Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statika fluida, kadang disebut juga Hidrostatika, adalah cabang ilmu
yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang
kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan
matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi
fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida
untuk melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam
keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida.
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan,
fluida dapat menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang
berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut
bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah.
Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang
sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida
dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan hingga ujung
pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama
dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah
yang sesuai dengan arah gaya resultan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud dengan pengertian tekanan , tekanan
hidrostatika, paradoks hidrostatika dan hukum pascal ?
2. Bagaimana cara menghitung tekanan , tekanan hidrostatika,
paradoks hidrostatika dan hukum pascal ?
3. Bagaimana penerapan Hidrostatika dalam dunia Teknik Sipil?
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini


adalah :
1.

Mengetahui pengertian dari tekanan , tekanan hidrostatika,

paradoks hidrostatika dan hukum pascal


2.

Dapat menghitung nilai tekanan , tekanan hidrostatika,

paradoks hidrostatika dan hukum pascal.


3.

Dapat mengetahui kegunaan atau aplikasi hidrostatika dalam

dunia teknik sipil.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar dasar Tekanan Hidostatis


Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu
yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang
kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan
matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi
fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida
untuk melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam
keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida.
2.1.1. Tekanan
Tekanan adalah gaya per satuan luas. Apabila gaya terdistribusi merata
pada suatu luasam,maka dapat ditentukan dengan membagi gaya dengan luas.

P=

F
A

(2.1)

Dimana:

p=tekanan (kgf/m2 ata N/m2)


F=gaya (kgf atau N)
A=luas (m2)

Apabila gaya yang bekerja tidak terdistribusi merata pada bidang


,maka dinyatakan dalam persamaan berikut:

P=

dF
dA

(2.2)
3

Dan apabila tekanan pada suatu luasan diketahui, maka gaya tekanan
yang bekerja pada luasan tersebut adalah:
F=p.A

(2.3)

2.1.2. Satuan Tekanan Hidrostatis


Pada setiap titik di dalam zat cair yang diam akan mengalami
suatu tekanan yang disebut tekanan hidrostatis. Dengan
demiikian setiap benda atau bidang yang berada pada zat cair
tersebut akan merasakan tekanan itu.

Gambar 2.1 tekanan pada suatu benda


Besarnya tekanan hidrostatis ditentukan oleh :
a. Tekanan Permukaan
b. Gaya Luar
c. Letak titik (koordinat)

Gambar 2.2 tekanan pada suatu bidang


Jika tekanan pada setiap tempat pada suatu bidang adalah
sama besar, maka :
P=

F
A

Dimana : P = tekanan hidrostatis


F = gaya
A = luas bidang

Satuan yang biasa dipakai untuk tekanan hidrostatis dalam


sistem metric :
kg ton
;
m2 m2

gravitational system

dyne
2
cm

absolut system

Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam


sebuah bejana akan memberikan tekanan ke atas untuk
mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk suatu
volume yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala
arah.
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang
sama besar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan ketinggian
titik tersebut dari suatu titik acuan.
Dasar bejana akan mendapat tekanan sebesar :
PBar

P = tekanan udara + tekanan oleh gaya berat


zat cair (Tekanan Hidrostatika).

Gaya berat fliuda


P = BAR + Luas penampang dasar bejana
.v.g
.g.A.h
A
P = BAR + A = BAR +

P = BAR + .
g.h
5

Jadi secara umum Tekanan Hidrostatika (Ph) didefinisikan :


Ph = . g . h

(2.4)
Satuan

Keterangan.

MKS

CGS
3

g/cm3

= rapat massa zat cair

kg/m

g = percepatan gravitasi

m/det2

cm/det2

h = tinggi zat cair diukur dari permukaan

Cm

N/m2

Dyne/cm2

zat cair sampai ke titik/bidang yang


diminta.
Ph = Tekanan Hidrostatika
1 atm = 76 cm Hg
1 atm = 105 N/m2 = 106 dyne/cm
2.1.3. Sifat sifat Tekanan Hidrostatis
a. Tekanan hidrostatis pada bidang adalah tegak lurus bidang
yang ditinjau.
b. Tekanan hidrostatis tanpa bidang adalah mengarah ke satu
titik
2.1.4. Tekanan Hidrostatis pada suatu titik
Tekanan rata-rata dihitung dengan membagi gaya normal
yang bekerja pada suatu bidang dengan luas bidang tersebut.
Tekanan pada satu titik adalah batas (limit) dari perbandingan
antara gaya normal dan luas bidang dimana luas bidang dianggap
mendekati nol pada satu titik.

