B
B2 B2
B1
sandaran
aspal (tebal=ta) CL Air Hujan (tebal=th) ha
2% slab (tebal=ts) ta th 2%
ts
h
Balok Diafragma Balok Girder
S S
s
beff
ts
sd
L
h
sd
L
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U- 39
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 390 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U- 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa
Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 24.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 22.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 10.00 kN/m3
C. ANALISIS BEBAN
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2 * QMA * L = 8.640 kN
MMA = 1/24 * QMA * L2 = 2.880 kNm
3. BEBAN LALU-LINTAS
3.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 74.88 kN
MTD = 1/24 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 107.09 kNm
a= 5.00 m
b= 5.00 m
Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 288.75 kN
Momen maksimum akibat beban, D MTD = 107.09 kNm
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m2 dengan, Cw = 1.2
Kecepatan angin rencana, Vw = 35 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 1.008 kN/m
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
DT = 20 °C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 °C
Panjang bentang Girder, L= 4.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement, d = α * DT * L= 0.0008 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k * d = 12.00 kN
Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal :
Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 12.29 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 4.32 kN/m
Panjang bentang, L= 4.00 m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 66.432 kN
Ukuran Girder, b= 0.30 m h= 0.60 m
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 0.0054 m4
Modulus elastik beton, Ec = 23453 Mpa
Ec = 23452953 kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 94984 kN/m
Waktu getar, T = 2*p* √ [ Wt / (g * KP)] = 0.0531 detik
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga : As' = 30% * As = 912.31851 mm2
Digunakan tulangan, 6 D 16
Cc
c a
ts
h d
As
Ts
d'
es
A B
4.00
6 Ø 16mm 6 Ø 16mm
0.20 0.20
4 Ø 12mm 4 Ø 12mm
0.30 0.30
Potongan A Potongan B
Pembesian T-Girder
10. BALOK DIAFRAGMA
10.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA
Untuk menjamin agar Diafragma bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 35% tulangan
tarik, sehingga : As' = 35% * As = 562.9734 mm2
Digunakan tulangan, 4 D 16
11.2. TULANGAN GESER
f * Vs = Vu - f * Vc = 76.543 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 102.058 kN
A B
3.20
4 Ø 16mm 4 Ø 16mm
0.20 0.20
Ø10 -15mm Ø10 -15mm
0.50 0.50
8 Ø 16mm 8 Ø 16mm
0.30 0.30
Potongan A Potongan B
B
B2 B2
B1
sandaran
aspal (tebal=ta) CL Air Hujan (tebal=th) ha
2% slab (tebal=ts) ta th 2%
ts
h
Balok Diafragma Balok Girder
S S
s
beff
ts
sd
L
h
sd
L
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U- 32
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 320 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U- 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa
Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 24.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 22.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 10.00 kN/m3
C. ANALISIS BEBAN
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2 * QMA * L = 7.830 kN
MMA = 1/24 * QMA * L2 = 2.610 kNm
3. BEBAN LALU-LINTAS
3.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 67.86 kN
MTD = 1/24 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 97.05 kNm
a= 5.00 m
b= 5.00 m
Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 288.75 kN
Momen maksimum akibat beban, D MTD = 97.05 kNm
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m2 dengan, Cw = 1.2
Kecepatan angin rencana, Vw = 35 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 1.008 kN/m
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
DT = 20 °C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 °C
Panjang bentang Girder, L= 4.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement, d = α * DT * L= 0.0008 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k * d = 12.00 kN
Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal :
Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 13.39 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 3.92 kN/m
Panjang bentang, L= 4.00 m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 69.204 kN
Ukuran Girder, b= 0.30 m h= 0.50 m
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 0.003125 m4
Modulus elastik beton, Ec = 23453 Mpa
Ec = 23452953 kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 54968 kN/m
Waktu getar, T = 2*p* √ [ Wt / (g * KP)] = 0.0712 detik
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga : As' = 30% * As = 798.2787 mm2
Digunakan tulangan, 4 D 16
Cc
c a
ts
h d
As Ts
d'
es
A B
4.00
4 Ø 16mm 4 Ø 16mm
0.30 0.30
Potongan A Potongan B
Pembesian T-Girder
PENULANGAN LANTAI JEMBATAN
B
B2 B2
B1
sandaran
aspal (tebal=ta) CL Air Hujan (tebal=th) ha
2% slab (tebal=ts) ta th 2%
ts
h
Balok Diafragma Balok Girder
S S
s
beff
ts
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U- 32
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 320 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U- 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa
Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 24.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 22.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 10.00 kN/m3
C. ANALISA PEMBEBANAN
1. Beban Mati, DL
- Berat Pelat Lantai : 0.20 x 1.6 x 24 = 7.68 Kn/m
- Berat Asphal : 0.05 x 1.6 x 22 = 1.76 Kn/m
- Berat Air Hujan : 0.05 x 1.6 x 10 = 16.00 Kn/m +
25.44 Kn/m
Kuat Perlu, Wu = 1.2 DL
= 30.53 Kn/m
Syarat ; Ly
≥ 2.5( PBI'71 Hal.205 )
Lx Lx
1.6
Ly 2.5 ≥ 2.5......Ok memenuhi syarat !!
