, penyelesaiannya butuh percobaan-perco baan atau pengamatan, misalnya masalah tentang sungai, pelabuhan, bendung dll (tidak cukup hanya dengan studi analisis atau model matematis). Pengamatan langsung dilapangan sudah tentu membu tuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama. Untuk menghindari kendala tersebut pengamatan dapat dilakukan dilaboratorium dengan membuat bentuk mi niature dari permasalahan tersebut, bentuknya serupa tapi ukurannya yang kecil (lebih dikenal dengan istilah studi model). Dengan model ini dapat dipredikasi : 1. Kelakuan dan kerja dari suatu bangunan atau mesin yang akan dibuat. 2. Kekurangannya dapat segera diketahui dan dapat segera dihindari, pada prototype yang akan dibuat. 3. Dapat dipelajari beberapa alternatip perenca naan sehingga dapat dipilih yang paling optimal. Contohnya : 1. Test model pesawat terbang, dilakukan didalam terowongan angin 2. Percobaan model pompa dan turbin. 3. Model banguna air, sungai, pelabuhan, pantai dll. Analisa Dimensi: Didalam pengukuran dikenal tiga besaran dasar yaitu : Massa ( M ) Panjang ( L ) Waktu ( T )
1
Besaran-besaran lainnya seperti kecepatan, tekanan, gaya dll, harus dapat dinyatakan dengan menggunakan harga besaran dasar tersebut. Kecepatan :
V= m Jarak L = = L T 1 Waktu T dt
Percepatan (a) :
a= Jarak
( Waktu)
L T
2
= L T 2 (
m dt 2
= M L T 2
Kg . m dt 2
Luas (A) : A = Panjang x Lebar = Volume (V) : V = Panjang x Lebar x Tinggi = Tekanan (P) : P =
F ML M = 2 2 = A T L L T2 Kg m . dt 2
L . L =L2 m 2
L3
m3
Debit (Q) :
Q= Volume L3 m3 = ( ) Waktu T dt
Kekentalan Dinamis ( ) :
= M Kg ( ) LT m . dt
Kekentalan Kinematis ( ) :
2
L2 m2 ( ) T dt
Kerapatan Massa ( ) :
= M L
3
Kg m3
Tegangan Permukaan ( ) :
= M T
2
Kg dt 2
Sifat Sebangun/Kesetaraan : Hubungan antara model dan prototype dipengaruhi oleh sifat sebangun hidrolis dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu : 1. Sebangun Geometrik 2. Sebangun Kinematis 3. Sebangun Dinamis. 1. Sebangun Geometrik : Sebuah model dan prototype adalah serupa secara geometric jika dan hanya jika semua ukuran benda dalam ketiga koordinatnya mempunyai ratio atau nisbah skala linier yang sama ( semua skala panjang harus sama ). Perbandingan antara Prototipe dan Model disebut Skala Geometrik Model ( nL )
nL = Ukuran Panjang di Pr ototype Ukuran Panjang di Model
nL =
Lp Lm
nA =
Ap Am
Lp 2 Lm
2
= nL 2
Skala Volume :
nV =
Volp Volm
Lp 3 Lm
3
= nL 3
2. Sebangun Kinematis : Sebangun geometric Perbandingan Kecepatan dan Percepatan antara Model dan Prototipe ditempat-tempat yang bersesuaian untuk seluruh pengaliran adalah sama.
(V1 )p (V1 )m = (V2 )p (V2 )m = nV
dan :
nT = Tp Tm
(a1 )p (a1 )m
(a 2 )p (a 2 )m
= na
* Skala waktu
* Skala Kecepatan ( n V ) :
Lp nV = Vp Vm = Tp L p Tm n L = . = Lm L m Tp nT Tm
nV =
nL nT
* Skala Percepatan ( n a ) :
Lp na = ap am = Lm Tp 2 Tm 2 L p Tm 2 n = . 2 = L2 L m Tp nT
na =
nL nT2
;
* Skala Debit ( n Q )
nQ = Qp Qm
nL 3 nT
Lp 3 = Lm 3
Tp Tm
L p 3 Tm nL3 = . = nT L m 3 Tp
nQ =
Semua besaran diatas tergantung waktu. Perbandingan ini disebut Skala Waktu. 3. Sebangun Dinamis : Sebangun Kinematik Perbandingan Gaya-2 antara model dan prototipe di tempat-tempat yang bersesuaian mempunyai ratio / nisbah yang konstan. Nisbah ini disebut Skala Gaya.
