Anda di halaman 1dari 92

PONDASI JEMBATAN

Supervisi Pelaksana Jembatan


Ir. Lanny Hidayat, Msi
Ir. Setyo Hardono, MT
ELEMEN JEMBATAN
Aliran sungai/
Tnah timbunan
Bangunan bawah
Bangunan atas
Gorong-gorong
Lintasan basah
Aliran sungai
Bangunan pengaman
Tanah timbunan/jalan pendekat
Kepala Jembatan
Pilar
Pondasi
Sistem gelagar
Jembatan pelat
Pelengkung
Balok pelengkung
Rangka
Jembatan gantung
Sistem lantai
Perletakan
Sandaran, perlengkapan
J
E
M
B
A
T
A
N
JENIS PONDASI
Pondasi langsung
Pondasi sumuran
Pondasi dangkal
Pondasi dalam
Tiang pancang

Tiang Bor

Sumuran
Baja

Kayu

Beton
Pondasi
Divisi Spesifikasi Teknik
Divisi 1 - Umum
Divisi 2 - Drainase
Divisi 3 - Pekerjaan Tanah
Divisi 4 - Bahu Jalan
Divisi 5 - Agregat
Divisi 6 - Perkerasan
Divisi 7 - Struktur
Divisi 8 - Pengembalian Kondisi & Pek. Minor
Divisi 9 - Pekerjaan Harian
Divisi 10 - Pekerjaan Lain-Lain
Spesifikasi Jembatan
Divisi 1 - Umum
Divisi 7 - Struktur
7.1 - Beton
7.2 - Beton Pratekan
7.3 - Baja Tulangan
7.4 - Baja Struktur
7.5 - Pemasangan Rangka Jembatan
7.6 - Tiang Pancang
7.7 - Pondasi Sumuran
7.8 - Adukan Semen
7.9 - Pasangan Batu
7.10 - Pasangan Batu Kosong & Bronjong
7.11 - Expansion Joint
7.12 - Perletakan (Bearing)
7.13 - Sandaran (Railing)
7.14 - Papan Nama Jembatan
7.15 - Pembongkaran Struktur
ACUAN PENGENDALIAN MUTU
BIDANG PRASARANA WILAYAH
Item
Bangunan
Komponen Yang
Diuji
Jenis Uji SNI
Jembatan Bangunan
bawah
Beton











Visual
(keretakan,kekeroposan)
Kuat beton :
* Kubus/silinder
* hammer test
* ultrasonic
* coredrill

Fraksi < 3 u
Uji dimensi



SNI 03-1974-1990
SNI 03-4430-1997
Pd M 08-1996-03
SNI 03-2492-1991
SNI 03-3403-1994
SNI 03-3423-1994
Sesuai ketentuan
dalam spesifikasi
teknik
PENGENDALIAN MUTU
ACUAN PENGENDALIAN MUTU
BIDANG PRASARANA WILAYAH
Item Bangunan Komponen Yang Diuji Jenis Uji SNI
Jembatan Bangunan
bawah

Beton




Pasangan batu
kali
Tiang pancang
Bahan




Uji dimensi

Pemeriksaan
laporan konsultan
( log book
pemancangan )
SNI 03-1968-1990
SNI 03-1758-1990
SNI 03-2816-1992
SNI 03-1753-1990
SNI 03-2417-1991
Sesuai ketentuan
dalam spesifikasi
teknik

PENGENDALIAN MUTU
DAYA DUKUNG TANAH
BAHAN NON KOHESIF (Kerikil dan pasir)
Kepadatan Ketentuan praktis untuk identifikasi lapangan
Daya dukung
(kPa)
Sangat lepas

lepas



Padat sedang



Padat



Sangat padat


Hampir tanpa perlawanan

Mudah dipenetrasi dengan batang 12 mm yang ditekan
dengan tangan
Perlawanan kecil terhadap penyekopan

Mudah dipenetrasi dengan batang 12 mm yang
dipancang dengan penumbukan 2 kg
Ada perlawanan terhadap penyekopan

Penetrasi sukar dengan batang 12 mm hingga 300 mm
dipancang dengan penumbuk
2 kg. Palu tangan diperlukan untuk penggalian

Penetrasi hanya sampai 75 mm yang dipancang dengan
penumbuk 2 kg. Alat bermesin perlu untuk penggalian

50

50
hingga
100

100
hingga
200

200
hingga
350

350
hingga
600
DAYA DUKUNG TANAH
BAHAN KOHESIF (lanau, lempung, lempung berpasir)
Kepadatan Ketentuan praktis untuk identifikasi lapangan
Daya dukung
(kPa)

