Anda di halaman 1dari 51

TULANGAN SENGKANG

KOLOM
Anggota :
- Ni Putu Ary Y. 03111540000079
- Dian Arief Prawira R. 03111540000083
- Alyssa Dewiputri H. 03111540000091
- Pelangi Shafira M. 03111540000101
- Putu Pradnyanita M. W. 03111540000105
- Arvida Novia Rahmatika 03111540000116
- Hendraloka B. Pradana 03111540000119
UMUM

Struktur bangunan tahan gempa didesain terhadap gaya gempa yang


lebih rendah dari pada gaya gempa rencana.
Struktur bangunan berprilaku inelastic, struktur bangunan tidak boleh
mengalami keruntuhan pada saat menerima beban gempa rencana atau
bahkan beban gempa yang lebih besar. Untuk menjamin hal tersebut,
prilaku inelastic struktur harus di rencanakan dengan baik dengan salah
satu metode yaitu desain kapasitas.
SYARAT DIMENSI KOLOM
Komponen RPMK yang kena
beban aksial terfaktor Pu oleh
kombinasi beban apapun yang
melebihi Ag fc/10 disebut
kolom.

Syarat dimensi kolom


1. c1 > 300 mm (pasal 21.6.1.1
SNI 2847 2013)
1
2. 0,4 (pasal 21.6.1.2 SNI
2
2847 2013)
TULANGAN TRANSVERSAL PADA KOLOM
Merupakan tulangan yang mencegah tulangan memanjang (longitudinal)
menekuk keluar dan menahan gaya geser pada penampang beton bertulang.
Disebut transversal dikarenakan arah penulangannya tegak lurus dengan
penampang

Tulangan transversal pada kolom dapat berupa tulangan spiral atau tulangan Sengkang tertutup, pada saat
kolom menerima gaya aksial tekan, inti kolom cenderung mengembang karena adanya pengaruh rasio
Poisson dan sifat dilatasi material beton
Pengembangan ini menyebabkan tulangan Sengkang tertutup atau
tegangan lateral terhadap inti beton. Dalam kondisi terkekang beton
memiliki kuat tekan aksial yang lebih tinggi dan perilaku yang lebih daktail
Daerah daerah pada kolom yang berpotensi membentuk sendi plastis, yang harus dipasangi tulangan transversal dengan
luasan dan spasi sesuai di atas di atur sebagai berikut:

Sepanjang Lo dari setiap muka hubungan balok-kolom

Sepanjang Lo pada kedua sisi dari setiap penampang yang berpotensi membentuk leleh lentur (sendi plastis) akibat
deformasi lateral inelastic pada struktur rangka

Sepanjang daerah sambungan lewatan tulangan longitudinal kolom

Kedalam kepala fondasi sejauh minimum 300 mm


PENENTUAN SPASI (JARAK ANTAR
TULANGAN TRANSVERSAL)

Penentuan spasi Penentuan kebutuhan


Penentuan spasi di luar
Penentuan panjang lo tulangan transversal di tulangan transversal
lo
lo akibat geser
1. PENENTUAN PANJANG LO
Penentuan panjang lo di ujung ujung kolom yang kemungkinan terjadi sendi
plastis dan memerlukan pengekangan pada beton ditetapkan sepanjang lo.
Panjang lo ini harus yang terbesar dari ketentuan di bawah ini:
Tinggi penampang struktur kolom pada muka hubungan balok-kolom atau
pada segmen yang berpotensi membentuk leleh lentur
1/6 bentang bersih struktur kolom
450 mm
Syarat bentuk TT (Tulangan Transversal) untuk pengekangan ujung
kolom/balok dan pemikul V
2. PENENTUAN SPASI TULANGAN TRANSVERSAL
DI LO
Spasi TT yang dipasang lo, yaitu s1 diambil yang terkecil dari nilai berikut :
dimensi terkecil kolom
6 x diameter terkecil tulangan memanjang
so, seperti ditentukan oleh rumus (pers 21.2 SNI 2847-2103)
350
so = 100 + ( )
tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak perlu lebih
3
kecil dari 100 mm
3. PENULANGAN SPASI TULANGAN
TRANSVERSAL DI LO
Spasi TT di luar lo, yaitu s2, harus yang terkecil dari 6db (diameter terkecil
tulangan memanjang) dan 150 mm.
4. PENENTUAN TULANGAN
TRANSVERSAL UNTUK GAYA GESER
Luas penampang tulangan transversal yang diperlukan sepanjang lo, harus dihitung
dengan Vc =0, bila:
Gaya geser akibat beban gempa (V) saja merupakan setengah atau lebih dari Ve
Gaya aksial tekan terfaktor, Pu, termasuk pengaruh gempa bernilai kurang dari Ag
fc / 20
SYARAT SPASI TULANGAN TRANSVERSAL KOLOM
350
150 so = 100 + 100 mm
3