(2.5)
Hukum pascal tekanan pada setiap titik di dalam zat cair diam adalah sama dalam
segala arah, ditinjau elemen zat cair berbentuk prisma segitiga sangat kecil.
Bunyi Hukum Pascal: Tekanan yang bekerja pada fluida di
dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut

ke

segala

arah

dengan

sama

besar.

Contoh

alat

yang

berdasarkan hukum Pascal adalah : Pompa Hidrolik.


Perhatikan gambar bejana berhubungan di bawah ini.
Permukaan fluida pada kedua kaki bejana
F1

F2

berhubungan sama tinggi.


Bila kaki I yang luas penampangnya A1

A1

mendapat gaya F1 dan kaki II yang luas

A2

penampangnya A2 mendapat gaya F2 maka


menurut Hukum Pascal harus berlaku :
P1 =
P2
F1 F2
A1 A2

F1 : F2 = A1 :
A2

Jadi tekanan hidrostatis pada suatu titik di dalam zat


cair yang diam besarnya sama dengan berat prisma zat cair
ditambah tekanan permukaan. Artinya semakin dalam letak
titik maka makin besar tekannya.
Ditinjau elemen zat cair berbentuk prisma segitiga sangat kecil seperti
gambar:

Gambar 2.3
dimana px, py dan pn adalah tekanan rata-rata pada tiga sisi dari elemen
cairan tersebut

. g =w
W

= 1/2 dy dz dx
= dy dz dx w

Gaya-gaya tekan diarah y saling menghapus satu sama lain, hal ini karena
gaya-gaya sama besar tetapi berlawanan arah. Apabila batas diambil dengan
memperkecil satu sisi tersebut menuju nol tanpa merubah sudut , dan dengan
menggunakan hubungan geometrik maka diperoleh persamaan berikut :
ds sin = dz dan ds cos = dx

(2.6)

2.1.5. Variasi Tekanan pada Zat Cair


Di dalam suatu cairan dalam keadaan diam perubahan tekanan atau distribusi
tekanan tergantung pada elevasinya di dalam cairan (diukur dari permukaan cairan).

Gambar 2.4 elemen cairan berbentuk parallel eppipedum kecil sekali

Dibagi dengan dx,dy,dz persamaan-persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:


(2.7)
Dari persamaan-persamaan diatas dapata disimpulkan bahwa tekanan p pada
sembarang titik pada zat cair diam tidak bervariasi pada arah x dan y, dan hanya
bervariasi pada arah z. Sehingga turunan parsial dari tekanan terhadap arah z dapat
ditulis sebagai berikut:
(2.8)
Untuk cairan homogenya yang tidak termampatkan, kerapatan cairan

dianggap konstan. Sehingga menghasilkan persamaan:


(2.9)
Untuk mencari harga C (konstanta) diambil kondisi batas
sebagai berikut : Untuk z = 0 yaitu di permukaan tekanan adalah
sama dengan tekanan atmosfer P = P0= 0 sehingga C = 0
Dengan demikian maka Pers.(2.9) dapat dinyatakan sebagai
berikut :
(2.10)
dimana :
p = tekanan pada kedalaman h dari permukaaan ( N/m2 )
h = jarak vertikal (-z) diukur dari permukaan cairan ( m )
= kerapatan cairan ( kg/m3 )
g = gaya gravitasi ( m/det2 )

2.1.6. Tekanan Pada tendon dengan berbagai bentuk


Tangki-tangji dibawah ini mempunyai bentuk tendon yang berbeda-beda,tetapi
mempunyai kedalaman yang sama h dan berat jenis yang sama,akan menimbulkan
tekanana yang sama

Sehingga tekanan hidrostatis pda bidang horizontal dengan kedalaman zat cair
h adalah :
P1=P2=P3=P4= . h= . g . h

(2.11)