Sangat lunak



lunak




Tidak kaku


Kaku


Sangat kaku


Keras
Mudah dibentuk dengan jari. Bekas sepatu tampak jelas
pada permukaan. Palu geologi dapat mudah ditekan
masuk sampai tangkainya

Penetrasi mudah oleh ibu jari. Dibentuk dengan meng-
gunakan tekanan. Bekas sepatu agak tempak pada per-
mukaan. Palu geologi dapat ditekan masuk sampai
30 mm atau 40 mm

Sukar dibentuk dengan jari. Palu geologi dapat ditekan
masuk sampai 10 mm. Penetrasi sedikit dnegan sekop

Penetrasi dengan kuku ibu jari. Tidak dapat dibentuk de-
ngan jari. Perlu cangkkul tangan untuk penggalian

Menandai dengan kuku ibu jari. Pukulan palu geologi
hanya dapat menandai sedikit. Perlu alat bermesin un
tuk penggalian

25



25
hingga 50


50
hingga100

100
hingga 200

200
hingga 400

400
DAYA DUKUNG TANAH
BATUAN
Kepadatan Ketentuan praktis untuk identifikasi lapangan
Daya dukung
(kPa)
Sangat lunak


lunak


keras



sangat keras


sangat keras sekali


Bahan hancur dengan pukulan palu geologi yang se-
dang. Dapat dikelupas dengan pisau

Terjadi lekukan 1 mm - 3mm dengan pukulan palu geo-
logi. Dapat dikupas dan digaruk dengan pisau

Contoh yang dipegang dengan tangan dapat dipecah
ujung palu dengan kekuatan sedang. Tidak dapat dike-
rok atau dikupas dengan pisau

Contoh yang sipegang dengan tangan dapat dipecah
dengan ujung palu dengan lebih dari satu kali pukulan

Contoh yang dipegang dengan tangan memerlukan be-
berapa pukulan dengan palu geologi untuk memecah-
kannya
1500

1500 hingga
2500


2500 hingga
3500


3500 hingga
5000


5000

Daya Dukung Tanah
Analisa Matematis
Formula Dinamis
Test Beban Tiang:
Test Statis (SLT)
Test Dynamic (PDA/DLT)
Statnamic
Analisa Matematis
Tanah Tidak Kohesip:
SPT
CPT
Teori Plastisity
Tanah Kohesip:
Teori Plastisity
Metode Coyle-Reese
SPT
Direct:
Q
ud
= 40 N A
p
+ N* A
s
/ 5 . [ton]
N = N-SPT (avg) pada ujung 2 x D
N*= N-SPT (avg) sepanjang tiang
A
s
, A
p
parametrik tiang [m2]
Q
ad
= Q
ud
/4
Indirect:
N-SPT ubah ke f (teori plastisitas)
CPT
Direct: (Canadian Manual)
Q
ud
= 10 (C
kd
A
p
+ 2 C
ks
A
s
) .. [ton]
C
kd
= avg tip static cone (kg/cm
2
)
C
ks
= avg static cone sepanjang tiang
(kg/cm
2
)
Q
ad
= Q
ud
/ 3
Indirect:
Cone resistance ubah ke N-SPT atau |
Teori Plastisitas
Daya dukung ditentukan dari f tanah:
qult = c Nc + D Nq + 0,5 B N
Untuk tanah tidak kohesip (|=0) menjadi
qult = D Nq (point bearing)
Untuk tanah kohesip (|=0) menjadi:
qult = cu Nc (point bearing)

