Anda di halaman 1dari 13

Yuangga Rizky Illahi Dunia Itu Luas, Janga… search

7th March Tugas Makalah Beton Tulangan geser


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Dalam perencanaannya
untuk memberikan kekuatan yang lebih pada struktur beton, maka terkadang dibutuhkan
tulangan yang menambah kekuatan beton.
Tulangan pada konstruksi beton memiliki banyak fungsi dan jenisnya. Tergantung pada jenis
konstruksi yang ingin dibuat dan kebutuhan. Diameternya pun beragam sesuai dengan
perencanaan dan beban yang akan diberikan pada struktur tersebut. Baja akan membantu
untuk memberi kekuatan pada beton.
Salah satu perencanaan tulangan yang umumnya dilakukan adalah perencanaan tulangan
geser yaitu tulangan yang difungsikan untuk menahan kuat geser nominal. Pada makalah ini
akan dibahas beberapa hal tentang penulangan geser dan sekaligus bagaimana
merencanakannya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa fungsi dari tulangan geser pada struktur beton?
1.2.2. Bagaimana perencanaan tulangan geser berdasarkan LRFD?
1.3. Tujuan
1.3.1. Agar pembaca bisa mengerti fungsi dari tulangan geser pada struktur beton.
1.3.2. Agar pembaca bisa mengerti bagaimana perencanaan tulangan geser berdasarkan
LRFD.
1.4. Manfaat
1.4.1. Menjadikan pembaca tahu apa fungsi dari tulangan geser pada struktur beton.
1.4.2. Menjadikan pembaca tahu bagaimana perencanaan tulangan geser berdasarkan LRFD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Fungsi Tulangan Geser
Geser didefinisikan menjadi sebuah perubahan tertentu dari benda yang disebabkan oleh
Gaya. Pada Geser, gaya yang bekerja sejajar terhadap permukaan benda (dalam hal ini
tangential / berhimpit dengan permukaan benda) . Sedangkan Gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap permukaan benda disebut Gaya Normal.
Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan dengan gaya
lentur/momen, torsi atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui
bahwa keruntuhan akibat gaya geser bersifat brittle/getas atau tidak bersifat daktail/liat,
sehingga keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini karena kekuatan menahan geser
lebih banyak dari kuat tarik dan tekan beton dibandingkan oleh tulangan gesernya. Pada
struktur beton yang menahan momen maka keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat
daktail atau tidak, tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai. Besar gaya geser pada
balok atau kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya tulangan
geser pun bervariasi sepanjang bentang.
Tulangan geser adalah tulangan yang digunakan untuk menahan gaya geser yang mungkin
terjadi padabalok atau kolom walaupun umumnya terjadi pada struktur kolom. Sehingga
tulangan geser merupakan tulangan yang digunakan untuk mencegah terjadinya retak yang
diakibatkan oleh gaya geser.
Gambar 2.1. Retak Geser dan Retak Lentur/Momen
Sumber: http://www.ilmutekniksipil.com/wp-content/uploads/2012/06/TULANGAN-GESER-
PADA-BALOK-2.jpg
Jenis tulangan geser yang umum dikenal adalah sengkang vertical (vertical stirrup) yang
dapat berupa baja tulangan yang berdiameter kecil ataupun jaringan kawat baja las yang
dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial penampang, dan sengkang miring. Sengkang
biasanya terbuat dari tulangan berdiameter kecil, seperti diameter 8, 10, atau 12 mm yang
mengikat tulangan longitudinal. Sengkang miring untuk komponen struktur non pratekan
dapat berupa tulangan longitudinal yang dibengkokkan membentuk sudut 300 atau lebih
terhadap arah tulangan tarik longitudinal.

