Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PENGUJIAN KONSOLIDASI

3.1. Dasar Teori

Pengujian konsolidasi ditujukan untuk memperoleh korelasi penambahan tekanan,


waktu dan besarnya perubahan volume tanah. Dari hasil konsolidasi akan digunakan
sebagai perkiraan besar nilai penurunan dan lamanya penurunan yang akan terjadi pada
sebuah tanah.

Konsolidasi dapat terjadi jika lapisan tanah mengalami tambahan beban diatasnya,
lalu air pori mengalir dari lapisan tersebut dan mengakibatkan besarnya volume akan
menjadi lebih kecil. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan
saja, yaitu mengarah vertikal, karena lapisan yang memperoleh tambahan beban itu tidak
dapat bergerak dalam arah horizontal atau tanah disekelilingnya akan menahan.

Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan diatas lapisan tersebut
akan menurun (settlement). Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui
mengenai penurunan itu, yaitu:

a. Besarnya penurunan yang akan terjadi diketahui dari indeks pemampatan (Cc)
b. Kecepatan penurunan diketahui dari perhitungan koefisien konsolidasi (Cv)

Dalam menentukan nilai Cv, diperlukan nilai dari panjang aliran rata-rata yang
harus ditempuh air pori selama proses konsolidasi berlangsung. Nilai panjang aliran ini
disebut tinggi Hdr. Untuk tanah yang air porinya dapat mengalir kearah atas dan bawah,
nilai Hdr sama dengan setengah tebal tanah rata-rata selama konsolidasi. Untuk tanah
yang air porinya hanya dapat mengalir ke luar dalam satu arah, maka Hdr sama dengan
tebal tanah rata-rata selama konsolidasi.

Jika tanah terdiri dari lempung maka penurunan akan relatif besar sedangkan jika
tanah terdiri dari pasir penurunan akan relatif kecil. Karena itu, lempung dapat dikatakan
mempunyai high compressibility dan pasir mempunyai low compressibility. Penurunan
pada lempung biasanya memakan waktu yang lama, karena daya rembesan air relatif
sangat rendah. Setelah menentukan jenis tanah, maka dapat pula ditentukan nilai Specific
Gravity sesuai yang akan ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Berat Jenis Butir Tanah

Jenis tanah Berat Jenis Gs

Kerikil 2.65 – 2.68


Pasir 2.65 – 2.68
Lanau Tak Organik 2.62 – 2.68
Lempung Organik 2.58 – 2.65
Lempung Tak Organik 2.68 – 2.75
Humus 1.37
Gambut 1.25 – 1.80

Sumber: Hardiyatmo, 1992

Setelah mengetahui jenis tanah dan nilai Specific Gravity, kemudian dilanjutkan
dengan mencari nilai angka pori dan diteruskan hingga mencari nilai OCR (Over
Consolidated Ratio). Tanah dapat dikatakan terkonsolidasi normal apabila memiliki nilai
OCR sebesar 1, sedangkan tanah yang terkonsolidasi berlebihan memiliki nilai OCR
lebih besar dari 1. Jika nilai OCR lebih kecil dari 1, tanah tersebut sedang mengalami
konsolidasi.

Untuk memperoleh parameter konsolidasi, tes konsolidasi dilakukan pada alat tes
Oedometer dengan cara menerapkan beban berbeda ke sampel tanah dan mengukur
respon deformasi.

Rumus-rumus yang digunakan dalam pengujian konsolidasi adalah sebagai berikut :

1. Tinggi lapisan tanah akhir ;

H = H0 – Δh ....................................................................................(3.1)

2. Panjang aliran rata-rata :

H awal+ H akhir
Hdr = ..................................................................................(3.2)
2

3. Koefisien konsolidasi pada konsolidasi 90% :

T 90 ( H dr )2
Cv90= ........................................................................................(3.3)
t 90
4. Koefisien konsolidasi pada konsolidasi 50% :

T 50 ( H dr )2
Cv50= .........................................................................................
t 50
(3.4)

5. Tinggi solid benda :

Ws
Hs = .......................................................................................(3.5)
A .Gs . γw

