Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN

DEMONSTRASI HUKUM BERNOULLI


( BERNOULLI’S THEOREM)

A. Maksud dan Tujuan


Maksud percobaan ini adalah mengetahui penerapan Hukum Bernoulli pada
pengaliran air dalam pipa. Tujuannya untuk mengetahui keseesuaian (validitas)
persamaan Bernoulli jika diterapkan pada aliran tunak (steady) pada pipa yang luas
penampangnya berubah.

B. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Hydraulics Bench (F1-10) yang memungkinkan kita mengukur debit aliran,
2. Bernoulli’s Apparatus test equipment,
3. stopwatch, untuk mencatat waktu pengukuran debit.
Gambar alat dan beberapa keterangan ditunjukan pada gambar berikut.

1
Sekrup pelepas udara

Tabung manometer

Sambungan
Katup debit

Pipa uji
Pipa inlet

Probe hypodermic

Kaki pengatur

Gambar 1. Bernoulli demonstration apparatus

76,08 65,46

15,8

7,4

3,5

F
A B C D E
Ukuran dalam mm
61,08 10 40,46

Gambar 2. Detail pipa uji

Keterangan dan dimensi untuk pipa uji

Posisi lubang Manometer Diameter (mm)


A h1 25,0
B h2 13,9
C h3 11,8
D h4 10,7
E h5 10,0
F h6 28,0

2
C. Teori

1. Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli menunjukkan konservasi energi mekanik untuk aliran tunak,
tidak termampatkan (steady incompressible), aliran tanpa gesekan dinding :
p1 v2 p v2
 1  z1  2  2  z 2 (01)
g 2g g 2g

dengan :
p = tekanan hidrostatik,
v = kecepatan aliran,
z = elevasi dasar
jika tabung venturi berada pada posisi datar, maka
z1 = z2
sehingga Persamaan Bernoulli dapat ditulis menjadi
p1 v2 p2 v2
 1   2 (02)
g 2g g 2g

Manometer mengukur tinggi tekanan hidrostatik, h yang mempunyai hubungan


dengan p sebagai berikut :
p
h (03)
g

sehingga Persamaan Bernoulli menjadi


v12 v2
h1   h2  2 (04)
2g 2g

2. Tinggi Tekanan Total


Tinggi tekanan total, h0 dapat diukur dengan menggunakan probe dengan ujung
lobangnya menghadap arah aliran sehingga aliran pada ujung probe tersebut
berhenti tanpa mengganggu aliran di sekeliling probe.
v2
h0  h  (05)
2g

Dari Persamaan Bernoulli hal tersebut menunjukkan


h10  h20 (06)

3. Pengukuran Kecepatan
3
Kecepatan aliran dapat diukur dengan mengukur volume aliran, V selama periode
vaktu tertentu, t.
Debit aliran dihitung dengan rumusan
V
Q  (07)
t
Jika pipa mempunyai luas penampang A, maka kecepatan aliran dapat dihitung
dengan rumus :
Q
v  (08)
A

4. Persamaan Kontinuitas
Untuk fluida tidak termampatkan, volume yang mengalir di setiap penampang
besarnya sama.
A1 v1  A2 v2 ... dst (09)

D. Pelaksanaan percobaan:
1. Peralatan diletakkan di atas hydroulic bench, disetel sehingga terletak mendatar
2. Jika ada udara terperangkap dalam manometer, keluarkan udara tersebut dengan
membuka sekrup pembuang udara.
3. Buka katup debit, aturlah besarnya debit sedemikian rupa sehingga beda tinggi
antara manometer 1 dengan manometer 5 sekitar 5 cm.
4. Untuk mempermudah pembacaan, tinggi manometer dapat diturunkan dengan
cara menaikan tekanan udara dalam pipa manometer dengan menggunakan
pompa tangan .
5. Catat pembacaan tinggi air pada setiap manometer.
6. Ukur tinggi tekanan pada hypodermic (manometer 7) dengan menggeser probe
untuk 5 penampang (penampang 2 sampai 6), guna menghitung kecepatan
teoritis
7. Hitung debit air aktual dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menda-
patkan volume tertentu. Pengukuran dilakukan tiga kali.
8. kecilkan katup debit sedemikian rupa sehingga tinggi manometer 1 turun sekitar
0,5 cm dari kondisi semula. Ulangi langkah 5, 6 dan 7.
9. Ulangi langkah 8 sehingga didapatkan tiga debit aliran yang berbeda.

E. Pertanyaan :

4
1. Bandingkan dalam satu grafik antara h0 dengan pembacaan h7. berikan komentar
Anda.
2. Bandingkan penghitungan kecepatan yang dilakukan (Persamaan. 05, dengan
menganggap h0 sama dengan h7) dengan hasil pengukuran (Pers. 08) untuk
lubang A, B, C, D, E dan F. Berikan komentar Anda.
3. Berikan komentar anda tentang validitas hukum Bernoulli pada aliran pipa
konvergen (semakin lama semakin kecil).

5
Tabel Data Hasil Pengukuran
Volume air Debit Mano-  pipa A pipa Tinggi mano. Kec. Aliran v2 Energi total h7
Waktu (dt) (m)
(lt) (m3/dt) meter (mm) (m2) h (m) (m/dt) 2g h0 (m) (m)
h1 25,0
1 …… ……
h2 13,9
h3 11,8
2 …… …… h4 10,7
h5 10,0

3 …… …… h6 25.0
h1 25,0
1 …… ……
h2 13,9
h3 11,8
2 …… …… h4 10,7
h5 10,0

3 …… …… h6 25.0
h1 25,0
1 …… ……
h2 13,9
h3 11,8
2 …… …… h4 10,7
h5 10,0

3 …… …… h6 25.0

Anda mungkin juga menyukai