Formula Dinamis
Dari data blow count dan kalendering
diperkirakan
daya dukung:
Engineering News Formula
Hiley, dan Gates Formula
Modified Engineering News Formula
Dannish atau So Formula
Janbu Formula
Dannish / So Formulae
Ru = e H Wr / {s + (0,5 So)}
So =1000/AE x {2 e H Wr Ip }
0,5
dimana:
Wr = Berat penumbuk (N)
H = Tinggi jatuh (m)
e = 0,95 (diesel hammer)
E = Youngs modulus TP (MPa)
Tiang pancang baja E = 200 000 MPa
s = Rata-2 penurunan 1 pukulan (mm)
Faktor Koreksi Kemiringan
Dengan asumsi koefisiensi friksi 10%
H/V = 1/10 FK = 0,985
H/V = 1/8 FK = 0,981
H/V = 1/6 FK = 0.970
H/V = 1/5 FK = 0,961
H/V = 1/2 FK = 0,850
DIMENSI PONDASI TIPIKAL
Uraian
Pondasi
langsung
Sumuran
Tiang Pancang
Baja
Tiang H
Tiang pipa
baja
T.P.Beton
Pracetak
T.P.beton
Pratekan
Diameter nominal
(mm)
- 3000
100X100 to
400X400
300-600 300-600 400-600
Kedalaman maksi-
mum (m)
5 15
tidak
terbatas
tidak
terbatas
30 60
Kedalaman optimum
(m)
0,3-3 7 - 9 7 - 40 7 - 40 12 - 15 18 - 30
Beban maksimum
ULS (KN) untuk
keadaan biasa
20.000 + 20.000 + 3.750 3.000 1.300 13.000
Variasi optimum
Beban ULS (KN)
- -
500-1.500 600-1.500 500-1.000 500-5.000
Pondasi
Pondasi Dangkal:
Telapak/Pondasi Langsung
Rafts
Pondasi Dalam:
Caisson atau Pondasi Sumuran
Pondasi Tiang
Pondasi Dangkal
Bila tanah Pondasi:
Cukup keras dan padat
o > 2 kg/cm
2
Kedalaman > 3 m dari dasar sungai
Bebas dari pengaruh scouring
Hindari untuk konstruksi pilar
Pondasi Langsung
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi :
* Cukup keras dan padat
* Daya dukung izin tanah > 2,0 kg/cm2
* Kedalaman > 3 m dari dasar sungai / tanah dasar
setempat
* Bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi
profil basah sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin
perlu diberi pengamanan (protection)
Pondasi Langsung
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi
langsung, dan apabila tidak dapat dihindari penggunaan
tersebut maka perlu dipasang pegamanan untuk melindungi
pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/ pondasi dangkal pada
jembatan TIDAK DISARANKAN, pada sungai-sungai yang
tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu musim
banjir yaitu
* Perilaku gerusan
* Perilaku benda-benda hanyutan
Pondasi Langsung
PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
*Cukup kuat daya dukung ada < daya dukung izin
* Aman terhadap geser n > 1,5
* Aman terhadap guling n > 1,5
* D > kedalaman scouring maksimum
* h < tinggi kritis timbunan
h tanah timbunan
tanah asli
D
Pondasi Langsung
SUMURAN
Sumuran
Pondasi Sumuran
Bila Tanah Pondasi:
Cukup keras
o > 3 kg/cm
2
Kedalaman > 4 m dari dasar sungai
Bebas dari pengaruh scouring
Hindari kelongsoran saat penggalian
dan hindari penggalian terbuka
Diameter sumuran > 3 m
Sumuran
PONDASI SUMURAN
Termasuk pondasi dalam
Dipergunakan bila tanah pondasi :
* Cukup keras
* Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
* Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah dasar setempat
* Bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada bagian
kepala jembatan
Sumuran
PONDASI SUMURAN
Bila tanah pondasi berpasir, hati-hati dalam penggalian
sumuran. Pengambilan tanah jangan sampai terbawa
airnya. Hal ini untuk menghindari kelongsoran/masuknya
tanah dari luar sumuran ke dalam sumuran
Usahakan dipergunakan pondasi sumuran dengan diameter
> 3 m untuk lebih menjamin kemudahan pengambilan tanah
dari dalam sumuran dan lebih mudah penanganannya bila
terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan penurunan
sumuran
Tidak dianjurkan pelaksanaan penurunan sumuran dengan
cara penggalian terbuka (seperti pada pelaksanaan pondasi
langsung) Ini berarti akan merusak struktur tanah di
sekitar sumuran. Gaya geser menjadi hilang
Sumuran
PONDASI SUMURAN
h
d
D
D
PERSYARATAN:

Cukup kuat -
daya dukung terjadi < Daya
dukung izin
d > 3 M
h < h kritis timbunan
D > kedalaman scouring
Max scouring (s)
Bila D < s < D, maka perlu
protection
Sumuran
PELAKSANAAN
Unit beton pracetak dicetak pada landasan
pengecoran
Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau
mencapai 85% dari kuat tekan
Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan
berumur 24 jam
Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi
tanah
Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi
(akibat berat sendiri)
Dasar sumuran diberi beton
Sumuran
PELAKSANAAN
Sumuran diisi dengan mutu beton K-250 sampai 1 m
di bawah poer bangunan bawah
Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi
daripada dasar poer
Baja tulangan dari sumuran harus dimasukkan
dalam poer 40 x diameter

Sumuran
PONDASI SUMURAN
Penggalian sumuran
dilakukan secara terbuka
Sumuran berfungsi sebagai
pondasi langsung

Pada waktu penggalian pada
jenis tanah yang non
kohesif air tanah terbawa
Perbedaan tinggi muka air
tanah dalam dan luar
sumuran, dan pondasi
sumuran dapat menjadi
miring
Pondasi dihitung
kembali sebagai
pondasi langsung