Dengan demikian untuk cairan yang sama kerapatannya


tekanan dan gaya yang bekerja pada dasar masing-masing akan
sama walaupun berat cairan dalam masing-masing tangki berbedabeda.
Secara sekilas hal ini tidak seperti yang diduga (karena
biasanya tekanan pada dasar diperkirakan sebagai fungsi dari berat
cairannya), oleh karena itu hal ini disebut juga sebagai paradoks
hidrostatik.
2.1.7. Tekanan Atmosfir, Tekanan Absolut, Tekanan Relatif.
Udara di atmosfer ini mempunyai berat, oleh karenanya udara dapat
menimbulkan tekanan pada permukaan bumi. Tekanan ini adalah tekanan atmosfer.
Tekanan atmosfer dapat diukur berdasarkan tinggi kolom zat cair yang dapat ditahan.
Di permukaan laut, tekanan yang ditimbulkan oleh kolom udara seluas 1 cm dan
10

setinggi atmosfer adalah sebesar 1.03 kgf. Dengan kata lain tekanan atmosfer pada
permukaan laut adalah 1,03 kgf/cm, atau dapat juga ditunjukkan oleh 10,3 kolom air
atau 76 cm kolom air raksa (hg). Tekanan atmosfer akan berkurang dengan elevasi
atau ketinggian tempat. Tekanan atmosfir dapat diukur dengan menngunakan
barometer air raksa.
Tekanan relative atau tekanan terukur adalah tekanan yang diukur berdasarkan
tekanan atmosfer. Tekana ini dapat lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Tekanan relative yang berhubungan dengan udara luar adalah nol. Sehingga tekanan
relative positif bila lebih besar dari tekana atmosfer dan negative bila lebih kecil.
Seandainya udara tidak mempunyai berat maka udara tidak akan member
tekanan pada permukaan bumi, atau tekanan pada permukaan bumi nol. Tekan nol ini
disebut tekanan nol absolute. Tekanan absolute diukur berdasarkan tekanan nol
absolute dengan kata lain tekan absolute adalah jumlah tekana atmosfer dengan
tekanan relative. Bila tekan relative negative maka tekanan absolute adalah tekanan
atmosfer dikurangi tekanan relative.
Tekanan atmosfer dapat diukur dengan barometer raksa. Barometer ini terdiri
dari tabung kaca yang salah satu ujungnya tertutup dan diisi penuh air raksa, sedang
ujung lainnya yang terbuka dimasukkan kedalam air raksa. Pada kondisi seimbang,
permukaan air raksa turun sampai tinggi kolom air raksa dalam tabung H.ruangan
diatas air raksa mengandung uap air raksa.

11

Gambar 2.5 satuan dan skala pengukuran tekanan


Tekanan

atmosfer

setempat

dapat

diukur

dengan

menggunakan barometer air raksa dimana :


(2.12)
Oleh karena tekanan uap air raksa pada temperatur 20 oC kecil
sekali yaitu 0,16 N/m2 maka biasanya diabaikan sehingga :
(2.13)
Atau :
(2.14)

2.1.8. Tekanan hidrostatis pada bidang horizontal

12

Gambar 2.6 Sket untuk menentukan letak garis kerja gaya tekan pada
bidang datar horizontal
Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada satu sisi adalah :

(2.15)
Arah garis kerja gaya-gaya tersebut adalah tegak lurus pada
permukaan bidang dan menuju kearah permukaan tersebut apabila
p adalah positif. Titik dimana resultante gaya memotong permukaan
bidang disebut titik tangkap gaya (centre of pressure).
Karena momen dari resultante sama dengan momen dari
pembagian gaya terhadap salib sumbu koordinat (x, y), maka lokasi
titik tangkap gaya yang bekerja dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Karena p konstan, maka:

(2.16)

(2.17)
dimana x dan y adalah jarak titik berat bidang terhadap
sumbu y dan sumbu x.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk suatu bidang
datar yang terletak horizontal di dalam cairan, resultante gaya-gaya
tekan cairan pada bidang akan melalui titik berat bidang tersebut.

13

Gambar 2.7 Sebuah bidang datar terletak horizontal di dalam


cairan
Dari Gb.2.7 dapat dilihat bahwa besarnya gaya-gaya yang
bekerjapada sisi atas bidang adalah :
(2.18)
Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi bawah :
(2.19)
Jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut adalah :
(2.20)
dimana :
g d A = G, adalah berat cairan yang dipindahkan oleh bidangdatar
tersebut
Dari Pers. (2.20) tersebut dapat dinyatakan bahwa besarnya
gaya-gaya cairan yang bekerja pada benda yang berada di
dalamnya adalah sama dengan berat cairan yang dipindahkan oleh
benda tersebut ( Hukum Archimedes ).
2.1.9. Gaya Hidrostatis pada bidang datar yang terletak miring di
dalam cairan.
Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu bidang datar
yang terletak miring membentuk sudut o dengan sumbu horizontal
tergantung pada luas bidang dan letak titik berat bidang terhadap
14

