Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DESAIN KAPASITAS

Febry Mandasari
PRINSIP DASAR
 Suatu struktur mengalami getaran gempa dari lapisan tanah di bawah
dasar bangunannya secara acak dalam berbagai arah.

 Apabila struktur tersebut sangat kaku atau dengan kata lain


mempunyai waktu getar alami T yang mendekati nol detik, maka
besarnya gaya inersia F, yang timbul akibat gempa dan yang bekerja
pada titik pusat massa, adalah

𝐅 = 𝐦 × 𝐚𝐠 (1)

Dimana, m = massa bangunan


ag = percepatan getaran gempa
 Struktur memberikan respon percepatan yang sama besar dengan
percepatan getaran gempa pada tanah di dasar bangunan.
PRINSIP DASAR
Gambar 1-1 memperlihatkan respon
percepatan maksimum berbagao
struktur berderajat kebebasan satu
yang terletak di atas suatu lapisan
tanah dan mengalami getaran
gempa tertentu.
Kurva ini disebut sebagai Spektrum
Respon Percepatan yang merupakan
hasil idealisasi atau “penghalusan”
(smoothing) dari respon
sesungguhnya yang biasanya
berbentuk tidak teratur.
Suatu struktur dapat mengalami gaya
inersia gempa yang beberapa kali
lebih besar dari berat bangunannya
(sebesar 1,0 m.g dengan m = massa
bangunan dan g = percepatan
gravitasi)
PRINSIP DASAR
Gambar 1-2 menjelaskan bahwa saat
terjadi gempa, kuat struktur yang
direncanakan berperilaku elastis harus
dapat memikul beban gempa
sebesar OA.
Bila struktur mampu berperilaku
daktail dengan membentuk sendi
plastis, maka taraf pembebanan
gempa cukup ditentukan sebesar OB
yang beberapa kali lebih kecil dari
OA.
Struktur daktail dengan waktu getar
alami T yang relative panjang
cenderung untuk memiliki respon
elastoplastis dengan defleksi
maksimum yang sama besar dengan
defleksi maksimum respon elastisnya.
PRINSIP DASAR
 Dalam perencanaan bangunan tahan gempa, terentuknya sendi-sendi plastis
yang mampu memancarkan energy gempa dan membatasi besarnya beban
gempa yang masuk ke dalam struktur, harus dikendalikan sedemikian rupa
agar struktur berperilaku memuaskan dan tidak sampai runtuh saat terjadi
gempa kuat.
 Pengendalian terbentuknya sendi-sendi plastis pada lokasi-lokasi yang telah
ditentukan lebih dahulu dapat dilakukan secara pasti terlepas dari kekuatan
dan karakteristik gempa.
 Filosofi ini disebut sebagai Konsep Desain Kapasitas.
 Mekanisme goyang dengan pembentukkan sebagian besar sendi plastis
pada balok-balok lebih dikehendaki daripada mekanisme dengan
pembentukan sendi plastis yang terpusat hanya pada ujung-ujung kolom
suatu lantai (soft storey mechanism), karena beberapa alasan sbb :
1. Pada mekanisme pertama (Gambar 1-6a), pemancaran energy gempa
terjadi di dalam banyak unsur, sedangkan pada mekanisme kedua
(Gambar 1-6b) pemencaran energy terpusat pada sejumlah kecil kolom-
kolom struktur.
2. Pada mekanisme pertama, bahaya ketidakstabilan akibat efek P-∆P jauh
lebih kecil dibandingkan dengan yang mungkin terjadi pada mekanisme
kedua (soft-storey mechanism).
3. Daktilitas kurvatur yang dituntut dari balok untuk menghasilkan daktilitas
struktur tertentu, misalnya µ = 4, padaumumnya jauh lebih mudah dipenuhi
daripada kolom yang seringkali tidak memiliki cukup daktilitas akibat
besarnya gaya aksial yang bekerja.
PENINGKATAN KUAT LENTUR BALOK
 Mengetahui secara tepat kuat lentur daerah sendi plastis balok, yang sengaja direncanakan sebagai
bagian yang lemah, merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan kolom-kolom lebih kuat
dan kegagalan getas akibat beban geser tidak terjadi lebih awal dari terbentuknya sendi-sendi plastis
dengan deformasi lentur yang cukup besar.
 Umumnya kuat lentur akibat balok dapat dipastikan lebih besar dari kuat nominalnya.
 Faktor penyebab meningkatnya kuat lentur balok secara garis besar :
1. Kuat leleh actual tulangan baja (fy) umumnya lebih besar dari nominalnya yang ditentukan dalam
standar tata cara perencanaan.
2. Pengaruh “strain hardening” pada tulangan baja tidak diperhitungkan dalam perencanaan (Gb. 1-7)
3. Keungkinan bertambah besarnya kokoh tekan dan regangan tekan maksimum beton akibat adanya
pengekangan yang baik (Gb. 1-8)
 Guna memperhitungkan adanya kemungkinan
peningkatan lentur penampang balok di daerah sendi
plastis, SKSNI T-15-1991-03 menentukan factor
penambahan kekuatan (over strength factor) 0
sebesar 1,25 untuk fy < 400 Mpa dan 0 sebesar 1,40
untuk fy > 400 Mpa.
 Kapasitas lentur penampang balok dapat diperkirakan
sebesar :
𝑴𝒌𝒂𝒑,𝒃 = ∅𝟎 . 𝑴𝒏𝒂𝒌,𝒃 (2)
Dengan,
Mnak, b = kuat lentur nominal actual balok yang yang
dihitung berdasarkan luas tulangan yang
sebenarnya ada pada penampang yang ditinjau.
PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA KOLOM
 Pada mekanisme daktail yang dikehendaki untuk portal rangka terbuka, sebagian besar
sendi plastis terjadi pada ujung-ujung akhir bentang balok.
 Bila daerah sendi plastis ini sudah direncanakan penulangannya, maka momen kapasitas
balok dapat diperhitungkan sebagai momen rencana yang bekerja pada kolom.
 Pola pembagian momen dari hasil analisa elastis akibat beban statik ekuivalen hanya
benar bila yang dominan ialah ragam pertama vibrasi struktur.
 Namun, akibat terjadinya plastifikasi pada sebagian besar elemen-elemen struktur, maka
ragam - ragam vibrasi yang lebih tinggi menjadi cukup dominan, sehingga pola distribusi
momen yang diperoleh dari hasil analisa elastis akan mengalami perubahan yang cukup
besar.
 Untuk mencapai maksud ini dapat digunakan koefisien pembesar dinamis, ωd, seperti yang
ditentukan dalam SKSN/ T-t5-1991-03 [8], sehingga momen rencana kolom menjadi:
𝑴𝒖,𝒌 = 𝝎𝒅 × 𝜶𝒌 × 𝟎, 𝟕 × ෍ 𝑴𝒌𝒂𝒑,𝒃 (3)

