1. Survey Lokasi :
Jembatan Gantung Srengseng, di Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
1
Gambar 4 Gambar 5
Gambar 6
2. Pengertian
Jembatan gantung adalah sistem struktur jembatan yang menggunakan kabel sebagai
pemikul utama beban lalu lintas di atasnya, pada sistem ini kabel utama (main cable) memikul
beberapa kabel penggantung (suspension cables/hanger) yang menghubungkan antara
kabel utama dengan gelagar jembatan. Kabel utama dihubungkan pada kedua tower
jembatan dan memanjang disepanjang jembatan yang berakhir pada pengangkeran pada
kedua ujung jembatan untuk menahan pergerakan vertikal dan horizontal akibat beban-
beban yang bekerja.
2
3. Gaya- gaya yang ada pada jembatan tersebut:
c. Gaya Momen.
• Momen lentur
• Momen Torsi (puntir)
4. Analisa Beban
a. Tipe pertama ini disebut dengan Beban mati yang merupakan berat dari kumpulan
setiap anggota struktur maupun berat objek benda yang ditempatkan secara permanen.
Sebagai contoh, kolom, balok, balok penopang (girder), pelat lantai, dinding,
jendela, plumbing, alat listrik, dan lain sebagainya.
4) Beban dinding
b. Tipe Kedua adalah Beban hidup, yang mana beban yang bergerak atau bervariasi
dalam ukuran maupun lokasi. Contohnya adalah beban kendaraan pada jembatan,
beban pengunjung pada gedung, beban hujan, beban salju, beban ledakan, beban
gempa, dan beban alami lainnya.
3
3) Beban Angin,
Bila struktur merintangi aliran angin, energi kinetik angin dikonversikan ke dalam
energi potensial tekanan, yang menyebabkan terjadinya suatu pembebanan angin.
Efek angin pada struktur bergantung pada kerapatan dan kecepatan udara, sudut
datang angin, bentuk dan kekakuan struktur dan kekesaran permukaannya.
Pembebanan angin bisa ditinjau dari pendekatan statik maupun dinamik.
4) Beban Gempa,
Bila struktur-struktur digunakan untuk menahan air, tanah atau materi glanural,
tekanan yang dihasilkan oleh beban-beban ini menjadi suatu kriteria desain yang
penting. Contohnya adalah bendungan atau dinding penahan (retaining wall). Disini
hukum-hukum hidrostatik dan mekanika tanah dipakai untuk menentukan
pembebanan struktur.
a. Beban Angin
Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas. Beban angin
statik yang bekerja pada dek jembatan diperhitungkan sebesar luas ekivalen bagian
samping jembatan. Beban kerja dan terfaktor angin yang bekerja pada jembatan didapat
dari persamaan:
Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis merata tambahan
arah horizontal harus diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan rumus:
4
TEW = 0,0012 CW (VW)2 Ab [Kn]
Keterangan:
Cw = koefisien seret
Tipe Jembatan Cw
Bangunan Atas Masif
b/d = 1.0 2.1
b/d = 2.0 1.5
b/d ≥ 6.0 1.25
Bangunan atas rangka 1.2
Tabel Faktor beban untuk beban angin Sumber: RSNI T-02-2005 7.6.
5
b. Beban Gempa
Celastis = A . R . S ; Cplastis = A . R . S / Z
Keterangan :
Celastis = Koefisien geser dasar tanpa faktor daktilitas dan resiko (Z)
T’EQ = KV . I . WT ; Kh = C . S
Dimana:
I = Faktor kepentingan
Koefisien geser dasar (C) ditentukan dengan menggunakan grafik hubungan waktu getar
bangunan (T) dan (C) dapat dihitung dengan rumus:
Dengan pengertian :
6
WT = Berat total jembatan termasuk beban mati tambahan
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah (tekanan tanah dinamis) dihitung
denggan menggunakan faktor harga dari sifat bahan), koefesien geser dasar C, faktor
kepentingan I terdapat dalam tabel. Faktor tipe struktur untuk kepentingan Kh harus
diambil sama dengan 1,0. Pengaruh dari percepatan tanah arah vertikal bisa diabaikan.
7
4 0,10 0,15 0,15
5 0,07 0,12 0,12
6 0,06 0,06 0,07
1) Kriteria kekuatan; batang-batang jembatan harus cukup kuat untuk menahan beban
hidup dan beban mati dengan batas yang cukup untuk keselamatan dan
mengizinkan beban yang tidak terduga, properti material, kualitas konstruksi, dan
pemeliharaan.
2) Kriteria lendutan; jembatan pejalan kaki tidak boleh melendut dengan batas yang
mungkin menyebabkan kecemasan atau ketidaknyamanan pengguna atau
menyebabkan batang-batang yang terpasang menjadi tidak rata. Batas maksimum
untuk balok dan rangka batang jembatan pejalan kaki ditunjukkan pada Tabel 1.
Batasan ini adalah lendutan maksimum pada seperempat bentang jembatan pejalan
kaki ketika dibebani oleh beban hidup asimetris di atasnya.
3) Kriteria beban; beban untuk perancangan jembatan mengacu pada RSNI T02-2005
(Standar Pembebanan Jembatan). Pada jembatan pejalan kaki dapat saja terjadi
getaran akibat angin atau orang yang berjalan di atasnya. Namun beban ini dapat
diatasi dengan ikatan angin dan pembatasan barisan pejalan kaki
8
Semua elemen yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk
beban nominal 5 kPa. Jembatan pejalan kaki dan trotoar pada jembatan jalan raya
harus direncanakan untuk memikul beban per m2 dari luas yang dibebani seperti
pada gambar 13. Luas yang dibebani adalah luas yang terkait dengan elemen
bangunan yang ditinjau untuk jembatan, pembebanan lalu lintas dan pejalan kaki
jangan diambil secara bersamaan pada keadaan batas ultimit. Apabila trotoar
memungkinkan digunakan untuk kendaraan ringan atau ternak, maka trotoar harus
direncanakan untuk bisa memikul beban hidup terpusat sebesar 20 kN.
Sesuai dengan peraturan RSNI T-02-2005 6.7 semua elemen dari trotoar atau
jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan
untuk beban nominal 5 kPa. Unsur jalan yang menerima beban pejalan kaki
dinyatakan dalam satuan luas.
Tabel Faktor beban untuk pejalan kaki Sumber: RSNI T-02-2005 5.3.
9
Pada umumnya pengaruh perbedaan suhu tersebut dapat di hitung dengan mengambil
perbedaan suhu untuk :
1) Bangunan baja :
2) Bangunan Beton :
Faktor Beban
Jangka waktu KuET
KsET
Biasa Terkurangi
Transien 1.0 1,2 0,8
10
Tipe Bangunan Atas Temperatur Jembatan Temperatur Jembatan
Rata-rata minimun Rata-rata Maksimum
Lantai beton di tas gelagar atau 150 C 400 C
boks beton
Lantai beton di tas gelagar, boks 150 C 400 C
atau rangka baja
Lantai pelat baja di atas gelagar, 150 C 45 0 C
boks atau rangka baja
Catatan: Temperatur jembatan rata-rata minimum bisa dikurangi 5o C untuk lokasi
yang terletak pada ketinggian lebih besar dari 500 m diatas permukaan laut
11