6. Hubungan koefisien konsolidasi Hv :

Hv0= H – Hs ......................................................................................... (3.6)

7. Nilai angka pori awal :

Hv 0
e0 ¿ ........................................................................................ (3.7)
Hs

8. Indeks kemampatan (Cc) :

e 1−e 2
Cc = ....................................................................................(3.8)
log P 2−log P1

9. Indeks kemampatan kembali (Cr) :

e a−eb
Cr = Pb .................................................................................... (3.9)
log( )
Pa

10. Nilai Over Consolidated Ratio :

Pc
OCR= .................................................................................... (3.10)
Po

Keterangan :

H = Tebal lapis tanah

Δh = perubahan volume tanah setiap pembebanan selama 24 jam

H0 = Tinggi tanah awal

Hdr = Panjang aliran rata-rata yang harus ditempung oleh air pori selama proses
kondolidasi

Cv= koefisien konsolidasi


Hs= Tinggi solid

Hv= Hubungan koefisien konsolidasi

e = angka pori

Cc= Indeks pemampatan

Cr = Indeks pemampatan kembali

OCR = Over Consolidated Ratio

Pc = Tegangan prakonsolidasi

Po = Tegangan overburden

Gs= Gravity specific contoh tanah

γ w = Berat volume air

Ws= Berat kering contoh tanah

A = Luas permukaan contoh tanah

T90= Untuk konsolidasi 90%

T50= Untuk konsolidasi 50%

t = Waktu

3.2. Prosedur Praktikum

1. Mengeluarkan tanah dari tabung menggunakan extruder, tahan ujung


tabung menggunakan cincing dengan diameter dalam cincin 6,4 cm.
2. Memutar tuas extruder searah jarum jam hingga tanah keluar perlahan dari
tabung. Kemudian mengambil tanah dari cincin lalu timbang.

3. Menempatkan batu pori dibagian atas dan bawah sehingga benda uji diapit
oleh kedua batu pori, lalu dimasukkan kedalam sel konsolidasi.
4. Memasang plat penumpu di atas batu pori.
Gambar 3.1. Sketsa Percobaan Konsolidasi
5. Meletakkan sel konsolidasi yang berisi benda uji pada alat konsolidasi
sehingga bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat
pembebanan (atur lengan alat pembebanan sampai mandatar dengan
menggunakan waterpass).
6. Mengatur kedudukan arloji pada skala 0.
7. Memasang beban pertama sebesar 530 gram pada benda uji, kemudian arloji
dibaca dan dicatat pada 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4
menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440 menit.
8. Menambah beban ke-2 pada hari ke-2 sebesar 530 gram pada benda uji,
kemudian arloji dibaca dan dicatat pada 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1
menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440
menit.
9. Menambah beban hingga hari ke-6 sebesar (1095, 2095, 2170, 4050 gram)
pada benda uji dengan catatan waktu 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1
menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440
menit, dan catat hasil dari arloji.
10. Pada hari ke-7 melepaskan beban satu per satu, dan catat hasil arloji setiap 0
menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit,
30 menit, 60 menit, dan 1440 menit, dan catat hasil pembacaan arloji setiap
waktu tersebut.
11. Melepaskan beban hingga beban ke-6 setiap interval 1 jam dan catat setiap
setiap 0 menit, 0.25 menit, 0.5 menit, 1 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15
menit, 30 menit, 60 menit, dan 1440 menit, dan catat hasil pembacaan arloji
setiap waktu tersebut.
3.3. Dokumentasi Praktikum
Berikut adalah dokumentasi praktikum pengujian konsolidasi :
Tabel 3.2 Dokumentasi praktikum pengujian konsolidasi
No. Dokumentasi Keterangan
1. Tanah yang telah diambil
dari extruder dirapikan lalu
dikeluarkan dari cetakan

Gambar 3.2 Pelepasan tanah sampel dari


cetakan
2. Tanah sampel yang telah
dirapikan, dipasang ke alat tes
Oedometer untuk pengujian
konsolidasi

Gambar 3.3 Alat Oedometer


3. Proses pemasangan beban pada
alat Oedometer. Pemasangan
dilakukan bertahap.

Gambar 3.3 Pemasangan beban


No. Dokumentasi Keterangan
4. Beban pada alat Oedometer saat
pengujian berlangsung,

Gambar 3.4 Variasi beban alat Oedometer

5. Tanah sampel dilepas dari alat tes


setelah pelepasan seluruh beban.

