Anda di halaman 1dari 16

3/24/2016

4.6. Resistensi thd aliran dan Kekasaran Dasar Saluran


4.6.1. Pendahuluan
• Pada studi saluran terbuka dengan batas kaku/rigid boundary, koefisien
kekasaran dapat dinyatakan sebagai konstanta.
• Setelah koefisien kekasaran didapat, rumus resistensi/tahanan dapat
digunakan langsung untuk menghitung kecepatan, kemiringan, atau kedalaman
saluran.
• Pada saluran alami, batas-batas itu bergerak dan resistensi terhadap aliran
atau koefisien kekasaran bervariasi
• Dalam hal ini rumus resistensi tidak dapat langsung digunakan tanpa
pemahaman bagaimana koefisien tahanan /resistensi akan berubah di bawah
aliran dan kondisi sedimen yang berbeda.
• Studi-studi telah dilakukan untuk menentukan koefisien kekasaran dari
dasar saluran aluvial, hasilnya sering berbeda satu sama lain.
• Sebagian besar dari studi-studi ini didasarkan pada data laboratorium yang
terbatas.
• Adanya kelemahan metode untuk memprediksi variasi koefisien kekasaran
membuat studi tentang saluran alami suatu yang sulit dan merupakan
tantangan.

4.6.2. Resistensi terhadap aliran pada kondisi batas kaku


a. Metode Distribusi Kecepatan
Prandtl (1926) mengemukakan Mixing Length Theory;
 
u   8,5  5,75 log z .u (4.1) dan
 ks  dimana;
u = kecepatan pada jarak y diatas dasar aliran
 z  u  u* = kecepatan geser
u   5,5  5,75 log u (4.2)
  
I = kemiringan
ν = viskositas kinematis
 
h = kedalaman air
(3.1) ks = kekasaran ekivalen oleh Schlichting (1935) (3.2)

Persamaan (4.1) dan (4.2) dapat diintegrasikan untuk mendapatkan hubungan


kecepatan aliran rata-rata u dan kecepatan geser u* atau kekasaran ks;

• Untuk penampang lingkaran, smooth wall (dinding licin);

u  3,5  5,75 log R.u* (4.3)


u 
*

1
3/24/2016

• Untuk penampang persegi sangat besar, dinding licin;


u  3,0  5,75 log R.u*
u  (4.4)
*
• Untuk penampang lingkaran, dinding kasar (rough wall)
u  6,5  5,75 log R
u ks (4.5)
*
• Untuk penampang persegi sangat besar, dinding kasar;

u  6,00  5,75 log R


u ks (4.6)
*
• Untuk penampang persegi, dinding kasar dan permukaan bebas

u  6,25  5,75 log R


u ks (4.7)
*

b. Kekasaran dasar saluran/ bed roughness (ks)


• Kekasaran dasar/bed roughness,
ks = kekasaran butir ekuivalen Nikuradse,
berlaku untuk dasar rata/flat bed, dimana ks = diameter butir
• Kondisi alam;
- dg berbagai bentuk dasar a.l; ripple, dune dsb.
- Tergantung kepada diameter butir sedimen dan kecepatan arus.
• Untuk dasar saluran berpasir, ukuran butir sedimen butir
merupakan harga ks
ks = d65 (Einstein, 1950)
ks = d90 (Meyer-Peter dan Muller, 1948)
ks = d85 (Simon dan Richardson, 1966)

2
3/24/2016

c. Formula Darcy – Weisbach


(Formula Darcy-Weisbach aslinya dikembangkan untuk pipa);
2
h f Lu (4.8a) dimana;
f D 2g hf = kehilangan gesekan
f = Faktor gesekan Darcy- Weisbach
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran rata-rata
g = percepatan gravitasi
Untuk saluran terbuka,
D = 4R dan S = hf/L, Harga f dapat dinyatakan;

8 gRS
f 
dimana;
(4.8b) R = radius hidrolis
u2 S = kemiringan energi

Pers. (4.8b) dapat ditulis sbb;


1/ 2
u   8 
u  f  (4.9)
*  

d. Formula Chezy
Hubungan yang ditemukan Chezy adalah;
dimana;
 o  1 fu 2 (4.10) τo = tegangan geser pada daerah batas
8 ρ = kepadatan zat cair

Hubungan antara τo, u* dan R adalah;

 
1/ 2
u   o 
*   
gRS 1/ 2 (4.11)