2. Beban Hidup, LL
Bidang Kontak Roda 70% (Buku Jembatan hal. 54)
Untuk Jembatan Klass II P = 10 Ton x 70% = 7 Ton
a1, a2 = 14 cm
b1 = 9 cm
b2 = 35 cm
α = 45 º
P P
0.30
0.30
a1 b2
a b
s = P = 7 = 29.915 T/m2
A 0.39 x 0.60
V Sb = a
a 1
2 Lx
b
Lx = 1,60 m
Sa
1
2 Lx
Ly = 4,0 m
Sa' =Lebar kerja pelat pada beban terpusat ditengah - tengah bentang
2.b. Analisa Mekanika Teknik
Q
1
2b
q'
A B
lx' b = 0,60 lx'
1.60
RA = RB = q' x 1/2 x b
= 11.667 x ### x 0.60
= 3.50 T
Maka nilai Sa ,
Sa = 3/4 a + 3/4 r Lx
= 0.893 m
Momen yang terjadi akibat beban hidup :
MMax = Mu = 16.80 = 18.824 Kn m
Sa 0.893
Pada balok atas 2 tumpuan dan terjepit elastis pada kedu a tumpuan (PBI 71 Hal. 196)
Arah Bentang Lx :
Mu 16.80
Mlx = 5/6 = 0.833 = 15.686 Kn m
Sa 0.893
Mu 16.80
Mtx = 4/5 = 0.800 = 15.059 Kn m
Sa 0.893
Momen Arah Lx :
Mly = 1.016 + 11.285 = 12.301 Kn m
Mtx = -2.970 + -1.882 = -4.852 Kn m
tulangan yang digunakan untuk penulangan atas lantai arah Lx adalah Ø 12 - 118.60 mm
Penulangan bawah lantai arah Lx adalah Ø 12 - 118.60 mm
tulangan yang digunakan untuk penulangan atas lantai arah Lx adalah Ø 12 - 150.00 mm
Penulangan bawah lantai arah Lx adalah Ø 12 - 150.00 mm
Balok Memanjang Balok Memanjang Balok Memanjang
Ø 12mm - 15cm
Ø 12mm - 15cm
Tulangan Arah Lx
1 ### ### 20 ### 0.80 0.85 18.675 320 200000 ### ### 55351.900
TULANGAN POKOK
Check Kelangsingan
Rumusan;
K . Lu
r
M
≤ 34 − 12 . 1 b
M2b [ ]
Pembesaran Momen , Mc = δ b . M 2b
[
Cm = 0 , 6 + 0 , 4 x
M 1b
M 2b ]
≥ 0,4 e=
Mu
Pu
1
3 ,14 2 x 4700 √ f ' c x x b x h3
12 e Min = 24 mm ≺ e
Pc =
[ 1 x 4300 ] 2
Cm Pu
Sb = ≥1 K=
1− [ ]
Pu
φ Pc
f 'c x b x h
L = K [ e/h ]
Dengan Rumusan diatas maka didapat nilai Ast seperti pada tabel dibawah ini :
Ast
Pc e eMin
Cm Sb e/h K L ρ (%) ( ρ.b .h )
(N) ( mm ) ( mm ) mm2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.816 7310621.86 0.824 1.2285 24 0.004 0.03293 0.00013 0.650 585.000
Dicoba Tulangan Pokok dipakai Diameter Besi seperti tabel dibawah ini ;
Diameter
Luas Tulangan As Tulangan
Tulangan
(mm2) (Btg) As' (Btg)
(D)
8 50.240 11.64 11.64
10 78.500 7.45 7.45
12 113.040 5.18 5.18
14 153.860 3.80 3.80
16 200.960 2.91 2.91
19 283.385 2.06 2.06
20 314.000 1.86 1.86
TULANGAN GESER
Dengan menggunakan tulangan besiØ 10 , jarak antara tulangan geser diambil nilai terkecil yang sesuai
dengan ketentuan Setandar Nasional Indonesia ( SNI ), adalah sebagai berikut :
1. 16 x diameter tulangan pokok = ### mm ≈ ### mm
2. 48 x diameter tulangan geser = ### mm
3. Dimensi terkecil kolom = ### mm
3 Ø 16 mm
2 Ø 16 mm
m
###
m
Ø 10 - ### mm
3 Ø 16 mm
### mm
PERHITUNGAN PONDASI TIANG KAYU ( CERUCUK )
PEMBEBANAN
Pondasi : 0.250 x 1.00 x 1.00 x 2400 = 600.000 Kg
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk jarak tiang panjang, maka jarak tiang satu sama lainnya dalam