nF = ( Fi )p ( Fi )m = ( Fg )p ( Fg )m = ( Fv ) p ( Fv ) m = ( Fp ) p ( Fp ) m
( Fc )p ( Fc )m
( FE )p ( FE )m
( F )p ( F )m
( Fb )p ( Fb )m
Dimana : Fi = Gaya Inersia Fg = Gaya Gravitasi Fv =Gaya Viskous Fp =Gaya Tekan Fc = Gaya Centrifugal Fe = Gaya Elastis F = Gaya Teg Permukaan Fb = Gaya Bouyansi
Namun demikian pada problem rekayasa secara umum tidak semua gaya-gaya ini diperhitungkan, hal ini karena : Tidak semua gaya-gaya tersebut bekerja pada system yang ditinjau. Ada gaya-gaya yang besarnya dapat diabaikan Ada gaya-gaya yang sering berlawanan sehingga pengaruhnya saling meniadakan Gaya-Gaya utama yang bekerja pada elemen fluida : No Gaya 1 Inersia 2 Gravitasi 3 4 Viskous Tekan Rumus Massa x a Massa x g Teg.Geser x Luas Tekanan x Persamaan
Fi = L2 V 2
Fg =L3 g
Keterangan
M =L3
a= L
Fv = L V
Fp =p L2
T2
5 5
F = L
FE = E L2
Persyaratan Kesetaraan Dinamis : 1. Bila gaya gravitasi yang dominan : (Fr )p = (Fr )m 2. Bila gaya viscous yang dominan : (Re)p = (Re)m 3. Koefisien Gaya, konstan : (Cf )p = (Cf )m 1. Bila gaya gravitasi yang dominan. Ratio antara gaya Inersia dan gaya Gravitasi pada model dan prototype, konstan, dimana hubungan gaya Inersia dan gaya gravitasi dinyatakan dengan bilangan Froude.
( Fr )p = ( Fr )m
Fi Fg = Fi Fg p m
2 2 L2 V 2 = L V 3 3 L g p L g m
Vp 2 Lp gp
Vm 2 Lm gm
Vp Lp gp
Vm Frp = Frm Lm gm
Vp Vm
L p 0,5 g p 0,5 L m 0 , 5 g m 0 ,5
dim ana
gp gm
=1
n V = n L 0,5
a. b.
n V = n L 0,5
nT =
nL nL = = n L 0 ,5 0 , 5 nV nL
n V n L 0, 5 = =1 n T n L 0, 5
c. d. e.
na =
n Q = n A n V = n L 2,5
nF = nM . na
M =. L3
= n . nL 3 . 1 = n . nL 3
R 2 / 3 . I1 / 2 V
f.
Koef. Manning
nn = n R 2 / 3 . n I1 / 2 nV
A L2 = =L P L
n =
R=
I=
Y L = =1 L L
n R 2 / 3 . n I1 / 2 n L 2 / 3 . 1 nn = = = n L1 / 6 0 , 5 nV nL
g.
Re =
V.Y
(Y = kedalaman aliran)
n Re =
nL nV n 1, 5 = L n n
V gY
h.
Fr =
n Fr =
nV n g 0 ,5 n L 0 , 5
n L 0 ,5 1 n L 0,5
=1
i.
V =C
Y h I = C h1 / 2 L
1/ 2
n V = nC nL
0, 5
nL n L
0,5
nC =
nV n L 0,5
n L 0, 5 n L 0, 5
= 1
2. Bila Gaya Viskous yang Dominan : Ratio antara gaya Inersia dan gaya Viskous pada model dan prototipe adalah konstan. Hubungan antara gaya inersia dan gaya viscous dinyatakan dengan bilangan Reynold (Re).
