Dengan Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn adalah kuat
geser nominal yang dihitung dari:
Dengan Vc adalah kuat
geser nominal yang
disumbangkan oleh
beton. Dalam
menentukan kuat geser
harus dipenuhi:
1. Dalam menentukan
kuat geser Vn, pengaruh
dari setiap bukaan pada
komponen struktur harus
diperhitungkan.
2. Dalam penentuan kuat
geser Vc, pengaruh tarik
aksial yang disebabkan
oleh rangkak dan susut
pada komponen struktur
yang dikekang
deformasinya harus
diperhitungkan. Pengaruh tekan lentur murung pada komponen struktur lentur yang tingginya
bervariasi boleh diperhitungkan.
Catatan: gaya geser yang dipakai di daerah sendi plastis adalah gaya geser sejauh d (tinggi
efektif balok) dari muka kolom dan gaya geser di luar sendi plastis dipakai gaya geser pada
2h dari muka kolom
2.2.2. Hitung Besarnya Kuat Geser Nominal dari Beton Berdasarkan Ketentuan yang Ada
Kuat geser yang terjadi pada beton bisa terjadi pada beton ringan, beton untuk komponen
struktur non-prategang, dan beton untuk komponen struktur prategang. Berikut adalah
beberapa penjelasannya berdasarkan SNI Beton tahun 2002.
2.2.2.1. Beton Ringan
Ketentuan mengenai kuat geser dan torsi pada dasarnya hanya berlaku untuk beton normal.
Bila digunakan beton agregat ringan, maka salah satu modifikasi berikut harus dilakukan
terhadap nilai dengan disesuaikan pasal yang ada pada SNI yaitu pasal 13, kecuali
pasal yang dijelaskan tidak perlu pada SNI Beton 2002.
2.2.2.2. Kuat Geser yang Disumbangkan oleh Beton untuk Komponen Struktur Non-
Prategang
Kuat geser Vc harus dihitung menurut ketentuan:
1. Untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur berlaku,
Tetapi Vc tdak perlu kurang daripada (1/6) bwd dan juga Vc tidak boleh lebih besar
daripada 0,4 bwd ataupun lenbih daripada nilai yang diberikan pada persamaan yang
tertulis pada SNI. Besaran Vud/Mu tidak boleh diambil lebih besar daripada 1, dengan Mu
adalah momen terfaktor yang terjadi secara bersamaan dengan Vu pada penampang yang
ditinjau. Pada persamaan diatas, variable d dalam suku Vud/M u adalah jarak dari serat tekan
terluar ke titik berat tulangan prategang.
2.2.3. Kontrol Besarnya Kuat Geser Nominal dari Tulangan Geser
Tulangan geser dapat terdiri dari:
1. Sengkang yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur
2. Jaring kawat baja las dengan kawat – kawat yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu
aksial komponen struktur
3. Spiral, sengkang ikat bundar atau persegi
Untuk komponen struktur non-prategang, tulangan geser dapat juga terdiri dari:
1. Sengkang yang membuat sudut 450 atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal
2. Tulangan longitudinal dengan bagian yang ditekuk untuk mendapatkan sudut sebesar 300
atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal
3. Kombinasi dari sengkang dan tulangan longitudinal yang ditekuk
4. Spiral
Kuat leleh rencana tulangan geser tidak boleh diambil lebih dari 400 MPa, kecuali bila
digunakan jarring kawat baja las, kuat leleh rencananya tidak boleh lebih daripada 550 MPa.
Sengkang dan batang atau kawat tulangan lain yang digunakan sebagai tulangan geser
harus diteruskan sejauh jarak d dari serat tekan dan harus dijangkarkan pada kedua ujungnya
menurut ketentuan agar mampu mengembangkan kuat leleh rencananya.
Spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur
tidak boleh melebihi d/2 untuk komponen struktur non-prategang dan (3/4)h untuk
komponen struktur prategang, atau 600 mm. untuk sengkang miring dan tulangan
longitudinal yang ditekuk miring harus dipasang dengan spasi sedemikian hingga setiap
garis miring 450 ke arah perletakan yang ditarik dari tengah tinggi komponen struktur d/2 ke
lokasi tulangan tarik longitudinal harus memotong paling sedikit satu garis tulangan geser.
Tapi Av tidak boleh kurang dari , dengan bw dan s dinyatakan dalam millimeter.
Untuk komponen strukutur prategang dengan gaya prategang efektif tidak kurang dari 40%
kuat tarik tulangan lentur, luas tulangan geser minimum tidak boleh kurang dari nilai Av
terkecil yang dihasilkan dari persamaan diatas dan persamaan berikut ini:
Bila gaya geser teraktor Vu lebih besar daripada kuat geser ФV c, maka harus disediakan
tulangan geser untuk memenuhi persamaan, dimana dalam hal ini kuat geser Vs harus
dihitung berdasarkan ketentuan. Bila digunakan tulangan geser yang tegak lurus terhadap
sumbu aksial komponen struktur, maka:
Dengan Av adalah luas tulangan geser yang berada dalam rentang jarak s.
Bila sengkang ikat bundar, sengkang ikat persegi atau spiral digunakan sebagai tulangan
geser, maka Vs harus dihitung demgam persamaan diatas, dimana d harus diambil sebagai
tinggi efektif. Nilai Av harus diambil sebagai dua kali luas batang tulangan pada sengkang
ikat persegi, atau spiral dengan spasi s, dan fyh adalah kuat leleh tulangan sengkang ikat
bundar, sengkang ikat persegi atau spiral.
Bila sebagai tulangan geser digunakan sengkang miring, maka:
Bila tulangan geser terdiri dari satu bindang tunggal atau satu kelompok batang – batang
tulangan sejajar, yang semuanya ditekuk miring pada jarak yang sama dari tumpuan, maka
Vc=
Vc= x
Vu > . Vc
Vs= – Vc
= 267 – 106,7 = 160,3 kN
= x Vs = 160,3 Kn
Vn=
160,3=
S = 133 mm
160,3 213,5 jarak sengkang maksimum adalah d/2 = 450/2 = 225 mm atau 600 mm
0 View comments