Laporan Akhir ini dibuat oleh konsultan berdasarkan kontrak antara PT. ………………. dengan
………………
Dengan tanggapan, saran dan masukan dari Pemberi Tugas diharapkan bisa diperoleh
pedoman bersama untuk pelaksanaan tahapan pekerjaan serta dapat membantu tercapainya
kelancaran dalam pekerjaan ini. Kami ucapkan terima kasih PT. …………………. atas kepercayaan
yang diberikan kepada kami untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Jakarta, 2019
Konsultan Perencana
PT. ……………………………
…………………………………………
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
iii
Gaya Momen Kondisi Service ................................................................. 4-3
Gaya Momen Kondisi Ultimate .............................................................. 4-4
Reaksi Kolom Kondisi Service ................................................................. 4-5
Reaksi Kolom Kondisi Ultimate .............................................................. 4-6
Analisa Steel Design Ratio .................................................................................. 4-7
iv
Temperatur .......................................................................................... 6-11
Beban Gempa ....................................................................................... 6-12
Beban Gempa Statis................................................................ 6-12
Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gempa tanah aktif ............... 6-14
Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gempa tanah Pasif ............... 6-15
Gesekan pada perletakan..................................................................... 6-15
Kombinasi Beban Kerja .................................................................................... 6-16
Analisis Beban Service Pada Pilecap ................................................................ 6-17
Analisis Beban Ultimit Pada Pile cap ................................................................ 6-19
Ultimate load ........................................................................................ 6-19
Ekstrem Load ........................................................................................ 6-22
Rekap Kombinasi Pilecap ................................................................................. 6-23
Analisis Geser Ponds Pada Pilecap ................................................................... 6-24
v
BAB 1 STANDARD
PERENCANAAN
BAB 1. DESAIN KRITERIA DAN PARAMETER
Peraturan
Sebagai acuan untuk standar perencanaan, digunakan :
a. Bridge Management System (BMS) bagian BDC (Bridge Design Code), Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, 1992.
1-1
Material
Material yang digunakan adalah sebagai berikut :
c. Baja Tulangan BJTP -28 atau 280 Mpa, untuk tulangan < 13mm
d. Baja Tulangan BJTD -42 atau 420 Mpa, untuk tulangan 13mm
1-2
BAB 2 PEMBEBANAN
BAB 2. PEMBEBANAN
Beban sendiri
Berat sendiri adalah berta bagian tersebut dan elemen-elemen struktural lain yang
dipikulnya, termasuk dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen nonstruktural yang dianggap
tetap. Adapun faktor beban yang digunakan untuk berat sendiri dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut:
Sumber : Bina Marga, SNI 1725-2016, Standar Pembebanan Untuk Jembatan 2016
Beban Mati Tambahan adalah berat seluruh bahan yang terbentuk suatu beban pada
jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan mungkin besarnya berubah
selama umur jembatan.
Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul
pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kPa. Jembatan pejalan kaki
dan trotoar pada jembatan jalan raya harus direncanakan untuk memikul beban per m2
dari luas yang dibebani seperti pada Gambar 3.1. Luas yang dibebani adalah luas
yang terkait dengan elemen bangunan yang ditinjau. Untuk jembatan, pembebanan
lalu lintas dan pejalan kaki jangan diambil secara bersamaan pada keadaan batas ultimit.
Aksi Lingkungan
Efek temperatur
Variasi temperatur rata-rata berbagai tipe bangunan jembatan diberikan dalam Tabel
3.2. Besarnya harga koefisien perpanjangan dan modulus elastisitas yang di gunakan
untuk menghitung besarnya pergerakan dan gaya terjadi diberikan dalam Tabel 3.3.
Perencana harus menentukan besarnya temperatur jembatan rata-rata yang diperlukan
untuk memasang expansion joint, perletakan dan lain sebagainya, dan harus
memastikan bahwa temperatur tersebut tercantum dalam gambar rencana.
Temperatur Temperatur
Tipe Bangunan Atas Jembatan Rata- Jembatan Rata-
rata Minimum (1) rata Maksimum
Catatan : (1) Temperatur jembatan rata-rata minimum bisa dikurangi 15oC untuk lokasi yang terletak pada
ketinggian lebih besar dari 500 meter dari permukaan laut.
Beton :
Differential settlement
Struktur jembatan kontinyu memiliki nilai differential settlement sebesar 10 mm, yang
mana akan ditentukan sebagai short term settlement. Nilai ini akan berubah jika data
geoteknik telah lengkap. Kombinasi differential settlement akan digunakan pada satu
atau lebih pier dengan untuk menghasilkan gaya maksimum pada dek.
