56
57
sehingga C = �ℎ . Apabila terdapat batu yang dijatuhkan dalam aliran maka berikut ini
gambaran yang akan terjadi:
1. Chezy
Rumus Chezy adalah rumus yang pertama digunakan dalam menentukan aliran
seragam, persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
� = � ��
Dengan:
V = kecepatan aliran (m2/dt)
C = faktor tahanan aliran
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan saluran
Terdapat tiga persamaan penting yang digunakan dalam menentukan koefisien
chezy, yaitu:
a. Ganguillet – Kutter
0.00281 1.811
41.65 + +
�= � �
0.00281 �
1 + 41.65 +
� �
Dengan:
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan saluran
n = koefisien kekasaran Kutter
b. Bazin
157.6
�= �
1+
�
Dengan:
R = jari-jari hidrolik
m = koefisien kekasaran Bazin
c. Powell
� �
� =− 42��� +
4� �
Dengan:
R = jari-jari hidrolik
� = koefisien kekasaran
60
2. Manning
1 2/3 0.5
�= � �
�
Dengan:
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan saluran
n = koefisien kekasaran Manning
3. Strickler
1 2/3 0.5
�= � S
�
Dengan:
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan saluran
k = koefisien kekasaran strickler
61
1
V = � �2/3 �0.5
�� 2
S = �2/3
ℎ�
S = �
hf =SxL
�� 2
hf = �2/3
�
Bentuk penampang saluran pada muka tanah umumnya ada beberapa macam antara
lain; bentuk trapesium, empat persegi panjang, segitiga, setengah lingkaran. Beberapa
bentuk saluran dan fungsinya dijelaskan pada tabel berikut ini;
7. Factor penampang (Z) untuk aliran seragam adalah hasil perkalian antara luas
basah dan jari-jari hidrolik pangkat 2 3 atau � = ��2/3 .
Penyelesaian :
Menghitung kecepatan aliran
A = (b + zy) y = (10 + 1,5(3)) 3 = 43,5 m2
P = b + 2y (1+z)0,5 = 10 + 2(3) (1+1,52)0,5 = 20,817 m
R = A/P = 43,5/20,817 = 2,09 m
64
1 2 1
V = �� 3� 2
1 2 1
= 0.012 (2.09) 3 (0.0003) 2
= 2,36 m/dt
Menghitung debit aliran
Q =AV
= (43,5) (2,36) = 102,66 m3/dt
2. Data seperti soal no.1 di atas, tapi debit yang mengalir hanya sebesar Q = 50 m3/dt
dengan kedalaman aliran y = 3 m. Hitung : Kemiringan saluran S0 ?
Penyelesaian :
A = 43,5 m2
P = 20,817 m
R = 2,09 m
(��)2
S0 = �2�4/3
(0.012×50)2
= (43.5)2(2.09)4/3
= 0.00007
3. Saluran segi empat dengan lebar 5,0 m dan kedalaman aliran 1,5 m mempunyai
kemiringan dasar 0,0005. Hitung debit aliran apabila koefisien Chezy adalah 40.
Penyelesaian :
Lebar dasar saluran : B = 5,0 m
Kedalaman aliran : h = 1,5 m
Kemiringan dasar saluran : S = 0,0005
Koefisien Chezy : C = 40
Luas tampang aliran : A = Bh = 5,0 x 1,5 = 7,5 m2
Keliling basah : P = B + 2h = 5,0 + 2×1,5 = 8,0 m
Jari-jari hidraulis : R = A/P = 7,5/8 = 0,9375 m
Kecepatan aliran : V = C √R S = 40 √0,9375 x 0,0005 = 0,866 m/dt
Debit aliran : Q = A V = 7,5 x 0,866 = 6,495 m3/dt
65
4. Saluran trapesium dengan lebar dasar 5,0 m dan kemiringan tebing 1 : 1. hitung
debit aliran apabila kedalaman aliran ada;ah 1,0 m. Koefisien Manning n = 0,025
dan kemiringan dasar saluran 0,001.
Penyelesaian :
Luas tampang aliran :
A = [B+(B+2mh)]0,5h
= (B+mh)h
= (5+1×1)1 = 6 m2
Keliling basah :
P = B + 2h
= 5,0 + 2×1
= 7,8284 m
Jari-jari hidraulis :
R = 0,7664 m
Debit aliran :
Q = AV
1 2 1
= A �� 3� 2
= 6.356 m3/dt
5. Saluran segi empat mengalirkan debit 20 m3/d dengan kecepatan 2 m/d. Tentukan
dimensi ekonomis saluran. Apabila koefisien Manning n = 0,022, berapakah
kemiringan dasar saluran.
Penyelesaian :
Debit aliran : Q = 20 m3/dt
Kecepatan aliran : V = 2 m/dt
Koefisien Manning : n = 0,022
Luas tampang aliran :
A = Q/V=10 m2
B = 2h
A = Bh → 10 = Bh
1 2 1
2 = 0.022 (1.117) 3� 2
I = 0,00167
Perubahan muka air tersebut dapat dihitung dengan beberapa metode, antara lain
metode tahapan langsung (direct step method).
Secara umum metode tahapan langsung dinyatakan dengan membagi saluran
(bagian saluran/sungai yang terjadi aliran berubah lambat-laun) menjadi bagian-bagian
saluran yang pendek, lalu menghitung secara bertahap dari satu ujung ke ujung yang lain.
Metode tahapan langsung merupakan metode yang sederhana yang dapat dipakai
untuk saluran prismatis.