permukaan cairan. Untuk menjelaskan hal ini diambil suatu bidang


datar seperti pada Gb.2.8

Gambar 2.8 Bidang datar yang terletak miring di dalam cairan


Dengan sistem x y tersebut besarnya gaya dF yang bekerja
tegak lurus pada suatu penampang kecil sekali seluas dA pada
bidang, dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
(2.21)
Besarnya seluruh gaya yang bekerja pada bidang adalah :

(2.22)
Dari pers (2.22) tersebut tampak bahwa beberapa pun
besarnyasudut kemiringan bidang, besarnya gaya hidrostatik F yang
bekerja pada bidang oleh cairan ditentukan dari hasil perkalian luas
bidang dan tekanan pada titik berat bidang.
Tidak seperti pada bidang yang terletak horizontal di dalam
cairan, titik tangkap resultante gaya pada bidang miring ini tidak
terletak atau tidak melalui titik berat bidang.
Untuk mendapatkan letak titik tangkap resultante gaya
tersebut diambil sigma momen terhadap titik pusat salib sumbu.

15

(2.23)

(2.24)
Untuk bidang yang luasnya sederhana Pers.(2.23) dapat
dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk umum.

Maka :

(2.25)
Sama halnya, Pers(2.24) dapat dinyatakan sebagai berikut :

Maka :

(2.26)
2.1.10. Gaya Hidrostatis pada bidang datar yang terletak vertikal di
dalam cairan.
Besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang
terletak di dalam cairan pada dasarnya sama dengan gaya yang
bekerja pada suatu bidang datar yang terletak miring dengan sudut
= 900

16

Gambar 2.9 bidang datar yang terletak vertikal di dalam


cairan
Penerapan Pers.(2.21) pada bidang yang terletak vertikal
seperti pada Gb.2.9 adalah sebagai berikut :
(2.21)
Karena = 900 maka persamaan tersebut dapat disederhanakan
menjadi :

(2.27)
2.1.11 Tekanan Hidrostatis pada bidang lengkung
Selain

tergantung

pada

kedalaman

yang

berbeda-beda

tekanan hidrostatik yang bekerja pada tiap titik yang berbeda pada
bidang

lengkung

juga

mempunyai

arah

yang

berbeda-beda.

Resultante gaya tekan dapat dicari dari resultante komponen gaya


arah vertikal dan komponen gaya arah horizontal.

17

Gambar 2.10 Komponen horizontal gaya tekan yang bekerja


pada bidang lengkung
Proyeksi y dari bidang lengkung seperti pada Gb.2.13 pada
bidang vertikal ditunjukkan oleh garis MN. Misalnya F h adalah
komponen horizontal seluruh gaya tekan cairan pada bidang
lengkung maka persamaan hidrostatika dalam hal ini adalah:

(2.28)
Dari persamaan tersebut tampak bahwa cos dA adalah
proyeksibidang kecil dA pada bidang datar yang tegak lurus pada
bidang horizontal.
Dengan

demikian

dapat

dikatakan

bahwa

komponen

horizontal dari gaya tekan cairan yang bekerja pada bidang


lengkung adalahsama dengan gaya tekan cairan yang bekerja pada
suatu proyeksi bidang lengkung tersebut pada bidang vertikal.
Komponen vertikal dari gaya tekan cairan yang bekerja pada
bidang lengkung dapat dicari dengan menjumlahkan komponen
vertikal gaya tekan yang bekerja pada bidang kecil dA dari bidang
lengkung tersebut.

18

Gambar 2.11 Komponen vertikal yang bekerja pada bidang


lengkung
Pada gambar 2.11 ditunjukkan suatu elemen denga gaya
tekan dA yang bekerja tegak lurus pada bidang kecil dA tersebut.
Misalkan adalah sudut antara garis kerja gaya tekan dan
arah vertikal, maka komponen vertikal dari gaya tekan yang bekerja
pada bidang kecil dA tersebut adalah p dA cos
Dengan demikian jumlah keseluruhan komponen vertikal gaya
tekan yang bekerja pada bidang lengkung adalah :