Beban angin
Tabel 3.4 Nilai V0 dan Z0 untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
b. Beban angin pada struktur (EWs)
Keterangan :
PB adalah tekanan angin dasar seperti yang ditentukan dalam tabel dibawah
(Mpa)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/mm pada bidang
tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan pelengkung,
serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
Tabel 3.6 Tekanan angin dasar (PB) untuk berbagai sudut serang
Gaya melintang dan longitudinal yang harus dikerjaan secara langsung pada
bangunan bawah harus dihitung berdasarkan tekanan angina dasar sebesar
0,0019 MPa.
c. Beban angin pada kendaraan (EWI)
Tekanan angina rencana harus dikerjakan baik pada struktur jembatan maupun
pada kendaraan yang melintasi jembatan.
Beban gempa
T’ Eq = Kh I WT
Dimana :
K’h = C S
T’Eq = Gaya geser dasar total gempa horizontal dalam arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisiean beban gempa horizontal
C = Koefisiean geser dasar yang besarnya ditentukan oleh waktu getar sistem
struktur pada grafik.
I = Faktor kepentingan yang dalam hal ini diambil 1.2
S = Faktor tipe bangunan (=1.0)
WT = Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi
percepatan gempa, diambil sebagai beban mati
ditambah beban mati tambahan (kN)
WT
2
T = 9KP
= Waktu getar struktur pada arah yang ditinjau
Gambar 3.8 Percepatan Puncak Horizontal (PGA)
Gambar 3.9 Percepatan Spektral Respons Horizontal pada Periode 1,0 detik
Gambar 3.10 Percepatan Spektral Respons Horizontal pada Periode 0,2 detik
Kombinasi Beban
Kombinasi beban pada keadaan batas daya layan terbagi dalam beberapa kombinasi.
Pembagian kombinasi dapat dilihat pada tabel 3.7.
Kombinasi Beban
Seluruh Aksi tetap yang sesuai untuk jembatan tertentu diharapkan bekerja bersama-
sama. Kombinasi beban yang lazim bisa dilihat dalam tabel berikut.
Kombinasi pada keadaan batas ultimate terdiri dari jumlah pengaruh tetap dengan satu
pengaruh transient. Sebagai ringkasan kombinasi yang lazim diberikan pada tabel 3.8
berikut :
Tabel 3.8 Kombinasi beban pada batas daya layan
Kombinasi Beban
Aksi
Daya Layan (1) Ultimate (2) Catatan
Nama Simbol 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Aksi Tetap x x x x x x x x x x x x
Tumbukan PBF x x
Pengaruh Getaran TVI
Pelaksanaan TCL x x
Catatan :
(1) Dalam keadaan batas daya layan pada bagian tabel ini, aksi dengan tanda
x adalah memasukkan faktor beban daya layan penuh
o adalah memasukkan faktor beban daya layan yang sudah diturunkan harganya
(2) Dalam keadaan batas ultimate pada bagian tabel ini, aksi dengan tanda
x adalah memasukkan faktor beban ultimate penuh
o adalah memasukkan faktor beban ultimate yang sudah diturunkan besarnya
sama dengan daya layan
(3) Beberapa aksi tetap bisa berubah menurut waktu secara perlahan-lahan. Kombinasi
beban untu aksi demikian harus dihitung dengan melihat harga rencana maksimum
dan minimum untuk menentukan keadaan yang paling berbahaya
BAB 3. KRITERIA DESAIN DAN STANDARD PERENCANAAN
Kriteria Umum
a. Analisa struktur perlu dilakukan dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku di Indonesia.
b. Memperhatikan tingkat kesulitan pelaksanaan dari bagian-bagian struktur yang
direncanakan, dimana perlu dikaitkan peningkatan angka keamanan yang dirasakan
perlu sehingga hasil akhir yang diperoleh adalah bukan diarahkan kesamaan
struktur.
c. Perlu diperhatikan pengaruh lingkungan terhadap keandalan struktur.
d. Dalam analisa struktur semua pengaruh yang berkaitan dengan toleransi
pelaksanaan, kecuali toleransi yang sudah dibakukan dalam standard produk-produk
pembangunan yang berlaku di Indonesia.
e. Perlu dipertimbangkan juga pengaruh tingkat kesulitan peraturan (maintenance)
dalam masa hidup (life time) material yang dipergunakan sehingga tingkat kesulitan
dikemudian hari akan dapat diminimkan.