Samakan tinggi tekanan total di kedua ujung penampang 1 dan 2, maka dapat
ditulis sebagai berikut :
�21 �22
�0 ∆� + �1 + �1 = �2 + �2 + �� ∆�
2� 2�
�2−�1 ∆�
Cari x ∆� = �0 −��
=
�0−��
dimana :
y = kedalaman aliran,
V = kecepatan rata-rata,
= koefisien energi,
So = kemiringan dasar,
Sf = kemiringan garis energi.
Nilai rata-rata Sf diberi notasi �� .
(��1 + ��2 )
�� =
2
Penyelesaian :
Sungai berpenampang Epp yang sangat lebar, sehingga R y
Debit persatuan lebar
1
q = � �2/3 �0.5
1 5/3 1/2 1
q = �� �0 = (3)5/3(0.0005)1/2
� 0.035
1
= 0.035 (3)5/3 = 3,987 m3/det/m.
Kedalaman kritis
1/3 1/3
�2 3.9872
�� = = = 1.175 �
� 9.81
Kedalaman aliran di sisi depan bendung (titik kontrol) y = 3,00 + 1,50 = 4,50 m.
Kemiringan kritis :
1 5/3 1/2 1 1/2
�= �� �� → 3.987 = 1.1755/3 �� → �� = 0.011375
� 0.035
1 5 / 3 1/ 2 1
q yc S c 3,987 1,1755 / 3 S c 1/ 2 S c 0,011375
n 0,035
Karena :
y > yn > yc 4.5 > 3 >1.175
0 > S0 > Sc 0 < 0.0005 < 0.0113755
Maka tipe profil muka air adala M1
Perhitungan selanjutnya dilakukan secara tabel, menggunakan metode langkah
langsung (direct step method) dengan 4 kali langkah untuk menentukan panjang profil
muka air balik.
Tabel 4. 5 Perhitungan Panjang Profil Muka Air Dengan Metoda Direct Step Method
73
C = koefisien pengaliran
L = lebar mercu bendung (m)
He adalah tinggi energi total pada pelimpah, termasuk tinggi kecepatan.
Berdasarkan banyak penelitian tinggi kecepatan dapat diabaikan apabila tingii pelimpah (h)
melebihi 1.33 Hd, dengan Hd adalah tinggi tekan rencana tanpa tinggi kecepatan.
� 25.3
Bilangan Froude : ��1 = ��
=
9.81×0.115
= 23.82 > 1 aliran super kritis
�1 0.115
�2 = −1 + 1 + 8��21 = −1 + 1 + 8 × 23.822 = 3.82 �
2 2
Kehilangan energi:
�2 2.912
EL = E1 – E2 = 32.9 – �2 + 2�2 = 32.9 − 3.82 + 2×9.81×3.822 = 29.05 �
77
teratur yang besar. Seringkali menjalar hingga jarak yang jauh, dan
menyebabkan kerusakan pada dasar dan pinggir tanggul saluran. Loncatan
ini disebut loncatan berosilasi. Cara mengatasinya adalah mengusahakan
agar kolam olak untuk bilangan Froude ini mampu menimbulkan olakan
(turbulensi) yang tinggi dengan blok halangnya atau menambah intensitas
pusaran dengan pemasangan blok depan kolam. Blok ini harus berukuran
besar (USBR tipe IV). Tetapi pada prakteknya akan lebih baik untuk tidak
merencanakan kolam olak jika 2,5 < Fr < 4,5. Sebaiknya geometrinya
diubah untuk memperbesar atau memperkecil bilangan Froude dan
memakai kolam dari kategori lain.
4. F1 = 4.5 sampai 9, ujung permukaan hilir akan menggulung. Gerakan air
dan letak loncatan tidak begitu dipengaruhi oleh kedalaman air di bawah.
Peredaman energinya hingga 75%. Loncatan ini dinamakan loncatan tunak.
Peredaman energinya paling efektif menggunakan kolam olah USBR tipe
III.
5. F1 > 9, kecepatan semburan sangat tinggi akan memisahkan hempasan
gelombang dari permukaan loncatan, jika permukaan kasar akan
menimbulkan gelombang. Peredaman energinya hingga 80%. Loncatan ini
dinamakan loncatan kuat.
Penyelesaian :
q = 7,75 m3/detik/m. dan ya = 0,5 m.
Va = q/ya = 7,75 / 0,5 = 15,5 m/detik
�� 15.5
��� = = =7
��� 9.81 × 0.5
�� 1
= 2 −1 + 1 + (8 × 72)
0.5
yb = 4.71 m
Penyelesaian :
Fra = 8,5 dan EL = 5 m.
�� 1
= 2 −1 + 1 + 8�2� = 1 2 −1 + 1 + 8 × 8.52 = 11.53
��
�� 3
−1
�� ��
= ��
�� 4
��
5 11.53 − 1 3
= = 25.32
�� 4 × 11.53
5
�� = = 2.277 �
25.32
Penyelesaian:
Debit persatuan lebar spillway
� = 2 3 �� 2��1.5
�
= 2 3 × 1.301 2� × (2.5)1.5
= 15.19 m3/dt/m
Kedalaman di awal loncatan dengan head loss akibat mercu diabaikan, maka
persamaan energi di penampang (1) dan penampang (a) adalah sebagai berikut :
�2�
� + �� = �� +
2�
�2
� + �� = �� +
2� �2�
15.192
42.5 = �� +
2 × 9.81 × �2�
Berdasarkan coba-coba didapatkan ya = 0.529 m
Kedalaman di akhir loncatan :
� 15.19
�� = = = 28.715 �/��
�� 0.529
�� 28.715
��� = = = 12.605
� �� 9.81 × 0.529
�� 1
= 2 −1 + 1 + 8�2� = 1 2 −1 + 1 + (8 × 12.6052 = 17.333
��
��
= 1 2 −1 + 1 + (8 × 12.6052 ) = 17.333
0.529
�� = 0.529 × 17.333 = 9.169 �
84