TEKNIK JEMBATAN
I. DASAR PERENCANAAN
Konstruksi jembatan direncanakan sesuai dengan peraturan sbb :
1. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992 (PPTJ-1992), Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan.
2. Bridge Design Manual, 1992 (BDM-1992), Directorate General of Highways, Ministry
of Public Works, Republic of Indonesia.
Berat sat
( kN/m3)
( kN/m )
Beton bertulang
25.0
17.2
Beton prategang
25.5
Kerikil dipadatkan
20.0
Beton
24.0
Aspal beton
22.0
Batu pasangan
23.5
Lapisan beraspal
22.0
Baja
77.0
Air murni
9.8
Besi tuang
71.0
Pasir basah
18.4
Besi tempa
75.5
Pasir kering
17.2
Timbal
111.0
Lempung lepas
12.5
Beton ringan
19.6
Kayu ringan
7.8
Neoprin
11.3
Kayu keras
11.0
3. TEKANAN TANAH ( TA )
Tekanan tanah lateral dihitung dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah w s,
sudut gesek dalam , dan kohesi c dengan :
ws' = ws
' = tan-1 (KR * tan )
c' = KcR * c
Koefisien tekanan tanah aktif,
Koefisien tekanan tanah pasif,
KR =
Kc R =
0.7
1.0
Ka = tan2 ( 45 - ' / 2 )
2
Kp = tan ( 45+ ' / 2 )
Pada bagian tanah di belakang dinding penahan yang dibebani lalu-lintas, harus diperhitungkan adanya beban tambahan yang setara dengan tanah setebal 0.60 m yang
berupa beban merata pada bagian tersebut.
Beban merata :
q = 0.60 * Ws
q = 8.0
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L )
kPa
untuk L 30 m
kPa
untuk L > 30 m
5.5 m
p kN/m
L
KE
b
90
direction of traffic
5.5 m
q kPa
L
UD
5.5 m
100%
50%
q (kPa)
0
0
20
40
L (m)
60
80
100
p = 44.0
kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50)
DLA = 0.3
untuk L 50 m
untuk 50 < L < 90 m
untuk L 90 m
50
DLA (%)
40
30
20
10
0
0
50
100
Bentang, L (m)
150
200
Lav =
Lmax =
2. GAYA REM ( TB )
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (L t) sebagai berikut :
Gaya rem, TTB = 250 kN
untuk Lt 80 m
untuk Lt 180 m
600
500
400
300
200
100
0
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Lt (m)
q (kPa)
4
3
2
1
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
A (m2)
q= 5
kPa
q = 5 - 0.033 * ( A - 10 )
q= 2
kPa
kPa
Temperatur min.
Temperatur maks.
rata-rata
rata-rata
15 C
40 C
Koefisien muai
Modulus Elastis
Jembatan
akibat suhu
beton
10 x 10-6 per C
25000 MPa
2. BEBAN ANGIN ( EW )
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab
kN
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
dengan, Cw = 1.2
kN/m
Cw
b/d = 1.0
2.10
b/d = 2.0
1.50
b/d 6.0
1.25
Keterangan
b = lebar total jembatan dihitung dari
sisi luar sandaran
d = tinggi struktur atas
Lokasi
s/d 5 km dari pantai
Daya layan
30 m/det
25 m/det
Ultimit
35 m/det
30 m/det
2. BEBAN GEMPA ( EQ )
Beban gempa rencana dihitung dengan rumus :
TEQ = Kh * I * Wt
Kh = C * S
TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horisontal
I = Faktor kepentingan
W t = Berat total bangunan yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
= PMS + PMA
kN
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah
S = Faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi
gempa (daktilitas) dari struktur jembatan.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
T = 2 * * [ WTP / ( g * KP ) ]
3
KP = 3 * Ec * Ic / h
S = 3.0
Jika struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami simpangan yang cukup besar,
sehingga mampu menyerap energi gempa yang besar, maka nilai faktor tipe struktur,
1.0
S = 1.0 * F
F = 1.25 - 0.025 * n
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral yang ditinjau.
Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa 3 disajikan pada Tabel 6, atau dapat dilihat pada Gambar 5.
Kriteria kondisi tanah keras, sedang, dan lunak, untuk menentukan koefisien geser dasar diberikan pada Tabel 7. Faktor kepentingan ( I ) disajikan pada Tabel 8.