Gambar 3.5 Tanah sampel dilepas dari alat


tes
6. Tanah sampel yang telah dilepas
dari alat tes kemudian diukur
ketebalannya dan ditimbang
beratnya sebelum dimasukkan
kedalam oven selama kurang
lebih 24 jam.
Gambar 3.6 Pengukuran tanah sampel
setelah dilepas

Gambar 3.7 Penimbangan tanah sampel


setelah dilepas

No. Dokumentasi Keterangan


7. Tanah sampel yang telah dioven
kemudian dilakukan pengukuran
kembali seperti sebelum
dimasukkan ke dalam oven untuk
mengetahui perbedaan antara
keduanya.

Gambar 3.8 Pengukuran tanah sampel


setelah dioven

Gambar 3.9 Penimbangan tanah sampel


setelah dioven

Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

III.4. Hasil dan Analisa Praktikum


Sebelum Pengujian konsolidasi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dimensi
terhadap sampel tanah dan alat uji seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.3 sebagai
berikut.
Tabel 3.3. Data Prakonsolidasi
Keterangan Dimensi
Tinggi ring 3 cm
Diameter ring 5 cm
Tinggi awal sampel tanah (H) 2 cm
Keterangan Dimensi
Diameter sampel tanah 5 cm
Berat sample tanah basah 64.4 gr
Luasan sampel tanah 19.625 cm2
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Dari pengujian konsolidasi diperoleh data pembacaan perubahan tinggi sampel


dengan pembebanan hari pertama sampai dengan hari keenam dengan pressure 0.25
kg/cm2 sampai 8 kg/cm2 seperti yang ditunjukkan Tabel 3.3. Datayang diperoleh tersebut
akan dikonversikan ke satuan cm dengan mengalikan data pembacaan dial dengan 0,001
agar mudah saat analisis.

Tabel 3.4. Hasil pembacaan konsolidasi beban 1


Hari ke-1, beban 520 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 0 0,000
0,25 0,5 33 0,033
0,5 0,7 36 0,036
1 1,0 42 0,042
2 1,4 48 0,048
4 2,0 57 0,057
8 2,8 68 0,068
15 3,9 79 0,079
30 5,5 89,5 0,090
60 7,7 96,5 0,097
1440 37,95 111 0,111
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Tabel 3.5. Hasil pembacaan konsolidasi beban 2


Hari ke-2, beban 530 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 111 0,111
0,25 0,5 120 0,120
0,5 0,7 121 0,121
1 1,0 124 0,124
2 1,4 128 0,128
4 2,0 133 0,133
t √t dial ∆h
menit Cm
8 2,8 140 0,140
15 3,9 146 0,146
30 5,5 154 0,154
60 7,7 161 0,161
1440 37,95 177 0,177
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Tabel 3.6. Hasil pembacaan konsolidasi beban 3


Hari ke-3, beban 1050 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 177 0,177
0,25 0,5 188 0,188
0,5 0,7 191 0,191
1 1,0 195 0,195
2 1,4 200 0,200
4 2,0 206 0,206
8 2,8 216 0,216
15 3,9 226 0,226
30 5,5 239 0,239
60 7,7 251 0,251
1440 37,95 272 0,272
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Tabel 3.7. Hasil pembacaan konsolidasi beban 4


Hari ke-4, beban 2095 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 272 0,272
0,25 0,5 286 0,286
0,5 0,7 290 0,290
1 1,0 293 0,293
2 1,4 299 0,299
4 2,0 306 0,306
8 2,8 315 0,315
15 3,9 328 0,328
30 5,5 344 0,344

t √t dial ∆h
menit Cm
60 7,7 360 0,360
1440 37,95 380 0,380
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Tabel 3.8. Hasil pembacaan konsolidasi beban 5
Hari ke-5, beban 3170 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 380 0,380
0,25 0,5 397 0,397
0,5 0,7 399 0,399
1 1,0 402 0,402
2 1,4 406 0,406
4 2,0 411 0,411
8 2,8 419 0,419
15 3,9 428 0,428
30 5,5 440 0,440
60 7,7 455 0,455
1440 37,95 480 0,480
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Tabel 3.9. Hasil pembacaan konsolidasi beban 6