Fi Fi F = v p Fv m
2 2 L2 V 2 = L V L V L V p m
L V L V = dim ana = p m
Vp Vm
L m p n nV = Lp m nL
a. b.
n V = n . nL 1
2
: nQ = n A n V = n L :
n = n nL nL
c.
nL nL nL 2 nT = = = nV n n nL
n nL
d. e.
na =
nV n2 = = nT nL 2 nL 3 n
:
3
nF = nM . na
n 2 nL
= n . n 2 = n . n
f.
n R 2 / 3 . n I1 / 2 n L 2 / 3 . 1 nn = = nL5 / 3 = n nV n nL
g.
n Re =
nL nV n n = L . = 1 n n nL
h.
i.
)m
dimana
CF =
F F = Fi V 2 L2
F F V 2 L2 p = V 2 L2 m
Fp Fm
p Vp 2 Lp 2 m Vm
Fp Fm
2
Lm
= n n V 2 n L 2
nF =
= n n V 2 n L 2
n 2 2 n F = n . n . n L = n . n = n . n L
Bila fluida yang digunakan pada model dan prototype adalah sama, maka n = n = 1 Semua yang telah diuraikan diatas adalah termasuk pada Skala Model Tak Terdistorsi dimana Skala Vertikal sama dengan skala horizontal. Tabel Skala :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skala .. Skala Panjang Skala Luas Skala Volume Skala Kecepatan Skala Percepatan Skala Waktu Skala Debit Skala Gaya Skala Koef Manning Skala Bil. Froute Skala Bil. Raynold Skala Bil. Chezy Penyekalaan Simbol Froude, (gravitasi yg dominan)
nL nA
n vol
nL
nL2
nL3
nL2
nL3 n nL
nV na
nT
nQ
n
F
n L 0,5
1
n L 0,5
nL3
nL 2 n n . nL
n . n
n 2
n L 2,5
n . nL 3
nn
n Fr
n L1 / 6
1
n L 1,5 n
nL5 / 3 n n
n L 1,5
n Re
nC
1
n L 1,5 n
10
Studi Model Hidrolika. Studi model banyak digunakan untuk mendukung perencanaan bangunan air. Ada dua tipe model yaitu : Model Matematik, dapat digunakan apabila permasa lahan yang ada dapat dirumuskan secara matematis yang kemudian diselesaikan secara numeris dengan menggunakan bantuan computer. Model Fisik, digunakan apabila fenomena fisik dapat direproduksi dengan kesamaan yang cukup dengan memperkecil dimensi bangunan yang sesungguhnya. Kedua tipe model tersebut digunakan untuk tipe permasalah an yang berbeda, meskipun sering untuk satu permasalahan kedua model tersebut dapat digunakan, dalam hal ini diper lukan pemilihan tipe model yang akan digunakan. Model Fisik. Model fisik dapat diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu : Model Tak Distorsi : Model Terdistorsi Pada model tak distorsi bentuk geometric antara model dan prototip adalah sama tetapi berbeda ukuran, dgn suatu perbandingan ukuran atau skala tertentu. Model ini relatip mudah dan hasil-hasil yang diperoleh dari model tersebut dapat dengan mudah ditransfer pada prototip. Pada model Terdistorsi bentuk geometric antara model dan prototip tdk sama. Model ini banyak dilakukan apabila prototip mempunyai dimensi horizontal jauh lebih besar dari dimensi vertical, seperti sungai, pelabuhan dan lain sebagainya.. Dalam hal ini apabila skala horizontal dan vertical adalah sama, maka kedalaman air pada model bisa sangat kecil sehingga sulit untuk melakukan pengukuran disamping juga
11
sifat aliran bisa menjadi tidak sama misalnya aliran di prototip adalah turbulen sedang di model adalah laminar. Untuk menghindari hal ini maka skala horizontal dan vertical dibuat tidak sama yaitu skala horizontal dibuat lebih kecil dari skala vertical. Studi model distorsi ini relative lebih sulit dan hasil yang diperoleh pada model tdk mudah untuk ditransfer ke kondisi prototip. Pembuatan model perlu memperhatikan beberapa factor berikut ini : a. Ruamgan yang tersedia untuk membuat model b. Kemampuan fasilitas suplai fluida (air, minyak, udara dll) c. Kemapuan alat ukur d. Cakupan dan jangkauan penyelidikan e. Ketelitian yang dikehendaki f. Ukuran prototip g. Pelaksanaan pembuatan model Model Terdistorsi : Dalam beberapa kasus diperlukan pembuatan model yang tidak setara benar dengan prototipenya khususnya untuk model-model yang sangat luas seperti sungai, estuary, pelabuhan, proses pantai dll.
