = 0,09792 m3/detik = 97,92 Liter/detik.

5.7 Soal Latihan

1) Pipa menyempit diameternya 1,5 m di ujung atas dan 1 m di ujung bawah. Panjang pipa 300
m dan kemiringannya 1 : 100. Debit air yang mengalir 0,1 m 3/detik.
Jika tekanan di ujung atas itu 100 kN/m 2, tentukanlah tekanannya di ujung bawah. Abaikan
hilang tinggi tekanan karena gesekan ?
(Jawaban : 129,9 kN/m2)

2) Pipa menyempit yang vertikal mempunyai diameter 10 cm di sebelah atas dan 5 cm di


sebelah bawah.
Panjang pipa 2 m. Apabila banyaknya cairan yang mengalir melalui pipa itu 25 Liter/detik,
tentukalah perbedaan tekanan di sebelah atas dan bawah ?
(Jawaban : 570 cm.kolom air).

3) Pipa menyempit diameternya 80 cm di ujung yang besardan 20 cm di ujung yang kecil. Pipa
itu letaknya vertikal. Tinggi tekanan di ujung yang besar adalah 20 m.kolom air dan ujung
yang kecil 16 m.kolom air.
Jika panjang pipa itu 2 m, tentukan debit yang melalui pipa itu ?
(Jawaban : 190 Liter/detik)

4) Pada alat ukur venturi perbandingan diameter tenggorok dan diameter pipa 1:2 sedang
diameter tenggorok adalah 60 cm. Manometer differensial air raksa dipasang untuk
mengukur perbedaan tekanan di pipa dan tenggorok, jika alat ukur dilalui air maka
menunjuk perbedaan 5 Cm.Hg.
Tentukan debit melalui alat ukur itu. Hitung kecepatan aliran di tenggorok dengan
mengambil koefisien alat ukur 0,98.

Hidrolika1 5-
13
(Jawaban : 1045 Liter/detik)

5) Alat ukur venturi mempunyai tenggorok berdiameter d dan lubang masuk berdiameter 30
cm. Perbedaan tekanan di lubang masuk dan tenggorok, diukur dengan menggunakan
manometer air raksa, adalah 5 cm.
Air mengalir melalui alat ukur dengan debit 50 Liter/detik. Tentukan diameter tenggorok,
apabila koefisien debit untuk alat ukur itu o,96.
(Jawaban : 13,5 cm)

6) Alat ukur venturi 20 cm x 15 cm dipasang dalam saluran horisontal dimana debitnya 150
Liter/detik. Perbedaan tekanan antara tenggorok dan lubang masuk adalah 8 cm.kolom air,
Hitunglah koefisien alat ukur.
(Jawaban : 0,83)

7) Alat ukur venturi yang dipasang dalam pipa horisontal berdiameter 7,5 cm, diameter
tenggoroknya 2,5 cm. Tentukan debit melalui pipa itu dalam Liter/menit, jika tinggi tekanan
venturi itu 41,2 cm.kolom air, dan misalkan konstante alat ukur itu 0,97.
(Jawaban : 81,7 Liter/detik)

8) Tentukan diameter tenggorok alat ukur venturi yang dipasang pada pipa horisontal
berdiameter 10 cm dan mengalirkan debit 20 Liter/detik. Manometer air raksa tabung U
diffrensial menunjukkan perbedaab tinggi tekanan sebesar 60 cm. Koefisien alat ukur
venturi adalah 0,95. Apabila alat venturi ini dipasang dalam pipa vertikal dengan air
mengalir ke atas, tentukanlah perbedaan pembacaan pada manometerair raksa. Ukuran pipa
dan alat ukur venturi tetap sama, demikian juga debit yang mengalir melalui pipa.
(Jawaban : 4,63 cm).

Hidrolika1 5-
14

Anda mungkin juga menyukai