Dilakukan perbaikan
posisi sumuran
Sumuran
Sumuran
Start
Terbitkan
Detail design
Permohonan
Utk mulai pekerjaan
Cek 4
Furnished cincin
Sumuran 5-6
Penggalian dan
Penurunan sumuran 7
Cek 7
Penutupan
Dasar sumuran - 8
Pengisian sumuran
9
Bag atas sumuran
10
Cek 11
Pekerjaan
perbaikan
Pengukuran
Penerbitan
sertifikat
Pembayaran
Flow Chart
Pek. Sumuran
Sumuran
TIANG PANCANG
Pancang
Pondasi Tiang Pancang
Bila lapisan tanah Pondasi:
Kedalaman lebih 8 m dari dasar sungai
Berat hammer minimum 2,2 ton
Selalu dicatat kalendering
Bila point bearing, kalendering terakhir
lebih kecil dari 2,5cm/10 pukulan
Bila lapisan tanah pondasi:

Pancang
Pondasi Tiang
FUNGSI:
Tiang Tekan (Compression)
Tiang Tarik (Tiang angker)
Tiang Batter (Menahan gaya horizontal)
MATERIAL:
Tiang Kayu
Tiang Beton
Tiang Baja
Tiang Komposit
PELAKSANAAN:
Tiang Pancang
Tiang Bor
Pancang
Kapasitas Tiang
Kapasitas Struktur Tiang
Design sbg kolom (inter/long column) untuk
kondisi: Free, Air, Peat, Clay lunak.
Design sbg kolom pendek untuk kondisi tanah
lainnya.
Allowable stress 75% dari bangunan Atas.
Kapasitas Daya Dukung Tanah
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Termasuk pondasi dalam
Jenis tiang pancang yang umum dipakai :
* Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi
Diameter 30 cm ke atas
* Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa :
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100
Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam :
* T.P. Tumpu (Point Bearing Pile)
* T.P. Geser (Friction Pile)
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Dipergunakan bila lapisan tanah pondasi cukup dalam ( > 8 m)
dari dasar sungai atau tanah setempat
Bila terjadi scouring :
* Bisa terjadi pengurangan daya dukung pada jenis
friction (bagian a hilang)
* Perlu kontrol tekuk pada jenis point bearing pile
a
Scouring
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Agar dipegunakan konstruksi bangunan bawah yang
berbentuk pile cap, atau bangunan bawah yang bebas dari
pengaruh air normal dan bangunan atas tetap di atas
clearance yang diperlukan
MAB
MAN
MAB
MAN
Clearance
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
MAB
Clearance
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Pada waktu pemancangan, selalu dicatat kalenderingnya.
Dipergunakan alat pancang yang memadai
Pada umumnya dipergunakan alat pancang dengan berat
hammer minimal 2,2 ton
Pada point bearing, kalendering terakhir untuk :
* T.P. Baja 1 - 3 cm / 10 pukulan
* T.P. Beton 3 - 5 cm / 10 pukulan
Pada friction pile, kalendering hanya sebagai kontrol
Bila hasil pemancangan meragukan dapat dicek dengan
loading test
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu :
Pembebanan langsung




Pembebanan dengan jack

W
Balok kaku
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Pada kelompok tiang pancang geser perlu diperhitungkan
kekuatan / daya dukungnya secara kelompok :
Salah satu rumusnya adalah :
dimana : o
u
=
=

efficiencyofpilegroup
m jumlahbaristiang
n jumlahtiangperbaris
d
s
dalamderajat
d Diametertiang
s jaraktiang
:
:
: tan ( )
:
1
( ) ( )
(

+
=
n m
n m m n
.
1 1
90
1
u
o
( ) 1 ( = o o
individual kelompok
P P
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering sangat
banyak , mungkin mendekati 500 rumus
Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan
mempunyai rumus tersendiri
Hiley -
Dimana :
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi daari pemukulan palu (<1)
Eh= Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
C =Koefisien persamaan
s = Penetrasi tiang untuk pukulan palu terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
n = Koefisien restitusi / pengembalian
SF = 3
( )
w W
w n W
C C C s
E e
R
h h
u
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
2
1
Pancang
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
JANBU
R
e E
K s
u
h h
u
=
.
.
C
w
W
d = + 0 75 015 , ,
=
e E L
A E
h h
s
. .
.
2
F.K.= 3-6
Pancang
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
R
e E
s z
u
h h
=
+
.
ENGINEERING NEWS-RECORD (ENR)
R
e E
s
e E L
A E
u
h h
h h
=
+
.
. .
. . 2
DANISH
R
e E
s z
W n w
W w
u
h h
=
+
+
+
.
2 MODIFIED ENR
F.K. = 6
F.K. = 6
F.K.= 3-6
Pancang
RUMUS PEMANCANGAN T.P.
A = Luas penampang tiang
C1,C2,C3 = Koefisien dalam persamaan Hiley
eh = Efisiensi pemukulan palu (<1)
E = Modulus Young dari tiang
Eh = Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L = Panjang tiang
n = Koefisien restitusi / pengembalian
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s = Penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
z = 0,1 untul palu dengan tenaga uap dan 1 untuk drop hammer
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Untuk menambah kekuatan dan kekakuan, maka di dalam
tiang pancang baja perlu diisi beton bertulang
Pengisian beton bertulang sampai pada batas M tiang = 0,
sedangkan sisanya bisa diisi pasir
h
h
h batas Mtiang=0
h+h diisi beton bertulang
h diisi pasir

