Anda di halaman 1dari 19

84

BAB V
PERHITUNGAN STRUKTUR ( PELAT ATAP )

5.1 Pelat Atap


Sistem penulangan direncanakan sama dan dibagi setiap segmen.

Gambar 5.1 Perspektif Struktur Pelat Atap


Sumber : Data Tugas Akhir (program SAP)

5.2 Pedoman Perhitungan Pelat


Dalam perencanaan pelat atap, pedoman yang dipakai:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPPURG
1987)
2. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
3. Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Penerbit
Erlangga : Jakarta.
4. Sunggono. 1984. Teknik Sipil. Penerbit Nova : Bandung.
85

5.3 Perhitungan Pelat Atap A


5.3.1 Data teknis pelat atap rencana:
1. Material beton
f.c = 25 Mpa
Berat per unit volume = 2400 Kg/m3
Modulus elastisitas = 23500 Mpa

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )


2. Material tulangan
Fy = 240 Mpa
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200000 Mpa
5.3.2 Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat atap

Gambar 5.2 Tampak Atas Plat Atap 1


Sumber : Data Tugas Akhir (program Autocad)
86

Gambar 5.3 Tampak Atas Plat atap


Sumber : Data Tugas Akhir (program Autocad)

Plat 1 Lx = 300 cm, Ly = 300 cm dengan kode A


Keterangan: Sisi bentang pendek ( Lx )
Sisi bentang panjang ( Ly )

< 2  menggunakan plat lantai dua arah (two way slab)

5.3.3 Menentukan tebal plat lantai


Perencanaan pelat dalam menentukan tebal diambil dari bentang pelat yang lebih
pendek (lx) dari luasan pelat terbesar. Pada lantai atap memiliki 2 tipe pelat dengan luasan
dan pembebanan yang berbeda. Dengan menggunakan asumsi pelat 2 arah. Asumsi
menggunakan beton konvensional dengan perhitungan bahwa setiap plat dibatasi oleh
balok.
87

240
300 0,8 +
h = 1500
300
36 + 9 300

h = 6,4 cm
( Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 10 cm )
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 11.5(3(3), hal 66 )
5.3.4 Data beban yang bekerja pada pelat
5.3.4.1 Beban mati
Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3
Lapisan kedap air = 5 cm
Berat jenis lapisan kedap air = 200 Kg/m2
Berat jenis air hujan = 1000 Kg/m3
Tinggi air tergenang = 5 cm
( PPPURG 1987, hal 5 dan 6 )
5.3.4.2 Beban hidup
Beban hidup atap minimal = 100 Kg/m2
( PPPURG 1987, hal 7 )
5.3.5 Pembebanan Pada Pelat

1. Beban mati (WD)


Berat plat lantai = 2400 x 0,10 = 240 Kg/m2
Lapisan kedap air = 0,05 x 200 = 10 Kg/m2
Berat air hujan = 0,05 x 1000 = 50 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 300 Kg/m2
2. Beban hidup (WL)
Beban hidup atap minimal = 100 Kg/m2
3. Kombinasi pembebanan
a. Sebagai lantai atap
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (300) + 1,6 (100)
= 520 Kg/m2  5,20 KN/m2
88

5.3.6 Perhitungan Momen pada Tumpuan dan Lapangan


Penulangan pelat model I – 5 dengan skema dari diagram momen penulangan.
Momen penulangan persatuan panjang terhadap beban terbagi rata. Buku Gideon
jilid 4, hal 32.

Gambar 5.4. Skema Penulangan Pelat


Sumber : Buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)
89

Tabel 5.1. Skema Penulangan Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

5.3.6.1 Momen yang dihasilkan


Perhitungan pada pelat tipe A.1 dengan dimensi 300 x 300 cm, lantai utama.
Perhitungan momen secara manual dengan dibantu program excel.
Tabel 5.2. Momen Pelat yang dihasilkan
DIMENSI Wu Koefisien Momen Penulangan Arah (x)
No FUNGSI Ly/Lx Type
(cm) (kN/m²) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lantai -20 20 -16 -12 27 -60 -31 31 -33
1 300 x 300 5.20 1 A.1
Atap m xx  0,001wl x 2 x