h1 /4
S1 h2 /4
6db
so

S2 6db
150 mm

h1
Lo h2
lc /6
450 mm
KAPASITAS
DESAIN KOLOM
KAPASITAS DESAIN KOLOM
Capacity desain ini bertujuan agar struktur RMPK yang direncanakan
berkelakuan inelastic pada waktu terjadi gempa kuat itu akan mengikut
Mekanisme Balok (Gambar 6.5)
Untuk mencapai itu dilakukan :
1. Membuat kuat mmen kolom lebih uat daripada kuat momen balok (strong
column weak beam) yaitu untuk merealisasi Mekanisme Balok
2. Mampu mengalami goyangan lateral secara inelastic akibat gempa kuat dengan
memasang tulangan pengekang di kedua ujung kolom sepanjang I0
3. Menghindarkan terjadi kegagalan geser yang mendahului kegagalan oleh
momen lentur dengan memasang tulangan geser untuk kuat geser Vc

Syarat :
1. Syarat kuat momen kolom
Mnc harus > 6/5 kuat momen balok Mnb
2. Mnc harus diambil dari nilai terendah kombinasi
beban aksial
KAPASITAS DESAIN KOLOM

Strong Klom
Weak Beam

Pengekangan
di ujung
kolom

Kuat geser
lebih besar
dari pada
kuat momen
KOLOM KUAT BALOK LEMAH (STRONG
COLUMN WEAK BEAM)

Mnb harus diambil nilai terbesar


diperoleh di tulangan terpasang
Mnc = jumlah kuat momen nominal
dari kolom di muka sisi atas dan
bawah HBK dari hasil penulangan
terpasang akibat kombinasi beban
terfaktor.
Mnb = jumlah kuat momen balok
dari sisi kanan dan kiri HBK.
PENGEKANGAN UJUNG-UJUNG KOLOM
Untuk daerah lo diperlukan luas tiap spiral maupun hoops
(Ash1 dan Ash2)
Struktur RMPK diharapkan mampu terkena drift maksimum

Struktur RMPK diharapkan mampu


terkena drift maksimum sebesar
Cdy = 5.5y yang ekivalen dengan
Mpr harus diambil
suatu rotasi penampang di sendi
sebesar Mb dengan
plastis yang mempunyai kapasitas
=1.0 dan fs = 1.25fy
regangan tekan jauh lebih besar
dari regangan tekan design biasa
sekitar 0,003.
PENGEKANGAN UJUNG-UJUNG KOLOM

Jumlah tulangan pengekang ditetapkan seperti poin dibawah ini (kecuali


dituntut lebih besar dari kebutuhan tulangan geser dari gaya geser Ve.
Rasio Volumetrik penulangan spiral s tidak boleh kurang dari s = 0.12f c/fyt

dan tidak boleh kurang dari = 0.45 1

.. ..
Ash tidak boleh kurang dari = 0.3 [ 1] dan = 0.09

KUAT GESER HARUS LEBIH BSAR DARI
KUAT MOMEN
Gaya geser rencana, Ve, untuk
menentukan kebutuhan geser
Mpr ditentukan berdasarkan
kolom yang tidak boleh gagal Mpr = Mb (momen balans diagram
rentang beban aksial terfaktor
mendahului kekuatan momen interaksi dari kolom ybs namun
yang mungkin terjadi dengan =
kolom itu harus ditentukan dari pakai fs = 1,25)
1,0
kuat kedua ujung kolom (Pasal
21.6.5.1)

Kolom kolom RPMK penyangga


komponen kaku harus dilengkapi
tulangan confinement dan
dijangkar di dinding dan pondasi
KUAT GESER HARUS LEBIH BSAR DARI
KUAT MOMEN

Namun pasal tersebut


membatasi bahwa gaya geser
yang diperoleh dari Mb tidak Gaya geser itu tidak boleh
perlu lebih besar dari gaya geser diambil kurang dari gaya geser
rencana yang ditentukan dari berfaktor hasil analisa struktur.
kuat HBK berdasarkan pada Mpr
balok balok melintang.
KUAT GESER HARUS LEBIH BSAR DARI
KUAT MOMEN