Untuk tanah jelek : h biasanya sekitar 8 m
Pancang
PONDASI TIANG PANCANG
Pelaksanaan pemancangan dengan sepatu tiang
sebaiknya dengan percobaan dulu (bandingkan
dengan tanpa sepatu). Bila hasilnya sama, lebih
baik tanpa sepatu saja, karena dengan memakai
sepatu akan menambah biaya
Cara penyambungan tiang sebaiknya lihat pada
standar-standar yang sudah ada
Hal-hal yang menyangkut bentang dan
protection jembatannya, sama dengan pondasi
sumuran dan pondasi langsung
Pancang
Pemilihan Diesel Hammer
Berat TP s/d 7,5 ton = 2/3 x
Berat TP 7,5 s/d 12 ton = 1/2 x (+500kg)
Energi Hammer: H x Wr
H = 2 x 1,55 m (Mesin Kobe & Mitsubishi)
TP Beton s/d 7,5 ton, Energi dibatasi agar
tidak overstress < 50 kNm
Baja < 100 MPa & Beton < 15 MPa
Pemilihan Drop Hammer
Berat hammer sama dengan berat
tiang dan tidak boleh kurang dari
setengah berat tiang dan minimum 2
ton untuk tiang pancang beton
Tiang pancang baja berat palu harus
dua kali berat tiang
Catatan: alat yang dipilih mampu memasukan tiang 3
mm
dalam setiap pukulan pada 15cm dari akhir
pemancangan
Pemancangan Tiang

Pemancangan pada lapisan pasir padat, tiang pancang
berikutnya akan tertanam lebih dangkal dari
sebelumnya, sehingga disarankan untuk dilakukan
pemancangan mulai dari titik pusat.

Pemancangan sebelum dilakukan penimbunan
(abutment) akan menimbulkan negatif friction, yang
akan mengurangi daya dukung tiang, sehingga
sebaiknya dilakukan penimbunan terlebih dahulu

Pemancangan tiang pancang dalam kelompok dapat
menyebabkan tanah sekelilingnya terangkat (heave).
Bila hal ini cukup besar dapat dilakukan pemancangan
kembali.
Kesiapan Kerja
Pastikan sudah ada gambar kerja
Buat program pemancangan
Buat perhitungan rancangan,
Rumus pemancangan
Alat pancang
Buat metoda penyambungan tiang
Usulan pengujian tiang
Contoh, data tiang pancang yang akan digunakan

Pancang
PELAKSANAAN
Tiang pancang percobaan
Apabila diperlukan dan sesuai kontrak atau atas perintah
Direksi
Panjang tiang
Berdasarkan hasil uji tiang atau gambar rencana
Tiang utuh
Untuk tiang beton pracetak
Pemancangan tiang
Diberi tanda selama penetrasi
Lokasi sesuai gambar rencana
Kepala tiang dilindungi
Alat pancang harus sesuai
Dilaksanakan sampai kedalaman yang disyaratkan
Pancang
PENCATATAN DATA
No. tiang
Posisi
Jenis dan ukuran
Panjang aktual
Tanggal pemancangan
Jumlah pukulan setiap 50
cm penetrasi


Energi pukulan
Perpanjangan
Panjang potongan
Rumus dinamis
pemancangan seperti Hiley,
Janbu
Cek kedalaman tiang

Pancang
Mulai
Pengajuan untuk
Mulai pekerjaan
Cek
3-8
Tiang pancang Tiang bor
Permohonan
Panjang tiang
Cek
10
Furnished pile-11(v)
Pemancangan tiang 12 (c)
Cek 12-15
Perbaikan kepala
Tiang - 16
Pek. perbaikan
Formasi tiang
17 (v)
Test pile - 9
Cek 18
Penulangan &
pek. Beton - 19 (v)
Penanganan kepala
Tiang 20 (v)
Cek - 21
Pek. perbaikan
Pengukuran
Pekerjaan selesai
Pemberian
sertifikat
Pembayaran
Pancang
KEGIATAN (FLOWCHART)
Cek 3
Cek kontraktor sudah punya program secara
detail
Cek 4
Cek metoda dan paralatan yang akan digunakan
untuk pemancangan
Cek 5
Cek perhitungan kontraktor tentang kapasitas
tiang ketika pemancangan yang menggunakan
alat yang diusulkan
Cek 6
Cek metoda penyambungan tiang
Cek 7
Cek usulan test pile
Cek 8
Cek sertifikat sampel material, sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi
Cek 10
Cek tiang pancang sesuai dengan penjang
test?
Pastikan 11
Furnished pile, sesuai dengan spesifikasi
Cek 12
Untuk tiang pancang, maksimum penetrasi
Cek 13
Catatan pemancangan tiang lengkap
Cek 14
Tiang dengan hasil tidak sesuai perlu
disesuaikan atau pemancangan ulang
Cek 15
Cek kerusakan pada tiang dan toleransi,
Konrtaktor harus memperbaiki
Pastikan 17
Lubang bor sesuai kedalaman
Cek 18
Test penetrometer untuk material yang
digunakan selama pemboran dan sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan
Pastikan 19
Pengecoran beton dan penulangan
Pastikan 20
Tiang selesai pada elevasi 1 m di atas
pemotongan, kelebihan dan beton jelek
dibuang
Cek 21
Cek tiang yang rusak dan toleransi, kontraktor
harus memperbaiki
Pancang
Pancang
Pancang
CHECK 19:
Check for tolerances.
The contractor shall
rectify where work fails
to meet the requirements
or is considered
unacceptable.
STRUCTURES
Concrete Work
START
ENGINEERINGS
DETAILED DESIGN
DESIGN
SUBMISSION
PRIOR TO START
OF WORK
CHECK
4 - 8
TRAFFIC
PREPARATION OF
SITE & FORMS
(verify 9 10)
MIXING & BATCHING
(verify 11)
CONCRETE PLACING
(verify 12 - 14)
FINISHING & CURING
(verify 15 - 18)
CHECK
19
RECTIFI-
CATION
WORK
MEASURE/QUANTIFY
COMPLETED WORK
CERTIFY
QUANTITY
PAYMENT
not
approved
approved
Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
PRELIMINARIES
1. Ensure that the Contractor has all the relevant data and drawings
available at Contract start-up.
Action: Issue; Level of Approval: 3;
2. Submit detailed program for the piling work.
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
3. Submit details of the proposed method of sinking the pile or shaft
together with the equipment to be used.
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
4. Submit design calculations, including driving formulae, indicating the
capacity of the piles when driven using the proposed equipment
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
5. Where extension of piles cannot be avoided, submit for approval,
method of splicing
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
6. Submit proposals for test loading piles
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
7. Submit mill certificate or samples of all materials to be used together
with test data confirming to requirements in the Specifications
Action: Check/Approval; Level of Approval: 3;
PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
TEST PILES
1. The Contractor shall furnish and execute test piles at location
designated by the Engineer.
Action: Verify; Level of Approval: 4;
2. Test piles shall be driven beyond the approved set as directed by
the Engineer, to determine that driving resistance continues to
increase.
Action: Verify; Level of Approval: 3;
3. When directed by the Engineer, the test pile will be load tested.
Action: Instruction; Level of Approval: 3;

PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
PILE DRIVING
1. Piles must be marked so that the proper penetrations and elevations
can be determined during driving and after the piles are in the
ground.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
2. Set out the pile to the locations and alignments shown on the
drawings or as directed by the Engineer.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
3. Pile heads must be protected with helmet or mandrel.
Action: Verify; Level of Approval: 4;
4. Driving equipment shall be gravitation type, steam or diesel. The hammer
weight and capacity shall conform to the requirement of the Specification.
Action: Verify/Instruction; Level of Approval: 4;
5. Pile driver leads must be straight and long enough to hold both the
pile and the hammer. Preferably, inclined leads shall be used in
driving battered piles.
Action: Verify/Instruction; Level of Approval: 4;
6. The hammer, helmet, dolly and pile shall be coaxial and shall sit
squarely one upon the other then pile shall be driven centrally and
directed and maintained on the accurate position.
Action: Verify/Instruction; Level of Approval: 4;
PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
PILE DRIVING contd
7. Drive the pile up to its maximum penetration or certain penetration,
as directed by the Engineer or as when a satisfactory set for the last
10 blows has been achieved.
Action: Verify/Instruction; Level of Approval: 4;
8. A full driving record shall be taken. Record the pile number, position,
type, actual length, dates driven, number of hammer blows per-50
cm pile penetration, penetration under final blows of the hammer,
striking energy of the hammer, length extended, length cut off and
final pay length. It will also include the estimated pile load capacity
using dynamic formula (Hiley) or other formula approved by the
Engineer.
Action: Record; Level of Approval: 5;
9. Piles which have risen as a result of driving adjacent piles shall be
re-driven to the original depth or resistance.
Action: Instruction; Level of Approval: 4;
10.Manipulation of piles to force them into their proper position which,
in the opinion of the Engineer, is excessive, shall not be permitted.
Defective piling shall be rectified at the Contractors expense.
Action: Instruction; Level of Approval: 4;
PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
TREATMENT OF PILE HEADS AFTER DRIVING
1. Timber piles shall be cut off square to sound wood and treated with
preservative before capping
Action: Verify; Level of Approval: 5;
2. Precast concrete piles shall be stripped to a level such that the
remaining concrete shall project 50 75 mm into the pile cap. The
exposed reinforcing bars or prestressing wires shall be sufficient
length to be fully bonded into the pile cap.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
3. For structural steel piles, capping plates, dowel bars or cleats shall
be attached to the pile cap, or a sufficient length of pile shall be
embedded in the pile cap.
Action: Verify; Level of Approval: 5;

PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
FORMATION OF PILES
1. Holes shall be bored down to the depth shown on the drawings or
determined on the basis of test drilling.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
2. Casing shall be removed in time of casting concrete up to the depth
between 30 150 cm from concrete surface, unless otherwise
permitted by the Engineer.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
3. Penetration testing of in-situ materials shall be made during
excavations and at the base of piles as required by the Engineer.
This shall always be done at the first pile of any group.
Action: Check/Instruction; Level of Approval: 4;

PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
CONCRETING
1. Concreting and reinforcement steel works shall be carried out in
accordance with the relevant activities.
Action: Verify; Level of Approval: 5;

PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
APPROVAL / RESPONSIBILITY
STRUCTURE: Piling
TREATMENT OF PILE HEADS
1. Piles generally shall be finished about one meter above cut off level.
All loose, surplus and weak concrete shall be stripped from the top
of the pile and reinforcement exposed to such a length into pile cap
or structure.
Action: Verify; Level of Approval: 5;
2. Defective piles and piles out of tolerance shall be rectified at the
Contractors expense.
Action: Instruction; Level of Approval: 4;

PRELIMINARIES:
CONSTRUCTION:
I. Driven Piles
Test piles
Pile length
Furnishing of piles
Pile driving
Treatment of pile
heads after driving
II. Bored Cast-in-place
Piles
Formation of piles
Concreting
Treatment of pile
heads
MEASUREMENT AND
PAYMENT

Next
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : Letak tiang
pancang yang tidak sesuai
Desain
Pelaksanaan
Common Mistakes
Common Mistakes
PENENTUAN TITIK ELEMEN
LETAK SUMURAN
DESAIN
PELAKSANAAN
Common Mistakes
KESALAHAN YANG SERING TERJADI PADA PELAKSANAAN
PONDASI
Kedalaman tiang pancang geser tidak
sesuai desain
Kalendering pada tiang yang terlalu kecil
Salah penanganan, penempatan dan
pemancangan tiang beton
Selimut beton kurang pada tiang beton
yang dicor di tempat
Letak dasar pondasi yang tidak
memperhitungkan kedalaman scouring
Common Mistakes
KESALAHAN UMUM
PADA BANGUNAN BAWAH
MUTU BETON TIDAK SESUAI mungkin disebabkan oleh:
Kecerobohan dalam pelaksanaan, baik dalam pengecoran ,
campuran maupun kualitas agregat

SETTING OUT YANG TIDAK TEPAT mengakibatkan
bentang jembatan menjadi tidak sesuai, hal tersebut
diakibatkan :
* Peralatan pengukuran yang kurang akurat
* Ketidak telitian pada waktu set out
* Tidak ada kontrol kedua atau ketiga
Common Mistakes
KAPASITAS ALAT PANCANG TIDAK SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN
KECIL
Tiang pancang tidak
dapat sampai pada
kedalaman sesuai
desain

BESAR
Tiang dapat retak atau
hancur
Gunakan alat pancang
sesuai dengan kebutuhan
Perencana menyarankan
kapasitas alat pancang
sesuai dengan jenis tiang
Tiang pancang yang rusak
diganti
Pada pemancangan di tanah
lunak, hati-hati dalam
menentukan kapasitas alat
pancang
Common Mistakes
PEMANCANGAN TIDAK MENCAPAI KEDALAMAN YANG
DIRENCANAKAN