-0.94 0.94 -0.75 -0.56 1.26 -2.81 -1.45 1.45 -1.54


Koefisien Momen Penulangan Arah (y)
a b c d e f g h i
A.1 -33 31 -31 -60 27 -12 -16 20 -20
m yy  0,001wl x 2 x

-1.54 1.45 -1.45 -2.81 1.26 -0.56 -0.75 0.94 -0.94

Perhitungan bagian pelat lantai dengan posisi yang berbeda disamakan


karena bentang sama, untuk penulangan atap serta nilai momem untuk atap
beton bagian teras (A) sama.
90

5.3.7 Perhitungan Penulangan Pelat Atap (Bagian A)


Tebal pelat (h) = 10 cm  100 mm
Fc = 25 Mpa  250 kg/cm2
Fy = 240 Mpa  2400 Kg/cm2
min = 0,0025 (Pelat)
( Buku Gideon jilid 1, tabel 6, hal 51 )
Tebal Selimut Beton = p = 20 mm
( Buku Gideon jilid 1, tabel 3, hal 44 )
Diameter tulangan arah x =  10  10 mm

Tinggi evektif arah x


dx = h – p – ½ Dx
= 100 – 20 – ½ 10
= 85 mm
Diameter tulangan arah y =  10  10 mm
Tinggi evektif arah y
dy = h – p – Dy – ½ Dy
= 100 – 20 – 10 – ½ 10
= 65 mm

5.3.7.1 Tulangan yang dihasilkan


Perhitungan tulangan pada pelat lantai secara manual dengan dibantu program
excel. Perhitungan tulangan pada interpolasi untuk menentukan ( ρ), sesuai dengan
tabel 5.1h, buku Gideon jilid 4 pada halalaman 51. Adapun rumus dalam interpolasi:

×
=A  ρ=a

×
=X  Interpolasi

×
=B  ρ=b

ρ =a+ × (b – a)
91

Tabel 5.3. Penentuan ρ pada Mutu beton Fc 25

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Sedangakan ntuk mencari tulangan pada pelat lantai dibantu dengan tabel
13a, buku Gideon jilid 1 pada halaman 58.

Tabel 5.4. Diameter Batang dalam mm2 per meter lebar Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)


Dalam menentukan diameter dan jumlah tulangan disesuaikan dengan
perencanaan yang dibuat. Adapun hasil dari perhitungan tulangan, sebagai berikut:
92

Perhitungan pada pelat tipe A.1 dengan dimensi 300 x 300 cm, lantai atap.
1. Penulangan Arah X ( 8 )
Momen Lapangan (Mlx) = 1,45 KN.m (nilai terbesar)
,
×
= , × ,
= 200,69 KN/m2

×
= 200  ρ = 0,0008

×
= -200,69  Interpolasi

×
= 300  ρ = 0,0013
,
ρ = 0,0008 + × (0,0013 – 0,0008)

= 0,000803...  ρmin > ρ


ρmin = 0,0025 ( mutu beton untuk pelat)
As = ρmin × b × dx
= 0,0025 × 1000 × 85
= 212,5 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 250 (As = 314 mm2)

2. Penulangan Arah X ( 7 )
Momen Tumpuan (Mtx) = -1,45 KN.m
,
×
= , × ,
= -200,69 KN/m2

×
= 200  ρ = 0,0008

×
= 200,69  Interpolasi

×
= 300  ρ = 0,0013
,
ρ = 0,0008 + × (0,0013 – 0,0008)

= 0,000803...  ρmin > ρ


ρmin = 0,0025 ( mutu beton untuk pelat)
As = ρmin × b × dx
= 0,0025 × 1000 × 85
= 212,5 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 250 (As = 314 mm2)
93

3. Penulangan Arah Y ( b )
Momen Lapangan (Mly) = 1,45 KN.m
,
×
= , × ,
= 343,195 KN/m2

×
= 300  ρ = 0,0013

×
= 343,195  Interpolasi

×
= 400  ρ = 0,0017
,
ρ = 0,0013 + × (0,0017 – 0,0013)

= 0,00147  ρmin > ρ


ρmin = 0,0025 ( mutu beton untuk pelat)
As = ρmin × b × dx
= 0,0025 × 1000 × 65
= 162,5 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 250 (As = 314 mm2)