 Dimana, ωd = factor pembesar dinamis sebesar 1,3 yg diambil untuk semua kolom
pada seluruh tingkat
αk = faktor distribusi momen elastis kolom portal
σ 𝑴𝒌𝒂𝒑,𝒃 = jumlah momen kapasitas balok di sebalah kiri dan/ kanan kolom, pada
pusat join, yang berhubungan dengan kapasitas lentur aksial balok.
factor 0,7 = penjelasan penggunaan factor kompensasi thd penggunaan factor
reduksi < 1,0
 Meskipun penampang kolom mungkin menjadi lebih besar, kebutuhan tulangan
memanjang bertambah sebagai konsekuensi penerapan persamaan (3), namun
dengan adanya jaminan tidak akan terbentuknya sendi plastis pada ujung-ujung
kolom di atas lantai dasar, shg diperoleh beberapa keuntungan:
1. Kolom yang lebih sulit diperbaiki dari balok kini dilindungi dengan tingkat
keamanan yang lebih tinggi terhadap bahaya kerusakan.
2. Penyambungan tulangan memanjang kolom sebenarnya dapat dilakukan
segera di atas lantai berikutnya, tidak perlu lagi di rencanakan di tengah kolom.
3. Karena respon inelastic bolak-balik tidak terjadi pada daerah ujung kolom, maka
kontribusi beton terhadap kuat geser penampang data diperhitungkan, shg
kebutuhan tulangan geser (sengkang atau spiral) menjadi lebih sedikit.
4. Tuntutan daktilitas pada daerah ujung kolom di atas lantai dasar menjadi sangat
kecil, bahkan dapat diabaikan, sehingga tidak lagi diperlukan sengkang atau
spiral untuk pengekangan daerah sendi plastis kolom dan berarti tingkat
kerapatan tulangan di daerah pertemuan balok-kolom dapat berkurang secara
drastis.
5. Pencegahan terhadap lelehnya tulangan memanjang kolom menyebabkan
pertemuan balok-kolom (sambungan rangka) berperilaku lebih baik.
6. Sedikit lebih besarnya penampang kolom justru memperbaiki pengangkuran
tulangan lentur balok yang seringkali sulit terpenuhi di daerah pertemuan balok-
kolom (sambungan rangka).
REDISTRIBUSI MOMEN
• Hasil superposisi momen akibat
beban gravitasi dan momen
akibat beban lateral akan
diperoleh momen tumpuan
(negative) yang bertambah besar
dan momen lapangan
(positif)yang relative jauh lebih
kecil.