1 +2
Ve3,4 tidak perlu lebih besar dari

Asumsi ini dengan anggapan momen lentur balok
melintang di ujung kolom atas dan bawah bernilai
sama dalam arti Mpr3=Mpr4=|Mpr1|+|Mpr2|
Panjang penyaluran tulangan memanjang balok
yang berhenti di HBK, harus dihitung 1,25 fy dan
dijangkar
CONTOH SOAL
DIKETAHUI
Mutu bahan struktur : Beban Mati
Beton bertulang = 24 kN/m3
fc = 30 Mpa
Partisi = 1 kN/m2 lantai
fy = 400 Mpa Tegel + spesi = 0.45 kN/m2

Kategori gedung sebagai bangunan Plafon dan ME = 0.18 kN/m2


rumah sakit (termasuk bangunan KR IV) Gaya lateral ekuivalen V ditetapkan sebesar 7936
kN.
Beban Hidup Dimensi komponen - komponen struktur SRPMK
Lantai = 2.5 kN/m2 Tebal lantai = 120 mm
Dimensi balok 500 x 700 mm
Atap = 1.00 kN/m2
Dimensi kolom 750 x 750 mm
DIKETAHUI
Momen pelat/lantai dijepitan (Mneg) Penulangan balok akibat momen lentur di
dan lapangan (Mpos) akibat beban kerja Tabel 8.2 memberikan resume beban
ditetapkan : momen di balok akibat beban beban
momen sesuai dengan 4 macam
Mneg = -8.148 kNm kombinasi beban untuk balok di lantai 2
Mpos = 8.148 kNm pada baris no.5 SPRMK tersebut.
Dengan resume beban momen desain,
Mneg bekerja di muka sisi balok.
Tabel 8.3 menentukan hasil perhitungan
Tulangan Mneg dipasang D10-250 dan
penulangan untuk balok yang
Mpos dipasang juga D10-250
bersangkutan dan Gambar 8.3
menyajikan tipikal penulangan balok tepi
di lantai 2 itu.
DIKETAHUI
DIKETAHUI
DIKETAHUI
DIKETAHUI
DIKETAHUI
Informasi Hasil Perencanaan Penulangan Kolom
Berdasarkan kombinasi beban di Tabel 8.4, kolom
tengah Ka2-1 cukup diberi tulangan sebanyak 1.34%
atau 24D20. Dengan bantuan diagram interaksi yang
dibuat dengan PCACOL diperoleh bukti bahwasemua
beban di Tabel 8.4 berada dalam diagram interaksi
tersebut. Dengan cara yang sama diperoleh tulangan
24 D 20 atau 1.34% untuk kolom tepi di bawah lantai
2 Ki2-1. Prosentase tulangan kedua kolom ini sesuai
syarat Pasal 21.6.3.1 yaitu harus di antara 1% - 6%
telah dipenuhi.
DIKETAHUI
Informasi Nilai Mnc dan Mpr
- Nilai Mnc adalah nilai momen yang ditentukan oleh Pasal
21.6.2.2 untuk persyaratan kontrol strong colomn. Mnc diperoleh dari
diagram interaksi kolom yang bersangkutan dengan pakai ordinat beban
aksial gempa (Tabel 8.3 Tabel 8.7). Nilai Mnc ini disajikan dalam Tabel 8.8
di kolom 2 untuk masing masing kolom yang diteliti
- Nilai Mpr adalah nilai momen yang diisyaratkan oleh Pasal
21.6.5.1 untuk menghitung kuat geser Ve yang menentukan kebutuhan
tulangan geser ujung ujung kolom. Nilai Mpr ini tercantum di kolom 3
Tabel 8.8 untuk masing masing kolom yang diteliti.
DIKETAHUI
DITANYA
Penuhi persaratan capacity design column
- Persyaratan strong column weak beam
- Pengekangan kolom
- Penulangan transversal untuk beban geser Ve
- Sambungan lewatan tulangan vertical kolom
JAWABAN 2A : PERSYARATAN STRONG-
COLUMN WEAK-BEAM
Persyaratan Srong Columns Weak Beams. Dari Bab 8.2 diketahui
tulangan memanjang kolom-kolom adalah 24D20 (lihat gambar 8.4)
Syarat dimensi kolom menurut pasal 21.6.1 harus dipenuhi bila :
Kolom sebagai SRPMK
7502 .30
Menerima beban aksial berfaktor lebih besar dari = =
10 10
1687.5 . Karena 1687.5 KN ini lebih kecil dari beban aksial terfaktor
yang tercantum di Tabel 8.4 s/d 8.7 maka berlaku :
Ukuran penampang terkecil 750 mm > 300 mm -> OK
750
Rasio = = 1 > 0.4
750
Sesuai dengan ketentuan Capacity Design, maka Pasal 21.6.2.2
6
mensyaratkan > . Perlu dipahami bahwa dengan bantuan
5
diagram interaksi kuat desain kolom Mnc harus dicari gaya aksial terfaktor
yang menghasilkan kuat lentur terendah, konsisten dengan arah gempa
yang ditinjau. Dalam hal ini hanya kombinasi beban dengan beban gempa
yang dipakai untuk memeriksa syarat strong column-weak beam ini. Nilai
Mnc ini untuk masing-masing kolom yang diteliti tidak diberikan di Tabel 8.8.
Untuk balok tengah B2, kuat momen nominal balok-balok yang bertemu di
HBK dengan memperhitungkan tulangan pelat lantai selebar be yang
menyatu pada balok, diperoleh :
= 583 + 344.48
= 927.48
Disini nilai 344.48 kNm diambil dari tabel 8.3. Sedangkan nilai Mnb = 583
kNm termasuk konstribusi tulangan pelat. Mnc untuk kolom tengah diatas
lantai 2 diketahui sebesar 1024 KN dan Mnc untuk kolom tengah di bawah
lantai 2 didapat sebesar 1047 kNm (lihat tabel 8.8). Hasilnya adalah sebagai
berikut :
1024+1047
= = 3186
0.65
6 6927,48
= = 1891,22
5 50,8
6
Terlihat nilai = 3186 > = 1391,22
5
JAWABAN 2B : PENGEKANGAN KOLOM
Memenuhi Pasal 21.6.4.1 ujung-ujung kolom sepanjang lo harus dikekang
dengan spasi sesuai Pasal 21.6.4.3 oleh tulangan transversal (Ash):
= 750
1
= 467
6
450
Dipakai lo=750 mm dengan so diambil yang terkecil, dari table di slide
berikut.
So diambil nilai terkecil dari
1 187
750
4
6 6 20 = 120
350 230 140
100 +
3
< 150 < 100 100