Hari ke-6, beban 4085 gram
t ∆h
√t dial
menit Cm
0 0,0 480 0,480
0,25 0,5 488 0,488
0,5 0,7 489 0,489
1 1,0 490 0,490
2 1,4 493 0,493
4 2,0 497 0,497
8 2,8 502 0,502
15 3,9 508 0,508
30 5,5 517 0,517
60 7,7 528 0,528
1440 37,95 553 0,553
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Setelah diperoleh data pembacaan dial yang telah dikonversikan ke satuan cm,
kemudian membuat grafik t90 untuk memperoleh Cv90. Dalam menggambarkan grafik
t90 dibutuhkan ∆h dan √t sebagai parameter.
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

Gambar 3.10. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 1

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0


0.100

0.110

0.120

0.130

0.140

0.150

0.160

0.170

0.180

0.190

0.200

Gambar 3.11. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 2


0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
0.150

0.170

0.190

0.210

0.230

0.250

0.270

0.290

Gambar 3.12. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 3

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0


0.250

0.270

0.290

0.310

0.330

0.350

0.370

0.390

Gambar 3.13. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 4


0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
0.350

0.370

0.390

0.410

0.430

0.450

0.470

0.490

Gambar 3.14. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 5

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0


0.450

0.470

0.490

0.510

0.530

0.550

0.570

Gambar 3.15. Grafik t90 Pada Nomor Konsolidasi 6


Kemudian untuk memperoleh nilai Cv90 diperlukan nilai Hdr sebagai berikut :

Nomor konsolidasi 1

H awal+ H akhir
Hdr =
2

2+ 0,111
=
2

= 1,06 cm

Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan h dan Hdr

Tekanan OB OC √t90 t90 h hdr


kg/cm 2 menit menit menit menit cm cm
0,25 4,51 5,19 1,50 2,25 2,11 1,06
0,5 9,50 10,93 2,80 7,84 2,18 1,09
1 8,30 9,55 4,00 16,00 2,27 1,14
2 8,20 9,43 5,10 26,01 2,38 1,19
4 7,20 8,28 1,20 1,44 2,48 1,24
8 6,00 6,90 1,10 1,21 2,55 1,28
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Sebelumnya, dicari terlebih dahulu waktu saat konsolidasi mencapai 90% dengan
membuat grafik hubungan antara √ t pada sumbu x dan Δh pada sumbu y yang
menghasilkan kurva. Kemudian menarik garis lurus dari koordinat pertama hingga titik
dimana kurva mulai melengkung dan diteruskan hingga memotong sumbu x. Lalu
perhitungan nilai Cv90 adalah sebagai berikut :

Nomor konsolidasi 1

T 90 (H dr )2
Cv90 =
t 90

0,848(1,06)2
=
2,25

= 0,4199
Tabel 3.11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan t90 dan Cv90

Pressure (kg/cm2) t90 (Menit) Cv90 (cm2/menit)


0.25 2,25 0,4199
0.50 7,84 0,1282
1 16,00 0,0684
2 26,01 0,0462
4 1,44 0,9055
8 1,21 1,1420
Jumlah 54,75 2,71
Rata-rata 9,125 0,452
Sumber: Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Nilai Cv90 pada Tabel 3.11. menunjukkan bahwa saat diberikan tekanan sampai 2
kg/cm2, proses kondolidasi 90% terjadi semakin melambat. Akan tetapi, pada saat
pressure bertambah menjadi 4 kg/cm2 dan 8 kg/cm2, proses konsolidasi 90% terjadi
secara cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsolidasi 90% terjadi secara cepat
dibandingkan dengan tekanan sebelumnya dikarenakan masih terdapat pori-pori tanah
yang cukup besar setelah tekanan sebesar 2 kg/cm2, sehingga nilai Cv90 mengalami
kenaikan.