Gambar 2.2. Tulangan Geser dan Tulangan Lentur


Sumber: http://www.ilmutekniksipil.com/wp-content/uploads/2012/06/TULANGAN-GESER-
PADA-BALOK-3.jpg
Keruntuhan geser pada balok dapat dibagi menjadi empat kategori:
1. Balok tinggi dengan rasio a/d < 1/2
Untuk jenis ini, tegangan geser lebih menentukan dibanding tegangan lentur. Setelah terjadi
keretakan miring, balok cenderung berperilaku sebagai suatu busur dengan beban luar
ditahan oleh tegangan tekan beton dan tegangan tarik ada tulangan memanjang. Begitu
keretakan miring terjadi balok segera berubah menjadi suatu busur yang memiliki kapasitas
yang cukup besar.
2. Balok pendek dengan 1 < a/d < 2,5, kekuatan gesernya melampaui kapasitas keretakan
miring.
Seperti balok tinggi kapasitas, kapasitas geser ultimit juga melampaui kapasitas keretakan
geser. Keruntuhan akan terjadi pada tingkat beban tertentu yang lebih tinggi dari tingkat
beban yang menyebabkan keretakan miring. Setelah terjadi retakan geser-lentur, retakan ini
menjalar ke daerah tekan beton bila beban terus bertambah
3. Balok dengan 2,5 < a/d < 6, kekuatan geser sama dengan besar kapasitas keretakan
miring.
Pada jenis ini lentur muiai bersifat dominan, dan keruntuhan geser sering dimulai dengan
retak lentur murni yang vertical di tengah bentang dan akan semakin miring jika semakin
dekat ke perletakan yang tegangan gesernya semakin besar.

Gambar 2.3. Jenis Keretakan pada Balok


Sumber: https://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/ tulangan-geser.doc
4. Balok panjang dengan rasio a/d>6, kekuatan lentur lebih kecil dibanding kekuatan
gesernya, atau dengan kata lain keruntuhan akan sepenuhnya ditentukan oleh ragam lentur
2.2. Perencanaan Tulangan Geser
Perencanaan tulangan geser dilakukan melalui beberapa tahapan. Untuk lebih jelasnya,
berikut adalah tahapan – tahapan dari perencanaan tulangan geser.
2.2.1. Hitung Kuat Geser Perlu (Vu)
Perencanaan penampang geser harus didasarkan pada:

Dengan Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn adalah kuat
geser nominal yang dihitung dari:
Dengan Vc adalah kuat
geser nominal yang
disumbangkan oleh
beton. Dalam
menentukan kuat geser
harus dipenuhi:
1. Dalam menentukan
kuat geser Vn, pengaruh
dari setiap bukaan pada
komponen struktur harus
diperhitungkan.
2. Dalam penentuan kuat
geser Vc, pengaruh tarik
aksial yang disebabkan
oleh rangkak dan susut
pada komponen struktur
yang dikekang
deformasinya harus
diperhitungkan. Pengaruh tekan lentur murung pada komponen struktur lentur yang tingginya
bervariasi boleh diperhitungkan.
Catatan: gaya geser yang dipakai di daerah sendi plastis adalah gaya geser sejauh d (tinggi
efektif balok) dari muka kolom dan gaya geser di luar sendi plastis dipakai gaya geser pada
2h dari muka kolom
2.2.2. Hitung Besarnya Kuat Geser Nominal dari Beton Berdasarkan Ketentuan yang Ada
Kuat geser yang terjadi pada beton bisa terjadi pada beton ringan, beton untuk komponen
struktur non-prategang, dan beton untuk komponen struktur prategang. Berikut adalah
beberapa penjelasannya berdasarkan SNI Beton tahun 2002.
2.2.2.1. Beton Ringan
Ketentuan mengenai kuat geser dan torsi pada dasarnya hanya berlaku untuk beton normal.
Bila digunakan beton agregat ringan, maka salah satu modifikasi berikut harus dilakukan

terhadap nilai dengan disesuaikan pasal yang ada pada SNI yaitu pasal 13, kecuali
pasal yang dijelaskan tidak perlu pada SNI Beton 2002.
2.2.2.2. Kuat Geser yang Disumbangkan oleh Beton untuk Komponen Struktur Non-
Prategang
Kuat geser Vc harus dihitung menurut ketentuan:
1. Untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur berlaku,

2. Untuk komponen struktur yang dibebani tekan aksial,


Besaran Nu/Ag harus dinyatakan MPa
3. Untuk komponen struktur yang dibebani oleh gaya aksial yang cukup besar, tulangan geser
harus direncanakan untuk memikul gaya geser total yang terjadi, kecuali bila dihitung secara
lebih rinci sesuai dengan ketentuan
2.2.2.3. Kuat Geser yang Disumbangkan Beton pada Komponen Struktur Prategang
1. Bila tidak dihitung secara rinci menurut ketentuan, maka kuat geser beton Vc komponen
struktur dengan gaya prategang efektif tidak kurang dari 40% kuat tarik tulangan lentur dapat
dihitung dari