(2.29)
Atau :
(2.30)
Apabila dA cos adalah proyeksi bidang dA pada bidang
horizontal maka h dA cos tidak lain adalah volume cairan diatas
bidang dA sehingga :
(2.31)
dimana V adalah volume cairan diatas bidang lengkung dan G
adalah berat cairan diatas bidang lengkung tersebut. Untuk mencari
letak garis kerja dari komponen vertikal gaya tekan tersebut dapat
digunakan sigma momen terhadap suatu salib sumbu, misalnya titik
O (titik potong sumbu x dan y) pada gambar 2.11 :
19

Karena Fv = . V , maka :

(2.32)
2.1.12. Resultante Gaya Tekan Hidrostatik
Apabila dua komponen vertikal dan horizontal tersebut diatas
terletak pada suatu bidang maka dua komponen tersebut dapat
digabung menjadi suatu resultante gaya yang besarnya dapat dicari
dengan persamaan :
(2.33)
Dengan arah yang membentuk sudut :

(2.34)
2.2 Pengukuran Tekanan
Berbagai alat ukur untuk pengukuran tekanan zat cair secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. Manometer
b. Mechanical Gages
2.2.1. Manometer
Manometer adalah alat ukur tekanan. Alat ukur ini sangatlah
sederhana. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dan cukup
teliti pada beberapa daerah pengukuran. Manometer kolom cairan
biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu
tinggi.
Fungsi :
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada
audit energi untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang
berlawanan.
Prinsip kerja manometer adalah sebagai berikut:

20

1. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U


yang diisi cairan setengahnya, dengan keduaujung tabung terbuka
berisi cairan sama tinggi.
2. Bila tekanan positif diterapan pada salah satu sisi kaki
tabung, cairan ditekan kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik
pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian h
merupakan penjumlahan hasil pembacaan di atas dan di bawah
angka nol yang menunjukan adanya tekanan.
3. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung,
cairan akan meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun
pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian h merupakan hasil
penjumlahan

pembacaan

di

atas

dan

di

bawah

nol

yang

menunjukan jumlah tekanan vakum


Jenis-jenis manometer
Manometer memiliki beberapa jenis, antara lain :
a.
b.
c.
d.

Tabung piezometer (Piezometer tube)


Manometer tabung U (U-tube manometer)
Manometer tabung miring (Inclined-tube manometer)
Manometer differensial (Differential manometer)

2.2.1.1 Tabung Piezometer (Piezometer Tube)

Gambar 2.12 Tabung Piezometer

21

Bentuk paling sederhana dari manometer adalah piezometer, yang


terdiri dari tabung gelas kontrol dengan ujung terbuka yang dihubungkan
dengan ruangan (pipa) yang akan diukur tekanannya. Karena adanya
perbedaan tekanan antara ruangan dan udara luar, maka cair di dalam
tabung gelas akan naik sampai dicapai suatu keseimbangan. Tekanan
diberikan oleh jarak ontrol h dari permukaan zat cair (di dalam tabung)
ke titik yang di ukur tekanannya yang dinyatakan dalam tinggi zat cair.
Piezometer tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan kontrol,
karena udara akan masuk ke dalam ruangan melalui tabung. Selain itu alat
ini tidak praktis untuk mengukur tekanan besar, karena diperlukan tabung
kontrol yang sangat panjang. Apabila berat jenis zat cair adalah , maka
tekanan di titik A adalah :
A = PA= h.

(2.15)

Keterangan :
PA = tekanan terukur
h = tinggi tabung, diukur dari meniscus pada permukaan atas
ke titik 1
= specific weight zat cair dalam container
Kegunaan Piezometer
1. Sebagai alat untuk mengukur tekanan air di dalam tanah dan
bebatuan (standpipe piezometer). Digunakan untuk keperluan
penelitian hidrologi, monitoring timbunan, dam dan ontrol
konstruksi timbunan.
2. Sebagai alat untuk mengukur tekanan air pori di dalam tanah
dan bebatuan (Pneumatic piezometer). Piezometer jenis ini dapat
digunakan untuk aplikasi hidrologi, geoteknik maupun teknik
lingkungan.
2.2.1.2 Manometer tabung U (U-tube Manometer)