Sehingga s = 100 mm.


Ash min sesuai Pasal 21.6.4.4(b) diperoleh dari nilai terbesar dari dua
rumus berikut ini:

= 0,3 1

atau

= 0,09

Dengan asumsi s = 100 mm, fyh = 400 Mpa, dan selimut beton 40 mm dan
s = 12 mm didapat:
30 7502
= 0,3 100 750 2 40 20 2 1
400 750 2 40
= 370,1 2
atau
30
= 0,09 100 750 2 40 20
400
= 438,75 2
Untuk memenuhi pasal 12.6.4.2 dipasang Ash 4D12 = 452,4 2 >
438,75 2 (lihat gambar 8.8)
JAWABAN 2C : PENULANGAN
TRANSVERSAL UNTUK BEBAN GESER VE
= 1.0
fs = 1.25 fy
Mpr = Mb = 2065 kNm
hin = l1 = 2800 mm = 2.8 m
Mpr- = 829.1 kNm
Mpr+ = 533 kNm
2 2 2065
= = = 1475
2.8

asumsi: momen lentur di atas dan di bawah kolom penyangga lantai 2


sama, maka

+ 829.1 533
= = = 486.5 < 1475
1 2.8
7502 30
karena gaya aksial tekan > = = 843.75
20 20

maka



= 1 +
14 6

1478
= 1+ 688
14 7502

= 471
Berdasarkan Av 4D12 = 452.4 mm2 dan s terpasang = 100 mm

452.4 400 688


= = = 1245
100

Maka
+ = 0.75 1245 + 471 = 1287 > = 486.5 . . !
Ini berarti Ash terpasang berdasarkan pasal 21.6.4.2 di I0 sudah cukup
menahan geser
Sisa panjang kolom tetap harus memakai tulangan transversal dengan
JAWABAN 2D : SAMBUNGAN LEWATAN
TULANGAN VERTIKAL
Sambungan lewatan tulangan vertikal kolom. Sesuai Pasal 12.2.3 panjang
sambungan lewatan tulangan D20 dari kolom tengah harus dihitung dengan
rumus:

Dimana :
t = 1.0, e = 1.0, s =1.0
+
diambil = 2,5

=1
Jadi :
4601.01.01.0
ld = 20 = 584 mm
1.11.0 2.5

Sesuai pasal 21.6.3.3 sambungan lewatan harus diletakkan di tengah panjang kolom
dan harus dihitung sebagai sambungan tarik. Diperkirakan bahwa akibat kombinasi
beban berfaktor dengan gempa tegangan tulangan yang terjadi fu > 0,5fy. Jadi
sambungan lewatan ini termasuk kelas B (Pasal 21.17.2.3) yang panjangnya harus
1.3ld =1.3*384 = 760 mm. Detail penulangan kolom tengah dapat dilihat di Gambar
8.8.
Gambar 8.8
SEKIAN PRESENTASI
DARI KAMI
Terima Kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai