Anda di halaman 1dari 15

Pelat dan Rangka Beton

UAS – 22 Desember 2020


Eric Chandra Setiawan
185060101111007
1. Jelaskan perbedaan antara metode perencanaan langsung dan metode portal
ekuivalen.
JAWAB :
Perbedaan metode perencanaan langsung dan metode portal ekivalen:
- Metode Perencanaan Langsung :
Pada perhitungan untuk menentukan nilai variasi longitudinal dari momen
dan geser, kekakuan relatif dari balok terhadap pelat harus diperhitungkan
terlebih dahulu. Sehingga nilai momen-momennya yang terjadi dapat
diperhitungkan. Jadi untuk menentukan besarnya momen pada pelat bisa
langsung diperhitungkan tanpa harus menghitung suatu analisis tertentu
terlebih dahulu. Pada desain langsung momen yang terjadi pada pelat dapat
langsung di hitung dengan cara mendistribusikan secara merata nilai M0
yang sebelumnya dihitung terlebih dahulu menggunakan persamaan yang
ada sehingga menjadi momen positif dan negatif.
- Metode Portal Ekivalen :
Metode portal ekivalen lebih detail perhitungannya dari pada perhitungan
metode perencanaan langsung. Pada perhitungan untuk menentukan nilai
variasi longitudinal dari momen dan geser, kekakuan relatif dari balok pada
sistem pelat dapat dimisalkan terlebih dahulu pada analisis pendahuluan
dan kemudian diperiksa (sama seperti perencanaan struktur statis tak
tentu). Sehingga nilai momen rencana dapat diperoleh
Pada SNI T-15-1991 menjelaskan bahwa momen-momen terfaktor pada
metode portal ekivalen dapat dikurangi secara proporsional sedemikian
rupa sehingga jumlah absolut dari momen positif dan momen negatif rata-
rata yang digunakan dalam perencanaan tidak melebihi 1/8 . wu . l2 .
- Jadi metode portal ekivalen ini melibatkan beberapa siklus distribusi pada
momen normal, sedangkan pada metode perencanaan langsung hanya
sekali siklus. Secara garis besar, metode portal ekivalen dan metode
perencanaan secara langsung di mana pendistribusian momen pelat dapat
ditahan oleh masing-masing strip kolom dan strip tengah. Tetapi pada
metode perencanaan langsung ada beberapa pembatasan yang tidak ada
pada metode portal ekivalen dan pada metode portal ekivalen perhitungan
nilai momen statis tefaktor total (M0) sangatlah bergantung pada nilai
kekakuan dari porperti struktur.
2. Apakah yang dimaksud dengan SRPM dan jelaskan tentang SRPMB, SRPMM,
dan SRPMK.
JAWAB :
SRPM atau sistem rangka pemikul momen adalah salah satu sistem
perencanaan bangunan tahan gempa, di mana beban gempa akan ditransfer
melalui mekanisme lentur balok dan kolom. Sehingga komponen struktur dan
join dalam sistem rangka ruang tersebut dapat menahan beban gaya yang
bekerja melalui aksi lentur, geser, dan aksial.
Ketika penampang beton sudah tidak kuat menahan momen dan tulangan tarik
sudah jauh dari batas leleh (sudah dalam kondisi plastis) dan daerah tekan
beton sudah retak sehingga tegangan tekan dipikul oleh tulangan. Maka
sambungan balok ke kolom menjadi sendi, dan setelah itu tumpuan kolom pada
pondasi juga menjadi sendi.
SRPM sendiri dibagi menjadi tiga tingkatan :
a. SRPM Biasa (SRPMB)
Pada SRPMB sambungan balok ke kolom tidak berubah menjadi sendi
plastis. Sehingga tidak ada perencanaan khusus pada balok dan kolom.
SRPMB ini pada umumnya diguanakan pada daerah dengan resiko gempa
yang kecil dan penulangannya hanya berdasarkan pada kombinasi
pembebanan. SRPMB memiliki faktor modifikasi respon (R) sebesar 3,5.
b. SRPM Menengah (SRPMM)
Pada SRPMM perhitungan lebih menitik beratkan pada kegagalan struktur
akibat keruntuhan geser. SRPMM ini digunakan untuk perencanaan
bangunan pada daerah dengan resiko gempa sedang. SRPMM memiliki
faktor modifikasi respon (R) sebesar 5 – 5,5. Untuk detail penulangan
komponen SRPMM harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-2847-02
Padal 23.10.
c. SRPM Khusus (SRPMK)
Pada SRPMK komponen struktur yang mampu memikul gaya gempa
direncanakan untuk memikul lentur. Pada SRPMK struktur bangunan pada
dasarnya direncanakan memiliki daktilitas penuh dan wajib digunakan pada
zona resiko gempa yang tinggi. Struktur harus direncanakan menggunakan
sistem penahan beban lateral yang memenuhi syarat detailing yang khusu
dan mempunyai daktilitas penuh. SRPMK memiliki faktor modifikasi respon
(R) sebesar 8 – 8,5. Pada daerah sambungan antara balok dan kolom harus
diperhatikan persyaratan strong column-weak beam dan persyaratan kuat
geser. Sehingga harus memperhitungkan kapasitas geser pada kolom dan
menjamin terjadinya sendi plastis pada balok.

3. Jelaskan pengertian daktilitas struktur.


JAWAB :
Daktilitas struktur adalah struktur yang ketika ada beban yang sudah melampai
batas maksimum kekuatan elastisnya, maka struktur tidak langsung runtuh,
tetapi struktur akan mengalami deformasi plastis (inelastis) terlebih dahulu. Jadi
daktilitas struktur terjadi ketika suatu struktur mengalami deformasi dan
bebannya dihilangkan, maka deformasi tersebut tidak hilang (deformasi
permanen), tetapi struktur tidak mengalami keruntuhan. Nilai faktor daktilitas
suatu struktur dinyatakan dalam μ yang merupakan rasio antara simpangan
maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat
mencapai kondisi di ambang keruntuhan, dengan simpangan struktur gedung
pada saat terjadinya pelelehan pertama.

4. Jelaskan distribusi beban gempa pada bangunan.


JAWAB :
Untuk besar beban gempa horizontal (V) adalah sebesar :

Dimana : I = Faktor keutamaan struktur


C = Nilai faktor respon gempa
T = Waktu getar alami
Wt = Berat total struktur dan beban hidup
Besar beban gempa pada tiap di hitung berdasarkan rumus :

Dimana : Fi = Beban gempa statik ekivalen


Wi = Berat lantai tingkat ke-i
Zi = Tinggi lantai ke-i dari dasar gedung
n = Jumlah lantai
Distribusi beban gempa pada bangunan :
- Arah longitudinal
Dimana arah longitudinal sendiri dibagi menjadi dua yaitu arah utama
struktur gedung dan arah tegak lurus sumbu utama gedung. Jika distribusi
beban gempa pada arah utama struktur gedung adalah sebesar 100%,
maka pada saat yang bersamaan beban gempa yang terjadi pada arah
tegak lurus sumbu utama struktur gedung adalah sebesar 30%.

- Arah transversal
Untuk arah transversal sendiri besarnya beban gempa pada tiap lantai
dibagi dengan jumlah portal yang ditinjau.

5. Jelaskan perbedaan secara garis besar SNI 1726-2012 vs SNI 1726-2019


khususnya untuk distribusi beban gempa (static Ekivalen).
JAWAB :
SNI 1726-2012
- Gempa rencana yang digunakan adalah gempa dengan kemungkinan
terlewati besarnya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah
sebesar 2%
- Faktor keutamaan struktur (I) adalah hasil kali dari kategori resiko struktur
bangunan gedung dan non gedung dengan suatu faktor keutamaan gempa
(Ie). Tabel 1 × Tabel 2.
- Periode fundamental pendekatan
Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik, harus ditentukan dari
persamaan berikut :
Ta = Ct hnx
Dengan : Ct dan x = ditentukan dari tabel 15
hn = ketinggian struktur (m) di atas dasar
sampai tingkat tertinggi struktur

Sebagai alternatif, diijinkan untuk menentukan perioda fundamental


pendekatan (Ta), dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur
dengan ketinggian melebihi 12 tingkat di mana sistem penahan gaya
gempa terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja secara
keseluruhan dengan tinggi tingkat paling sedikit 3m :
Ta = 0,1 N
Dengan : N = jumlah tingkat
Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik untuk struktur dinding
geser batu bata atau beton diijinkan untuk ditentukan dari persamaan
berikut :
𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟐
Ta = 𝐡𝐧
√𝐂𝐰

𝟏𝟎𝟎 𝐱 𝐡𝐧 𝟐 𝐀𝐢
Dengan : CW = ∑𝐢=𝟏 ( ) 𝟐
𝐀𝐁 𝐡 𝐢 𝐡
[𝟏+𝟎,𝟖𝟑 ( 𝐢 ) ]
𝐃𝐢

AB = Luas dasar struktur (m2)


Ai = Luas badan dinding geser “i” (m2)
Di = Panjang dinding geser “i” (m)
hi = Tinggi dinding geser “i” (m)
x = Jumlah dinding geser dalam bangunan yang
efektif dalam arah yang ditinjau
- Prosedur gaya lateral ekivalen
Geser dasar seismik dihitung berdasarkan persamaan berikut,
V = CS W
Dengan : CS = Koefisien respon seismik
W = Berat seismik efektif menurut 7.7.2.
Koefisien respon seismik dihitung menggunakan persamaan :

𝐒𝐃𝐒
CS = 𝐑
( )
𝐈𝐞

Dengan : SDS = Parameter percepatan spektrum respons desain


dalam rentang perioda pendek dalam 6.3 atau 6.9
R = Faktor modifikasi respons dalam tabel 9
Ie = Faktor keutamaan gempa
Nilai CS yang dihitung tidak perlu melebihi berikut ini,
𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓( )
𝐈𝐞

dan CS harus tidak kurang dari : CS = 0,044SDS Ie ≥ 0,01


Tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S 1
sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, maka CS harus tidak
kurang dari :

𝟎,𝟓 𝐒𝟏
CS = 𝐑
( )
𝐈𝐞

Dengan : T = Perioda fundamental struktur (detik)


SD1 = Parameter percepatan spektrum repons
desain pada perioda sebesar 1,0 detik
S1 = Parameter percepatan spektrum respons
maksimum yang dipetakan

Distribusi vertikal gaya gempa


Gaya gempa lateral (FX), dalam (kN), yang timbul di semua tingkat harus
ditentukan dari persamaan
FX = CVX. V
𝐰𝐱 (𝐡𝐱 )𝐤
CVX =
∑𝐧
𝐢=𝟏 𝐰𝐢 (𝐡𝐢 )
𝐤

Dengan :
CVX = Faktor distribusi vertikal
V = Gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx = Bagian berat seismik efektif total struktur yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x (kN)
hi dan hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur berikut
ini,
* struktur dengan perioda 0,5 atau kurang, k=1
* struktur dengan perioda 2,5 atau lebih, k=2
* struktur dengan perioda 0,5 – 2,5 k=2, atau interpolasi
linear antara 1 dan 2

Distribusi horisontal gaya gempa


Geser tingkat desain gempa di semua tingkat (VX) dalam (kN) harus
ditentukan dari persamaan :
𝐧
VX = ∑𝐢=𝐱 𝐅𝐢

Dengan :
Fi = bagian dari geser dasar seismik (V) yang timbul di tingkat
i (kN)
VX = geser tingkat desain gempa (kN)
VX harus didistribusikan pada berbagai elemen vertikal sistem penahan
gaya gempa di tingkat yang ditinjau berdasarkan pada kekakuan lateral
relatif elemen penahan vertikal dan diafragma.

SNI 1726-2019
- Gempa rencana yang digunakan adalah gempa dengan kemungkinan
terlewati besarnya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah
sebesar 2%
- Faktor keutamaan struktur (I) adalah hasil kali dari kategori resiko struktur
bangunan gedung dan non gedung dengan suatu faktor keutamaan gempa
(Ie). Tabel 3 × Tabel 4.
- Periode fundamental pendekatan
Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik, harus ditentukan dari
persamaan berikut :
Ta = Ct hnx
Dengan : Ct dan x = ditentukan dari tabel 18
hn = ketinggian struktur (m) di atas dasar
sampai tingkat tertinggi struktur

Sebagai alternatif, diijinkan untuk menentukan perioda fundamental


pendekatan (Ta), dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur
dengan ketinggian melebihi 12 tingkat di mana sistem penahan gaya
gempa terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja secara
keseluruhan dengan tinggi tingkat paling sedikit 3m :
Ta = 0,1 N
Dengan : N = jumlah tingkat
Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik untuk struktur dinding
geser batu bata atau beton dengan tinggi tidak melebihi 36,6m, diijinkan
untuk ditentukan dari persamaan berikut :
𝟎,𝟎𝟎𝟓𝟖
Ta = 𝐡𝐧
√𝐂𝐰

𝟏𝟎𝟎 𝐱 𝐡𝐧 𝟐 𝐀𝐢
Dengan : CW = ∑𝐢=𝟏 ( ) 𝟐
𝐀𝐁 𝐡 𝐢 𝐡
[𝟏+𝟎,𝟖𝟑 ( 𝐢 ) ]
𝐃𝐢

AB = Luas dasar struktur (m2)


Ai = Luas badan dinding geser “i” (m2)
Di = Panjang dinding geser “i” (m)
hi = Tinggi dinding geser “i” (m)
x = Jumlah dinding geser dalam bangunan yang
efektif dalam arah yang ditinjau
-
- Prosedur gaya lateral ekivalen
Geser dasar seismik dihitung berdasarkan persamaan berikut,
V = CS W
Dengan : CS = Koefisien respon seismik
W = Berat seismik efektif menurut
Koefisien respon seismik dihitung menggunakan persamaan :

𝐒𝐃𝐒
CS = 𝐑
( )
𝐈𝐞

Dengan : SDS = Parameter percepatan spektrum respons desain


dalam rentang perioda pendek dalam 6.3 atau 6.9
R = Faktor modifikasi respons dalam tabel 9
Ie = Faktor keutamaan gempa
Nilai CS yang dihitung tidak perlu melebihi berikut ini,
Untuk T ≤ TL
𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓( )
𝐈𝐞

Untuk T > TL

𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓𝟐( )
𝐈𝐞

dan CS harus tidak kurang dari : CS = 0,044SDS Ie ≥ 0,01


Tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S 1
sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, maka CS harus tidak
kurang dari :

𝟎,𝟓 𝐒𝟏
CS = 𝐑
( )
𝐈𝐞

Dengan : T = Perioda fundamental struktur (detik)


SD1 = Parameter percepatan spektrum repons
desain pada perioda sebesar 1,0 detik
S1 = Parameter percepatan spektrum respons
maksimum yang dipetakan
Distribusi vertikal gaya gempa
Gaya gempa lateral (FX), dalam (kN), yang timbul di semua tingkat harus
ditentukan dari persamaan
FX = CVX. V

𝐰𝐱 (𝐡𝐱 )𝐤
CVX =
∑𝐧
𝐢=𝟏 𝐰𝐢 (𝐡𝐢 )
𝐤

Dengan :
CVX = Faktor distribusi vertikal
V = Gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx = Bagian berat seismik efektif total struktur yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x (kN)
hi dan hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur berikut
ini,
* struktur dengan perioda 0,5 atau kurang, k=1
* struktur dengan perioda 2,5 atau lebih, k=2
* struktur dengan perioda 0,5 – 2,5 k=2, atau interpolasi
linear antara 1 dan 2
Distribusi horisontal gaya gempa
Geser tingkat desain gempa di semua tingkat (VX) dalam (kN) harus
ditentukan dari persamaan :
𝐧
VX = ∑𝐢=𝐱 𝐅𝐢

Dengan :
Fi = bagian dari geser dasar seismik (V) yang timbul di tingkat
i (kN)
VX = geser tingkat desain gempa (kN)
VX harus didistribusikan pada berbagai elemen vertikal sistem penahan
gaya gempa di tingkat yang ditinjau berdasarkan pada kekakuan lateral
relatif elemen penahan vertikal dan diafragma.
PERBEDAAN Distribusi gaya gempa pada SNI 1726-2012 dan SNI
1726-2019
Untuk persamaan secara umum kurang lebih tidak ada perbedaan pada
SNI 1726-2012 dan SNI 1726-2019. Tetapi ada perbedaan sedikit yaitu
pada penentuan periode fundamental pendekatan untuk struktur dinding
geser batu bata atau dinding geser baton dan penentuan batas nilai
koefisien respon seismik (CS) yang nantinya akan digunakan dalam
perhitungan gaya geser dasar seismik (V).
Dimana SNI 1726-2012
Perioda fundamental pendekatan (T a) dalam detik untuk struktur
dinding geser batu bata atau beton diijinkan untuk ditentukan dari
persamaan berikut :
𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟐
Ta = 𝐡𝐧
√𝐂𝐰
Nilai CS yang dihitung tidak perlu melebihi berikut ini,

𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓( )
𝐈𝐞

dan CS harus tidak kurang dari : CS = 0,044SDS Ie ≥ 0,01


Sedangkan SNI 1726-2019
Perioda fundamental pendekatan (T a) dalam detik untuk struktur
dinding geser batu bata atau beton dengan tinggi tidak melebihi
36,6m, diijinkan untuk ditentukan dari persamaan berikut :
𝟎,𝟎𝟎𝟓𝟖
Ta = 𝐡𝐧
√𝐂𝐰

Nilai CS yang dihitung tidak perlu melebihi berikut ini,


Untuk T ≤ TL
𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓( )
𝐈𝐞

Untuk T > TL
𝐒𝐃𝟏
CS = 𝐑
𝐓𝟐( )
𝐈𝐞

dan CS harus tidak kurang dari : CS = 0,044SDS Ie ≥ 0,01

Anda mungkin juga menyukai