Dari persamaan (4.10) dan (4.11), dengan

u  C RS (4.12)

 8 
1/ 2
C    (4.13)
 f 

3
3/24/2016

Chezy : formula empiris untuk kecepatan rata-2 untuk aliran


steady uniform
Dimana: R = radius hidolik
u  C RS (4.13) S = kemiringan dasar saluran
C = koefisien Chezy

Kecepatan geser:

u*  gRS (4.14)

maka
u
C g (4.15)
u*
Membuat rata-2 profil kecepatan logaritmikKecepatan didapat

1
h
u* h  z 
h zo h zo  z o
u u ( z ) dz  n dz

u*  h z  u  h  (4.16)
u   n ( )  1  o   *  n  
  zo h    z o e 

Dari persamaan=2 terdahulu

g  h 
C  n   (4.17)
  zo e 
 12h 
 18 log  Hydraucally smooth flow
u*ks
5
 3,3 / u*  

 12 h  u*ks
C=  18 log   Hydraucally rough flow  70
 ks  

e. Formula Manning
Salah satu persamaan yang paling banyak digunakan untuk saluran terbuka
yaitu Persamaan Manning;

1 2 / 3 1/ 2
u R S (4.18a) u dalam satuan m/dt
n
1,49 2 / 3 1 / 2
u (4.18b) u dalam satuan ft/dt
R S
n

4
3/24/2016

f. Hubungan ukuran Sedimen dan Koefisien Manning


Strickler (1923) menyatakan koefisien Manning n sebagai fungsi dari
ukuran butir sedimen;

n d
1/ 6
(4.19a) dimana d = diameter sedimen untuk pasir berbutir seragam
21,1 (dalam meter), atau;

d 1/ 6
n  (4.19b) Dimana d= diaqmeter sedimen dalam feet
25,7
Meyer-Peter dan Muller (1948) mempertimbangkan penggunaan
campuran pasir, rumus Strickler yang ditransformasikan menjadi;

Persamaan ini dapat dipakai untuk mendekati


n  d 90
1/ 6

(4.20) koefisien Manning jika dasar saluran tidak


26 tertutup kerikil atau endapan.

Lane dan Carlson (1953) mengusulkan;

n  d 75
1/ 6
(4.21) Dalam percobaan ini dasar saluran dilapisi dengan kerikil.
39

4.6.2. Bentuk Dasar Saluran (Bed Form)


Hubungan erat antara tahanan resistensi thd. aliran, konfigurasi dasar saluran,
dan kapasitas angkutan sedimen
a. Terminologi
Secara umum istilah bentuk dasar saluran (bed form) dapat diuraikan
seperti di bawah ini;

1. Plane Bed, ini adalah suatu bentuk dasar permukaan datar tanpa
naik dan turunnya permukaan lebih besar dari pada ukuran butir
material dasar.
2. Ripples; ini adalah bentuk dasar yang berubah naik turun dengan
bentuk panjang gelombang lebih kecil dari 30 cm dan
ketinggiannya lebih kecil dari 5 cm. Bentuk Ripple mendekati
segitiga dengan kenaikan miring panjang landai dan bagian turun
curam.
3. Bars; ini adalah bentuk dasar dengan panjang kira-kira sama
dengan lebar saluran atau lebih besar, dan ketinggian sama dengan
kedalaman rata-rata aliran yang ditimbulkan. Ada beberapa al;
point bars, middle bars dan tributary bars.
4. Dunes; bentuk dasar saluran lebih kecil dari bars tetapi lebih
besar dari ripple. Profilnya tidak seirama dengan profil muka air.

5
3/24/2016

5. Transition; konfigurasi dari bentuk Transisi ini dibentuk oleh kondisi


aliran antara Dunes yang dibentuk dan plane bed. Dalam banyak kasus,
sebagian dasar tertutup Dunes dan sebagian lagi plane bed.

6. Antidunes; Ini juga disebut Standing Wave. Dasar saluran dan


permukaan air dalam satu fase/bentuk. Sementara aliran bergerak ke
hilir (downstream), gelombang pasir dan gelombang muka air
sebenarnya bergerak ke hulu (upstream).

7. Chute and Poole; ini terjadi pada kemiringan yang relatif besar dengan
kecepatan dan konsentrasi sedimen yang tinggi. Terdiri dari gundukan
sedimen panjang.