Skala horizontal :
nh =
Lp Lm
Bp Bm
L = Panjang, B = Lebar
Skala Vertikal
n vt =
Yp Ym
Hp Hm
Skala besaran-besaran lain dapat dilihat pada table dihalaman berikutnya. Skala Model Terdistorsi : a. b. c. d. Skala Panjang & Lebar Skala kedalaman Skala Luas :
n A = n B . n Y = nh . nh n 2 = h r r
Lp Lm Yp Ym Bp Bm
: :
= nh nh r
= n vt =
Skala Volume :
n vol = n P . n B . n Y = nh 3 r
( Fr )p = ( Fr )m
Vp Vm
dim ana
0,5
gp gm
=1
nV = nY
= n vt
0,5
n = h r
e. f.
n nV = h r
0,5
nL nh = = (r . n h ) 0 ,5 0 , 5 nV nh r
g.
Skala Percepatan
na = nV nT nh 1 r = = 0,5 r (r . n h )
0,5
13
h.
Skala Debit :
nh 2 nh nQ = n A n V = . r r
0,5
nh r 1, 5
2,5
i.
Skala Gaya :
n F = n . n Vol . n a
F = M . a = . Vol . a
= n .
nh 3 1 n3 . = n . h r r r2
j.
n =
R 2 / 3 . I1 / 2 V
nR =
n . n vt nA n = h = h nP nh r n nY n 1 = vt = h = nL nh r .nh r
1/ 2
nI =
nn =
n R 2 / 3 . n I1 / 2 nV
nh 1 . r r = 0 ,5 nh r
1/ 2
2/3
n nn = h r
1/ 6
1 . r
n h1 / 6 r2 / 3
k.
Re =
V.Y
nV nY n 1,5 n 3/ 2 = vt = 3 /h n n r 2 . n
l.
Fr =
V gY
1 . n vt 0,5
= 1
(Re)p = (Re)m
14
Y V Y V = dim ana = p m
Vp Vm
n n .r Ym p nV = = Yp m nY nh
e. f.
nV =
n . r nh
nL nh nh 2 = = = n .r nV n .r nh
g.
Skala Percepatan
na = nV nT n .r n (n . r ) 2 h = = nh 2 nh 3 n .r
h.
Skala Debit :
nQ = n A n V nh 2 = r n .r . n = n . nh h
F = M . a = . Vol . a
i.
Skala Gaya :
n F = n . n Vol . n a
= n .
n h 3 (n . r ) 2 . = n . n . r = n .r r nh 3
n = R 2 / 3 . I1 / 2 V
j.
nR =
n . n vt nA n = h = h nP nh r n nY n 1 = vt = h = nL nh r .nh r
nI =
15
n R 2 / 3 . n I1 / 2 nn = nV
nh 1 . r r = n .r n h
1/ 2
2/3
1/ 2
n nn = h r
2/3
1 . r
nh nh5 / 3 . = r . n n . r 13 / 6
k.
Re =
V.Y
n .r nh . nh r = = 1 n
l.