22

Gambar 2.13 manometer tabung U


Manometer tabung U adalah manometer yang terdiri dari
tabung kaca berbentuk U yang dihubungkan dengan ruangan / pipa
yang akan diukur tekanannya. Pipa U tersebut diisi dengan cairan
yang berbeda dengan cairan yang mengalir di dalam pipa yang
akan diukur tekanannya. Misalnya berat jenis dalam pipa adalah 1
dan berat jenis cairan di manometer adalah 2 dimana 2> 1.
Untuk menghitung tekanan pada pusat pipa A, maka ditarik
garis

horizontal

melalui

B-C

selanjutnya

dengan

membuat

persamaan tekanan di titik B-C maka :


pA + 1.h1 = 2.h2
maka
pA = 2.h2 - 1.h1
Pada gambar di atas tampak bahwa tekanan di dalam pipa A
lebih besar dari pada tekanan atmosfer dimana dalam kondisi ini
tekanan akan bernilai positif.
2.2.1.3 Manometer tabung miring
Manometer tabung miring sering digunakan untuk mengukur
perbedaan tekanan yang sangat kecil antara 2 pipa. Karena apabila
digunakan

tabung

yang

tegak

akan

terjadi

kesulitan

dalam

pembacaan tinggi kolom zat cair karena terlalu kecil. Sedangkan jika

23

dibuat miring kolom zat cair akan menjadi lebih panjang sehingga
lebih mudah untuk dibaca.

Gambar 2.14 Manometer tabung miring


Untuk perbedaan tekanan pipa A dan B maka bila dibuat garis
horisontal melalui titik 1 dan membuat persamaan tekanan pada
garis tersebut didapat :
pA + 1.h1 = pB + 2 l2 sin
pA pB = 2 l2 sin

+ 3.h3

+ 3.h3 - 1.h1

Jika pipa A dan B berisi gas maka :


l2 = pA pB
2. sin
2.2.1.4. Manometer Diferensial
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan antar dua tempat
pada satu pipa atau antara 2 pipa. Manometer differensial terdiri dari pipa
berbentuk U dimana kedua ujungnya terletak pada tempat yang diukur.

Gambar 2.15 Manometer Diferensial

24

Untuk menghitung perbedaan tekanan antara pipa A dan B,


dibuat garis horisontal melalui titik 2 dan 3 selanjutnya dengan
membuat persamaan tekanan pada titik 2 maka akan didapat :
pA + 1.h1 = pB + 2.h2 + 3.h3
Perbedaan tekanan :
pA - pB = 2.h2 + 3.h3 - 1.h1
2.2.2. Mechanical Gage

Gambar 2.16
Mechanical Gage
Manometer tidak akan dapat mengukur tekanan yang sangat
tinggi atau perbedaan yang sangat cepat berubah terhadap waktu.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan alat ukur yang pada
prinsipnya jika tekanan bekerja pada material elastis maka material
elastis tersebut akan mengalami deformasi dan deformasi ini akan
dihubungkan dengan besarnya tekanan.
Alat yang dikategorikan ke dalam mechanical gage antara lain
:
a. Bourdon pressure gage
b. Aneroid barometer
c. Bourdon gage + LVDT
2.2.2.1. Bourdon pressure Gage (Tabung Bourdon)
Tabung

Bourdon

adalah

perangkat

pengukuran

tekanan

nonliquid . Hal ini banyak digunakan dalam aplikasi yang murah


pengukuran tekanan statis diperlukan. Tabung Bourdon yang biasa
berisi tabung melengkung yang terbuka tekanan eksternal input
pada salah satu ujungnya dan digabungkan secara mekanis ke
jarum menunjukkan di ujung sana.

25

Bourdon Tube ini terbuat dari Pipa pendek lengkung yang


mana salah satu ujungnya tertutup. Saat bourdon tube diberikan
tekanan, maka ia akan menegang. Perubahan yang dihasilkannya
akan sebanding dengan besarnya tekanan yang diberikan.

Gambar 2.17 bourdon tube


Prinsip Kerja Bourdon Tube :
Perubahan tekanan yang dideteksi oleh tabung Bourdon akan
menyebabkan tabungnya bergerak. Kemudian gerakan tabung
tersebut ditransmisikan untuk menggerakkan jarum meter. Biasanya
skala meter tekanan ini dikalibrasi dalam beberapa ukuran antara
lain : PSI, kPa, Bar ad Kg/cm2. Tekanan gauge merupakan ukuran
relatif. Misalnya meter gauge menunjukkan skala : 0 PSI. Ini bukan
berarti di dalam bejana yang diukurnya vakum atau tidak ada gas.
Secara absolut di dalam bejana yang diukurnya masih ada gas
tetapi tekanannya sama dengan tekanan atmosfir atau 1 Bar.
Tekanan tersebut disebut sebagai tekanan absolut. Dari fenomena
tersebut maka dapat ditentukan hubungan antara tekanan gauge
dan tekanan absolut, yaitu :
Tekanan (absolut) = Tekanan (atmosfir) + Tekanan (gauge)
2.2.2.2. Barometer Aneroid