4. Penulangan Arah Y ( d )
Momen tumpuan (Mty) = -2,81 KN.m
,
×
= , × ,
= 665,088 KN/m2

×
= 600  ρ = 0,0025

×
= 665,088  Interpolasi

×
= 700  ρ = 0,0030
,
ρ = 0,0025 + × (0,0030 – 0,0025)

= 0,00282  ρmin < ρ


As = ρ × b × dx
= 0,00282 × 1000 × 65
= 183.3 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 250 (As = 314 mm2)
94

5.4 Perhitungan Pelat Atap B


5.4.1 Data teknis pelat atap rencana:
1. Material beton
f.c = 25 Mpa
Berat per unit volume = 2400 Kg/m3
Modulus elastisitas = 23500 Mpa

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )


2. Material tulangan
Fy = 240 Mpa
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200000 Mpa
5.4.2 Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat atap

Gambar 5.5. Rencana plat lantai atap


Sumber : Data Tugas Akhir (program Autocad)
95

Plat 1 Lx = 200 cm, Ly = 550 cm dengan kode B


Keterangan: Sisi bentang pendek ( Lx )
Sisi bentang panjang ( Ly )
β= = = 2,75 > 2  menggunakan plat lantai dua arah (two way

slab)
5.4.3 Menentukan tebal plat lantai
Perencanaan pelat dalam menentukan tebal diambil dari bentang pelat yang lebih
pendek (lx) dari luasan pelat terbesar. Dengan menggunakan asumsi pelat 2 arah, dan
menggunakan pelat dengan ketebalan 12 cm. Asumsi menggunakan beton konvensional
dengan perhitungan bahwa setiap plat dibatasi oleh balok.
fy
ln 0,8 +
1500
h =
lx
36 + 9
ly
240
400 0,8 +
h = 1500
400
36 + 9
550
h = 9,02 cm
( Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 12 cm )
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 11.5(3(3), hal 66 )
5.4.4 Data beban yang bekerja pada pelat
5.4.4.1 Beban mati
Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3
Lapisan kedap air =5 cm
Berat jenis lapisan kedap air = 200 Kg/m2
Berat jenis air hujan = 1000 Kg/m3
Tinggi air tergenang =5 cm
Berat tendon air TB 160
kapasitas 1.550 liter + berat
sendiri tendon (Penguin) = 1588.5/11m2 = 144,41 kg/m2
( PPPURG 1987, hal 5 dan 6 )
96

5.4.4.2 Beban hidup


Beban hidup atap minimal = 100 Kg/m2

( PPPURG 1987, hal 7 )


5.4.5 Pembebanan Pada Pelat
1. Beban mati (WD)
Berat plat lantai = 2400 x 0,12 = 288 Kg/m2
Lapisan kedap air = 0,05 x 200 = 10 Kg/m2
Berat air hujan = 0,05 x 1000 = 50 Kg/m2
Berat 2 tandon air TB 160 = 2 x 144,41 = 288,82 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 636,82 Kg/m2
2. Beban hidup (WL)
Beban hidup atap minimal = 100 Kg/m2
3. Kombinasi pembebanan
b. Sebagai lantai atap
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (636,82) + 1,6 (100)
= 924,184 Kg/m2  9,242 KN/m2

5.4.6 Perhitungan Momen pada Tumpuan dan Lapangan


Penulangan pelat model I – 5 dengan skema dari diagram momen penulangan.
Momen penulangan persatuan panjang terhadap beban terbagi rata. Buku
Gideon jilid 4, hal 32.
97

Gambar 5.6. Skema Penulangan Pelat


Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)
Tabel 5.5. Skema Penulangan Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)


98

5.4.6.1 Momen yang dihasilkan


Perhitungan pada pelat tipe B.1 dengan dimensi 200 x 550 cm, lantai utama.
Perhitungan momen secara manual dengan dibantu program excel.
Tabel 5.6. Momen Pelat yang dihasilkan
DIMENSI Wu Koefisien Momen Penulangan Arah (x)
No FUNGSI Ly/Lx Type
(cm) (kN/m²) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lantai -37 37 -56.5 -5 65.5 -119 -47 47 -74.5
1 200 x 550 9.242 2.75 B.1 mxx  0,001wlx 2 x
Atap
-1.37 1.37 -2.09 -0.18 2.42 -4.40 -1.74 1.74 -2.75
Koefisien Momen Penulangan Arah (y)
a b c d e f g h i
B.1 -38 37 -37 -63.6 28 -17.5 -17 22 -22
m yy  0,001wl x 2 x