( detik )
Keras
Sedang
Lunak
0.00
0.14
0.18
0.18
0.40
0.14
0.18
0.18
0.55
0.11
0.16
0.18
0.60
0.10
0.15
0.17
0.90
0.10
0.10
0.14
1.30
0.10
0.10
0.10
3.00
0.10
0.10
0.10
0.20
Tanah keras
Tanah sedang
0.15
Tanah lunak
0.10
0.05
0.00
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Kedalaman Tanah
Keras
Sedang
Lunak
3m
3 - 25 m
> 25 m
6m
6 - 25 m
> 25 m
9m
9 - 25 m
> 25 m
12 m
12 - 30 m
> 30 m
20 m
20 - 40 m
> 40 m
I min.
Jembatan yang memuat > 2000 kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya
1.2
utama atau arteri, dan jembatan dimana tidak ada route alternatif
Seluruh jembatan permanen lainnya dimana route alternatif tersedia, tidak
1.0
0.8
= tan-1 (Kh)
KaG = cos2 ( ' - ) / [ cos2 * { 1 + (sin ' *sin (' - ) ) / cos } ]
KaG = KaG - Ka
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah dinamis :
2
TEQ = 1/2 * h * ws * KaG
kN/m
TEQ = 0.58 * Kh * I * wa * b * h2
b*h 2 m2
TEQ = 0.38 * Kh * I * wa * h * b2
3
wa = berat volume air = 9.8 kN/m
= faktor kepentingan
10
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan air dianggap bekerja pada kedalaman sama
dengan setengah kedalaman air rata-rata.
kN
Cd
Persegi
1.4
Bersudut
0.8
Bundar
0.7
TEF = 0.5 * CD * Va * AD
kN
CD = 1.04
Va = kecepatan aliran air rata-rata saat banjir dg periode ulang tertentu (m/det)
2
AD = luas proyeksi benda hanyutan tegak lurus arah aliran (m )
= b*h
h = kedalaman benda hanyutan ( diambil = 1.20 m di bawah muka air banjir )
b = lebar benda hanyutan
= setengah panjang bentang dan harus 20 m
11
TEF = M * Vs2 / d
kN
d (m)
0.075
0.150
D. AKSI-AKSI LAINNYA
1. GESEKAN PADA PERLETAKAN ( FB )
Gaya akibat gesekan pada perletakan dihitung berdasarkan beban tetap dikalikan dgn
koefisien gesek untuk perletakan yang bersangkutan.
12
Simbol
Faktor Beban
Ultimit
Daya layan
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
PMS
1.30
1.00
PMA
2.00
1.00
Tekanan Tanah
PTA
1.25
1.00
TTD / TTT
2.00
1.00
Gaya Rem
TTB
2.00
1.00
Beban Trotoar
TTP
2.00
1.00
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
TET
1.20
1.00
Beban Angin
TEW
1.20
1.00
Beban Gempa
TEQ
1.00
1.00
TFB
2.00
1.00
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
TFB
1.30
1.00
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
13
Faktor
KOMBINASI
Beban
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
KMS
1.30
1.30
1.30
1.30
KMA
2.00
2.00
2.00
2.00
Tekanan Tanah
KTA
1.25
1.25
1.25
1.25
KTD / KTT
2.00
1.00
1.00
Gaya Rem
KTB
2.00
1.00
1.00
Beban Trotoar
KTP
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
KET
1.00
Beban Angin
KEW
1.00
Beban Gempa
KEQ
KFB
1.00
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
KFB
1.00
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
2.00
1.00
1.00
1.20
1.00
2.00
1.00
1.00
14
Faktor
KOMBINASI
Beban
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
KMS
1.00
1.00
1.00
1.00
KMA
1.00
1.00
1.00
1.00
Tekanan Tanah
KTA
1.00
1.00
1.00
1.00
KTD / KTT
1.00
1.00
1.00
Gaya Rem
KTB
1.00
1.00
1.00
Beban Trotoar
KTP
1.00
1.00
1.00
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
KET
Beban Angin
KEW
Beban Gempa
KEQ
KFB
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
KFB
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
1.00
1.00
1.00
1.00
0%
1.00
25%
1.00
1.00
1.00
40%
50%
15