Gambar 4.1. Bentuk dasar saluran berpasir (Simon dan Richardson 1966)

6
3/24/2016

Gambar 4.2. Beberapa bentuk Bars

4.7. Mekanisme Transport

Sediment transport/Angkutan Sedimen

Bed Load
(rolling,
Total Bed bouncing, dune
migration) Bed Load
Material
Load (sands,
Total gravels, etc) Suspended Bed
Sediment Material Load
Transport (originates from
Wash bed) Suspended
Load (silts,
Load
clays, etc) Wash Load

7
3/24/2016

Wash-Load :
Butiran halus bergerak dalam air, tetapi material ini tidak berasal
dari dasar saluran.

Bed-Load :
Gerakan/angkutan sedimen yang bergerak dengan lebih
banyak/sering kontak dengan dasar saluran

Suspended Load :
Gerakan/angkutan sedimen yang bergerak melayang tidak
kontinyu kontak dengan dasar sebagai akibat turbulensi fluida

4.7.1. Bed Load Transport

• Jika suatu aliran melampaui kriteria permulaan gerak, sedimen


akan mulai bergerak.
• Jika gerakan sedimen melalui proses rolling, sliding dan kadang
kala jumping maka ini disebut Bed load Transport (Angkutan
sedimen di dasar saluran/beban dasar) dimana pada saat bergerak
selalu menyentuh dasar saluran.
• Pada umumnya angkutan sedimen/beban dasar sekitar 5 - 25%
dari angkutan beban suspensi/suspended load transport.
• Jika pada suatu tempat mempunyai material/sedimen kasar maka
kemungkinan sebagian besar sedimen/material akan begerak
sebagai angkutan sedimen/bean dasar (bed load transport).

8
3/24/2016

Arah arus/aliran

Partikel Bed load bergerak dengan


locatan

Stream Bed
earthsci.org/teacher/basicgeol/stream/stream.html#Erosion%20by%20Streams

9
3/24/2016

10
3/24/2016

Besaran angkutan sedimen dasar saluran (bed-load) qb


seringkali dinyatakan dalam suatu bentuk tidak berdimensi:

1. Parameter Transport:
qb = besarnya bed-load transport (m3/sec/m)
qB
B  d = diameter sedimen (m)
d ( s  1) g.d s=ρs/ρ = desitas relatif
g = percepatan gravitasi (m2/sec)
qB
B 
3
Δ =s–1
d 2
.g h = kedalaman air (m)
I = kemiringan saluran
μ = Ripple faktor = C/C’
2. Parameter Aliran

.d (h.I )'  C 


2
Y   
.h.I h.I  C' 

11
3/24/2016

a. Formula DuBoy
DuBoy menganggap gerakan sedimen di dasar saluran seperti
diperlihatkan pada Gambar 5.1. Gaya tarikan (tractive force) di dasar
diimbangi oleh tebal lapisan yang masing-masing tebalnya ε .

Dalam kondisi keseimbangan, maka; dimana;

  .g.h.I  C f .m. . s   g (5.1)


Cf
m
= Koefisien friksi
= jumlah lapisan
ε = tebal lapisan
h = kedalaman air
I = kemiringan saluran
ρs , ρ = berat spesifik sedimen
dan air

Gambar 5.1.: Sketsa model bed-load DuBoys

Jika kecepatan aliran bervariasi secara linier antara lapis pertama


sampai ke-m, maka volume debit beban dasar/bed load total persatuan
lebar saluran;

  .Vs mm  1
dimana
qb Vs = kecepatan lapis kedua (Gambar 5.1) pada permulaan gerak
2 m=1
(5.2)

c  C f .  s   .g dan m (5.4)


c
(5.3)

dari pers (5.2) dan (5.4)

 .Vs
qb      c 
2 c2 (5.5)
qb  K    c 

dimana nilai K terkait dengan butir sedimen,


Straub (1935) ; K berkaitan dengan diameter sedimen d;

12
3/24/2016

0.173
K  ft 6
 lb 2 s 
d 3/ 4 
 (5.6)

d dalam mm, rumus DuBoy menjadi;

 
qb  0.173
ft 3

   c    s 

ft
(5.7)
d 3/ 4

• Hubungan antara τc , K dan d diperlihatkan pada Gambar 5.2, nilai τc


dapat diperoleh dari diagram Shield.
• Rumus DuBoy merupakan pendekatan yang paling klasik yang kemudian
diperbaiki oleh beberapa peneliti lainnya.
• Semua data didapat dari percobaan laboratorium dan dengan gradasi
sedimen yang kecil.

