PENGUJIAN KONSOLIDASI
Konsolidasi dapat terjadi jika lapisan tanah mengalami tambahan beban diatasnya,
lalu air pori mengalir dari lapisan tersebut dan mengakibatkan besarnya volume akan
menjadi lebih kecil. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan
saja, yaitu mengarah vertikal, karena lapisan yang memperoleh tambahan beban itu tidak
dapat bergerak dalam arah horizontal atau tanah disekelilingnya akan menahan.
Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan diatas lapisan tersebut
akan menurun (settlement). Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui
mengenai penurunan itu, yaitu:
a. Besarnya penurunan yang akan terjadi diketahui dari indeks pemampatan (Cc)
b. Kecepatan penurunan diketahui dari perhitungan koefisien konsolidasi (Cv)
Dalam menentukan nilai Cv, diperlukan nilai dari panjang aliran rata-rata yang
harus ditempuh air pori selama proses konsolidasi berlangsung. Nilai panjang aliran ini
disebut tinggi Hdr. Untuk tanah yang air porinya dapat mengalir kearah atas dan bawah,
nilai Hdr sama dengan setengah tebal tanah rata-rata selama konsolidasi. Untuk tanah
yang air porinya hanya dapat mengalir ke luar dalam satu arah, maka Hdr sama dengan
tebal tanah rata-rata selama konsolidasi.
Jika tanah terdiri dari lempung maka penurunan akan relatif besar sedangkan jika
tanah terdiri dari pasir penurunan akan relatif kecil. Karena itu, lempung dapat dikatakan
mempunyai high compressibility dan pasir mempunyai low compressibility. Penurunan
pada lempung biasanya memakan waktu yang lama, karena daya rembesan air relatif
sangat rendah. Setelah menentukan jenis tanah, maka dapat pula ditentukan nilai Specific
Gravity sesuai yang akan ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Berat Jenis Butir Tanah
Setelah mengetahui jenis tanah dan nilai Specific Gravity, kemudian dilanjutkan
dengan mencari nilai angka pori dan diteruskan hingga mencari nilai OCR (Over
Consolidated Ratio). Tanah dapat dikatakan terkonsolidasi normal apabila memiliki nilai
OCR sebesar 1, sedangkan tanah yang terkonsolidasi berlebihan memiliki nilai OCR
lebih besar dari 1. Jika nilai OCR lebih kecil dari 1, tanah tersebut sedang mengalami
konsolidasi.
Untuk memperoleh parameter konsolidasi, tes konsolidasi dilakukan pada alat tes
Oedometer dengan cara menerapkan beban berbeda ke sampel tanah dan mengukur
respon deformasi.
H = H0 – Δh ....................................................................................(3.1)
H awal+ H akhir
Hdr = ..................................................................................(3.2)
2
T 90 ( H dr )2
Cv90= ........................................................................................(3.3)
t 90
4. Koefisien konsolidasi pada konsolidasi 50% :
T 50 ( H dr )2
Cv50= .........................................................................................
t 50
(3.4)
Ws
Hs = .......................................................................................(3.5)
A .Gs . γw
Hv 0
e0 ¿ ........................................................................................ (3.7)
Hs
e 1−e 2
Cc = ....................................................................................(3.8)
log P 2−log P1
e a−eb
Cr = Pb .................................................................................... (3.9)
log( )
Pa
Pc
OCR= .................................................................................... (3.10)
Po
Keterangan :
Hdr = Panjang aliran rata-rata yang harus ditempung oleh air pori selama proses
kondolidasi
e = angka pori
Pc = Tegangan prakonsolidasi
Po = Tegangan overburden
t = Waktu
3. Menempatkan batu pori dibagian atas dan bawah sehingga benda uji diapit
oleh kedua batu pori, lalu dimasukkan kedalam sel konsolidasi.
4. Memasang plat penumpu di atas batu pori.
Gambar 3.1. Sketsa Percobaan Konsolidasi
5. Meletakkan sel konsolidasi yang berisi benda uji pada alat konsolidasi
sehingga bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat
pembebanan (atur lengan alat pembebanan sampai mandatar dengan
menggunakan waterpass).
6. Mengatur kedudukan arloji pada skala 0.
7. Memasang beban pertama sebesar 530 gram pada benda uji, kemudian arloji
dibaca dan dicatat pada 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4
menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440 menit.
8. Menambah beban ke-2 pada hari ke-2 sebesar 530 gram pada benda uji,
kemudian arloji dibaca dan dicatat pada 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1
menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440
menit.
9. Menambah beban hingga hari ke-6 sebesar (1095, 2095, 2170, 4050 gram)
pada benda uji dengan catatan waktu 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1
menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440
menit, dan catat hasil dari arloji.
10. Pada hari ke-7 melepaskan beban satu per satu, dan catat hasil arloji setiap 0
menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit,
30 menit, 60 menit, dan 1440 menit, dan catat hasil pembacaan arloji setiap
waktu tersebut.
11. Melepaskan beban hingga beban ke-6 setiap interval 1 jam dan catat setiap
setiap 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15
menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440 menit, dan catat hasil pembacaan arloji
setiap waktu tersebut.
3.3. Dokumentasi Praktikum
Berikut adalah dokumentasi praktikum pengujian konsolidasi :
Tabel 3.2 Dokumentasi praktikum pengujian konsolidasi
No. Dokumentasi Keterangan
1. Tanah yang telah diambil
dari extruder dirapikan lalu
dikeluarkan dari cetakan
t √t dial ∆h
menit Cm
60 7,7 360 0,360
1440 37,95 380 0,380
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Tabel 3.8. Hasil pembacaan konsolidasi beban 5
Hari ke-5, beban 3170 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 380 0,380
0,25 0,5 397 0,397
0,5 0,7 399 0,399
1 1,0 402 0,402
2 1,4 406 0,406
4 2,0 411 0,411
8 2,8 419 0,419
15 3,9 428 0,428
30 5,5 440 0,440
60 7,7 455 0,455
1440 37,95 480 0,480
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
0.020
0.040
0.060
0.080
0.100
0.120
0.110
0.120
0.130
0.140
0.150
0.160
0.170
0.180
0.190
0.200
0.170
0.190
0.210
0.230
0.250
0.270
0.290
0.270
0.290
0.310
0.330
0.350
0.370
0.390
0.370
0.390
0.410
0.430
0.450
0.470
0.490
0.470
0.490
0.510
0.530
0.550
0.570
Nomor konsolidasi 1
H awal+ H akhir
Hdr =
2
2+ 0,111
=
2
= 1,06 cm
Sebelumnya, dicari terlebih dahulu waktu saat konsolidasi mencapai 90% dengan
membuat grafik hubungan antara √ t pada sumbu x dan Δh pada sumbu y yang
menghasilkan kurva. Kemudian menarik garis lurus dari koordinat pertama hingga titik
dimana kurva mulai melengkung dan diteruskan hingga memotong sumbu x. Lalu
perhitungan nilai Cv90 adalah sebagai berikut :
Nomor konsolidasi 1
T 90 (H dr )2
Cv90 =
t 90
0,848(1,06)2
=
2,25
= 0,4199
Tabel 3.11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan t90 dan Cv90
Nilai Cv90 pada Tabel 3.11. menunjukkan bahwa saat diberikan tekanan sampai 2
kg/cm2, proses kondolidasi 90% terjadi semakin melambat. Akan tetapi, pada saat
pressure bertambah menjadi 4 kg/cm2 dan 8 kg/cm2, proses konsolidasi 90% terjadi
secara cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsolidasi 90% terjadi secara cepat
dibandingkan dengan tekanan sebelumnya dikarenakan masih terdapat pori-pori tanah
yang cukup besar setelah tekanan sebesar 2 kg/cm2, sehingga nilai Cv90 mengalami
kenaikan.
Untuk memperoleh nilai t50, tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai
50% (t50) yang disebut t1 dan t2. Kemudian cari harga d100 dan d0 untuk mendapatkan
d50. Setelah d50 didapatkan, tarik garis lurus kearah sumbu x untuk mendapatkan t50. Di
bawah ini merupakan grafik-grafik penentuan t50 serta perhitungan Cv50 pada setiap
pembebanan.
Konsolidasi 1
1 10 100 1000 10000
0.010
0.020
0.030
0.040
0.050
0.060
0.070
0.080
0.090
0.100
0.110
0.120
0.130
0.140
0.150
t2
Konsolidasi 2
1 10 100 1000 10000
0.100
0.110
0.120
0.130
0.140
0.150
0.160
0.170
0.180
0.190
Konsolidasi 3
1 10 100 1000 10000
0.150
0.160
0.170
0.180
D0
0.190
0.200
0.210
0.220
D50
0.230
0.240
0.250
D100
0.260
0.270
0.280
0.290
0.300
Konsolidasi 5
1 10 100 1000 10000
0.350
0.360
0.370
0.380
0.390
0.400
0.410
0.420
0.430
0.440
0.450
0.460
0.470
0.480
0.490
0.500
Gambar 3.20. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 5
Konsolidasi 6
1 10 100 1000 10000
0.480
0.490
0.500
0.510
0.520
0.530
0.540
0.550
0.560
0.570
0.580
0.590
0.600
Setelah semua nilai Cv50 diperoleh dari tiap pembebanan. Kemudian hasil
perhitungan nilai-nilai Cv50 direkapitulasi pada Tabel 3.6. di bawah ini.
Tabel 3.12. Rekapitulasi Hasil Perhitungan t50 dan Cv50
Pada Tabel 3.12. menunjukkan nilai-nilai Cv50 setiap pembebanan. Nilai Cv50
menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya tekanan, maka waktu terjadinya proses
konsolidasi 50% pada tekanan 0,25 kg/cm2 sampai 1 kg/cm2, semakin menurun
kecepatan penurunan, namun pada tekanan 2 kg/cm2 sampai 4 kg/cm2 mengalami
kenaikan, lalu pada tekanan 8 kg/cm2, kembali menurun. Ini menunjukkan pada
konsolidasi 50% proses pemampatan tidak berlangsung secara beraturan.
Pra Konsolidasi
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h1) cm 2
2 Diameter benda uji (d) cm 5
3 Berat benda uji (w1) gr 64,4
4 Luasan benda uji (A) cm2 19,625
Pasca Konsolidasi
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h2) cm 1,7
2 Diameter benda uji (d) cm 5
3 Berat benda uji (w2) gr 56,7
4 Luasan benda uji (A) cm2 19,625
Pasca Oven
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h3) cm 1,4
2 Diameter benda uji (d) cm 4,8
3 Berat benda uji (w3) gr 41
4 Luasan benda uji (A) cm2 18,0864
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Setelah mendapatkan data hingga benda uji dioven, maka dapat dilakukan perhitungan
yang disajikan dalam tabel berikut :
Nomor Tes
Uraian Satuan Notasi
1 2
Nomor
- - 1 2
Piknometer
Berat Piknometer gr Wp 34,5 33,4
Berat Piknometer
gr W1 62,2 64
+ Tanah Kering
Berat Piknometer
gr W2 129,7 135,6
+ Tanah + Air
Berat Piknometer
gr W3 112,5 116,5
+ Air
Berat Tanah
gr W4 27,7 30,6
Kering
Spesific Gravity
- - 2,633 2,656
xA
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
2,633+2,656
1. Gs =
2
= 2,64
Ws
2. Hs =
A .Gs . γw
41
=
18,0864 x 2,64 x 1
= 0,86 cm
3. hv0 = ho - hs
= 2 – 0,86
= 1,14 cm
4. Vt = ho x Ao
= 2 x 19,625
= 39,25 cm3
Berat tanah basah – Berat tanah kering
5. Wc = ×100 %
Berat tanah kering
64,4 – 41
= ×100 %
41
= 57,0732 %
hv 0
6. e0 =
hs
1,14
=
0,86
= 1,3329
Gs x ϒ w x(1+Wc)
7. ϒ =
1+e
2,64 x 1 x(1+57,0732 %)
=
1+1,33287
= 65,823 gr/cc
ϒ w x(Gs+ e)
8. ϒsat =
1+ e
1 x (2,64+ 1,33287)
=
1+1,33287
= 1,70479 gr/cc
9. ϒ’ = ϒsat – ϒw
= 1,70479 – 1
= 0,70479 gr/cc
Dari uraian perhitungan diatas dapat diketahui perubahan tinggi tanah saat
konsolidasi tidak terlalu berbeda jauh satu sama lain, maka dapat diperkirakan bahwa
sample tanah pengujian konsolidasi termasuk jenis tanah lempung. Hal ini diperkuat
dengan nilai Spesific Gravity (Gs) sebesar 2,64 yang menunjukkan tanah berada dalam
kategori lempung.
Tinggi akhir
Tekanan Dial 1440 menit Tinggi Hv Angka Pori (e)
pembebanan (h)
Konso Konso Reboun
2 Rebound Rebound Konsol Konsol Rebound
kg/cm l l d
0,25 0,111 439 1,889 1,561 1,254 0,70 1,203 0,821
0,5 0,177 465 1,823 1,535 1,320 0,68 1,126 0,790
1 0,272 484 1,728 1,516 1,415 0,66 1,016 0,768
2 0,380 506 1,620 1,494 1,523 0,64 0,890 0,743
4 0,480 530 1,520 1,47 1,623 0,61 0,773 0,715
8 0,553 546 1,447 1,454 1,696 0,60 0,688 0,696
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Dari hasil perhitungan angka pori konsolidasi dan rebound diperoleh data yang
berbanding lurus antara keduanya. Untuk konsolidasi, nilai angka pori berangsur-angsur
menurun dari tekanan awal sebesar 0.25 kg/cm2 sampai dengan tekanan terakhir sebesar
8.00 kg/cm2.
1.400
1.300
1.200
1.100
1.000
0.900
Angka Pori (e)
0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.1 1 10
Tekanan (kg/cm2)
Setelah angka pori konsolidasi dan angka pori rebound diperoleh maka dibuatkan grafik
untuk mendapatkan nilai indeks pemampatan (Cc), tegangan prakonsolidasi (Pc), indeks
pemampatan kembali (Cr) dan Over Consolidated (OCR) pada gambar 3.20 di bawah
ini.
Dari Gambar 3.22. diperoleh nilai e, P, pc, dan po yang akan diolah seperti pada
perhitungan sebagai berikut.
1. Tinggi sampel tanah sebelum dilakukan uji konsolidasi adalah 2 cm. Setelah
dilakukan pengujian konsolidasi, tinggi tanah menjadi sebesar 1,2 cm. Berat
sampel tanah adalah 56,7 gr dan berat volume tanah sebesar 65,8229 gr/cc.
2. Nilai t90 pada pengujian konsolidasi meningkat dari beban 0,25 kg/cm 2 sampai 8
kg/cm2. Nilai Cv90 pada Tabel 3.11. menunjukkan bahwa saat diberikan tekanan
sampai 2 kg/cm2, proses kondolidasi 90% terjadi semakin melambat. Akan tetapi,
pada saat pressure bertambah menjadi 4 kg/cm2 dan 8 kg/cm2, proses konsolidasi
90% terjadi secara cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsolidasi 90%
terjadi secara cepat dibandingkan dengan tekanan sebelumnya dikarenakan masih
terdapat pori-pori tanah yang cukup besar setelah tekanan sebesar 2 kg/cm2,
sehingga nilai Cv90 mengalami kenaikan.
3. Pada Tabel 3.12., nilai Cv50 menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya
tekanan, maka waktu terjadinya proses konsolidasi 50% pada tekanan 0,25
kg/cm2 sampai 1 kg/cm2, semakin menurun kecepatan penurunan, namun pada
tekanan 2 kg/cm2 sampai 4 kg/cm2 mengalami kenaikan, lalu pada tekanan 8
kg/cm2, kembali menurun. Ini menunjukkan pada konsolidasi 50% proses
pemampatan tidak berlangsung secara beraturan.
4. a. Nilai Cc berdasarkan grafik sebesar 0,601
b. Nilai Cs berdasarkan grafik sebesar 0,178
c. Nilai Po berdasarkan grafik sebesar 0,920 kg/cm2