▪ Yogi (D1011161049)
▪ Alfry Dimaswara (D1011161089)
Metode Fellinius
𝑀𝑑 = 𝑅 𝑊𝑖 𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑖
𝑖=1
𝑖=𝑛
𝑀𝑟 = 𝑅 ( 𝑐 𝑎𝑖 + 𝑁𝑖 𝑡𝑔 𝜑 )
𝑖=1
σ𝑖=𝑛
𝑖=𝑖 ( 𝑐𝑎𝑖+𝑁𝑖 𝑡𝑔 𝜑 )
𝐹= σ𝑖=𝑛
....... (pers. 2)
𝑖=1 𝑊𝑖 𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑖
Bila terdapat air pada lereng, tekanan air pori pada bidang longsor tidak
menambah momen akibat tanah yang akan longsor ( Md ), karena
resultan gaya akibar tekanan air pori lewat titik pusat lingkaran.
Subtitusikan Persamaan 1 ke persamaan 2, Diperoleh :
σ𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑐𝑎𝑖+ 𝑊𝑖 cos 𝜃𝑖 −𝑢𝑖 𝑎𝑖 𝑡𝑔 𝜑
F=
σ𝑖=𝑛
𝑖−1 𝑊𝑖 𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑖
Dengan : F = Faktor aman
c = Kohesi Tanah (kN/m²)
𝜑 = Sudut gesek dalam tanah ( derajat )
ai = panjang lengkung lingkaran pada irisan ke-i (m)
Wi = berat irisan tanah ke-i (kN)
ui = tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m²)
𝜃 = sudut yang didefinisikan dalam
Gambar disamping (derajat)
2817
1727
Cara menghitung gaya berat dan tekanan air pori di dalam tabel adalah sebagai berikut :
Misalnya untuk irisan nomor 6. Lapisan bawah mempunyai tinggi h1 = 7,4 m dan lapisan atas h2 = 5,0 m.
Tekanan air pori = 7,50 x 9,81 = 75 kN
Panjang garis longsor = 5,2 m
Gaya akibat tekanan air pori Ui = 75 x 5,2 = 390 kN
Dengan memperhatikan jari-jari dan sudut yang diapit, panjang garis DE = 5,45 m dan BE = 35,6.
Tahanan terhadap longsoran yang dikerahkan oleh komponen kohesi :
∑ ciai = 25 x 5,45 + 34 x 35,6 = 1347 kN
𝒄′ 𝒂𝒊 𝒕𝒈 𝝋′
▪ T=
𝑭
+ 𝑵𝒊 − 𝒖𝒊 𝒂𝒊
𝑭
Kondisi kesimbangan momen dengan pusat rotasi O antara berat massa tanah yang akan
longsor dengan gaya geser total yang dikerahkan tanah pada dasar bidang longsor, dinyatakan oleh
persamaan (Gambar 11.12):
σ 𝑾𝒊 𝒙𝒊 = σ 𝑻𝒊 𝑹
Dengan xi adalah jarak Wi ke pusat rotasi O. Dari persamaan (11.71) dan (11.73), dapat diperoleh:
𝑅 σ𝑖=𝑛 ′
𝑖=1 𝑐 𝑎𝑖 + 𝑁𝑖 − 𝑢𝑖 𝑎𝑖 𝑡𝑔𝜑′
𝐹=
σ𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑊𝑖 𝑥𝑖
▪ Pada kondisi keseimbangan vertikal, jika X1 = Xi dan Xr = Xi+1 :
𝑁𝑖 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑖 + 𝑇𝑖 sin 𝜃𝑖 = 𝑊𝑖 + 𝑋𝑖 − 𝑋𝑖+1
𝑊𝑖 + 𝑋𝑖 − 𝑋𝑖+1 − 𝑇𝑖 sin 𝜃𝑖
𝑁𝑖 =
cos 𝜃𝑖
Dengan 𝑁𝑖 ′ = 𝑁𝑖 − 𝑢𝑖 𝑎𝑖, Subtitusikan Persamaan (11.72) ke persamaan (11.75), dapat diperoleh
persamaan:
Xi = R sin θi ( 11.78 )
bi = ai cos θi ( 11.79 )
Subtitusikan persamaan (11.78) dan persamaan (11.79) ke persamaan (11.77), diperoleh persamaan faktor aman:
1
σ𝑖=𝑛 ′
𝑖=1 𝑐 𝑏𝑖+ 𝑊𝑖 −𝑢𝑖 𝑏𝑖 𝑡𝑔𝜑′ 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑖 (1+𝑡𝑔𝜃𝑖 𝑡𝑔𝜑′ /𝐹
F= σ𝑖=𝑛
(11.80)
1=𝑛 𝑊𝑖 sin 𝜃𝑖
Dengan : F = faktor aman
1
σ𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑐 ′ 𝑏𝑖+𝑊𝑖 1−𝑟𝑢 𝑡𝑔 𝜑′
𝑡𝑔𝜑′
𝑐𝑜𝑠𝜃𝑖 (1+𝑡𝑔 𝜃𝑖 𝐹 )
F= (11.82)
σ𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑊𝑖 sin 𝜃𝑖
▪ Persamaan faktor aman bishop ini lebih sulit pemakaiannya dibandingkan dengan
metode Fellinius. Karena membutuhkan cara coba-coba ( trial and error ), karena nilai
faktor aman F nampak di kedua sisi persamaannya. Akan tetapi, cara ini telah terbukti
menghasilkan nilai faktor aman yang mendekati hasil hitungan dengan cara lain yang
lebih teliti. Untuk mempermudah hitungan secara manual, dapat digunakan Diagram
untuk menentukan fungsi Mi, dengan :
𝑡𝑔𝜑′
Mi = 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑖 (1 + 𝑡𝑔 𝜃𝑖 )
𝐹
Pada tiap titik pusat lingkaran harus dilakukan hitungan faktor aman untuk menetukan nilai faktor aman
yang terecil dari bidang longsor dengan pusat lingkaran pada titik tersebut, yaitu dengan cara mengubah
jari-jari lingkarannya. Kemudian, gambar garis kontur. Dari konturfaktor aman tersebut dapat ditentukan
letak kira-kira dari pusat lingkaran yang menghasilkan faktor aman terkecil.
Contoh soal
Suatu lereng saluran diperlihatkan dalam Gambar c11.6 . Sifat-sifat tanahnya : ɣsat = 20 kN/mᵌ, ɣ’ = 10
kN/mᵌ, φ’ = 30° dan c’ = 15 kN/m2. Hitunglah faktor aman stabilitas lereng tersebut dengan menggunakan
cara Bishop disederhanakan bila lingkaran longsor sudah ditentukan seperti dalam gambar tersebut.
Penyelesaian :
Ɣw = 20 kN/mᵌ
Karena ada pengaruh air tanah, faktor aman dihitung dengan persamaan :
𝑛=8
1 ′ ′
1
𝐹 = (𝑐 𝑏 + 𝑤1 + 𝑤2 − 𝑏𝑢 𝑡𝑔 𝜑 )
σ𝑛=8
𝑛=1 𝑤1 + 𝑤2 sin𝜃𝑖 𝑀𝑖
𝑛=1
Dengan :
W1 = ɣbh1 = berat tanah di atas muka air di saluran (kN)
W2 = ɣ’bh2 = berat efektif tanah terendam di bawah muka air (kN)
b = lebar irisan arah horisontal (m)
u = hwɣw = tekanan air dihitung dari muka air di saluran (m)
hw = tinggi tekanan air rata-rata dalam irisan yang ditinjau (m)
▪ Hitung faktor aman dilakukan dalam Tabel C11.3.
▪ Setelah hitungan pada kolom (16) di peroleh, dicoba F= 1,80. Diperoleh F1 = 2,20.
▪ Dicoba lagi dengan F= 2,20, diperoleh F2= 2,20. Nilai ini dianggap sudah mendekati F yang dicobakan
sebelumnya.
▪ Jadi, faktor aman dari lereng tersebut, adalah F=2,20.
859,4
F1= 394,5 = 2,20
877,0
F2= 394,5 = 2,22
TERIMAKASIH