• Tujuan dari redistribusi momen :


1. Mengurangi besarnya momen max.
tumpuan dan mengalihkannya ke
lapangan, shg didapatkan distribusi
kekuatan lentur yg lebih rata.
2. Menyamakan momen akibat beban
gempa bolak-balik yang bekerja
pada balok menerus di kiri dan
kolom interior.
3. Memanfatkan secara penuh
tulangan lentur positif di daerah
tumpuan yang jumlahnya
disyaratkan minimun 50% dari jumlah
tulangan lentur negatif, sehingga
perencanaan menjadi lebih
ekonomis.
4. Mengurangi besarnya momen yang
"masuk" dalam kolom.
 Dalam melakukan redistribusi momen harus diusahakan agar:
1. Prinsip keseimbangan statis selalu terpenuhi
2. Kemampuan portal dalam menahan beban lateral tidak berubah
3. Tidak terjadi sendi plastis pada ujung-ujung kolom di atas lantai dasar.

Perlu diperhatikan pembatasan besar momen yang boleh diredistribusi sebab


redistribusi momen yang terlalu jauh berbeda dari hasil analisa elastis struktur
dapat mengakibatkan retak yang berlebihan saat struktur dilanda gempa
kecil dan sedang.

SKSNI T-15-1991-03 [8] menyatakan nilai maksimum redistribusi momen sebesar


4 𝜌−𝜌′
30 1 − 3 𝜌 % dengan ρ – ρ < 0,5 ρb dan ρ adalah rasio tulangan Tarik, ρ’
𝑏
adalah rasio tulangan tekan sedangkan ρb adalah rasio tulangan Tarik dalam
keadaan seimbang (balance).
KUALITAS PENDETAILAN
1. Pendetailan di Daerah Sendi Plastis Balok
1.a. Tekuk Inelastis Prematur Tulangan Balok
 Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Selandia Baru [2] menetapkan gaya
lateral penyokong harus paling sedikit sebesar l/16 kuat leleh tulangan baja pada
setiap 100 mm sepanjang tulangan tersebut.
 SKSNI T15-1991-03 mensyaratkan bahwa tulangan transversal berupa sengkang
tertutup, harus dipasang di daerah sendi plastis sepanjang 2x tinggi komponen
struktur (2h) diukur dari muka kolom ke arah tengah bentang dengan spasi yang
tidak melebihi :
i. ¼ tinggi manfaat balok
ii. 8x diameter tulangan lentur terkecil
iii. 200 mm
iv. 1600 fy,t As,t / Σ As,l fy,l
Dengan :
As,t = luas satu kaki tulangan transversal
As,l = jumlah luas tulangan longitudinal yang harus disokong
fy,t = kuat leleh tulangan transversal
fy,l = kuat leleh tulangan longitudinal
KUALITAS PENDETAILAN
1. Pendetailan di Daerah Sendi Plastis Balok
1.b. Respon Geser Sendi Plastis Balok
Deformasi geser di daerah sendi plastis balok dapat terjadi sangat besar, khususnya bila
tuntutan daktilitas kurvatur dan tegangan geser , yang terjadi pada segitiga arah
beban siklis juga besar.
Deformasi geser yang sangat besar ini tidak dapat dikurangi hanya dengan menambah
jumlah tulangan sengkang.
KUALITAS PENDETAILAN
2. Pendetailan di Daerah Sendi Plastis Kolom
Kolom-kolom dengan beban aksial tekan yang kecil akan berperilaku serupa
dengan balok, sehingga semua persyaratan untuk perencanaan tulangan transversal
pada balok dapat diterapkan untuk kolom.
Daerah-Daerah Kritis Pada Portal Rangka
Terbuka Dengan Beban Gempa Besar
 Sumber utama pemencaran energi suatu portal beton bertulang rangka terbuka
adalah sendi-sendi plastis pada balok-balok di seluruh lantai dan pada penampang
kolom terbawah yang berhubungan dengan pondasi.
 Respon dari penampang-penampang lainnya seperti penampang tengah bentang,
kolom-kolom diatas kolom dasar dan join balok kolom.
 Perencanaan dengan ragam keruntuhan yang telah ditentukan dan tempat-
tempat sumber pemencaran energy yang telah dipilih, sedangkan penampang-
penampang lainnya direncanakan lebih kuat dari sendi-sendi plastis yang dapat
terjadi, disebut Perencanaan Kapasitas atau Capacity Design.

Anda mungkin juga menyukai