Tetapi Vc tdak perlu kurang daripada (1/6) bwd dan juga Vc tidak boleh lebih besar

daripada 0,4 bwd ataupun lenbih daripada nilai yang diberikan pada persamaan yang
tertulis pada SNI. Besaran Vud/Mu tidak boleh diambil lebih besar daripada 1, dengan Mu
adalah momen terfaktor yang terjadi secara bersamaan dengan Vu pada penampang yang
ditinjau. Pada persamaan diatas, variable d dalam suku Vud/M u adalah jarak dari serat tekan
terluar ke titik berat tulangan prategang.
2.2.3. Kontrol Besarnya Kuat Geser Nominal dari Tulangan Geser
Tulangan geser dapat terdiri dari:
1. Sengkang yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur
2. Jaring kawat baja las dengan kawat – kawat yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu
aksial komponen struktur
3. Spiral, sengkang ikat bundar atau persegi
Untuk komponen struktur non-prategang, tulangan geser dapat juga terdiri dari:
1. Sengkang yang membuat sudut 450 atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal
2. Tulangan longitudinal dengan bagian yang ditekuk untuk mendapatkan sudut sebesar 300
atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal
3. Kombinasi dari sengkang dan tulangan longitudinal yang ditekuk
4. Spiral
Kuat leleh rencana tulangan geser tidak boleh diambil lebih dari 400 MPa, kecuali bila
digunakan jarring kawat baja las, kuat leleh rencananya tidak boleh lebih daripada 550 MPa.
Sengkang dan batang atau kawat tulangan lain yang digunakan sebagai tulangan geser
harus diteruskan sejauh jarak d dari serat tekan dan harus dijangkarkan pada kedua ujungnya
menurut ketentuan agar mampu mengembangkan kuat leleh rencananya.
Spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur
tidak boleh melebihi d/2 untuk komponen struktur non-prategang dan (3/4)h untuk
komponen struktur prategang, atau 600 mm. untuk sengkang miring dan tulangan
longitudinal yang ditekuk miring harus dipasang dengan spasi sedemikian hingga setiap
garis miring 450 ke arah perletakan yang ditarik dari tengah tinggi komponen struktur d/2 ke
lokasi tulangan tarik longitudinal harus memotong paling sedikit satu garis tulangan geser.

Apabila Vs melebihi , maka spasi maksimum yang diberikan pada kriteria


sebelumnya harus dikurangi setengahnya.
Bila pada komponen struktur lentur beton bertulang (prategan maupun non-prategan) bekerja
gaya geser terfaktur Vu yang lebih besar dari setengah kuat geser yang disumbangkan beton
ФVc, makaharus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali untuk:
1. Pelat dan fondasi telapak
2. Konstruksi pelat rusuk
3. Balok yang tinggi tial yang tidak lebih dari nilai terbesar antara 250 mm, 2,5 kali tebal
sayap, atau 0,5 kali lebar badan.
Biala pengaruh puntir diijinkan untuk diabaikan, maka luas tulangan geser minimum untuk
komponenstruktur prategang (kecuali seperti yang diatur dalam SNI komponen struktur non
prategang harus dihitung dari:

Tapi Av tidak boleh kurang dari , dengan bw dan s dinyatakan dalam millimeter.
Untuk komponen strukutur prategang dengan gaya prategang efektif tidak kurang dari 40%
kuat tarik tulangan lentur, luas tulangan geser minimum tidak boleh kurang dari nilai Av
terkecil yang dihasilkan dari persamaan diatas dan persamaan berikut ini:

Bila gaya geser teraktor Vu lebih besar daripada kuat geser ФV c, maka harus disediakan
tulangan geser untuk memenuhi persamaan, dimana dalam hal ini kuat geser Vs harus
dihitung berdasarkan ketentuan. Bila digunakan tulangan geser yang tegak lurus terhadap
sumbu aksial komponen struktur, maka:
Dengan Av adalah luas tulangan geser yang berada dalam rentang jarak s.
Bila sengkang ikat bundar, sengkang ikat persegi atau spiral digunakan sebagai tulangan
geser, maka Vs harus dihitung demgam persamaan diatas, dimana d harus diambil sebagai
tinggi efektif. Nilai Av harus diambil sebagai dua kali luas batang tulangan pada sengkang
ikat persegi, atau spiral dengan spasi s, dan fyh adalah kuat leleh tulangan sengkang ikat
bundar, sengkang ikat persegi atau spiral.
Bila sebagai tulangan geser digunakan sengkang miring, maka:

Bila tulangan geser terdiri dari satu bindang tunggal atau satu kelompok batang – batang
tulangan sejajar, yang semuanya ditekuk miring pada jarak yang sama dari tumpuan, maka

Tetapi tidak lebih dari


Bila tulangan geser terdiri dari stu rangkaian atau beberapa kelompok batang tulangan
sejajar yang masing – masing ditekuk miring pada jarak yang tidak sama dari tumpuan,
maka kuat geser Vs harus dihitung dengan persamaan untuk sengkang miring. Hanya tiga
per empat bagian tengah dari bagian yang miring pada setiap tulangan longitudinal yang
ditekuk miring yang boleh dianggap efektif sebagai tulangan geser.
Bila untuk menulangi satu bagian yang sama dari suatu komponen struktur digunakan lebih
dari satu jenis tulangan geser, maka kuat geser V s harus dihitung sebagai jumlah dari nilai –
nilai Vs yang dihitung untuk masing – masng tipe tulangan geser yang digunakan.
Catatan:

Kuat geser Vs, tidak boleh diambil lebih dari


2.3. Contoh Soal Penulangan Geser
Soal: Sebuah balok beton dengan dimensi lebar 300 mm dan tinggi 500 mm, dibuat dengan
menggunakan beton mutu f’c=22,5 Mpa dan baja tulangan fy = 300Mpa. Jika balok
digunakan untuk menahan gaya geser sebesar 200 Kn,rencanakan tulngan geser yang
diperlukan.
Jawab:
Vn= Vc + Vs

Vc=

Vc= x

.Vc = 0,75 x 106,7 = 80 kN

Vu > . Vc

200 kN > 80 kN diperlukan tulangan geser

Vs= – Vc
= 267 – 106,7 = 160,3 kN

Nilai Vs harus lebih kecil dari

= x Vs = 160,3 Kn

Dicoba dipakai sengkang 10 mm (As = 0,79

Av= 2 x As = 2 x 0,79 = 1,58 = 158


Dipakai sengkang vertical :

Vn=

160,3=
S = 133 mm

1/3. . = 1/3. . = 213,5 Kn

160,3 213,5 jarak sengkang maksimum adalah d/2 = 450/2 = 225 mm atau 600 mm

Di pasang sengkang 10 mm dengan jarak 125 mm ( 10 – 125 mm)


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa gaya geser yang mungkin terjadi pada struktur dapat menyebabkan
kegagalan struktur seperti akan timbulnya retakan pada bagian – bagian tertentu dari
struktur tersebut. Sehingga untuk meredam gaya geser ini, maka diperlukan tulangan
tambahan yaitu tulangan geser yang bisa meredam dan meredam gaya geser tersebut.
[https://www.blogger.com/blogger .g?blogID=2835425943227855572]
Tulangan geser bisa memiliki berbagai bentuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada serta
disesuaikan dengan desain. Jumlah dari tulangan geser beragam tergantung pada daerah
atau gaya geser yang terjadi pada struktur tersebut. Tulangan geser umumnya disebut
tulangan sengkang digunakan untuk pengikat dari tulangan utama.
3.2. Kritik dan Saran
Makalah ini dibuat untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang bagaimana
pengaruh gaya geser pada struktur dan pengguanaan tulangan geser. Pada makalah ini,
penulis sadar bahwa banyak hal yang kurang dan perlu dibenahi. Maka dari itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang bisa memperbaiki makalah ini
sehingga menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Posted 7th March by Yuangga Rizky
Labels: Tugas

0 View comments

Add a comment as Joshua


Simanjuntak

Anda mungkin juga menyukai