Standard Perencanaan
Standard perencanaan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia, serta peraturan-peraturan lain jika peraturan yang berlaku di Indonesia tidak
mencakup hal tersebut.
1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI-03-2847-2013.
2. Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural SNI-03-1729-2015.
3. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain SNI
1727:2013.
4. Tata Cara Perancangan Beton Pracetak dan Beton Prategang Untuk Bangunan
Gedung SNI 7833:2012
5. Metoda Uji dan Kriteria Penerimaan Sistem Struktur Join Sambungan Pracetak SNI
7834:2012
3-1
6. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI-03-1726-
2012.
7. Perancangan Jembatan Terhadap Beban Gempa SNI 2833;2016
Standar Lainnya:
American Society of Testing Material ”ASTM Standard Building Codes”
2. American Concrete Institute ”Building Code Requirement for Reinforces Concrete
ACI-318M-11”.
3. American International Steel Construction, AISC
4. Pedoman Teknik Perancangan Struktur Bangunan Tempat Evakuasi Sementara
5. FEMA P646 2012 Guidelines for Design of Structures for Vertical Evacuations from
Tsunami
3-2
BAB 4. ANALISA STRUKTUR ATAS JPO
4-3
Material Spesification
Material baja yang dipakai pada analisa perhitungan struktur atas JPO ini adalah
menggunakan SM490YB dan SS400.
4-4
Load Case and Load Combination
Load case dan Load Combination yang digunakan dalam analisa perhitungan struktur atas
JPO ini sesuai SNI Pembebanan Jembatan 2016 adalah sebagai berikut :
4-5
Analisa Deformation
Material baja yang paling awal dikontrol adalah lendutan struktur material, terutama untuk bentang terpanjang yaitu 33 m dengan
menggunakan corrugated beam 750x200.
4-1
Dari hasil steel design result didapatkan defleksi balok adalah 0,111 m
Batas Defleksi izin (ultimate) = = 1/240 = 1/240 x 33 m = 0,1375
0,094 m < 0,137 m OKE
4-1
Chamber
Chamber jembatan = 1,5 x Defleksi = 0,206 m
Sehingga batas chamber I WF baja komposit tidak boleh kurang dari 206 mm.
Segmen jembatan dibuat sebanyak 24 segmen dengan panjang per segment 1,6 m agar
mendapatkan kekakuan (K) yang besar dan memudahkan dalam proses fabrikasi chamber.
4-2
Analisa Gaya Dalam dan Reaksi
Sebelum kita menganalisa steel ratio, kita harus mengetahui gaya-gaya dalam yang bekerja
dalam struktur utama JPO ini.
Gaya dalam yang dianalisa adalah gaya moment dan reaksi pada kolom, baik dalam kondisi
service maupun kondisi ultimate (gempa).
4-3
Gaya Momen Kondisi Ultimate
4-4
Reaksi Kolom Kondisi Service
4-5
Reaksi Kolom Kondisi Ultimate
4-6
Analisa Steel Design Ratio
Kemudian dengan menggukan SAP 2000 didapatkan Analisa steel design ratio untuk gelagar
utama dan balok anak adalah sebagai berikut :
4-7
Dari hasil steel design result didapatkan ratio baja pada saat full load kondisi ultimate adalah
sebagai berikut :
1. Gelagar utama CB 750x200 dengan bentang 33 m steel ratio = 0,812 < 1 OKE
2. Balok Pembagi WF 200x100 dengan pembagi 3,6 m steel ratio = 0,468 < 1 OKE
3. Bracing struktur atas menggunakan L60x60 steel ratio = 0,866 < 1 OKE
4. Kolom WF 700x300 dengan ketinggian 7 m steel ratio = 0,519 < 1 OKE
4-8
BAB 5. ANALISA STRUKTUR ATAS RAMP
5-9
Material Spesification
Material baja yang dipakai pada analisa perhitungan struktur atas JPO ini adalah
menggunakan SM490YB dan SS400.
5-10
Load Case and Load Combination
Load case dan Load Combination yang digunakan dalam analisa perhitungan struktur atas
JPO ini sesuai SNI Pembebanan Jembatan 2016 adalah sebagai berikut :
5-11
Analisa Deformation
Material baja yang paling awal dikontrol adalah lendutan struktur material, terutama untuk balok utama yang menggunakan WF 350 dan
struktur single kolom dengan profile steelpipe 500.
5-1
Dari hasil steel design result didapatkan defleksi balok adalah 0,00192 m
Batas Defleksi izin (ultimate) = = 1/240 = 1/240 x 3 m = 0,0125
0,00192 m < 0,0125 m OKE
Chamber
Dikarenakan struktur ramp ini adalah konsep ritter/ Cremona dengan bentang hanya 3 m,
maka tidak diperlukan chamber.
5-1
Analisa Gaya Dalam dan Reaksi
Sebelum kita menganalisa steel ratio, kita harus mengetahui gaya-gaya dalam yang bekerja
dalam struktur ramp ini.
Gaya dalam yang dianalisa adalah gaya moment, shear dan reaksi pada kolom, baik dalam
kondisi service maupun kondisi ultimate (gempa).
5-2
Gaya Momen dan Shear Kondisi Ultimate
5-3
Reaksi Kolom Kondisi Service
5-4
Analisa Steel Design Ratio
Kemudian dengan menggukan SAP 2000 didapatkan Analisa steel design ratio untuk gelagar
utama dan balok anak adalah sebagai berikut :
5-5
BAB 6. ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH
Pembebanan
Data Teknis
Notasi (m) Notasi (m) Keterangan Notasi (m)
h1 1.000 b1 0.625 Panjang Abutment By 3.50
h2 8.000 b2 0.800 Tebal Wing Wall hw 0.30
h3 1.555 b3 0.575 Tanah di belakang abutment
3
h4 7.000 b4 0.000 Berat Volume, Ws = 16.00 kN/m
h5 2.155 b5 0.000 Sudut Gesek, f= 24 ˚
h6 0.400 b6 0.000 Kohesi, C= 35 kPa
h7 0.000 b7 0.300 Tanah Asli (Di Dasar Pilecap)
3
b8 0.900 Berat Volume, Ws = 16.00 kN/m
Bx 2.000 Sudut Gesek, f= 24 ˚
Kohesi, C= 35 kPa
Bahan Struktur
Mutu Beton K- 350
Mutu Baja Tulangan U- 42
6-6
Data Struktur Atas
PARAMETER KETERANGAN
Panjang Bentang Jembatan L= 33.00 m 33000 mm
Tebal Pelat Lantai Jembatan ts = 0.15 m 150 mm
Lebar Jalur Pedestrian b1 = 3.50 m 3500 mm
Lebar Median m= 0.00 m 0 mm
Total Lebar Jembatan b= 3.50 m 3500 mm
Tebal Keramik ta = 0.05 m 50 mm
Tebal Genangan Air th = 0.10 m 100 mm
Jarak Antar Girder s= 1.90 m 1900 mm
Jarak Antar Diafragma sd = 5.00 m 5000 mm
Jumlah Diafragma nd = 8 bh
Tinggi Bidang Samping ha = 1.25 m 1250 mm
BAJA TULANGAN
Untuk Baja Tulangan dengan D < 12mm : U - 28
Tegangan Leleh Baja, fy = 240 Mpa
Untuk Baja Tulangan dengan D > 12mm : U - 42
Tegangan Leleh Baja, fy = 420 Mpa
SPESIFIC GRAFITY
3
Berat Beton Bertulang Wc = 24 kN/m
3
Berat Air Hujan WH = 10 kN/m
3
Berat Tanah WS = 16.00 kN/m
Berat Sendiri
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap.
Berat sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu berat sendiri struktur atas, dan berat sendiri struktur bawah.
P
6-7
Berat Sendiri Struktur atas
No Beban Struktur Atas Jumlah Berat (W) Bentang (L) Berat
(n) (kN/m) (m) (kN)
1 Baja wf dan diafragma 2 1.55 33.00 102.30
2 Pelat lantai 1 12.60 33.00 415.80
Total Berat Sendiri Struktur Atas WMS = 518.10
Beban pd abutment akibat berat sendiri struktur atas, PMS = 1/2 * WMS = 259.050
Eksentrisitas beban thd. Fondasi, e = Bx /2 - b3 - b8*0,6 = 0.020 m
Momen pada fondasi akibat berat sendiri struktur atas, M MS = PMS * e = 5.181 kNm
6-8
Tekanan Tanah
Tanah Aktif
Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas, harus diperhitungkan
adanya beban tambahan yang setara dengan tanah setebal 0.70 m yang berupa beban merata ekivalen
beban kendaraan pada bagian tersebut.
Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah WS, sudut gesek dalam f
dan kohesi c dengan :
ff' = Sudut geser tanah 24.00
q = sudut pada dinding belakang terhadap garis horizontal 90.00
d = sudut geser antara urukan dan dinding 24.00
b = sudut pada urukan terhadap garis horizontal 0.00
c = Kohesi tanah 35 kpa
0.7 * Ws * H * Ka * By
Ka = 0.840
TTA Lengan Terhadap y M TA
No Gaya akibat tekanan tanah
(kN) O (m) (kNm)
1 TTA =( (0,70 * WS)* H * Ka -2*)* By) 0.000 y=H/2 5.278 0.000
2 TTA = 1/2 * H2 * Ws * Ka * By 0.00 y=H/3 3.518 0.000
TTA = 0.00 M TA = 0.000
Tanah Pasif
3
= 16.00 kN/m
= 0.00 m
= 35.00 kPa
= 1.19
2
PP = 76.3916 kN/m
TTA Lengan Terhadap y M TA
No
(kN) O (m) (kNm)
1 0.000 y = h7 / 3 0.000 0.000
TTA = 0.000 M TA = 0.000
6-9
Beban Pendestrian
Jembatan direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada pejalan kaki yang besarnya
tergantung pada luas bidang yang didukungnya.
A = luas bidang yang dibebani pejalan kaki (m 2)
Beban hidup merata q :
untuk A ≤ 10 m 2 q= 5.00 kPa
untuk 10 m 2 < A ≤ 100 m 2 q= 5 - 0,033 * (A - 10) kPa
untuk A ≥ 100 m 2 q= 2.00 kPa
Panjang bentang,
L= 33.00 m
Lebar
b2 = 3.50 m
Jumlah trotoar,
n= 1m
2
Luas bidang pedestrian yang didukung abutment, A = b2 * L / 2 * n = 57.75 m
Beban merata pada pedestrian, q= 5.00 kPa
Beban Angin
6-10
7.1. ANGIN YANG MENIUP BIDANG SAMPING JEMBATAN
2
EWs1
1.05 Luas pada bidang A1 = 9m
2
EWs2 1.00 Luas pada bidang A2 = 0.225 m
EWs3
Struktur Bawah
2
8.00 Luas pada bidang A3 = 0.000 m
1.00
Temperatur
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur,
diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan
temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur,
diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan
temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata Tmax = 40 ˚C
Temperatur minimum rata-rata Tmin = 15 ˚C
Perbedaan temperatur, ∆T = ( Tmax - Tmin ) / 2 = 12.5 ˚C
Koefisien muai panjang untuk beton, a= 1.00E-05 /˚C
Kekakuan geser tumpuan berupa mechanical bearing , k= 1500 kN/m
Panjang bentang box girder, L= 35.00 m
Jumlah tumpuan, n= 2 buah
Gaya pada abutment akibat pengaruh temperatur,
TET = a * ∆T * k * L/2 * n = 6.56 kN
Lengan terhadap Fondasi,
YET = 1.10 m
Momen pd Fondasi akibat temperatur,
M ET = TET * YET = 7.22 kNm
Lengan terhadap Breast wall,
Y'ET = 0.10 m
Momen pd Breast wall akibat temperatur,
M'ET = TET * Y'ET = 0.656 kNm
6-11
Beban Gempa
2. Untuk periode lebih besar atau sama dengan T 0 , dan lebih kecil atau sama
dengan T S, respons spektra percepatan, Csm adalah sama dengan SDS.
3. Untuk periode lebih besar dari TS, koefisien respons gempa elastik (Csm)
didapatkan dari persamaan berikut :
dimana :
SDS adalah nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (T=0.2 detik).
SD1 adalah nilai spektra permukaan tanah pada periode 1.0 detik
T 0 adalah 0.2 * T S
6-13
Tinggi breast wall, Lb = 0.10 m
Ukuran penampang breast wall, b= 3.50 m
h= 0.80 m
3 4
Inersia penampang breast wall, Icx = 1/12 * b * h = 0.1493 m
4
Icy = 1/12 * b3 * h = 2.8583 m
Mutu beton, K - 350 f'c = 0,83 * K/ 10 = 29.05 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700* √ f'c = 25332.0844 MPa
Ec = 25332084.4 kPa
3
Nilai kekakuan, Kx = 3 * Ec * lc / Lb = 11348773811 kN/m
Kx = 3 * Ec * lc / Lb3 = 2.17223E+11 kN/m
Percepatan grafitasi, g= 9.8 m/det2
Berat sendiri struktur atas, PMS (str atas) = 259.050 kN
Beban sendiri struktur bawah, PMS (str bawah) = 576.786 kN
Berat total struktur, WTP = PMS (str atas) + 1/2 * PMS (str bawah) = 547.443 kN
Waktu getar alami struktur, T arah x = 2 * * √ [ Wt / ( g * K ) ] = 0.00044 detik
T arah x = 2 * * √ [ Wt / ( g * K ) ] = 0.00010 detik
dimana ;
f = adalah sudut geser internal tanah f= 24
kh = adalah koefisien percepatan horizontal 0,5 * As = kh = 0.050
kv = adalah koefisien percepatan vertical kv = 0
q = arc tan (kh / (1 - kv )) q= 4.76
i = adalah sudut kemiringan timbunan i= 0
d = adalah sudut geser diantara tanah dan kepala jembatan d= 12
b = adalah kemiringan dinding kepala jembatan terhadap bidang vertikal b= 0
= 0.454
6-14
Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gempa tanah Pasif
Koefisien tanah pasif seismik
dimana ;
f = adalah sudut geser internal tanah f= 24
kh = adalah koefisien percepatan horizontal 0,5 * As = kh = 0.050
kv = adalah koefisien percepatan vertical kv = 0
q = arc tan (kh / (1 - kv )) q= 2.86
i = adalah sudut kemiringan timbunan i= 0
d = adalah sudut geser diantara tanah dan kepala jembatan d= 12.0
b = adalah kemiringan dinding kepala jembatan terhadap bidang vertikal b= 0
KPE = 0.445
6-15
Kombinasi Beban Kerja
6-16
Analisis Beban Service Pada Pilecap
6-17
KOMBINASI - SERVIS LOAD 3 Arah Vertikal Horisontal Momen
No Faktor P Tx Ty Mx My
Aksi / Beban Kode
Beban (kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 1.00 259.050 5.181
2 Beb. mati tambahan MA 1.00 121.275 2.426
3 Tekanan tanah TA
aktif 1.00 0.000 0.000
pasif 1.00 0.000 0.000
B Beban Hidup
5 Beban pedestrian TP 0.80 231.000 4.620
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur
8 Temperatur ET 1.00 6.188 55.688
9 Beban gempa EQ
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif
pasif
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 1.00 3.803 34.229
611.325 9.991 0.000 102.143 0.000
6-18
Analisis Beban Ultimit Pada Pile cap
Ultimate load
KOMBINASI - KUAT BATAS 1 Arah Vertikal Horisontal Momen
No Faktor P Tx Ty Mx My
Aksi / Beban Kode
Beban (kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 1.30 336.765 6.735
2 Beb. mati tambahan MA 2.00 242.550 4.851
3 Tekanan tanah TA
aktif 1.25 0.000 0.000
pasif 1.40 0.000 0.000
B Beban Hidup
5 Beban pedestrian TP 1.80 519.750 10.395
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur
8 Temperatur ET 1.00 6.188 55.688
9 Beban gempa EQ
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif
pasif
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 1.00 3.803 34.229
1099.065 9.991 0.000 111.898 0.000
6-19
KOMBINASI - KUAT BATAS 3 Arah Vertikal Horisontal Momen
No Faktor P Tx Ty Mx My
Aksi / Beban Kode
Beban (kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 1.30 336.765 6.735
2 Beb. mati tambahan MA 2.00 242.550 4.851
3 Tekanan tanah TA
aktif 1.25 0.000 0.000
pasif 1.40 0.000 0.000
B Beban Hidup
5 Beban pedestrian TP
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur 1.40 24.696 259.151
8 Temperatur ET 1.00 6.188 55.688
9 Beban gempa EQ
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif
pasif
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 1.00 3.803 34.229
579.315 9.991 24.696 101.503 259.151
6-20
KOMBINASI - KUAT BATAS 5 Arah Vertikal Horisontal Momen
No Faktor P Tx Ty Mx My
Aksi / Beban Kode
Beban (kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 1.30 336.765 6.735
2 Beb. mati tambahan MA 2.00 242.550 4.851
3 Tekanan tanah TA
aktif 1.25 0.000 0.000
pasif 1.40 0.000 0.000
B Beban Hidup
5 Beban pedestrian TP
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur 0.40 7.056 74.043
8 Temperatur ET 1.00 6.188 55.688
9 Beban gempa EQ
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif
pasif
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 1.00 3.803 34.229
579.315 9.991 7.056 101.503 74.043
6-21
Ekstrem Load
6-22
Rekap Kombinasi Pilecap
SERVIS LOAD
P Tx Ty Mx My
NO Kombinasi Beban
(kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
1 KOMBINASI - SERVIS LOAD 1 669.075 9.991 5.292 103.298 55.532
2 KOMBINASI - SERVIS LOAD 2 755.700 9.991 0.000 105.031 0.000
3 KOMBINASI - SERVIS LOAD 3 611.325 9.991 0.000 102.143 0.000
4 KOMBINASI - SERVIS LOAD 4 380.325 9.991 12.348 97.523 129.575
ULTIMATE LOAD
P Tx Ty Mx My
NO Kombinasi Beban
(kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
1 KOMBINASI - KUAT BATAS 1 1099.065 9.991 0.000 111.898 0.000
2 KOMBINASI - KUAT BATAS 2 983.565 9.991 0.000 109.588 0.000
3 KOMBINASI - KUAT BATAS 3 579.315 9.991 24.696 101.503 259.151
4 KOMBINASI - KUAT BATAS 4 579.315 9.991 0.000 101.503 0.000
5 KOMBINASI - KUAT BATAS 5 579.315 9.991 7.056 101.503 74.043
EKSTREM LOAD
P Tx Ty Mx My
NO Kombinasi Beban
(kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
1 KOMBINASI - EKSTREM 1 723.690 657.794 35.198 324.949 271.384
2 KOMBINASI - EKSTREM 2 723.690 3.803 0.000 48.703 0.000
6-23
Analisis Geser Ponds Pada Pilecap
DATA BAHANPELAT
Kuat tekan beton, fc' = 29.05 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( > 12 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 20
Gaya Aksial Pondasi Terbesar P= 1078 kN
Gaya aksial pondasi akibat beban terfaktor (SF = 3) Puk = 3234.00 kN
TINJAUAN GESER (PONS)
6-24
BAB 7. ANALISA PERHITUNGAN PONDASI
Catatan Q
: b = qb x Ab Hi = ketebalan tiap lapisan tanah
Qs = fs x As Qall = Qb/3.0 + Q f /3.0
Qs = fs /2 x As ( tiang baja ) Harga batas untuk N = 40
Qs = fs x As ( tiang beton ) Harga batas untuk f s = 1 kg/cm2
D = diameter tiang dv = ( gsoil -gair) x Hi
As = luas selimut tiang CN = 0.77 x log 20/dv
Ab = luas dasar tiang Nterkoreksi = CN x Nrata-rata
7-25
Daya dukung vertical BH 2 :
BEARING CAPACITY CALCULATION SHEET
Metoda Schertmand (1967).
PILE TYPE Tiang
: Pancang bulat
STATION BH
: 02
DIAMETER :0.40 m
JENIS TIANG Beton
:
Soil Depth γsoil Faktor Faktor fs qb As Ab Qs' Qs Qb Qa W tiang Qtarik Elevasi
NRata2 dv Nkorek
Type (m) (kg/cm3) fs qb (kg/cm2) (kg/cm2) (cm2) (cm2) (t) (t) (t) (t) (t) (t) ( m)
0
CL 2.00 0.00162 2 0.324 3 0.040 1.6 0.11 4.41 25143 1257 2.77 2.77 5.55 3 0.60 1 -2.00
CL 4.00 0.00162 4 0.448 5 0.040 1.6 0.20 8.13 25143 1257 5.11 7.88 10.22 6 1.21 3 -4.00
CL 6.00 0.00162 6 0.572 7 0.040 1.6 0.29 11.41 25143 1257 7.17 15.06 14.34 10 1.81 4 -6.00
CL 8.00 0.00170 13 0.712 14 0.040 1.6 0.58 23.20 25143 1257 14.58 29.64 29.17 20 2.41 7 -8.00
CL 10.00 0.00170 21 0.852 22 0.040 1.6 0.89 35.46 25143 1257 22.29 51.93 44.58 32 3.02 12 -10.00
CL 11.00 0.00170 40 0.922 41 0.040 1.6 1.00 64.00 12571 1257 12.57 64.50 80.46 48 3.32 14 -11.00
CL 12.00 0.00170 59 0.992 59 0.040 1.6 1.00 64.00 12571 1257 12.57 77.07 80.46 53 3.62 16 -12.00
CL 14.00 0.00170 60 1.132 58 0.040 1.6 1.00 64.00 25143 1257 25.14 102.21 80.46 61 4.22 21 -14.00
Catatan Q
: b = qb x Ab Hi = ketebalan tiap lapisan tanah
Qs = fs x As Qall = Qb/3.0 + Q f /3.0
Qs = fs /2 x As ( tiang baja ) Harga batas untuk N = 40
Qs = fs x As ( tiang beton ) Harga batas untuk f s = 1 kg/cm2
D = diameter tiang dv = ( gsoil -gair) x Hi
As = luas selimut tiang CN = 0.77 x log 20/dv
Ab = luas dasar tiang Nterkoreksi = CN x Nrata-rata
7-26
Daya Dukung Lateral Tiang Pancang
QL QL
NO Pile Panjang L D g NSPT f Kp C
Jenis Pondasi ultimate allowable
(m) (m) (t/m2) rata-rata (deg) Kg/cm2 (ton) (ton)
Spunpile
1 BH 2 11 0.4 1.60 18.7 24 2.371 0.35 13.1 4.4
(f=0.40 m)
Notes :
D = Diameter tiang
QL ultimate = ½ x 6D x 3D x Kp x g x 6D
= 54 . g . Kp . D3
QL all = QL ultimate/3
Kondisi Service
7-27
7-28
Hasil Analisa Kondisi Servis :
7-29
Kondisi Ultimate
7-30
7-31
Hasil Analisa Kondisi Ultimate :
7-32
Daya Dukung Pondasi Abutment
BAHAN / MATERIAL FONDASI TIANG PANCANG BETON
Mutu beton, K- 350 Kuat Tekan Beton,
Kuat tekan beton, fc' = 29.05 MPa fc' = 52000 kPa
Mutu baja tulangan, U- 40 Diameter tiang pancang,
Tegangan leleh baja, fy = 400 MPa D= 0.40 m
Modulus elastis beton, Ec = 25332.0844 MPa Panjang tiang pancang,
Berat beton bertulang, wc = 25 kN/m 3 L= 11.00 m
7-33
Daya Dukung Lateral Tiang Pancang
7-34
GAYA LATERAL PADA TIANG PANCANG
Resultan gaya lateral, Tmax = √[ Tx2 + Ty2 ]
Gaya lateral yg diderita satu tiang pancang : Hmax = Tmax / n
KOMBINASI Tx Ty Tmax Hmax
NO
PEMBEBANAN (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Servis 1 9.99075 5.292 11.306 2.83
2 Servis 2 9.99075 0.0000 9.991 2.50
3 Servis 3 9.99075 0.0000 9.991 2.50
4 Servis 4 9.99075 12.348 15.884 3.97
5 Ultimit Load 1 9.99075 0 9.991 2.50
6 Ultimit Load 2 9.99075 0 9.991 2.50
7 Ultimit Load 3 9.99075 24.696 26.640 6.66
8 Ultimit Load 4 9.99075 0 9.991 2.50
9 Ultimit Load 5 9.99075 7.056 12.231 3.06
10 Ekstrem 1 657.7937383 35.19774691 658.735 41.17
11 Ekstrem 2 3.80325 0 3.803 0.95
7-35
Daya Dukung Aksial
7-36
Daya dukung Lateral
4.2. DAYA DUKUNG IJIN LATERAL
KOMBINASI Persen Pmax Kontrol terhadap Pijin
NO Keterangan
PEMBEBANAN H ijin (kN) Daya dukung ijin (kN)
1 Servis 1 100% 2.83 < 100% * H ijin = 44.00 AMAN
2 Servis 2 100% 2.50 < 100% * H ijin = 44.00 AMAN
3 Servis 3 100% 2.50 < 100% * H ijin = 44.00 AMAN
4 Servis 4 100% 3.97 < 100% * H ijin = 44.00 AMAN
5 Ultimit Load 1 120% 2.50 < 120% * H ijin = 52.80 AMAN
6 Ultimit Load 2 120% 2.50 < 120% * H ijin = 52.80 AMAN
7 Ultimit Load 3 120% 6.66 < 120% * H ijin = 52.80 AMAN
8 Ultimit Load 4 120% 2.50 < 120% * H ijin = 52.80 AMAN
9 Ultimit Load 5 120% 3.06 < 120% * H ijin = 52.80 AMAN
10 Ekstrem 1 140% 41.17 < 140% * H ijin = 61.60 AMAN
11 Ekstrem 2 140% 0.95 < 140% * H ijin = 61.60 AMAN
7-37
Analisa Empiris Group Pile
1,57. d. m. n
𝑆<
m+n−
1,57 . 0,4 . .
𝑆<
+ −
𝑆 < 1, 56
7-38
LAMPIRAN