Setelah semua nilai Cv90 diperoleh dari tiap pembebanan, selanjutnya


memplotkan nilai t pada sumbu horizontal dan nilai Δh pada sumbu vertikal pada skala
logaritma untuk memperoleh nilai t50 guna mencari Cv50 setiap pembebanan.

Untuk memperoleh nilai t50, tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai
50% (t50) yang disebut t1 dan t2. Kemudian cari harga d100 dan d0 untuk mendapatkan
d50. Setelah d50 didapatkan, tarik garis lurus kearah sumbu x untuk mendapatkan t50. Di
bawah ini merupakan grafik-grafik penentuan t50 serta perhitungan Cv50 pada setiap
pembebanan.
Konsolidasi 1
1 10 100 1000 10000
0.010
0.020
0.030
0.040
0.050
0.060
0.070
0.080
0.090
0.100
0.110
0.120
0.130
0.140
0.150
t2

Gambar 3.16. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 1

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50

o Menentukan titik t1 = 1,5 menit dan t2 = 4 x t1 = 6 menit.


o Nilai t50 didapatkan sebesar 6,9 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,972)2
o Cv50 = = = 0,026 cm2/menit
logt 50 6,9

Setelah mendapatkan Cv50 pada pembebanan pertama, selanjutnya mencari Cv50


untuk pembeban kedua dengan cara yang sama.

Konsolidasi 2
1 10 100 1000 10000
0.100
0.110
0.120
0.130
0.140
0.150
0.160
0.170
0.180
0.190

Gambar 3.17. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 2

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50


o Menentukan titik t1 = 1,5 menit dan t2 = 4 x t1 = 6 menit.
o Nilai t50 didapatkan sebesar 7 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,928)2
o Cv50 = = = 0,024 cm2/menit
logt 50 7

Setelah mendapatkan Cv50 pada pembebanan kedua, selanjutnya mencari Cv50


untuk pembeban ketiga dengan cara yang sama.

Konsolidasi 3
1 10 100 1000 10000
0.150
0.160
0.170
0.180
D0
0.190
0.200
0.210
0.220
D50
0.230
0.240
0.250
D100
0.260
0.270
0.280
0.290
0.300

Gambar 3.18. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 3

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50

o Menentukan titik t1 = 1,5 menit dan t2 = 4 x t1 = 6 menit.


o Nilai t50 didapatkan sebesar 7,2 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,888)2
o Cv50 = = = 0,021 cm2/menit
log t 50 7,2

Setelah mendapatkan Cv50 pada pembebanan ketiga, selanjutnya mencari Cv50


untuk pembeban keempat dengan cara yang sama.
Konsolidasi 4
1 10 100 1000 10000
0.250
0.260
0.270
0.280
0.290
0.300
0.310
0.320
0.330
0.340
0.350
0.360
0.370
0.380
0.390
0.400

Gambar 3.19. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 4

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50

o Menentukan titik t1 = 1,5 menit dan t2 = 4 x t1 = 6 menit.


o Nilai t50 didapatkan sebesar 9 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,837)2
o Cv50 = = = 0,015 cm2/menit
logt 50 9

Setelah mendapatkan Cv50 pada pembebanan keempat, selanjutnya mencari Cv50


untuk pembeban kelima dengan cara yang sama.

Konsolidasi 5
1 10 100 1000 10000
0.350
0.360
0.370
0.380
0.390
0.400
0.410
0.420
0.430
0.440
0.450
0.460
0.470
0.480
0.490
0.500
Gambar 3.20. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 5

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50

o Menentukan titik t1 = 1,5 menit dan t2 = 4 x t1 = 6 menit.


o Nilai t50 didapatkan sebesar 9 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,785)2
o Cv50 = = = 0,013 cm2/menit
logt 50 9

Setelah mendapatkan Cv50 pada pembebanan kelima, selanjutnya mencari Cv50


untuk pembeban keenam dengan cara yang sama.

