Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini. Penyusunan Laporan ini dengan judul “Perencanaan Box Culvert Pada
Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Manado-Bitung STA. 14+900 s/d
STA. 39+900”.
Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis banyak
memperoleh bantuan dan sara dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis ingin sampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Ever Notje Slat, MT selaku direktur Politeknik Negeri Manado
2. Bapak Noldie Kondoj, ST.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Sudarno, ST.MT selaku Ketua Program Studi Teknik Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
4. Bapak Ir.Donny Taju selaku Ketua Panitia Praktek Kerja Lapangan.
5. Bapak Rudolf Mait, ST.,MT dan Bapak Sudarno, ST.,MT selaku Dosen
Pembimbing yang telah menuntun dan memberikan masukan kepada penulis
selama penulisan laporan ini.
6. Dosen-dosen Teknik Sipil yang sudah memberikan teori kepada penulis selama
proses perkuliahan sebelum penulis terjun ke lapangan dalam Kegiatan Praktek
Kerja Lapangan.
7. Pimpinan Perusahan PT. Pembangunan Perumahan Persero beserta stafnya yang
sudah memberikan ilmu selama Praktek Kerja Lapangan.
8. Orang Tua tercinta yang selalu mendoakan, mendukung serta memotivasi dan
memperhatikan penulis.
9. Terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa yang selalu memberikan
masukan serta dukungan kepada penulis dalam penulisan laporan ini.
i
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini belum sempurna,
untuk itu penulis dengan tulus dan terbuka menerima kritikan dan saran yang bersifat
membangun dengan harapan agar Laporan Praktek kerja Lapangan ini bisa bermanfaat
bagi yang memerlukannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL/COVER
HALAMAN JUDUL
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..... iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...………. vi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….….. 1
1.2. Maksud dan Tujuan …………………………………………………..……. 2
1.3. Pembatasan Masalah …………………………………………………...….. 2
1.4. Metodologi Penelitian …………………………………………………...… 3
BAB II DASAR TEORI …………………………………………..………………. 4
2.1 Pengertian Box Culvert ……………………………………………………. 4
2.2 Jenis dan Ukuran Gorong – Gorong Saluran Beton ……………………..… 4
2.3 Jenis – Jenis Box Culvert ………………………………………...…...…… 5
2.4 Perencanaan Box Culvert …………………………………………….……. 7
2.5 Manfaat dan Fungsi Box Culvert ………………………………….………. 13
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………. 14
3.1 Perencanaan Perhitungan Box Culvert ……………………….……………. 14
3.2 Perhitungan Beban pada Box Culvert ………………….………………….. 16
3.3 Perhitungan Tulangan pada Box Culvert …….…………………….……… 26
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………….... 35
4.1. Kesimpulan ………………………………………………..……………….. 35
4.2. Saran …………………………………………………………..…………… 35
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..…. 36
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. 37
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Box Culvert untuk Drainase………..…………………………….…… 6
Gambar 2.2 Box Culvert untuk Utilitas …………………………………………… 6
Gambar 2.3 Box Culvert untuk Lorong Bawah Tanah ……………….…………… 7
Gambar 3.1 Rencana Dimensi Box Culver ………………..………………………. 14
Gambar 3.2 Dimensi Box Culvert 2,8 m x 2,8 m x 47 m …………………….…… 16
Gambar 3.3 Berat Sendiri ……………………………………………………..…… 18
Gambar 3.4 Beban Mati Tambahan ……………………………………………….. 19
Gambar 3.5 Beban Lajur …………………………………………………………... 20
Gambar 3.6 Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL) …………………….… 20
Gambar 3.7 Grafik Faktor Beban Dinamis (DLA) ……………………………...… 21
Gambar 3.8 Beban Pada Pelat Lantai ……………………………………………. 21
Gambar 3.9 Distribusi Beban Truk (TT) ………………………………..………… 22
Gambar 3.10 Tekanan Tanah (TA) ………………………………………….…….. 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembangunan infrastruktur ini. Dan khusus untuk infrastruktur sepanjang STA.
14+900 s/d STA. 39+900 dipegang oleh PT. Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
Adapun data rincian proyek pembangunan jalan bebas hambatan Manado – Bitung,
sebagai berikut :
Nama pekerjaan : PEKERJAAN PEMBORONGAN DAN
PENYUSUNAN DESAIN PEMBANGUNAN
JALAN TOL MANADO – BITUNG STA
14+900 – 39+900
Provinsi : SULAWESI UTARA
Lokasi Pekerjaan : KAB.MINAHASA UTARA DAN KOTA
BITUNG
Nomor Kontrak : 001/KONTRAK-DIR/2016
Tanggal Kontrak : 1 November 2016
Nilai Kontrak Awal : Rp.730,863,912,975 (16 Juni 2018)
Nilai Kontrak Addendum I : Rp. 718,555,287,287 (13 Desember 2017)
Nilai Kontrak Addendum II : Rp. 724,641,987,915 (13 Agustus 2018)
Nilai Kontrak Addendum III : Rp. 724,641,987,915 (15 April 2019)
Penyedia Jasa : PT PP (Persero) Tbk.