-1.40 1.37 -1.37 -2.35 1.04 -0.65 -0.63 0.81 -0.81

5.4.7 Perhitungan Penulangan Pelat Atap (B )


Tebal pelat (h) = 12 cm  120 mm
Fc = 25 Mpa  250 kg/cm2
Fy = 240 Mpa  2400 Kg/cm2
, ,
min = = = 0,00583

( Buku Gideon jilid 1, tabel 6, hal 51 )


Tebal Selimut Beton = p = 20 mm
( Buku Gideon jilid 1, tabel 3, hal 44 )
Diameter tulangan arah x =  10  10 mm

Tinggi efektif arah x


dx = h – p – ½ Dx
= 120 – 20 – ½ 10
= 95 mm

Diameter tulangan arah y =  10  10 mm


99

Tinggi efektif arah y


dy = h – p – Dy – ½ Dy
= 120 – 20 – 10 – ½ 10
= 85 mm

5.4.7.1 Tulangan yang dihasilkan


Perhitungan tulangan pada pelat lantai secara manual dengan dibantu program
excel.
Perhitungan tulangan pada interpolasi untuk menentukan ( ρ), sesuai dengan tabel 5.1h,
buku Gideon jilid 4 pada halalaman 51. Adapun rumus dalam interpolasi:

=A  ρ=a

=X  Interpolasi

=B  ρ=b

ρ =a+ × (b – a)

Tabel 5.7. Penentuan ρ pada Mutu beton Fc 25

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)


100

Sedangkan ntuk mencari tulangan pada pelat lantai dibantu dengan tabel
13a, buku Gideon jilid 1 pada halaman 58.

Tabel 5.8. Diameter Batang dalam mm2 per meter lebar Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Dalam menentukan diameter dan jumlah tulangan disesuaikan dengan perencanaan


yang dibuat. Adapun hasil dari perhitungan tulangan, sebagai berikut:
Perhitungan pada pelat tipe B.1 dengan dimensi 200 x 550 cm, lantai atap.
1. Penulangan Arah X ( 5 )
Momen Lapangan (Mlx) = 2,42 KN.m (nilai terbesar)

= 268,144 KN/m2

= 200  ρ = 0,0008

= 268,144  Interpolasi

= 300  ρ = 0,0013

ρ = 0,0008 + × (0,0013 – 0,0008)

= 0,00114  ρmin > ρ


As = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95
= 553,85 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 150 (As = 524 mm2)
101

2. Penulangan Arah X ( 6 )
Momen Tumpuan (Mtx) = -4,40 KN.m
,
×
= , × ,
= -487,534 KN/m2

×
= 400  ρ = 0,0017

×
= 487,534  Interpolasi

×
= 500  ρ = 0,0021
,
ρ = 0,0017 + × (0,0021 – 0,0017)

= 0,00205  ρmin > ρ


As = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95
= 553,85 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 150 (As = 524 mm2)

3. Penulangan Arah Y ( b )
Momen Lapangan (Mly) = 1,37 KN.m
,
×
= , × ,
= 189,62 KN/m2

×
= 100  ρ = 0,0004

×
= 189,62  Interpolasi

×
= 200  ρ = 0,0008
,
ρ = 0,0004 + × (0,0008 – 0,0004)

= 0,00075  ρmin > ρ


As = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 85
= 495,55 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 150 (As = 524 mm2)
102

4. Penulangan Arah Y ( d )
Momen tumpuan (Mty) = -2,35 KN.m
,
×
= , × ,
= 325,259 KN/m2

×
= 300  ρ = 0,0013

×
= 325,259  Interpolasi

×
= 400  ρ = 0,0017
,
ρ = 0,0013 + × (0,0017 – 0,0013)

= 0,0014  ρmin > ρ


As = ρ × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 85
= 495,55 mm2
Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai  10 – 150 (As = 524 mm2)

Anda mungkin juga menyukai