Daya dukung tiang
pancang tidak tercapai

Jembatan akan amblas
Jumlah tiang pancang
ditambah, setelah dilakukan
perhitungan ulang

Untuk tiang pancang jenis
tumpu, perlu ditinjau kembali
kapasitas alat pancangnya

Dilakukan penambahan tiang
pancang dengan dimensi yang
sesuai dengan kapasitas alat
pancang
Common Mistakes
PENGHENTIAN PEMANCANGAN
Pemancangan dihentikan
lebih dari 24 jam

Terjadi jepitan
Pemancangan tidak
dapat dilanjutkan, dan
apabila dipaksa maka
kepala tiang dapat
hancur
Dicoba diteruskan
pemancangannya apabila
mungkin

Menambah jumlah tiang
pancang

Tiang yang rusak diganti
dengan menambah tiang
pancang
Common Mistakes
PEMANCANGAN DI ATAS TANAH TIMBUNAN JALAN PENDEKAT
Dilakukan sebelum
penimbunan tanah jalan
pendekat

Terjadi negatif skin
friction
Daya dukung tiang
berkurang
Apabila daya dukung
tiang berkurang, tambah
tiang, setelah dilakukan
perhitungan

Sebaiknya lakukan
penimbunan terlebih
dulu, kenudian baru
dilakukan pemancangan

Common Mistakes
HUBUNGAN TIANG DENGAN POER
Hubungan kurang kaku

Poer dapat berotasi
mengikuti gerak muai
susut jembatan
Hubungan menjadi lemah
dan berakibat putusnya
tiang
Penambahan pengaku
pada bagian hubungan
poer dan tiang dengan
menambah baja pengaku

Memperdalam masuknya
tiang ke dalam poer.
PERBAIKAN KESALAHAN
PONDASI TIANG PANCANG - mengalami eksentrisitas akibat
kesalahan pemancangan
* Hitung kembali momen yang terjadi
* Kalau perlu diberi tambahan tiang

PONDASI SUMURAN MIRING - karena salah pelaksanaan
penurunan silinder
* Usahakan agar silinder sumuran tegak, dan apabila tidak
dapat, angkat kembali cincin sumuran dan dilakukan penggalian
terbuka
* kemudian lakukan pengecekan kestabilan pondasi sesuai
dengan pondasi langsung
Pada bagian yang dikhawatirkan mengalai scouring vertikal
atau horizontal langsung diberi pengamanan
Common Mistakes
PERBAIKAN KESALAHAN
SETTING YANG SALAH

Apabila jarak tidak terlampau besar, bagian kepala
abutment atau pilar dapat diberi tambahan dengan konsol
pendek, dan penyesuaian-penyesuaian lainnya

Apabila sudah tidak mungkin, maka bentangan dan mungkin
tipebangunan atas perlu penyesuaian

Cek kembali terhadap kestabilan pondasi, apakah masih
cukup aman akibat terjadinya perubahan letak bangunan
atasnya
Common Mistakes
Pelaksanaan Tiang
Pergeseran lokasi kepala tiang tidak lebih dari 75mm
Penyimpangan kemiringan tidak melampaui 20mm per
meter
Kelengkungan tiang cor langsung tidak boleh
melamupaui 0,01 panjang tiang dalam segala arah
Untuk bor beton cast-in situ: garis tengah lubang
tanpa casing harus 0 s/d +5% dari diameter nominal
pada setiap posisi dan dicor 1 meter lebih dari elevasi
rencana
Tiang pancang beton pracetak: toleransi seperti
pekejaan beton bertulang
Pembayaran Tiang
Penyediaan tiang & Pemancangan
Baja tulangan, sepatu dan
penyambungan bila diperlukan tidak
akan diukur untuk pembayaran
Pemanjang tiang untuk
tulanganoversteak tidak dibayar
Tiang bor sesuai dengan panjang
sampai elevasi pemotongan
PENGUJIAN BEBAN
(LOADING TEST)
Dilakukan setelah
pemancangan pada
kondisi tanah masih
terganggu

Hasil loading test tidak
menunjukkan hasil yang
sebenarnya
Loading test dilakukan
beberapa minggu
setelah pemancangan


Test beban DLT
umumnya dilakukan
setelah 2 minggu
Uji Beban Statik
Uji beban aksial tekan
* Beban dari dongkrak hidrolik
* Meja Beban
Uji beban aksial tarik
Uji beban lateral

Uji Beban Statik
DLT
Komputer berisi program PDA
Data Logger
Dua buah sensor transducer dan accelerometer
Kabel penghubung sensor dengan data logger
Beban tumbuk (hammer) dengan berat 1 2 % daya dukung ultimit.

DLT

Anda mungkin juga menyukai