Pemilik Proyek : PT Jasa Marga Manado – Bitung
Jenis Kontrak : Unit Price
Waktu Pelaksanaan : 928 (Hari Kalender)
2
2. Pembahasan Perencanaan Box Culvert hanya mencakup terhadap desain
Debit Air Saluran untuk Perencanaan Dimensinya.
1.4 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan dari penulisan laporan ini, maka metode yang
dilakukan antara lain adalah mengikuti proses Pembahasan Perencanaan Pekerjaan
Box Culvert Pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Manado-Bitung
STA. 14+900 s/d STA. 39+900, melakukan tanya jawab dengan pihak pelaksana
serta mempelajari kajian-kajian ilmiah yang terkait dengan perencanaan box culvert
3
BAB II
DASAR TEORI
4
lainnya. Selain dipakai sebagai saluran air, box culvert juga bisa digunakan untuk
saluran pembuangan, jembatan, terowongan, dan lorong bawah tanah. Box culvert
dapat diproduksi dengan berbagai dimensi ukuran sesuai kebutuhan anda. Pabrik
beton pada umumnya memproduksi box culvert dengan ukuran standar 40 x 40
cm sampai 200 x 200 cm dengan panjang 100 cm. Jadi jika anda membutuhkan
ukuran lain sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan pabrik beton precast.
3. U Ditch
Hampir sama dengan box culvert, saluran air beton ini memiliki bentuk
persegi namun dibagian atasnya lubang. Jadi jika dilihat lagi bentuk U Ditch
nampak seperti huruf U. U ditch precast ini juga bisa diaplikasikan sekaligus
bersama cover u ditch / tutup u ditch yang dijual terpisah. Untuk gorong-gorong
saluran beton u ditch sendiri tersedia ukuran 30 x 30 cm sampai 120 x 120 cm
dengan panjang 120 cm. Jika anda membutuhkan u ditch dengan dimensi lain
maka hubungi langsung pabrik beton untuk lakukan konsultasi. U ditch sangat
cocok digunakan untuk saluran air di area jalan raya, perumahan, atau lainnya.
4. L-gutter
Kreasi saluran beton pracetak selanjutnya setelah U-gutter adalah L-gutter.
Type saluran beton pracetak ini adalah pengembangan dari u-gutter. Jika saluran
sudah tidak bisa didesign lagi menggunakan u-gutter maka design saluran bisa
dipecah menjadi L-gutter dan plat. Tujuan dari pemecahan ini adalah untuk
memudahkan pengangkutan material dan handling. pemasangan saluran beton
pracetak l-gutter. Kerapian pemasangan saluran beton pracetak type ini sangat
tergantung pada rapi tidaknya (kerataan) lantai kerja. L-gutter dan plat disambung
dengan cor beton cast in site sehingga pada ujung kaki l-gutter dan plat harus
dipasang stek besi tulangan. Pada ujung atas badan l-gutter juga perlu dipasang
stek besi tulangan jika direncanakan pemasangan caping (sloof). Caping di atas l-
gutter berfungsi untuk merangkai l-gutter satu dengan lainnya untuk menghindari
pergeseran arah melintang akibat desakan tanah samping. Caping juga berguna
2.3 Jenis Box Culvert
Box Culvert di rancang dengan berbagai fungsi dan kegunaan, yang memiliki
beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah cellnya, seperti Box Culvert 1
cell, 2 cell, dan 3 cell. Cell di sini merupakan lorong atau saluran yang terbentuk
5
melalui keempat sisinya dan diberi penguat di setiap sudut sisinya dengan struktur
berbentuk segi empat. Adapun pembagian Box Culvert menurut fungsinya adalah :
1. Box Culvert untuk Saluran pembuangan Saniter / drainase
6
terhadap air, serangan binatang pengerat dan bukan struktur yang mudah terbakar
mengingat pentingnya utilitas yang ada dalam Box Culvert tersebut.
3. Box Culvert untuk Irigasi
Box Culvert untuk saluran air/irigasi adalah perangkat yang memiliki
kekuatan struktur yang tinggi untuk dapat menyalurkan air yang melewati gorong
–gorong tersebut. Box culvert jenis ini sering didapati di bawah jalan tol yang
melintasi kawasan persawahan yang membutuhkan pengairan yang memadai,
pada menggunakan metoda pengecoran di tempat (cast in place).
4. Box Culvert untuk Lorong Bawah Tanah ( akses lalu lintas )
7
terbagi menjadi dua yaitu beban primer dan beban sekunder. Beban Primer seperti
beban mati, beban hidup beban kejut dan lainnya. Sedangkan beban primer seperti
beban gaya rem, beban angin dan lainnya.
Berat Sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang
dipikulnya dan bersifat tetap.
Berat sendiri plat lantai, : QMS = h1 * wc
Berat sendiri plat dinding, : PMS = H * h2 * wc
dimana :
h1 = tebal plat lantai
h2 = tebal plat dinding
H = tinggi box culvert
wc = Berat Beton Bertulang
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat
seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang
merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama
umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban
tambahan seperti :
a. Penambahan lapisan aspal (overlay) di kemudian hari,
b. Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
dimana :
t = tebal
Beban Lajur “D” adalah Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D"
terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban
garis (Knife Edge Load), UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya
tergantung pada panjang total L yg dibebani lalu-lintas.
dimana :
8
Beban Truk “T” adalah Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban
roda ganda oleh Truk (beban T) yang mempunyai besarannya untuk tiap jenis
kendaraan yang dipakai.
Beban Truk “T” : PTT = (1 + DLA ) * T
dimana :
DLA = Faktor beban dinamis
T = Beban truck
Gaya Rem merupakan pengaruh percepatan dan pengereman lalu-
lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang jembatan dan
dianggap bekerja pada permukaan lantai kendaraan. Besar gaya rem
diperhitungkan sebesar 5% dari beban "D" tanpa faktor beban dinamis.
Gaya rem per meter lebar.
Besar Gaya Rem : TTB = 5% * ( q * L + p )
dimana :
q = Beban lajur “D”
L = Lebar box culvert
p = intensitas beban garis
Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas,
harus diper- hitungkan adanya beban tambahan yg setara dengan tanah setebal 0.60
m yang berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada bagian tersebut.
Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah w s,
sudut gesek dalam φ, dan kohesi c.
Ka = Tan (45 - ɸ'/2)
QTA1 = 0.60*Ws*Ka
QTA2 = QTA1 + (H*Ws*Ka)
dimana :
Ka = Tekanan tanah aktif
QTA1 = beban tekanan tanah aktif 1
QTA2 = beban tekanan tanah aktif 2
Ws = Berat isi tanah
H = Tinggi box culvert
ɸ = Sudut Geser tanah
9
Daya Dukung Tanah merupakan kemampuan tanah untuk memikul beban
yang ada diatasnya.
Nc = (228 + 4.3*ɸ) / (40 - ɸ)
Nq = (40 + 5*ɸ) / (40 - ɸ)
Ny = (6*ɸ) / (40 - ɸ)
qult = 1.3 *C*Nc + y*Z*Nq + 0.5*y*L*Ny
dimana :
Nc, Nq, Ny = Faktor daya dukung tanah
Qult = Daya dukung maksimum
ɸ = Sudut Geser tanah
Z = Kedalaman pondasi box culvert
L = Lebar dasar pondasi box culvert
C = Kohesi tanah
2. Perencanaan Tulangan pada Box Culvert
Tulangan lentur merupakan tulangan yang berfungsi menahan tarik Oleh
karena itu pada struktur balok, pelat, pondasi ataupun struktur lainnya, selalu
diupayakan dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik.
As = ρ * b * d
s = π / 4 * D2* b / As
dimana :
ρb = Rasio tulangan
Rmax = Koefisien perlawanan maksimum
ɸ = Faktor reduksi kekuatan lentur
10
Mu = Momen rencana ultimit
d = Tebal efektif plat beton
b = Lebar plat beton
Mn = Momen nominal rencana
Rn = Tahanan momen
ρ = rasio tulangan yang diperlukan
ρ min = Rasio tulangan minimum
As = Luas tulangan yang diperlukan
S = Jarak tulangan yang diperlukan
Fy = Tegangan leleh baja
Fc = Kuat tekan beton
β1 = factor bentuk distribusi tegangan
h = Tebal plat beton
D = Diameter tulangan
Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan
dengan gaya lentur, torsi atau normal. Besar gaya geser pada balok atau kolom,
umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya tulangan geser pun
bervariasi sepanjang bentang. Biasanya tulangan geser sebagai sengkang.
Vc = (√ fc') / 6 * b * d *10
Faktor reduksi kekuatan geser φ *vc
Vs = Av*Fy*d / Sy
Av = 2*1/4*ℼ*r2
S = Av*fy*d / Vs
dimana :
Fy = Tegangan leleh baja
Fc = Kuat tekan beton
b = Lebar plat beton
d = Tebal efektif plat beton
φ = Faktor reduksi
vc = Kapasitas geser beton
vs = Gaya geser
D = Diameter tulangan
Sy = Jarak tulangan geser arah y
11
Av = Luas tulangan geser
S = Jarak tulangan yang diperlukan
Smin = Jarak tulangan minimum
Smax = Jarak tulangan maksimum
3. Perencanaan Debit Air Saluran pada Box Culvert
Menentukan Dimensi dari box culvert berdasarkan hasil debit saluran air
yang direncanakan. Ada banyak hal-hal yang diperhitungkan seperti data curah
hujan dan muka air tanah.
A =PxL
C = 0.85
K = 43.50
D = Tinggi Titik Tertinggi – Tinggi Titik Terendah
S = (D / L) x 100
- Menentukan Waktu Konsentrasi
Menurut Kirpich
𝐿1.156
tc = 0.945 x 𝐷 0.385
Menurut Giandotti
4𝐴0.5 +1.5 𝐿
tc = 0.8𝐷 0.5
12
- Kecepatan Aliran
V = K x R0.67 x S05
- Debit Maksimum Saluran
Q =AxV
dimana :
A = Luas Drainase Sepanjang Jalan
C = Koefisien Chezy
K = Stickler Coefficient untuk concrete
D = Perbedaan tinggi antara titik tertinggi dengan titik terendah saluran
S = Kemiringan dasar saluran
L = Panjang Saluran
R24 = Curah hujan maksimum dalam 1 bulan
tc = Waktu konsentrasi
I = Intensitas Hujan
Q = Debit Air
A = Luas Penampang basah
P = Keliling basah
R = Jari – Jari hidrolis
V = Kecepatan aliran
h = Tinggi penampang basah
B = Lebar penampang basah
y = tinggi/alas segitiga
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
Panjang Saluran, L = 0.047 km
Perbedaan tinggi, D = 1.409 m
Kemiringan Dasar Saluran, S = 3.0 %
Curah hujan maksimum dalam 1 bulan, R24 = 705 mm
- Menentukan Waktu Konsentrasi,
Menurut Kirpich :
𝐿1.156
tc = 0.945 x 𝐷 0.385
0.0471.156
= 0.945 x 1.4090.385 = 0.02 detik
Menurut Giandotti :
4𝐴0.5 +1.5 𝐿
tc = 0.8𝐷 0.5
4 𝑥 0.0000940.5 +1.5 𝑥 0.047
= = 0.12 detik
0.8 𝑥 1.4090.5
15
= (2x0.1 – 2x0.4) + (2 x 0.57) = 1.73 m
- Jari – jari Hidrolis
R =A/P
= 0.04 / 1.73 = 0.02310308 m
- Kecepatan Aliran
V = K x R0.67 x S05
= 43.50 x 0.023103080.67 x 30.5 = 6.0333 m/detik
QSaluran ≥ Qrencana → OK
0.24133185 m3/detik ≥ 0.03255 m3/detik → OK
16
Tabel 3.2 Data Dimensi Box Culvert
DIMENSI BOX CULVERT
Lebar box L= 2.8 m
Tinggi Box H= 2.8 m
Tebal Plat Lantai h1 = 0.4 m
Tebal Plat Dinding h2 = 0.4 m
Tebal Plat Pondasi h3 = 0.4 m
Sumber : Analisa
Tabel 3.3 Data Dimensi Lainnya.
DIMENSI LAINNYA
Tebal Lapisan Rigid ts = 0.3 m
Tebal Lapisan Aspal ta = 0.05 m
Tinggi Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Tebal Lapisan Lantai Kerja tk = 0.01 m
Tebal Lapisan Tanah Timbunan tt = 6m
Sumber : Analisa
2. Bahan Struktur
Tabel 3.4 Data Bahan Struktur Beton
Mutu Beton K = 400
Kuat Tekan Beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 33,2 Mpa
Modulus Elastik Ec = 0.043 * (Wc)1,5*√fc’ = 27081
Angka Poisson υ= 0,2
Modulus Geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 11284
Koefisien muai Panjang untuk Beton, α = 1.0 E-05
Mutu Baja
Untuk baja tulangan dengan, Ø > 12 mm : U - 40
Tegangan Leleh Baja, fy =U*10 = 400
Untuk baja tulangan dengan, Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja fy =U*10 = 240
Sumber : Analisa
17
Tabel 3.5 Data Berat Isi
Berat Isi / Specific Gravity kN/m3
Berat Beton Bertulang Wc = 25
Berat Beton tidak bertulang (beton rabat) W’c = 24
Berat Aspal padat Wa = 22
Berat Jenis Air Ww = 9,8
Berat tanah dipadatkan Ws = 17,2
Sumber : Analisa
3. Analisis Beban
a. Berat Sendiri (MS)
2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Sumber : Analisa
19
Gaya geser dan moment akibat beban tambahan(MA):
VMS = 1/2*Qma*L
= ½ x 114,69 x 2,8 = 160.57 kN
MMS = 1/8*Qma*L^2
= 1/8 x 114,69 x 2,8^2 = 112.40 kN).
c. Beban Lalu - Lintas
o Beban Lajur “D” (TD)
Faktor beban ultimit : KTD = 1,8 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban
terbagi rata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis
(Knife Edge Load), KEL seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai
intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yg dibebani lalu-lintas seperti Gambar atau dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
q = 9.0 kPa untuk L<30m (RSNI 02-2005 ps. 6.3.1)
q = 9*(0.5+15/L) kPa untuk L>30m (RSNI 02-2005 ps. 6.3.1)
20
Untuk panjang bentang, L = 47 M
q = 9*(0.5+15/47) = 7,4 kPa
KEL mempunyai intensitas, p = 49 kN/m (Rsni 02-2005 ps.6.3.1)
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil
sebagai berikut :
21
o Beban Truk “T” (TT)
Faktor beban ultimit : KTT = 1,3 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk
(beban T) yang besarnya,
T = 500 kN (RSNI 02-2005 ps. 6.4.1)
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truck diambil :
DLA = 0.4
PTT = (1 + DLA ) * T
= (1+0,4) x 500 = 700 kN
Akibat beban "D": MTD = 1/12*QTD*L^2 + 1/8*PTD*L
= 1/12*7,4*2.8^2 + 1/8*68,6*2.8 = 28.83 kNm
Akibat beban "T" : MTT = 1/8*PTT*L
= 1/8 x 700 x 2.8 = 245 kNm
VTT = 1/2 *PTT * L
= ½ x 700 x 2.8 = 980 kN
22
MTB = 1/8*PTB*L
= 1/8 x 3.482 x 2.8 = 1.219 kNm
VTB = 1/2 *PTB * L
= ½ x 3.482 x 2.8 = 4.875 kN
e. Tekanan Tanah (TA)
Faktor beban ultimit : KTA = 1,25 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas,
harus diper- hitungkan adanya beban tambahan yg setara dengan tanah
setebal 0.60 m yang berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada
bagian tersebut.
Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah
w s, sudut gesek dalam φ, dan kohesi c dengan :
Berat tanah dipadatkan, Ws = 17.2 kN/m3
Sudut Gesek dalam, ɸ = 39.3 ̊
Kohesi, C = 0.07 kPa
Faktor reduksi untuk sudut gesek dalam, KɸR = 0.7
ɸ' = (KɸR * tan ɸ)
= (0,7 * tan 39,3) = 0.573
arctan 0,573 = 32.827°
Tekanan tanah aktif Ka = Tan (45 - ɸ'/2)
= Tan (45 – 32,827/2) = 0.3226
Beban tekanan tanah aktif, QTA1 = 0.60*Ws*Ka
= 0,60 x 17,2 x 0,3226 = 3.329 kN/m
QTA2 = QTA1 + (H*Ws*Ka)
= 3,329 + (2,8 x 17,2 x 0,3226)
= 18.865 kN/m
Gaya geser dan moment akibat beban tambahan(TA):
VTA = 1/2*Qma*L
= ½ x 18,865 x 2.8 = 26.41 kN
MTA = 1/8*Qma*L^2
= 1/8 x 18,865 x 2.8 = 18.49 kNm
23
Gambar 3.10 Tekanan Tanah (TA)
f. Daya Dukung Tanah (DDT)
Lebar dasar pondasi box culvert L = 2.8 m
Kedalaman pondasi box culvert Z = 1.0 m
Berat volume tanah Ws/y = 17.20 kN/m2
Sudut gesek dalam ɸ = 39,3°
Kohesi tanah, c = 0.07 kN/m2
Menurut Terzhaghi dan Thomlinson (Pengujian Lab)
Nc = (228 + 4.3*ɸ) / (40 - ɸ)
= (228+4,3 x 39,3) / (40 - 39,3) = 567.13
Nq = (40 + 5*ɸ) / (40 - ɸ)
= (40+5 x 39,3) / (40- 39,3) = 338
Ny = (6*ɸ) / (40 - ɸ)
= (6 x 39,3) / (40 – 39,3) = 337
qult = 1.3 *C*Nc + y*Z*Nq + 0.5*y*L*Ny
= 1,3x0.07x567,13 + 17,20x1x338 + 0,5x17,2x2,8x337
= 13976.48 kN/m2
qa = qult / 3
= 13976,48 / 3 = 4658.828 kN/m2
Faktor reduksi kekuatan, = ɸ= 0.650
Kapasitas dukung tanah, = ɸ*qa
= 0,650 x 4658,828 = 3028.238 kN/m2
24
o Kontrol Kapasitas Daya Dukung Tanah
Ditinjau plat dasar selebar, b = 2.8 m
Panjang bentang box culvert, L = 47 m
Beban Ultimit pada dasar tanah, Pu = 2066.727 kN
Luas dasar pondasi, A=L*b = 131.60 m2
Tegangan ultimit pada dasar pondasi,
Qu = Pu / A
= 2066.727 / 131.60 = 15.705 kN/m2
15.705 < 3028,238 → Qu < kap.dukung, AMAN (OK)
25
Tabel 3.8 Beban pada Plat Dinding
FAKTOR M Mu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kNm) (kNm)
1 TEKANAN TANAH (TA) 1.25 18.49 23.11
Mu 23.11
FAKTOR V Vu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kN) (kN)
1 TEKANAN TANAH (TA) 1.25 26.41 33.01
Vu 33.01
Sumber : Analisa
Tabel 3.9 Beban pada Plat Lantai Bawah
FAKTOR M Mu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kNm) (kNm)
DAYA DUKUNG TANAH
1 (DTT) 1.00 15.39 15.39
Mu 15.39
FAKTOR V Vu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kN) (kN)
DAYA DUKUNG TANAH
1 (DTT) 1.00 21.99 21.99
Vu 21.99
Sumber : Analisa
3.3 Perhitungan Tulangan pada Box Culvert
1. Perhitungan Tulangan pada Plat Lantai
- Tulangan Lentur
Momen rencana ultimit plat Mu = 648.96 kNm
Mutu Beton K = 250 kg/cm2
Mutu Baja U = 40
Kuat Tekan Beton, Fc' = 20.75 MPa
Tegangan Leleh Baja, Fy = 400 Mpa
Tebal Plat beton h = 400 mm
26
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus Elastis Baja Es = 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy )
= 0.85* 0.85 * 20.75/ 400 * 600 / ( 600 + 400 ) = 0.022488
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ]
= 0.75 *0.022488*400* [1 – ½*0.75*0.022488*400 / ( 0.85 *20.75)]
= 5.456106
Faktor reduksi kekuatan lentur,
ɸ = 0.8
Momen rencana ultimit,
Mu = 648.96 kNm
Tebal efektif plat beton,
d = h -d’
= 400 – 50 = 350 mm
Ditinjau plat beton selebar,
b = 47000 mm
Momen nominal rencana
Mn = Mu / φ
= 648.96 / 0.8 = 811.201
Faktor tahanan momen,
Rn = Mn*10-6 / (b*d2)
= 811.201 x 10-6 / (47000/3502) = 0.140895
0.140895 < 5.456106 → Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ]
27
Rasio tulangan yang digunakan,
ρ = 0.00125
Luas tulangan yang diperlukan,
As = ρ * b * d
= 0.00125 x 47000 x 350 = 20562.50 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,
D = 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan
s = π / 4 * D2* b / As
= 3.14 / 4 x 132 x 47000 / 73524.52 = 303.23 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
- Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 2066.73 kN
Kuat tekan beton, fc' = 20.75 Mpa
Tebal efektif pelat beton d = 350 mm
Ditinjau pelat selebar b = 2800 mm
Vc = (√ fc') / 6 * b * d *10
= (√20.75) / 6 x 2800 x 350 x 10 = 12488.886 kN
Faktor reduksi kekuatan geser
φ = 0.75
φ *vc = 9366.665 kN
Gaya geser yang dipikul oleh tulangan geser :
Vs = Av*Fy*d / Sy
= 265.33 x 400 x 350 / 150 = 247641.33 kN
Untuk tulangan geser digunakan besi tulangan :
D = 13 mm
Jarak tulangan geser arah y,
Sy = 150 mm
28
Luas tulangan geser,
Av = 2*1/4*ℼ*D2
= 2 x ¼ x 3.14 x 13 = 265.33 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan ,
S = Av*fy*d / Vs
= 263.33 x 400 x 350 / 247641.33 = 150 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
2. Perhitungan Tulangan pada Plat Dinding
- Tulangan Lentur
Momen rencana ultimit plat Mu = 23.11 kNm
Mutu Beton K = 250 kg/cm2
Mutu Baja U = 40
Kuat Tekan Beton, Fc' = 20.75 MPa
Tegangan Leleh Baja, Fy = 400 Mpa
Tebal Plat beton h = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus Elastis Baja Es = 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy )
= 0.85* 0.85 * 20.75/ 400 * 600 / ( 600 + 400 ) = 0.022488
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ]
= 0.75 *0.022488*400* [1 – ½*0.75*0.022488*400 / ( 0.85 *20.75 )]
= 5.456106
Faktor reduksi kekuatan lentur,
ɸ = 0.8
Momen rencana ultimit,
Mu = 23.11 kNm
Tebal efektif plat beton,
d = h -d’
29
= 400 – 50 = 350 mm
Ditinjau plat beton selebar,
b = 47000 mm
Momen nominal rencana
Mn = Mu / φ
= 23.11 / 0.8 = 28.887
Faktor tahanan momen,
Rn = Mn*10-6 / (b*d2)
= 28.887 x 10-6 / (47000/3502) = 0.005017
0.005017 < 5.456106 → Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ]
s = π / 4 * D2* b / As
= 3.14 / 4 x 132 x 47000 / 20562.5 = 303.23 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
30
- Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 33.01 kN
Kuat tekan beton, fc' = 20.75 Mpa
Tebal efektif pelat beton d = 350 MM
Ditinjau pelat selebar b = 2800 MM
Vc = (√ fc') / 6 * b * d *10
= (√20.75) / 6 x 2800 x 350 x 10 = 12488.886 kN
Faktor reduksi kekuatan geser
φ = 0.75
φ *vc = 9366.665 kN
Gaya geser yang dipikul oleh tulangan geser :
Vs = Av*Fy*d / Sy
= 265.33 x 400 x 350 / 150 = 247641.33 kN
Untuk tulangan geser digunakan besi tulangan :
D = 13 mm
Jarak tulangan geser arah y,
Sy = 150 mm
Luas tulangan geser,
Av = 2*1/4*ℼ*D2
= 2 x ¼ x 3.14 x 13 = 265.33 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan ,
s = Av*fy*d / Vs
= 263.33 x 400 x 350 / 247641.33 = 150 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
3. Perhitungan Tulangan pada Plat Pondasi
- Tulangan Lentur
Momen rencana ultimit plat Mu = 15.39 kNm
Mutu Beton K = 250 kg/cm2
Mutu Baja U = 40
31
Kuat Tekan Beton, Fc' = 20.75 MPa
Tegangan Leleh Baja, Fy = 400 Mpa
Tebal Plat beton h = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus Elastis Baja Es = 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy )
= 0.85* 0.85 * 20.75/ 400 * 600 / ( 600 + 400 ) = 0.022488
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ]
= 0.75 *0.022488*400* [1 – ½*0.75*0.022488*400 / ( 0.85 *20.75 )]
= 5.456106
Faktor reduksi kekuatan lentur,
ɸ = 0.8
Momen rencana ultimit,
Mu = 15.39 kNm
Tebal efektif plat beton,
d = h -d’
= 400 – 50 = 350 mm
Ditinjau plat beton selebar,
b = 47000 mm
Momen nominal rencana
Mn = Mu / φ
= 15.39 / 0.8 = 19.238
Faktor tahanan momen,
Rn = Mn*10-6 / (b*d2)
= 19.238 x 10-6 / (47000/3502) = 0.003341
0.003341 < 5.456106 → Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ]
32
Rasio tulangan minimum,
ρ min = 0.5 / fy
= 0.5 / 400 = 0.00125
Rasio tulangan yang digunakan,
ρ = 0.00125
Luas tulangan yang diperlukan,
As = ρ * b * d
= 0.00125 x 47000 x 350 = 20562.50 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,
D = 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan
2
s = π / 4 * D * b / As
= 3.14 / 4 x 132 x 47000 / 20562.5 = 303.23 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
- Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 33.01 kN
Kuat tekan beton, fc' = 20.75 Mpa
Tebal efektif pelat beton d = 350 MM
Ditinjau pelat selebar b = 2800 MM
Vc = (√ fc') / 6 * b * d *10
= (√20.75) / 6 x 2800 x 350 x 10 = 12488.886 kN
Faktor reduksi kekuatan geser
φ = 0.75
φ *vc = 9366.665 kN
Gaya geser yang dipikul oleh tulangan geser :
Vs = Av*Fy*d / Sy
= 265.33 x 400 x 350 / 150 = 247641.33 kN
33
Untuk tulangan geser digunakan besi tulangan :
D = 13 mm
Jarak tulangan geser arah y,
Sy = 150 mm
Luas tulangan geser,
Av = 2*1/4*ℼ*D2
= 2 x ¼ x 3.14 x 13 = 265.33 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan ,
s = Av*fy*d / Vs
= 263.33 x 400 x 350 / 247641.33 = 150 mm
Jarak Tulangan Minimum,
smin = 25 mm (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b))
Jarak Tulangan Maksimal,
smax = 150 mm (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1)
Digunakan Tulangan, D 13 - 150
Dari perhitungan box culvert di atas dengan dimensi 2800 x 2800 x 47000
mm dengan mutu beton K = 250, mutu tulangan baja BJTD = 40, dan selimut beton
= 5 cm diperoleh Tulangan pada Plat Lantai untuk Tulangan Lentur yaitu D 13 – 150
dan Tulangan Gesernya D 13 – 150, pada Plat Dinding untuk Tulangan Lentur yaitu
D 13 -150 dan Tulangan Gesernya D 13 – 150, pada Plat Pondasi untuk Tulangan
Lentur yaitu D 13 – 150 dan Tulangan Gesernya D 13 – 150.
Dan untuk dimensi saluran 2800 x 2800 x 47000 mm memenuhi syarat untuk
kemampuan menampung debit air yang terjadi berdasarkan curah hujan tiap
detiknya.
Dikarenakan pada tiap membuat Perencanaan box culvert tulangan yang
dipakai selalu berpatokan pada beban yang paling terbesar maka, dari itu diambil
tulangan pada Plat Lantai. Dan untuk tulangan pada plat dinding dan pondasi
tulangannya mengikuti pada tulangan plat lantai.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Box Culvert yang umumnya kita sebut sebagai gorong – gorong
merupakan industri penunjang bahan bangunan yang saat ini
sangat dibutuhkan untuk berbagai macam proyek pengaliran.
2. Penggunaan Box Culvert dapat diaplikasikan dalam berbagai proyek
pengaliran air, seperti mengalirkan air dibawah jalan, jalan kereta api
maupun digunakan untuk mengalirkan sungai kecil/sebagai bagian
drainase ataupun selokan jalan
3. Dimensi dari box culvert yang dibuat tergantung pada debit air yang akan
dialirkan melalui box culvert tersebut. Untuk PT. Pembangunan
Perumahan Persero membuat box culvert dengan dimensi sesuai standart
yang telah mereka miliki yaitu digunakan dimensi dengan ukuran 2 x 2 x
47 m dengan mutu beton K = 250, mutu tulangan baja BJTD = 40, dan
selimut beton = 5 cm.
4. Pemakaian Tulangan pada Box Culvert 2 x 2 x 47 m, jarak tulangan yang
didapat sebenarnya melebihi standar jarak maksimal menurut “PBI 1971
N.1.-2 ps, 8.16.2.(b)” yaitu 150 mm, Maka dari itu jarak tulangan tetap
mengikuti syarat maksimal sesuai aturan yaitu dipakai, jarak tulangan 150
mm diameter 13 mm.
5. Pemakaian Tulangan Sesuai dengan pemakaian yang dilapangan atau
sesuai gambar kerja yang ada. Dan jika ada perbedaan pada perencanaan
box culvert 2 x 2 x 47 maka hanya berbeda saja pada pengambilan data
seperti : faktor beban, kuat tekan beton, berat jenis ataupun metode
perhitungan tersebut.
4.2 Saran
Box Culvert hendaknya dimanfaatkan lebih banyak lagi untuk
keperluan konstruksi pengaliran air di seluruh Indonesia. Mengingat
Indonesia mempunyai sumber daya alam dan manusia yang potensial, box
culvert sebaiknya dikembangkan dalam inovasi produksi dan
pemasarannya,baik antar pulau maupun antar negara. Sehingga dapat menjadi
lahan potensial untuk meningkatkan pemasukan Negara.
35
Penggunaan Box Culvert kiranya dapat diaplikasikan dalam berbagai
proyek.
Saat Melakukan Perencanaan Debit air harus benar-benar memperhatikan
curah hujan dan tinggi muka air tanah.
Dalam perencanaan box culvert hendaknya digunakan factor keamanan
yang tinggi.
36
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. 2010. Balo Pelat Beton Bertulang. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Badan Standar Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002
Badan Pusat Statistik Kota Manado. Data Curah Hujan Kota Manado menurut
Bulan.
Cook, Ronald A. 2002. Design Live Loads on Box Culvert. University of Florida
Nawy, Edward G., 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Refika
Aditama, Bandung
37
LAMPIRAN
38
39
40
41