26

Barometer
berubah-ubah

ini

memliki

akibat

tekanan.

tabung

lentur

Perubahan

yang

volume

volumenya
tabung

ini

diteruskan ke jarum penunjuk. Jika tekanan berubah maka bentuk


tabung berubah dan penunjukkan jarum pun akan berubah.

Gambar 2.18 aneroid barometer

2.3 Contoh Penyelesaian Soal


1.

Suatu monometer seperti pada gambar diatas diketahui :


27

S1 = S3 = 0,83 S2 = 13,6 h1 = 16 cm h2 = 8 cm h3 = 12 cm
a) Tentukan PA apabila PB = 10 psi
b) Tentukan PB dalam m air apabila PA = 20 psi dan tekanan
barometer adalah 720 mmHg.
Penyelesaian :

2.

28

Diketahui : Pada monometer seperti pada gambar : S 1=S3=1 ;


S2=0,95 ; h1=h2 dan h3=1 m
Hitung : Perbedaan tekanan antara A dan B (PA-PB) dalam cm air.
Penyelesaian :

3. Tentukan besarnya gaya yang dikerjakan oleh air pada suatu pelat
berbentuk lingkaran yang berlubang yang terletak vertikal seperti pada
gambar dibawah ini, dimana r1 = 50 cm dan r2= 1 m.

Penyelesaian :

29

4. Tentukan letak dari sendi pada pintu berbetuk persegi empat (y)
sehingga pintu akan terbuka bila tinggi muka air seperti gambar dibawah
ini.

Penyelesaian :
Agar pintu terbuka maka y diharapkan terletak pada titik pusat gaya
tekan (titik kritis).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan
merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan
matematika pada subyek tersebut.
Fluida dapat menghasilkan tekanannormal pada semua permukaan yang berkontak
dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja
dengan besar yang sama ke segala arah.
30

Tekanan=P , dengan rumus P = gh


Menurut prinsip Archimedes,berat air yang sama volumenya sama dengan gaya apung
pada benda ketika tenggelam.Karena itu sama dengan hilangnya berat benda bila ia
ditimbang ketika tenggelam di air.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa :
Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis
zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana,
Setiap bagian di dalam fluida statis akan mendapat tekanan zar cair yang disebabkan
adanya gaya hidrostatis disebut Tekanan Hidrostatis Ph.
Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair
dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi dan
kedalamannya.
Suatu titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik tersebut, bukan pada
bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan memiliki tekanan hidrostatis yang sama.
Fenomena ini disebut sebagai Hukum Utama Hidrostatis.
Dalam penerapan rumus hidrostatika terdapat pernyataan semakin kecil luas selang,
semakin besar tekanannya
Prinsip terebut diemplementasikan dalam pintu air. Lebar pintu air dibuat sesuai agar tidak
mengakibatkan kejebolan dalam penampung karena membesarnya tekanan. Sesuai dengan
rumus
P=F/A
Luas selang juga berpengaruh terhadap debit yang dihasilkan dalam pintu air. semakin besar
luas selang, semakin besar debitnya. Hal tersebut dengan rumus Q=V.A

31

DAFTAR PUSTAKA
Suroso. 2008. Buku ajar Hidrolika Dasar. Malang : Universitas Brawijaya.
Krist, Thomas. 1991. Hidraulika. Jakarta : Erlangga
Yuwono, Nur. 1984. Hidrolika. Yogyakarta : Hanindita
http://web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/kul%202&3-fluida%20statik.pdf
http://www.unhas.ac.id/lkpp/teknik/BAB%20III.%20DISTRIBUSI
%20TEKANAN%20DALAM%20ALIRAN%20FLUIDA-Syer.pdf
http://www.slideshare.net/zhebubble03/manometer-14917431
http://ptmahesa.com/produk-servis/geoteknik-instrumen
http://web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/modul2.pdf
http://mafia.mafiaol.com/2012/11/alat-alat-untuk-mengukur-tekanan.html
32

33

Anda mungkin juga menyukai