kelompok di ambil minimal 1,5 D s/d 3,5 D. ( D = diameter tiang cerucuk ). Direncanakan lebar dasar tapak pondasi palt
adalah 1,00 m, jumlah jerucuk yang digunakan arah x btg, maka jarak cerucuk yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.00
4.50
1.00
4.50
PERENCANAAN PONDASI PELAT LAJUR
1 150 ### ### 1000 ### 0 ### 20 350 0 1000 18.675 320
2 Tanah 1800
3 Beton Bertulang 2400
PMa
x
0.25 m
qMin q1
q2 qMa
x
PEMBEBANAN
Pondasi : 0.250 x 1.00 x 1.00 x 2400 = 600.000 Kg
Rumusan ;
Mu
e= e ≤ 1/6 B
Pu
q=
Pu
B.L
. 1±
6.e
B [ ] Dengan Rumusan disamping, maka akan didapat qMax dan qMin
Pu
q Netto =
B.L
Beban
Beban Momen
Aksial e Kontrol (e) qMax qMin qNetto
Aksial (Pu) (Max)
(Pmax)
Kg Kg Kg m m m Kg/m2 Kg/m2 Kg/m2
1 2 3 4 5 6 7 8
55351.900 85418.250 11622.94 0.136 0.167 155155.890 15680.610 85418.250
Ok
CHECK TEBAL PELAT
Rumusan ;
Pu − [ q Netto . ( c + a ) . L ]
τ bp =
2 (c + a + L) . a
τ bp = 0,65 √ σ 'bk τ bp ≤ τ bp
q= [ H + h'
2 ]
. a . Berat Jenis Beton Bertulang
Dengan Rumusan diatas maka akan didapat nilai dari q1 dan q2,
qMin q1
q2 qMax
Dimana;
[ q Max − q Min ] . a
q1 =
B
[ q Max −q Min ] . [ a + b ]
q2 =
B
[ q 2 − q Total ] . a2 [ q Max − q 2] . 2/3 . a 2
Mu = + − [ q Min . b ] − M Max
2 2
Momen
τ bp τ bp qTanah qTapak Pondasi qTotal q1 q2
(Mu)
Kg/m2 Kg/m2 Kg/m Kg/m Kg/m Kg/m2 Kg/m2 Kg m
1 2 3 4 5 6 7 8
Mu
b . d2
= ρ . φ . fy 1 − [
0,425 . fy
0,7225 . f ' c ]
maka, nilai ρ1 dan ρ2 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus ABC ;
− b ± √ b 2 − 4 ac
ρ1 ,2 =
2a
− b ± √ b 2 − 4 ac
ρ1 ,2 =
2a
Dengan menggunakan rumusan diatas maka akan didapat nilai tulangan plat Tapak Pondasi yaitu sebagai berikut :
Ø 14 mm - 150 mm
7 Ø 14 mm - 150 mm
0.25 mm
Keterangan :
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 nilai β1 diambil 0,85 untuk ≤ 30 MPa, dan berkurang 0,008 untuk setiap kenaika
β1 (fc'=18,675 Mpa) 0.85
β1 (fc'=20 Mpa) 0.85
β1 (fc'=35 Mpa) 0.81
β1 (fc'=40 Mpa) 0.77
β1 (fc'=45 Mpa) 0.73
β1 (fc'=50 Mpa) 0.69
d 1455
As 5820
α 47.9294
z 1431.04
Mn 2915.02
MR =2332.02
Mu =329.44 OK!!!
fc' = 30 fc' = 35 fc' = 40 fc' = 45 fc' = 50
ρb ρmax ρb ρmax ρb ρmax ρb ρmax ρb ρmax
0.06451 0.04838 0.07172 0.05379 0.07792 0.05844 0.08310 0.06233 0.08728 0.06546
0.04817 0.03613 0.05355 0.04016 0.05818 0.04363 0.06205 0.04654 0.06517 0.04888
0.03911 0.02933 0.04348 0.03261 0.04724 0.03543 0.05039 0.03779 0.05292 0.03969
0.03368 0.02526 0.03745 0.02809 0.04068 0.03051 0.04339 0.03254 0.04557 0.03418
0.03251 0.02438 0.03615 0.02711 0.03927 0.02945 0.04188 0.03141 0.04399 0.03299
0.02365 0.01773 0.02629 0.01972 0.02856 0.02142 0.03046 0.02285 0.03199 0.02399
ang 0,008 untuk setiap kenaikan 1 MPa kuat beton, serta nilai itu tidak boleh kurang dari 0,65.