Gambar 5.2:
Parameter sedimen dan teg geser kritis unt pers. Bed-load DuBoys

13
3/24/2016

b. Formula Kalinske-Frijlink (1952)

b   o.27s  1d 50 g  τb dan τb’ = tegangan geser dasar


q B  2d 50 exp 
   b'  (5.8) dan tegangan geser efektif

τb = τb’ + τb’”

 
 
Jika dasar saluran flat-bed
1 1  0.06 
 b   b  fU   
' 2
u 2 Akibat butir sedimen
2 2   12 h 
2

  log   
  2.5d 50 
  (5.9)
  

 
 
1  0.06 
Akibat adanya ripple
 "
  u 2
2  
b 2
 12 h  
 log 
H  
 
  r   (5.10)
 

c. Formula Meyer Peter Muller (1948)


 b' /   b' / 
c  
θ’ = parameter Shield efektif/ ak. sedimen
s  1gd
 B  8 ' c 1.5
gd
1). Τb = tegangan geser efektif 3
θc = parameter Shield kritis .d C 2

Y
  
(5.11) .h.I  C' 

3 C’ berdasarkan d90
2). b  13,3.(Y 1  0,047 ) 2
C  18 log(
12h
) C '  18 log(
12h
)
d 50 d 90
(5.12)
Eksperimen ini dilakukan untuk d> 0,4mm dimana tidak terjadi suspended-load.
Formula diatas diuji dan dipakai untuk sungai dengan material dasar berbutir
kasar (pasir)

qB
B 
d ( s  1) g.d
qB
B 
3
d 2
.g

14
3/24/2016

d. Formula Einstein Brown (1950)


Jumlah butiran yg terdeposit dlm satu satuan luas tergantung pd jumlah butiran dlm
gerakan aliran dan kemungkinan gaya hidrodinamik mengijinkan butiran terdeposit.
JUmlah butiran yg tererosi dlm satuan yg sama tergantung jumlah butiran dlm area
itu dan kemungkinan bhw gaya hidrodinamik ckp kuat menggerakkan butiran. Dlm
kondisi keseimbangan jumlah butiran yg terdeposit hrs sama dg jumlah butiran yg
tererosi.

1).  B  40 K ( ' ) 3 (5.13)

2 36v 2 36v 2
K  
3 gd 50
3
gd 50
3

.d   36. 2   36 3  


3

2).  B  100 .Y 3 Y     2 3    
.h.I  

gd 3  3 
 gd  
qB (5.13)
B 
d ( s  1) g.d d = d50
qB
B 
3
d 2
.g

e. Formula Van Rijn (1984)


Untuk butir sedimen dengan ukuran 200 – 2000 μm;

qb  0,053[( s  1) g ]0,5 .d 50
1,5
.D*0,3T 2,1 (5.14)

dimana
qb = bed load transport

D*  d 50 [( s  1) g /  2 ]1 / 3 = parameter butiran
T  ( b'   b ,cr ) /  b ,cr = parameter tegangan geser dasar

 b'  . b  g[u / C ' ]2 = tegangan geser efektif

12h
C '  18 log( ) = koefisien Chezy terkait dg butiran sediem,n
d 90

 b,cr  (  s   ) gd50 cr = tegangan geser dasar kritis menurut Shield

15
3/24/2016

h = kedalaman air
Jika ub  7.u*' Maka: u = kecepatan aliran rata-rata
s = relatif density

qb  0,25.u*' d 50T 1,5 / D*0,3 (5.15)

u*'  g 0,5 u / C '


12h
C '  18 log( )
d 90

f. Formula Schocklitsch (1943)


(dalam satuan metrik)

• Schoklitsch mempelopori penggunaan debit air untuk menentukan beban


sedimen dasar (bed load).
• Ada 2 rumus Schocklitsch; yang pertama dipublikasikan pada tahun 1934
dan yang kedua pada tahun 1943.
dimana;

qb  2500.I q  qc 
3/ 2 qb = beban dasar dalam satuan (kg/dt)/m
(5.16) d = ukuran partikel dalam m
q dan qc = debit air dan debit kritis pada
permulaan gerak dlm (m³/dt)/m

Untuk sedimen dengan berat spesifik 2,65, debit kritis pada pers. (4.23)

0.6d 3 / 2
qc  (5.17)
I 7/6

Di mana d = ukuran butir dalam meter.

16

Anda mungkin juga menyukai