Fr =
V gY
n Fr =
0,5
r = n . n h
1,5
Penyekalaan Reynold
nh = Lp Lm = Bp Bm
16
2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13
Skala Tinggi dan skala Kedalaman Skala Luas Pnampang Skala Volume Skala Kecepatan Skala Debir Skala Waktu Skala gaya Skala Percepatan Skala Koef. Manning Skala Bil Reynold Skala Bil Froude
n vt = nA
nh r
n vt = nA
nh r
nh 2 = r nh 3 r
0,5
nh 2 = r nh 3 r
n Vol =
n Vol =
nV =
n nV = h r
n .r nh
nQ =
n h 2,5 r
1,5
nQ = n . nh
n T = (r . n h ) 0 , 5
nT =
nh 2 r .n
nF =
na =
n .nh 3 r
1 r
2
nF = n . r
na = nn =
(r . n ) 2 nh 3 nh 5 / 3 n . r 13 / 6
nn =
n h1 / 6 r2 / 3
nh 3 / 2 r3 / 2 . n
n Re =
n Re = 1
n Fr = 1
r n Fr = n . n h
1, 5
Skala Geometrik Skala Luas Skala Volume Skala Kecepatan Skala Debit Skala Waktu Skala Koef Chezy
: n L = 50 : n A = n L 2 = 502 = 2500 : n V = n L 3 = 503 = 125.000 : n V = n L 0,5 = 500,5 = 7,07 : nT = nL0,5 = 500,5 = 7,07 : nC = n L0 = 1
17
: nn = n L1 / 6 = 501 / 6 = 1,92
2. Sebuah bangunan pelimpah dibangun dengan skala model 1/36, bila kecepatan dimodel Vm = 0,381 m/dt dan debit Qm = 70,75 10-3 m3/dt, hitunglah kecepatan dan debit di prototype. Jawab :
Lp Lm 1 = = n L = 36 Lp 36 Lm
Diketahui :
Kecepatan di prototipe :
n V = n L 0,5 = 36 0,5 = 6
Vp 0,381 = 6 Vp = 2,29 m dt
Debit di prototipe :
n Q = n L 2,5 = 36 2,5 = 7776
Qp 0,07075 = 7776 Q p = 550,152 m3 dt
3. Bila gaya Elastis yang dominant, turunkan rumus Jawab : Skala Kecepatan :
Fi Fi F = F E p E m
L2 V 2 E L2
2 2 = L V E L2 p
n V dan n T
p Vp 2 Ep
m Vm 2 Em
Vp 2 Vm 2
nV =
m Ep p Em
nE n
18
Skala Waktu :
nT =
nL nL = = nL nV nE n
n nE
4. Bila gaya Tegangan Permukaan yang dominant, turunkan tumus Jawab : Skala Kecepatan :
Fi F = i F p F m
L2 V 2 L
2 2 = L V L p
n V dan n T
p L p Vp 2 L V 2 = m m m p m
p Lm = m p m Lp Vm 2
Vp 2
nV =
n n nL
Skala Waktu :
nT = nL = nV nL n n nL
nL3
= nL
n n
nL
nT =
n n
5. Suatu model pelimpah bendung akan diuji dengan penyekalaan Froude, dengan membuat model berskala 1/30. a. Jika Prototipe mempunyai tinggi pelimpah 15 mt dan tinggi peluapan 1,5 mt, berapa tinggi pelimpah dan tinggi peluapan di model ? b. Aliran dimodel itu mempunyai kecepatan rerata 0,66 m/dt dan debit sebesar 0,012 m3/dt, hitung kecepatan dan debit di prototype. c. Kalau gaya yang terukur pada pada bagian tertentu dari model itu 1,5 N, berapakah gaya yang bersangkutan pada prototype ? zat cair yang dipakai pada model dan prototype adalah sama. Jawab : Dik :
Lm 1 = Lp 30 nL = Lp Lm = 30
a. Tinggi pelimpah :
15 15 = 30 Lm = = 0,50 mt = 50 cm Lm 30
19
Tinggi peluapan :
1,5 1,5 = 30 Lm = = 0,05 mt = 5 cm Lm 30
b. Kecepatan di prototipe :
n V = n L 0,5 = 30 0,5 = 5,4772
Vp 0,66 = 5,4772 Vp = 3,615 m dt
Debit di prototipe :
n Q = n L 2,5 = 30 2,5 = 4929,50
Qp 0,012 = 4929,5 Q p = 59,154 m3 dt
c. Gaya di prototipe :
n F = n n L 3 = 1 . 30 3 = 27000
Fp 1,5 = 27000 Fp = 40.500 N
6. Untuk mengetahui gaya tarik kapal yang panjangnya 39,04 mt dilaut ( =1025 kg/m3) dibuatlah sebuah model yang panjangnya 2,44 mt yang diuji di air tawar ( = 1000 kg/m3) dengan kecepatan 1,98 mt/dt dengan gaya tarik sebesar 43 N. Hitung kecepatan dan gaya tarik di prototype. Jawab : Diketahui :
Lp = 39,04 mt ; Lm = 2,44 mt nL = 39,04 = 16 2,44
n V = n L 0,5 = 160,5 = 4
Vp 1,98
=4
Vp = 7,92 m
dt
n F = n n L 3 =
Fp 43
= 4198,4
Fp = 180.531 N = 180,531 KN
7. Sebuah bangunan pelimpah yang tingginya 11,40 mt dengan tinggi peluapan 1,52 mt, dibuat dilaboratorium dengan skala model 1/25, dengan lebar sungai 61 cm. a. Hitung tinggi pelimpah dan tinggi peluapan di prototype b. Bila debit di model 0,02 m3/dt, berapa debit di prototype dan debit per satuan lebar sungai.