Konsolidasi 6
1 10 100 1000 10000
0.480
0.490
0.500
0.510
0.520
0.530
0.540
0.550
0.560
0.570
0.580
0.590
0.600

Gambar 3.21. Grafik t50 Pada Nomor Konsolidasi 6

Penentuan nilai t50 dan perhitungan Cv50

o Menentukan titik t1 = 0,489 menit dan t2 = 4 x t1 = 1,956 menit.


o Nilai t50 didapatkan sebesar 11 menit.
T 50 (H dr )2 0.197(0,742)2
o Cv50 = = = 0,009 cm2/menit
logt 50 11

Setelah semua nilai Cv50 diperoleh dari tiap pembebanan. Kemudian hasil
perhitungan nilai-nilai Cv50 direkapitulasi pada Tabel 3.6. di bawah ini.
Tabel 3.12. Rekapitulasi Hasil Perhitungan t50 dan Cv50

Pressure (kg/cm2) t50 (menit) Log t50 Cv50 (cm2/menit)


0.25 6,9 0,8388 0,026
0.50 7 0,8450 0,024
1 7,2 0,8573 0,021
2 9 0,9542 0,015
4 9 0,9542 0,013
8 11 1,0413 0,009
Jumlah 50,1 5,4903 0,108
Rata-rata 8,35 0,9151 0,018
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Pada Tabel 3.12. menunjukkan nilai-nilai Cv50 setiap pembebanan. Nilai Cv50
menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya tekanan, maka waktu terjadinya proses
konsolidasi 50% pada tekanan 0,25 kg/cm2 sampai 1 kg/cm2, semakin menurun
kecepatan penurunan, namun pada tekanan 2 kg/cm2 sampai 4 kg/cm2 mengalami
kenaikan, lalu pada tekanan 8 kg/cm2, kembali menurun. Ini menunjukkan pada
konsolidasi 50% proses pemampatan tidak berlangsung secara beraturan.

Tabel 3.13. Hasil Pembacaan Dial Penurunan (Rebound)


T Dial Penurunan
√t
Menit 520 gr 530 gr 1050 gr 2095 gr 3170 gr 4085 gr
0 0,00 553 546 530 506 484 465
0,25 0,50 550 542 525 503 482 461
0,5 0,71 549 541 524,5 502,5 481 461
1 1,00 549 541 524 502 480,5 460
2 1,41 549 540 523 501 480 459
4 2,00 548 539 521 499,5 479 458
8 2,83 548 537 519 497 477 455
15 3,87 547 535 516 494 475 452
30 5,48 546 532 511 490 470 446
60 7,75 546 530 506 484 465 439
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Setelah didapatkan hasil pembacaan rebound, sampel tanah di oven. Kemudian
setelah selesai dioven, tanah diukur tinggi tanah dimana tinggi ini disebut tinggi solid
(Hs).

Tabel 3.14. Hasil Fisik Pengujian Konsolidasi

Pra Konsolidasi
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h1) cm 2
2 Diameter benda uji (d) cm 5
3 Berat benda uji (w1) gr 64,4
4 Luasan benda uji (A) cm2 19,625
Pasca Konsolidasi
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h2) cm 1,7
2 Diameter benda uji (d) cm 5
3 Berat benda uji (w2) gr 56,7
4 Luasan benda uji (A) cm2 19,625
Pasca Oven
No
Uraian
. Satuan Nilai
1 Tinggi benda uji (h3) cm 1,4
2 Diameter benda uji (d) cm 4,8
3 Berat benda uji (w3) gr 41
4 Luasan benda uji (A) cm2 18,0864
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Setelah mendapatkan data hingga benda uji dioven, maka dapat dilakukan perhitungan
yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.15. Data Hasil Konsolidasi

No Uraian Notasi Nilai Satuan


1 Tinggi contoh ho 2 cm
2 Tinggi solid hs 0,86 cm
3 Tinggi rongga hv0 1,14 cm
4 Diameter ф 5 cm
5 Luasan Ao 19,625 cm2
6 Volume total Vt 39,25 cm3
7 Berat sampel Wt 64,4 gr
8 Berat butir Ws 41 gr
9 Kadar air Wc 57,0732 %
10 Berat volume basah ϒ 65,8229 gr/cc
11 Specific gravity Gs 2,64 - 
No Uraian Notasi Nilai Satuan
12 Angka pori e0 1,33287 - 
13 Berat volume jenuh ϒsat 1,70479 gr/cc
14 Berat volume efektif ϒ' 0,70479 gr/cc
15 Tekanan overburden P₀   kg/cm2
Tekanan
Pᵨ
16 prakonsolidasi   kg/cm2
17 Koefisien kompresi Cc    
18 Koefisien konsolidasi Cv(t50)   cm2/s
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019
Uraian perhitungan dari tabel 3.15 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.16. Pengujian Spesific Gravity (Gs)

Nomor Tes
Uraian Satuan Notasi
1 2
Nomor
- - 1 2
Piknometer
Berat Piknometer gr Wp 34,5 33,4

Berat Piknometer
gr W1 62,2 64
+ Tanah Kering

Berat Piknometer
gr W2 129,7 135,6
+ Tanah + Air

Berat Piknometer
gr W3 112,5 116,5
+ Air

Berat Tanah
gr W4 27,7 30,6
Kering

Spesific Gravity - Gs 2,638 2,661

Spesific Gravity
- - 2,633 2,656
xA
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

2,633+2,656
1. Gs =
2

= 2,64
Ws
2. Hs =
A .Gs . γw
41
=
18,0864 x 2,64 x 1
= 0,86 cm
3. hv0 = ho - hs
= 2 – 0,86
= 1,14 cm
4. Vt = ho x Ao
= 2 x 19,625
= 39,25 cm3
Berat tanah basah – Berat tanah kering
5. Wc = ×100 %
Berat tanah kering

64,4 – 41
= ×100 %
41

= 57,0732 %

hv 0
6. e0 =
hs
1,14
=
0,86
= 1,3329
Gs x ϒ w x(1+Wc)
7. ϒ =
1+e
2,64 x 1 x(1+57,0732 %)
=
1+1,33287
= 65,823 gr/cc
ϒ w x(Gs+ e)
8. ϒsat =
1+ e
1 x (2,64+ 1,33287)
=
1+1,33287
= 1,70479 gr/cc
9. ϒ’ = ϒsat – ϒw
= 1,70479 – 1
= 0,70479 gr/cc

Dari uraian perhitungan diatas dapat diketahui perubahan tinggi tanah saat
konsolidasi tidak terlalu berbeda jauh satu sama lain, maka dapat diperkirakan bahwa
sample tanah pengujian konsolidasi termasuk jenis tanah lempung. Hal ini diperkuat
dengan nilai Spesific Gravity (Gs) sebesar 2,64 yang menunjukkan tanah berada dalam
kategori lempung.

Tabel 3.17. Rekapitulasi Angka Pori setiap Pembebanan

Tinggi akhir
Tekanan Dial 1440 menit Tinggi Hv Angka Pori (e)
pembebanan (h)
Konso Konso Reboun
2 Rebound Rebound Konsol Konsol Rebound
kg/cm l l d
0,25 0,111 439 1,889 1,561 1,254 0,70 1,203 0,821
0,5 0,177 465 1,823 1,535 1,320 0,68 1,126 0,790
1 0,272 484 1,728 1,516 1,415 0,66 1,016 0,768
2 0,380 506 1,620 1,494 1,523 0,64 0,890 0,743
4 0,480 530 1,520 1,47 1,623 0,61 0,773 0,715
8 0,553 546 1,447 1,454 1,696 0,60 0,688 0,696
Sumber : Praktikum Mekanika Tanah 2, 2019

Dari hasil perhitungan angka pori konsolidasi dan rebound diperoleh data yang
berbanding lurus antara keduanya. Untuk konsolidasi, nilai angka pori berangsur-angsur
menurun dari tekanan awal sebesar 0.25 kg/cm2 sampai dengan tekanan terakhir sebesar
8.00 kg/cm2.

1.400
1.300
1.200
1.100
1.000
0.900
Angka Pori (e)

0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.1 1 10
Tekanan (kg/cm2)

Setelah angka pori konsolidasi dan angka pori rebound diperoleh maka dibuatkan grafik
untuk mendapatkan nilai indeks pemampatan (Cc), tegangan prakonsolidasi (Pc), indeks
pemampatan kembali (Cr) dan Over Consolidated (OCR) pada gambar 3.20 di bawah
ini.

Gambar 3.22. Grafik Konsolidasi

Dari Gambar 3.22. diperoleh nilai e, P, pc, dan po yang akan diolah seperti pada
perhitungan sebagai berikut.

 e0 = 1,320 P0 = 0,920 kg/cm2


e1 = 0,860 P1 = 3,300 kg/cm2
e2 = 0,960 P2 = 4,400 kg/cm2
ea = 0,820 Pa = 1,500 kg/cm2
eb = 0,630 Pb = 8,000 kg/cm2
 Indeks Pemampatan (Cc)
e 1−e 2 0,96−0,86
Cc = = = 0,601
log P 2−log P1 log 4,4−log 3,0
Berdasarkan grafik konsolidasi pada gambar 3.22. tidak didapatkan lengkung
(virgin curve). Hal ini disebabkan terjadinya penurunan angka pori pada tekanan kedua
yaitu sebesar 0,960 dan pada tekanan ketiga menurun sebesar 0,820. Oleh karena tidak
didapatkan lengkung (virgin cone), maka nilai Cc didapatkan menggunakan alternatif
lain dengan rumus dari Rendon-Herrero (1980) bawah ini :
Cc = 1,15 (e0 – 0,27)
Cc = 0,156 e0 + 0,0107
 Cc = 1,15 (e0 – 0,27) = 1,15 (1,320 – 0,27) = 1,2075
 Cc = 0,156 e0 + 0,0107 = 0,156 (1,320) + 0.0107 = 0,21662
Dikarenakan nilai perhitungan Cc pada grafik adalah 0,601 (berada diantara 0,021662 <
0,601 < 1,2075 ) maka nilai Cc diizinkan dan dilanjutkan untuk perhitungan Indeks
Kemampatan Kembali (Cs).
 Indeks Pemampatan Kembali
e a−e b 0,820−0,690
Cs = P = 8 = 0,178
log ( b ) log( )
Pa 1,5
3.5. Kesimpulan

Dari praktikum konsolidasi yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai


berikut:

1. Tinggi sampel tanah sebelum dilakukan uji konsolidasi adalah 2 cm. Setelah
dilakukan pengujian konsolidasi, tinggi tanah menjadi sebesar 1,2 cm. Berat
sampel tanah adalah 56,7 gr dan berat volume tanah sebesar 65,8229 gr/cc.
2. Nilai t90 pada pengujian konsolidasi meningkat dari beban 0,25 kg/cm 2 sampai 8
kg/cm2. Nilai Cv90 pada Tabel 3.11. menunjukkan bahwa saat diberikan tekanan
sampai 2 kg/cm2, proses kondolidasi 90% terjadi semakin melambat. Akan tetapi,
pada saat pressure bertambah menjadi 4 kg/cm2 dan 8 kg/cm2, proses konsolidasi
90% terjadi secara cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsolidasi 90%
terjadi secara cepat dibandingkan dengan tekanan sebelumnya dikarenakan masih
terdapat pori-pori tanah yang cukup besar setelah tekanan sebesar 2 kg/cm2,
sehingga nilai Cv90 mengalami kenaikan.
3. Pada Tabel 3.12., nilai Cv50 menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya
tekanan, maka waktu terjadinya proses konsolidasi 50% pada tekanan 0,25
kg/cm2 sampai 1 kg/cm2, semakin menurun kecepatan penurunan, namun pada
tekanan 2 kg/cm2 sampai 4 kg/cm2 mengalami kenaikan, lalu pada tekanan 8
kg/cm2, kembali menurun. Ini menunjukkan pada konsolidasi 50% proses
pemampatan tidak berlangsung secara beraturan.
4. a. Nilai Cc berdasarkan grafik sebesar 0,601
b. Nilai Cs berdasarkan grafik sebesar 0,178
c. Nilai Po berdasarkan grafik sebesar 0,920 kg/cm2

Anda mungkin juga menyukai