20
c. Jika tinggi loncatan air di model = 26 mm, hitung tinggi loncatan air di prototype. d. Jika daya yang dihasilkan oleh loncatan air dimodel (Pm) = 112W, hitunglah daya di prototype. Jawab : Diketahui :
Lp Lm 1 = nL = = 25 Lp 25 Lm
b. Debit :
n Q = n L 2,5 = 25 2,5 = 3125
Qp 0,02 = 3125 Q p = 62,5 m3 dt
d. Daya =
P =
Energi Waktu
M . A T2 T = L3 L2 T3 = L5 T3
21
8 Kopapoda, sejenis binatang kecil tak bertulang belakang yang hidup diair,akan diteliti berapa besar gaya seretnya (air mempunyai = 0,001 kg/m.dt, dan = 999 kg/m3). Sebuah model dengan skala 100 kali lebih besar dibuat lalu diuji didalam gliserin dimana = 1,5 kg/m dt dan = 1263 kg/m3 pada kecepatan 30 cm/dt. Seretan yang terukur dengan model ini adalah 1,3 N. Jawaban : Diketahui : *
Lp Lm 1 = 100 = = 0,01 Lp Lm 100
* Vm = 30 cm / dt = 0,30 m / dt ; * *
m = 1,5 kg / m dt ; m = 1263 kg / m 3
3 p = 0,001 kg / m dt ; p = 999 kg / m
Vp = 0,025
m cm = 2,5 dt dt
p m
n =
= 5,5533 10 7
7 Fp = 7 ,22 x 10 N
9. a. Bila dalam situasi tertentu dimana gaya gravitasi dan gaya viscous bekerja bersama-sama, buatlah skala modelnya. 6 b. Bila diketahui kekentalan kinematis dimodel ( m ) = 92,9x 10 m2/dt dan di 6 prototipe ( p ) = 743,2 x 10 m2/dt, hitung skala modelnya (Lm/Lp). c. Bila n L = 4, hitung n V dan n Q
22
Jawaban : Bila gaya gravitasi dan gaya viscous bekerja bersama-sama maka skala kecepatan berdasarkan gaya viskous sama dengan skala kecepatan berdasarkan gaya gravitasi
n V (Re) = n V ( Fr )
0,5 ; n = nL nL = n 2 / 3 L
p=
6 743,2 x 10 m2/dt, maka
Bila
m =
2/3
=4
, Skala model =
Lm 1 = Lp 4
n V = n L 0 , 5 = 4 0, 5 = 2
n Q = n L 2,5 = 4 2,5 = 32
743,2 x 10 6
nV =
n 92,9 x 10 6 = nL 4
8 =2 4
n Q = n n L = 8 x 4 = 32
10. Sungai sepanjang 5 km dan lebar 25 mt mempunyai kecepatan aliran rerata 1,5 m/dt dan kedalaman air rerata 2 mt, akan diteliti kondisi alirannya. Mengingat panjang sungai dan luas ruangan labyang ada maka skala geometric dibuat nL = 250. Model dan prototype menggunakan zat cair yang sama dengan kekentalan 6 kinematis = 1 x 10 m2/dt. a. Berapa ukuran sungai di model ? b. Hitung kecepatan aliran di model. c. Selidiki kondisi aliran diprototype dan dimodel Jawaban : a. Panjang sungai di model :
n L = 250 5000 = 250 Lm Lm = 5000 = 20 mt 250
23
Re p =
Vp x Yp p
:
Dimodel
n nV = h r
Vm =
0, 5
1,5 250 = Vm 5
0, 5
= 7,071
Re p =
Vp x Yp p
:
Dimodel
25
26